SlideShare a Scribd company logo
1 of 138
PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI AUDIT SERTA
ETIKA PROFESI UNTUK EXTERNAL DAN
INTERNAL AUDITOR
Oleh : Israfil Munawarah, S.E., M.Ak
Daftar isi
Hal
I. Pendahuluan .......................................
3
II. Komunikasi Audit ................................
6
III.Psikologi Audit .....................................
68
IV.Etika Profesi dan Integritas Internal
dan External Auditor ............................
111
2
Dalam melaksanakan auditnya internal dan
eksternal auditor harus mematuhi standar auditing
dan mematuhi kode etik untuk menghasilkan
kualitas audit yang baik.
3
Hasil akhir audit yang dilakukan internal auditor
dalam bentuk audit Findings dan Recommendation
yang nantinya harus di follow up oleh auditee.
I. PENDAHULUAN
Hasil akhir audit yang dilakukan eksternal
auditor dalam bentuk Auditor’s opinion dan
management letter.
4
Untuk mendukung opini/audit Findings dan
Recommendation auditor harus
mengumpulkan bahan bukti audit yang
cukup dan appropriate.
Dalam menjalankan tugasnya auditor harus banyak
berhubungan dan berkomunikasi dengan auditee dari
level paling bawah sampai level tertinggi (Lower,
middle and top management).
5
Karena itu auditor harus mampu berkomunikasi
dengan baik dan memahami psikologi audit
untuk mengetahui karakter, perilaku, sifat
auditee.
II. KOMUNIKASI AUDIT
Beberapa pengertian komunikasi:
1. Komunikasi adalah (Suryanto, 2015: 47-52)
a. Pertukaran simbol, pesan dan informasi
b. Proses pertukaran antar individu melalui sistem
simbol yang sama
c. Seni untuk mengekspresikan gagasan
d. Ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi
6
2. Komunikasi adalah proses penyampaian
pesan-pesan yang mengandung arti
3. Komunikasi adalah proses yang didalamnya
semua partisipant atau pihak-pihak yang
berkomunikasi saling menciptakan,
membagi, menyampaikan dan bertukar
informasi antara satu dan lainnya dalam
rangka mencapai pengertian bersama.
7
4. Komunikasi merupakan proses yang
menggambarkan cara seseorang
memberikan stimulasi pada makna pesan
verbal dan nonverbal kedalam pikiran orang
lain
5. Komunikasi adalah seni menyampaikan
informasi, ide dan sikap seseorang kepada
orang lain
8
6.Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
berita antara dua orang atau lebih dengan cara
yang tepat sehingga dapat dipahami apa yang
dimaksud.
7.Komunikasi adalah proses pemindahan informasi
dan pengertian diantara 2 orang atau lebih,
dimana masing-masing berusaha untuk
memberikan arti dari pesan-pesan simbolik yang
dikirim melalui suatu alat pengirim.
9
Proses Komunikasi
10
Komunikator Encoding
Saluran
Komunikan Decoding
Pesan
Umpan
Balik
Pesan
Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
Komunikator – Pihak yang menyampaikan pesan
Encoding – Proses untuk memilih simbol-simbol
yang digunakan untuk membentuk pesan
Pesan – Sesuatu yang dikomunikasikan
Saluran – Bentuk penyaluran yang dipakai, tatap
muka atau melalui media perantara
Decoding – Proses menerjemahkan simbol-simbol
pesan
Komunikan – Pihak yang menerima pesan
Umpan balik – Pengecekan keberhasilan proses
transfer pesan
11
Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
Klasifikasi Komunikasi
12
 Menurut Cara Komunikasi :
• Komunikasi Lisan
• Komunikasi Tulisan
 Menurut Pihak yang Terlibat :
• Komunikasi Intrapersonal
• Komunikasi Interpersonal
• Komunikasi Kelompok
• Komusikasi Massa
• Komunikasi Transendental
 Menurut Kode yang
Digunakan :
• Komunikasi Verbal
• Komunikasi Non Verbal
Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
■ Komunikasi intrapersonal adalah proses
penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi dalam
diri komunikator, antara diri sendiri. Pengetahuan
mengenai diri pribadi melalui proses-proses
psikologis seperti persepsi dan kesadaran
(awareness) terjadi saat berlangsungnya
komunikasi intrapersonal oleh komunikator.
13
■ Komunikasi interpersonal merupakan proses
penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang/pihak lain. Komunikasi interpersonal
menghendaki informasi atau pesan dapat
tersampaikan dan hubungan diantara orang yang
berkomunikasi dapat terjadi.
■ Oleh karena itu, setiap orang dituntut memiliki
keterampilan komunikasi interpersonel agar dapat
berbagi informasi, bergaul, dan menjalin kerjasama
untuk bertahan hidup.
14
Keterampilan dasar perseorangan meliputi:
■ Keterampilan mengamati
■ Keterampilan menggambarkan
■ Keterampilan mendengarkan
■ Keterampilan bertanya
■ Keterampilan meringkas
■ Keterampilan memberi dan menerima umpan balik
15
■ Komunikasi transendetal secara luas dapat
diartikan sebagai proses komunikasi antara
manusia dan sang penciptanya, yaitu Tuhan
Yang Maha Esa.
16
Bentuk komunikasi
1. Wawancara
2. Daftar pertanyaan/pernyataan (kuesioner)
3. Konfirmasi
4. Presentasi
5. Rapat
6. Rapat kecil (briefing)
7. Laporan hasil audit
17
Unsur-unsur komunikasi non
verbal:
1. Tatapan Mata
Tatapan mata orang yang sedang marah akan lebih tajam daripada yang
tidak. Tatapan mata dapat mengandung ekspresi yang seseorang rasakan.
2. Mimic (Ekspresi Wajah)
Ekspresi wajah sangat menggambarkan seseorang, entah sedang sedih,
senang, marah dan lainnya.
3. Gesture (Gerak Tangan)
Ada beberapa orang yang ketika gugup malah sering melakukan gerakan
tangan yang cepat dan tidak beraturan, adapula yang suka memainkan jari
tangan atau memainkan benda-benda kecil seperti tisu, kertas, pulpen.
18
4.Posture (Posisi Tubuh)
Posisi tubuh seseorang dapat mencerminkan apakah ia
nyaman atau tidak dalam keadaan tersebut. Posisi tubuh
yang terlalu kaku / tegak diindikasi bahwa orang tersebut
dalam keadaan tegang / gugup.
5.Gerakan Kepala
Gerakan mengangguk dan menggelengkan kepala sudah
sangat lazim digunakan untuk berkomunikasi.
6.Gerakan Badan
Gerakan badan yang kikuk dapat diindikasikan orang
tersebut pemalu. Sedangkan gerakan badan yang lincah
diindikasikan orang tersebut lebih ekstrovert.
19
Suasana psikologi antara pewawancara dan pihak
yang diwawancarai perlu diperhatikan.
Suasana psikologi dalam wawancara ditandai
dengan suasana kerja sama yang baik, penuh
persahabatan, ramah tamah, saling menghargai,
saling memercayai, merasa aman, nyaman, dan
merasa tidak terancam.
20
Suasana ini penting diciptakan dalam suatu
wawancara karena hanya dalam suasana seperti
inilah informasi dapat diperoleh secara baik dan
sesuai dengan tujuan wawancara.
Dalam hal ini, tugas seseorang pewawancara tidak
terbatas hanya untuk memperoleh informasi saja,
tetapi juga mencari jalan ke arah pembentukan
suatu wawancara yang sebaik‐baiknya.
21
Untuk dapat menciptakan suasana psikologis yang
kondusif serta memperoleh informasi yang optimal,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
wawancara.
a. Penampilan pewawancara akan menimbulkan
kesan baik atau buruknya pihak pewawancara dari
pihak yang diwawancarai.
b. Pembicaraan pembukaan yang ramah tamah pada
permulaan wawancara.
22
c. Kemukakan tujuan wawancara dalam bahasa yang
mudah dimengerti oleh pihak yang diwawancarai
dan kemukakan dengan segala kerendahan hati
dan bersahabat.
d. Tariklah minatnya ke arah pokok‐pokok persoalan
yang akan ditanyakan.
e. Timbulkan suasana yang bebas sehingga pihak
yang diwawancarai tidak merasa tertekan, baik
oleh pertanyaan yang diajukan maupun oleh
suasana wawancara yang berlangsung.
23
f. Pewawancara tidak boleh memerlihatkan sikap
yang tergesa‐gesa, sikap kurang menghargai
jawaban atau sikap yang kurang percaya.
g. Berikan dorongan kepada pihak yang
diwawancarai, yang dapat menimbulkan perasaan
bahwa ia adalah orang yang penting dan diperlukan
sekali dalam kerja sama serta bantuannya untuk
memberikan informasi.
24
Faktor-faktor yang mendukung etos
komunikasi:
1.Kesiapan komunikator
2.Kesungguhan komunikator
3.Ketulusan komunikator
4.Kepercayaan komunikator
5.Ketenangan komunikator
6.Keramahan komunikator
7.Kesederhanaan komunikator
25
HAMBATAN KOMUNIKASI
Interpersonal Communication Barriers:
1. Language
Perbedaan bahasa akan menjadi kendala dalam
berkomunikasi, untuk membantu hal ini maka dapat
menggunakan jasa translator.
2. Culture
Perbedaan budaya juga dapat menjadi hambatan dalam
komunikasi, misal orang Batak terbiasa berbicara dengan
suara kencang, sedangkan orang Jawa terbiasa berbicara
dengan suara pelan.
26
3. Filtering
Filterisasi yang dilakukan oleh setiap orang sebelum ia berbicara
berbeda-beda. Ada orang yang ceplas-ceplos berbicara tanpa
memikirkan perasaan orang lain, sedangkan ada pula orang yang
dalam berbicara sangat hati-hati agar orang lain tidak tersinggung.
4. Emotions
Emosi seseorang dapat berubah-ubah, ada yang dapat
mengendalikannya, adapula yang tidak.
5. Information Overload
Informasi yang terlalu banyak dapat membingungkan.
6. Defensiveness
Ada beberapa orang yang dapat mempertahankan pendapatnya, ada
juga yang tidak.
27
SYARAT-SYARAT KOMUNIKATOR YANG BAIK:
• Memiliki kedekatan dengan audience, dari segi jarak secara
phisik maupun secara sosial
• Mempunyai kesamaan dan daya tarik sosial dan phisik
• Memiliki kesamaan meliputi gender, pendidikan, umur,
agama, latar belakang sosial, ras, hobi dan kemampuan
bahasa, hobi dan pekerjaan
• Dikenal kredibilitas dan otoritasnya
• Dikenal status, kekuatan dan kewenangannya
• Pandai dalam cara penyampaian pesan
28
GAYA KOMUNIKATOR
■ Komunikator yang membangun
■ Komunikator yang mengendalikan
■ Komunikator yang melepaskan diri
■ Komunikator yang menarik diri
29
TUJUAN KOMUNIKASI
30
Tujuan komunikasi dari
sudut kepentingan sumber
Tujuan komunikasi dari
sudut kepentingan penerima
Memberikan informasi Memahami informasi
Mendidik Mempelajari
Menyenangkan/menghibur Menikmati
Menganjurkan suatu
tindakan/persuasif
Menerima atau menolak
anjuran
Komunikasi yang harus dilakukan oleh eksternal auditor dalam suatu proses
audit adalah:
1. Komunikasi lisan dalam audit:
a.Perkenalan : Tahap awal memperkenalkan diri dan tim audit kepada client.
b.Peminjaman dokumen : Tahap pengumpulan bukti oleh eksternal auditor
terhadap client dalam bentuk dokumen.
c.Pengumpulan data / informasi secara umum : Tahap pengumpulan bukti
dalam bentuk wawancara dengan client.
d.Audit meeting : Memberikan informasi kepada client mengenai temuan-
temuan audit.
e.Penyelesaian pekerjaan audit : Pamit dengan client seusai audit field work.
f. Penyampaian Laporan Hasil Audit : Mengutarakan hasil opini audit kepada
client.
g.Pemantauan Tindak Lanjut atas Temuan
31
2. Komunikasi tulisan dalam audit:
a.Surat tugas audit : berisi perintah penugasan untuk
melakukan audit.
b.Program audit : berisi prosedur-prosedur audit yang akan
dilakukan.
c. Kertas kerja audit : berisikan hasil kerja berdasarkan tahap-
tahap prosedur audit yang telah dilakukan.
d.Konfirmasi, memo & nota : berisikan surat konfirmasi
maupun catatan-catatan penting.
e.Surat-surat.
f. Daftar temuan : berisi temuan-temuan audit.
g.Laporan hasil audit : berisi opini audit.
32
Beberapa standar auditing yang berkaitan dengan
komunikasi yang harus dilakukan Akuntan Publik
dalam pelaksanaan auditnya antara lain:
SA 210
Persetujuan Atas Ketentuan Perikatan Audit
Surat Perikatan Audit atau Bentuk Perjanjian Tertulis
Lainnya
33
Sebelum dimulainya audit, auditor harus mengirimkan surat
perikatan audit kepada klien untuk menghindari kesalahpahaman
yang mungkin terjadi antara auditor dan klien sehubungan dengan
proses audit. Tujuan dan lingkup audit serta tanggung jawab
manajemen dan auditor mungkin telah diatur oleh peraturan
perundang-undangan, sebagaimana yang dijelaskan di paragraf 10.
Meskipun dalam kondisi seperti ini paragraf 11 memperbolehkan
surat perikatan hanya memuat
hal-hal yang relevan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan manajemen mengakui dan memahami tanggung
jawabnya sebagaimana yang dinyatakan di paragraf 6(b), auditor
sebaiknya mempertimbangkan dengan semestinya untuk
memasukkan hal-hal yang dijelaskan di paragraf 10 ke dalam surat
perikatan sebagai informasi bagi manajemen.
34
Fokus utama SA ini adalah komunikasi dari auditor
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
Meskipun demikian, peran komunikasi dua-arah yang
efektif penting untuk membantu:
SA 260
Mensyaratkan auditor untuk mengomunikasikan
representasi tertulis yang diminta oleh auditor dari
manajemen kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola
35
a)Auditor dan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola dalam memahami hal yang terkait dengan
konteks audit; dan dalam mengembangkan hubungan
kerja yang saling mendukung. Hubungan ini dibangun
bersamaan dengan mempertahankan independensi dan
obyektivitas auditor;
b)Auditor dalam memperoleh informasi audit yang relevan
dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
Sebagai contoh, pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola mungkin dapat membantu auditor dalam
memahami entitas dan lingkungannya, dalam
mengidentifikasi sumber bukti audit yang tepat, dan
dalam menyediakan informasi tentang transaksi atau
peristiwa spesifik; dan 36
c)Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam
memenuhi tanggung jawab mereka untuk mengawasi
proses pelaporan keuangan, dengan demikian dapat
mengurangi risiko kesalahan penyajian yang material
atas laporan keuangan.
37
Tujuan auditor adalah:
a)Untuk mengomunikasikan secara jelas kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang
tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan audit
atas laporan keuangan, dan gambaran umum
perencanaan lingkup dan saat audit;
b)Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan
audit dari pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola;
38
c) Untuk menyediakan kepada pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola secara tepat waktu, hasil
observasi audit yang signifikan dan relevan terhadap
tanggung jawab mereka untuk mengawasi proses
pelaporan keuangan; dan
d) Untuk mendukung komunikasi dua-arah yang efektif
antara auditor dengan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola.
39
Untuk tujuan SA ini, beberapa istilah berikut memiliki arti seperti di
bawah berikut:
a)Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola: Individu atau
organisasi (atau organisasi-organisasi, seperti wali amanat
korporasi) yang memiliki tanggung jawab untuk mengawasi arah
strategis entitas dan pemenuhan kewajiban yang berkaitan
dengan akuntabilitas entitas. Hal ini mencakup pengawasan
terhadap proses pelaporan keuangan, pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola dapat mencakup personel manajemen,
sebagai contoh, anggota eksekutif suatu dewan tata kelola entitas
swasta atau sektor publik, atau seorang pemilik-manajer. Untuk
pembahasan tentang perbedaan struktur tata kelola, lihat paragraf
A1–A8. 40
b)Manajemen: Individu atau kelompok individu dengan
tanggung jawab eksekutif untuk melaksanakan operasi
entitas. Untuk beberapa entitas di beberapa yurisdiksi,
manajemen mencakup beberapa atau semua individu
yang bertanggung jawab atas tata kelola, sebagai
contoh, anggota eksekutif dewan tata kelola, atau
seorang manajer-pemilik.
41
Proses Komunikasi
Membentuk Suatu Proses
Komunikasi
■ Auditor harus mengomunikasikan kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola
bentuk, saat dan materi umum yang diharapkan
dari komunikasi.
42
Bentuk Komunikasi
■ Auditor harus melakukan komunikasi secara tertulis
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
tentang temuan signifikan selama audit jika, menurut
pertimbangan profesional auditor, komunikasi secara
lisan tidak cukup. Komunikasi tertulis tidak perlu
mencakup semua hal yang timbul selama proses audit.
■ Auditor harus melakukan komunikasi secara tertulis
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
tentang independensi auditor ketika disyaratkan dalam
paragraf 17.
43
44
Saat Komunikasi
Auditor harus melakukan komunikasi
dengan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola secara tepat waktu.
SA 265
Pengungkapan defisiensi dalam pengendalian internal
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan
manajemen
45
Tujuan auditor adalah untuk mengomunikasikan dengan
semestinya kepada pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola dan manajemen tentang defisiensi dalam
pengendalian internal yang diidentifikasi oleh auditor
selama audit dan menurut pertimbangan profesional
auditor adalah cukup penting untuk mendapatkan
perhatian dari pihak-pihak yang bersangkutan.
Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor
dalam menentukan apakah suatu defisiensi atau kombinasi
beberapa defisiensi dalam pengendalian internal dapat
mengakibatkan terjadinya defisiensi signifikan mencakup:
■ Kemungkinan bahwa defisiensi akan menyebabkan
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan di
masa yang akan datang.
■ Kerentanan aset atau liabilitas terhadap kerugian atau
kecurangan.
■ Subjektivitas dan kompleksitas dalam menentukan jumlah
yang diestimasi, misalnya estimasi akuntansi atas nilai
wajar.
46
■ Jumlah pada laporan keuangan yang terekspos
defisiensi tersebut.
■ Volume aktivitas yang telah terjadi atau mungkin
terjadi dalam saldo akun maupun golongan
transaksi yang terkena dampak defisiensi
tersebut atau beberapa defisiensi.
■ Pentingnya pengendalian dalam proses
pelaporan
keuangan; sebagai contoh
47
o Pengendalian pengawasan umum (misalnya pengawasan atas
manajemen).
o Pengendalian atas pencegahan dan pendeteksian
kecurangan.
o Pengendalian atas pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi signifikan.
o Pengendalian atas transaksi signifikan dengan pihak yang
memiliki hubungan istimewa.
o Pengendalian atas transaksi signifikan di luar kegiatan usaha
normal entitas.
o Pengendalian atas proses pelaporan keuangan pada akhir
periode (misalnya pengendalian atas pencatatan entri jurnal
yang tidak berulang).
48
■ Penyebab dan frekuensi terjadinya penyimpangan
yang terdeteksi sebagai akibat adanya defisiensi
dalam pengendalian.
■ Interaksi antara defisiensi dengan defisiensi lain
dalam pengendalian internal.
49
Auditor dapat mempertimbangkan
informasi di bawah ini sebagai konteks
tambahan dalam komunikasi:
■ Suatu indikasi bahwa jika auditor melakukan prosedur yang
lebih ekstensif atas pengendalian internal, auditor mungkin
dapat menemukan lebih banyak defisiensi untuk dilaporkan,
atau menyimpulkan bahwa beberapa defisiensi yang telah
dilaporkan sesungguhnya tidak perlu dilaporkan.
■ Suatu indikasi bahwa komunikasi semacam itu disediakan
untuk kepentingan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola, dan mungkin saja tidak sesuai untuk tujuan lain.
50
SA 315
Komunikasi Antara Auditor Pendahulu
dengan Auditor Pengganti
Sumber: PSA No.16
■ Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor
pendahulu dengan auditor pengganti pada waktu terjadi perubahan auditor
atau perubahan tersebut sedang dalam proses. Seksi ini juga memberikan
panduan komunikasi bila salah saji mungkin ditemukan dalam laporan
keuangan yang dilaporkan oleh auditor pendahulu. Seksi ini berlaku dalam
hal auditor independen mempertimbangkan untuk menerima suatu
perikatan (engagement) untuk mengaudit atau mengaudit kembali (lihat
paragraf 14 Seksi ini) laporan keuangan berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, dan setelah auditor ditunjuk
untuk melakukan perikatan tersebut.
51
■ Untuk tujuan Seksi ini, istilah auditor pendahulu adalah auditor
yang (a) telah melaporkan laporan keuangan auditan terkini atau
telah mengadakan perikatan untuk melaksanakan namun belum
menyelesaikan audit laporan keuangan kemudian dan (b) telah
mengundurkan diri, bertahan untuk menunggu penunjukan
kembali, atau telah diberitahu bahwa jasanya telah, atau
mungkin akan, dihentikan. Istilah auditor pengganti adalah
auditor yang sedang mempertimbangkan untuk menerima
perikatan untuk mengaudit laporan keuangan, namun belum
melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu sebagaimana
diatur dalam paragraf 07 s.d 10 dan dengan auditor yang telah
menerima perikatan.
52
PERUBAHAN AUDITOR
■ Auditor harus tidak menerima suatu perikatan sampai
komunikasi sebagaimana dijelaskan dalam paragraf
07 s.d 10 dievaluasi. Namun, auditor dapat membuat
proposal untuk perikatan audit sebelum melakukan
komunikasi dengan auditor perikatan pendahulu.
Auditor dapat memberitahu calon kliennya (sebagai
contoh, dalam proposal) bahwa penerimaan perikatan
belum bersifat final sampai komunikasi dengan auditor
pendahulu dievaluasi.
53
■ Komunikasi lain antara auditor pengganti dengan
auditor pendahulu, yang dijelaskan dalam
paragraf 11, adalah dianjurkan untuk membantu
auditor pengganti dalam merencanakan
perikatan. Namun, waktu komunikasi lain ini lebih
fleksibel. Auditor pengganti dapat berinisiatif
melakukan komunikasi lain ini, sebelum
menerima perikatan atau sesudahnya.
54
■ Bila terdapat lebih dari satu auditor yang
mempertimbangkan untuk menerima suatu perikatan,
auditor pendahulu harus tidak diharapkan menanggapi
permintaan keterangan sampai dengan auditor
pengganti telah dipilih oleh calon klien dan telah
menerima perikatan yang memerlukan evaluasi
komunikasi dengan auditor pendahulu sebagaimana
diatur dalam paragraf 07 sd. 10 seksi ini.
55
SA 505
Konfirmasi Eksternal
Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna
seperti di bawah ini:
56
a) Konfirmasi eksternal — Bukti audit yang diperoleh
sebagai suatu respons tertulis langsung kepada
auditor dari pihak ketiga (pihak yang dikonfirmasi),
baik dalam bentuk kertas, atau secara elektronik
atau media lainnya.
57
b) Permintaan konfirmasi positif — Suatu permintaan
konfirmasi kepada pihak ketiga untuk merespons
secara langsung kepada auditor yang menunjukkan
apakah pihak yang dikonfirmasikan tersebut setuju
atau tidak setuju dengan informasi yang terdapat
dalam permintaan konfirmasi, atau menyediakan
informasi yang diminta.
c)Permintaan konfirmasi negatif — Suatu permintaan
konfirmasi kepada pihak ketiga untuk merespons
secara langsung kepada auditor hanya jika pihak yang
dikonfirmasi tidak setuju dengan informasi yang
terdapat dalam permintaan konfirmasi.
d)Tanpa respons — Suatu kegagalan dari pihak yang
dikonfirmasi untuk merespons, sebagian atau secara
penuh, terhadap permintaan konfirmasi positif, atau
sebuah permintaan konfirmasi yang kembali karena
tidak sampai ke tangan pihak yang dikonfirmasi.
58
e) Penyimpangan — Suatu respons yang menunjukkan
perbedaan antara informasi yang diminta untuk
dikonfirmasikan atau informasi yang terdapat dalam
catatan entitas, dengan informasi yang disediakan
oleh pihak yang dikonfirmasi.
59
SA 580 REPRESENTASI TERTULIS
Suatu pernyataan tertulis yang diberikan oleh
manajemen kepada auditor untuk mengkonfirmasi
mengenai hal-hal tertentu atau untuk mendukung bukti
audit lain
■ Untuk tujuan SA, istilah di bawah ini memiliki makna
sebagai berikut:
60
■ Representasi tertulis: Suatu pernyataan tertulis
yang diberikan oleh manajemen kepada auditor
untuk mengkonfirmasi mengenai hal-hal
tertentu atau untuk mendukung bukti audit lain.
Representasi tertulis dalam konteks ini tidak
termasuk laporan keuangan, asersi yang
terdapat di dalamnya, atau buku dan catatan
yang mendukung laporan keuangan tersebut.
61
Representasi Tertulis Lainnya
SA lain mengharuskan auditor untuk meminta
representasi tertulis. Jika, sebagai tambahan
representasi yang diminta tersebut, auditor
mempertimbangkan bahwa satu atau lebih
representasi tertulis dibutuhkan untuk
mendukung bukti audit lain yang relevan dengan
laporan keuangan atau satu atau lebih asersi
spesifik di dalam laporan keuangan, auditor
harus meminta representasi tertulis lainnya
tersebut.
62
Tanggal dan Periode yang Dicakup oleh
Representasi Tertulis
Tanggal representasi tertulis harus sama dengan
tanggal laporan auditor atas laporan keuangan.
Representasi tertulis harus mencakup seluruh
laporan keuangan dan periode yang dirujuk di
dalam laporan auditor.
63
SA 700
Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan Atas
Laporan Keuangan
Bentuk Opini
Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasian
bila auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan disusun, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
64
Jika auditor:
a) Menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang
diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan
tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau
b) Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
material;
auditor harus memodifikasi opininya dalam laporan
auditor berdasarkan SA 705.
65
Jika laporan keuangan disusun sesuai dengan
ketentuan suatu kerangka penyajian wajar tidak
mencapai penyajian wajar, maka auditor harus
mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen
dan, tergantung dari ketentuan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana
hal tersebut diselesaikan, harus menentukan
apakah perlu untuk memodifikasi opininya dalam
laporan auditor berdasarkan SA 705.
66
SA 705
Modifikasi Terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen
Ruang Lingkup
Standar Audit (“SA”) ini mengatur tanggung
jawab auditor untuk menerbitkan suatu laporan
yang tepat dalam kondisi ketika, dalam
merumuskan suatu opini berdasarkan SA
700,1 auditor menyimpulkan bahwa modifikasi
terhadap opini auditor atas laporan keuangan
diperlukan. 67
Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
68
Psikologi menyebut komunikasi: penyampaian energi
dari alat-alat indera ke otak, peristiwa penerimaan dan
pengolahan informasi, proses saling pengaruh diantara
berbagai sistem dalam diri organisme dan diantara
organisme
Psikologi menganalisa seluruh komponen yang terlibat
dalam proses komunikasi.
III. PSIKOLOGI AUDIT
Pada diri komunikan psikologi memeriksa
karakteristik manusia komunikan serta faktor-
faktor internal maupun eksternal yang
mempengaruhi perilaku komunikasinya.
69
Pada komunikator, psikologi melacak sifat-
sifatnya dan bertanya: apa yang menyebabkan
satu sumber berhasil mempengaruhi orang lain
dan sumber yang lain tidak
Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara
individu, bagaimana pesan dari seorang individu
menjadi stimulus yang menimbulkan respons
pada individu lainnya
– Psikologi terutama mengarahkan pada
perilaku manusia dan menyimpulkan proses
kesadaran yang menyebabkan timbulnya
sebuah PERILAKU
– Psikologi melihat komunikasi pada perilaku
individu komunikan
70
Pada saat pesan sampai pada diri komunikator,
psikologi melihat proses penerimaan pesan,
menganalisa faktor-faktor personal dan
situasional yang mempengaruhinya dan
menjelaskan berbagai corak komunikan ketika
sendirian atau dalam kelompok
71
Pemahaman diri Sebagai Auditor
Sebagai seorang auditor, pemahaman diri mengenai
siapa dirinya ataupun tugasnya menjadi suatu hal
yang penting dalam rangka pelaksanaan tugas
profesionalnya. Hal ini dimaksudkan agar auditor
selalu meningkatkan dan mengendalikan dirinya
dalam berhubungan dengan pihak auditee.
72
 Cara berdandan
 Gaya bicara
 Bahasa tubuh
 Nada suara
 Cara duduk
73
Hal-hal yang perlu dikenali dan dipahami oleh
auditor mengenai dirinya adalah :
a. Penampilan auditor
b. Kemampuan dan keahlian
c. Etika pergaulan
d. Sifat-sifat kepemimpinan
 Disiplin dan dapat dipercaya
 Teliti dan luwes
 Berkemauan keras dan ulet
 Inisiatif, kreatif dan percaya diri
74
Bagi akuntan yang berpraktik sebagai auditor
disamping ketiga hal diatas, kemampuan
berkomunikasi merupakan suatu hal lain yang
sangat dibutuhkan dalam melaksanakan
penugasan profesionalnya. Dalam proses
audit, seorang auditor senantiasa berhubungan
dengan pihak yang diaudit atau auditee.
Hubungan ini diarahkan pada suatu kerjasama
agar proses audit dapat berjalan dengan lancar
dan hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan kedua belah pihak.
75
Dalam meningkatkan profesionalisme seorang
auditor haruslah terlebih dahulu memahami
dirinya sendiri dan tugas yang akan
dilaksanakannya serta selalu meningkatkan
dan mengendalikan dirinya dalam
berhubungan dengan auditee. Auditor juga
harus berusaha memahami perilaku auditee
dan juga membangun komunikasi dan
kerjasama dengan pihak auditee.
76
Disadari atau tidak bahwa auditor maupun
auditee adalah individu-individu yang mempunyai
ciri-ciri, sifat-sifat, ataupun kebiasaan-kebiasaan
yang tampil secara khas melalui tingkah lakunya.
Pemahamaan mengenai tingkah laku manusia
menjadi penting bagi auditor manakala interaksi
antara auditor dengan pihak auditee tidak
berlangsung harmonis yang dapat mengganggu
kelancaran proses audit.
77
Kondisi demikian memerlukan keterampilan
khusus atau keahlian seorang auditor untuk
melakukan pendekatan yang lebih baik secara
psikologis maupun komunikatif. Hal ini bertujuan
agar para auditor dapat memahami atau
mempelajari langkah-langkah dan cara-cara
yang dapat ditempuh untuk dapat menjalin
hubungan yang baik dengan pihak yang di audit.
78
Peranan faktor psikologi dalam praktek audit bagi
seorang auditor adalah :
Penguasaan personal yakni keterampilan untuk
mengklarifikasi dan memahami visi orang, dan mempunyai
kesabaran dalam mencapai tujuan.
Keterampilan membuat asumsi, generalisasi, gambaran
atau kesan secara mendalam dalam memahami kehidupan
dan menentukan sikap yang harus diambil.
Keterampilan dalam menciptakan visi bersama sehingga
segala usaha menuju tujuan tersebut tercapai.
79
Seorang auditor dapat menciptakan suasana nyaman dan
aman sehingga secara psikologis auditee tidak merasa
terancam dalam memberikan segala sesuatu atau
informasi yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan
proses audit.
Secara normal aspek psikologis bekerja bedasarkan aspek
fisiologis yang sehat dan disesuaikan dengan keadaaan
lingkungan sosial, fasilitas sekitarnya, serta nilai-nilai
kehidupan yang ada. Kesatuan dari ketiga aspek tersebut
dalam perkembangannya pada setiap orang berbeda.
Karenanya sering disebut bahwa manusia adalah makhluk
yang unik.
80
81
Zodiak Tanggal Lahir
Capricorn 22 Desember – 20 Januari
Aquarius 21 Januari – 19 Februari
Pisces 20 Februari – 20 Maret
Aries 21 Maret – 19 April
Taurus 21 April – 20 Mei
Gemini 21 Mei – 21 Juni
Cancer 22 Juni – 22 Juli
Leo 23 Juli – 23 Agustus
Virgo 24 Agustus – 22 September
Libra 23 September – 23 Oktober
Scorpio 24 Oktober – 22 November
Sagitarius 23 November – 21 Desember
Sumber : http://www.duniapusaka.com/blog/tanggal-simbol-zodiak-anda
Sifat manusia bisa digolongkan menjadi
manusia introvert dan extrovert. Ini bisa
dilihat dari garis-garis ditelapak tangan. Jika
garisnya tebal-tebal bisa diduga sifatnya
extrovert, jika garisnya tipis diduga sifatnya
introvert
82
Beberapa ciri sifat Introvert
■ Fokus pada gagasan dan
pengalaman yang berasal dari
dalam dirinya. Mengarahkan
energi dan perhatian ke dalam
dan mendapatkan energi dari
merefleksikan pikiran,
kenangan dan perasaan
■ Merasa terdorong ke dalam
oleh tuntutan-tuntutan dari luar
■ Lebih suka berkomunikasi
melalui tulisan
■ Mengembangkan gagasan
dengan melakukan refleksi
■ Belajar melalui refleksi diri,
melatihnya di dalam
■ Memiliki minat yang mendalam
■ Menyendiri dan terkendali
■ Mengambil inisiatif bila situasi
atau masalah sangat penting
bagi mereka
83
Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
Beberapa ciri sifat Ekstrovert
■ Fokus pada dunia luar berupa
orang lain atau kegiatan.
Mengarahkan energi dan
perhatian ke luar dan
menerima energi dengan cara
berinteraksi dengan orang lain
atau mengambil tindakan
■ Merasa tertarik keluar oleh
tuntutan-tuntutan dan kondisi
yang berasal dari luar
■ Lebih suka berkomunikasi
secara verbal
■ Mengembangkan gagasan
dengan membicarakannya
■ Belajar melalui perilaku atau
diskusi
■ Memiliki minat yang luas
■ Mudah bergaul dan ekspresif
■ Mudah membuat inisiatif
dalam pekerjaan dan
pergaulan
84
Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
Bentuk wajah, hidung, telinga, bibir, mata,
rambut serta tahi lalat bisa mencerminkan
kepribadian/sifat seseorang.
Bentuk garis tangan juga bisa menunjukan
nasib/peruntungan seseorang.
85
MELIHAT GARIS TANGAN
USIA WANITA PRIA
86
< 30 TAHUN KANAN KIRI
> 30 TAHUN KIRI KANAN
TELAPAK TANGAN
Contoh jari telunjuk
87
Garis Sekolahan
Lancar
Kurang
Lancar
Jari Tengah
88
Garis Kedudukan
Kedudukan
biasa-biasa
saja
Kedudukan
bagus
■ Kuping caplang (besar, melebar kesamping dan
bagian bawahnya tebal) menunjukan rezekinya
bagus.
■ Kuping kecil, arah kebelakang menunjukan
rezekinya biasa-biasa saja
■ Tahi lalat dibawah dagu, didada, dipaha dan dikantor
pusat mengidentifikasikan yang bersangkutan
memiliki libido yang above average.
89
Beberapa contoh kepribadian berdasarkan Shio :
90
 Shio Tikus
Tikus dilahirkan dibawah lambang daya tarik. Ia
cerdik, populer, dan suka menghadiri pesta-pesta
serta pertemuan-pertemuan sosial yang besar. Tikus
sangat mudah menjalin persahabatan dan orang lain
umumnya merasa relaks bila bersamanya. Tikus
adalah makhluk yang sangat sosial dan benar-benar
menaruh perhatian terhadap kesejahteraan dan
aktivitas orang lain. Ia memiliki pemahaman yang
baik mengenai sifat manusia dan nasihat serta
pendapatnya seringkali diharapkan.
Tikus adalah pekerja keras dan tekun. Ia juga
sangat imajinatif dan tidak pernah kehabisan ide.
91
Tikus umumnya sangat hemat dan bahkan
dianggap pelit oleh orang lain. Ini disebabkan
karena ia lebih suka menyimpan uangnya demi
kepentingan keluarganya.
 Shio Kerbau
Kerbau dilahirkan dibawah lambang keseimbangan dan
keuletan. Ia adalah seorang pekerja keras dan penuh
kesungguhan, dan ia melakukan segala sesuatu dengan cara
yang pasti, metodis dan tegas. Kerbau mempunyai kualitas
kepemimpinan yang cukup besar dan wataknya yang keras
serta tidak mengenal kompromi sering mengundang
kekaguman pihak lain. Ia mengetahui dengan jelas apa yang
ia inginkan dalam hidup, dan sebisa mungkin akan berusaha
untuk tidak menyimpang terlalu jauh dari tujuan hidupnya.
Kerbau menjalankan tanggung jawab dan pekerjaan dengan
sangat serius.
92
 Shio Harimau
Harimau dilahirkan dibawah lambang keberanian. Ia
adalah sosok yang penuh karisma dan biasanya
mempunyai pandangan dan pendapat yang sangat
teguh. Harimau berkemauan keras dan tekun, dan
melakukan sebagian besar kegiatannya dengan penuh
energi dan entusiasme. Shio ini sangat waspada dan
cerdik, dan ia memiliki pikiran yang terus menerus
bekerja aktif. Harimau adalah seorang pemikir yang
tangguh dan hampir selalu muncul dengan ide-ide baru,
serta penuh entusiasme dalam mengerjakan beberapa
proyek atau rancangan baru.
93
 Shio Naga
Naga di lahirkan di bawah lambang keberuntungan. Shio
ini umumnya memiliki watak yang menyenangkan dan
puas dengan keadaan dirinya sendiri. Naga juga
memiliki rasa percaya diri yang cukup kuat. Ia juga
sangat pandai dan dapat dengan cepat memanfaatkan
setiap kesempatan yang muncul dihadapannya. Naga
ambisius dan tekun, serta mampu melakukan segala
sesuatu yang dikehendakinya dengan baik. Naga juga
seorang yang perfeksionis, dan selalu mencoba dan
berusaha mempertahankan standar tinggi yang
dibuatnya sendiri.
94
Naga seringkali mudah mempercayai orang
lain dan kadang-kadang bahkan agak mudah
tertipu.
95
Naga mempunyai energi yang berlimpah dan
seringkali sanggup bekerja lembur dan
mengorbankan waktu luangnya untuk
mendapatkan apa yang ia inginkan.
 Shio Babi
Babi dilahirkan dibawah lambang kejujuran. Shio
ini mempunyai watak yang baik hati dan penuh
pengertian, serta terkenal akan kemampuannya
untuk bertindak sebagai juru damai. Babi
membenci segala bentuk pertengkaran atau
pertentangan, dan akan berusaha sebisa mungkin
untuk membereskan perbedaan pendapat atau
untuk mendamaikan pihak-pihak yang saling
bertentangan.
96
Babi adalah seorang komunikator yang ulung
dan pada umumnya tidak mengada-ada dan
berbicara langsung ke pokok persoalan tanpa
berbasa-basi terlebih dahulu. Shio ini membenci
segala bentuk kepalsuan atau kemunafikan, dan
merupakan penjunjung keadilan dan taat
terhadap hukum serta segenap peraturan.
97
Babi adalah pekerja keras dan tekun, dan
khususnya sangat dihormati karena bisa
diandalkan dan karena integritasnya.
98
Babi mempunyai rasa humor yang tinggi dan
selalu siap melontarkan senyuman, lelucon,
atau beberapa komentar jenaka, setiap saat.
Babi suka menjamu atau menyenangkan
orang lain.
Matrix berikut ini menunjukan tingkat
hubungan antara shio, baik hubungan
pekerjaan/bisnis atau hubungan pribadi
99
HUBUNGAN PRIBADI
1. Sangat baik. Sangat cocok.
2. Hubungan yang berhasil. Banyak kesamaan dalam minat.
3. Saling pengertian dan saling menghormati. Hubungan yang baik.
4. Cukup baik. Perlu perhatian dan kemauan untuk berkompromi
agar hubungan ini dapat berjalan dengan lancar.
5. Tidak cocok. Ada kemungkinan akan timbul masalah dalam
komunikasi, dan sangat sedikit kesamaan dalam minat
6. Kepribadian yang saling bertentangan. Hubungan yang sangat
sulit.
100
KUNCI
101
HUBUNGAN BISNIS
1. Sangat baik. Saling pengertian dan penghargan yang sangat
baik.
2. Baik sekali. Saling melengkapi satu sama lain.
3. Hubungan kerja yang baik dan saling pengertian dapat mulai
dikembangkan.
4. Baik, tetapi kompromi dan cita-cita bersama sering diperlukan
untuk membuat hubungan ini berjalan lancar.
5. Tidak cocok. Kemungkinan besar tidak berjalan lancar, baik
karena kurangnya saling percaya, pengertian maupun sifat
saling bersaing dari masing-masing shio.
6. Hubungan yang saling mencurigai. Sulit dilanjutkan. Sebaiknya
dihindari.
102
KUNCI
103
IV. ETIKA PROFESI DAN INTEGRITAS
INTERNAL DAN EXTERNAL AUDITOR
• Hampir semua profesi memiliki etika
profesi yang harus dipatuhi anggotanya.
104
•Menurut Sonny Keraf (1988) Etika Profesi
adalah bagian dari etika khusus yang
merupakan etika sosial, sedangkan Etika
Bisnis adalah bagian dari etika profesi.
Beberapa pengertian etika profesi:
■ Menurut Boynton & Kell (2001) etika profesi merupakan
karakteristik suatu profesi yang membedakannya dengan
profesi lain yang berfungsi mengatur tingkah laku para
anggotanya.
■ Menurut Howard J Brown yang dikutip oleh Rustiana & Dian
Indri (2002) dari Abdullah (2000), etika profesi
melambangkan suatu bagian penting dari sistim disiplin yang
komprehensif dalam masyarakat beradab. Sistim disiplin
berguna untuk melindungi kesejahteraan kelompok dari
tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab.
105
Beberapa prinsip etika profesi yaitu:
1. Prinsip tanggung jawab
2. Prinsip keadilan
3. Prinsip otonomi
4. Prinsip integritas moral.
106
Etika Profesi Internal Auditor dibuat
oleh:
■ Institut Internal Auditor (IIA) yang harus
dipatuhi anggotanya, para internal auditor
yang bergelar Certified Internal Auditor
■ Yayasan Profesi Internal Audit (YPIA) yang
harus dipatuhi anggotanya, mereka yang
memiliki sertifikasi Qualified Internal Auditor
107
Etika profesi Internal Auditor dari IIA
terdiri dari:
Principles
• Integrity
• Objectivity
• Confidentiality
• Competency
Rules of Conduct
• Integrity
• Objectivity
• Confidentiality
• Competency
108
109
110
111
Etika Profesi Internal Auditor dari YPIA terdiri
dari:
112
KODE ETIK
PRINSIP
Auditor internal diharapkan untuk menerapkan dan
menegakkan prinsip-prinsip berikut:
1. Integritas
Integritas auditor internal membentuk keyakinan dan
oleh karenanya menjadi dasar kepercayaan terhadap
pertimbangan auditor internal.
2. Objektivitas
Auditor internal menunjukkan objektivitas
profesional pada level tertinggi dalam
memperoleh, mengevaluasi dan
mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas
atau proses yang diuji. Auditor internal melakukan
penilaian yang seimbang atas segala hal yang
relevan dan tidak terpengaruh secara tidak
semestinya oleh kepentingan pribadi atau pihak
lain dalam memberikan pertimbangan.
113
3. Kerahasiaan
Auditor internal menghormati nilai dan
kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak
mengungkap informasi tersebut tanpa
kewenangan yang sah, kecuali diharuskan oleh
hukum atau profesi.
4. Kompetensi
Auditor internal menerapkan pengetahuan,
kecakapan dan pengalaman yang diperlukan
dalam memberikan jasa audit internal.
114
ATURAN PERILAKU
1.1. Harus melaksanakan pekerjaannya secara jujur, hati-
hati dan bertanggung jawab
1.2. Harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan
sebagaimana diharuskan oleh hukum atau profesi.
1.3. Tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal,
atau melakukan kegiatan yang dapat mendiskreditkan
profesi audit internal atau organisasi.
1.4. Harus menghormati dan mendukung tujuan organisasi
yang sah dan etis.
115
1. Integritas:
Auditor internal:
2. Objektivitas
Auditor internal:
2.1. Tidak boleh berpartisipasi dalam kegiatan atau
hubungan apapun yang dapat, atau patut diduga dapat,
menghalangi penilaian auditor internal yang adil.
Termasuk dalam hal ini adalah kegiatan atau hubungan
apapun yang mengakibatkan timbulnya pertentangan
kepentingan dengan organisasi.
2.2. Tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut
diduga dapat, mengganggu pertimbangan
profesionalnya.
2.3. Harus mengungkapkan semua fakta material yang
diketahuinya, yang apabila tidak diungkapkan, dapat
mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu. 116
3. Kerahasiaan
Auditor internal:
3.1. Harus berhati-hati dalam menggunakan dan
menjaga informasi yang diperoleh selama
melaksanakan tugasnya.
3.2. Tidak boleh menggunakan informasi untuk
memperoleh keuntungan pribadi, atau dalam cara
apapun, yang bertentangan dengan hukum atau
merugikan tujuan organisasi yang sah dan etis.
117
4. Kompetensi
Auditor internal:
4.1.Hanya terlibat dalam pemberian jasa yang
memerlukan pengetahuan, kecakapan dan
pengalaman yang dimilikinya.
4.2.Harus memberikan jasa audit internal sesuai
dengan Standar Internasional Praktik
Profesional Audit Internal (Standar).
4.3.Harus senantiasa meningkatkan keahlian,
keefektifan dan kualitas jasanya secara
berkelanjutan.
118
Definisi Integrity
Prinsip integritas moral, sesuai dengan
hakikat dan ciri-ciri profesi yaitu bahwa
seorang profesional adalah orang yang
memiliki integritas pribadi dan moral yang
tinggi. Karena ia memiliki komitmen
pribadi untuk menjaga keluhuran
profesinya, nama baiknya, dan
kepentingan orang lain atau masyarakat.
119
Standar integritas berhubungan dengan bagaimana
berperilaku profesional (misalnya menghindari
kegiatan yang dapat mendiskreditkan perusahaan
dan profesi, seperti pratik pemekerjaan yang tidak
wajar) dan menghindari benturan kepentingan
(misalnya tidak menerima sesuatu/hadiah dari
supplier atau pelanggan). Standar objectivitas
berkaitan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan pertimbangan profesional
(misalnya tidak mengembangkan analisis untuk
mendukung keputusan yang diketahuinya tidak
benar).
120
IAPI memiliki Etika Profesi Akuntan Publik
Indonesia yang berpedoman pada Kode Etik IFAC,
dan terdiri dari dua bagian :
121
Bagian A berisi Prinsip Dasar Etika Profesi yang terdiri atas :
Seksi 100 Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi
Seksi 110 Prinsip Integritas
Seksi 120 Prinsip Objektivitas
Seksi 130 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan
Kehati-hatian Profesi
Seksi 140 Prinsip Kerahasiaan
Seksi 150 Prinsip Prilaku Profesional
Bagian B Aturan Etika Profesi yang terdiri atas:
Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
Seksi 220 Benturan Kepentingan
Seksi 230 Pendapat Kedua
Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-tamahan lainnya
Seksi 270 Penyimpanan Aset Milik Klien
Seksi 280 Objektivitas Semua Jasa Profesional
Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance
Bagian A harus dipatuhi oleh semua akuntan anggota IAI apapun
profesinya.
Bagian B harus dipatuhi oleh akuntan yang berprofesi sebagai Akuntan
Publik (External Auditor)
122
BPK RI sebagai auditor Pemerintah / External Audit juga
memiliki Kode Etik yang terdiri dari :
123
Daftar Isi
124
• Bab I Ketentuan Umum Pasal 1
• Bab II Tujuan dan Ruang Lingkup Pasal 2 dan Pasal 3
• Bab III Kode Etik Pasal 4 dan Pasal 5
• Bab IV Penerapan Kode Etik Pasal 6 dan Pasal 7
• Bab V Sanksi Kode Etik Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10
• Bab VI Ketentuan Peralihan Pasal 11
• Bab VII Ketentuan Penutup Pasal 12 dan Pasal 13
Bab II
Setiap Anggota BPK dan Pemeriksa wajib:
a. mematuhi peraturan perundang-undangan dan
peraturan kedinasan yang berlaku.
b. mengutamakan kepentingan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
c. menjunjung tinggi independensi, integritas dan
profesionalitas.
d. menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra dan
kredibilitas BPK.
Pasal 2
125
Pasal 3
1)Untuk menjamin independensi dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota
BPK wajib:
a. memegang sumpah dan janji jabatan.
b. bersikap netral dan tidak berpihak.
c. menghindari terjadinya benturan kepentingan.
d. menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi
obyektivitas.
126
2) Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, Anggota BPK dilarang:
a. merangkap jabatan dalam lingkungan lembaga negara
yang lain, badan-badan lain yang mengelola keuangan
negara, dan perusahaan swasta nasional atau asing.
b. menjadi anggota partai politik.
c. menunjukkan sikap dan perilaku yang dapat
menyebabkan orang lain meragukan independensinya.
127
Bab III
1) Untuk menjamin integritas dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, AnggotaBPK wajib:
a. bersikap tegas dalam menerapkan prinsip, nilai dan
keputusan.
b. bersikap tegas dalam mengemukakan dan/atau
melakukan hal-hal yang menurut pertimbangan dan
keyakinannya perlu dilakukan.
c. bersikap jujur dengan tetap memegang rahasia pihak
yang diperiksa.
Pasal 4
128
2) Untuk menjamin integritas dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya, Anggota BPK dilarang
menerima pemberian dalam bentuk apapun baik
langsung maupun tidak langsung yang diduga atau
patut diduga dapat mempengaruhi pelaksanaan
tugas dan wewenangnya.
129
Ikatan Akuntan Indonesia juga memiliki
Kode Etik yang terdiri :
130
Halaman
Bagian A Prinsip Dasar Etika.................................................. 1 – 16
Seksi 100 Pendahuluan dan prinsip dasar............................ 2
Seksi 110 Integritas................................................................. 11
Seksi 120 Objektivitas............................................................. 12
Seksi 130 Kompetensi dan kehati-hatian profesional.......... 13
Seksi 140 Kerahasiaan........................................................... 14
Seksi 150 Perilaku profesional................................................ 16
Daftar Isi
131
Bagian B Akuntan Profesional di Praktik Publik........................... 17
– 18
Bagian C Akuntan Profesional di Bisnis........................................ 19
– 48
Seksi 300 Pendahuluan................................................................. 20
Seksi 310 Benturan kepentingan.................................................. 24
Seksi 320 Penyusunan dan pelaporan informasi......................... 28
Seksi 330 Bertindak dengan keahlian yang memadai................. 30
Seksi 340 Kepentingan keuangan, kompensasi, dan insentif
Terkait dengan pelaporan keuangan dan pengambilan
keputusan....................................................................... 32
Seksi 350 Bujukan........................................................................... 35
Seksi 360 Merespon ketidakpatuhan pada hukum dan peraturan 38
Definisi.............................................................................................. 49
Tanggal Efektif.................................................................................. 54
132
INTEGRITAS, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam
semua hubungan profesional dan bisnis
133
SEKSI 110
INTEGRITAS
Prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan
Profesional untuk bersikap lugas dan jujur dalam
semua hubungan profesional dan hubungan
bisnisnya. Integritas juga berarti berterus terang
dan selalu mengatakan yang sebenarnya.
110.1
Akuntan Profesional tidak boleh terkait dengan laporan,
pernyataan resmi,komunikasi, atau informasi lain ketika
Akuntan Profesional meyakini bahwa informasi tersebut
terdapat:
a. kesalahan yang material atau pernyataan yang
menyesatkan;
b. pernyataan atau informasi yang dilengkapi secara
sembarangan; atau
c. penghilangan atau pengaburan informasi yang
seharusnya diungkapkan sehingga akan
menyesatkan.
Ketika menyadari bahwa dirinya telah dikaitkan dengan
informasi semacam itu, maka Akuntan Profesional
mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar tidak
dikaitkan dengan informasi tersebut.
110.2
134
Akuntan Profesional dianggap tidak
melanggar ketentuan paragraf 110.2
sepanjang Akuntan Profesional
memberikan laporan yang telah diperbaiki
terkait dengan permasalahan yang
terdapat dalam paragraf tersebut.
110.3
135
1. Auditor perlu memahami sifat, perilaku auditee disamping
memahami sifatnya sendiri
2. Auditor harus bisa berkomunikasi dengan baik bukan hanya
dengan tim auditnya tetapi juga dengan auditee dan pihak-
pihak yang terkait
3. Dengan demikian diharapkan auditor bisa mengumpulkan
bahan bukti audit yang cukup dan appropriate untuk
mendukung opini yang diberikan dan audit findings dan
recommendation
4. Psikologi dan komunikasi audit sangat perlu diajarkan di jurusan
akuntansi program S1 maupun Maksi
5. Auditor harus memiliki integritas yang baik untuk menghindari
godaan Fraud.
V. KESIMPULAN
136
Agoes, Sukrisno (Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi 5,
Jilid 1 dan 2, 2017, Salemba Emban Patria, Jakarta
____________, Fraud Auditing, Seminar Akuntansi Fakultas Ekonomi Univeritas Kristen Krida Wacana, 2016,
Jakarta
______________, dan Ardana Cenik, Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya Edisi
Revisi, 2009, Salemba Empat, Jakarta
Boynton & Kell (2001), Modern Auditing, 7th ed, John Wiley & Howard J Brown dalam Rustiana & Dian Indri
(2002)
Keraf, Sonny, 1998, Etika Bisnis : Tuntutan dan Relevansinya, Kanisius, Yogyakarta
Kode Etik Yayasan Profesi Internal Audit
MacKeith, James, alih bahasa Saputra, Arvin, Body Language, Karisma Publishing Group, 2002
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dalam Rangka
Diklat Fungsional Auditor-Diklat Pembentukan Auditor Ahi, Buku Kerja Komunikasi Audit Intern (KAI), Bogor,
2014
____________________________, Panduan Instruktur Komunikasi Audit Intern (KAI), Bogor, 2014
Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, CV Pustaka Setia, Bandung, 2015
Tickle, Naomi, penerjemah Dewi, Kania, Cara Cepat Membaca Wajah, Ufuk Publishing House, 2015
The Institute of Internal Auditors, Code of Ethics, 2009
http://www.duniapusaka.com/blog/tanggal-simbol-zodiak-anda
http://adf.ly/YiA4f
Daftar Pustaka
137
145

More Related Content

Similar to Psikologi Audit_final Pert.9 -12.pptx

Memahami komunikasi kantor.pptx
Memahami komunikasi kantor.pptxMemahami komunikasi kantor.pptx
Memahami komunikasi kantor.pptxssuser432cce
 
Komunikasi 2019 (icha)
Komunikasi 2019 (icha)Komunikasi 2019 (icha)
Komunikasi 2019 (icha)rickygunawan84
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanRiska Nur'Akhidah Sari
 
Supervisi Hospitality term-12. Sikap Supervisor terhadap perubahan kebijakan ...
Supervisi Hospitality term-12. Sikap Supervisor terhadap perubahan kebijakan ...Supervisi Hospitality term-12. Sikap Supervisor terhadap perubahan kebijakan ...
Supervisi Hospitality term-12. Sikap Supervisor terhadap perubahan kebijakan ...Hospitality Industry
 
Komunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanKomunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanrabiatulnazari
 
Makalah konsep komunikasi kel.1 jh
Makalah konsep komunikasi kel.1 jhMakalah konsep komunikasi kel.1 jh
Makalah konsep komunikasi kel.1 jhAmeerican Ahmedas
 
TeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdf
TeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdfTeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdf
TeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdfjantejaluwuyung1
 
PAPER KETERAMPILAN BERBICARA PRESENTASI ILMIAH.docx
PAPER KETERAMPILAN BERBICARA PRESENTASI ILMIAH.docxPAPER KETERAMPILAN BERBICARA PRESENTASI ILMIAH.docx
PAPER KETERAMPILAN BERBICARA PRESENTASI ILMIAH.docxasnodtt1
 
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawasteknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawasFatihElluqmani
 
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3Anantaah
 
Kwh. tugas minggu vi. roindah ezra m s. hapzi ali. universitas mercu buana. 2019
Kwh. tugas minggu vi. roindah ezra m s. hapzi ali. universitas mercu buana. 2019Kwh. tugas minggu vi. roindah ezra m s. hapzi ali. universitas mercu buana. 2019
Kwh. tugas minggu vi. roindah ezra m s. hapzi ali. universitas mercu buana. 2019IndahManuela
 
TUGAS KELOMPOK 2 KHALAYAK AUDIENS DASKOM KELAS A THP.pptx
TUGAS KELOMPOK 2 KHALAYAK  AUDIENS DASKOM KELAS A THP.pptxTUGAS KELOMPOK 2 KHALAYAK  AUDIENS DASKOM KELAS A THP.pptx
TUGAS KELOMPOK 2 KHALAYAK AUDIENS DASKOM KELAS A THP.pptxMuhamadLutfifahkrezi1
 
Ilmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasarIlmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasarHardi Stiper
 
Ilmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasarIlmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasarHardi Stiper
 
komunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillkomunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillSayur Lodeh
 

Similar to Psikologi Audit_final Pert.9 -12.pptx (20)

Memahami komunikasi kantor.pptx
Memahami komunikasi kantor.pptxMemahami komunikasi kantor.pptx
Memahami komunikasi kantor.pptx
 
Tugas review
Tugas reviewTugas review
Tugas review
 
Komunikasi 2019 (icha)
Komunikasi 2019 (icha)Komunikasi 2019 (icha)
Komunikasi 2019 (icha)
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
 
Supervisi Hospitality term-12. Sikap Supervisor terhadap perubahan kebijakan ...
Supervisi Hospitality term-12. Sikap Supervisor terhadap perubahan kebijakan ...Supervisi Hospitality term-12. Sikap Supervisor terhadap perubahan kebijakan ...
Supervisi Hospitality term-12. Sikap Supervisor terhadap perubahan kebijakan ...
 
Komunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanKomunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusan
 
Makalah tentang Pidato
Makalah tentang PidatoMakalah tentang Pidato
Makalah tentang Pidato
 
Makalah konsep komunikasi kel.1 jh
Makalah konsep komunikasi kel.1 jhMakalah konsep komunikasi kel.1 jh
Makalah konsep komunikasi kel.1 jh
 
TeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdf
TeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdfTeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdf
TeknikKomunikasiDalamTugasKejurusitaan.pdf
 
PAPER KETERAMPILAN BERBICARA PRESENTASI ILMIAH.docx
PAPER KETERAMPILAN BERBICARA PRESENTASI ILMIAH.docxPAPER KETERAMPILAN BERBICARA PRESENTASI ILMIAH.docx
PAPER KETERAMPILAN BERBICARA PRESENTASI ILMIAH.docx
 
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawasteknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
 
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
 
Effective communication
Effective communicationEffective communication
Effective communication
 
Kwh. tugas minggu vi. roindah ezra m s. hapzi ali. universitas mercu buana. 2019
Kwh. tugas minggu vi. roindah ezra m s. hapzi ali. universitas mercu buana. 2019Kwh. tugas minggu vi. roindah ezra m s. hapzi ali. universitas mercu buana. 2019
Kwh. tugas minggu vi. roindah ezra m s. hapzi ali. universitas mercu buana. 2019
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
TUGAS KELOMPOK 2 KHALAYAK AUDIENS DASKOM KELAS A THP.pptx
TUGAS KELOMPOK 2 KHALAYAK  AUDIENS DASKOM KELAS A THP.pptxTUGAS KELOMPOK 2 KHALAYAK  AUDIENS DASKOM KELAS A THP.pptx
TUGAS KELOMPOK 2 KHALAYAK AUDIENS DASKOM KELAS A THP.pptx
 
Ilmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasarIlmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasar
 
Ilmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasarIlmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasar
 
komunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillkomunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskill
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 

More from ISRAFIL MUNAWARAH, SE,. M.Ak (13)

Akuntansi dan informasi akuntansi SIA pertemuan PERT.3.pptx
Akuntansi dan informasi akuntansi  SIA pertemuan PERT.3.pptxAkuntansi dan informasi akuntansi  SIA pertemuan PERT.3.pptx
Akuntansi dan informasi akuntansi SIA pertemuan PERT.3.pptx
 
Sesi 4 Akuntansi Pertanggung Jawaban_AM.pptx
Sesi 4 Akuntansi Pertanggung Jawaban_AM.pptxSesi 4 Akuntansi Pertanggung Jawaban_AM.pptx
Sesi 4 Akuntansi Pertanggung Jawaban_AM.pptx
 
Hak Dasar Pekerja[1].pptx
Hak Dasar Pekerja[1].pptxHak Dasar Pekerja[1].pptx
Hak Dasar Pekerja[1].pptx
 
Manajemen Resiko dalam Pembiayaan Pert.6.pptx
Manajemen Resiko dalam Pembiayaan Pert.6.pptxManajemen Resiko dalam Pembiayaan Pert.6.pptx
Manajemen Resiko dalam Pembiayaan Pert.6.pptx
 
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptx
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptxFaktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptx
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptx
 
Sesi 14 Harga Transfer_AM.pptx
Sesi 14 Harga Transfer_AM.pptxSesi 14 Harga Transfer_AM.pptx
Sesi 14 Harga Transfer_AM.pptx
 
SESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
SESI 1 Akuntansi Manajemen.pptSESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
SESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
 
ANALISISIS RASIO Lap.Keu.ppt
ANALISISIS RASIO Lap.Keu.pptANALISISIS RASIO Lap.Keu.ppt
ANALISISIS RASIO Lap.Keu.ppt
 
Kelompok Meteorrr.pptx
Kelompok Meteorrr.pptxKelompok Meteorrr.pptx
Kelompok Meteorrr.pptx
 
Analisis Laporan Keuangan kel mlm.pptx
Analisis Laporan Keuangan kel mlm.pptxAnalisis Laporan Keuangan kel mlm.pptx
Analisis Laporan Keuangan kel mlm.pptx
 
MANAGEMENT PEMBIAYAAN.pptx
MANAGEMENT PEMBIAYAAN.pptxMANAGEMENT PEMBIAYAAN.pptx
MANAGEMENT PEMBIAYAAN.pptx
 
Analisis laporan keuangan (1)
Analisis laporan keuangan (1)Analisis laporan keuangan (1)
Analisis laporan keuangan (1)
 
Urgensi negosiasi
Urgensi negosiasiUrgensi negosiasi
Urgensi negosiasi
 

Recently uploaded

Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosromohhmamedd
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptpebipebriyantimdpl
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianHALIABUTRA1
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisGallynDityaManggala
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 

Recently uploaded (18)

Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 

Psikologi Audit_final Pert.9 -12.pptx

  • 1. PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI AUDIT SERTA ETIKA PROFESI UNTUK EXTERNAL DAN INTERNAL AUDITOR Oleh : Israfil Munawarah, S.E., M.Ak
  • 2. Daftar isi Hal I. Pendahuluan ....................................... 3 II. Komunikasi Audit ................................ 6 III.Psikologi Audit ..................................... 68 IV.Etika Profesi dan Integritas Internal dan External Auditor ............................ 111 2
  • 3. Dalam melaksanakan auditnya internal dan eksternal auditor harus mematuhi standar auditing dan mematuhi kode etik untuk menghasilkan kualitas audit yang baik. 3 Hasil akhir audit yang dilakukan internal auditor dalam bentuk audit Findings dan Recommendation yang nantinya harus di follow up oleh auditee. I. PENDAHULUAN
  • 4. Hasil akhir audit yang dilakukan eksternal auditor dalam bentuk Auditor’s opinion dan management letter. 4 Untuk mendukung opini/audit Findings dan Recommendation auditor harus mengumpulkan bahan bukti audit yang cukup dan appropriate.
  • 5. Dalam menjalankan tugasnya auditor harus banyak berhubungan dan berkomunikasi dengan auditee dari level paling bawah sampai level tertinggi (Lower, middle and top management). 5 Karena itu auditor harus mampu berkomunikasi dengan baik dan memahami psikologi audit untuk mengetahui karakter, perilaku, sifat auditee.
  • 6. II. KOMUNIKASI AUDIT Beberapa pengertian komunikasi: 1. Komunikasi adalah (Suryanto, 2015: 47-52) a. Pertukaran simbol, pesan dan informasi b. Proses pertukaran antar individu melalui sistem simbol yang sama c. Seni untuk mengekspresikan gagasan d. Ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi 6
  • 7. 2. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan-pesan yang mengandung arti 3. Komunikasi adalah proses yang didalamnya semua partisipant atau pihak-pihak yang berkomunikasi saling menciptakan, membagi, menyampaikan dan bertukar informasi antara satu dan lainnya dalam rangka mencapai pengertian bersama. 7
  • 8. 4. Komunikasi merupakan proses yang menggambarkan cara seseorang memberikan stimulasi pada makna pesan verbal dan nonverbal kedalam pikiran orang lain 5. Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain 8
  • 9. 6.Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga dapat dipahami apa yang dimaksud. 7.Komunikasi adalah proses pemindahan informasi dan pengertian diantara 2 orang atau lebih, dimana masing-masing berusaha untuk memberikan arti dari pesan-pesan simbolik yang dikirim melalui suatu alat pengirim. 9
  • 10. Proses Komunikasi 10 Komunikator Encoding Saluran Komunikan Decoding Pesan Umpan Balik Pesan Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
  • 11. Komunikator – Pihak yang menyampaikan pesan Encoding – Proses untuk memilih simbol-simbol yang digunakan untuk membentuk pesan Pesan – Sesuatu yang dikomunikasikan Saluran – Bentuk penyaluran yang dipakai, tatap muka atau melalui media perantara Decoding – Proses menerjemahkan simbol-simbol pesan Komunikan – Pihak yang menerima pesan Umpan balik – Pengecekan keberhasilan proses transfer pesan 11 Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
  • 12. Klasifikasi Komunikasi 12  Menurut Cara Komunikasi : • Komunikasi Lisan • Komunikasi Tulisan  Menurut Pihak yang Terlibat : • Komunikasi Intrapersonal • Komunikasi Interpersonal • Komunikasi Kelompok • Komusikasi Massa • Komunikasi Transendental  Menurut Kode yang Digunakan : • Komunikasi Verbal • Komunikasi Non Verbal Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
  • 13. ■ Komunikasi intrapersonal adalah proses penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi dalam diri komunikator, antara diri sendiri. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapersonal oleh komunikator. 13
  • 14. ■ Komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang/pihak lain. Komunikasi interpersonal menghendaki informasi atau pesan dapat tersampaikan dan hubungan diantara orang yang berkomunikasi dapat terjadi. ■ Oleh karena itu, setiap orang dituntut memiliki keterampilan komunikasi interpersonel agar dapat berbagi informasi, bergaul, dan menjalin kerjasama untuk bertahan hidup. 14
  • 15. Keterampilan dasar perseorangan meliputi: ■ Keterampilan mengamati ■ Keterampilan menggambarkan ■ Keterampilan mendengarkan ■ Keterampilan bertanya ■ Keterampilan meringkas ■ Keterampilan memberi dan menerima umpan balik 15
  • 16. ■ Komunikasi transendetal secara luas dapat diartikan sebagai proses komunikasi antara manusia dan sang penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. 16
  • 17. Bentuk komunikasi 1. Wawancara 2. Daftar pertanyaan/pernyataan (kuesioner) 3. Konfirmasi 4. Presentasi 5. Rapat 6. Rapat kecil (briefing) 7. Laporan hasil audit 17
  • 18. Unsur-unsur komunikasi non verbal: 1. Tatapan Mata Tatapan mata orang yang sedang marah akan lebih tajam daripada yang tidak. Tatapan mata dapat mengandung ekspresi yang seseorang rasakan. 2. Mimic (Ekspresi Wajah) Ekspresi wajah sangat menggambarkan seseorang, entah sedang sedih, senang, marah dan lainnya. 3. Gesture (Gerak Tangan) Ada beberapa orang yang ketika gugup malah sering melakukan gerakan tangan yang cepat dan tidak beraturan, adapula yang suka memainkan jari tangan atau memainkan benda-benda kecil seperti tisu, kertas, pulpen. 18
  • 19. 4.Posture (Posisi Tubuh) Posisi tubuh seseorang dapat mencerminkan apakah ia nyaman atau tidak dalam keadaan tersebut. Posisi tubuh yang terlalu kaku / tegak diindikasi bahwa orang tersebut dalam keadaan tegang / gugup. 5.Gerakan Kepala Gerakan mengangguk dan menggelengkan kepala sudah sangat lazim digunakan untuk berkomunikasi. 6.Gerakan Badan Gerakan badan yang kikuk dapat diindikasikan orang tersebut pemalu. Sedangkan gerakan badan yang lincah diindikasikan orang tersebut lebih ekstrovert. 19
  • 20. Suasana psikologi antara pewawancara dan pihak yang diwawancarai perlu diperhatikan. Suasana psikologi dalam wawancara ditandai dengan suasana kerja sama yang baik, penuh persahabatan, ramah tamah, saling menghargai, saling memercayai, merasa aman, nyaman, dan merasa tidak terancam. 20
  • 21. Suasana ini penting diciptakan dalam suatu wawancara karena hanya dalam suasana seperti inilah informasi dapat diperoleh secara baik dan sesuai dengan tujuan wawancara. Dalam hal ini, tugas seseorang pewawancara tidak terbatas hanya untuk memperoleh informasi saja, tetapi juga mencari jalan ke arah pembentukan suatu wawancara yang sebaik‐baiknya. 21
  • 22. Untuk dapat menciptakan suasana psikologis yang kondusif serta memperoleh informasi yang optimal, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara. a. Penampilan pewawancara akan menimbulkan kesan baik atau buruknya pihak pewawancara dari pihak yang diwawancarai. b. Pembicaraan pembukaan yang ramah tamah pada permulaan wawancara. 22
  • 23. c. Kemukakan tujuan wawancara dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pihak yang diwawancarai dan kemukakan dengan segala kerendahan hati dan bersahabat. d. Tariklah minatnya ke arah pokok‐pokok persoalan yang akan ditanyakan. e. Timbulkan suasana yang bebas sehingga pihak yang diwawancarai tidak merasa tertekan, baik oleh pertanyaan yang diajukan maupun oleh suasana wawancara yang berlangsung. 23
  • 24. f. Pewawancara tidak boleh memerlihatkan sikap yang tergesa‐gesa, sikap kurang menghargai jawaban atau sikap yang kurang percaya. g. Berikan dorongan kepada pihak yang diwawancarai, yang dapat menimbulkan perasaan bahwa ia adalah orang yang penting dan diperlukan sekali dalam kerja sama serta bantuannya untuk memberikan informasi. 24
  • 25. Faktor-faktor yang mendukung etos komunikasi: 1.Kesiapan komunikator 2.Kesungguhan komunikator 3.Ketulusan komunikator 4.Kepercayaan komunikator 5.Ketenangan komunikator 6.Keramahan komunikator 7.Kesederhanaan komunikator 25
  • 26. HAMBATAN KOMUNIKASI Interpersonal Communication Barriers: 1. Language Perbedaan bahasa akan menjadi kendala dalam berkomunikasi, untuk membantu hal ini maka dapat menggunakan jasa translator. 2. Culture Perbedaan budaya juga dapat menjadi hambatan dalam komunikasi, misal orang Batak terbiasa berbicara dengan suara kencang, sedangkan orang Jawa terbiasa berbicara dengan suara pelan. 26
  • 27. 3. Filtering Filterisasi yang dilakukan oleh setiap orang sebelum ia berbicara berbeda-beda. Ada orang yang ceplas-ceplos berbicara tanpa memikirkan perasaan orang lain, sedangkan ada pula orang yang dalam berbicara sangat hati-hati agar orang lain tidak tersinggung. 4. Emotions Emosi seseorang dapat berubah-ubah, ada yang dapat mengendalikannya, adapula yang tidak. 5. Information Overload Informasi yang terlalu banyak dapat membingungkan. 6. Defensiveness Ada beberapa orang yang dapat mempertahankan pendapatnya, ada juga yang tidak. 27
  • 28. SYARAT-SYARAT KOMUNIKATOR YANG BAIK: • Memiliki kedekatan dengan audience, dari segi jarak secara phisik maupun secara sosial • Mempunyai kesamaan dan daya tarik sosial dan phisik • Memiliki kesamaan meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar belakang sosial, ras, hobi dan kemampuan bahasa, hobi dan pekerjaan • Dikenal kredibilitas dan otoritasnya • Dikenal status, kekuatan dan kewenangannya • Pandai dalam cara penyampaian pesan 28
  • 29. GAYA KOMUNIKATOR ■ Komunikator yang membangun ■ Komunikator yang mengendalikan ■ Komunikator yang melepaskan diri ■ Komunikator yang menarik diri 29
  • 30. TUJUAN KOMUNIKASI 30 Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima Memberikan informasi Memahami informasi Mendidik Mempelajari Menyenangkan/menghibur Menikmati Menganjurkan suatu tindakan/persuasif Menerima atau menolak anjuran
  • 31. Komunikasi yang harus dilakukan oleh eksternal auditor dalam suatu proses audit adalah: 1. Komunikasi lisan dalam audit: a.Perkenalan : Tahap awal memperkenalkan diri dan tim audit kepada client. b.Peminjaman dokumen : Tahap pengumpulan bukti oleh eksternal auditor terhadap client dalam bentuk dokumen. c.Pengumpulan data / informasi secara umum : Tahap pengumpulan bukti dalam bentuk wawancara dengan client. d.Audit meeting : Memberikan informasi kepada client mengenai temuan- temuan audit. e.Penyelesaian pekerjaan audit : Pamit dengan client seusai audit field work. f. Penyampaian Laporan Hasil Audit : Mengutarakan hasil opini audit kepada client. g.Pemantauan Tindak Lanjut atas Temuan 31
  • 32. 2. Komunikasi tulisan dalam audit: a.Surat tugas audit : berisi perintah penugasan untuk melakukan audit. b.Program audit : berisi prosedur-prosedur audit yang akan dilakukan. c. Kertas kerja audit : berisikan hasil kerja berdasarkan tahap- tahap prosedur audit yang telah dilakukan. d.Konfirmasi, memo & nota : berisikan surat konfirmasi maupun catatan-catatan penting. e.Surat-surat. f. Daftar temuan : berisi temuan-temuan audit. g.Laporan hasil audit : berisi opini audit. 32
  • 33. Beberapa standar auditing yang berkaitan dengan komunikasi yang harus dilakukan Akuntan Publik dalam pelaksanaan auditnya antara lain: SA 210 Persetujuan Atas Ketentuan Perikatan Audit Surat Perikatan Audit atau Bentuk Perjanjian Tertulis Lainnya 33
  • 34. Sebelum dimulainya audit, auditor harus mengirimkan surat perikatan audit kepada klien untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi antara auditor dan klien sehubungan dengan proses audit. Tujuan dan lingkup audit serta tanggung jawab manajemen dan auditor mungkin telah diatur oleh peraturan perundang-undangan, sebagaimana yang dijelaskan di paragraf 10. Meskipun dalam kondisi seperti ini paragraf 11 memperbolehkan surat perikatan hanya memuat hal-hal yang relevan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan manajemen mengakui dan memahami tanggung jawabnya sebagaimana yang dinyatakan di paragraf 6(b), auditor sebaiknya mempertimbangkan dengan semestinya untuk memasukkan hal-hal yang dijelaskan di paragraf 10 ke dalam surat perikatan sebagai informasi bagi manajemen. 34
  • 35. Fokus utama SA ini adalah komunikasi dari auditor kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Meskipun demikian, peran komunikasi dua-arah yang efektif penting untuk membantu: SA 260 Mensyaratkan auditor untuk mengomunikasikan representasi tertulis yang diminta oleh auditor dari manajemen kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola 35
  • 36. a)Auditor dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam memahami hal yang terkait dengan konteks audit; dan dalam mengembangkan hubungan kerja yang saling mendukung. Hubungan ini dibangun bersamaan dengan mempertahankan independensi dan obyektivitas auditor; b)Auditor dalam memperoleh informasi audit yang relevan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Sebagai contoh, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mungkin dapat membantu auditor dalam memahami entitas dan lingkungannya, dalam mengidentifikasi sumber bukti audit yang tepat, dan dalam menyediakan informasi tentang transaksi atau peristiwa spesifik; dan 36
  • 37. c)Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam memenuhi tanggung jawab mereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan, dengan demikian dapat mengurangi risiko kesalahan penyajian yang material atas laporan keuangan. 37
  • 38. Tujuan auditor adalah: a)Untuk mengomunikasikan secara jelas kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan audit atas laporan keuangan, dan gambaran umum perencanaan lingkup dan saat audit; b)Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola; 38
  • 39. c) Untuk menyediakan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola secara tepat waktu, hasil observasi audit yang signifikan dan relevan terhadap tanggung jawab mereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan; dan d) Untuk mendukung komunikasi dua-arah yang efektif antara auditor dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. 39
  • 40. Untuk tujuan SA ini, beberapa istilah berikut memiliki arti seperti di bawah berikut: a)Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola: Individu atau organisasi (atau organisasi-organisasi, seperti wali amanat korporasi) yang memiliki tanggung jawab untuk mengawasi arah strategis entitas dan pemenuhan kewajiban yang berkaitan dengan akuntabilitas entitas. Hal ini mencakup pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dapat mencakup personel manajemen, sebagai contoh, anggota eksekutif suatu dewan tata kelola entitas swasta atau sektor publik, atau seorang pemilik-manajer. Untuk pembahasan tentang perbedaan struktur tata kelola, lihat paragraf A1–A8. 40
  • 41. b)Manajemen: Individu atau kelompok individu dengan tanggung jawab eksekutif untuk melaksanakan operasi entitas. Untuk beberapa entitas di beberapa yurisdiksi, manajemen mencakup beberapa atau semua individu yang bertanggung jawab atas tata kelola, sebagai contoh, anggota eksekutif dewan tata kelola, atau seorang manajer-pemilik. 41
  • 42. Proses Komunikasi Membentuk Suatu Proses Komunikasi ■ Auditor harus mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bentuk, saat dan materi umum yang diharapkan dari komunikasi. 42
  • 43. Bentuk Komunikasi ■ Auditor harus melakukan komunikasi secara tertulis kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang temuan signifikan selama audit jika, menurut pertimbangan profesional auditor, komunikasi secara lisan tidak cukup. Komunikasi tertulis tidak perlu mencakup semua hal yang timbul selama proses audit. ■ Auditor harus melakukan komunikasi secara tertulis kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang independensi auditor ketika disyaratkan dalam paragraf 17. 43
  • 44. 44 Saat Komunikasi Auditor harus melakukan komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola secara tepat waktu.
  • 45. SA 265 Pengungkapan defisiensi dalam pengendalian internal kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen 45 Tujuan auditor adalah untuk mengomunikasikan dengan semestinya kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen tentang defisiensi dalam pengendalian internal yang diidentifikasi oleh auditor selama audit dan menurut pertimbangan profesional auditor adalah cukup penting untuk mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang bersangkutan.
  • 46. Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan apakah suatu defisiensi atau kombinasi beberapa defisiensi dalam pengendalian internal dapat mengakibatkan terjadinya defisiensi signifikan mencakup: ■ Kemungkinan bahwa defisiensi akan menyebabkan kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan di masa yang akan datang. ■ Kerentanan aset atau liabilitas terhadap kerugian atau kecurangan. ■ Subjektivitas dan kompleksitas dalam menentukan jumlah yang diestimasi, misalnya estimasi akuntansi atas nilai wajar. 46
  • 47. ■ Jumlah pada laporan keuangan yang terekspos defisiensi tersebut. ■ Volume aktivitas yang telah terjadi atau mungkin terjadi dalam saldo akun maupun golongan transaksi yang terkena dampak defisiensi tersebut atau beberapa defisiensi. ■ Pentingnya pengendalian dalam proses pelaporan keuangan; sebagai contoh 47
  • 48. o Pengendalian pengawasan umum (misalnya pengawasan atas manajemen). o Pengendalian atas pencegahan dan pendeteksian kecurangan. o Pengendalian atas pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi signifikan. o Pengendalian atas transaksi signifikan dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa. o Pengendalian atas transaksi signifikan di luar kegiatan usaha normal entitas. o Pengendalian atas proses pelaporan keuangan pada akhir periode (misalnya pengendalian atas pencatatan entri jurnal yang tidak berulang). 48
  • 49. ■ Penyebab dan frekuensi terjadinya penyimpangan yang terdeteksi sebagai akibat adanya defisiensi dalam pengendalian. ■ Interaksi antara defisiensi dengan defisiensi lain dalam pengendalian internal. 49
  • 50. Auditor dapat mempertimbangkan informasi di bawah ini sebagai konteks tambahan dalam komunikasi: ■ Suatu indikasi bahwa jika auditor melakukan prosedur yang lebih ekstensif atas pengendalian internal, auditor mungkin dapat menemukan lebih banyak defisiensi untuk dilaporkan, atau menyimpulkan bahwa beberapa defisiensi yang telah dilaporkan sesungguhnya tidak perlu dilaporkan. ■ Suatu indikasi bahwa komunikasi semacam itu disediakan untuk kepentingan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan mungkin saja tidak sesuai untuk tujuan lain. 50
  • 51. SA 315 Komunikasi Antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti Sumber: PSA No.16 ■ Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti pada waktu terjadi perubahan auditor atau perubahan tersebut sedang dalam proses. Seksi ini juga memberikan panduan komunikasi bila salah saji mungkin ditemukan dalam laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor pendahulu. Seksi ini berlaku dalam hal auditor independen mempertimbangkan untuk menerima suatu perikatan (engagement) untuk mengaudit atau mengaudit kembali (lihat paragraf 14 Seksi ini) laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, dan setelah auditor ditunjuk untuk melakukan perikatan tersebut. 51
  • 52. ■ Untuk tujuan Seksi ini, istilah auditor pendahulu adalah auditor yang (a) telah melaporkan laporan keuangan auditan terkini atau telah mengadakan perikatan untuk melaksanakan namun belum menyelesaikan audit laporan keuangan kemudian dan (b) telah mengundurkan diri, bertahan untuk menunggu penunjukan kembali, atau telah diberitahu bahwa jasanya telah, atau mungkin akan, dihentikan. Istilah auditor pengganti adalah auditor yang sedang mempertimbangkan untuk menerima perikatan untuk mengaudit laporan keuangan, namun belum melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu sebagaimana diatur dalam paragraf 07 s.d 10 dan dengan auditor yang telah menerima perikatan. 52
  • 53. PERUBAHAN AUDITOR ■ Auditor harus tidak menerima suatu perikatan sampai komunikasi sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 07 s.d 10 dievaluasi. Namun, auditor dapat membuat proposal untuk perikatan audit sebelum melakukan komunikasi dengan auditor perikatan pendahulu. Auditor dapat memberitahu calon kliennya (sebagai contoh, dalam proposal) bahwa penerimaan perikatan belum bersifat final sampai komunikasi dengan auditor pendahulu dievaluasi. 53
  • 54. ■ Komunikasi lain antara auditor pengganti dengan auditor pendahulu, yang dijelaskan dalam paragraf 11, adalah dianjurkan untuk membantu auditor pengganti dalam merencanakan perikatan. Namun, waktu komunikasi lain ini lebih fleksibel. Auditor pengganti dapat berinisiatif melakukan komunikasi lain ini, sebelum menerima perikatan atau sesudahnya. 54
  • 55. ■ Bila terdapat lebih dari satu auditor yang mempertimbangkan untuk menerima suatu perikatan, auditor pendahulu harus tidak diharapkan menanggapi permintaan keterangan sampai dengan auditor pengganti telah dipilih oleh calon klien dan telah menerima perikatan yang memerlukan evaluasi komunikasi dengan auditor pendahulu sebagaimana diatur dalam paragraf 07 sd. 10 seksi ini. 55
  • 56. SA 505 Konfirmasi Eksternal Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna seperti di bawah ini: 56 a) Konfirmasi eksternal — Bukti audit yang diperoleh sebagai suatu respons tertulis langsung kepada auditor dari pihak ketiga (pihak yang dikonfirmasi), baik dalam bentuk kertas, atau secara elektronik atau media lainnya.
  • 57. 57 b) Permintaan konfirmasi positif — Suatu permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga untuk merespons secara langsung kepada auditor yang menunjukkan apakah pihak yang dikonfirmasikan tersebut setuju atau tidak setuju dengan informasi yang terdapat dalam permintaan konfirmasi, atau menyediakan informasi yang diminta.
  • 58. c)Permintaan konfirmasi negatif — Suatu permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga untuk merespons secara langsung kepada auditor hanya jika pihak yang dikonfirmasi tidak setuju dengan informasi yang terdapat dalam permintaan konfirmasi. d)Tanpa respons — Suatu kegagalan dari pihak yang dikonfirmasi untuk merespons, sebagian atau secara penuh, terhadap permintaan konfirmasi positif, atau sebuah permintaan konfirmasi yang kembali karena tidak sampai ke tangan pihak yang dikonfirmasi. 58
  • 59. e) Penyimpangan — Suatu respons yang menunjukkan perbedaan antara informasi yang diminta untuk dikonfirmasikan atau informasi yang terdapat dalam catatan entitas, dengan informasi yang disediakan oleh pihak yang dikonfirmasi. 59
  • 60. SA 580 REPRESENTASI TERTULIS Suatu pernyataan tertulis yang diberikan oleh manajemen kepada auditor untuk mengkonfirmasi mengenai hal-hal tertentu atau untuk mendukung bukti audit lain ■ Untuk tujuan SA, istilah di bawah ini memiliki makna sebagai berikut: 60
  • 61. ■ Representasi tertulis: Suatu pernyataan tertulis yang diberikan oleh manajemen kepada auditor untuk mengkonfirmasi mengenai hal-hal tertentu atau untuk mendukung bukti audit lain. Representasi tertulis dalam konteks ini tidak termasuk laporan keuangan, asersi yang terdapat di dalamnya, atau buku dan catatan yang mendukung laporan keuangan tersebut. 61
  • 62. Representasi Tertulis Lainnya SA lain mengharuskan auditor untuk meminta representasi tertulis. Jika, sebagai tambahan representasi yang diminta tersebut, auditor mempertimbangkan bahwa satu atau lebih representasi tertulis dibutuhkan untuk mendukung bukti audit lain yang relevan dengan laporan keuangan atau satu atau lebih asersi spesifik di dalam laporan keuangan, auditor harus meminta representasi tertulis lainnya tersebut. 62
  • 63. Tanggal dan Periode yang Dicakup oleh Representasi Tertulis Tanggal representasi tertulis harus sama dengan tanggal laporan auditor atas laporan keuangan. Representasi tertulis harus mencakup seluruh laporan keuangan dan periode yang dirujuk di dalam laporan auditor. 63
  • 64. SA 700 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan Atas Laporan Keuangan Bentuk Opini Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasian bila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. 64
  • 65. Jika auditor: a) Menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau b) Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material; auditor harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705. 65
  • 66. Jika laporan keuangan disusun sesuai dengan ketentuan suatu kerangka penyajian wajar tidak mencapai penyajian wajar, maka auditor harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen dan, tergantung dari ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana hal tersebut diselesaikan, harus menentukan apakah perlu untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705. 66
  • 67. SA 705 Modifikasi Terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen Ruang Lingkup Standar Audit (“SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor untuk menerbitkan suatu laporan yang tepat dalam kondisi ketika, dalam merumuskan suatu opini berdasarkan SA 700,1 auditor menyimpulkan bahwa modifikasi terhadap opini auditor atas laporan keuangan diperlukan. 67
  • 68. Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi 68 Psikologi menyebut komunikasi: penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak, peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, proses saling pengaruh diantara berbagai sistem dalam diri organisme dan diantara organisme Psikologi menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. III. PSIKOLOGI AUDIT
  • 69. Pada diri komunikan psikologi memeriksa karakteristik manusia komunikan serta faktor- faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya. 69 Pada komunikator, psikologi melacak sifat- sifatnya dan bertanya: apa yang menyebabkan satu sumber berhasil mempengaruhi orang lain dan sumber yang lain tidak
  • 70. Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu, bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respons pada individu lainnya – Psikologi terutama mengarahkan pada perilaku manusia dan menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan timbulnya sebuah PERILAKU – Psikologi melihat komunikasi pada perilaku individu komunikan 70
  • 71. Pada saat pesan sampai pada diri komunikator, psikologi melihat proses penerimaan pesan, menganalisa faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhinya dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendirian atau dalam kelompok 71
  • 72. Pemahaman diri Sebagai Auditor Sebagai seorang auditor, pemahaman diri mengenai siapa dirinya ataupun tugasnya menjadi suatu hal yang penting dalam rangka pelaksanaan tugas profesionalnya. Hal ini dimaksudkan agar auditor selalu meningkatkan dan mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan pihak auditee. 72
  • 73.  Cara berdandan  Gaya bicara  Bahasa tubuh  Nada suara  Cara duduk 73 Hal-hal yang perlu dikenali dan dipahami oleh auditor mengenai dirinya adalah : a. Penampilan auditor
  • 74. b. Kemampuan dan keahlian c. Etika pergaulan d. Sifat-sifat kepemimpinan  Disiplin dan dapat dipercaya  Teliti dan luwes  Berkemauan keras dan ulet  Inisiatif, kreatif dan percaya diri 74
  • 75. Bagi akuntan yang berpraktik sebagai auditor disamping ketiga hal diatas, kemampuan berkomunikasi merupakan suatu hal lain yang sangat dibutuhkan dalam melaksanakan penugasan profesionalnya. Dalam proses audit, seorang auditor senantiasa berhubungan dengan pihak yang diaudit atau auditee. Hubungan ini diarahkan pada suatu kerjasama agar proses audit dapat berjalan dengan lancar dan hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan kedua belah pihak. 75
  • 76. Dalam meningkatkan profesionalisme seorang auditor haruslah terlebih dahulu memahami dirinya sendiri dan tugas yang akan dilaksanakannya serta selalu meningkatkan dan mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan auditee. Auditor juga harus berusaha memahami perilaku auditee dan juga membangun komunikasi dan kerjasama dengan pihak auditee. 76
  • 77. Disadari atau tidak bahwa auditor maupun auditee adalah individu-individu yang mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat, ataupun kebiasaan-kebiasaan yang tampil secara khas melalui tingkah lakunya. Pemahamaan mengenai tingkah laku manusia menjadi penting bagi auditor manakala interaksi antara auditor dengan pihak auditee tidak berlangsung harmonis yang dapat mengganggu kelancaran proses audit. 77
  • 78. Kondisi demikian memerlukan keterampilan khusus atau keahlian seorang auditor untuk melakukan pendekatan yang lebih baik secara psikologis maupun komunikatif. Hal ini bertujuan agar para auditor dapat memahami atau mempelajari langkah-langkah dan cara-cara yang dapat ditempuh untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan pihak yang di audit. 78
  • 79. Peranan faktor psikologi dalam praktek audit bagi seorang auditor adalah : Penguasaan personal yakni keterampilan untuk mengklarifikasi dan memahami visi orang, dan mempunyai kesabaran dalam mencapai tujuan. Keterampilan membuat asumsi, generalisasi, gambaran atau kesan secara mendalam dalam memahami kehidupan dan menentukan sikap yang harus diambil. Keterampilan dalam menciptakan visi bersama sehingga segala usaha menuju tujuan tersebut tercapai. 79
  • 80. Seorang auditor dapat menciptakan suasana nyaman dan aman sehingga secara psikologis auditee tidak merasa terancam dalam memberikan segala sesuatu atau informasi yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan proses audit. Secara normal aspek psikologis bekerja bedasarkan aspek fisiologis yang sehat dan disesuaikan dengan keadaaan lingkungan sosial, fasilitas sekitarnya, serta nilai-nilai kehidupan yang ada. Kesatuan dari ketiga aspek tersebut dalam perkembangannya pada setiap orang berbeda. Karenanya sering disebut bahwa manusia adalah makhluk yang unik. 80
  • 81. 81 Zodiak Tanggal Lahir Capricorn 22 Desember – 20 Januari Aquarius 21 Januari – 19 Februari Pisces 20 Februari – 20 Maret Aries 21 Maret – 19 April Taurus 21 April – 20 Mei Gemini 21 Mei – 21 Juni Cancer 22 Juni – 22 Juli Leo 23 Juli – 23 Agustus Virgo 24 Agustus – 22 September Libra 23 September – 23 Oktober Scorpio 24 Oktober – 22 November Sagitarius 23 November – 21 Desember Sumber : http://www.duniapusaka.com/blog/tanggal-simbol-zodiak-anda
  • 82. Sifat manusia bisa digolongkan menjadi manusia introvert dan extrovert. Ini bisa dilihat dari garis-garis ditelapak tangan. Jika garisnya tebal-tebal bisa diduga sifatnya extrovert, jika garisnya tipis diduga sifatnya introvert 82
  • 83. Beberapa ciri sifat Introvert ■ Fokus pada gagasan dan pengalaman yang berasal dari dalam dirinya. Mengarahkan energi dan perhatian ke dalam dan mendapatkan energi dari merefleksikan pikiran, kenangan dan perasaan ■ Merasa terdorong ke dalam oleh tuntutan-tuntutan dari luar ■ Lebih suka berkomunikasi melalui tulisan ■ Mengembangkan gagasan dengan melakukan refleksi ■ Belajar melalui refleksi diri, melatihnya di dalam ■ Memiliki minat yang mendalam ■ Menyendiri dan terkendali ■ Mengambil inisiatif bila situasi atau masalah sangat penting bagi mereka 83 Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
  • 84. Beberapa ciri sifat Ekstrovert ■ Fokus pada dunia luar berupa orang lain atau kegiatan. Mengarahkan energi dan perhatian ke luar dan menerima energi dengan cara berinteraksi dengan orang lain atau mengambil tindakan ■ Merasa tertarik keluar oleh tuntutan-tuntutan dan kondisi yang berasal dari luar ■ Lebih suka berkomunikasi secara verbal ■ Mengembangkan gagasan dengan membicarakannya ■ Belajar melalui perilaku atau diskusi ■ Memiliki minat yang luas ■ Mudah bergaul dan ekspresif ■ Mudah membuat inisiatif dalam pekerjaan dan pergaulan 84 Sumber: Komunikasi Audit Intern, Pusdiklatwas BPKP, 2014
  • 85. Bentuk wajah, hidung, telinga, bibir, mata, rambut serta tahi lalat bisa mencerminkan kepribadian/sifat seseorang. Bentuk garis tangan juga bisa menunjukan nasib/peruntungan seseorang. 85
  • 86. MELIHAT GARIS TANGAN USIA WANITA PRIA 86 < 30 TAHUN KANAN KIRI > 30 TAHUN KIRI KANAN TELAPAK TANGAN
  • 87. Contoh jari telunjuk 87 Garis Sekolahan Lancar Kurang Lancar
  • 89. ■ Kuping caplang (besar, melebar kesamping dan bagian bawahnya tebal) menunjukan rezekinya bagus. ■ Kuping kecil, arah kebelakang menunjukan rezekinya biasa-biasa saja ■ Tahi lalat dibawah dagu, didada, dipaha dan dikantor pusat mengidentifikasikan yang bersangkutan memiliki libido yang above average. 89
  • 90. Beberapa contoh kepribadian berdasarkan Shio : 90  Shio Tikus Tikus dilahirkan dibawah lambang daya tarik. Ia cerdik, populer, dan suka menghadiri pesta-pesta serta pertemuan-pertemuan sosial yang besar. Tikus sangat mudah menjalin persahabatan dan orang lain umumnya merasa relaks bila bersamanya. Tikus adalah makhluk yang sangat sosial dan benar-benar menaruh perhatian terhadap kesejahteraan dan aktivitas orang lain. Ia memiliki pemahaman yang baik mengenai sifat manusia dan nasihat serta pendapatnya seringkali diharapkan.
  • 91. Tikus adalah pekerja keras dan tekun. Ia juga sangat imajinatif dan tidak pernah kehabisan ide. 91 Tikus umumnya sangat hemat dan bahkan dianggap pelit oleh orang lain. Ini disebabkan karena ia lebih suka menyimpan uangnya demi kepentingan keluarganya.
  • 92.  Shio Kerbau Kerbau dilahirkan dibawah lambang keseimbangan dan keuletan. Ia adalah seorang pekerja keras dan penuh kesungguhan, dan ia melakukan segala sesuatu dengan cara yang pasti, metodis dan tegas. Kerbau mempunyai kualitas kepemimpinan yang cukup besar dan wataknya yang keras serta tidak mengenal kompromi sering mengundang kekaguman pihak lain. Ia mengetahui dengan jelas apa yang ia inginkan dalam hidup, dan sebisa mungkin akan berusaha untuk tidak menyimpang terlalu jauh dari tujuan hidupnya. Kerbau menjalankan tanggung jawab dan pekerjaan dengan sangat serius. 92
  • 93.  Shio Harimau Harimau dilahirkan dibawah lambang keberanian. Ia adalah sosok yang penuh karisma dan biasanya mempunyai pandangan dan pendapat yang sangat teguh. Harimau berkemauan keras dan tekun, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dengan penuh energi dan entusiasme. Shio ini sangat waspada dan cerdik, dan ia memiliki pikiran yang terus menerus bekerja aktif. Harimau adalah seorang pemikir yang tangguh dan hampir selalu muncul dengan ide-ide baru, serta penuh entusiasme dalam mengerjakan beberapa proyek atau rancangan baru. 93
  • 94.  Shio Naga Naga di lahirkan di bawah lambang keberuntungan. Shio ini umumnya memiliki watak yang menyenangkan dan puas dengan keadaan dirinya sendiri. Naga juga memiliki rasa percaya diri yang cukup kuat. Ia juga sangat pandai dan dapat dengan cepat memanfaatkan setiap kesempatan yang muncul dihadapannya. Naga ambisius dan tekun, serta mampu melakukan segala sesuatu yang dikehendakinya dengan baik. Naga juga seorang yang perfeksionis, dan selalu mencoba dan berusaha mempertahankan standar tinggi yang dibuatnya sendiri. 94
  • 95. Naga seringkali mudah mempercayai orang lain dan kadang-kadang bahkan agak mudah tertipu. 95 Naga mempunyai energi yang berlimpah dan seringkali sanggup bekerja lembur dan mengorbankan waktu luangnya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
  • 96.  Shio Babi Babi dilahirkan dibawah lambang kejujuran. Shio ini mempunyai watak yang baik hati dan penuh pengertian, serta terkenal akan kemampuannya untuk bertindak sebagai juru damai. Babi membenci segala bentuk pertengkaran atau pertentangan, dan akan berusaha sebisa mungkin untuk membereskan perbedaan pendapat atau untuk mendamaikan pihak-pihak yang saling bertentangan. 96
  • 97. Babi adalah seorang komunikator yang ulung dan pada umumnya tidak mengada-ada dan berbicara langsung ke pokok persoalan tanpa berbasa-basi terlebih dahulu. Shio ini membenci segala bentuk kepalsuan atau kemunafikan, dan merupakan penjunjung keadilan dan taat terhadap hukum serta segenap peraturan. 97
  • 98. Babi adalah pekerja keras dan tekun, dan khususnya sangat dihormati karena bisa diandalkan dan karena integritasnya. 98 Babi mempunyai rasa humor yang tinggi dan selalu siap melontarkan senyuman, lelucon, atau beberapa komentar jenaka, setiap saat. Babi suka menjamu atau menyenangkan orang lain.
  • 99. Matrix berikut ini menunjukan tingkat hubungan antara shio, baik hubungan pekerjaan/bisnis atau hubungan pribadi 99
  • 100. HUBUNGAN PRIBADI 1. Sangat baik. Sangat cocok. 2. Hubungan yang berhasil. Banyak kesamaan dalam minat. 3. Saling pengertian dan saling menghormati. Hubungan yang baik. 4. Cukup baik. Perlu perhatian dan kemauan untuk berkompromi agar hubungan ini dapat berjalan dengan lancar. 5. Tidak cocok. Ada kemungkinan akan timbul masalah dalam komunikasi, dan sangat sedikit kesamaan dalam minat 6. Kepribadian yang saling bertentangan. Hubungan yang sangat sulit. 100 KUNCI
  • 101. 101
  • 102. HUBUNGAN BISNIS 1. Sangat baik. Saling pengertian dan penghargan yang sangat baik. 2. Baik sekali. Saling melengkapi satu sama lain. 3. Hubungan kerja yang baik dan saling pengertian dapat mulai dikembangkan. 4. Baik, tetapi kompromi dan cita-cita bersama sering diperlukan untuk membuat hubungan ini berjalan lancar. 5. Tidak cocok. Kemungkinan besar tidak berjalan lancar, baik karena kurangnya saling percaya, pengertian maupun sifat saling bersaing dari masing-masing shio. 6. Hubungan yang saling mencurigai. Sulit dilanjutkan. Sebaiknya dihindari. 102 KUNCI
  • 103. 103
  • 104. IV. ETIKA PROFESI DAN INTEGRITAS INTERNAL DAN EXTERNAL AUDITOR • Hampir semua profesi memiliki etika profesi yang harus dipatuhi anggotanya. 104 •Menurut Sonny Keraf (1988) Etika Profesi adalah bagian dari etika khusus yang merupakan etika sosial, sedangkan Etika Bisnis adalah bagian dari etika profesi.
  • 105. Beberapa pengertian etika profesi: ■ Menurut Boynton & Kell (2001) etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakannya dengan profesi lain yang berfungsi mengatur tingkah laku para anggotanya. ■ Menurut Howard J Brown yang dikutip oleh Rustiana & Dian Indri (2002) dari Abdullah (2000), etika profesi melambangkan suatu bagian penting dari sistim disiplin yang komprehensif dalam masyarakat beradab. Sistim disiplin berguna untuk melindungi kesejahteraan kelompok dari tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab. 105
  • 106. Beberapa prinsip etika profesi yaitu: 1. Prinsip tanggung jawab 2. Prinsip keadilan 3. Prinsip otonomi 4. Prinsip integritas moral. 106
  • 107. Etika Profesi Internal Auditor dibuat oleh: ■ Institut Internal Auditor (IIA) yang harus dipatuhi anggotanya, para internal auditor yang bergelar Certified Internal Auditor ■ Yayasan Profesi Internal Audit (YPIA) yang harus dipatuhi anggotanya, mereka yang memiliki sertifikasi Qualified Internal Auditor 107
  • 108. Etika profesi Internal Auditor dari IIA terdiri dari: Principles • Integrity • Objectivity • Confidentiality • Competency Rules of Conduct • Integrity • Objectivity • Confidentiality • Competency 108
  • 109. 109
  • 110. 110
  • 111. 111
  • 112. Etika Profesi Internal Auditor dari YPIA terdiri dari: 112 KODE ETIK PRINSIP Auditor internal diharapkan untuk menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip berikut: 1. Integritas Integritas auditor internal membentuk keyakinan dan oleh karenanya menjadi dasar kepercayaan terhadap pertimbangan auditor internal.
  • 113. 2. Objektivitas Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional pada level tertinggi dalam memperoleh, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas atau proses yang diuji. Auditor internal melakukan penilaian yang seimbang atas segala hal yang relevan dan tidak terpengaruh secara tidak semestinya oleh kepentingan pribadi atau pihak lain dalam memberikan pertimbangan. 113
  • 114. 3. Kerahasiaan Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak mengungkap informasi tersebut tanpa kewenangan yang sah, kecuali diharuskan oleh hukum atau profesi. 4. Kompetensi Auditor internal menerapkan pengetahuan, kecakapan dan pengalaman yang diperlukan dalam memberikan jasa audit internal. 114
  • 115. ATURAN PERILAKU 1.1. Harus melaksanakan pekerjaannya secara jujur, hati- hati dan bertanggung jawab 1.2. Harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan sebagaimana diharuskan oleh hukum atau profesi. 1.3. Tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal, atau melakukan kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau organisasi. 1.4. Harus menghormati dan mendukung tujuan organisasi yang sah dan etis. 115 1. Integritas: Auditor internal:
  • 116. 2. Objektivitas Auditor internal: 2.1. Tidak boleh berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat, atau patut diduga dapat, menghalangi penilaian auditor internal yang adil. Termasuk dalam hal ini adalah kegiatan atau hubungan apapun yang mengakibatkan timbulnya pertentangan kepentingan dengan organisasi. 2.2. Tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut diduga dapat, mengganggu pertimbangan profesionalnya. 2.3. Harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya, yang apabila tidak diungkapkan, dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu. 116
  • 117. 3. Kerahasiaan Auditor internal: 3.1. Harus berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh selama melaksanakan tugasnya. 3.2. Tidak boleh menggunakan informasi untuk memperoleh keuntungan pribadi, atau dalam cara apapun, yang bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan organisasi yang sah dan etis. 117
  • 118. 4. Kompetensi Auditor internal: 4.1.Hanya terlibat dalam pemberian jasa yang memerlukan pengetahuan, kecakapan dan pengalaman yang dimilikinya. 4.2.Harus memberikan jasa audit internal sesuai dengan Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal (Standar). 4.3.Harus senantiasa meningkatkan keahlian, keefektifan dan kualitas jasanya secara berkelanjutan. 118
  • 119. Definisi Integrity Prinsip integritas moral, sesuai dengan hakikat dan ciri-ciri profesi yaitu bahwa seorang profesional adalah orang yang memiliki integritas pribadi dan moral yang tinggi. Karena ia memiliki komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan kepentingan orang lain atau masyarakat. 119
  • 120. Standar integritas berhubungan dengan bagaimana berperilaku profesional (misalnya menghindari kegiatan yang dapat mendiskreditkan perusahaan dan profesi, seperti pratik pemekerjaan yang tidak wajar) dan menghindari benturan kepentingan (misalnya tidak menerima sesuatu/hadiah dari supplier atau pelanggan). Standar objectivitas berkaitan dengan kebutuhan untuk mempertahankan pertimbangan profesional (misalnya tidak mengembangkan analisis untuk mendukung keputusan yang diketahuinya tidak benar). 120
  • 121. IAPI memiliki Etika Profesi Akuntan Publik Indonesia yang berpedoman pada Kode Etik IFAC, dan terdiri dari dua bagian : 121 Bagian A berisi Prinsip Dasar Etika Profesi yang terdiri atas : Seksi 100 Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi Seksi 110 Prinsip Integritas Seksi 120 Prinsip Objektivitas Seksi 130 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesi Seksi 140 Prinsip Kerahasiaan Seksi 150 Prinsip Prilaku Profesional
  • 122. Bagian B Aturan Etika Profesi yang terdiri atas: Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP Seksi 220 Benturan Kepentingan Seksi 230 Pendapat Kedua Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-tamahan lainnya Seksi 270 Penyimpanan Aset Milik Klien Seksi 280 Objektivitas Semua Jasa Profesional Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance Bagian A harus dipatuhi oleh semua akuntan anggota IAI apapun profesinya. Bagian B harus dipatuhi oleh akuntan yang berprofesi sebagai Akuntan Publik (External Auditor) 122
  • 123. BPK RI sebagai auditor Pemerintah / External Audit juga memiliki Kode Etik yang terdiri dari : 123
  • 124. Daftar Isi 124 • Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 • Bab II Tujuan dan Ruang Lingkup Pasal 2 dan Pasal 3 • Bab III Kode Etik Pasal 4 dan Pasal 5 • Bab IV Penerapan Kode Etik Pasal 6 dan Pasal 7 • Bab V Sanksi Kode Etik Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10 • Bab VI Ketentuan Peralihan Pasal 11 • Bab VII Ketentuan Penutup Pasal 12 dan Pasal 13
  • 125. Bab II Setiap Anggota BPK dan Pemeriksa wajib: a. mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku. b. mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. c. menjunjung tinggi independensi, integritas dan profesionalitas. d. menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas BPK. Pasal 2 125
  • 126. Pasal 3 1)Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BPK wajib: a. memegang sumpah dan janji jabatan. b. bersikap netral dan tidak berpihak. c. menghindari terjadinya benturan kepentingan. d. menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi obyektivitas. 126
  • 127. 2) Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BPK dilarang: a. merangkap jabatan dalam lingkungan lembaga negara yang lain, badan-badan lain yang mengelola keuangan negara, dan perusahaan swasta nasional atau asing. b. menjadi anggota partai politik. c. menunjukkan sikap dan perilaku yang dapat menyebabkan orang lain meragukan independensinya. 127
  • 128. Bab III 1) Untuk menjamin integritas dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, AnggotaBPK wajib: a. bersikap tegas dalam menerapkan prinsip, nilai dan keputusan. b. bersikap tegas dalam mengemukakan dan/atau melakukan hal-hal yang menurut pertimbangan dan keyakinannya perlu dilakukan. c. bersikap jujur dengan tetap memegang rahasia pihak yang diperiksa. Pasal 4 128
  • 129. 2) Untuk menjamin integritas dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BPK dilarang menerima pemberian dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung yang diduga atau patut diduga dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas dan wewenangnya. 129
  • 130. Ikatan Akuntan Indonesia juga memiliki Kode Etik yang terdiri : 130
  • 131. Halaman Bagian A Prinsip Dasar Etika.................................................. 1 – 16 Seksi 100 Pendahuluan dan prinsip dasar............................ 2 Seksi 110 Integritas................................................................. 11 Seksi 120 Objektivitas............................................................. 12 Seksi 130 Kompetensi dan kehati-hatian profesional.......... 13 Seksi 140 Kerahasiaan........................................................... 14 Seksi 150 Perilaku profesional................................................ 16 Daftar Isi 131
  • 132. Bagian B Akuntan Profesional di Praktik Publik........................... 17 – 18 Bagian C Akuntan Profesional di Bisnis........................................ 19 – 48 Seksi 300 Pendahuluan................................................................. 20 Seksi 310 Benturan kepentingan.................................................. 24 Seksi 320 Penyusunan dan pelaporan informasi......................... 28 Seksi 330 Bertindak dengan keahlian yang memadai................. 30 Seksi 340 Kepentingan keuangan, kompensasi, dan insentif Terkait dengan pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan....................................................................... 32 Seksi 350 Bujukan........................................................................... 35 Seksi 360 Merespon ketidakpatuhan pada hukum dan peraturan 38 Definisi.............................................................................................. 49 Tanggal Efektif.................................................................................. 54 132
  • 133. INTEGRITAS, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis 133 SEKSI 110 INTEGRITAS Prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga berarti berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya. 110.1
  • 134. Akuntan Profesional tidak boleh terkait dengan laporan, pernyataan resmi,komunikasi, atau informasi lain ketika Akuntan Profesional meyakini bahwa informasi tersebut terdapat: a. kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan; b. pernyataan atau informasi yang dilengkapi secara sembarangan; atau c. penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan sehingga akan menyesatkan. Ketika menyadari bahwa dirinya telah dikaitkan dengan informasi semacam itu, maka Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar tidak dikaitkan dengan informasi tersebut. 110.2 134
  • 135. Akuntan Profesional dianggap tidak melanggar ketentuan paragraf 110.2 sepanjang Akuntan Profesional memberikan laporan yang telah diperbaiki terkait dengan permasalahan yang terdapat dalam paragraf tersebut. 110.3 135
  • 136. 1. Auditor perlu memahami sifat, perilaku auditee disamping memahami sifatnya sendiri 2. Auditor harus bisa berkomunikasi dengan baik bukan hanya dengan tim auditnya tetapi juga dengan auditee dan pihak- pihak yang terkait 3. Dengan demikian diharapkan auditor bisa mengumpulkan bahan bukti audit yang cukup dan appropriate untuk mendukung opini yang diberikan dan audit findings dan recommendation 4. Psikologi dan komunikasi audit sangat perlu diajarkan di jurusan akuntansi program S1 maupun Maksi 5. Auditor harus memiliki integritas yang baik untuk menghindari godaan Fraud. V. KESIMPULAN 136
  • 137. Agoes, Sukrisno (Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi 5, Jilid 1 dan 2, 2017, Salemba Emban Patria, Jakarta ____________, Fraud Auditing, Seminar Akuntansi Fakultas Ekonomi Univeritas Kristen Krida Wacana, 2016, Jakarta ______________, dan Ardana Cenik, Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya Edisi Revisi, 2009, Salemba Empat, Jakarta Boynton & Kell (2001), Modern Auditing, 7th ed, John Wiley & Howard J Brown dalam Rustiana & Dian Indri (2002) Keraf, Sonny, 1998, Etika Bisnis : Tuntutan dan Relevansinya, Kanisius, Yogyakarta Kode Etik Yayasan Profesi Internal Audit MacKeith, James, alih bahasa Saputra, Arvin, Body Language, Karisma Publishing Group, 2002 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dalam Rangka Diklat Fungsional Auditor-Diklat Pembentukan Auditor Ahi, Buku Kerja Komunikasi Audit Intern (KAI), Bogor, 2014 ____________________________, Panduan Instruktur Komunikasi Audit Intern (KAI), Bogor, 2014 Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, CV Pustaka Setia, Bandung, 2015 Tickle, Naomi, penerjemah Dewi, Kania, Cara Cepat Membaca Wajah, Ufuk Publishing House, 2015 The Institute of Internal Auditors, Code of Ethics, 2009 http://www.duniapusaka.com/blog/tanggal-simbol-zodiak-anda http://adf.ly/YiA4f Daftar Pustaka 137
  • 138. 145