Komunikasi efektif adalah proses pertukaran informasi di antara pihak-pihak untuk mencapai kesepahaman. Komunikasi efektif antara orang tua dan anak membantu anak belajar berkomunikasi dan tumbuh percaya diri. Anak perlu didengar dan dipahami untuk merasa dihargai.
REF. 1 KOMUNIKASI EFEKTIF SESUAI TAHAP USIA ANAK.pptx
1.
2. P engertian Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah proses penyampaian atau pertukaran informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak ke pihak lain baik secara verbal maupun non verbal. Dalam
komunikasi tidak hanya terjadi pertukaran informasi saja namun juga terjadinya
kesepahaman antar kedua belah pihak. Hal inilah yang dinamakan komunikasi
efektif.
3.
4. Banyak manfaat yang dapat diperoleh
dengan adanya komunikasi efektif antara
orang tua dan anak, antara lain anak dapat
belajar bagaimana berkomunikasi efektif
karena melihat yang orang tua mereka
lakukan.
Dengan komunikasi efektif, anak pun merasa
didengarkan dan dipahami sehingga dapat
menumbuhkan penilaian positif dan
penghargaan terhadap anak itu sendiri. Hal
ini tentunya dapat menumbuhkan
kepercayaan dalam diri anak dan perasaan
terbuka.
Manfaat Komunikasi Efektif
5. Cara Berkomunikasi P ositif
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan demi
tercapainya komunikasi efektif dengan anak
Listen in the way you
like to be listened
Complete what they
are saying
E ye contact
Assume nothing
Know when to talk
and when not to talk.
See things from your
children’s viewpoint
Drop the
expectations
6. Kemampuan
Komunikasi Anak Usia
Dini (0-6 tahun) Pada usia ini, anak baru dapat
berpikir konkrit. Ia belum mampu
membedakan antara fantasi dan
realita. Selain itu, anak juga baru
mulai belajar teknis cara
berbicara dan mengenal
kosakata. Keterbatasan
kemampuan komunikasinya
membuat anak sering
mengandalkan fisik/perilakunya
dalam mengekspresikan diri.
7. Bagaimana cara kita berkomunikasi
efektif dengan anak usia dini?
Menggunakan lagu-lagu
untuk pembiasaan
rutinitas, seperti lagu
Bangun Tidur.
G unakan kata-kata yang
positif dan singkat,
didukung dengan bahasa
tubuh yang membantu
mengkonkritkan pesan
seperti mengangguk,
mengembangkan tangan,
tersenyum
G unakan nada suara yang
ramah
8. Bagaimana cara kita berkomunikasi
efektif dengan anak usia dini?
Mengadakan rutinitas membaca
buku. Metode bercerita dan
percakapan saat bermain jauh
lebih efektif dalam menyampaikan
pengajaran. Pilih buku yang dekat
dengan keseharian anak, seperti
tentang rutinitas, mengenal
emosi, dan membangun rasa
percaya diri.
Bermain peran dan
narasikan yang sedang
Anda lakukan.
9. Anak usia sekolah mulai bisa berpikir logis dan mampu
memahami kata tersirat. Mereka juga kritis, ingin tahu,
bahkan terlihat sok tahu. Kemampuannya memahami sebab
akibat membuatnya mulai dapat melakukan prediksi.
Meskipun demikian, anak tetap membutuhkan dukungan
untuk membahas dan mengelola emosi yang semakin
beragam.
Masa Kanak-kanak Menengah
(7-10 tahun)
10. Dalam keseharian, berikan
kebebasan untuk memilih dan
membuat keputusan sendiri
dengan memberi batasan.
Mendemonstrasikan sikap pro
sosial dan peduli lingkungan seperti
antri, membuang sampah pada
tempatnya, membawa kantong
belanja sendiri, berdonasi.
Melibatkan anak dalam
perencanaan kegiatan keluarga
untuk melatih kemampuan
memecahkan masalah.
Mengenalkan tata cara bercakap-cakap
(conversation rules) yaitu saling
bergantian, tidak memotong dan tidak
mendominasi pembicaraan.
Bagaimana cara berkomunikasi
yang efektif dengan mereka?
12. Cara bekomunikasi efektif dengan R emaja
Remaja yang mendadak berubah jadi
penuh rahasia tentu membuat Anda
penasaran, kan? Untuk mengetahui
apa yang mereka “sembunyikan”
(meskipun mungkin mereka tidak
bermaksud demikian) hindari
melanggar batas privasinya, seperti
memeriksa buku harian dan
smartphone mereka, menguping, atau
mengorek cerita dari orang lain.
Menghargai privasi anak
Saat anak marah, menangis, dan
menunjukkan ekspresi emosi yang
negatif, jangan terbawa emosi.
Usahakan untuk tetap tenang dan
berempati, karena sebenarnya mereka
sedang kewalahan menghadapi situasi
sulit tersebut.
Tetap tenang saat anak
bersikap emosional
Contohnya, “Ayah tidak bisa mengawasi
kamu setiap saat, tapi Ayah percaya kamu
bisa menolak kalau temanmu mengajak
melakukan hal buruk.” Kalimat ini membuat
anak merasa dipercaya daripada
serangkaian perintah untuk jangan ini dan
jangan itu.
Tunjukkan sikap yang
mendemonstrasikan kebebasan
Anak senang lho ketika kita bertanya
tentang kegemaran atau keahliannya.
Asalkan, Anda bertanya dengan tulus
ya, bukan bermaksud mendebat.
Dengan mengetahui alasan anak,
Anda bisa lebih cerdik mencari celah
untuk menasehatinya
Menunjukkan ketertarikan pada
hal yang menjadi minat mereka
14. Kritikan terhadap ide,
perasaan, pemikiran anak,
atau terhadap diri anak
sendiri. Kritikan dapat dilihat
anak sebagai serangan
terhadap dirinya dan bisa
membuat anak memiliki self-
esteem yang rendah.
Membahas kesalahan yang
pernah dilakukan anak
sebelumnya. Sebaiknya ketika
suatu masalah sudah clear,
maka orang tua tidak perlu
membahasnya kembali. Hal ini
dapat mengajarkan perasaan
dendam atau menyimpan
kesalahan orang lain dalam
waktu yang lama.
15. Mengarahkan dan mendikte anak bagaimana
harus menyelesaikan permasalahan. Hal ini dapat
membuat anak kurang memiliki kemampuan untuk
dapat mengontrol hal-hal yang terjadi dalam
hidupnya. Selain itu juga membuat anak kurang
memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah,
dimana hal ini sangatlah penting dimiliki anak. Anak
pun bisa merasa bahwa orang tua mereka tidak
menaruh kepercayaan terhadap mereka sehingga
selalu diarahkan.
Melakukan hal-hal yang
membuat anak merasa
rendah diri atau bersalah,
seperti menjudge dan
menyalahkan. Hal ini
tentunya dapat membuat
anak merasa tidak
dihargai, dicintai, dan
berpengaruh terhadap
self-esteem anak sendiri.