Prinsip seni rupa salah satu prinsip penyusunan yang menggabungkan unsur-unsur seni menjadi suatu prinsip seni yang diorganisasikan menjadi satu kesatuan
4. • Pengertian Prinsip-Prinsip Dasar Seni Rupa
• Prinsip Kesatuan (Unity)
• Contoh-Contoh Prinsip Kesatuan (Unity)
• Prinsip Keseimbangan (Balance)
• Contoh-Contoh Prinsip Keseimbangan (Balance)
5. • Prinsip seni rupa adalah beberapa prinsip
dasar yang menunjang semua unsur (yang
telah disebutkan di atas) yang kemudian
unsur-unsur tersebut bergabung menjadi
satu karya yang memiliki nilai seni
6. A. Kesatuan (Unity)
• Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata
rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan
dalam sebuah karya rupa akan membuat karya
tersebut terlihat cerai-berai, yang mengakibatkan
karya tersebut tidak nyaman dipandang.
7. • Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika
salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai
hubungan (warna, bentuk, arah, dll), maka kesatuan
telah tercapai.
• Prinsip kesatuan sesungguhnya adalah“ adanya saling
hubungan antara unsur yang disusun. Jika satu atau
beberapa unsur dalam susunan terdapat saling
hubungan maka kesatuan telah tercapai.
8. • Beberapa hubungan tersebut antara lain:
1. Hubungan kesamaan-kesamaan
2. Hubungan kemiripan-kemiripan
3. Hubungan keselarasan-keselarasan
4. Hubungan keterkaitan-keterkaitan
5. Hubungan kedekatan-kedekatan
9. Dalam Prinsip desain semua aspek sangat berhubungan
dengan unsur rupa, sehingga dalam aspek prinsip
desain Kesatuan, hubungan-hubungan yang diciptakan
tentu dapat dikaitkan dengan unsur rupa tersebut.
10. Contoh Prinsip Kesatuan Berdasarkan Kesamaan Bentuk
Gambar 1. Contoh Kesamaan Bentuk
Raut (Bidang) Dalam Prinsip
Kesatuan
11. Contoh Prinsip Kesatuan Berdasarkan Kesamaan Hue
Gambar 2. Contoh Kesamaan Hue
Dalam Prinsip Kesatuan
12. Contoh Prinsip Kesatuan Berdasarkan Kemiripan Bentuk
Gambar 3. Contoh Kemiripan Bentuk
Raut (Bidang) Dalam Prinsip
Kesatuan
13. Contoh Prinsip Kesatuan Berdasarkan Keselarasan Bentuk dan
Warna
Gambar 4. Contoh Keselarasan
Bentuk dan Warna Dalam Prinsip
Kesatuan
14. Contoh Prinsip Kesatuan Berdasarkan Kedekatan Bentuk dan
Warna
Gambar 5. Contoh Kedekatan
Bentuk dan Warna Dalam Prinsip
Kesatuan
15. B. Keseimbangan (Balance)
• Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak
dapat diukur tapi dapat dirasakan,yaitu suatu
keadaan dimana semua bagian dalam sebuah
karya tidak ada yang saling membebani.
16. • Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar
nyaman dipandang dan tidak membuat keraguan/gelisah.
Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang
akan roboh,kita merasa tidak nyaman dan cenderung
gelisah.
• Keseimbangan merupakan usaha untuk mencapai
ketenangan rasa, keserasian antara bagian kiri dengan
bagian kanan, keserasian antara bagian atas dengan bagian
bawah. Keseimbangan terdiri dari keseimbangan simetris
dan keseimbangan asimetris.
17. • Kedua keseimbangan ini didapat dengan cara
mempertimbangkan sama berat antara bagian satu
dan bagian lainnya, sehingga tidak terjadi kekosongan
atau kelebihan yang menonjol dari kumpulan unsur
(massa) yang sedang ditata. Untuk membuat
keseimbangan pada karya trimatra, perlu diperhatikan
posisi bagian sisi-sisi latar, yaitu dengan melihatnya
dari semua sudut dan dilihat dari atas, apakah
keseimbangannya sudah memberikan kesan serasi.
19. Keseimbangan Simetris
a. Keseimbangan simetris dapat dikiaskan
sebagai keseimbangan cermin, berarti, sisi-sisi
yang berlawanan harus sama persis untuk
menciptakan keseimbangan. Bila kita menarik
garis lurus pada bagian tengah maka, bagian
yang satu akan menjadi cerminan bagi yang
lain. Keseimbangan simetris ini sering disebut
juga dengan keseimbangan formal.
b. Tata letak simetris ini menghasilkan
desain yang statis, berkesan formal,
sederhana, dan mudah dalam
pembuatanya, tapi membosankan
Gambar 7. Contoh Prinsip Keseimbangan Simetris
20. Keseimbangan Radial
Keseimbangan radial lebih mudah untuk
diimplementasikan, dikarenakan objek akan seimbang
bila objek berada ditengah. Untuk itu, dengan
menempatkan objek pada posisi tengah, desain
akan nampak seimbang.
22. Keseimbangan Asimetris
a.Keseimbangan yang terjadi bila objek-objek
berlawanan tidak sama atau seimbang,misalnya
sisi satu memiliki objek lebih kecil dari objek
yang lainnya. Keseimbangan Asimetris dapat
memberi kesan santai dan kasual, namun
demikian penggunaan asimetris akan memiliki
kesulitan tersendiri bagi desainer, karena ia
harus menentukan layout dengan teliti untuk
memberikan kesan bahwa desain tersebut
masih seimbang.
Gambar 9. Contoh Aplikasi Prinsip
Keseimbangan Asimetris
23. Keseimbangan Asimetris
Dalam membuat tata letak yang asimetris agar tetap terlihat seimbang, ada
beberapa faktor yang menjadi pertimbangan:
v Warna, Warna dapat menjadi penyeimbang antara objek yang besar dengan
objek yang lebih kecil. Bila sebuah objek lebih besar dari yang lain, pergunakan
warna pudah atau warna yang tidak terlalu kuat pada objek besar, sedangkan
pada objek kecil, pergunakan warna yang kuat.
v Bentuk, Objek yang memiliki kesan datar namun dengan detail bentuk yang
sederhana, akan seimbang dengan objek kecil dengan detail yang lebih teliti.
v Posisi, Menempatkan objek yang dominan pada posisi agak ke tengah akan
terlihat seimbang dengan area dan objek yang lebih kecil pada lawan arahnya.
24. Gambar 10. Contoh Aplikasi Prinsip Keseimbangan Asimetris Dalam Seni Rupa
25. Keseimbangan asimetris terjadi ketika berat komposisi yang
tidak merata didistribusikan disekitar poros tengah. Ini
melibatkan mengatur objek dari ukuran yang berbeda-beda
dikomposisikan sehingga mereka menyeimbangkan satu
sama lain dengan bobot visual yang masing-masing.
Seringkali ada satu bentuk dominan yang diimbangi dengan
berbagai bentuk yang lebih kecil. Secara umum, komposisi
asimetris cenderung memiliki rasa ketegangan visual yang
lebih besar. Keseimbangan asimetris juga dikenal sebagai
keseimbangan informal.
29. REFERENSI
Drs.Andi Harisman dan Drs,Sumarwahyudi,Nirmana1,Univ.Negeri Malang, 1999.
Drs.Sadjiman Ebdi Sanyoto, Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Yogyakarta 2005.
Dr. Drs.Agus Sachari,M.Sn, Seni Rupa Desain untuk SMA Erlangga 2004.
Drs. Eddy Fauzi Effendi, M.Sn. Bahan Ajar Nirmana Dwimatra. UNJ,2000.
Indro MP, Bahan Ajar Nirmana Datar, UNJ, 2003.