Jurnal ABC (Activity-Based Costing) dalam Keputusan harga Kompetitif)Desi Nurmalasari
Ini merupakan terjemahan dari jurnal bahasa ingris, yang kemudian kami translate-kan dan menjadi bahan untuk presentasi bersama kelompok saat mata kulaiah akuntansi dan manajemen biaya
Bahan presentasi dalam mata uliah manajemen akuntansi dan biaya, ini merupakan hasil diskusi dan presentasi dari saya dan kelompok saya pada saat kuliah. semoga bermanfaat.
Ini merupakan materi yang pernah saya presntasikan bersama teman-teman kelompok saya pada saat semester 4 dalam mata kuliah Manajemen Akuntansi dan Biaya.
Produksi dalam pandangan islam dapat didefinisikan sebagai upaya manusia untuk
menghasilkkan barang dan jasa yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan masyarakat
secara umum, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan melalui usaha
yang halal dan berkah. Dalam pandangan islam, tujuan produksi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan materi manusia, tetapi juga untuk mencapai tujuan spiritual yang
lebih tinggi. Produksi yang dijalankan oleh umat islam harus mengarah pada kemaslahatan
bersama dan memperkuat tali persaudaraan antar sesama muslim.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Islam menekankan prinsip-prinsip berikut :
Keadilan
1.
Kemaslahatan Bersama
2.
Etika dan Moralitas
3.
Keterkaitan antara Produksi dan Ibadah
4.
2. KONSEP KONSUMSI DALAM ISLAM
Konsumsi dalam pandangan islam adalah suatu aktivitas mengeluarkan harta yang
dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsumsi dapat
dilakukan dengan cara yang halal maupun yang haram, oleh karena itu penting
bagi umat islam agar dapat memenuhi kebutuhannyha dengan cara yang halal
dan membawa berkah.
Konsumsi dalam Islam memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Dalam islam, konsumsi yang dilakukan dengan cara yang halal dan baik
akan membawa keberkahan dan mendatangkan rizki yang halal. Sebaliknya
konsumsi yang dilakukan dengan cara yang haram dan tidak baik akan membawa
malapetaka dan kehancuran. IInvestasi dalam pandangan Islam adalah upaya memanfaatkan harta dengan cara
menanamkan modal pada bidang-bidang usaha tertentu dengan harapan memperoleh
keuntungan dan berkembangnya usaha tersebut, sekaligus memberikan manfaat bagi
masyarakat.
Tujuan utama investasi dalam Islam adalah untuk memperoleh keuntungan yang halal
dan bermanfaat secara ekonomi serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Investasi dalam Islam juga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
dan mengurangi kemiskinan serta ketimpangan sosial. Selain itu, investasi juga dianggap
sebagai cara untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya yang diberikan oleh Allah
SWT.
PERAN INVESTASI DALAM
MEININGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Investasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Berikut adalah beberapa kontribusi investasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat:
a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Investasi
b. Kontribusi Investasi dalam Menurunkan Tingkat Kemiskinan
c. Peningkatan Kesejahteraan Umum melalui Investasi
4. POTENSI INDUSTRI HALAL
Industri halal memiliki potensi pasar yang besar, terutama di negara-negara mayoritas
Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu, produk halal juga diminati
oleh konsumen non-Muslim yang mencari produk yang berkualitas, aman dikonsumsi, dan
diproduksi dengan standar yang ketat. Beberapa faktor yang mempengaruhi potensi pasar
industri halal antara lain:
a. Ukuran Pasar Global Industri Halal.
b. Pertumbuhan Pasar Industri Halal.
c. permintaan Masyarakat akan Produk Halal.
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
PSAK Bo. 59
1.
2. PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah telah disahkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 1 Mei 2002.
Oleh :
Nurlailatul (138200)
Abdul Aziz (138200)
Desi Nurmalasari (13820057)
3. Tujuan
AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH
Ruang
Lingkup
1. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi
(pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) transaksi
husus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah.
2. Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank
perkreditan rakyat syariah, dan kantor cabang syariah bank
konvensional yang beroperasi di Indonesia.
4. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan
keuangan sesuai permintaan khusus (statutory) pemerintah, lembaga
pengawas independen, dan bank sentral (Bank Indonesia).
3. Hal-hal umum yang tidak diatur dalam pernyataan ini mengacu pada
pernyataan standar akuntansi keuangan yang lain dan atau prinsip
akuntansi yang berlaku umum sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
5. Usaha bank banyak dipengaruhi ketentuan peraturan perundang-
undangan yang dapat berbeda dengan prinsip akuntansi yang Berlaku
4. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah
Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)
Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah
Pengakuan Laba Rugi Mudharabah
Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)
Bank sebagai Agen Investas
Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah
Bank sebagai Mitra
Pengukuran Bagian Bank atas Pembiayaan Musyarakah setelah Akad
Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah
5. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah
Bank sebagai Penjual
Pengakuan dan Pengukuran Salam dan Salam Paralel
Bank sebagai Pembeli
Bank sebagai Penjual
Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna
Paralel
6. Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah, 2003, Pedoman
Akuntansi Perbanan
Syariah, Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta.
file:///E:/PSAK%2059/Akuntansai%20Perbankan%20Syariah%20PSAK%2059%2
0dan%20PSAK%20101%20-%20109%20_%20ilmu%20pengetahuan.htm
file:///E:/PSAK%2059/Cr%20Mdh%20Mmhm%20Akt.Perbankan%20Syariah%20-
%20Slamet%20Wiyono%20-%20Google%20Buku.html
Sumber :