1. TUGAS KELOMPOK DISAJIKAN PADA MATA KULIAH
PRODUK-PRODUK BANK SYARIAH
DOSEN PENGAMPU :
Lutvi Alamsyah, S.E,. M.M
DISUSUN OLEH :
EMA WIDYA KALPIKAWATI
NURUL FADHILATUL IFA
REZKI PATLAN MUZZAKIR
RIMAYATUL HIMMAH
WAHYU WICAKSONO
YUSNI FADHILAH
2. PENGERTIAN WADIAH
Secara etimologi, kata wadi’ah berarti menempatkan sesuatu yang ditempatkan
bukan pada pemiliknya untuk dipelihara. Wadi’ah juga berarti titipan murni dari
satu pihak ke pihak lain. Baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
Bank Muamalat Indonesia mengartikan wadi’ah sebagai titipan murni yang dengan
seizin penitip boleh digunakan bank. Titipan murni adalah surat berharga seperti
uang, barang, dokumen surat berharga. Bank sebagai penerima titipan dapat
mengenakan biaya penitipan tersebut atas jasa dalam menjaga barang atau uang
titipan.
3. JENIS-JENIS WADIAH
Wadi’ah Yad Al Amanah, Yaitu merupakan titipan murni, barang/dana yang
dititipkan tidak boleh digunakan (diambil manfaatnya) oleh penitip, sewaktu
titipan dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisik
barangnya, jika selama dalam penitipan terjadi kerusakan maka pihak yang
menerima titipan tidak dibebani tanggung jawab, sebagai kompensasi atas
tanggung jawab pemeliharaan dapat dikenakan biaya titipan.
Wadiah Yad dhamanah, Yaitu .merupakan pengembangan dari wadi’ah yad al
amanah yang disesuaikan dengan aktivitas perekonomian. penerima titipan diberi
izin untuk menggunakan dan mengambil manfaat dari titipan tersebut. Penyimpan
mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap kehilangan/kerusakan
barang tersebut. Semua keuntungan yang diperoleh dari titipan tersebut menjadi
hak penerima titipan. Sebagai imbalan kepada pemilik barang/dana bank dapat
diberikan semacam insentif berupa bonus yang tidak disyaratkan sebelumnya.
4. PENERAPAN AKAD WADI’AH
Giro wadiah bank, yaitu bentuk simpanan yang penarikannya dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnn ya atau
dengan cara pemindahbukuan yang didasaran pada prinsip titipan. dalam giro wadiah
nasabah tidak mendapatkan keuntungan yang berupa bunga, akan tetapi bonus yang
nilainya tidak boleh diperjanjikan di awal akad.
Tabungan wadiah yad al-dlamanah, yaitu rekening tabungan yang memberlakukan
ketentuan dapat ditarik setiap saat dan bukan tabungan berjangka. Mekanisme dan
ketentuan-ketentuannya itu sama dengan giro, yang membedakan hanyalah dalam hal
penarikan uangnya saja.
Selain itu, perbankan juga dalpat mempraktekkan akad wadiah yad al-
dlamanahdengan jalan pemberian jasa safe deposit box, yang mana nasabah yang
membutuhkan jasa ini akan mendapatkan fasilitas penyimpanan barang berharga
mereka dalam bentuk kotak penyimpanan barang berharga mereka dalam bentuk kotak
penyimpanan dengan inisial tertentu, menyimpan dan memegang kunci sendiri.
Kemudian pihak bank akan menerima upah yang ditentukan atas penyimpanan dan
penjagaan barang berharga tersebut.
5. FUNGSI WADIAH
Bagi Penitip
Manfaat wadi’ah bagi penitip adalah agar terciptanya rasa saling percaya antara
mereka.barang yang di titipkan bisa saja bermanfaat untuk keamanan barang itu
sendiri dari hal-hal yang tidak di inginkan.
Bagi orang yang di titipkan
Manfaat wadi’ah bagi orang yang di titipkan adalah dapat membantu orang yang
membutuhkan untuk menitipkan barangnya, kemudian dapat membuat orang itu
percaya kepada orang yang dititipkannya, karena bisa menjaga barangnya dengan
baik.
6. PENGERTIAN MUDHARABAH
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak pertama (sahibul maal)
menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Akad Mudharabah merupakan akad kerja sama diantara para pemiliki modal yang
mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila mengalami kerugian itu ditanggung
oleh pemilik modal, asalkan kerugian itu bukan akibat kesalahan si pengelola.
Apabila kerugian itu disebabkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola maka
si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
7. CONTOH PENERAPAN MUDHARABAH
Pak Deva ingin membuka usaha jasa Fotocopy, Print, dan alat-alat tulis, karena tidak
memiliki modal Pak Deva pergi ke BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) untuk
meminta bantuan pemodalan, Pak Deva memintak bantuan pendanaan sebesar RP-
30.000.000 dengan persetujuan bagi hasilnya yaitu 60 % untuk BPRS dan 40 % buat
pak Deva. Persetujuan bagi hasil diatas merupakan kesepakatan kedua belah pihak,
yaitu antara BPRS dengan Pak Deva.
8. PENGERTIAN MUSYARAKAH
Musyarakah, merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana.
9. TUJUAN MUSYARAKAH
Akad musyarakah digunakan oleh Bank untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan
permodalan bagi nasabah guna menjalankan usaha atau proyek dengan cara
melakukan penyertaan modal bagi usaha atau proyek yang bersangkutan.
10. CONTOH PENERAPAN MUSYARAKAH
Pak Albino ingin membuka Bisnis Rumah Makan, modal yang dimiliki Pak Albino
hanya RP-20.000.000. Sedangkan modal yang dibutuhkan sebesar Rp-80.000.000.Pak
Albino pergi ke Bank syariah untuk meminta bantuan pendanaan sebesar Rp-
60.000.000 dengan persetujuan bagi hasilnya yaitu 60 % untuk Bank syariah dan 40
% untuk Pak Albino dalam jangka waktu 2 Tahun.
Persetujuan bagi hasil diatas merupakan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu
antara Bank syariah dengan Pak Albino.
11. PENGERTIAN MUZARA’AH
Muzara’ah ialah bentuk muamalah antara dua pihak, yakni serupa dengan
mukhabarah, dimana perbedaannya terletak pada asal bibit atau modal yang
digunakan dalam kerja sama tersebut. Apabila bibit tanaman atau modal tersebut
sebagian besar dari pemilik tanah, maka akad bagi hasil tersebut muzara‟ah.
Sedangkan apabila bibit tanaman atau modal tersebut sebagian besar dari penggarap
atau pengelola tanah, maka akad bagi hasil itu disebut mukhabarah.
12. MANFAAT MUZARA’AH
Adanya rasa saling tolong-menolong atau saling membutuhkan antara pihak-pihak
yang bekerjasama. Dapat menambah atau meningkatkan penghasilan atau ekonomi
petani penggarap maupun pemilik tanah. Dapat mengurangi pengangguran.
Meningkatkan produksi pertanian dalam negeri. Dapat mendorong pengembangan
sektor riel yang menopong pertumbuhan ekonomi secara makro.
13. APLIKASI MUZARA’AH DI BANK
Bank SyariahBank Syariah
Hasil pertanian
Penyedia modal
(lahan, benih,
pupuk, pestisida,
dll),
Pengelola
Keahlian,
tenaga dan
waktu
Lahan
pertanian
Bagi hasil sesuai
dengan perjanjian
Pengelola
14. PENGERTIAN MUSAQAH
Musaqah / kerjasama atas lahan pertanian. Secara etimologi kalimat musaqah itu
berasal dari kata al-saqa yang artinya seseorang bekerja pada pohon tamar, anggur
(mengurusnya ) atau pohon-pohon yang lainnya supaya mendatangkan
kemashlahatan dan mendapatkan bagian tertentu dari hasil yang di urus.
15. TUJUAN MUSAQAH
Menghilangkan bahaya kefaqiran dan kemiskinan dan dengan demikian terpenuhi
segala kekurangan dan kebutuhan.
Terciptanya saling memberi manfaat antara sesama manusia.
Bagi pemilik kebun sudah tentu pepohonannya akan terpelihara dari kerusakan
dan akan tumbuh subur karena dirawat.
16. CONTOH PENERAPAN MUSAQAH
• Misal si A adalah orang yang sanga t kaya dan memiliki banyak tanah /ladang
dimana-mana & si B adalah seorang yang rajin bekerja tapi kekurangan lapangan
pekerjaan, karena si B orang yang jujur & dapat dipercaya maka si A menyerahkan
sebagian kebunnya kepada si B dengan ketentuan – ketentuan tertentu yang telah
di setujui oleh kedua pihak. Dan dengan disetujuinya perjanjian tersebut maka si B
pun harus merawat kebun si A dengan sebaik – baiknya sampai waktu panen telah
tiba.
17. MOHON MAAF ATAS SEGALA
KEKURANGAN &
TERIMA KASIH ATAS SEGALA PERHATIAN