SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
Produk dan prinsip syari’ah pada lks 2
1. PRODUK DAN PRINSIP SYARI’AH PADA
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Bank
Syariah, BPRS, KJKS)
Siti Murtiyani, SE.,M.Si.,Akt.,Ph.d
2. BEBERAPA KAIDAH SYARI’AH
1. “Alloh menghalalkan jual beli dan mengharamkan Riba…”
(Q.S. Al-Baqoroh : 275) JENIS-JENIS RIBA :
a. RIBA NASI’AH (Bertambahnya nilai karena waktu).
b. RIBA QORDHI (Bertambahnya nilai karena jasa
pinjaman)
c. RIBA FADHL (Bertambahnya nilai karena
pertukaran barang sejenis)
d. RIBA YADHI (Berpisah tempat sebelum
timbang terima).
3. 2.
3.
4.
5.
6.
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara
kamu…” (Q.S. Annisa : 29).
Dalam hal Muamalah, segala hal yang berkaitan dengan
muamalah adalah boleh (mubah) sebelum ada dalil yang
mengharamkannya (Kaidah usul Fiqh).
Beberapa larangan dalam Muamalah :
- Riba (Tambahan/bertambahnya suatu nilai diluar
pokok pinjaman tanpa melihat akad, untung dan rugi)
- Ghoror (Penipuan/ Tidak Jelas)
- Maisir (Untung-untungan)
- Ghobn (Penimbunan)
Islam memandang proses/ cara mendapatkan harta daripada
hasil
Dalam Islam uang bukan alat komoditi tetapi tidak lebih dari
sekedar alat tukar.
4. PERBEDAAN SISTEM BUNGA & SISTEM BAGI HASIL
SISTEM BUNGA
SISTEM BAGI HASIL
a.Penentuan besarnya bunga dibuat sebelumnya
tanpa berpedoman pada untung rugi
a.Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada
waktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi (besarnya jumlah
diketahui sesudah berusaha, sesudah ada
hasilnya)
a.Besarnya prosentase bunga ditentukan
sebelumnya, berdasarkan jumlah uang yang
dipinjamkan
a.Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
keuntungan yang pararel dengan menyepakati
proporsi pembagian keuntungan untuk masingmasing pihak,belum tentu besarnya.
a.Jika terjadi kerugian ditanggung si peminjam
saja berdasarkan pembayaran bunga tetap seperti
yang dijanjikan
a.Kerugian ditanggung kedua pihak. Pemilik
dana rugi materi, pengelola dana rugi waktu dan
tenaga
a.Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat
sekalipun keuntungan meningkat
a.Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
dengan peningkatan jumlah pendapatan.
a.Besarnya bunga yang harus dibayar sipeminjam a.Keberhasilan usaha yang jadi perhatian
pasti diterima bank
bersama
a.Umumnya dikecam semua agama
a.Tidak ada yang meragukan bagi hasil
a.Berlawanan dengan QS. Luqman:34
a.Sesuai dengan QS. Lukman: 34
6. KARAKTERISITIK PEMBIAYAAN
MUDHORABAH
Modal seluruhnya dan atau sebagian dari Pemilik
Modal (Shohibul Maal).
Anggota/nasabah hanya menyertakan tenaga,
pikiran, pengalaman, mitra, dan lokasi usaha.
Pengelolaan / manajemen usaha oleh sepenuhnya
dilakukan anggota (Mudhorrib)
Bagihasil dibagi sesuai kesepakatan dan umumnya
diambil dari laba kotor.
Jika pembiayaan dilunasi sebelum masa jatuh tempo,
maka bagi hasil yang wajib diberikan kepada
Pemilik Modal adalah bagihasil sampai Bulan
dilunasinya pembiayaan tersebut.
7. DASAR MENCARI NISHBAH
(PORSI KEUNTUNGAN)
1.
TENTUKAN MARGIN MINIMAL (MM)
MM = BIAYA OPERASIONAL PERBULAN
TOTAL ASSET
MM merupakan titik dimana posisi belum untung dan tidak rugi (Titik impas).
CONTOH : - Biaya operasional per Bulan : Rp. 4.000.000
- Asset Bln bersangkutan
: Rp. 230.000.000,Maka MM nya adalah : 4.000.000 X 100 = 1,7 %
230.000.000
2. TENTUKAN KEUNTUNGAN DIHARAPKAN (KD)
KD Diperoleh berdasarkan faktor :
- Harga pasar (Wajar), misal 0,8 %
- Kompetitor/ Pesaing.
- Risiko/ CPP, misal 0,2 %
3.
NISHBAH BANK = MM + KD
(contoh di atas 1,7 + 1 = 2,7 %/ Bln)
Catatan : Nishbah harus dievaluasi setiap Bulan
18. 4. PRINSIP JASA / TABARRU
A. MEMINJAMKAN UANG
QORDHUL HASAN (PINJAMAN KEBAJIKAN)
AL-RAHN (GADAI)
HIWALAH (PENGALIHAN UTANG)
B. MEMINJAMKAN JASA
WAKALAH (PERWAKILAN/TRANSFER)
WADI’AH (TITIPAN /SAVE DEPOSIT BOX)
KAFALAH (PENJAMINAN/ GARANSI)
C. MEMBERIKAN SESUATU
HIBAH
SHODAQOH
WAQF
19. 1. AKAD MUDHOROBAH
1. DEFINISI
Akad kerjasama antara Shohibul
maal (pemilik modal 100 %)
dengan Mudhorrib (Pengelola
modal) dimana keuntungan /
risiko dibagi sesuai
kesepakatan
2. LANDASAN
SYARI’AH
Qs. Al-Muzammil :20
QS. Al-Jum’ah : 10
Qs. Al-Baqoroh : 198
HR. Thabrani dari
Ibnu Abbas
HR. Ibnu Majah dari
Shalih bin Suhaib.
Ijma Shabat
Kaidah Fiqh
Fatwa DSN
20. 3. RUKUN
MUDHOROBAH
4. SYARAT
Para Pihak (Shohibul Maal
& Mudlorrib).
Ijab Qobul (Perikatan)
Modal (Uang/ Barang)
Keuntungan/ hasil yang
dibagi.
Kegiatan Usaha.
MUDHOROBAH
1.
2.
3.
Para Pihak (Baligh & berakal
sehat / cakap Hukum)
Ijab Qobul (Jelas &
Dokumentatif).
Modal
- Uang atau barang
- Diketahui jumlah dan jenisnya.
- Tidak dapat bebentuk piutang.
- Penyerahan tunai & langsung.
- Waktu penyerahan pasti
SYARAT MUDHOROBAH
4. Keuntungan hasil
- Harus untuk kedua belah pihak.
- Nishbah disepakati saat akad.
- Risiko ditanggung Shohibul maal
5. Kegiatan Usaha
- Hak Mudlorrib.
- Halal & Thoyyib.