2. Sistem Satuan Dasar
Internasional
No Besaran
Simbol
Besaran
Satuan
Simbol
Satuan
1 Panjang l meter m
2 Massa m kilogra
m
kg
3 Waktu t detik s
4 Kuat Arus l Ampere A
5 Temperatur T Kelvin K
6 Kuat Cahaya lv Candel
a
cd
3. Satuan Turunan dari Satuan Dasar
SIBesaran Simbol Satuan Ekuivale
n
Sat Das SI
frequensi hertz Hz 1/s s-1
sudut radian rad m/m satuan tak
berdimensi
sudut ruang steradia
n
sr m2/m2 satuan tak
berdimensi
gaya, berat newton N kg.m/s2 kg.m.s-2
tekanan pascal Pa N/m2 kg.m-1.s-2
energi, usaha,
kalor
joule J N.m
C.V
W.s
kg.m2.s-2
daya, fluks radiant watt W J/s
V.A
kg.m2.s-3
muatan listrik coulom
b
C s.A s.A
2 -3 -1
4. Lanjutan...
Besaran Simbol Satuan Ekuivale
n
Sat Das SI
kapasitansi farad F C/V kg-1.m-2.s4.A2
hambatan,
impedansi,
reaktansi
ohm Ω V/A kg.m2.s-3.A-2
konduktansi,
admitansi
siemens S 1/Ω
A/V
kg-1.m-2.s3.A2
fluks magnet weber Wb J/A kg.m2.s-2.A-1
kuat medan
magnet,
kerapatan fluks
magnet
tesla T V.s/m2
Wb/m2
N/(A.m)
kg.s-2.A-1
induktansi henry H V.s/A
Wb/A
kg.m2.s-2.A-2
suhu relatif
terhadap 273,15 k
celsius oC K-273,15 k-273,15
5. Lanjutan...
Besaran Simbol Satuan Ekuivale
n
Sat Das SI
Peluruhan
radioaktif
(peluruhan per
satuan waktu)
becquer
el
Bq 1/s S-1
Dosis terserap
(pada radiasi
pengion)
gray Gy J/kg m2.s-2
Dosis ekuivalen
(pada radiasi
pengion)
sievert Sv J/kg M2.s-2
Aktivitas katalis katal kat mol/s S-1.mol
6. Arus Listrik
Arus Listrik (I) yang mengalir melalui penghantar
didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik (Q) yang
mengalir setiap satuan waktu (t).
𝐼 =
𝑄
𝑡
I = arus listrik (A)
Q = muatan listrik (C)
T = selang waktu (s)
7. Beda Potensial
Beda potensial listrik adalah perbedaan potensial listrik
antara dua titik dalam rangkaian listrik. Agar terjadi aliran
muatan (arus listrik) dalam suatu rangkaian tertutup, maka
harus ada beda potensial di kedua ujung rangkaian, Beda
potensial listrik adalah energi tiap satuan muatan. Beda
potensial listrik memiliki satuan Volt dengan simbol V, dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑉 =
𝑊
𝑄
V = Beda Potensial (V)
W = Usaha yang diperlukan (W)
Q = muatan listrik (C)
8. Hukum OHM
Hukum ohm digunakan untuk menentukan hubungan
arus listrik dan tegangan dalam sebuah gambatan.
Hukum ohm sendiri berbunyi “Kuat arus yang melalui
penghantar sebanding dengan beda potensial pada
kedua ujung penghantar”.
𝑅 =
𝑉
𝐼
Atau
𝑉 = 𝐼. 𝑅
V = beda potensial, satuan volt (V)
I = kuat arus listrik, satuan ampere (A)
R = Hambatan listrik, satuan ohm (Ω)
9. Hukum Kirchoff 1
Hukum Kirchoff untuk Menghitung Kuat Arus pada
Rangkaian tidak Bercabang berbunyi:
“Pada rangkaian listrik tak bercabang, kuat arus di setiap
titik pada rangkaian sama besar”.
Hukum Kirchoff untuk arus listrik bercabang berbunyi:
“Jumlah kuat arus yang masuk pada titik percabangan
sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan tersebut”.
Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Kirchoff I.
Secara matetatis dapat ditulis :
I masuk = I keluar
10. Resistor
Gerakan pembawa muatan dengan arah tertentu di
bagian dalam suatu penghantar terhambat oleh
terjadinya tumbukan dengan atom-atom (ion-ion atom)
dari bahan penghantar tersebut. “Perlawanan”
penghantar terhadap pelepasan arus inilah disebut
dengan tahanan
11. Urutan Resistor Menurut IEC
(International Electrical
Commision)
Seri E24 Seri E12 Seri E6 Seri E24 Seri E12 Seri E6
1,0 1,0 1,0 3,3 3,3 3,3
1,1 3,6
1,2 1,2 3,9 3,9
1,3 4,3
1,5 1,5 1,5 4,7 4,7 4,7
1,6 5,1
1,8 1,8 5,6 5,6
2,0 6,2
2,2 2,2 2,2 6,8 6,8 6,8
2,4 7,5
2,7 2,7 8,2 8,2
3,0 9,1
13. Resistor Tidak Tetap (R.
Variabel)
Resistor tidak tetap, Resistor Variabel atau dikenal juga
sebagai Resistor tak Linier adalah Resistor yang nilai
hambatannya dapat diubah – ubah sesuai dengan
kebutuhan dengan besar hambatan 0 Ohm sampai
dengan nilai maksimal hambatan yang tertera pada
resistor Variabel tersebut. Resistor Variabel memiliki
kemampuan daya yang relative lebih kecil
dibandingkan dengan resistor tetap. Hal ini karena
resistor Variable terbuat dari serbuk karbon.
Salah satu contoh sederhana untuk resistor semacam itu
adalah LDR ( Light Dipendent Resistor ). Resistor tidak
tetap ( variable ) ada beberapa jenis sesuai dengan
fungsi pemakaiannya, diantaranya adalah ;
Potensiometer, Tripot, LDR, NTC, PTC.
14. Rangkaian Resistor Seri
Resistor yang disusun seri selalu menghasilkan resistansi
yang lebih besar. R1, R2 dan R3 disusun secara seri,
resistansi dari gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti
dengan satu resistor pengganti yaitu Rs, yang besarnya
dapat dirumuskan
Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn
15. Rangkaian Resistor Pararel
Resistor yang disusun secara pararel selalu menghasilkan
resistansi yang lebih kecil. Pada rangkaian pararel, arus
akan terbagi pada masing-masing resistor, tetapi
tegangan pada ujung-ujung resistor sama besar.
Resistansi dari gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti
dengan satu resistor pengganti yaitu Rp, yang besarnya
dapat dirumuskan:
1
𝑅 𝑝
=
1
𝑅1
+
1
𝑅2
+
1
𝑅3
+ ⋯ +
1
𝑅 𝑛