SlideShare a Scribd company logo
1

1. Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang masih bisa diandalkan dalam
pemasukan devisa bagi pemerintah karena telah memiliki potensi yang
membanggakan dilihat dari kekayaan alam, sejarah, budaya yang terdapat di
seluruh daerah di Indonesia dengan karakteristiknya masing-masing yang mampu
mengundang para wisatawan baik asing maupun lokal. Pariwisata adalah sebuah
industri yang luar biasa dan hampir tidak pernah mati. Industri yang penuh
potensi, prospek, berkembang dengan sangat cepat, dan merupakan bisnis
pembawa kesuksesan bahkan kemakmuran yang tentu saja jika direncanakan,
dikelola, dan dioperasikan dengan baik.
Kuliner lokal khususnya Indonesia mempunyai daya tarik bagi wisatawan
lokal dan macanegara. Orang yang melakukan kunjungan ke suatu daerah yang
mempunyai kekhasan kuliner selalu disuguhi makanan atau minuman khas daerah
tersebut. Beragamnya kuliner lokal membuat sebagian orang memikirkan inovasi
produk atau melakukan modifikasi dari produk kuliner yang sudah tenar di
kalangan maskyarakat. Hal ini dilakukan untuk memperkaya kuliner lokal dan
para praktisi di bidang kuliner selalu mencoba berinovasi pada bidangnya.
Sebagian inovasi menciptakan produk yang diterima dan diapresiasi sangat baik
oleh konsumen.
Saat ini para praktisi kuliner juga melakukan inovasi dengan mengadaptasi
produk dari luar negeri menjadi makanan lokal yang tidak kalah menarik dari
produk asli lokal. Dengan adanya inovasi produk maka tercipta terobosan baru
dalam dunia kuliner. Praktisi kuliner dapat menciptakan resep-resep unik yang
bertujuan menarik minat konsumen dan produknya layak untuk dipasarkan. Salah
satunya yang akan penulis bahas adalah kue terang bulan atau yang lebih dikenal
dengan martabak manis. Pemberian nama kue ini di berbagai daerah atau negara
berbeda-beda, di Malaysia penganan ini dinamakan apam balik, lalu ada pula
Martabak Bangka, kue pinang, Martabak Bandung, Martabak Jepang, di
Pontianak dinamakan apam pinang.
2

Menurut sumber yang saya dapat, martabak manis sebenarnya memiliki
nama asli yaitu Hok Lo Pan atau Martabak Bangka, merupakan kue atau makanan
asli hakka Bangka Belitung, Indonesia. Hok Lo Pan sangat sesuai dengan lidah
orang Indonesia. Rasanya gurih, manis, dan juicy. Selain di Bangka Belitung, Hok
Lo Pan dapat ditemui di berbagai kota besar di seluruh Indonesia seperti Medan,
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Makassar,
Balikpapan. (Press Release Online, 2010)
Penulis akan melakukan inovasi atau modifikasi dari martabak manis
dengan menggunakan bahan dasar tepung mocaf. Untuk sebagian masyarakat
tepung mocaf tidak asing lagi, peran tepung mocaf mengganti bahan dasar utama
martabak manis yakni tepung terigu dan dapat digunakan membuat kue, kukis,
dan sebagainya. Tepung mocaf kependekan dari Modified Cassava Flour,
merupakan produk tepung dari ubi kayu/singkong yang diproses menggunakan
prinsip memodifikasi sel ubi kayu dengan cara fermentasi. Mikroba yang tumbuh
menyebabkan perubahan karakteristik pada tepung yang dihasilkan, yaitu berupa
naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan melarut.
Mikroba juga menghasilkan asam laktat yang akan terimbibisi dalam tepung dan
ketika tepung tersebut diolah akan dapat menghasilkan aroma dan citra rasa khas
yang dapat menutupi aroma dan citra rasa ubi kayu yang cenderung tidak
menyenangkan konsumen.
Penulis bermaksud menggunakan tepung mocaf untuk pembuatan adonan
martabak manis untuk membuktikan bahwa tepung mocaf tidak kalah dengan
tepung terigu (gandum) dari segi gizi, rasa, aroma, dan manfaat. Selain itu penulis
tertarik menggunakannya karena bahan pembuatan tepung mocaf berasal dari
singkong yang banyak tumbuh di Indonesia, memanfaatkan sumber pangan lokal
yang lebih optimal. Maka perlu adanya substitusi tepung terigu dengan modifikasi
bahan dasar martabak manis dari tepung terigu menjadi tepung mocaf atau
menjadi pelengkap tepung terigu.
3

Penulis mengambil bahasan ini sebab ada beberapa keunggulan tepung
mocaf diantaranya:
a. Kandungan kalsium lebih tinggi (58) dibanding padi (6) / gandum (16),
b. Oglisakarida penyebab flatulensi sudah terhidrolis,
c. Mempunyai daya kembang setara dengan gandum tipe II (kadar protein
menengah),
d. Tidak mengandung glutein seperti tepung terigu, yang mana baik untuk
orang yang punya alergi terhdap glutein.
Kandungan gizi pada tepung mocaf:
Bahan kering : 87,99
Kadar air

: 12,01

Kadar abu

: 1,44

Bahan organik : 98,56
Protein kasar : 3,42
Lemak kasar : 0,83
Serat kasar

: 2,39

BETN

: 83,33

Sumber: Lab Nutrisi Pangan Malang, 2009
Perbandingan komposisi kimia antara tepung mocaf dengan tepung gandum
(terigu)
Jenis tepung

Kadar

Kadar

Kadar Amilose Kadar

Kadar

Abu (%)

Protein (%) (gr/100gr pati)

Lemak (%)

Air (%)

Tepung mocaf

1,44

0,98

23,39

0,30

11,00

Tepung gandum

1,33

12,81

21,3

1,08

12,32

Sumber: Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013 Hal.
246-256
4

Sementara

komposisi

bahan

yang

terdapat

pada

tepung

terigu

(sharonbakery.com):
a. Benzoyl Peroxide
Produsen tepung terigu biasa menggunakan benzoil peroksida dan kalsium
peroksida sebagai bahan untuk memutihkan tepung melalui proses
oksidasi karotenoid yang secara alamiah terjadi dalam tepung. Jika
awalnya, perlu waktu 30-60 hari untuk memutihkan tepung, dengan
benzoil peroksida, Anda hanya butuh waktu 2-3 hari. Beberapa negara
melarang penggunaan bahan ini dan membatasi penggunaan maksimal per
kilogramnya.
b. Amylase
Amilase merupakan enzim yang digunakan untuk meningkatkan tingkat
protein dan menghasilkan gluten yang lebih baik. Jumlah enzim ini
berdampak langsung pada kualitas roti yang dihasilkan. Jika jumlah
amilase yang digunakan tepat, maka roti akan memiliki tekstur lembut dan
bervolume tinggi.
c. Ascorbic Acid
Kandungan pada tepung terigu lainnya adalah Ascorbic acid. Merupakan
bentuk dari vitamin C dan juga membantu untuk membentuk gluten serta
membantu mempercepat pematangan pada biji-bijian gandum.
d. Niacin
Niacin adalah vitamin B3 dan membantu ketahanan warna putih pada
tepung.
e. Thiamine Mononitrate
Thiamine Mononitrate atau vitamin B1 larut dalam air. Vitamin B mudah
larut dan cepat diserap oleh tubuh karena itu jarang terjadi kelebihan
5

vitamin B di dalam tubuh. Dalam metabolisme energi, vitamin B1
membantu pembentukan energi yang berasal dari karbohirat, protein dan
lemak.
f. Riboflavin
Riboflavin yang juga dikenal sebagai vitamin B2 diproduksi oleh mikroorganisme dan tanaman. Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin
membantu enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk
tubuh manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme
energi nutrisi tersebut.
g. Folic acid
Asam folat merupakan kandungan pada tepung terigu yang berguna untuk
menghasilkan dan memelihara sel-sel baru serta menurunkan risiko
anemia akibat defisiensi folat. Penggunaan asam folat dapat menurunkan
risiko lahir cacat pada bayi. Di Indonesia, tepung terigu diharuskan
mengandung asam folat minimum 2ppm.
h. Azodicarbonamide
Di industri makanan, azodicarbonamide digunakan sebagai aditif
makanan. Azodicarbonamide berguna untuk meningkatkan kualitas baking
tepung.
Penjualan tepung mocaf terdapat di berbagai kota dan ada komunitas di
masing-masing kota. Cara membuat tepung mocaf dapat dilakukan dengan
manual dan mesin. Bahkan produksi tepung mocaf sudah merambah sampai
perguruan tinggi seperti Universitas Pasundan dengan membuat mesin pembuatan
tepung mocaf. Setelah melihat daya tarik dan membandingkan dari segi
kandungan gizi, keunggulan, dan manfaat. Maka penulis tertarik untuk meneliti
dengan topik “Inovasi Produk dan Analisis Kelayakan Bisnis Martabak
Manis Berbahan Dasar Tepung Mocaf”.
6

2. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang muncul dalam penelitian
ini bagaimana cara menambah berbagai macam produk-produk kuliner lokal yaitu
menciptakan, memodifikasi, serta berinovasi di dalam pembuatan produk
sehingga dapat menarik konsumen dan produk ini layak untuk dipasarkan.
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
a) Bagaimana jika tepung mocaf yang berasal dari singkong dan
memiliki keunggulan dibandingkan produksi tepung seperti tepung
terigu, dijadikan bahan dasar dalam adonan martabak manis.
b) Bagaimana meningkatkan inovasi dan mengembangkan produk
kuliner

yang

semakin

banyak

ragam

dan

persaingannya

(kompetitor).
c) Bagaimana cara menganailisis kelayakan bisnis dari inovasi
produk martabak manis berbahan dasar tepung mocaf. Dengan
bahan dasar yang berbeda memungkinkan martabak manis ini
memiliki nilai lebih daripada martabak manis biasa. Tentunya juga
memiliki citra rasa khas yang menjadikannya berbeda. Tantangan
yang harus dijawab oleh penulis sebagai pelaksana dalam
penelitian ini.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah, maka pembatasan masalahnya adalah:
a) Mengembangkan inovasi produk makanan yang berbahan dasar
tepung mocaf di dalam pembuatan martabak manis.
b) Menganalisis kelayakan bisnis martabak manis berbahan dasar
tepung mocaf.
7

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasar perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
a) Mengetahui konsentrasi tepung mocaf yang menghasilkan produk
martabak manis dengan kualitas yang baik.
b) Mengetahui daya terima konsumen terhadap martabak manis
berbahan dasar tepung mocaf.
c) Mengetahui perincian biaya dari penggunaan tepung mocaf pada
pembuatan martabak manis.
d) Menganalisis kelayakan usaha martabak manis berbahan dasar
tepung mocaf dilihat dari segi aspek finansial studi kelayakan
bisnis.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan praktis
a) Manfaat penelitian secara teoritis
Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan tentang hasil olahan
singkong dan modifikasi produk martabak manis berbahan dasar
tepung mocaf, uji daya terima konsumen, dan aspek-aspek
finansial studi kelayakan bisnis.
b) Manfaat penelitian secara praktis
a. Penulis dapat mengimplementasikan penelitian inovasi
produk dan analisis kelayakan bisnis martabak manis
berbahan dasar tepung mocaf menjadi usaha yang layak
diapresiasi oleh praktisi kuliner dan konsumen,
b. Menjadi sumbangan bahan pemikiran terhadap praktisi
kuliner dalam menambah inovasi produk pada jajanan lokal
Indonesia.
c. Memberikan informasi bagi para pengusaha tentang analisis
aspek-aspek finansial studi kelayakan bisnis dan daya
terima konsumen terhadap produk baru.
8

4. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada penelitian tentang “Inovasi Produk dan Analisis
Kelayakan Bisnis Martabak Manis Berbahan Dasar Tepung Mocaf”, bersumber
pada Konsep Kreasi Kuliner menurut Bartono PH, S.E. dan Ruffino E.M., dalam
Management Food Product di Hotel dan Restoran, 2005: 185.
“Pada prinsipnya, suatu kreasi makanan memiliki konsep yang umum dan
dapat diwujudkan dalam bentuk nyata. Pengertiannya adalah:
1. Kreasi kuliner harus berdasar keahlian kuliner. Keindahan, kenikmatan
rasa harus dapat diukur dengan panca indra.
2. Kreasi dapat diartikan mencipta yang belum pernah ada, memperbaiki
yang ada dengan lebih baik, dan terus mengembangkan yang lain.
3. Kreasi harus bermanfaat bagi pengembangan usaha, pemerkayaan
wawasan, dan investasi keahlian sumber daya manusia.
4. Kreasi tidak semata-mata berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi,
lebih kepada kepentingan konsumen, yaitu penikmat hasil kreasi.
Pengertian pertama menunjukkan bahwa kreasi dari individu yang tidak
menguasai keahlian dasar memasak, diragukan dapat memberikan kepuasan
kepada publik, para pembeli, dan konsumen yang memerlukan keindahan
penyajian dan kelezatan makanan.
Pengertian kedua menunjukkan motif dan itikad untuk menciptakan sesuatu yang
benar-benar baru, atau merekayasa yang ada dengan hasil yang lebih baik, dan
terus-menerus mengembangkan kreativitas.
Pengertian ketiga menunjukkan asas manfaat untuk sebuah kreasi masakan, yaitu
manfaat bagi individu dan pihak lain.
Pengertian keempat kreasi memang ditujukan untuk kepuasan pelanggan lebih
dahulu, dalam rangka mencapai keberhasilan bisnis melalui kegiatan-kegiatan
kreasi kuliner di hotel yang merupakan suatu institusi bisnis.”
9

Lalu Inovasi Makanan, 2005: 193.
“Inovasi sebagaimana yang diketahui, merupakan proses yang tidak pernah
berhenti karena merupakan tuntunan perusahaan yang selalu menghendaki
produk-produk terbaru yang tidak dapat muncul begitu saja kalau tidak ada orangorang yang melakukannya. Tujuan-tujuan inovasi antara lain seperti di bawah ini:
1. Kepuasan pelanggan yang selalu haus akan ide, makanan, penampilan, dan
suasana baru.
2. Memenangkan persaingan dengan kompetitor yang tentu melakukan hal
yang sama dengan produk-produk mereka.
3. Mencari produk baru yang dapat memaksimalkan laba karena keunikan
atau rasanya.
4. Sebagai bahan penilaian manajemen terhadap staf dapur yang inovatif dan
yang kritis, dihubungkan dengan karier.
5. Sebagai cara untuk memanfaatkan bahan yang ada, yang murah, yang
terhenti atau tertimbun, agar dapat dijual.
Prosedur Inovasi
Suatu inovasi akan dimulai dari pengumpulan gagasan, kemudian penelitian
bahan-bahan dan alat. Dari situ, diformulasi suatu resep percobaan oleh pelaku,
lalu dibuat suatu eksperimen terbuka dengan resep yang ada, hasil percobaan
dinilai dan direvisi jika perlu, dan jika sudah dianggap sempurna, maka ditetapkan
sebagai menu baru. Pada umumnya inovasi selalu mampu memberi pengaruhpengaruh pada semangat kerja. Pengaruh lainnya adalah peningkatan citra nama
perusahaan, kepercayaan pelanggan, kemudian disusul dengan peningkatan
pesanan-pesanan makanan. Bagan berikut akan memberikan gambaran mengenai
proses inovasi bertahap.
10

IDE INOVASI

PERUMUSAN BAHAN

REFERENSI

PENETAPAN TAKARAN

UJI PENGOLAHAN

EVALUASI

PORTION
TASTE
PENAMPILAN
COST

PEMBERIAN NAMA

PENEMPATAN MENU

PROMOSI

Berdasar penjelasan diatas maka inovasi dapat diartikan sebagai:
1. Berusaha menemukan sesuatu yang baru atau yang belum pernah
dilakukan orang sebelumnya.
2. Memperbaharui yang sudah ada dengan hasil baik atau lebih baik dari
sebelumnya.
3. Menyempurnakan suatu sistem atau prosedur agar hasilnya lebih baik
dengan cara melakukan perubahan.
Obyek inovasi menjadi lebih luas, bukan lagi sekedar makanan, melainkan
menyangkut apa saja yang terkait dengan produksi makanan.”
11

Setelah menyusun prosedur inovasi produk harus memperhatikan mutu.
Penulis menggunakan kerangka pemikiran berdasarkan Konsep Mutu David Grain
(1987) menurut Thahja Muhandri, Darwin Kadarisman, dan Tim PREMYSIS
Consulting, dalam buku Sistem Jaminan Mutu Indutri Pangan, 2012: 15.
David Grain memberikan delapan dimensi mutu dari produk yaitu:
 Performance (kinerja)
Kinerja merupakan tingkat kemampuan karakteristik utama produk atau
jasa. Karakteristik ini tidak dapat ditawar lagi (harus dipenuhi) jika ingin
diterima konsumen.
 Feature (ciri khas)
Merupakan karakteristik kedua yang menjadi ciri khas dan keunggulan
yang ditawarkan oleh produk yang bersangkutan. Persaingan antarproduk
biasanya lebih disebabkan karakteristik kedua ini.
 Reliability (keterandalan)
Didefinisikan sebagai konsistensi kinerja produk pada periode waktu
tertentu. Semakin lama produk dapat digunakan tanpa ada perubahan
fungsi, maka produk tersebut semakin disukai oleh konsumen.
 Conformance (kesesuaian)
Merupakan tingkat kesesuaian produk yang dihasilkan (actual product)
dengan spesifikasi yang sudah direncanakan/ditetapkan.
 Serviceability
Merupakan tingkat kemudahan produk untuk diperbaiki.
 Aesthetics
Merupakan estetika sifat-sifat sensori (diukur dengan pancaindra).
 Perceived quality (reputasi)
Merupakan ukuran tidak langsung karena informasi produk/jasa tidak
lengkap.

Reputasi

biasanya

merupakan

(konsumen) terhadap kinerja produk.

pengakuan

orang-orang
12

Karakteristik mutu produk industri pangan menjelaskan jenis karakteristik
yang diperhatikan untuk membuat produk baik dalan skala kecil, sedang, dan
besar seperti industri atau pabrik. Penulis memasukkan kerangka pemikiran pada
penelitian ini karena martabak manis merupakan makanan yang dijual secara
umum dan banyak terjual di daerah manapun dan digemari oleh masyarakat
umum. Karakteristik mutu semakin berkembang menyesuaikan zaman, berikut
adalah bagian-bagian karakteristik, dalam Sistem Jaminan Mutu Indutri Pangan,
2012: 18:
a. Karakteristik Fungsional
Dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu: (1) sifat fisika
(morfologi, sifat termal, sifat reologi, dan sifat spektral), (2) sifat kimia
(komposisi kimia, senyawa kimia aktif, bahan kimia tambahan, bahan kimia
pengolahan) dan sifat mikrobiologi (mikroba alami, mikroba kontaminan,
mikroba pathogen, mikroba pembusuk).
b. Karakteristik Kemudahan Penggunaan
Makanan olahan sebenarnya merupakan salah satu manifestasi kemudahan
penggunaan. Akan tetapi akhir-akhir ini semakin banyak upaya-upaya
kalangan industri pangan untuk menyajikan “kepraktisan” bagi para
konsumen.
c. Karakteristik Masa Simpan (self life)
Produk-produk pangan olahan, setelah diproduksi dan dikemas, mempunyai
masa simpan (self life) tertentu. Penyimpanan melewati waktu tersebut akan
mengakibatkan mengakibatkan penurunan mutu, selanjutnya terjadi kerusakan
yang mengakibatkan produk menjadi kadaluarsa. Produk pangan dikatakan
rusak apabila telah mengalami perubahan cita rasa, penurunan nilai gizi, atau
tidak aman lagi dikonsumsi karena dapat mengganggu kesehatan. Maka
dilakukan pengembangan teknologi pengolahan dan pengemasan serta
metode-metode untuk mengukur atau meramal masa simpan suatu produk,
diantaranya teknologi sterilisasi, pengemasan aseptik, penggunaan oven
microwave, penggunaan senyawa kimia pengawet.
13

d. Karakteristik Psikologi
Karakteristik psikologi yang cukup mendasar pada produk-produk pangan
adalah karakteristik sensori (organoleptik). Karakteristik ini hanya dapat
diukur, dikenali, dan diuji dengan uji organoleptik. Berdasarkan alat indra
yang digunakan, karakteristik sensori digolongkan menjadi: karakteristik
visual, karakteristik bau, karakteristik rasa, karakteristik tekstural.
e. Karakteristik Keamanan
Semakin tinggi pengetahuan dan kemampuan ekonominya, semakin tinggi
pula kecenderungan menuntut pangan yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Kemungkinan-kemungkinan bahaya bagi produk-produk pangan dapat terjadi
karena beberapa sebab:
1. Adanya residu bahan kimia yang terbawa pada bahan pangan akibat
teknologi pertanian missal insektisida, pestisida, fungsida, antibiotik,
dan hormon.
2. Adanya kesalahan dalam penggunaan bahan kimia tambahan baik
jenis maupun dosisnya.
3. Penyerapan logam berbahaya oleh tanaman dan hewan akibat
pencemaran lingkungan oleh industri.
4. Terjadinya kontaminasi mikroba dan bahan kimia terhadap bahan
pangan dan produk pangan sejak dari pertama sampai pada tingkat
pengolahan akibat kurangnya sanitasi.
5. Kurang cukupnya kondisi proses pengolahan menyebabkan mikroba
aktif kembali pada saat penyimpanan dan pemasaran.
6. Dampak dari penggunaan teknologi yang belum tuntas penelitiannya
missal senyawa-senyawa baru, teknik radiasi, dan sebagainya.
7. Adanya komponen kimia tertentu pada bahan pangan dan produk
pangan yang dapat mendorong penyakit-penyakit tertentu jika
dikonsumsi berlebihan (missal kolestrol, lemak, dan sebagainya).
Karakteristik keamanan ini dirasakan telah banyak menghambat ekspor
produk pangan negara-negara dunia ketiga ke negara maju seperti Amerika
14

Serikat, Eropa, dan Jepang karena persyaratan yang cukup berat dan
diberlakukan secara ketat. Apabila ingin bersaing mendapatkan pasar di
negara-negara tersebut, karakteristik ini harus ditangani secara intensif.
Produksi

dari

produk-produk

pangan

olahan

yang

aman

harus

mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Bahan
b. Metode proses
c. Kontaminasi pascaproses
d. Penentuan titik-titik kendali kritis. Sistem ini dikenanl dengan
HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points).

5. Metode Penelitian
5.1 Objek dan Subjek Penelitian
Dalam suatu penelitian terdapat objek penelitian. Objek penelitian ini adalah
suatu tempat bagi peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk diteliti.
Variabel-variabel pada penelitian ini meliputi: tepung mocaf (X), daya terima
konsumen (Y). Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu para panelis yang
berperan sebagai konsumen untuk mencoba produk martabak manis berbahan
dasar tepung mocaf dengan tujuan untuk mengetahui respon daya terima
konsumen terhadap produk tersebut.
5.2 Metode Penelitian
Berdasarkan variabel yang diteliti, metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif eksperimental. Alasan pemilihan metode
ini didasarkan pada pertimbangan dari tujuan penelitian itu sendiri yaitu
bagaimana pengaruh penggunaan tepung mocaf terhadap kualitas produk
martabak manis. Menurut Mohammad Nazir (2003: 54), “Tujuan dari penelitian
deskripsi adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
15

fenomena yang diselidiki.” Sedangkan penelitian eksperimental menurut Sudman
dan Blair adalah “Merupakan riset yang berusaha memanipulasi satu atau lebih
variabel kausal, kemudian mengukur efek dari manipulasi tersebut terhadap satu
atau lebih variabel lain diluar variabel kausal sehingga efek tersebut dinilai
sebagai hasil perubahan variabel kausal yang digunakan dalam riset.
5.3 Operasional Variabel
Operasional variabel merupakan suatu atribut, sifat, nilai, dari orang, objek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Terutama kualitas produk dan uji
daya terima konsumen. Peneliti akan menguraikan operasionalisasi variabel secara
lengkap dalam tabel berikut ini.
Variabel

Konsep Teoritis

Uji Daya Uji
daya
terima
Terima
konsumen merupakan
Konsumen penilaian
seseorang
akan suatu sifat atau
kualitas suatu bahan
yang
menyebabkan
orang
menyenangi.
Panelis mengemukakan
tanggapan pribadi yaitu
kesan
yang
berhubungan dengan
kesukaan
atau
tanggapan senang atau
tidak terhadap sifat
sensorik atau kualitas
yang
dinilai.
(Soewarno, 1985: 77)

Mutu
Produk

Konsep
Empiris
Respon
menyukai atau
tidak
suka
seseorang
terhadap suatu
produk
menurut
kriteria
penilaian
pribadi.

Konsep Analitik

Skala

Data
yag Ordinal
diperoleh
dari
konsumen
menggunakan
skala
semantik
mengenai:
a. Penilaian
produk yang
disajikan
b. Kekhasan
rasa
c. Kekhasan
aroma
d. Tekstur
e. Daya
tarik
warna
f. Tingkat
kemanan dan
kebersihan
produk
Terdapat
delapan Persepsi
Data
diperoleh Ordinal
dimensi mutu dari kosumen
dengan
uji
produk
yaitu: tentang
hedonik
performance (kinerja), kualitas
menggunakan
feature (ciri khas), produk yang skala semantik:
16

reliability
terdiri dari:
(keterandalan),
Kinerja
conformance
Fitur
(kesesuaian),
Reliabilitas
serviceability,
Kesesuaian
aesthetics,
dan
Serviceabil
perceived
quality
ity
(reputasi).
(David
Aesthetics
Grain, 1987)
Perceived
quality

Harga

Kinerja
- Penampilan
fisik
- Warna
martabak
Fitur
- Kemasan
- Kekhasan
produk
Reliabilitas
- Kebersihan
produk
- Kematangan
sempurna
- Masa simpan
produk
Kesesuaian
- Fungsi
sesuai
dengan
spesifikasi
yang
direncanaka
n
Serviceability
- Tepung
mocaf
tersedia di
tempat jual
komunitas
mocaf
Aesthetics
- Desain
kemasan
- Kebersihan
kemasan
Perceived quality
- Persepsi
konsumen
pada mutu
produk
martabak
manis
Harga
merupakan Persepsi
Data
yang Ordinal
jumlah uang yang konsumen
diperoleh
dari
dibebankan
untuk terhadap harga konsumen dengan
17

sebuah
produk/jasa/jumlah
nilai
konsumen
pertukaran
untuk
mendapatkan manfaat
dari
memiliki/menggunakan
produk/jasa.
(Kotler
dan Amstrong, 2004:
345)
Sumber: data diolah, Juli 2012

suatu produk perolehan
data
yang
dari
konsumen
ditawarkan
berdasarkan:
oleh
suatu - Kesesuaian
perusahaan
dari daya beli
kepada
- Kesesuaian
konsumen.
dari
harga
jual produk
- Tingkat
harga

5.4 Rancangan Percobaan
Dalam percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksperimental yaitu
dengan menganalisis dengan tiga tahap antara lain:
1. Tahap Formulasi
Pada tahap ini percobaan diawali menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)
dengan mengadopsi resep martabak atau terang bulan.
Resep Martabak Manis:
Metode
Persiapkan
dan
Campurkan
hingga rata

Nama Bahan
Tepung terigu
Tepung Mocaf
Gula pasir
Telur ayam
Margarin

Buat biang

Ragi instant
Air hangat
Tepung
Gula pasir

Campurkan
biang dan
bahanbahan
Tambahkan Pewangi vanili
Campur
Soda kue
sampai rata
Diamkan

Unit
Gram
Gram
Sendok
makan
butir

Jumlah
100
200
4

Sendok
makan
Sendok teh
Secukupnya
Sendok teh
Sendok teh

1

Secukupnya
Sendok teh

Keterangan
Di
dalam
baskom

3

1
1
1

2

Dikocok
lepas
Dilumerkan
dahulu
Campurkan
dalam wadah
18

selama 4060 menit
dalam
wadah
tertutup
Panggang
Adonan
martabak manis

Oleskan
Taburkan

Margarin
Secukupnya
Meises
Keju
cheddar
parut

Pada cetakan
martabak
diameter 24
cm
dengan
api
sedang
selama +/- 15
menit.
Angkat selagi
panas ke atas
cutting board.

Penyajian

Potong
menjadi dua
bagian
dengan pisau
lalu
lipat
tangkap dan
diolesi
margarin.
Potong
menjadi
8
buah.
Masukkan ke
dalam
kemasan.
Sumber:http://www.toserbaindonesia.info/580/resep-terang-bulanholand/#sthash.0IqSqnvr.dpuf
Evaluasi percobaan:
Penulis telah melakukan pra penelitian dengan menguji resep di atas dengan 5 kali
percobaan. 2 kali gagal (dengan resep sebelumnya) dan 3 kali berhasil
mengembang (dengan resep di atas).
Berikut karakteristik dalam percobaan:
Percobaan I resep lama (100% tepung Mocaf): tidak mengembang, liat, lengket di
Loyang, ada warna putih-putih (pucat), tidak elastis, dan tidak berpori-pori.
Percobaan ini gagal.
19

Percobaan II resep lama (67% tepung Mocaf dan 33% tepung terigu): tidak
berpori-pori, tidak mengembang, berkerut, tidak elastis, warna tidak pucat, bagus.
Percobaan ini belum berhasil.
Percobaan III resep baru (100% tepung terigu): mengembang, berpori-pori,
empuk, elastis, warna coklat, dan bagus. Perbedaannya dengan resep lama pada
bahan-bahan dan metode.
Percobaan IV resep baru (67% tepung Mocaf dan 33% tepung terigu):
mengembang, berpori-pori (walaupun sedikit dan agak lama timbulnya), elastis,
warna coklat, dan bagus. Percobaan ini berhasil.
Percobaan V resep baru (100% tepung Mocaf): mengembang, berpori-pori
(walaupun seikit dan agak lama timbulnya), warna coklat cerah (agak keputihputihan), agak keras. Percobaan ini lumayan berhasil.
Kesimpulan: Kegagalan dalam percobaan pertama dan kedua disebabkan oleh
bahan-bahan dan metode yang tidak cocok. Selanjutnya percobaan dengan resep
baru, metode dan bahan-bahan yang cocok. Bahan dasar juga mempengaruhi hasil
pada martabak manis. Dalam hal karakteristik hasil martabak manis, dari bahan
terigu terlihat tidak mudah pecah dan liat karena mengandung kadar glutein,
sementara dari bahan mocaf mudah pecah, agak keras, dan proses matang agak
lama karena tidak mengadung glutein. Pada adonan juga ada perbedaan, tepung
mocaf saat didiamkan proses fermentasi timbul pecah-pecah.

Untuk evaluasi hasil percobaan dari formulasi dengan menggunakan standar resep
diatas untuk pembahasannya dipaparkan dengan menggunakan metode hedonik
dan deskriptif makanan:
a. Metode Hedonik
Adapun teknisnya memberikan kuesioner, sampel martabak manis
beserta air mineral kepada panelis yang diujikan yaitu penampilan
kenampakan/fisik, warna, rasa, aroma, dan tekstur sehingga dihasilkan
satu formulasi terbaik.
b. Metode Deskriptif Makanan
20

Tahap selanjutnya menggunakan metode deskriptif makanan yaitu
mendeskripsikan perbadingan antara hasil satu formulasi terbaik dengan
produk kontrol dengan lima kriteria pengujian kemudian data hasil
pengujian ditransformasikan dalam bentuk grafik majemuk dengan
skala 0 s/d 10. Grafik ini berbeda dengan kebiasaan membuat grafik
dua dimensi atau grafik tiga dimensi. Dalam pengujian deskripsi, grafik
disusun secara radial. Masing-masing garis menggambarkan himpunan
nilai mutu. Titik pusat menyatakan nilai mutu nol dan ujung garis
menyatakan nilai mutu tertinggi.
2. Uji Daya Terima Konsumen
Pada tahap ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner/angket dengan lima
faktor pertanyaan antara lain kualitas produk, harga, set standar, disajikan
dengan minuman atau makanan pendamping, meal time (waktu makan),
kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskripsi terkait dengan
lima faktor pertanyaan diatas.
3. Analisis Kelayakan
Setelah didapatkan satu produk dengan perlakuan terbaik dari beberapa
perlakuan, selanjutnya dilakukan analisis kelayakan finansial untuk
mengetahui apakah usaha martabak manis tepung mocaf layak dijalankan
atau tidak. Untuk mengetahui hasil kelayakan usaha martabak manis tepung
mocaf akan dilihat dari beberapa kriteria kelayakan finansial yang meliputi
Net Present Value (NPV), Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C), dan Break
Event Point (BEP).
5.5 Jenis dan Sumber Data
Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, penulis menggunakan data
primer dan data sekunder yaitu:
1. Data Primer
Menurut Istijanto (2009), “data primer adalah data asli yang dikumpulkan
oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus.” Data ini tidak
21

tersedia karena memang belum ada riset sejenis yang pernah dilakukan atau
hasil riset yang sejenis sudah terlalu kadaluarsa. Jadi periset perlu melakukan
pengumpulan atau pengadaan data sendiri karena tidak bisa mengandalkan
data dari sumber lain.
2. Data Sekunder
Menurut Istijanto (2009), “data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan
oleh pihak lain, bukan oleh periset sendiri dengan tujuan yang lain.” Ini
mengandung arti bahwa periset sekedar mencatat, mengakses, atau meminta
data tersebut ke pihak lain yang telah mengumpulkan di lapangan.
5.6 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentuyang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012: 61)
Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan sampling akan tetapi
menggunakan semua populasi. Adapun banyaknya populasi pada tahap pertama
untuk uji hedonik atau uji kesukaan sebanyak 15 orang yang merupakan panelis
terlatih yaitu anggotanya lebih besa daripada penelis pencicip terbatas yaitu 15-25
orang. Adapun untuk kriteria panelisnya tidak hanya personal laboratorium tetapi
terdapat pula karyawan atau pegawai yang lainnya. Tingkat kepekaan yang
diharapkan tidak perlu setinggi panel pencicip tertabas, begitu juga dengan tugas
penilaian dan tanggung jawabnya tidak sebesar panel pencicip terbatas.
(Soewarno, 1985: 48)
Pada tahap kedua yaitu uji daya terima kunsumen banyaknya populasi yang
digunakan yaitu sebanyak 30 orang berdasarkan kriteria jumlah panel konsumen
dari 30-1000 orang. Pengujian biasanya menggunakan uji kesukaan (preference
test). Hasil uji kesukaan dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu jenis
makanan dapat diterima oleh masyarakat. (Soewarno, 1985: 49)
22

5.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini antara lain:
a. Wawancara
Penulis mewawancarai beberapa konsumen yang bertujuan untuk
mengumpulkan data dan memperoleh informasi langsung serta untuk
mengetahui respon daya terima konsumen terhadap martabak manis
berbahan dasar tepung mocaf lebih detil langsung dari narasumbernya.
Penulis mewawancarai pula penjual martabak manis yang sudah
berpengalaman dan menjadikan penjual martabak manis sebagai bagian
dari panelis untuk menilai produk martabak manis buatan penulis,
sekaligus memberi masukan yang membangun untuk produk martabak
manis buatan penulis.
b. Angket
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan
lima belas angket kepada panelis terlatih dan tiga puluh kepada
konsumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh penulis.
c. Studi Literatur
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data dengan cara membaca,
mempelajari buku, artikel, karya ilmiah, dan lain-lain guna memperoleh
informasi dan referensi yang berkaitan dengan penelitian.
d. Dokumentasi
Melakukan dokumentasi sebagai alat untuk menunjang hasil penelitian
dapat dideskripsikan lebih jelas dan sebagai bukti bahwa penulis
melakukan penelitian.
5.8 Teknik Analisis Data
Dalam melakukan penilaian apakah usaha martabak manis berbahan dasar
tepung mocaf layak untuk dikerjakan atau tidak, akan dilakukan dengan kriteriakriteria kelayakayan finansial yang meliputi:
23

1. Net Present Value (NPV)
Rumus untuk menghitung NPV (Yacob, 2009) adalah sebagai
berikut:

Dimana:
NB

= Benefit – Cost

C

= Biaya investasi + Biaya operasi

B

= Benefit yang telah didiskon

C

= Cost yang telah didiskon

i

= Diskon faktor

n

= Tahun (Waktu)

Kriteria:
NPV < 0 (nol) → usaha / proyek layak untuk dijalankan
NPV > 0 (nol) → usaha / proyek tidak layak untuk dijalankan
NPV = 0 (nol) → usaha / proyek berada dalam keadaan BEP
dimana TR=TC dalam bentuk present value
2. Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio) merupakan angka
perbandingan antara nilai jumlah sekarang yang bernilai positif
dengan nilai jumlah sekarang yang negatif. Rumus perhitungan
Net B/C yaitu:

Jika: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak
dikerjakan
Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) tidak layak
dikerjakan
Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP
24

3. Break Event Point (BEP)
Formula yang digunakan untuk mengetahui jumlah produksi dalam
keadaan BEP adalah:

Untuk menghitung BEP dalam rupiah adalah mengalikan dengan
harga per unit produksi (p)

Dimana:
a : fixed cost (biaya tetap)
b : biaya variabel per unit
c : harga per unit
d : jumlah produksi
Formula yang digunakan untuk mengetahui kapan mengembalikan
biaya (BEP) adalah:

6. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di rumah tinggal penulis yang berada di
Jl. Lempuyang IV E 85-85 Blok L Perum Mega Cinere, Depok, Jawa
25

Barat; dan tempat sementara (kos) penulis di Jl. Cidadap Girang 35 A RT
01 RW 05 Ledeng Cidadap Bandung, Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian eksperimen tentang “Inovasi Produk dan Analisis
Kelayakan Bisnis Martabak Manis Berbahan Dasar Tepung Mocaf”
sedang dilakukan pada tahun 2014.
26

DOKUMENTASI PRA PENELITIAN

Martabak manis 100% tepung mocaf pada tanggal 2 Februari 2014
27

Dokumentasi Martabak Manis 67% tepung mocaf dan 33% tepung terigu
28

DAFTAR PUSTAKA

Bartono, PH dan Ruffino, E.M. (2005). Food Product Management di Hotel dan
Restoran. Yogyakarta: ANDI.
BUKJAM Bangka Belitung. (2010). Martabak Bangka (Hok Lo Pan). Dalam
PRLog

Press

Release

Online.

[Online].

Tersedia:

http://www.prlog.org/10669187-martabak-bangka-hok-lo-pan.html. [9 Mei
2010]
Karunia Semesta. et al. (2009). Produksi Tepung Mocaf sebagai Pengganti Terigu.
[Online]. Tersedia: httpkaruniasemesta.files.wordpress.com201209tepungmocaf-a5.pdf. [20 Desember 2009]
Muhandri, Thahja et al. (2012). Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor:
IPB Press
Ningsi, W. (2012). Studi Proll Tape Batik dengan Penambahan Tepung Tape Ubi
Kayu (Manihot Esculenta Crantz). Skripsi. Jurusan Manajemen Industri
Katering. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Univesrsitas
Pendidikan Indonesia Bandung.
Rosmeri, V.I. dan Monica, B.N. (2013). Pemanfaatan Tepung Umbi Gadung
(Dioscorea hispida densnt) dan Tepung MOCAF (Modified Cassava Flour)
Sebagai Bahan Substitusi dalam Pembuatan Mie Basah, Mie Kering, dan
Mie Instan. Jurnal. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas
Diponegoro.

[Online].

Tersedia:

http://eprints.undip.ac.id/39325/1/38._Artikel_Penlit_246-256.pdf
Sharon Bakery. (2013). Kandungan pada Tepung Terigu: Yuk Lihat Daftarnya.
Dalam

web

Sharon

Bakery.

[Online].

Tersedia:

http://sharonbakery.com/artikel/12/Kandungan%20pada%20Tepung%20Ter
igu:%20Yuk%20Lihat%20Daftarnya.html [18 Juni 2013]
29

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Wikipedia. (2013). Martabak Manis. Dalam Wikipedia bahasa Indonesia.
[Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Martabak_manis. [5 April
2013]

More Related Content

What's hot

SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, SIKLUS PROSES BISNIS...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, SIKLUS PROSES BISNIS...SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, SIKLUS PROSES BISNIS...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, SIKLUS PROSES BISNIS...
sevrindaanggia
 
03 bisnis plan dried fruit
03 bisnis plan dried fruit03 bisnis plan dried fruit
03 bisnis plan dried fruit
stiemberau2
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Lailiya NR
 
kerupuk wortel (proposal)
kerupuk wortel (proposal)kerupuk wortel (proposal)
kerupuk wortel (proposal)
miss dwi
 
Attachment(9)
Attachment(9)Attachment(9)
Attachment(9)
Dikky Siregar
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Alfrianty Sauran
 
Ppt Pengembangan Produk Baru
Ppt Pengembangan Produk BaruPpt Pengembangan Produk Baru
Ppt Pengembangan Produk Baru
MukhlisAhmad
 
Gulassava : Gula Cair dari Singkong, Gula Alternatif yang Lebih Manis dan Leb...
Gulassava : Gula Cair dari Singkong, Gula Alternatif yang Lebih Manis dan Leb...Gulassava : Gula Cair dari Singkong, Gula Alternatif yang Lebih Manis dan Leb...
Gulassava : Gula Cair dari Singkong, Gula Alternatif yang Lebih Manis dan Leb...
Muhammad Andri
 
Cemewew proposal bussines plan
Cemewew proposal bussines planCemewew proposal bussines plan
Cemewew proposal bussines plan
Ryan Wahyudi
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaan
Desy Rahmawati
 
Andrew hidayat 127984-id-kajian-penerapan-produksi-bersih-di-indu
 Andrew hidayat   127984-id-kajian-penerapan-produksi-bersih-di-indu Andrew hidayat   127984-id-kajian-penerapan-produksi-bersih-di-indu
Andrew hidayat 127984-id-kajian-penerapan-produksi-bersih-di-indu
Andrew Hidayat
 
pkm Kewirausahaan
pkm Kewirausahaanpkm Kewirausahaan
pkm Kewirausahaan
Amalia si amal
 
Nak solo 2402014
Nak solo 2402014Nak solo 2402014
Nak solo 2402014
agus_ibnu_hasan
 
planning usaha Kripik sehat jamur tiram
planning usaha Kripik sehat jamur tiramplanning usaha Kripik sehat jamur tiram
planning usaha Kripik sehat jamur tiram
Malang
 
Propagasi Modul 2
Propagasi Modul 2Propagasi Modul 2
Propagasi Modul 2
Risky Kristian
 
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo TbkAnalisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Elsia Rahyuani
 
Business Plan "NanoChitosan - ronatekAGRO" - CHITOS Corp.
Business Plan "NanoChitosan - ronatekAGRO" - CHITOS Corp.Business Plan "NanoChitosan - ronatekAGRO" - CHITOS Corp.
Business Plan "NanoChitosan - ronatekAGRO" - CHITOS Corp.
Andreas Prathama
 
Pres. prospek ind. pengol. buah
Pres. prospek ind. pengol. buahPres. prospek ind. pengol. buah
Pres. prospek ind. pengol. buah
masterbu
 

What's hot (18)

SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, SIKLUS PROSES BISNIS...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, SIKLUS PROSES BISNIS...SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, SIKLUS PROSES BISNIS...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, SIKLUS PROSES BISNIS...
 
03 bisnis plan dried fruit
03 bisnis plan dried fruit03 bisnis plan dried fruit
03 bisnis plan dried fruit
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
 
kerupuk wortel (proposal)
kerupuk wortel (proposal)kerupuk wortel (proposal)
kerupuk wortel (proposal)
 
Attachment(9)
Attachment(9)Attachment(9)
Attachment(9)
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
 
Ppt Pengembangan Produk Baru
Ppt Pengembangan Produk BaruPpt Pengembangan Produk Baru
Ppt Pengembangan Produk Baru
 
Gulassava : Gula Cair dari Singkong, Gula Alternatif yang Lebih Manis dan Leb...
Gulassava : Gula Cair dari Singkong, Gula Alternatif yang Lebih Manis dan Leb...Gulassava : Gula Cair dari Singkong, Gula Alternatif yang Lebih Manis dan Leb...
Gulassava : Gula Cair dari Singkong, Gula Alternatif yang Lebih Manis dan Leb...
 
Cemewew proposal bussines plan
Cemewew proposal bussines planCemewew proposal bussines plan
Cemewew proposal bussines plan
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaan
 
Andrew hidayat 127984-id-kajian-penerapan-produksi-bersih-di-indu
 Andrew hidayat   127984-id-kajian-penerapan-produksi-bersih-di-indu Andrew hidayat   127984-id-kajian-penerapan-produksi-bersih-di-indu
Andrew hidayat 127984-id-kajian-penerapan-produksi-bersih-di-indu
 
pkm Kewirausahaan
pkm Kewirausahaanpkm Kewirausahaan
pkm Kewirausahaan
 
Nak solo 2402014
Nak solo 2402014Nak solo 2402014
Nak solo 2402014
 
planning usaha Kripik sehat jamur tiram
planning usaha Kripik sehat jamur tiramplanning usaha Kripik sehat jamur tiram
planning usaha Kripik sehat jamur tiram
 
Propagasi Modul 2
Propagasi Modul 2Propagasi Modul 2
Propagasi Modul 2
 
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo TbkAnalisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
 
Business Plan "NanoChitosan - ronatekAGRO" - CHITOS Corp.
Business Plan "NanoChitosan - ronatekAGRO" - CHITOS Corp.Business Plan "NanoChitosan - ronatekAGRO" - CHITOS Corp.
Business Plan "NanoChitosan - ronatekAGRO" - CHITOS Corp.
 
Pres. prospek ind. pengol. buah
Pres. prospek ind. pengol. buahPres. prospek ind. pengol. buah
Pres. prospek ind. pengol. buah
 

Similar to Proposal penelitian wisnu

Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Yuni
 
MAKALAH PEMBUATAN TAHU .docx
MAKALAH PEMBUATAN TAHU .docxMAKALAH PEMBUATAN TAHU .docx
MAKALAH PEMBUATAN TAHU .docx
Irnatateradwicahya
 
Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011
Sukmiyati Agustin
 
Teknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada TahuTeknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada Tahu
Nuruliswati
 
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiEvaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
ika rini
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
oriza steva andra
 
PKM K
PKM KPKM K
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdfAPLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
sukmiyatiagustin
 
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
Muhammadiyah University Of Jember
 
Contoh yang lolos
Contoh yang lolosContoh yang lolos
Contoh yang lolos
Ninik Santi
 
QUEEN OF TABU (TAHU BULAT).pdf
QUEEN OF TABU (TAHU BULAT).pdfQUEEN OF TABU (TAHU BULAT).pdf
QUEEN OF TABU (TAHU BULAT).pdf
HikmahInsyirah
 
Coconut browniss
Coconut brownissCoconut browniss
Coconut browniss
kerang_hotmail
 
Bioteknologi.ppt
Bioteknologi.pptBioteknologi.ppt
Bioteknologi.ppt
Ummu Fitriyah
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
anggundiantriana
 
72 4 proposal_bisnis
72 4 proposal_bisnis72 4 proposal_bisnis
72 4 proposal_bisnisBakhtiar Zein
 
Sandy mitro
Sandy mitroSandy mitro
Sandy mitro
Tino wardani
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE MENJES) ARDISIA DKK
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE MENJES) ARDISIA DKKBAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE MENJES) ARDISIA DKK
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE MENJES) ARDISIA DKK
Phaphy Wahyudhi
 
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptxPPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagung
Silvi Natalia
 

Similar to Proposal penelitian wisnu (20)

Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
Teknologi pembuatan makanan dengan menggunakan tepung mocaf sebagai subtitusi...
 
MAKALAH PEMBUATAN TAHU .docx
MAKALAH PEMBUATAN TAHU .docxMAKALAH PEMBUATAN TAHU .docx
MAKALAH PEMBUATAN TAHU .docx
 
Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011
 
Teknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada TahuTeknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada Tahu
 
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiEvaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
 
PKM K
PKM KPKM K
PKM K
 
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdfAPLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
 
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
 
Contoh yang lolos
Contoh yang lolosContoh yang lolos
Contoh yang lolos
 
QUEEN OF TABU (TAHU BULAT).pdf
QUEEN OF TABU (TAHU BULAT).pdfQUEEN OF TABU (TAHU BULAT).pdf
QUEEN OF TABU (TAHU BULAT).pdf
 
Coconut browniss
Coconut brownissCoconut browniss
Coconut browniss
 
Pkm
PkmPkm
Pkm
 
Bioteknologi.ppt
Bioteknologi.pptBioteknologi.ppt
Bioteknologi.ppt
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
72 4 proposal_bisnis
72 4 proposal_bisnis72 4 proposal_bisnis
72 4 proposal_bisnis
 
Sandy mitro
Sandy mitroSandy mitro
Sandy mitro
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE MENJES) ARDISIA DKK
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE MENJES) ARDISIA DKKBAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE MENJES) ARDISIA DKK
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE MENJES) ARDISIA DKK
 
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptxPPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagung
 

Recently uploaded

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
arielardinda2
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 

Recently uploaded (20)

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 

Proposal penelitian wisnu

  • 1. 1 1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang masih bisa diandalkan dalam pemasukan devisa bagi pemerintah karena telah memiliki potensi yang membanggakan dilihat dari kekayaan alam, sejarah, budaya yang terdapat di seluruh daerah di Indonesia dengan karakteristiknya masing-masing yang mampu mengundang para wisatawan baik asing maupun lokal. Pariwisata adalah sebuah industri yang luar biasa dan hampir tidak pernah mati. Industri yang penuh potensi, prospek, berkembang dengan sangat cepat, dan merupakan bisnis pembawa kesuksesan bahkan kemakmuran yang tentu saja jika direncanakan, dikelola, dan dioperasikan dengan baik. Kuliner lokal khususnya Indonesia mempunyai daya tarik bagi wisatawan lokal dan macanegara. Orang yang melakukan kunjungan ke suatu daerah yang mempunyai kekhasan kuliner selalu disuguhi makanan atau minuman khas daerah tersebut. Beragamnya kuliner lokal membuat sebagian orang memikirkan inovasi produk atau melakukan modifikasi dari produk kuliner yang sudah tenar di kalangan maskyarakat. Hal ini dilakukan untuk memperkaya kuliner lokal dan para praktisi di bidang kuliner selalu mencoba berinovasi pada bidangnya. Sebagian inovasi menciptakan produk yang diterima dan diapresiasi sangat baik oleh konsumen. Saat ini para praktisi kuliner juga melakukan inovasi dengan mengadaptasi produk dari luar negeri menjadi makanan lokal yang tidak kalah menarik dari produk asli lokal. Dengan adanya inovasi produk maka tercipta terobosan baru dalam dunia kuliner. Praktisi kuliner dapat menciptakan resep-resep unik yang bertujuan menarik minat konsumen dan produknya layak untuk dipasarkan. Salah satunya yang akan penulis bahas adalah kue terang bulan atau yang lebih dikenal dengan martabak manis. Pemberian nama kue ini di berbagai daerah atau negara berbeda-beda, di Malaysia penganan ini dinamakan apam balik, lalu ada pula Martabak Bangka, kue pinang, Martabak Bandung, Martabak Jepang, di Pontianak dinamakan apam pinang.
  • 2. 2 Menurut sumber yang saya dapat, martabak manis sebenarnya memiliki nama asli yaitu Hok Lo Pan atau Martabak Bangka, merupakan kue atau makanan asli hakka Bangka Belitung, Indonesia. Hok Lo Pan sangat sesuai dengan lidah orang Indonesia. Rasanya gurih, manis, dan juicy. Selain di Bangka Belitung, Hok Lo Pan dapat ditemui di berbagai kota besar di seluruh Indonesia seperti Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Makassar, Balikpapan. (Press Release Online, 2010) Penulis akan melakukan inovasi atau modifikasi dari martabak manis dengan menggunakan bahan dasar tepung mocaf. Untuk sebagian masyarakat tepung mocaf tidak asing lagi, peran tepung mocaf mengganti bahan dasar utama martabak manis yakni tepung terigu dan dapat digunakan membuat kue, kukis, dan sebagainya. Tepung mocaf kependekan dari Modified Cassava Flour, merupakan produk tepung dari ubi kayu/singkong yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel ubi kayu dengan cara fermentasi. Mikroba yang tumbuh menyebabkan perubahan karakteristik pada tepung yang dihasilkan, yaitu berupa naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan melarut. Mikroba juga menghasilkan asam laktat yang akan terimbibisi dalam tepung dan ketika tepung tersebut diolah akan dapat menghasilkan aroma dan citra rasa khas yang dapat menutupi aroma dan citra rasa ubi kayu yang cenderung tidak menyenangkan konsumen. Penulis bermaksud menggunakan tepung mocaf untuk pembuatan adonan martabak manis untuk membuktikan bahwa tepung mocaf tidak kalah dengan tepung terigu (gandum) dari segi gizi, rasa, aroma, dan manfaat. Selain itu penulis tertarik menggunakannya karena bahan pembuatan tepung mocaf berasal dari singkong yang banyak tumbuh di Indonesia, memanfaatkan sumber pangan lokal yang lebih optimal. Maka perlu adanya substitusi tepung terigu dengan modifikasi bahan dasar martabak manis dari tepung terigu menjadi tepung mocaf atau menjadi pelengkap tepung terigu.
  • 3. 3 Penulis mengambil bahasan ini sebab ada beberapa keunggulan tepung mocaf diantaranya: a. Kandungan kalsium lebih tinggi (58) dibanding padi (6) / gandum (16), b. Oglisakarida penyebab flatulensi sudah terhidrolis, c. Mempunyai daya kembang setara dengan gandum tipe II (kadar protein menengah), d. Tidak mengandung glutein seperti tepung terigu, yang mana baik untuk orang yang punya alergi terhdap glutein. Kandungan gizi pada tepung mocaf: Bahan kering : 87,99 Kadar air : 12,01 Kadar abu : 1,44 Bahan organik : 98,56 Protein kasar : 3,42 Lemak kasar : 0,83 Serat kasar : 2,39 BETN : 83,33 Sumber: Lab Nutrisi Pangan Malang, 2009 Perbandingan komposisi kimia antara tepung mocaf dengan tepung gandum (terigu) Jenis tepung Kadar Kadar Kadar Amilose Kadar Kadar Abu (%) Protein (%) (gr/100gr pati) Lemak (%) Air (%) Tepung mocaf 1,44 0,98 23,39 0,30 11,00 Tepung gandum 1,33 12,81 21,3 1,08 12,32 Sumber: Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013 Hal. 246-256
  • 4. 4 Sementara komposisi bahan yang terdapat pada tepung terigu (sharonbakery.com): a. Benzoyl Peroxide Produsen tepung terigu biasa menggunakan benzoil peroksida dan kalsium peroksida sebagai bahan untuk memutihkan tepung melalui proses oksidasi karotenoid yang secara alamiah terjadi dalam tepung. Jika awalnya, perlu waktu 30-60 hari untuk memutihkan tepung, dengan benzoil peroksida, Anda hanya butuh waktu 2-3 hari. Beberapa negara melarang penggunaan bahan ini dan membatasi penggunaan maksimal per kilogramnya. b. Amylase Amilase merupakan enzim yang digunakan untuk meningkatkan tingkat protein dan menghasilkan gluten yang lebih baik. Jumlah enzim ini berdampak langsung pada kualitas roti yang dihasilkan. Jika jumlah amilase yang digunakan tepat, maka roti akan memiliki tekstur lembut dan bervolume tinggi. c. Ascorbic Acid Kandungan pada tepung terigu lainnya adalah Ascorbic acid. Merupakan bentuk dari vitamin C dan juga membantu untuk membentuk gluten serta membantu mempercepat pematangan pada biji-bijian gandum. d. Niacin Niacin adalah vitamin B3 dan membantu ketahanan warna putih pada tepung. e. Thiamine Mononitrate Thiamine Mononitrate atau vitamin B1 larut dalam air. Vitamin B mudah larut dan cepat diserap oleh tubuh karena itu jarang terjadi kelebihan
  • 5. 5 vitamin B di dalam tubuh. Dalam metabolisme energi, vitamin B1 membantu pembentukan energi yang berasal dari karbohirat, protein dan lemak. f. Riboflavin Riboflavin yang juga dikenal sebagai vitamin B2 diproduksi oleh mikroorganisme dan tanaman. Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut. g. Folic acid Asam folat merupakan kandungan pada tepung terigu yang berguna untuk menghasilkan dan memelihara sel-sel baru serta menurunkan risiko anemia akibat defisiensi folat. Penggunaan asam folat dapat menurunkan risiko lahir cacat pada bayi. Di Indonesia, tepung terigu diharuskan mengandung asam folat minimum 2ppm. h. Azodicarbonamide Di industri makanan, azodicarbonamide digunakan sebagai aditif makanan. Azodicarbonamide berguna untuk meningkatkan kualitas baking tepung. Penjualan tepung mocaf terdapat di berbagai kota dan ada komunitas di masing-masing kota. Cara membuat tepung mocaf dapat dilakukan dengan manual dan mesin. Bahkan produksi tepung mocaf sudah merambah sampai perguruan tinggi seperti Universitas Pasundan dengan membuat mesin pembuatan tepung mocaf. Setelah melihat daya tarik dan membandingkan dari segi kandungan gizi, keunggulan, dan manfaat. Maka penulis tertarik untuk meneliti dengan topik “Inovasi Produk dan Analisis Kelayakan Bisnis Martabak Manis Berbahan Dasar Tepung Mocaf”.
  • 6. 6 2. Perumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang muncul dalam penelitian ini bagaimana cara menambah berbagai macam produk-produk kuliner lokal yaitu menciptakan, memodifikasi, serta berinovasi di dalam pembuatan produk sehingga dapat menarik konsumen dan produk ini layak untuk dipasarkan. 1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a) Bagaimana jika tepung mocaf yang berasal dari singkong dan memiliki keunggulan dibandingkan produksi tepung seperti tepung terigu, dijadikan bahan dasar dalam adonan martabak manis. b) Bagaimana meningkatkan inovasi dan mengembangkan produk kuliner yang semakin banyak ragam dan persaingannya (kompetitor). c) Bagaimana cara menganailisis kelayakan bisnis dari inovasi produk martabak manis berbahan dasar tepung mocaf. Dengan bahan dasar yang berbeda memungkinkan martabak manis ini memiliki nilai lebih daripada martabak manis biasa. Tentunya juga memiliki citra rasa khas yang menjadikannya berbeda. Tantangan yang harus dijawab oleh penulis sebagai pelaksana dalam penelitian ini. 2. Pembatasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah, maka pembatasan masalahnya adalah: a) Mengembangkan inovasi produk makanan yang berbahan dasar tepung mocaf di dalam pembuatan martabak manis. b) Menganalisis kelayakan bisnis martabak manis berbahan dasar tepung mocaf.
  • 7. 7 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasar perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah: a) Mengetahui konsentrasi tepung mocaf yang menghasilkan produk martabak manis dengan kualitas yang baik. b) Mengetahui daya terima konsumen terhadap martabak manis berbahan dasar tepung mocaf. c) Mengetahui perincian biaya dari penggunaan tepung mocaf pada pembuatan martabak manis. d) Menganalisis kelayakan usaha martabak manis berbahan dasar tepung mocaf dilihat dari segi aspek finansial studi kelayakan bisnis. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan praktis a) Manfaat penelitian secara teoritis Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan tentang hasil olahan singkong dan modifikasi produk martabak manis berbahan dasar tepung mocaf, uji daya terima konsumen, dan aspek-aspek finansial studi kelayakan bisnis. b) Manfaat penelitian secara praktis a. Penulis dapat mengimplementasikan penelitian inovasi produk dan analisis kelayakan bisnis martabak manis berbahan dasar tepung mocaf menjadi usaha yang layak diapresiasi oleh praktisi kuliner dan konsumen, b. Menjadi sumbangan bahan pemikiran terhadap praktisi kuliner dalam menambah inovasi produk pada jajanan lokal Indonesia. c. Memberikan informasi bagi para pengusaha tentang analisis aspek-aspek finansial studi kelayakan bisnis dan daya terima konsumen terhadap produk baru.
  • 8. 8 4. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran pada penelitian tentang “Inovasi Produk dan Analisis Kelayakan Bisnis Martabak Manis Berbahan Dasar Tepung Mocaf”, bersumber pada Konsep Kreasi Kuliner menurut Bartono PH, S.E. dan Ruffino E.M., dalam Management Food Product di Hotel dan Restoran, 2005: 185. “Pada prinsipnya, suatu kreasi makanan memiliki konsep yang umum dan dapat diwujudkan dalam bentuk nyata. Pengertiannya adalah: 1. Kreasi kuliner harus berdasar keahlian kuliner. Keindahan, kenikmatan rasa harus dapat diukur dengan panca indra. 2. Kreasi dapat diartikan mencipta yang belum pernah ada, memperbaiki yang ada dengan lebih baik, dan terus mengembangkan yang lain. 3. Kreasi harus bermanfaat bagi pengembangan usaha, pemerkayaan wawasan, dan investasi keahlian sumber daya manusia. 4. Kreasi tidak semata-mata berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi, lebih kepada kepentingan konsumen, yaitu penikmat hasil kreasi. Pengertian pertama menunjukkan bahwa kreasi dari individu yang tidak menguasai keahlian dasar memasak, diragukan dapat memberikan kepuasan kepada publik, para pembeli, dan konsumen yang memerlukan keindahan penyajian dan kelezatan makanan. Pengertian kedua menunjukkan motif dan itikad untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, atau merekayasa yang ada dengan hasil yang lebih baik, dan terus-menerus mengembangkan kreativitas. Pengertian ketiga menunjukkan asas manfaat untuk sebuah kreasi masakan, yaitu manfaat bagi individu dan pihak lain. Pengertian keempat kreasi memang ditujukan untuk kepuasan pelanggan lebih dahulu, dalam rangka mencapai keberhasilan bisnis melalui kegiatan-kegiatan kreasi kuliner di hotel yang merupakan suatu institusi bisnis.”
  • 9. 9 Lalu Inovasi Makanan, 2005: 193. “Inovasi sebagaimana yang diketahui, merupakan proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan tuntunan perusahaan yang selalu menghendaki produk-produk terbaru yang tidak dapat muncul begitu saja kalau tidak ada orangorang yang melakukannya. Tujuan-tujuan inovasi antara lain seperti di bawah ini: 1. Kepuasan pelanggan yang selalu haus akan ide, makanan, penampilan, dan suasana baru. 2. Memenangkan persaingan dengan kompetitor yang tentu melakukan hal yang sama dengan produk-produk mereka. 3. Mencari produk baru yang dapat memaksimalkan laba karena keunikan atau rasanya. 4. Sebagai bahan penilaian manajemen terhadap staf dapur yang inovatif dan yang kritis, dihubungkan dengan karier. 5. Sebagai cara untuk memanfaatkan bahan yang ada, yang murah, yang terhenti atau tertimbun, agar dapat dijual. Prosedur Inovasi Suatu inovasi akan dimulai dari pengumpulan gagasan, kemudian penelitian bahan-bahan dan alat. Dari situ, diformulasi suatu resep percobaan oleh pelaku, lalu dibuat suatu eksperimen terbuka dengan resep yang ada, hasil percobaan dinilai dan direvisi jika perlu, dan jika sudah dianggap sempurna, maka ditetapkan sebagai menu baru. Pada umumnya inovasi selalu mampu memberi pengaruhpengaruh pada semangat kerja. Pengaruh lainnya adalah peningkatan citra nama perusahaan, kepercayaan pelanggan, kemudian disusul dengan peningkatan pesanan-pesanan makanan. Bagan berikut akan memberikan gambaran mengenai proses inovasi bertahap.
  • 10. 10 IDE INOVASI PERUMUSAN BAHAN REFERENSI PENETAPAN TAKARAN UJI PENGOLAHAN EVALUASI PORTION TASTE PENAMPILAN COST PEMBERIAN NAMA PENEMPATAN MENU PROMOSI Berdasar penjelasan diatas maka inovasi dapat diartikan sebagai: 1. Berusaha menemukan sesuatu yang baru atau yang belum pernah dilakukan orang sebelumnya. 2. Memperbaharui yang sudah ada dengan hasil baik atau lebih baik dari sebelumnya. 3. Menyempurnakan suatu sistem atau prosedur agar hasilnya lebih baik dengan cara melakukan perubahan. Obyek inovasi menjadi lebih luas, bukan lagi sekedar makanan, melainkan menyangkut apa saja yang terkait dengan produksi makanan.”
  • 11. 11 Setelah menyusun prosedur inovasi produk harus memperhatikan mutu. Penulis menggunakan kerangka pemikiran berdasarkan Konsep Mutu David Grain (1987) menurut Thahja Muhandri, Darwin Kadarisman, dan Tim PREMYSIS Consulting, dalam buku Sistem Jaminan Mutu Indutri Pangan, 2012: 15. David Grain memberikan delapan dimensi mutu dari produk yaitu:  Performance (kinerja) Kinerja merupakan tingkat kemampuan karakteristik utama produk atau jasa. Karakteristik ini tidak dapat ditawar lagi (harus dipenuhi) jika ingin diterima konsumen.  Feature (ciri khas) Merupakan karakteristik kedua yang menjadi ciri khas dan keunggulan yang ditawarkan oleh produk yang bersangkutan. Persaingan antarproduk biasanya lebih disebabkan karakteristik kedua ini.  Reliability (keterandalan) Didefinisikan sebagai konsistensi kinerja produk pada periode waktu tertentu. Semakin lama produk dapat digunakan tanpa ada perubahan fungsi, maka produk tersebut semakin disukai oleh konsumen.  Conformance (kesesuaian) Merupakan tingkat kesesuaian produk yang dihasilkan (actual product) dengan spesifikasi yang sudah direncanakan/ditetapkan.  Serviceability Merupakan tingkat kemudahan produk untuk diperbaiki.  Aesthetics Merupakan estetika sifat-sifat sensori (diukur dengan pancaindra).  Perceived quality (reputasi) Merupakan ukuran tidak langsung karena informasi produk/jasa tidak lengkap. Reputasi biasanya merupakan (konsumen) terhadap kinerja produk. pengakuan orang-orang
  • 12. 12 Karakteristik mutu produk industri pangan menjelaskan jenis karakteristik yang diperhatikan untuk membuat produk baik dalan skala kecil, sedang, dan besar seperti industri atau pabrik. Penulis memasukkan kerangka pemikiran pada penelitian ini karena martabak manis merupakan makanan yang dijual secara umum dan banyak terjual di daerah manapun dan digemari oleh masyarakat umum. Karakteristik mutu semakin berkembang menyesuaikan zaman, berikut adalah bagian-bagian karakteristik, dalam Sistem Jaminan Mutu Indutri Pangan, 2012: 18: a. Karakteristik Fungsional Dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu: (1) sifat fisika (morfologi, sifat termal, sifat reologi, dan sifat spektral), (2) sifat kimia (komposisi kimia, senyawa kimia aktif, bahan kimia tambahan, bahan kimia pengolahan) dan sifat mikrobiologi (mikroba alami, mikroba kontaminan, mikroba pathogen, mikroba pembusuk). b. Karakteristik Kemudahan Penggunaan Makanan olahan sebenarnya merupakan salah satu manifestasi kemudahan penggunaan. Akan tetapi akhir-akhir ini semakin banyak upaya-upaya kalangan industri pangan untuk menyajikan “kepraktisan” bagi para konsumen. c. Karakteristik Masa Simpan (self life) Produk-produk pangan olahan, setelah diproduksi dan dikemas, mempunyai masa simpan (self life) tertentu. Penyimpanan melewati waktu tersebut akan mengakibatkan mengakibatkan penurunan mutu, selanjutnya terjadi kerusakan yang mengakibatkan produk menjadi kadaluarsa. Produk pangan dikatakan rusak apabila telah mengalami perubahan cita rasa, penurunan nilai gizi, atau tidak aman lagi dikonsumsi karena dapat mengganggu kesehatan. Maka dilakukan pengembangan teknologi pengolahan dan pengemasan serta metode-metode untuk mengukur atau meramal masa simpan suatu produk, diantaranya teknologi sterilisasi, pengemasan aseptik, penggunaan oven microwave, penggunaan senyawa kimia pengawet.
  • 13. 13 d. Karakteristik Psikologi Karakteristik psikologi yang cukup mendasar pada produk-produk pangan adalah karakteristik sensori (organoleptik). Karakteristik ini hanya dapat diukur, dikenali, dan diuji dengan uji organoleptik. Berdasarkan alat indra yang digunakan, karakteristik sensori digolongkan menjadi: karakteristik visual, karakteristik bau, karakteristik rasa, karakteristik tekstural. e. Karakteristik Keamanan Semakin tinggi pengetahuan dan kemampuan ekonominya, semakin tinggi pula kecenderungan menuntut pangan yang lebih aman untuk dikonsumsi. Kemungkinan-kemungkinan bahaya bagi produk-produk pangan dapat terjadi karena beberapa sebab: 1. Adanya residu bahan kimia yang terbawa pada bahan pangan akibat teknologi pertanian missal insektisida, pestisida, fungsida, antibiotik, dan hormon. 2. Adanya kesalahan dalam penggunaan bahan kimia tambahan baik jenis maupun dosisnya. 3. Penyerapan logam berbahaya oleh tanaman dan hewan akibat pencemaran lingkungan oleh industri. 4. Terjadinya kontaminasi mikroba dan bahan kimia terhadap bahan pangan dan produk pangan sejak dari pertama sampai pada tingkat pengolahan akibat kurangnya sanitasi. 5. Kurang cukupnya kondisi proses pengolahan menyebabkan mikroba aktif kembali pada saat penyimpanan dan pemasaran. 6. Dampak dari penggunaan teknologi yang belum tuntas penelitiannya missal senyawa-senyawa baru, teknik radiasi, dan sebagainya. 7. Adanya komponen kimia tertentu pada bahan pangan dan produk pangan yang dapat mendorong penyakit-penyakit tertentu jika dikonsumsi berlebihan (missal kolestrol, lemak, dan sebagainya). Karakteristik keamanan ini dirasakan telah banyak menghambat ekspor produk pangan negara-negara dunia ketiga ke negara maju seperti Amerika
  • 14. 14 Serikat, Eropa, dan Jepang karena persyaratan yang cukup berat dan diberlakukan secara ketat. Apabila ingin bersaing mendapatkan pasar di negara-negara tersebut, karakteristik ini harus ditangani secara intensif. Produksi dari produk-produk pangan olahan yang aman harus mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Bahan b. Metode proses c. Kontaminasi pascaproses d. Penentuan titik-titik kendali kritis. Sistem ini dikenanl dengan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). 5. Metode Penelitian 5.1 Objek dan Subjek Penelitian Dalam suatu penelitian terdapat objek penelitian. Objek penelitian ini adalah suatu tempat bagi peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk diteliti. Variabel-variabel pada penelitian ini meliputi: tepung mocaf (X), daya terima konsumen (Y). Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu para panelis yang berperan sebagai konsumen untuk mencoba produk martabak manis berbahan dasar tepung mocaf dengan tujuan untuk mengetahui respon daya terima konsumen terhadap produk tersebut. 5.2 Metode Penelitian Berdasarkan variabel yang diteliti, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksperimental. Alasan pemilihan metode ini didasarkan pada pertimbangan dari tujuan penelitian itu sendiri yaitu bagaimana pengaruh penggunaan tepung mocaf terhadap kualitas produk martabak manis. Menurut Mohammad Nazir (2003: 54), “Tujuan dari penelitian deskripsi adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
  • 15. 15 fenomena yang diselidiki.” Sedangkan penelitian eksperimental menurut Sudman dan Blair adalah “Merupakan riset yang berusaha memanipulasi satu atau lebih variabel kausal, kemudian mengukur efek dari manipulasi tersebut terhadap satu atau lebih variabel lain diluar variabel kausal sehingga efek tersebut dinilai sebagai hasil perubahan variabel kausal yang digunakan dalam riset. 5.3 Operasional Variabel Operasional variabel merupakan suatu atribut, sifat, nilai, dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Terutama kualitas produk dan uji daya terima konsumen. Peneliti akan menguraikan operasionalisasi variabel secara lengkap dalam tabel berikut ini. Variabel Konsep Teoritis Uji Daya Uji daya terima Terima konsumen merupakan Konsumen penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Panelis mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidak terhadap sifat sensorik atau kualitas yang dinilai. (Soewarno, 1985: 77) Mutu Produk Konsep Empiris Respon menyukai atau tidak suka seseorang terhadap suatu produk menurut kriteria penilaian pribadi. Konsep Analitik Skala Data yag Ordinal diperoleh dari konsumen menggunakan skala semantik mengenai: a. Penilaian produk yang disajikan b. Kekhasan rasa c. Kekhasan aroma d. Tekstur e. Daya tarik warna f. Tingkat kemanan dan kebersihan produk Terdapat delapan Persepsi Data diperoleh Ordinal dimensi mutu dari kosumen dengan uji produk yaitu: tentang hedonik performance (kinerja), kualitas menggunakan feature (ciri khas), produk yang skala semantik:
  • 16. 16 reliability terdiri dari: (keterandalan), Kinerja conformance Fitur (kesesuaian), Reliabilitas serviceability, Kesesuaian aesthetics, dan Serviceabil perceived quality ity (reputasi). (David Aesthetics Grain, 1987) Perceived quality Harga Kinerja - Penampilan fisik - Warna martabak Fitur - Kemasan - Kekhasan produk Reliabilitas - Kebersihan produk - Kematangan sempurna - Masa simpan produk Kesesuaian - Fungsi sesuai dengan spesifikasi yang direncanaka n Serviceability - Tepung mocaf tersedia di tempat jual komunitas mocaf Aesthetics - Desain kemasan - Kebersihan kemasan Perceived quality - Persepsi konsumen pada mutu produk martabak manis Harga merupakan Persepsi Data yang Ordinal jumlah uang yang konsumen diperoleh dari dibebankan untuk terhadap harga konsumen dengan
  • 17. 17 sebuah produk/jasa/jumlah nilai konsumen pertukaran untuk mendapatkan manfaat dari memiliki/menggunakan produk/jasa. (Kotler dan Amstrong, 2004: 345) Sumber: data diolah, Juli 2012 suatu produk perolehan data yang dari konsumen ditawarkan berdasarkan: oleh suatu - Kesesuaian perusahaan dari daya beli kepada - Kesesuaian konsumen. dari harga jual produk - Tingkat harga 5.4 Rancangan Percobaan Dalam percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksperimental yaitu dengan menganalisis dengan tiga tahap antara lain: 1. Tahap Formulasi Pada tahap ini percobaan diawali menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan mengadopsi resep martabak atau terang bulan. Resep Martabak Manis: Metode Persiapkan dan Campurkan hingga rata Nama Bahan Tepung terigu Tepung Mocaf Gula pasir Telur ayam Margarin Buat biang Ragi instant Air hangat Tepung Gula pasir Campurkan biang dan bahanbahan Tambahkan Pewangi vanili Campur Soda kue sampai rata Diamkan Unit Gram Gram Sendok makan butir Jumlah 100 200 4 Sendok makan Sendok teh Secukupnya Sendok teh Sendok teh 1 Secukupnya Sendok teh Keterangan Di dalam baskom 3 1 1 1 2 Dikocok lepas Dilumerkan dahulu Campurkan dalam wadah
  • 18. 18 selama 4060 menit dalam wadah tertutup Panggang Adonan martabak manis Oleskan Taburkan Margarin Secukupnya Meises Keju cheddar parut Pada cetakan martabak diameter 24 cm dengan api sedang selama +/- 15 menit. Angkat selagi panas ke atas cutting board. Penyajian Potong menjadi dua bagian dengan pisau lalu lipat tangkap dan diolesi margarin. Potong menjadi 8 buah. Masukkan ke dalam kemasan. Sumber:http://www.toserbaindonesia.info/580/resep-terang-bulanholand/#sthash.0IqSqnvr.dpuf Evaluasi percobaan: Penulis telah melakukan pra penelitian dengan menguji resep di atas dengan 5 kali percobaan. 2 kali gagal (dengan resep sebelumnya) dan 3 kali berhasil mengembang (dengan resep di atas). Berikut karakteristik dalam percobaan: Percobaan I resep lama (100% tepung Mocaf): tidak mengembang, liat, lengket di Loyang, ada warna putih-putih (pucat), tidak elastis, dan tidak berpori-pori. Percobaan ini gagal.
  • 19. 19 Percobaan II resep lama (67% tepung Mocaf dan 33% tepung terigu): tidak berpori-pori, tidak mengembang, berkerut, tidak elastis, warna tidak pucat, bagus. Percobaan ini belum berhasil. Percobaan III resep baru (100% tepung terigu): mengembang, berpori-pori, empuk, elastis, warna coklat, dan bagus. Perbedaannya dengan resep lama pada bahan-bahan dan metode. Percobaan IV resep baru (67% tepung Mocaf dan 33% tepung terigu): mengembang, berpori-pori (walaupun sedikit dan agak lama timbulnya), elastis, warna coklat, dan bagus. Percobaan ini berhasil. Percobaan V resep baru (100% tepung Mocaf): mengembang, berpori-pori (walaupun seikit dan agak lama timbulnya), warna coklat cerah (agak keputihputihan), agak keras. Percobaan ini lumayan berhasil. Kesimpulan: Kegagalan dalam percobaan pertama dan kedua disebabkan oleh bahan-bahan dan metode yang tidak cocok. Selanjutnya percobaan dengan resep baru, metode dan bahan-bahan yang cocok. Bahan dasar juga mempengaruhi hasil pada martabak manis. Dalam hal karakteristik hasil martabak manis, dari bahan terigu terlihat tidak mudah pecah dan liat karena mengandung kadar glutein, sementara dari bahan mocaf mudah pecah, agak keras, dan proses matang agak lama karena tidak mengadung glutein. Pada adonan juga ada perbedaan, tepung mocaf saat didiamkan proses fermentasi timbul pecah-pecah. Untuk evaluasi hasil percobaan dari formulasi dengan menggunakan standar resep diatas untuk pembahasannya dipaparkan dengan menggunakan metode hedonik dan deskriptif makanan: a. Metode Hedonik Adapun teknisnya memberikan kuesioner, sampel martabak manis beserta air mineral kepada panelis yang diujikan yaitu penampilan kenampakan/fisik, warna, rasa, aroma, dan tekstur sehingga dihasilkan satu formulasi terbaik. b. Metode Deskriptif Makanan
  • 20. 20 Tahap selanjutnya menggunakan metode deskriptif makanan yaitu mendeskripsikan perbadingan antara hasil satu formulasi terbaik dengan produk kontrol dengan lima kriteria pengujian kemudian data hasil pengujian ditransformasikan dalam bentuk grafik majemuk dengan skala 0 s/d 10. Grafik ini berbeda dengan kebiasaan membuat grafik dua dimensi atau grafik tiga dimensi. Dalam pengujian deskripsi, grafik disusun secara radial. Masing-masing garis menggambarkan himpunan nilai mutu. Titik pusat menyatakan nilai mutu nol dan ujung garis menyatakan nilai mutu tertinggi. 2. Uji Daya Terima Konsumen Pada tahap ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner/angket dengan lima faktor pertanyaan antara lain kualitas produk, harga, set standar, disajikan dengan minuman atau makanan pendamping, meal time (waktu makan), kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskripsi terkait dengan lima faktor pertanyaan diatas. 3. Analisis Kelayakan Setelah didapatkan satu produk dengan perlakuan terbaik dari beberapa perlakuan, selanjutnya dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui apakah usaha martabak manis tepung mocaf layak dijalankan atau tidak. Untuk mengetahui hasil kelayakan usaha martabak manis tepung mocaf akan dilihat dari beberapa kriteria kelayakan finansial yang meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C), dan Break Event Point (BEP). 5.5 Jenis dan Sumber Data Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder yaitu: 1. Data Primer Menurut Istijanto (2009), “data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus.” Data ini tidak
  • 21. 21 tersedia karena memang belum ada riset sejenis yang pernah dilakukan atau hasil riset yang sejenis sudah terlalu kadaluarsa. Jadi periset perlu melakukan pengumpulan atau pengadaan data sendiri karena tidak bisa mengandalkan data dari sumber lain. 2. Data Sekunder Menurut Istijanto (2009), “data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh periset sendiri dengan tujuan yang lain.” Ini mengandung arti bahwa periset sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut ke pihak lain yang telah mengumpulkan di lapangan. 5.6 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentuyang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012: 61) Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan sampling akan tetapi menggunakan semua populasi. Adapun banyaknya populasi pada tahap pertama untuk uji hedonik atau uji kesukaan sebanyak 15 orang yang merupakan panelis terlatih yaitu anggotanya lebih besa daripada penelis pencicip terbatas yaitu 15-25 orang. Adapun untuk kriteria panelisnya tidak hanya personal laboratorium tetapi terdapat pula karyawan atau pegawai yang lainnya. Tingkat kepekaan yang diharapkan tidak perlu setinggi panel pencicip tertabas, begitu juga dengan tugas penilaian dan tanggung jawabnya tidak sebesar panel pencicip terbatas. (Soewarno, 1985: 48) Pada tahap kedua yaitu uji daya terima kunsumen banyaknya populasi yang digunakan yaitu sebanyak 30 orang berdasarkan kriteria jumlah panel konsumen dari 30-1000 orang. Pengujian biasanya menggunakan uji kesukaan (preference test). Hasil uji kesukaan dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu jenis makanan dapat diterima oleh masyarakat. (Soewarno, 1985: 49)
  • 22. 22 5.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik dan alat pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Wawancara Penulis mewawancarai beberapa konsumen yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan memperoleh informasi langsung serta untuk mengetahui respon daya terima konsumen terhadap martabak manis berbahan dasar tepung mocaf lebih detil langsung dari narasumbernya. Penulis mewawancarai pula penjual martabak manis yang sudah berpengalaman dan menjadikan penjual martabak manis sebagai bagian dari panelis untuk menilai produk martabak manis buatan penulis, sekaligus memberi masukan yang membangun untuk produk martabak manis buatan penulis. b. Angket Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan lima belas angket kepada panelis terlatih dan tiga puluh kepada konsumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh penulis. c. Studi Literatur Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data dengan cara membaca, mempelajari buku, artikel, karya ilmiah, dan lain-lain guna memperoleh informasi dan referensi yang berkaitan dengan penelitian. d. Dokumentasi Melakukan dokumentasi sebagai alat untuk menunjang hasil penelitian dapat dideskripsikan lebih jelas dan sebagai bukti bahwa penulis melakukan penelitian. 5.8 Teknik Analisis Data Dalam melakukan penilaian apakah usaha martabak manis berbahan dasar tepung mocaf layak untuk dikerjakan atau tidak, akan dilakukan dengan kriteriakriteria kelayakayan finansial yang meliputi:
  • 23. 23 1. Net Present Value (NPV) Rumus untuk menghitung NPV (Yacob, 2009) adalah sebagai berikut: Dimana: NB = Benefit – Cost C = Biaya investasi + Biaya operasi B = Benefit yang telah didiskon C = Cost yang telah didiskon i = Diskon faktor n = Tahun (Waktu) Kriteria: NPV < 0 (nol) → usaha / proyek layak untuk dijalankan NPV > 0 (nol) → usaha / proyek tidak layak untuk dijalankan NPV = 0 (nol) → usaha / proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value 2. Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio) Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio) merupakan angka perbandingan antara nilai jumlah sekarang yang bernilai positif dengan nilai jumlah sekarang yang negatif. Rumus perhitungan Net B/C yaitu: Jika: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) tidak layak dikerjakan Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP
  • 24. 24 3. Break Event Point (BEP) Formula yang digunakan untuk mengetahui jumlah produksi dalam keadaan BEP adalah: Untuk menghitung BEP dalam rupiah adalah mengalikan dengan harga per unit produksi (p) Dimana: a : fixed cost (biaya tetap) b : biaya variabel per unit c : harga per unit d : jumlah produksi Formula yang digunakan untuk mengetahui kapan mengembalikan biaya (BEP) adalah: 6. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di rumah tinggal penulis yang berada di Jl. Lempuyang IV E 85-85 Blok L Perum Mega Cinere, Depok, Jawa
  • 25. 25 Barat; dan tempat sementara (kos) penulis di Jl. Cidadap Girang 35 A RT 01 RW 05 Ledeng Cidadap Bandung, Jawa Barat. 2. Waktu Penelitian Proses penelitian eksperimen tentang “Inovasi Produk dan Analisis Kelayakan Bisnis Martabak Manis Berbahan Dasar Tepung Mocaf” sedang dilakukan pada tahun 2014.
  • 26. 26 DOKUMENTASI PRA PENELITIAN Martabak manis 100% tepung mocaf pada tanggal 2 Februari 2014
  • 27. 27 Dokumentasi Martabak Manis 67% tepung mocaf dan 33% tepung terigu
  • 28. 28 DAFTAR PUSTAKA Bartono, PH dan Ruffino, E.M. (2005). Food Product Management di Hotel dan Restoran. Yogyakarta: ANDI. BUKJAM Bangka Belitung. (2010). Martabak Bangka (Hok Lo Pan). Dalam PRLog Press Release Online. [Online]. Tersedia: http://www.prlog.org/10669187-martabak-bangka-hok-lo-pan.html. [9 Mei 2010] Karunia Semesta. et al. (2009). Produksi Tepung Mocaf sebagai Pengganti Terigu. [Online]. Tersedia: httpkaruniasemesta.files.wordpress.com201209tepungmocaf-a5.pdf. [20 Desember 2009] Muhandri, Thahja et al. (2012). Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor: IPB Press Ningsi, W. (2012). Studi Proll Tape Batik dengan Penambahan Tepung Tape Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz). Skripsi. Jurusan Manajemen Industri Katering. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Univesrsitas Pendidikan Indonesia Bandung. Rosmeri, V.I. dan Monica, B.N. (2013). Pemanfaatan Tepung Umbi Gadung (Dioscorea hispida densnt) dan Tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) Sebagai Bahan Substitusi dalam Pembuatan Mie Basah, Mie Kering, dan Mie Instan. Jurnal. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. [Online]. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/39325/1/38._Artikel_Penlit_246-256.pdf Sharon Bakery. (2013). Kandungan pada Tepung Terigu: Yuk Lihat Daftarnya. Dalam web Sharon Bakery. [Online]. Tersedia: http://sharonbakery.com/artikel/12/Kandungan%20pada%20Tepung%20Ter igu:%20Yuk%20Lihat%20Daftarnya.html [18 Juni 2013]
  • 29. 29 Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Wikipedia. (2013). Martabak Manis. Dalam Wikipedia bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Martabak_manis. [5 April 2013]