Novel Dia, Tanpa Aku menceritakan kisah cinta seorang remaja bernama Ronald yang menyukai Citra tetapi tidak pernah menyatakan perasaannya. Setelah Ronald meninggal, adiknya Reinald menjadi dekat dengan Citra untuk mengetahui lebih banyak tentang kakaknya, meskipun awalnya ia membenci Citra karena mengira Citra penyebab kematian kakaknya. Novel ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami ole
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Resensi novel - Dia Tanpa Aku by Diana Fitria
1. RESENSI FIKSI
OLEH :
NAMA : DIANA FITRIA
KELAS : XI IPA 1
NO. URUT : 14
NIS : 15042
SMA Negeri 1 Watampone
Tahun Pelajaran 2012/2013
2. Dia, Tanpa Aku
Judul Novel : Dia, Tanpa Aku
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum
Tahun terbit : Januari 2008
Tebal halaman : 280 halaman
Esti Kinasih, 9 September 1971 adalah salah satu wanita berbakat yang kaya
akan kreativitas. Segala kreativitas dan pengalaman hidup selalu ditorehkannya dalam
sebuah cerita yang bisa mencapai ratusan halaman. Dengan melewati berbagai
macam variasi edita bahasa, akhirnya setiap cerita yang dicurahkannya itu
dipublikasikan dalam bentuk novel teenlit yang tentu saja sangat laku dipasaran.
Itulah mengapa wanita 1971 ini yang akrabnya di sapa mba Esti memiliki banyak
penggemar khususnya mereka para remaja yang sangat turut berpartisipasi dan
tertarik dengan novel-novel remaja yang ditulis oleh mba Esti.
Dia, Tanpa Aku adalah novel keempat yang dirilis oleh mba Esti. Novel ini
bercerita tentang seorang cowok bernama Ronald, kelas 2 SMA yang sudah lama
naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald mengurunkan niatnya untuk
PDKT. Ia mau menunggu Citra masuk SMA, maka dari itu sepulang sekolah ia
selalu mengajak sahabatnya, Andika ke sekolah Citra untuk mengamati Citra dari
kejauhan. Segala informasi-informasi seputar Citra seperti hobi, cita-cita dan bahkan
foto tersimpan di buku catatannya. Keisengan Citra lah yang mempertemukannya
3. dengan Ronald, tapi hanya sebatas pertemuan dan Citra tidak sempat mengenal
Ronald.
Waktunya menyambut Citra di SMA untuk mengungkapkan isi hatinya telah
di persiapkannya dengan menabung uang untuk membeli baju dan sepatu khusus
yang akan di persembahkannya untuk Citra, bahkan Ia rela membawa lontong dan
bakwan udang ke sekolah untuk di jual kepada teman-temannya.
Saat yang di tunggu Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk
SMA. Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra masuk ke SMA yang sama
dengan adiknya, Reinald dan sekelas pula. Ronald memutuskan untuk menemui Citra
alasannya karena Ia takut keburu direbut orang. Namun keinginan dan harapan
Ronald untuk menemui Citra tidak terwujud. Di temani Andika, Ronald pergi ke
rumah Citra. Tepat di depan gang rumah Citra, Andika menyerahkan buket bunga
yang masih mekar. Usai itu Ronald berbalik dan semuanya seakan menjadi hitam,
kelam dan tenggelam. Ronald tewas ketika mobil sedan dengan kecapatan maksimum
datang dari arah yang tak di duga.
Sejak kematian Ronald, Reinald sangat terpukul. Sempat timbul kebencian di
hati Reinald pada Citra. Reinald selalu menganggap kalau Citra lah yang membunuh
abangnya. Kebencian Reinald mulai membara ketika Citra berdiri di hadapannya,
tetapi sebelum Citra berbicara. Ia mengajak Citra untuk datang kerumahnya. Di
rumah, Reinald mengingatkan Citra kembali pada Ronald dengan menyerahkan foto
Ronald, karena sebelumnya Ronald pernah menolong Citra karena keisengannya.
Namun Citra sedikit pun tidak mengingat wajah itu.
Keesokan harinya, Reinald menyuruh Roni pindah tempat duduk bersama
Loni dan Reinald sendiri duduk dengan Citra. Hari demi hari di lewati Citra di temani
Reinald. Tidak pernah sedikit pun Citra lepas dari pengetahuaanya. Kadang-kadang
Citra bosan dan ingin memberontak, tetapi Reinald tak merespon itu.
Suatu hari Citra lupa membawa buku cetak Pendidikan Kewarganegaraan.
Citra langsung panik. Namun kepanikan itu mereda ketika Reinald menyodorkan
buku cetaknya pada Citra. Alhasil, saat jam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,
Reinald dihukum keluar kelas karena tidak membawa buku cetak.
Hari-hari dihadapi Citra dengan senyuman di temani Reinald. Kini Ia tidak
takut keisengannya membuat Ia sial. Karena ada Reinald yang selalu berada di
sampingnya. Namun bayang-bayang Ronald terus mendatangi Reinald. Akhirnya Ia
memutuskan agar tidak dekat pada Citra. Mulai dari berangkat sekolah, ke kantin,
duduk dan aktivitas lain yang biasa mereka lakukan bersama kini tidak lagi berjalan
4. dengan kebersamaan. Reinald selalu mencari alasan agar Ia tidak dekat dengan citra.
Hingga Citra merasa bingung dan kesepian.
Kesendirian itu tidak berlansung lama saat Reinald menyadari bahwa bukan
Citra penyebab kematian abangnya. Hingga pada suatu saat, Reinald mengajak Citra
ke rumahnya untuk belajar bahasa inggris karena ada ulangan. Ternyata bukan Cuma
mereka berdua di rumah melainkan ada Andika juga.
Sebelum belajar, Citra menyuruh Reinald menyetel radio. Dengan malas
Reinald meminjam radio ke kamar Bi Minah, pembantunya. Reinald mulai memutar-
mutar turning. Tiba-tiba gerakan tangannya berhenti. Samar-samar di dengarnya lagu
Gleen-Dewi yaitu lagu kesukaan abangnya.
Ketika lagu itu berakhir, suara sang penyiar cewek lansung membuka
pembicaraan. Ia memberi tahu bahwa ada tamu di studionya yang di undang atas
permintaan pendengar. Suara itu seperti tidak asing di telinga Reinald. Suara itu
persis dengan suara almarhum abangnya. Sang tamu itu mulai menceritakan kisah
cinta pertamanya yang tidak pernah terwujud dan juga bercerita tentang adik
lelakinya. Ia memiliki gebetan bernama Devi bukan Citra.
Sesaat setelah cerita itu berakhir, Samar-samar terdengar lagu yang sama
ketika di awal perjumpaan tadi disusul dengan suara sang penyiar yang mengatakan
siapapun yang ingin berinteraksi langsung dengan sang tamu, ada satu nomor telepon
yang bisa dihubungi.
Di deringan pertama, sang tamu langsung menjawab Citra. Mereka berbicara
sangat akrab. Ketegangan Reinald bertambah saat Citra memberi hp nya pada Reinald
dari perintah sang tamu. Di telepon sang tamu berpesan agar selalu menjaga Citra dan
sang tamu juga bilang bahwa Ia sayang dengn Reinald. Kata-kata itu jelas berarti
bahwa tamu itu adalah Ronald, almarhum abangnya.
Keesokannya Reinald mengajak Citra ke makam abangnya. Reinald
menjelaskan semuanya kepada citra. Tapi Citra hanya bisa diam membungkam.
Mereka hanya bisa menyampaikan doa bagi seseorang yang kini dipeluk bumi dan
tidur dalam diam.
Berdasarkan kutipan novel di atas, Dia Tanpa Aku menggunakan bahasa yang
menarik dan mudah dipahami. Bahkan bahasa-bahasa yang terkandung didalamnya
seolah-olah dikutip dari bahasa-bahasa yang memang sedang trend dikalangan
remaja. Itulah salah satu alasan mengapa novel hasil karya Esti Kinasih ini
memperoleh simpati yang luar biasa dari para remaja Indonesia. Selain itu, konflik
5. yang disajikan dalam novel sangat menarik. Kisah cinta yang diuraikan dalam novel
bersifat sederhana serta memberikan gambaran bagaimana kehidupan remaja saat in,
sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang negative ketika membaca novel ini.
Adapun kekurangan novel ini hamper tidak ada. Hanya saja terdapat beberapa
pemborosan kata yang terkandung secara tersurat dalam beberapa kalimat tertentu.
Namun kekurangan ini sangatlah kecil, sehingga akan sulit untuk nampak saat orang
membacanya.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan novel Dia Tanpa Aku yang telah
diuraikan di atas, kelebihan novel lebih mendominasi dibanding dengan
kekurangannya. Sehingga novel tersebut layak untuk dipublikasikan.