Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024Kodomo99
Kodomo99 merupakan salah satu dari 13 anjuran lokasi slot gacor maxwin serta slot gacor hari ini yang mengenakan server luar negeri serupa Kodomo99. Salah satu fitur menarik dari Kodomo99 merupakan pemakaian bahasa Thai dalam game serta antarmuka. Ini mempermudah player Kodomo99 guna bermain serta memahami peraturan game dengan lebih cakap. Kodomo99 serta kerap menunjukkan irama serta suara yang merepresentasikan komponen akal budi Thailand, menciptakan pengalaman bermain yang lebih mendalam.
Link Alternatif : https://heylink.me/kodomo99/
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024Kodomo99
Kodomo99 merupakan salah satu dari 13 anjuran lokasi slot gacor maxwin serta slot gacor hari ini yang mengenakan server luar negeri serupa Kodomo99. Salah satu fitur menarik dari Kodomo99 merupakan pemakaian bahasa Thai dalam game serta antarmuka. Ini mempermudah player Kodomo99 guna bermain serta memahami peraturan game dengan lebih cakap. Kodomo99 serta kerap menunjukkan irama serta suara yang merepresentasikan komponen akal budi Thailand, menciptakan pengalaman bermain yang lebih mendalam.
Link Alternatif : https://heylink.me/kodomo99/
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling GacorPapilo99
Papilo99 yaitu tempat terbaik guna para pemeran yang mencari pengalaman bermain slot gacor yang asyik serta bermanfaat. Dengan koleksi game slot gacor dari server luar negri Thailand, saya menawarkan peluang untuk pemeran guna menikmati bermacam tipe game slot terbaik. Papilo99 pernah memperlihatkan dirinya selaku basis terpercaya untuk para penggemar slot gacor.
Link Alternatif : https://heylink.me/Papilo99.net/
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang MaxwinMelodi99
Dengan modal kecil, kamu ada kesempatan guna berhasil bertekuk rangkap di lokasi gambling Melodi99 gacor terpercaya 2024 Melodi99, salah satu gembong terbanyak di periode modern ini. Para penggila permainan slot yang lampau riang bermain slot bumi saat ini sanggup lagi merasakan keseruan games ini gara-gara lokasi-situs terbaik yang ada menerus menambahkan jumlah games dengan tema anyar selaku struktur kelanjutan yang disamai dengan bermunculannya situs website yang menerus perubahan memperkenalkan games dengan fitur lebih menarik.
Link Alternatif : https://heylink.me/Melodi99_pro/
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin TerfavoritNila88
Para pemeran games spekulasi online di tanah air eksklusifnya slot online tentunya dalam bermain games slot gacor favorite mereka mau bermain dengan bocoran RTP ataupun segusertag data perihal pola slot gacor yang sanggup menciptakan para pemeran merasakan jackpot kemenangan yang bermutu besar dan luar biasa jumlahnya. buat itu Nila88 tampak guna menanggapi kekacauan para pejuang maxwin guna sanggup merasakan kemenangan yang sebetulnya dalam mayapada spekulasi online.
Link Alternatif : https://heylink.me/Nila88_gacor/
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024Popi99
Popi99 selaku opsi pokok para penggila spekulasi slot, tampak selaku lokasi terkini serta terbaik yang menawarkan pengalaman bermain slot gacor hari ini yang tidak terbandingi. kerja sama dengan bervariasi provider slot online, tercantum yang setidaknya terkemuka, membuat games di lokasi ini amat menarik serta gampang buat dimenangkan. supremasi pokok saya terdapat pada koleksi games slot gacor dengan tingkatan RTP live paling tinggi di negeri, mendatangkan kesan bermain yang maksimum.
Link Alternatif : https://heylink.me/popi99/
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
ASKEP KEL.MATERNITAS VK BOYOLALI.docx
1. 1
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.C DENGAN POST SC ATAS INDIKASI GAGAL INDUKSI
DI RUANG KHADIJAH RS PKU AISYIYAH BOYOLALI
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :4 agustus 2018
Waktu pengkajian : 15.00 WIB
A. Data Umum Kesehatan
Inisial klien : Ny.C
Umur : 26 th
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan terakhir : S1 pendidikan
B. Riwayat Kehamilan Persalinan Lalu
C. Riwayat Kehamilan Saat Ini
1. Berapa kali periksa hamil : 6x
Trimester I : 2x
Trimester II : 2x
Trimester III: 2x
2. Masalah kehamilan : tidak ada
3. Jenis persalinan : SC
SC atas indikasi : gagal induksi
4. Jenis kelamin : perempuan
Berat badan : 3800 gram
Tinggi badan : 48 cm
5. Perdarahan :cc
6. Masalah dalam persalinan : tidak ada
D. Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi : tidak ada
2. Riwayat KB : belum menggunakan KB
2. 2
E. Data Postnatal
1. Status obstetrikus : G1 P1 A0
Bayi rawat gabung : Ya
2. Keadaan umum : pasien tampak lemas
P: pasien mengatakan nyeri pada luka post SC
Q: pasien mengatakan nyeri seperti disayat-sayat
R: pasien mengatakan nyeri dibagian abdomen tengah bawah
S: skala nyeri 6
T: nyeri hilang timbul
3. Kesadaran : Compos mentis
4. BB/TB : 90 kg/ 172cm
5. Tanda Vital :
TD : 130/80 mmHg Suhu : 36ºC
Nadi : 78 X/menit RR : 24 X/menit
6. Kepala – leher
a. Kepala :mesochepal, persebaran rambut merata, tidak ada lesi
b. Mata : tampak simetris kiri dan kanan, isokor, konjungtiva
ananemis, sklera anikterik
c. Hidung :simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
d. Mulut : mukosa bibir lembab, mulut bersih, jumlah gigi lengkap
e. Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada
gangguan pendengaran
f. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
7. Dada
a. Jantung
Inspkesi : tidak tampak pembengkakan
Perkusi : pekak
Palpasi : tidak ada nyeri, iktus kordis tidak teraba
Auskultasi : S1-S2 reguler
b. Paru :
Inspeksi : tidak ada retraksi dinding dada
Perkusi : sonor
Palpasi : vocal fremitus seimbang kanan dan kiri, tidak ada
nyeri tekan
3. 3
Auskultasi : vesikuler
c. Payudara :
baik, padat, bersih, hiperpigmentasi areola, puting
susu tampak menonjol, kolostrum keluar pada jam
17.00 WIB kuning jernih
volume ASI
8. Abdomen : terdapat luka jahitan post SC di abdomen tengah
bawah
a. Involusi uterus :ada
b. Fundus uterus : 2 jari di bawah pusat
c. Kontraksi :baik (keras)
d. Posisi : normal
e. Kandung kemih: pasien terpasang kateter no.18, warna urin kuning
pekat
f. Diastasis rectus abdominis: tidak ada
g. Fungsi pencernaan: pasien belum BAB sejak post SC
9. Perineum dan genital
a. Vagina : terpasang DC ukuran 18, ada perdarahan pervagina
b. Perineum : utuh
Tanda REEDA :
Redness : tidak ada kemerahan
Echomosis : tidak ada kebiruan
Edema : tidak ada pembengkakan
Dischargment : tidak ada cairan sekresi yang keluar
Approksimity : ada jahitan luka post SC pada abdomen tengah bawah
c. Kebersihan : pasien mengatakan mengganti pembalut saat tidak
nyaman
d. Lokhea : rubra, berwarna merah segar ± 100 cc
e. Hemorhoid : tidak ada
10. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : terpasang infus asering 20 tpm di tangan kanan
Edema : tidak ada
b. Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
4. 4
Tanda Homan : negatif
11. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi BAK:pasien terpasang DC no. 18, urin berwarna kuning
pekat
Keluhan : tidak ada
b. BAB
Frekuensi BAB: pasien belum BAB setelah SC
Keluhan : tidak ada
12. Istirahat dan kenyamanan
a. Pola tidur : pasien mengatakan terganggu karena nyeri post SC
P: pasien mengatakan nyeri pada luka post SC
Q: pasien mengatakan nyeri seperti disayat-sayat
R: pasien mengatakan nyeri dibagian abdomen tengah bawah
S: skala nyeri 6
T: nyerihilang timbul
b. Keluhan ketidaknyamanan: saat tidur pasien tidak nyaman karena
nyeri post SC
13. Mobilisasi dan latihan
a. Tingkat mobilisasi : pasien bedrest dan tidak bisa menggerakkan
bagian abdomen hingga ekstremitas bawah,
karena masih dipengaruhi oleh anastesi
b. Latihan/senam : pasien melakukan latihan menggerakkan kaki
pasca operasi SC pada jam 17.00
14. Nutrisi dan cairan
a. Asupan nutrisi : pasien dipuasakan sampai flatus ± 4 jam
setelah SC, dan baru boleh makan roti
b. Asupan cairan :pasien dipuasakan sampai jam 19.00 dan baru
boleh minum air putih ±
c. Keadaan mental : pasien merasa senang dan terharu setelah
melahirkananak yang pertama
a. Adaptasi psikologis :pasien tampak masih cemas dengan luka post
SC, dan masih bertanya-tanya tentang jahitan
luka post SC
5. 5
b. Penerimaan terhadap bayi: ibu dan keluarga menyambut dengan
bahagia
Laporan SC :
Operasi SC dijadwalkan pada jam 13.00 WIB
Persiapan SC : mencukur rambut, puasa mulai jam 6 pagi, memakai
pakaian operasi dan penutup kepala
Saat SC : anastesi spinal, infus Asering 30 tpm
F. Pemeriksaan Penunjang
Nama pemeriksaan Hasil Rentang normal Satuan Ket Hasil
DARAH - - - -
Hb 10,3 L: 13-18/ P:11-16,5 g/dl Rendah
Leukosit 8,3 4,0-11,0 Ribu Normal
Trombosit 207 150-450 Ribu Normal
Hematokrit 31 L: 40-50/ P: 37-45 % Rendah
HITUNG JENIS - - - -
Segmen 65 50-70 % Normal
Limfosit 29 20-40 % Normal
MID 6 - - -
Golongan darah A - A,B,AB,O -
Gula darah sewaktu 100 <110 mg/dl Normal
Serologi - -
HbSAg Negatif - - -
6. 6
G. Terapi obat
Hari/Tanggal Jenis
Terapi
Dosis Golongan &
Kandungan
Fungsi &
Farmakologi
Sabtu, 4
agustus 2018
Oxitosin 10unit/ml Hormon sintesis Untuk memicu
kontraksi pada otot
rahim
Sabtu, 4
agustus 2018
Ketorolac 1 gr/ 8 jam Analgetik Untuk mengurangi
nyeri
Sabtu, 4
agustus 2018
Asam
tranexamat
1gr/12jam Antifibrinolitik Mengurangi
perdarahan
Sabtu, 4
agustus 2018
Methergin 0,125/12jam Methylergometrine
hydrogen maleate
Mencegah/mengontrol
perdarahan
II. KASUS
Ny.C berusia 26 tahun datang melalui poli obgyn pada tanggal 3
agustus 2018 pada jam 16.00 WIB dengan G1P0A0. Dengan usia kehamilan
40 minggu, Sebelumnya dirumah pasien mengeluhkan perut terasa kenceng-
kenceng, pasien masuk keruang VK dan dilakukan pemeriksaan didapatkan
hasil TFU 34 cm, DJJ 144x/menit, VT 1 cm sempit, pasien tampak lemah,
dengan TD: 130/80mmHg, N: 86x/menit, S: 36,3ºC, RR: 24x/menit,
kemudian pasien dipindakan keruang khadijah pada jam 17.30 WIB.
Pada hari sabtu, 4 agustus 2018 pasien dipuasakan mulai jam 6 pagi,
kemudian masuk ruang OK pada jam 13.00 WIB. Selesai operasi SC pasien
dibawa keruang khadijah pada jam 14.00 WIB. Dilakukan pengkajian pada
pasien pada jam 15.00 WIB, didapatkan keadaan umum lemah, pasien
mengatakan nyeri luka post SC.
P: pasien mengatakan nyeri pada luka post SC
Q: pasien mengatakan nyeri seperti disayat-sayat
R: pasien mengatakan nyeri dibagian abdomen tengah bawah
S: skala nyeri 6
T:nyerihilang timbul
Pasien mengatakanbagian abdomen hingga ekstremitas bawah belum bisa
digerakkan, semua aktifitas dibantu oleh keluarga.
7. 7
III. ANALISA DATA
No. Hari/Tanggal
/Jam
Data Fokus Problem Etiologi Ttd
1. Sabtu/04-08-
2018/15.00
DS:
P: pasien mengatakan nyeri
bertambah jika bergerak
Q: nyeri seperti disayat-
sayat
R: nyeri di area luka
operasidi abdomen tengah
bawah
S: skala nyeri 6
T: nyeri hilang timbul
DO:
pasien tampak menahan
nyeri
pasien tampak tidak rileks
Nyeri akut
(00132)
Agen
cedera fisik
Kelo
mpok
2. Sabtu/04-08-
2018/15.00
DS:
pasien mengatakan bagian
abdomen hingga
ekstremitas bawah belum
dapat digerakkan
Pasien mengatakan sulit
bergerak/beraktivitas
Pasien mengatakan semua
aktivitas dibantu oleh
keluarga
DO:
pasien tampak bedrest
saat bergerak pasien tampak
dibantu oleh keluarga
Hambatan
imoblitas
fisik
(00085)
Nyeri (Post
SC)
Kelo
mpok
3. Sabtu/04-08-
2018/15.00
DS: pasien mengatakan luka
jahitan bekas operasi di
abdomen tengan bawah masih
terasa nyeri
Resiko
Infeksi
(0004)
Prosedur
invasif (post
SC)
Kelo
mpok
8. 8
DO: terdapat luka jahitan post
SC di perut bagian bawah
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut (00132) b.d. Agen cedera fisik
2. Hambatan imoblitas fisik (00085) b.d. Nyeri (post SC)
3. Resiko Infeksi (0004) b.d. Prosedur invasif (post SC)
V. RENCANA KEPERAWATAN
No.Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd
I Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24
jam, nyeri akut pada pasien
berkurang. Dengan kriteria
hasil:
Kontrol Nyeri (1605)
Mengenali kapan nyeri
terjadi dengan skala 2
Menggunakan
tindakan pengurangan
nyeri tanpa analgesik
dengan skala 2
Melaporkan nyeri
yang terkontrol dengan
skala 3
Manajemen Nyeri (1400)
1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif yang
meliputi lokasi,
karakteristik, frekuensi,
kualitas dan faktor
pencetus
2. Observasi adanya
petunjuk nonverbal
mengenai
ketidaknyamanan
3. Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
4. Ajarkan penggunaan
teknik non farmakologi
seperti teknik relaksasi
nafas dalam
5. Kolaborasi pemberian
analgesik
Kelom
pok
II Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24
jam, mobilitas fisik pasien
tidak mengalami
Pengaturan posisi (0840)
1. Jangan memposisikan
pasien dengan
penekanan pada luka
Kelom
pok
9. 9
hambatan. Dengan kriteria
hasil:
Pergerakan (0208)
Bergerak dengan
mudah dengan skala 4
Kinerja pengaturan
tubuh dengan skala 4
2. Dorong pasien untuk
terlibat dalam
perubahan posisi
3. Tinggikan kepala
tempat tidur
4. Instruksikan pasien
untuk memposisikan
diri sepanjang proses
pemindahan
5. Bantu pasien untuk
perpindahan, sesuai
kebutuhan
III Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24
jam, pasien tidak
mengalami resiko infeksi.
Dengan kriteria hasil:
Kontrol resiko: Proses
infeksi (1924)
Mengidentifikasi
faktor resiko infeksi
dengan skala 4
Mengidentifikasi tanda
dan gejala infeksi
dengan skala 4
Mempertahankan
lingkungan yang
bersih dengan skala 4
Perlindungan infeksi
(6550)
1. Monitor adanya tanda
dan gejala infeksi
2. Batasi jumlah
pengunjung
3. Ajarkan teknik
mencuci tangan dengan
tepat
4. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
bagaimana
menghindari infeksi
5. Kolaborasi pemberian
antibiotik
Kelom
pok
10. 10
VI. TINDAKAN KEPERAWATAN IMPLEMENTASI
Hari/tgl/j
am
No.
Dx
IMPLEMENTASI RESSPON TTD
04
Agustus
2018
1.
1,2.
1.
3.
2.
Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif.
Memonitoring TTV
Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam.
Mengajarkan teknik
S : Pasien mengatakan terganggu
karena nyeri post SC
P : Paasien mengatakan nyeri
pada luka post sc.
Q : Nyeriseperti tersayat-sayat
R : Pada bagaian abdomen
tengah bawah
S : Skala 6
T : hilang- Timbul
O : pasien tampak meringis
kesakitan.
Pasien tampak menahan nyeri.
S : Pasien bersedia di periksa
TTV
O : TTV
TD : 130/ 80 mmHg
S : 36,3 C
N : 86 x/ Menit
RR : 24 x/ menit
S: Pasien mengatakan bersedia
mengikuti apa yang akan
diajarkan perawat.
O : pasien tampak berlatih nafas
dalam.
S : pasien mengatakan teknik
Kelomp
ok
11. 11
ambulasi ditempat tidur ambulasi.
O : pasien tampak mencoba
teknik ambulasi di tempat seperti
miring kanan, kiri.
BAB 1
12. 12
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. C
Post operasi sectio caesarea dengan indikasi gagal induksi di Ruang VK RS
PKU AISYIYAH Boyolali, maka dalam bab ini penulis akan membahas
kesenjangan antara teori dan kenyataan yang diperoleh sebagai hasil
pelaksanaan studi kasus. Penulis juga akan membahas kesulitan yang di
temukan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. C Post
operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal yang meliputi pengkajian,
pelaksanaan dan evaluasi dengan uraian sebagai berikut :
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanda-tanda yang dikenali pada awal proses diagnostik dapat
dipahamihanya jika ada penjelasan yang masuk akal untuk tanda-tanda
tersebutdengan konteks suatu situasi, ini adalah proses berfikir aktif ketika
perawatmengeksplorasi pengetahuan dalam memorinya untuk
mendapatkankemungkinan penjelasan data (Nanda Nic & Noc, 2018).
1. Diagnosa keperawatan yang muncul.
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Nyeri akut adalah keadaan ketika individu mengalami
danmelaporkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau
sensasiyang tidak menyenangkan selama enam bulan atau kurang.
Diagnosa tersebut ditegakkan bila ada data mayor yang
mendukung yaitu pengungkapan tentang deskriptor nyeri, dan data
minor yaitu ketidakaktifan fisik atau imobilitas, perubahan pola tidur,
dan perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktifitas sebelumnya.
Alasan diagnose tersebut diangkat karena saat pengkajian didapatkan
data subjektif yaitu pasien mengatakan merasakan nyeri bagian perut
dibekas luka operasi P: pasien mengatakan nyeri bertambah jika
bergerak Q: Nyeri seperti tersayat-sayat, R: nyeri di area luka operasi
di abdomen tengah bawah, S: Skala nyeri 6, T: Nyeri hilang timbul,
dan data obyektif yaitu : Pasien meringis kesakitan dan pasien
tampak menahan nyeri.
Diagnosa tersebut penulis prioritaskan karena keluhan yang
dirasakan pasien saat itu dan apabila masalah itu tidak segera
ditangani akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien dan bisa
13. 13
mengganggu aktifitas klien sehingga akan timbul rasa ketakutan
untuk melakukan gerakan dan tindakan.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan pergerakan
mandiri dari satu posisi ke posisi lain di tempat tidur (Nanda, 2018).
Diagnosa tersebut dapat ditegakan jika ada data batasan
karakteristik yaitu Hambatan kemampuan bergerak antara posisi
duduk lama dan terlentang, telentang dan duduk, posisi telungkup
dan telentang, hambatan reposisi dirinya sendiri di tempat tidur dan
hambatan untuk miring kanan kiri.
Alasan diagnosa tersebut diangkat karena ditemukan tanda-
tanda yang mendukung yaitu secara subyektif yaitu pasien
mengatakan aktivitas terbatas dan dibantu keluarga karena nyeri di
luka jahitan dan data obyektif yaitu pasien terlihat berbaring di
tempat tidur, aktivitas di bantu keluarga, terpasang infus RL 20 tpm
dan masih terpasang DC.
Penulis tidak memprioritaskan masalah tersebut karena tidak
mengancam kehidupan klien. Tetapi jika tidak di tegakan klien tidak
dapat mandiri dalam beraktivitas.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
Resiko infeksi adalah peningkatan resiko masukya
organisme pathogen
Diagnosa tersebut dapat ditegakan jika ada faktor-faktor
resiko yaitu ketidak adekuatan pertahanan tubuh primer (kulit
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia,perubahan
peristaltik), ketidak adekuatan imun buatan, malnutrisi, trauma,
kerusakan jaringan.
2. Diagnosa yang tidak muncul namun dalam tinjauan teori
a. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan vaskuler yang berlebih.
Kekurangan volume cairan adalah keadaan ketika seorang
individu yang tidak menjalani puasa mengalami atau berisiko
mengalami dehidrasi vaskuler, interstiasial, atau inttravaskuler (
Carpenito, 2009).
14. 14
Diagnosa tersebut dapat di tegakan apabila terdapat data satu
atau lebih yang antara asupan dan haluaran, penurunan berat badan,
kulit/membrane mukosa kering. Dan mungkin terdapat peningkatan
natrium serum, penurunan haluaran urine berlebihan, urine memekat
atu sering berkemih, penurunan turgor kulit,haus, mual, anoreksia (
Carpenito, 2009 ). Pada pengkajian penulis tidakdi tegakkan.
b. Kurangnya pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Kurang pengetahuan adalah tidak adanya atau kurangnya
informasi kognitif sehubungan denngan topic spesifik (Nanda, 2018).
Diagnosa tersebut terdapat keterbatasan kognitif, interprestasi
terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari
informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi (Nanda,
2018). Pada pengkajian penulis tidak menemukan data-data
pendukung seperti diatas sehingga diagnosa tersebut tidak ditegakan.
B. IMPLEMENTASI
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah
mengkaji karakteristik skala nyeri, mengevaluasi tanda-tanda vital,
mengajarkan penggunaan teknik relaksasi, kalaborasi pemberian analgetik
(Nursing Interventions Classification, 2013).
Kekuatan dari tindakan ini adalah bekerja sama dalam mengurangi
rasa nyeri. Kelemahannay adalah terkadang klien tidak bisa di ajak buat
kerjasama dan melakukan ajaran yang diberikan.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah
memonitor TTV sebelum dan sesudah latihan, mengajarkan teknik
ambulasi, mengkaji kemampuan mobilisasi, melatih dalam pemenuhan
ADL, memberikan pendidikan kesehatan tentang ambulasi (Nursing
Interventions Classification, 2013).
Kekuatan dari tindakan ini adalah dilakukan dengan baik, karena
adanya keterlibatan keluarga. Kelemahannya adalah tidak semua anjuran
yang diberikan dapat dilakukan oleh pasien.
15. 15
C. EVALUASI
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah ekspresi wajah tenang,
nyeri teratasi, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil sobyektif:
Pasien mengatakan nyeri berkurang, obyektif: Pasien tampak lebih tenang
dengan skala nyeri 3. Hal tersebut menandakan diagnosa pertamateratasi,
sehingga tindakan perlu dipertahankan sampai pasien tidak terasa nyeri
kembali.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah klien dapat beraktivitas
mandiri tanpa bantuan keluarga
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil sobyektif:
Pasien mengatakan sedikit demi sedikit sudah bisa berjalan, obyektif:
Pasien tampak bisa berjalan. Hal tersebut menandakan diagnosa kedua
teratasi, sehingga tindakan perlu dipertahankan sampai pasien dapat
beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan keluarga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari dapat disimpukan :
1. Pengkajian yang dilakukan sejak tanggal 04 Agustus 2018 didapatkan
data subjektif sebagai berikut : Klien mengatakan belum berani bergerak
dan masih lemas, mengatakan nyeri pada lukanya, dan mengatakan ASI
keluarnya banyak. Sedangkan data objektif, antara lain : kesulitan
bergerak, lemah, keterbatasan rentang gerak,nyeri bila gerakan pada
daerah perut di daerah sekitar jahitan dengan skala 6 dengan waktunya
hilang timbul, adanya luka insisi sepanjang kurang lebih 15 cm, balutan
bersih, terpasang kateter dan infus.
16. 16
2. Diagnosa keperawatan, yaitu : Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera fisik dan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
3. Rencana keperawatan, antara lain : kaji karakteristik nyeri, kaji rentang
pergerakan, bantu dalampemenuhan aktifitas sehari-hari sesuai
kebutuhan, berikan posisi yang nyaman, ajarkanteknik relaksasi, kaji
tanda dan gejala infeksi, berikan perawatan perineal.
4. Implementasi yang sudah dilakukan, antara lain : mengkaji karakteristik
nyeri, mengkaji responpergerakan klien, membantu klien
untukberaktivitas, mengkaji karakteristik nyeri, memberikan posisi
yangnyaman, mengajarkan teknik relaksasi.
5. Dari tindakan yang dilakukan didapatkan evaluasi, yaitu : klien
mengatakan nyeri berkurang di sekitar perut, skala 3, klienmengatakan
sudah mampu berakvitas namun masih memerlukan bantuan,klien sudah
mampu berdiri secara perlahan dan berjalan pelan-pelan.
B. Saran
1. Perawat
Hubungan antara perawat dan tim kesehatan lain, serta kerjasama
perawatdengan keluarga sangat diperlukan untuk membantu
perkembangankondisi pasien ke arah lebih baik..
2. Mahasiswa
Sebelum ke lahan praktek hendaknya lebih memahami konsep kasus
yangterjadi di lapangan sehingga dapat lebih siap dalam menghadapi
kasus danmengelola pasien berdasarkan konsep keperawatan.
3. Rumah Sakit
Rumah sakit sebaiknya memberikan atau menyediakan fasilitas alat-
alatpelaksanaan tindakan keperawatan yang lebih baik dan lebih
lengkap.Selain itu juga Rumah Sakit bisa memberikan pelayanan yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Retna Eny. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas.Jogjakarta : Nuha Medika
17. 17
Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Handayani Sri. 2011. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Herdman, T. Heather. (2015). Nanda international inc. diagnosis keperawatan:
definisi & klasifikasi 2015-2017 edisi 10. Jakarta: EGC
Mansjoer Arif dkk.2009. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculaplus. Jakarta
Mulyawati Isti.2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persalinan Operasi
Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Islam Yaksi Gemolong Kabupaten Sragen.
Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang
Nugroho, Taufan. (2011). Asuhan Keperawatan Maternita Anak Bedah Penyakit
Dalam.Yogyakarta : Nuha Medika
Nurarif .A.H. dan Kusuma.H.(2015).APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta :
Gosyen Publishing
Saifudin, Abdul Bahri. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. JHPIEGO. Jakarta
Sumelung, V., Kundre,R., Karundeng,M.(2014). Faktor-Faktor Yang Berperan
Meningkatnya Angka Kejadian Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum
Daerah Liun Kendage Tahuna: Jurnal Penelitian.Ejournal Kp,2(1),1-7
Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati Ana. 2010. Asuhan Ibu Nifas Askeb Iii.Yogyakarta :
Cyrillus Publisher