DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Filsafat objek ilmu pengetahuan
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan
pengetahuan secara sungguh-sungguh. Manusia mengembangkan pengetahuannya
untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini dan berbagai
problema yang menyelimuti kehidupan. Di dalam pembahasan tentang konsep
ilmu pengetahuan, di samping ilmu pengetahuan dipahami sebagai prosedur dan
sebagai produk, ilmu pengetahuan dapat dipahami juga sebagai suatu proses, yaitu
sebagai suatu rangkaian kegiatan-kegiatan yang berkesinambungan, yang bersifat
rasional (kritis, logis, dan sistematis), bersifat kognitif (menghasilkan
pengetahuan), serta bersifat teleologis (mengarah pada target tertentu yang
merupakan tujuannya).1 Sebagaimana kegiatan manusia pada umumnya, kegiatan
ilmiah yang dilakukan oleh manusia tentu saja juga memiliki tujuan yang perlu
diusahakan untuk dicapainya. kita akan mencoba untuk membahas lebih lanjut
dan lebih mendalam tentang kegiatan ilmiah tersebut. Namun sebelum membahas
tentang tujuan kegiatan ilmiah, akan membahas terlebih dahulu obyek dan sasaran
kegiatan ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Objek Kajian Filsafat ilmu pengetahuan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Objek Kajian Filsafat Ilmu Pengetahuan
1 Paulus Wuhana, Filsafat Ilmu Pengetahuan,Jogja; Pustaka Diamond , 2016.
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Objek Filsafat ilmu Pengetahuan
Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek , yaitu objek
material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut,
seperti pendekatan induktif dan deduktif. Filsafat sebagai proses berpikir yang
sistematis dan radikal juga memiliki objek material dan objek formal. Objek
material filsafat adalah segala yang ada sebagian filosof membagi tiga bagian,
yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam
kemungkinan adapun objek formal filsafat adalah sudut pandang yang
menyeluruh, radikal dan rasional tentang segala yang ada.
Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karena ilmu
hanya sebatas pada persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat dan yang non
empiris. Objek ilmu terkait dengan filsafat pada objek empiris. Disamping itu,
secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafatlah yang
melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional,
dan logis termasuk hal yang empiris2
Ilmu sebagai objek kajian filsafat sepatutnya mengikuti alur filsafat, yaitu
objek material yang didekati lewat pendekatan radikal, menyeluruh, dan rasional.
Begitu juga sifat pendekatan spekulatif dalam filsafat sepatutnya merupakan
bagian dariilmu karenanya ilmu dilihat pada posisi yang tidak mutlak, sehingga
masih ada ruang untuk berspekulasi demi pengembangan ilmu sendiri.3
2 Jujun S. Suriassumantri, Filsafat ilmu, sebuah pengantar populer,:jakarta, sinar harapan, 1984,
h.24
3 Amsal Bakhtiar, Filsafat ilmu,jakarta:Rajawali pers,2016, hlm. 4
3. Untuk membahas dan memahami lebih lanjut tentang tujuan kegiatan
ilmiah, kiranya kita perlu melihat terlebih dahulu awal terjadinya proses kegiatan
ilmiah. Sebagaimana disebutkan di atas kegiatan ilmiah pada pokoknya
merupakan kegiatan berpikir yang bersifat rasional (kritis, logis, dan sistematis)
serta bersifat kognitif, yaitu menghasilkan pemahaman dan pengetahuan tentang
hal terkait yang dipikirkannya. Setiap kegiatan berpikir merupakan suatu kegiatan
memikirkan suatu hal yang merupakan bahan atau obyek pemikiran (obyek
material).4 Kegiatan berpikir ilmiah bukan kegiatan berpikir melamun, yaitu
pemikiran yang melayang-layang tanpa adanya suatu hal yang tetap, jelas dan
tegas menjadi bahan pemikirannya. Bidang khusus yang telah dipilih berdasar
sudut pandang tertentu tersebut merupakan hal yang secara persis merupakan
fokus sasaran dari kegiatan ilmiah yang diusahakannya. Dengan demikian
semakin jelaslah lingkup serta batasan bidang yang dibahasnya / dikajinya. Segala
perhatian serta penyelidikan ilmiah tentu saja diarahkan pada fokus sasaran
tersebut.5
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan
sebaliknya kumpulan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan. Kumpulan
pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-
syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek
formal. Setiap bidang ilmu pengetahuan baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat
harus memenuhi ke dua objek tersebut. Objek material adalah sesuatu hal yang
dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand), sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu
hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya manusia,
tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilainilai, dan
4 Paulus Wuhana, Filsafat Ilmu Pengetahuan,Jogja; Pustaka Diamond , 2016 h. 89
5 M. Makbul,filsafat ilmu: (filsafat ilmu, kasifikasi ilmu,ciri ciri ilmu, dan sistem kerja keilmuan)
Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015. H.30
4. kerohanian. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan
oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
Objek formal dari suatu ilmu pengetahuan tidak hanya memberi keutuhan suatu
ilmu pengetahuan, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-
bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandangan sehingga menimbulkan ilmu pengetahuan yang berbeda-beda.6
a. Objek material ialah menyelidiki segala sesuatu yang tak terbatas
dengan tujuan memahami hakikat ada (realitas dan wujud). Objek material filsafat
kesemestaan, keuniversalan, dan keumuman bukan partikular secara mendasar
atau sedalam-dalamnya.
b. Objek formal ialah metodologi, sudut, atau cara pandang khas filsafat,
pendekatan dan metode untuk meneliti atau mengkaji hakikat yang ada dan
mungkin ada —baik yang konkret fisik dan bukan fisik; abstrak dan spiritual;
maupun abstrak logis, konsepsional, rohaniah, nilai-nilai agama, dan metafisika,
bahkan mengenai Tuhan pencipta dan penguasa alam semesta7
Setiap cabang ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang akan
ditelaah atau dipelajari. Dalam hal ini filsafat mempunyai dua objek kajian yaitu
objek material dan objek formal.
1. Objek material
Objek material adalah yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang
dijadikan sasaran penyelidikan). Atau segala sesuatu yang ada. Objek yang dikaji
adalah sesuatu yang dapat dirasionalkan yang bersifat empiris dan ilmiah. Sesuatu
yang dianggap ada bukan hanya yang hanya dirasakan indera saja tapi ada
beberapa hal yang tidak bisa dirasakan langsung oleh indera misalkan sejarah.
6 A Mudhofir. Pengenalan Filsafat.Filsafat Ilmu.( Cetakan III. Yogyakarta : Liberty. 2005)
7Ismaun,Pengertian Filsafat, Objek, dan Kedudukannya dalamBerbagai Ilmu Pengetahuan
Mosul1 ,repository.ut.ac.id, 2021.h 4
5. Sesuatu yang "ada" kemudian disebutkan sebagai berikut:
a. Thinkable, hal rasional yang berdasarkan pada inderawi dalam artian
selama panca indera bisa mengenali atau merasakan hal tersebut maka itulah
hakikat ada dalam objek material.
b. Unthinkable, sesuatu yang tidak terfikirkan oleh kita namun bisa jadi
sedang atau telah difikirkan oleh orang lain. Hal tersebut juga merupakan hakikat
ada yang bisa menjadi objek kajian dalam filsafat bagian dari objek material
karena hal yang difikirkan oleh orang lain bisa diteliti oleh kita.
contoh : Mahasiswa belum memikirkan tentang bagaimana ia akan
bekerja, tetapi orang lain sudah atau telah memikirkan bagaimana nanti ia akan
bekerja.
c. Unthoughtable, sesuatu yang tidak pernah terfikirkan namun diyakini
ada. Satu-satunya hal tersebut adalah adanya Tuhan. Tuhan diyakini ada namu
pemikiran kita tidak akan sampai pada esensi pertanyaan-pertanyaan tentang
adanya Tuhan. Pada akhirnya apapun tentang Tuhan tidak bisa terpikirkan oleh
akal.
Dengan tiga hal tersebut orang Islam menyatakan bahwa semua hal bisa
dikaji dengan filsafat.
2. Objek formal
Objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut. Hal
yang dijadikan dalam objek formal merupakan objek material yang dikaji secara
khusus.
Contoh: Penelitian tentang pohon kelapa khususnya fungsi air kelapa.
Pohon kelapa merupakan objek material, sedangkan air kelapa merupakan objek
formalnya.
Cara pemahamannya ada dua yaitu:
6. a. Spesifikasi, yaitu hal yang menjadi fokus kajian bukan sesuatu yang
umum melainkan sesuatu yang khusus.
b. Perspektif, yaitu objek dikaji dengan sudut pandang tertentu.8
8 https://www.kompasiana.com/ulfatulhariroh/5d89ce710d82305f3508da02/filsafat-ilmu-
pengertian-objek-ciri-ciri-dan-tujuan diakses Tanggal 1 april 2021