Berikut ini adalah contoh kuesioner yang dapat digunakan untuk penelitian ini:1. Jenis kelamin:- Laki-laki- Perempuan2. Umur:- <20 tahun- 20-30 tahun - 30-40 tahun- >40 tahun3. Pendidikan terakhir:- SD/sederajat- SMP/sederajat - SMA/sederajat- Diploma- S1- S2- S34. Ap
https://youtu.be/eEbf4ZVbUHo
Penelitian sederhana ditengah keterbatasan dalam rangka menyelesaikan tugas perkuliahan.
Kuesionair peneliti berbentuk Form Elektronik (Google Form) disebar melalui jejaring WhatsApp yang terdiri dari kelompok Mahasiswa Universitas Bakrie angkatan 13, 12, dan 11, dan teman serta sanak saudara peneliti.
Identitas peserta responden tidak peneliti sertakan dalam presentasi
Waktu pengumpulan data responden 21 Maret s.d. 25 Maret 2020
Jumlah responden yang memberi tanggapan 37 responden.
Similar to Berikut ini adalah contoh kuesioner yang dapat digunakan untuk penelitian ini:1. Jenis kelamin:- Laki-laki- Perempuan2. Umur:- <20 tahun- 20-30 tahun - 30-40 tahun- >40 tahun3. Pendidikan terakhir:- SD/sederajat- SMP/sederajat - SMA/sederajat- Diploma- S1- S2- S34. Ap
M O D U L P E R B A N K A N S Y A R I A Hنور الرفاعي
Similar to Berikut ini adalah contoh kuesioner yang dapat digunakan untuk penelitian ini:1. Jenis kelamin:- Laki-laki- Perempuan2. Umur:- <20 tahun- 20-30 tahun - 30-40 tahun- >40 tahun3. Pendidikan terakhir:- SD/sederajat- SMP/sederajat - SMA/sederajat- Diploma- S1- S2- S34. Ap (20)
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Berikut ini adalah contoh kuesioner yang dapat digunakan untuk penelitian ini:1. Jenis kelamin:- Laki-laki- Perempuan2. Umur:- <20 tahun- 20-30 tahun - 30-40 tahun- >40 tahun3. Pendidikan terakhir:- SD/sederajat- SMP/sederajat - SMA/sederajat- Diploma- S1- S2- S34. Ap
2. Idea
Saya seorang muslim, dan ingin memiliki sebuah mobil
demi menunjang kinerja saya menafkahi keluarga,
sedangkan saya tidak mampu membelinya secara cash.
Apa saja opsi yang saya punya?
Pembiayaan Konvensional seperti, BAF,
BCA Finance, Adira, Sinar Mas, dll
Pembiayaan Syariah seperti, ALIF, CITIFIN,
AMANAH, AMITRA, dll.
3. Idea
Diantara opsi konvensional dan syariah yang saya miliki,
manakah yang saya pilih sebagai seorang muslim?
Dalil :
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan
dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah:
245)
Adapun yang menjadi dasar hutang piutang dapat dilihat pada
ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits, dalam Al-Qur’an terdapat dalam
surat Al-Maidah ayat 2 yang artinya :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
SWT amat berat siksa-Nya. (Q.S al-Maidah : 2)”
5. Theory - Murabahah
Murabahah berasal dari bahasa Arab, yaitu rabaha, yurabihu, murahabatan yang
berarti untung atau menguntungkan. Kata murabahah juga berasal dari kata ribhun
atau rubhun yang berarti tumbuh, berkembang dan bertambah. Menurut Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 04/DSN-MUI/IV/2000,
yang dimaksud dengan murabahah adalah menjual suatu barang dengan
menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan
harga yang lebih sebagai laba. Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa
akad murabahah merupakan akad jual beli di mana penjual menginformasikan
harga beli kepada pembeli, lalu pembeli membayar harga barang tersebut beserta
keuntungan yang disepakati. Pembayaran dalam akad murabahah bisa dibayar
dengan cara mencicil.
(Abdul Rasyid, 2018)
6. Theory - Murabahah
Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari’ah:
1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam.
3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.
4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus
memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
(Fatwa MUI : 04/DSN-MUI/IV/2000
7. Theory - Riba
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari
api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (Qs. Ali Imron [3]: 130)
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.:” (Qs. Al Baqarah : 275
8. Theory – Jual Beli
Dari Hakim bin Hizam, “Beliau berkata kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, ada
orang yang mendatangiku. Orang tersebut ingin mengadakan transaksi jual beli,
denganku, barang yang belum aku miliki. Bolehkah aku membelikan barang
tertentu yang dia inginkan di pasar setelah bertransaksi dengan orang tersebut?’
Kemudian, Nabi bersabda, ‘Janganlah kau menjual barang yang belum kau miliki.‘”
(HR. Abu Daud, no. 3505; dinilai sahih oleh Al-Albani)
9. Literature Riviews
Contemporary Islamic Banking : The Issue of Murabahah – Muhammad Ali Shaikh et all -
Islamic Studies 50:3-4 (201 1) pp. 435-448
Model application of Murabahah financing acknowledgement statement of Sharia
accounting standard No 59 Year 2002 - Iskandar Muda, et al - IOP Conf. Series: Earth and
Environmental Science 126 (2018) 012071
Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum di Indonesia -
Lukmanul Hakim, Amelia Anwar Universitas Bandar Lampung, STIE Mitra Lampung - Jurnal
Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam Vol. 1, No. 2, Desember 2017
Konsep Akad Murabahah Pada Perbankan Syariah (Analisa Kritis Terhadap Aplikasi Konsep
Akad Murabahah Di Indonesia Dan Malaysia) - Bagya Agung Prabowo, Fakultas Hukum UII
Yogyakarta - Jurnal Hukum No. 1 Vol. 16 Januari 2009: 106 – 126
Tinjauan Kritis Terhadap Deviasi Akad Murabahah Dalam Aplikasinya Pada Perbankan
Syari’ah - Syu’aibun - HUMAN FALAH: Volume 1. No. 2 Juli – Desember 2014
11. Literature Riviews
Bagaimana SOP produk pada Lembaga Keuangan Syariah (LKS)?
Bagaimana implementasi transaksi produk LKS?
Bagaimana fungsi Financial Intermediary pada LKS dijalankan?
Bagaimana bentuk tanggung jawab LKS terhadap akad yang dilakukan?
Bagaimana pengawasan transaksi murabahah dilakukan?
12. CONCEPT MAPPersepsi Konsumen Memilih Produk Murabahah
• Ingin menafkahkan hartanya dijalan Allah dengan
berpedoman pada al-qur’an dan hadis
• Tidak ingin tolong menolong dalam perbuatan dosa dan
menyuburkan riba
• Ingin rizki yang halal
Persepsi Lembaga Keuangan Syariah
• Menghasilkan produk sesuai dengan prinsip-prinsip
syari’at islam
• Beroprasi sesuai dengan prinsip-prinsip syari’at islam
• Tolong menolong dalam perbuatan kebaikan dan
menjauhi riba
• Menjalankan fungsinya Financial Intermediary sebagai
lembaga keuangan yang sesuai prinsip-prinsip syari’at
islam
• ingin menjadi lembaga keuangan yang halal
• Pahala shadaqah sepuluh kali lipat dan pahala pemberian
utang delapan belas kali lipat
Persepsi Pengawasan Transaksi Syariah
• Menjamin implementasi produk syariah dilakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip syari’at islam
• Menjamin kehalalan transaksi sesuai dengan prinsip-
prinsip syari’at islam
• Menjamin fungsi lembaga keuangan syariah tetap
dapat menjalankan fungsinya Financial Intermediary
sesuai prinsip-prinsip syari’at islam
Percepsi Haram Transaksi Syariah
• Transkasi hanya sebatas kedok kamuflasi halal
dengan Implementasi murabahah yang tidak sesuai
prinsip-prinsip syari’at islam
• Mencari keuntungan tanpa mampu bertanggung
jawab dan berpotensi merugikan
• Terjadinya transaksi jual dan beli yang bukan
miliknya sehingga mencederai proses akad yang
halal
• Kepercayaan terhadap labeh syariah yang
menjerumuskan konsumennya dalam lingkaran riba
• Transaksi yang dilakukan haram/tidak halal
13. STUDY LOCATION
• LKS area JABODETABEK 1 April s.d. 31 Oktober 2020
• Pelanggan perbankan syariah area JABODETABEK 1 April s.d. 31 Oktober 2020
14. SAMPLING STRATEGIES
POPULASI
• Populasinya adalah karyawan lembaga keuangan syariah (LKS), konsumenen, dan dewan
pengawas keuangan syariah se-JABODETABEK
SAMPLE
• Kami akan mengadakan FGD dengan karyawan LKS se-JABODETABEK dengan metode
Quota Samples
• Kami akan menyebarkan dan mengumpulkan data questionnaire kepada pelanggan LKS se-
JABODETABEK dengan metode Convenience Samples
• Kami akan melakukan wawancara dengan ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) se-
JABODETABEK dengan metode Systematic Purposive Samples
15. REPRESENTATIVENESS
Karyawan, kami akan mengambil perwakilan narasumber dari tiap-tiap lembaga keuangan syariah berdasarkan quota yang dapat
dijadikan sumber data representatif kemudian melaksanakan FGD.
Contoh pertanyaan:
• Bagaimana landasan pembuatan SOP produk murabahah tempat anda bekerja?
• Bagaimana anda mengimplementasikan layanan sesuai dengan SOP?
Pelanggan, kami akan menyebarkan dan mengumpulkan data questionnaire kepada pelanggan berdasarkan Convenience Samples setiap
hari dalam kurun waktu 1 April – 31 Oktober 2020
Contoh pertanyaan :
• Bagaimana anda melakukan transaksi murabahah dengan pihak LKS?
• Bagaimana dengan tanggung jawab pihak lks terhadap anda?
• Perjanjian seperti apa yang anda terima dari pihak LKS?
DPS, kami akan melakukan wawancara dengan ketua DPS yang bertanggung jawab di area JABODETABEK
• Contoh pertanyaan :
• Bagaimana pengawasan LKS se-jabodetabek berlangsung?
• Bagaimana anda memastikan proses pengawasan berjalan dengan baik?
16. PENGUMPULAN DATA
• Kuesionair peneliti berbentuk Form Elektronik (Google Form) disebar melalui jejaring
WhatsApp yang terdiri dari kelompok Mahasiswa Universitas Bakrie angkatan 13, 12,
dan 11, dan teman serta sanak saudara peneliti.
• Identitas peserta responden tidak peneliti sertakan dalam presentasi
• Waktu pengumpulan data responden 21 Maret s.d. 25 Maret 2020
• Jumlah responden yang memberi tanggapan 37 responden.
17. KUESIONAIR
1. Nama
2. Apakah anda pernah melakukan transaksi dengan lembaga keuangan syariah (perbankan syariah,
leasing syariah, DLL)?
3. Apakah anda pernah melakukan transaksi dengan bank konvensional (bri, mandiri, BCA Finance,
BAF,ADIRA, DLL)?
4. Bagaimana pendapat anda mengenai prinsip ekonomi islam?
5. Bagaimana pendapat anda tentang implementasi ekonomi islam pada lembaga keuangan syariah
(bank syariah, leasing syariah, dll)
6. Bagaimana pendapat anda tentang kehalalan bertransaksi di lembaga keuangan syariah?
7. Bagaimana pendapat anda tentang perbandingan antara lembaga keuangan syariah (bank syariah,
leasing syariah, dll) dengan bank konvensional (bank indonesia, bri, bca, BAF, ADIRA, dll.)?
8. Mana yang akan anda pilih untuk bertransaksi diantara lembaga keuangan syariah dan bank
konvensional, dan tolong berikan alasannya?
22. Bagaimana pendapat Anda mengenai
prinsip ekonomi islam?
14
23
16
24
0
5
10
15
20
25
30
Keyakinan Maganitude Prinsip Kemanusiaan Sistem Operasional
Opini Prinsip Ekonomi Islam
Opini Prinsip Ekonomi Islam
23. Tema - Opini Prinsip Ekonomi Islam
6
11
11
4
SANGAT BAIK
BAGUS
CUKUP BAGUS
BELUM TERUJI
BELUM TAHU
MANITUDE
Manitude
9
3
22
ADIL
AMAN
MENDUKUNG
PEREKONOMIAN
MENSEJAHTERAKAN
KEMANUSIAAN
Kemanusiaan
24. Tema - Opini Prinsip Ekonomi Islam
2
12
MENGHINDARI DOSA
PRINSIP SYARIAH
KEYAKINAN
Keyakinan
4
5
2
3
4
1
2
1
2
BAGI HASIL
IMPLEMENTASI
MINIM RESIKO
PERBEDAAN AKAD
SAMA DENGAN KONVENSIONAL
STABILITAS
TERTATA
TIDAK FLEKSIBEL
TRANSPARAN
SISTEM OPERASIONAL
Sistem Operasional
26. Bagaimana pendapat Anda tentang implementasi
ekonomi islam pada lembaga keuangan syariah ?
10
30
23
0
5
10
15
20
25
30
35
Opni Positif Magnitude Opini Negatif
Opini Implementasi Prinsip Syariah pada LKS
Opini Implementasi Prinsip Syariah pada LKS
27. Tema - Opini Implentasi Prinsip Syariah pada LKS
2
11
22
1
MENGHINDARI DOSA
MUDAH DIPAHAMI
NYAMAN
PENINGKATAN
PENGAWASAN
PERBEDAAN PADA
TRANSAKSI
SISTEMNYA BAGUS
LEMBAGA KEUANGAN
SYARIAH
Lembaga Keuangan Syariah
8
6
16
BAIK
BELUM TAHU
BURUK
MAGNITUDE
Magnitude
28. Tema - Opini Implentasi Prinsip Syariah pada LKS
2
4
1
3
7
1
1
2
2
BUKAN PILIHAN
UTAMA
KAMUFLASE LEBIH MAHAL MASIH RIBA MIRIP BANK
KONVENSIONAL
PELANGGARAN
ATURAN DSN
SULIT
DIGUNAKAN
TIDAK PERCAYA
LKS
TIDAK
TRANSPARAN
OPINI NEGATIF
Opini Negatif
30. Bagaimana pendapat Anda tentang kehalalan
bertransaksi di lembaga keuangan syariah ?
37
11
4
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Hukum Islam Operasional LKS Produk LKS
Opini Kehalalan LKS
Opini Kehalalan LKS
31. Tema - Opini Kehalalan LKS
8
1
1
14
13
HALAL MUBAH SUNAH SYUBHAT TIDAK TAHU
HUKUM ISLAM
Hukum Islam
32. Tema - Opini Kehalalan LKS
1
2
1
2
11111
ANTUSIASME POSITIF
DIJAMIN MUI
DILEMATIS
KAMUFLASE
LEBIH BAIK DARI
KONVENSIONAL
MASIH RIBA
MENYATU DENGAN BANK
KONVENSIONAL
TIDAK ADIL
TIDAK TRANSPARAN
OPERASIONAL LKS
Operasional LKS
1111
BAGI HASIL
DEBIT HALAL
MENABUNG HALAL
PINJAMAN HARAM
PRODUK LKS
Produk LKS
33. Bagaimana pendapat Anda tentang perbandingan antara
lembaga keuangan syariah dengan bank konvensional
34. Bagaimana pendapat Anda tentang perbandingan antara
lembaga keuangan syariah dengan bank konvensional
11
13
12
16
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Kekurangan LKS Keunggulan Konvensional Keunggulan LKS Kontras
Opini Perbandingan LKS dengan Konvensional
Opini Perbandingan LKS dengan Konvensional
35. Tema - Opini Perbandingan LKS dengan Konvensional
11
6
1111
CICILAN SYARIAH STABIL
DILEGALKAN MUI
LEBIH BAIK SYARIAH
LKS NYAMAN
LKS TRANSPARAN
MASA DEPAN LKS LEBIH
BAIK
SYARIAH LEBIH MURAH
KEUNGGULAN LKS
Keunggulan LKS
11
2
5
11
ATM LKS SEDIKIT
KURANG DIKENAL
LKS MASIH TERGABUNG
DENGAN KONVENSIONAL
LKS PILIHAN KE DUA
LKS TERTINGGAL
LKS UNTUK KALANGAN
TERTENTU
KEKURANGAN LKS
Kekurangan LKS
36. Tema - Opini Prinsip Ekonomi Islam
2
1
4
2
1111
BUNGAN KONVENSIONAL
NEGOTIABLE
KONVENSIONAL FLEKSIBEL
KONVENSIONAL LEBIH
BANYAK
KONVENSIONAL MUDAH
KONVENSIONAL MURAH
KONVENSIONAL REKENING
ESCROW
KONVENSIONAL
TRANSPARAN
PRODUK KONVENSIONAL
LEBIH MENARIK
KEUNGGULAN
KONVENSIONAL
Keunggulan Konvensional
4
3
5
1
3
PERBEDAAN AKAD
PERBEDAAN DASAR
SAMA SAJA
SITUASIONAL
TIDAK TAHU
KONTRAS
Kontras
37. Mana yang akan Anda pilih untuk bertransaksi diantara lembaga
keuangan syariah dan bank konvensional, dan tolong berikan alasannya
38. Mana yang akan Anda pilih untuk bertransaksi diantara lembaga
keuangan syariah dan bank konvensional, dan tolong berikan alasannya
7
31
12
3
0
5
10
15
20
25
30
35
Keduanya Pro Konvensional Pro LKS Non- Lembaga Keuangan
Opini Pilihan Lembaga Keuangan
Opini Pilihan Lembaga Keuangan
39. Tema - Opini Perbandingan LKS dengan Konvensional
656
14
KEADAAN
KEKURANGAN LKS
LAYANAN PRODUK
PRAKTIS KONVENSIONAL
PRO KONVENSIONAL
PRO KONVENSIONAL
8
4
KEYAKINAN
TRANSAKSI
PRO LKS
PRO LKS
40. Tema - Opini Perbandingan LKS dengan Konvensional
3
4
PARTIAL KONVENSIONAL
PARTIAL LKS
KEDUANYA
Keduanya
111
DIBAWA-BAWA
MENGHINDARI LEMBAGA
KEUANGAN
TUNAI
NON- LEMBAGA
KEUANGAN
NON LEMBAGA KEUANGAN
41. Tema – Pro Konvensional
1
2
3
HANYA PUNYA
KONVENSIONAL
KEBIASAAN
KONVENSIONAL TANPA
ALASAN
KEADAAN
Keadaan
11111
AKSES LKS TIDAK MUDAH
KURANG MENGENAL LKS
LKS JARINGANNYA SEDIKIT
LKS SYUBHAT
SYARIAH HANYA KAMUFLASE
KEKURANGAN LKS
Kekurangan LKS
111111
BANYAK OPSI PRODUK
BIAYA TRANSFER
BUNGA
JENJANG WAKTU
PERHITUNGAN PINJAMAN
TRANPARANSI
LAYANAN PRODUK
Layanan Produk
6
10
1BANYAK JARINGAN
BANYAK KEMUDAHAN
LEBIH BANYAK DIGUNAKAN
MASYARAKAT
PRAKTIS KONVENSIONAL
Praktis Konvensional
42. Tema – Pro LKS
11
2
4
IMPLEMENTASI SESUAI
SYARIAT
MEMILIH SYARIAH WALAU
SYUBHAT
MENGHINDARI DOSA
SESUAI SYARIAT
KEYAKINAN
Keyakinan
1111
KENYAMANAN
PROSES LEBIH BAIK
TRANSAKSI LEBIH MURAH
TRANSPARAN
TRANSAKSI
Transaksi
43. Tema – Keduanya
111
DEBIT KONVENSIONAL
KONVENSIOAL BANYAK
JARINGAN
KONVENSIONAL JIKA
TERPAKSA
PARTIAL KONVENSIONAL
Keyakinan
1111
KEPERLUAN IBADAH
MENDUKUNG
PERTUMBUHAN EKONOMI
PINJAMAN LKS
SYARIAH SELAMA
MEMUNGKINKAN
PARTIAL LKS
Partial LKS
45. MAP KONSEP
Persepsi Prinsip Ekonomi Islam
•Percaya pada prinsip syariah yang
berlandasan keyakinan kegamaan Al-
Qur’an dan Hadis
•Memberika kenyamanan, keamanan,
kesejahteraan dan mendukung
pertumbuhan perekonomian
•Sistem operasional yang tertata,
transparan, minim resiko, stabil, namun
tidak fleksibel dan cenderung mirip
dengan konvensional dengan
perbedaan pada akad
Persepsi Implementasi Prinsip Syariah
pada LKS
•Implementasi prinsip syariah pada LKS
memiliki system yang bagus, mudah
dipahami, memberikan kenyamanan,
mendukung perekonomian dan
menjauhkan dari dosa serta menambah
variasi transaksi pada sector lembaga
keuangan namun memerlukan
peningkatan pengawasan
•Implementasi LKS perlu dibenahi
dengan baik mengingat citranya yang
dianggap kamuflase, second-rate, sulit
digunakan, lebih mahal, riba,
melanggar aturan DSN, tidak
transparan dan ketidak percayaan pada
LKS.
Persepsi Kehalalan LKS
•Secara hukum syariah masyarakat
menaggapinya dengan opini beragam.
LKS dianggap syubhat, halal, sunah,
mubah atau belum diketahui.
•Secara operasional LKS mendapat
antusiasme yang positif, dijamin oleh
MUI, dan lebih baik dari konvensional.
Namun, ada juga yang beranggapan
operasioanal LKS yang syubhat
menjadikanannya dilematis, kamuflase,
riba, tidak transparan, tidak adil, dan
sitemnya yang menyatu dengan
konvensional
•Penilaian Produk LKS terpecah-pecah
sebagian halal dan tidak seperti produk
debit, dan menabung halal namun
pinjamannya tidak.
Persepsi Perbandingan LKS dengan
Konvensional
•LKS dianggap lebih unggul karena LKS
dilegalkan oleh MUI, prinsipnya syariah,
transparan, memberi kenyamanan,
murah, cicilan yang stabil, dan dianggap
memiliki masa depan yang lebih baik
daripada Lembaga Keuangan
Konvensional
•LKS dianggap memiliki banyak
kekuarangan seperti jumlah ATM yang
sedikit, kurang dikenal, second-rate,
masih tergabung dengan konvensional,
tertinggal dari konvensional, dan
dirasakan eksklusif untuk kalangan
tertentu.
•Konvensional dianggap lebih baik
karena produknya yang menarik,
mudah, murah, Bunga yang bisa
dinegosiasikan, rekening escrow,
transparan, fleksibel, dan kebih banyak
dari LKS.
•masyarakat melihat antara LKS dan
Konvensional memiliki kontras pada
akad, fundamental, namun fungsinya
sebanding. LKS dan konvensional
menghadirkan variasi pilihan yang
dapat dipilih secara situasional
Persepsi Pilihan Lembaga Keuangan
•Penggunaan kedua jenis lembaga
keuangan dengan anggapan produk LKS
dan Konvensional saling melengkapi
satu sama lain atau situasional
•Memilih non-lembaga keuangan
dengan anggapan lebih baik jika dengan
cara tunai, dibawa-bawa, atau untuk
menghindari lembaga keuangan
•Memilih Konvensional dengan
pertimbangan layanan produk,
kepraktisan, keadaan, dan LKS yang
masih memiliki kekurangan.
•Memilih LKS berdasarkan pada
keyakinan dan transaksi
46. Insight - Prinsip Ekonomi Islam
Secara magnitude prinsip ekonomi islam menerima sentimen yang baik walau masih ada masyarakat
yang belum memahami prinsip ekonomi islam. Dengan frekuensi bagus dan baik – 17/23 Frekuensi
Masyarakat cenderung mengkaitkan prinsip ekonomi islam pada keyakinan yaitu prinsip syariah dan
menghindari dosa. – 14 frekuensi
Prinsip ekonomi islam mengandung prinsip kemanusiaan yang menghantarkan nilai utama keadilan,
keamanan dan mensejahterakan dengan frekuensi tertinggi pada Adil – 9/16 frekuensi
Sistem operasional menjadi konsen tertinggi masyarakat – 24 frekuensi
Berdasarkan pengolahan data yang penulis lakukan, penulis mengambil kesimpulan, pada prinsipnya,
ekonomi islam dipandang baik oleh masyarakat. LKS perlu memperhatikan Sistem Operasional
dengan serius mengingat hal ini adalah ekpektasi tertinggi masyarakat pada prinsip ekonomi islam,
kemudian disusul dengan keyakinan beragama umat islam dan menghantarkan nilai-nilai
kemanusiaan melaui pelaksanaan LKS.
47. Insight - Implementasi Prinsip Syariah pada LKS
Secara Magnitude, implementasi prinsip syariah pada lks adalah buruk, belum sesuai syariah
yaitu 16/30 frekuensi sedangkan hanya 8/30 yang menyatakan baik.
Opini negative terhadap LKS sangatlah tinggi yaitu 23 frekuensi sedangankan opini positifnya
hanya 10 frekuensi. Opini negative tertinggi menyatakan pada implementasinya LKS mirip
dengan bank konvensional dengan jumlah 7/23 frekuensi bahkan opini negative terbesar
keduanya adalah kamuflase semata dengan jumlah 4/23 frekuensi
Berdasarkan data tersebut, penulis mengambil kesimpulan implementasi prinsip syariah pada lks
adalah buruk dan masih jauh dari memuaskan, bahkan tingkat opini negative mencapai 2 kali
dari opini positif. Berdasar data yang penulis kelola, tingkat kemiripan konvensional yang ekstrim
menjadikan LKS dipandang sebagai kamuflase. Hal ini mengindikasikan pada LKS telah terjadi
kegagalan dalam melakukan implementasi prinsip syariah dimana harapan LKS mampu
mengakomodir nilai yang berbeda dari lembaga keuangan konvensional sebagai pilihan lembaga
keuangan berprinsip Syariah. Hal ini sangat vital dan perlu penanganan yang serius.
48. Insight - Kehalalan LKS
Berdasarkan hukum islam nilai frekuensi tertinggi LKS adalah Syubhat, sebanyak 14/37 frekuensi
disusul ketidaktahuan hukum LKS oleh masyarakat sebanyak 13/37 frekuensi sedangkan untuk
yang menyatakan LKS halal sebanya 8/37 frekuensi. Hal yang menjadi konsen kehalalan LKS
tertinggi adalah operasional sebanyak 11 frekuensi dan produk lks sebanyak 4 frekuensi.
Data ini memberikan penulis gambaran, bahwasanya LKS belum mampu memisahkan unsur
haram yang kemudian melekat bercampur dengan unsur halal menjadikan LKS dalam posisi
ketidakjelasan hukum halal haramnya (Syubhat), jika melihat kembali data pada opini prinsip
ekonomi islam, dapat disimpulkan LKS telah menodai atau mencederai ekpektasi keyakinan
masyarakat dan menumbuhkan keraguan atau bahkan ketidakpercayaan terhadap LKS. Hal ini
merusak ekpektasi masyarakat terhadap LKS dan semakin dikuatkan dengan adanya opini-opini
negative yang berkembang dalam masyarakat.
49. Insight - Perbandingan LKS dengan Konvensional
Berdasarkan perolehan data Konvensional lebih unggul tipis dibandingkan LKS dengan nilai 13
frekuensi dan 12 frekuensi, namun uniknya masyarakat tidak membicarakan kekurangan lembaga
keungan Konvensiona dan justru tingkat frekuensi kekurangan LKS hamper mengimbangi
kelebihannya, dengan nilai kekurangan LKS sebanyak 11 frekuensi. Pada kekurangan LKS, frekuensi
tertinggi dengan jumlah 5/11 menyatakan LKS sebagai second-rate dan pada keunggulannya adalah
menggunakan prinsip syariah 6/12 frekuensi.
Secara kontras antara LKS dan LK Konvensional terletak pada perbedaan secara akad dan dasarnya,
dengan nilai frekuensi 4/16 dan 3/16, namun yang menarik adalah jumlah frekuensi tertinggi
menyatakan LKS dan Konvensional sama saja sebanyak 5/16.
Berdasarkan data ini penulis melihat antara konvensional dan LKS memiliki keunggulan yang tidak
begitu berbeda, namun ketika berbicara kekurangan justru LKS berada diposisi puncak. Dilihat dari
frekuensi tertinggi, justru LKS dianggap sebagai second-rate namun hal yang membuat LKS menjadi
unggul adalah prinsip ekonomi syariah. Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya implementasi
prinsip syariah pada LKS dimana ketika LKS gagal menghantarkan nilai-nilai syariah maka akan diikuti
dengan hilangnya keunggulan yang mereka miliki.
50. Insight - Pilihan Lembaga Keuangan
Opini masyarakat dalam pilihan lembaga keuangan didominasi oleh LK Konvensional dengan
jumlah 31/53 frekuensi, diikuti dengan LKS, kedua lembaga, dan non-lembaga, masing- masing
12/53 frekuensi, 7/53 frekuensi, dan 3/53 frekuensi.
Berdasarkan data tersebut LK Konvensional jauh lebih digemari daripada LKS, namun yang
menarik perhatian potensi LKS membuat konsumen berpindah haluan. Hal ini diindikasikan
dalam opini memilih LK konvensional karena LKS memiliki kekurangan sebanyak 6 frekuensi dan
alasan masyarakat memilih menggunakan kedua lembaga keuangan karena LKS belum mampu
sepenuhnya halal dan atau aksesnya belum mendukung sejumlah 7 frekuensi.
51. Kesimpulan
LKS hadir dengan membawa prinsip ekonomi islam sebagai dasar operasionalnya. Dengan
memenuhi implementasi yang sesuai dengan dasar tersebut LKS mempunyai potensi pasar yang
sangan luas dan menjanjikan mengingat 24% warga dunia adalah muslim, namun tidak menutup
kemungkinan untuk non-muslim menjadi pangsa pasar potential karena prinsip ekonomi islam
bersifat universal menjunjung tinggi kemanusiaan. hal ini perlu didukung oleh fasilitas yang
mendukung sehingga memungkinkan LKS menghantarkan nilai-nilai tersebut. LKS tanpa prinsip
syariah hanyalah raga tanpa jiwa, dan tak ubahnya dengan lembaga konvensional.
52. Daftar Pustaka
Badri, Achmad Kamal. 2010. Tentang utang Piutang, Ar–Rahn, hawalah, dan kafalah. (online),(http://uin–
jkt.blogspot.com/2010/12/googlef80e854ba6498f40html.html). Diakses 8–03–2020
Hakim, Lukmanul et all, (2017), “Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia”, AL-
URBAN: Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam Vol. 1, No. 2, Desember DOI: 10.22236/alurban_vol1/is2pp212-223 Hal 212-
223
Muda, Iskandar et all, (2018), (Model application of Murabahah financing acknowledgement statement of Sharia accounting
standard No 59 Year 2002”, IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 126 (2018) 012071 doi:10.1088/1755-
1315/126/1/012071
Prabowo, Bagya Agung, (2009), “Konsep Akad Murabahah Pada Perbankan Syariah (Analisa Kritis Terhadap Aplikasi Konsep Akad
Murabahah Di Indonesia Dan Malaysia)”, JURNAL HUKUM NO. 1 VOL. 16 JANUARI 2009: 106 – 126
Rasyid, Badul, (2018), “Uang Muka dalam Pembiayaan Murabahah”, https://business-law.binus.ac.id/2018/08/15/uang-muka-
dalam-pembiayaan-murabahah/. Diaksies 11-3-2020
Shaikh, Muhammad Ali, (2011), “Contemporary Islamic Banking : The Issue of Murabahah”, Islamic Studies 50:3-4 (201 1) pp.
435-448
Syu’aibun, (2014), “Tinjauan Kritis Terhadap Deviasi Akad Murabahah Dalam Aplikasinya Pada Perbankan Syari’ah”, HUMAN
FALAH: Volume 1. No. 2 Juli – Desember 2014
54. Contemporary Islamic Banking : The Issue of
Murabahah – Muhammad Ali Shaikh et all - Islamic
Studies - Kesimpulan
After the end of colonial era, some newly formed independent Muslims states reassessed
their economic policies on the basis of Shariah. Islamic Banking concept goes back to as
early as the 7th century, but it was commercially implemented in last century. Islamic
finance is growing stronger in Islamic as well as in western markets. Islamic finance is
developed under the umbrella of religious beliefs and its success depends not only on
fulfilling the economic goals but also satisfies the faith. Islamic banks need not to replicate
the products of conventional banks but develop their own products with great innovation
which should be in accordance with Shariah rule and regulation which will ultimately boost
the confidence of investors and consumers. Islamic banks have to provide a greater return
to the investor as compared to the rate to interest, so they need to invest in all sectors
which can yield a greater return and that too in longer term. Islamic banks need more
expert people both in field of Shariah and finance and try to bridge the gap between
Shariah scholars and develop a single authority that has the authority to assure that the
product provided by Islamic banks is completely in accordance with Shariah rule and
regulation. The future of Islamic banks depends not only upon innovating and investing in
new products according to the demand of the markets but also upon on satisfy the faith of
the stakeholders.
55. Model application of Murabahah financing acknowledgement
statement of Sharia accounting standard No 59 Year 2002 - Iskandar
Muda - Kesimpulan
The wisdom of mudaraba financing is that it can give humanity relief. Sometimes there are some people who have possessions, but are
unable to make them productive. Sometimes too, there are people who have no possessions but they have the ability to produce them,
so that with mudharabah financing both parties can benefit from the established cooperation;
The owner of the fund benefits from the experience of the fund manager in running the business, while the fund manager can obtain the
benefits of treasure as capital. Thus, it can create cooperation between capital and work. So that can be created kemaslahatan and
welfare of people. From the research that has been done, the authors; Can conclude several things as follows:
a) BNI Syariah is a bank that operates in accordance with the principles of Islamic shariah so that BNI Syariah away from the practices
that contain usury;
b) Mudharabah financing application system in BNI Syariah has been implemented properly and applying the precautionary principle
can be seen from the existence of adequate separation of duties, the analysis and system of authorization on the application of
financing and the existence of adequate documents and notes in the process of mudharabah financing applications.
From the above conclusions, the authors give some suggestions as follows:
a) Mudharib candidates should be given a process/procedure of financing more quickly and concise so as to achieve customer
satisfaction and efficient in banking services;
b) Financing analysis should be more selective in determining the financing facility to be provided in determining the maximum
financing. In order for financing to be given the appropriate facilities and maximum financing, the provision of financing should be
adjusted to
56. Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah dalam
Perspektif Hukum di Indonesia - Lukmanul Hakim –
Kesimpulan
Pembiayaan yang terdapat di perbankan syariah didominasi oleh pembiayaan
murabahah dan beberapa pembiayaan lainnya. Untuk menjamin agar
terlaksananya pembiayaan murabahah agar sesuai konsep syariah,
maka diperlukan pengawasan dari Dewan Pengawas Syariah atau
Dewan Syariah Nasional, sehingga pembiayaan murabahah sebagai
pembiayaan primadona di perbankan syariah tetap berada di dalam
aturan syariah serta tidak merusak citra perbankan syariah
sebagai lembaga sehingga tidak ada lagi kesan bahwa bank syariah sama
saja dengan bank konvensional.
57. Konsep Akad Murabahah
Pada Perbankan Syariah
(Analisa Kritis Terhadap
Aplikasi Konsep Akad
Murabahah Di Indonesia
Dan Malaysia) - Bagya
Agung Prabowo
58. Keterangan sebagai berikut:
(1) calon musytari membutuhkan barang
namun tidak/belum mempunyai dana tunai kemudian mengajukan
pembiayaan murabahah pada bank syariah, setelah musytari memenuhi
persyaratan pengajuan permohonan, terjadi negosiasi margin antara
musytari dengan ba’i;
(2) setelah proses negosiasi dan terjadi kesepakatan bersama maka
terjadi akad murabahah;
(3) ba’i membeli barang sesuai yang diinginkan oleh musytari
sebagaimana yang telah menjadi kesepakatandalam akad murabahah;
(4) ketika terjadi akad maka kepemilikan barang langsung berpindah dari
ba’i kepada musytari;
(5) penyerahan atau pengiriman barang dari supplier kepada musytari,
dalam hal ini tidak perluharus melalui ba’i tetapi langsung kepada
musytari kecuali diperjanjikan
lain;
(6) pihak musytari telah menerima barang dan sesuai dengan yangtelah
disepakati;
(7) musytari akan membayar/mengembalikan danaberupa harga pokok
ditambah dengan margin keuntungan yang telah
disepakati baik secara sekaligus saat jatuh tempo maupun secara
angsuran
59. Keterangan sebagai berikut:
(1) calon musytari membutuhkan barang
namun tidak/belum mempunyai dana tunai kemudian mengajukan
pembiayaan murabahah pada bank syariah, setelah musytari memenuhi
persyaratan pengajuan permohonan, terjadi negosiasi margin antara
musytari dengan ba’i;
(2) setelah proses negosiasi dan terjadi kesepakatan bersama maka
terjadi akad murabahah;
(3) ba’i membeli barang sesuai yang diinginkan oleh musytari
sebagaimana yang telah menjadi kesepakatandalam akad murabahah;
(4) ketika terjadi akad maka kepemilikan barang langsung berpindah dari
ba’i kepada musytari;
(5) penyerahan atau pengiriman barang dari supplier kepada musytari,
dalam hal ini tidak perluharus melalui ba’i tetapi langsung kepada
musytari kecuali diperjanjikan
lain;
(6) pihak musytari telah menerima barang dan sesuai dengan yangtelah
disepakati;
(7) musytari akan membayar/mengembalikan danaberupa harga pokok
ditambah dengan margin keuntungan yang telah
disepakati baik secara sekaligus saat jatuh tempo maupun secara
angsuran
60. Tinjauan Kritis Terhadap Deviasi Akad Murabahah Dalam
Aplikasinya Pada Perbankan Syari’ah - Syu’aibun - Kesimpulan
Atas dasar penyimpangan-penyimpangan implementasi produk murabahah, maka
aplikasi murabahah pada sistem perbanankan syar,iah dapat dinyatakan belum
sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi syari‟ah.