SlideShare a Scribd company logo
DENGAN PENDEKATAN ORDINAL
( ORDINAL UTILITY APPROACH )
PRILAKU KONSUMEN
Pendahuluan
β€’ Pendekatan Utiliti Ordinal (Ordinal
Utility Approach). Menggunakan kurva
inidiferen dan kurva garis batas
anggaran ( Budget Constrain Line).
β€’ Pada prinsipnya analisis dengan utility
ordinal beranggapan bahwa kepuasan
seseorang tidak dapat diukur secara
kuantitatif misalnya dengan uang.
Asumsi Utiliti Ordinal
1. Rationality.
a. Artinya bahwa konsumen berusaha
untuk memaksimumkan kepuasannya
dengan sejumlah pendapatan dan
harga.
b. Mengkonsumsi barang dan jasa yang
banyak juga akan memerikan kepuasan
yang lebih besar.
c. Untuk mengonsumsikan barang barang
tentu saja menggunakan sejumlah uang
tertentu.
Asumsi Utiliti Ordinal
2. Utility is Ordinal
Adalah bersifat ordinal artinya
konsumen cukup memberikan
rangking atau peringkat kombinasi
mana saja yang ia sukai. Dengan
demikian, konsumen tidak perlu
memberikan utilitas atau satuan
kepuasan terhadap barang yang
dikonsumsi.
Asumsi Utiliti Ordinal
3. Deminishing Marginal Rate of Substitution
Artinya bila konsumen
menaikkan konsumsi barang yang
satu akan menyebabkan penurunan
konsumsi barang yang lain dan dapat
digambarkan dengan kurva
indeferen.
Asumsi Utiliti Ordinal
4. Total Utility yang diperoleh
konsumen tergantung dari jumlah
barang yang dikonsumsikan.
U= f (𝑋1, 𝑋2 ,…….,𝑋𝑛 )
Asumsi Utiliti Ordinal
5. Consistency and transitivity of choice.
Konsumen diasumsikan konsisten dengan
pilihannya. Artinya jika β€œK” lebih disuakai
dari pada β€œL” dan β€œL” lebih disukai
daripada β€œM”, maka β€œK” lebih daripada
β€œM”, secara simbolis
Jika K > L dan L > M, maka K > M
Kurva Indeferens
Adalah kurva yang
menghubungkan titik –titik
berbagai kombinasi antara 2
barang yang dapat memberikan
kepuasan yang sama bagi seorang
konsumen.
Karena setiap kombinasi barang
tersebut memberikan kepuasan
yang sama, maka konsumen tidak
membedakan atau β€œIndifference”
Secara simbolis Kurva Indeferen
dapat dinyatakan dengan
persamaan :
Dimana β€œk” adalah konstanta.
Artinya tingkat kepuasan tidak
mengalami perubahan bila
konsumen bergerak sepanjang
kurva kepuasan sama.
U= f (𝑋1, 𝑋2 ,…….,𝑋𝑛 ) = k
Tabel 1. Kombinasi Konsumsi Beras dan Tekstil
yang memberikan kepuasan sama
Titik
Barang Tingkat
penggantian
Beras Tekstil
A 20 1 -
B 15 2 5/1
C 11 3 4/1
D 8 4 3/1
E 6 5 2/1
F 5 6 1/1
G 4 8 Β½
H 3 11 1/3
Kurva Indeferen
.
Beras
Tekstil
0
A(20,1)
B(15,2)
C(11,3)
D(8,4)
E(6,5)
F(5,6)
G(4,8)
H(3,11)
Penjelasan Kurva
Berdasakan tabel dimuka bahwa delapan
kemungkinan kominasi konsumsi beras
dan tekstil itu baik A,B,C,D,E,F,G maupun
H masing-masing tingkat kepuasan yang
sama.
Konsumsi 20 unit beras dan 1 unit tekstil
yang ditunjukan titik A kepuasannya
sama mengkonsumsi 15 unit beras dan 2
unit tekstil dan seterusnya.
Berdasarkan angka-angka dalam
table menunjukan bahwa tingkat
kepuasan A = B = C = D = E = F = G =
H. Bila titik tersebut dihubungkan
maka terbentuk garis atau kurva
yang disebut kuva indeferen.
Kurva Indeferen dan Tingkat Substitusi
Marginal
Perubahan pada Utilitas =
MUy: βˆ†π‘¦ + π‘€π‘ˆπ‘₯ ∢ βˆ†π‘₯
Dengan kata lain, utilitas yang diperoleh
dari penambahan barang x (βˆ†π‘₯)dikurangi
utilitas barang y yang dikorbankan,
konsumen tetap berada pada kepuasan
yang sama. Karena itu utilitas tidak
berubah sepanjang kurva indiferen,
dapat diilistrasikan sebagai berikut :
βˆ’βˆ†π‘¦
βˆ†π‘₯
=
π‘€π‘ˆπ‘₯
π‘€π‘ˆπ‘¦
Tanda negatif pada formula diatas
menunjukkan koefisien arah atau yaitu
MUx/MUy. Menurut konsep MRS adalah:
MRS =
π‘€π‘ˆπ‘₯
π‘€π‘ˆπ‘¦
Kemiringan Kurva Kepuasan Sama =
βˆ†π‘Œ
βˆ†π‘‹
=
𝑀𝑅𝑆𝑦π‘₯
Rumus diatas menunjukkan jumlah
unit barang β€œY” yang dapat diganti
oleh 1 unit barang β€œX” hingga
konsumen dapat mempertahankan
tingkat kepuasan yang sama, atau
konsumen tetap berada dalam
kondisi indiferen.
Sifat-sifat kurva indiferens
1. Kurva indiferen yang lebih tinggi lebih
disukai daripada yang lebih rendah.
2. Kurva indiferen melengkung ke bawah.
3. Kurva-kurva indiferen tidak saling
berpotongan.
4. Kurva Kepuasan sama convex to the
origin
5. Preferensi konsumen
Sifat Pertama
β€’ Setiap konsumen biasanya akan lebih
suka jika dapat mengkonsumsi barang
dalam jumlah lebih banyak.
β€’ Kurva indiferen yang lebih tinggi
melambangkan ketersediaan barang
lebih banyak daripada kurva di
bawahnya.
Gambar Kurva Sifat Pertama
Sifat Kedua
β€’ Konsumen bersedia menukarkan suatu
barang jika ia memperoleh lebih
banyak barang lain untuk
mendapatkan kepuasan yang sama.
β€’ Jika jumlah suatu barang berkurang,
jumlah barang lain harus meningkat.
β€’ Karena alasan ini, bentuk kurva
indiferen selalu melengkung ke bawah.
Gambar Kurva Sifat Kedua
Sifat Ketiga
β€’ Titik A dan B memberikan kepuasan yang
sama bagi konsumen.
β€’ Titik B dan C memberikan kepuasan yang
sama bagi konsumen.
β€’ Hal ini berarti titik A dan C akan
memberikan kepuasan yang sama bagi
konsumen.
β€’ Padahal titik C mengandung lebih banyak
barang daripada titik A.
Gambar Kurva Sifat Ketiga
Sifat Keempat
Asumsi ini menunjukkan secara implisit
bahwa komoditi bias menjadi substitusi
satu sama lain. Jadi komoditi adalah
perfect Substitutes, maka kurva kepuasan
sama menjadi garis lurus dengan
kemiringan negatif. Jika komoditi adalah
komplemen, maka kurva kepuasan sama
membentuk sudut 90 derajat atau
berbentuk L.
Gambar Kurva Sifat Keempat
.
Perfect Substitute Complements
x
Y Y
X
Sifat Kelima
Preferensi Konsumen, peta kurva
indeferen ( Inifference Map)
menginformasikan semua yang
perlu diketahui tentang preferensi
seseorang atau konsumenterhadap
dua macam barang.
Peta Kurva Indiferen
Indifference curve maps atau peta kurva
indiferen adalah mewakili seluruh
rangkaian kurva indiferen konsumen, di
mana setiap kurva menawarkan tingkat
utilitas yang berbeda kepada konsumen.
Semakin tinggi/lebih ke kanan kurva
indiferen terletak, semakin besar tingkat
utilitas yang ditawarkan bundel
representatifnya.
Gambar Kurva Sifat Kelima
.
Barang tak berguna Barang buruk
x
Y Y
X
Kurva indiferen pada berbagai tingkat kepuasan
0
1
2
3
4
5
6
7
0 1 2 3 4 5
Pakaian
Makanan
X1 X3 X2
Y1
Y2
Y
X
B
C
KI1
A
D
E
F
KI2
KI3
Tingkat kepuasan
konsumen pada :
KI1 ,KI2 , dan KI3
tidak akan saling
berpotongan satu
sama lain.
KI1 < KI2 < KI3
GARIS BATAS ANGGARAN ( BUDGET
CONSTRAIN LINE)
β€’ Adalah garis yang menunjukkan jumlah
barang yang dapat dibeli dengan
sejumlah pendapatan atau anggaran
tertentu, pada tingkat harga tertentu.
β€’ Konsumen hanya mampu membeli
sejumlah barang yang terletak pada
atau sebelah kiri garis anggaran.
Constrain Function (Fungsi Batasan)
Untuk pembelian barang X : M = 𝑃π‘₯𝑄π‘₯
Untuk membeli barang X dan barang Y :
M = 𝑃𝑋𝑄𝑋 + 𝑃𝑦𝑄𝑦
Bila seluruh dana (M) dibelikan untuk
barang x, maka barang y(𝑄𝑦= 0)
Jumlah barang X dibeli (𝑄π‘₯) =
𝑀
𝑃π‘₯
Constrain Function (Fungsi Batasan)
Bila seluruh dana (M) dibelikan untuk
barang Y, maka barang x(𝑄π‘₯= 0)
Jumlah barang y dibeli (𝑄𝑦) =
𝑀
𝑃𝑦
Gambar Garis Batas Anggaran
.
A(0,
𝑀
𝑃𝑦
)
B(
𝑀
𝑃π‘₯,
, 0)
Barang Y
Barang X
Kemungkinan Perubahan Terjadi Pada
Garis Anggaran
a. Jumlah dana (M) berubah sementara harga barang x
dan harga barang y tetap (konstan), maka garis
aanggaran bergeser kekanan atau ke kiri bawah.
Y
X
Kemungkinan Perubahan Terjadi Pada
Garis Anggaran
b. Harga barang X berubah, sementara Jumlah dana (M)
dan harga barang y tetap (konstan),
Y
X
Kemungkinan Perubahan Terjadi Pada
Garis Anggaran
c. Harga barang y berubah, sementara Jumlah dana (M)
dan harga barang x tetap (konstan),
Y
X
β€’ Seorang konsumen akan memilih
sekelompok barang yang
memaksimumkan kepuasannya
dengan tunduk kepada kendala
anggaran yang ada.
β€’ Sekelompok barang yang memberikan
tingkat kepuasan tertinggi terjadi pada
saat kurva indiferens tertinggi
bersinggungan dengan garis anggaran
GARIS ANGGARAN KONSUMSI (BUDGET LINE)
β€’ Pilihan konsumsi barang ditentukan oleh harga barang yang
bersangkutan dan pendapatan yang tersedia (anggaran).
Asumsi : konsumen hanya mengkonsumsi dua macam barang.
Jika makanan (X), pakaian (Y), pendapatan (P) maka :
P = X.Hx + Y. Hydimana Hx adalah harga barang X dan Hy
adalah harga barang Y
β€’ Uang yang tersedia pada konsumen (P) = Rp. 6 000 per hari,
harga makanan (Hx) = Rp. 1.500/unit dan
harga pakaian (Hy) = Rp. 1.000/unit.
Bila seluruh uang dibelikan makanan maka akan mendapatkan
4 unit, sedangkan bila seluruhnya untuk membeli pakaian akan
memperoleh 6 unit.
Berbagai kombinasi konsumsi makanan dan pakaian dengan anggaran yang
tersedia
Kombinasi
Makanan
(X)
Pakaian
(Y)
M 4 0
3 1,5
2 3
1 4,5
N 0 6
Karena dibatasi oleh anggaran yang tersedia maka
peningkatan konsumsi pakaian harus diikuti oleh penurunan
konsumsi makanan.
Garis Anggaran pada Berbagai (kombinasi 2 jenis barang)
Alternatif Kemungkinan Konsumsi
4; 0
3; 1,5
2; 3
1; 4,5
0; 6
0
1
2
3
4
5
6
7
0 1 2 3 4 5
Makanan (X)
Pakaian
(Y)
Alternatif
konsumsi dibatasi
oleh anggaran
yang tersedia,
oleh karena itu
garis NM
dikatakan sebagai
garis anggaran
(budget line).
N
M
Q
R
●
●
KEPUASAN MAKSIMUM
β€’ Konsumen yang realistis akan memilih kombinasi
barang yang akan dikonsumsi sesuai dengan dana
yang tersedia tetapi memberikan kepuasan
maksimum.
β€’ Tingkat kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi
berbagai kombinasi barang digambarkan oleh kurva
indiferen, berbagai kombinasi barang yang dapat
dikonsumsi sesuai dengan dana yang dimiliki
digambarkan oleh garis anggaran.
β€’ Kombinasi barang yang dapat dikomsumsi sesuai
dengan anggaran yang tersedia dan memberikan
kepuasan maksimum οƒ  digambarkan oleh titik
singgung antara garis anggaran dan kurva indiferen
A
KI1
D
C
E
F
KI2
KI3
X3 X4
Y3
Y4
0
Y
X
B
X1 X2
Y1
Y2
ga2
Kombinasi Konsumsi Barang X dan Y
yang memberikan Kepuasan Maksimum
PENGARUH PENDAPATAN DAN
HARGA PADA KONSUMSI
Perubahan pendapatan akan mengubah daya beli, sehingga
akan menggeser garis anggaran secara paralel. Bila
pendapatan bertambah maka garis anggaran bergeser ke
kanan dan sebaliknya akan bergeser ke kiri bila pendapatan
berkurang
Bergesernya garis anggaran akan mengeser tingkat
kepuasan.
Bila garis anggaran bergeser ke kanan maka kurva
indiferennya pun akan bergeser ke kanan pula, sehingga
kombinasi konsumsi barang yang memberikan kepuasan
maksimum ada pada tingkat yang lebih tinggi.
β€’ Pada ga1 dengan KI1
tingkat ekuitilitasnya ada
pada titik A, pada ga2
dengan KI2 tingkat
ekuitilitasnya pada titik B
dan pada ga3 dengan KI3
tingkat ekuitilitasnya pada
titik C. Bila titik A, B, C
dan D dihubungkan maka
akan membentuk suatu
garis yang dinamakan
Garis Konsumsi
Pendapatan (Income
Consumption Line atau
ICL).
A
KI1
B
KI2
KI3
0
Y
X
C
ga1
ga2 ga3
ICL
 Income Consumption Line adalah kurva yang
menggambarkan titik-titik kombinasi konsumsi dua macam
barang yang memberikan tingkat kepuasan maksimum
pada berbagai tingkat pendapatan.
Kurva ICL berdasarkan Sifat Barang
β€’ Barang Normal
(Normal Goods); yaitu
barang konsumsi yang
jumlah pemakaiannya
bertambah seiring
dengan meningkatnya
pendapatan
konsumen.
β€’ Barang X dan Y sebagai
barang normal
A
KI1
B
KI2
KI3
0
Y
X
C
X1 X2 X3
Y3
Y2
Y1
ga1 ga2 ga3
ICL
β€’ Barang Netral (Neutral Goods); yaitu barang-barang konsumsi
yang jumlah pemakaiannya tidak berubah walaupun
pendapatan konsumen mengalami perubahan.
A
KI
1
B
KI
2
KI3
0
Y
X
C
X1
ga
1
ga2
ga3
ICL
A
KI
1
B
KI
2
KI3
0
Y
X
C
Y1
ga
1
ga2
ga3
IC
L
(a) Barang X sebagai barang
netral
(b) Barang Y sebagai barang
netral
β€’ Barang Tuna Nilai (Inferior Goods); yaitu barang konsumsi yang
pemakaiannya berkurang bila pendapatannya bertambah.
A
KI1
B KI2
KI3
0
Y
X
C
X1
ga1 ga2
ga3
ICL
A
KI1
B
KI2
KI3
0
Y
X
C
Y1
ga1 ga2
ga3
ICL
(a) X sebagai barang tuna nilai (b) Y sebagai barang tuna nilai
Pengaruh Harga Terhadap Konsumsi
β€’ Harga barang turun, maka nilai riil pendapatan bertambah dan daya beli
konsumen naik. Sebaliknya bila harga barang konsumsi naik, maka nilai
pendapatan riil berkurang dan daya beli konsumen menurun.
B
A
X
Y
A B
X
Y
ga2
ga1
ga1
ga2
(b) Pengaruh naiknya harga Y
(a) Pengaruh turunnya harga X
Kurva Permintaan
β€’ Kurva permintaan dapat diturunkan dari kurva indiferen.
β€’ Kurva Permintaan Perorangan.
Untuk barang X dan barang Y yang bersubstitusi satu sama lain, kurva
permintaan konsumen perorangannya dapat digambarkan seperti pada ilustrasi
ini
A
B
X
Y
ga2
ga1
KI1
KI2
X
Harga
PX1
PX2
X1 X2
A
B
Kurva Permintaan Pasar.
β€’ Permintaan pasar merupakan penjumlahan horizontal dari
permintaan sejumlah individu. Kurva permintaannya dapat
digambarkan seperti pada Ilustrasi :
X
P
P1
P2
XA
B
XB
A
0
D
1
P
C
D
P1
P2
XC XD
X
0
D
2
P
E
F
X
XE XF
P1
P2
0
D
3
Konsumen A Konsumen B Konsumen Total A+ B
Misalnya seorang konsumen mengkonsumsi
dua macam barang, yaitu X dan Y. harga
barang X adalah Rp. 100 dan harga barang Y
adalah Rp. 200. Anggaran yang disediakan
konsumen untuk membeli barang X dan
barang Y adalah Rp. 1.000. Buatlah persamaan
dan kurva anggaran konsumen tersebut untuk
membeli barang X dan barang Y.
TUGAS
Kasus-Kasus
Seorang konsumen mengkonsumsi barang X
dan barang Y. Kepuasan total yang diperoleh
dari mengkonsumsi kedua barang tersebut
ditunjukkan oleh persamaan TU = 2X + Y.
Buatlah kurva indiferen konsumen dalam
mengkonsumsi barang X dan barang Y tersebut
pada tingkat kepuasan total 12 dan 16.
PRILAKU  KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx

More Related Content

What's hot

Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
aldillaiktiqofajriani
Β 
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi MikroKumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
rizkadewi14
Β 
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaPermintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Jogo Hera
Β 
Pendekatan Totalitas (Totalitas Approach)
Pendekatan Totalitas (Totalitas Approach)Pendekatan Totalitas (Totalitas Approach)
Pendekatan Totalitas (Totalitas Approach)
Nurulita Rahayu
Β 
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)Defina Sulastiningtiyas
Β 
Biaya Produksi
Biaya Produksi Biaya Produksi
Biaya Produksi L N
Β 
oligopoli lanjutan
oligopoli lanjutanoligopoli lanjutan
oligopoli lanjutan
destaputranto
Β 
Pertemuan vi teori perilaku konsumen (revisi)
Pertemuan vi teori perilaku konsumen (revisi)Pertemuan vi teori perilaku konsumen (revisi)
Pertemuan vi teori perilaku konsumen (revisi)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Pasar monopoli
Pasar monopoliPasar monopoli
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Mikroekonomi,pengaruh perubahan dalam pendapatan dan dalam harga barang
Mikroekonomi,pengaruh perubahan dalam pendapatan dan dalam harga barangMikroekonomi,pengaruh perubahan dalam pendapatan dan dalam harga barang
Mikroekonomi,pengaruh perubahan dalam pendapatan dan dalam harga barangMarya Fitria
Β 
Pertemuan x pasar persaingan sempurna
Pertemuan x  pasar persaingan sempurnaPertemuan x  pasar persaingan sempurna
Pertemuan x pasar persaingan sempurna
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi
Ivan Hutapea
Β 
Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro Kelompok 8
Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro Kelompok 8Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro Kelompok 8
Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro Kelompok 8
AlfiYanti3
Β 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
Opissen Yudisyus
Β 
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes ModernTeori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Muhammad Khoirul Fuddin
Β 
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Shofiana Ifada
Β 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyL N
Β 
Elastisitas permintan dan penawaran new
Elastisitas permintan dan penawaran newElastisitas permintan dan penawaran new
Elastisitas permintan dan penawaran new
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksimateri uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
robbiatul Adawiyah
Β 

What's hot (20)

Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Β 
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi MikroKumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Β 
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaPermintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Β 
Pendekatan Totalitas (Totalitas Approach)
Pendekatan Totalitas (Totalitas Approach)Pendekatan Totalitas (Totalitas Approach)
Pendekatan Totalitas (Totalitas Approach)
Β 
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Β 
Biaya Produksi
Biaya Produksi Biaya Produksi
Biaya Produksi
Β 
oligopoli lanjutan
oligopoli lanjutanoligopoli lanjutan
oligopoli lanjutan
Β 
Pertemuan vi teori perilaku konsumen (revisi)
Pertemuan vi teori perilaku konsumen (revisi)Pertemuan vi teori perilaku konsumen (revisi)
Pertemuan vi teori perilaku konsumen (revisi)
Β 
Pasar monopoli
Pasar monopoliPasar monopoli
Pasar monopoli
Β 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
Β 
Mikroekonomi,pengaruh perubahan dalam pendapatan dan dalam harga barang
Mikroekonomi,pengaruh perubahan dalam pendapatan dan dalam harga barangMikroekonomi,pengaruh perubahan dalam pendapatan dan dalam harga barang
Mikroekonomi,pengaruh perubahan dalam pendapatan dan dalam harga barang
Β 
Pertemuan x pasar persaingan sempurna
Pertemuan x  pasar persaingan sempurnaPertemuan x  pasar persaingan sempurna
Pertemuan x pasar persaingan sempurna
Β 
10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi
Β 
Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro Kelompok 8
Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro Kelompok 8Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro Kelompok 8
Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro Kelompok 8
Β 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
Β 
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes ModernTeori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Β 
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Β 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Β 
Elastisitas permintan dan penawaran new
Elastisitas permintan dan penawaran newElastisitas permintan dan penawaran new
Elastisitas permintan dan penawaran new
Β 
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksimateri uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
materi uas ,mk ekonomi mikro,biaya produksi
Β 

Similar to PRILAKU KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx

7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
AnugeraDewangga
Β 
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
IstnaPutri
Β 
PPT Analisis Perilaku Konsumen.pptx
PPT Analisis Perilaku Konsumen.pptxPPT Analisis Perilaku Konsumen.pptx
PPT Analisis Perilaku Konsumen.pptx
ArifRahmanHakim771101
Β 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Bab 7 & 8 bayu dita widya
Bab 7 & 8 bayu dita widyaBab 7 & 8 bayu dita widya
Bab 7 & 8 bayu dita widyaLeite Bayukaka
Β 
feb 212.doc modul 07-1.pdf
feb 212.doc modul 07-1.pdffeb 212.doc modul 07-1.pdf
feb 212.doc modul 07-1.pdf
CitraLavionaPurba
Β 
Teori dan Perilaku Konsumen
Teori dan Perilaku KonsumenTeori dan Perilaku Konsumen
Teori dan Perilaku Konsumensischayank
Β 
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)Anggi Andrian
Β 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat pengunaSukhairi Husain
Β 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Maria Khusuma
Β 
3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsiAry Efendi
Β 
Teori Perilaku Konsumen.ppt
Teori Perilaku Konsumen.pptTeori Perilaku Konsumen.ppt
Teori Perilaku Konsumen.ppt
DoniArif1
Β 
Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)Selfia Dewi
Β 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdf
PPGhybrid3
Β 
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptxTUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
Iqbal369541
Β 
tugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptxtugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptx
Riskaintan3
Β 
Tugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdfTugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdf
Riskaintan3
Β 

Similar to PRILAKU KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx (20)

7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
Β 
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
Β 
PPT Analisis Perilaku Konsumen.pptx
PPT Analisis Perilaku Konsumen.pptxPPT Analisis Perilaku Konsumen.pptx
PPT Analisis Perilaku Konsumen.pptx
Β 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Β 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Β 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Β 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Β 
Bab 7 & 8 bayu dita widya
Bab 7 & 8 bayu dita widyaBab 7 & 8 bayu dita widya
Bab 7 & 8 bayu dita widya
Β 
feb 212.doc modul 07-1.pdf
feb 212.doc modul 07-1.pdffeb 212.doc modul 07-1.pdf
feb 212.doc modul 07-1.pdf
Β 
Teori dan Perilaku Konsumen
Teori dan Perilaku KonsumenTeori dan Perilaku Konsumen
Teori dan Perilaku Konsumen
Β 
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
Β 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Β 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Β 
3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi
Β 
Teori Perilaku Konsumen.ppt
Teori Perilaku Konsumen.pptTeori Perilaku Konsumen.ppt
Teori Perilaku Konsumen.ppt
Β 
Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)
Β 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdf
Β 
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptxTUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
Β 
tugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptxtugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptx
Β 
Tugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdfTugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdf
Β 

More from UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU

METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptxPERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptxPEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
KONTRAK KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI II.pdf
KONTRAK KULIAH PENGANTAR  ILMU EKONOMI II.pdfKONTRAK KULIAH PENGANTAR  ILMU EKONOMI II.pdf
KONTRAK KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI II.pdf
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
PERTEMUAN 4 LINIER PROGRAMING METODE SIMPLEX.pptx
PERTEMUAN 4 LINIER PROGRAMING METODE SIMPLEX.pptxPERTEMUAN 4 LINIER PROGRAMING METODE SIMPLEX.pptx
PERTEMUAN 4 LINIER PROGRAMING METODE SIMPLEX.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
PERTEMUAN 3 LINIER PROGRAMING METODE GRAFIK.pptx
PERTEMUAN  3 LINIER PROGRAMING  METODE GRAFIK.pptxPERTEMUAN  3 LINIER PROGRAMING  METODE GRAFIK.pptx
PERTEMUAN 3 LINIER PROGRAMING METODE GRAFIK.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
PERTEMUAN 2 PEMODELAN RISET OPERASI.pptx
PERTEMUAN 2 PEMODELAN RISET OPERASI.pptxPERTEMUAN 2 PEMODELAN RISET OPERASI.pptx
PERTEMUAN 2 PEMODELAN RISET OPERASI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
PENGERTIAN RISET OPERASI ATAU OPERATIONAL RESEARCH
PENGERTIAN RISET OPERASI ATAU OPERATIONAL RESEARCHPENGERTIAN RISET OPERASI ATAU OPERATIONAL RESEARCH
PENGERTIAN RISET OPERASI ATAU OPERATIONAL RESEARCH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
KONTRAK KULIAH MATA KULIAH RISET OPERASI
KONTRAK KULIAH MATA KULIAH RISET OPERASIKONTRAK KULIAH MATA KULIAH RISET OPERASI
KONTRAK KULIAH MATA KULIAH RISET OPERASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
PENILAIAN KINERJA NEW.pptx
PENILAIAN KINERJA NEW.pptxPENILAIAN KINERJA NEW.pptx
PENILAIAN KINERJA NEW.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 

More from UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU (20)

METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
Β 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
Β 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
Β 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
Β 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
Β 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
Β 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
Β 
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptxPERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
Β 
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptxPEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 9PEREKONOMIAN TERTUTUP).pptx
Β 
KONTRAK KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI II.pdf
KONTRAK KULIAH PENGANTAR  ILMU EKONOMI II.pdfKONTRAK KULIAH PENGANTAR  ILMU EKONOMI II.pdf
KONTRAK KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI II.pdf
Β 
PERTEMUAN 4 LINIER PROGRAMING METODE SIMPLEX.pptx
PERTEMUAN 4 LINIER PROGRAMING METODE SIMPLEX.pptxPERTEMUAN 4 LINIER PROGRAMING METODE SIMPLEX.pptx
PERTEMUAN 4 LINIER PROGRAMING METODE SIMPLEX.pptx
Β 
PERTEMUAN 3 LINIER PROGRAMING METODE GRAFIK.pptx
PERTEMUAN  3 LINIER PROGRAMING  METODE GRAFIK.pptxPERTEMUAN  3 LINIER PROGRAMING  METODE GRAFIK.pptx
PERTEMUAN 3 LINIER PROGRAMING METODE GRAFIK.pptx
Β 
PERTEMUAN 2 PEMODELAN RISET OPERASI.pptx
PERTEMUAN 2 PEMODELAN RISET OPERASI.pptxPERTEMUAN 2 PEMODELAN RISET OPERASI.pptx
PERTEMUAN 2 PEMODELAN RISET OPERASI.pptx
Β 
PENGERTIAN RISET OPERASI ATAU OPERATIONAL RESEARCH
PENGERTIAN RISET OPERASI ATAU OPERATIONAL RESEARCHPENGERTIAN RISET OPERASI ATAU OPERATIONAL RESEARCH
PENGERTIAN RISET OPERASI ATAU OPERATIONAL RESEARCH
Β 
KONTRAK KULIAH MATA KULIAH RISET OPERASI
KONTRAK KULIAH MATA KULIAH RISET OPERASIKONTRAK KULIAH MATA KULIAH RISET OPERASI
KONTRAK KULIAH MATA KULIAH RISET OPERASI
Β 
PENILAIAN KINERJA NEW.pptx
PENILAIAN KINERJA NEW.pptxPENILAIAN KINERJA NEW.pptx
PENILAIAN KINERJA NEW.pptx
Β 
9-KOMPENSASI.pptx
9-KOMPENSASI.pptx9-KOMPENSASI.pptx
9-KOMPENSASI.pptx
Β 

Recently uploaded

Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptxKebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Tommy Priyatna
Β 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
Β 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
Β 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
Β 
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptxPPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
UNIVERSITAS LAMPUNG, SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU LAMPUNG
Β 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
Β 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
RoyhanHidayatulloh
Β 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
Β 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
AcengRohmana1
Β 
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptxPERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
muhammadarsyad77
Β 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
FachrulAchast
Β 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
Β 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
Β 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
Β 

Recently uploaded (14)

Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptxKebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Kebijakan Pembangunan, Pasar, Negara & Masyarakat Sipil.pptx
Β 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
Β 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Β 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
Β 
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptxPPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
PPT DANA DESAKEBIJAKAN PENERAPAN DANA DESA-1.pptx
Β 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Β 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
Β 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
Β 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Β 
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptxPERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
Β 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Β 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
Β 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
Β 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Β 

PRILAKU KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx

  • 1. DENGAN PENDEKATAN ORDINAL ( ORDINAL UTILITY APPROACH ) PRILAKU KONSUMEN
  • 2. Pendahuluan β€’ Pendekatan Utiliti Ordinal (Ordinal Utility Approach). Menggunakan kurva inidiferen dan kurva garis batas anggaran ( Budget Constrain Line). β€’ Pada prinsipnya analisis dengan utility ordinal beranggapan bahwa kepuasan seseorang tidak dapat diukur secara kuantitatif misalnya dengan uang.
  • 3. Asumsi Utiliti Ordinal 1. Rationality. a. Artinya bahwa konsumen berusaha untuk memaksimumkan kepuasannya dengan sejumlah pendapatan dan harga. b. Mengkonsumsi barang dan jasa yang banyak juga akan memerikan kepuasan yang lebih besar. c. Untuk mengonsumsikan barang barang tentu saja menggunakan sejumlah uang tertentu.
  • 4. Asumsi Utiliti Ordinal 2. Utility is Ordinal Adalah bersifat ordinal artinya konsumen cukup memberikan rangking atau peringkat kombinasi mana saja yang ia sukai. Dengan demikian, konsumen tidak perlu memberikan utilitas atau satuan kepuasan terhadap barang yang dikonsumsi.
  • 5. Asumsi Utiliti Ordinal 3. Deminishing Marginal Rate of Substitution Artinya bila konsumen menaikkan konsumsi barang yang satu akan menyebabkan penurunan konsumsi barang yang lain dan dapat digambarkan dengan kurva indeferen.
  • 6. Asumsi Utiliti Ordinal 4. Total Utility yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah barang yang dikonsumsikan. U= f (𝑋1, 𝑋2 ,…….,𝑋𝑛 )
  • 7. Asumsi Utiliti Ordinal 5. Consistency and transitivity of choice. Konsumen diasumsikan konsisten dengan pilihannya. Artinya jika β€œK” lebih disuakai dari pada β€œL” dan β€œL” lebih disukai daripada β€œM”, maka β€œK” lebih daripada β€œM”, secara simbolis Jika K > L dan L > M, maka K > M
  • 8. Kurva Indeferens Adalah kurva yang menghubungkan titik –titik berbagai kombinasi antara 2 barang yang dapat memberikan kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Karena setiap kombinasi barang tersebut memberikan kepuasan yang sama, maka konsumen tidak membedakan atau β€œIndifference”
  • 9. Secara simbolis Kurva Indeferen dapat dinyatakan dengan persamaan : Dimana β€œk” adalah konstanta. Artinya tingkat kepuasan tidak mengalami perubahan bila konsumen bergerak sepanjang kurva kepuasan sama. U= f (𝑋1, 𝑋2 ,…….,𝑋𝑛 ) = k
  • 10. Tabel 1. Kombinasi Konsumsi Beras dan Tekstil yang memberikan kepuasan sama Titik Barang Tingkat penggantian Beras Tekstil A 20 1 - B 15 2 5/1 C 11 3 4/1 D 8 4 3/1 E 6 5 2/1 F 5 6 1/1 G 4 8 Β½ H 3 11 1/3
  • 12. Penjelasan Kurva Berdasakan tabel dimuka bahwa delapan kemungkinan kominasi konsumsi beras dan tekstil itu baik A,B,C,D,E,F,G maupun H masing-masing tingkat kepuasan yang sama. Konsumsi 20 unit beras dan 1 unit tekstil yang ditunjukan titik A kepuasannya sama mengkonsumsi 15 unit beras dan 2 unit tekstil dan seterusnya.
  • 13. Berdasarkan angka-angka dalam table menunjukan bahwa tingkat kepuasan A = B = C = D = E = F = G = H. Bila titik tersebut dihubungkan maka terbentuk garis atau kurva yang disebut kuva indeferen.
  • 14. Kurva Indeferen dan Tingkat Substitusi Marginal Perubahan pada Utilitas = MUy: βˆ†π‘¦ + π‘€π‘ˆπ‘₯ ∢ βˆ†π‘₯ Dengan kata lain, utilitas yang diperoleh dari penambahan barang x (βˆ†π‘₯)dikurangi utilitas barang y yang dikorbankan, konsumen tetap berada pada kepuasan yang sama. Karena itu utilitas tidak berubah sepanjang kurva indiferen, dapat diilistrasikan sebagai berikut :
  • 15. βˆ’βˆ†π‘¦ βˆ†π‘₯ = π‘€π‘ˆπ‘₯ π‘€π‘ˆπ‘¦ Tanda negatif pada formula diatas menunjukkan koefisien arah atau yaitu MUx/MUy. Menurut konsep MRS adalah: MRS = π‘€π‘ˆπ‘₯ π‘€π‘ˆπ‘¦ Kemiringan Kurva Kepuasan Sama = βˆ†π‘Œ βˆ†π‘‹ = 𝑀𝑅𝑆𝑦π‘₯
  • 16. Rumus diatas menunjukkan jumlah unit barang β€œY” yang dapat diganti oleh 1 unit barang β€œX” hingga konsumen dapat mempertahankan tingkat kepuasan yang sama, atau konsumen tetap berada dalam kondisi indiferen.
  • 17. Sifat-sifat kurva indiferens 1. Kurva indiferen yang lebih tinggi lebih disukai daripada yang lebih rendah. 2. Kurva indiferen melengkung ke bawah. 3. Kurva-kurva indiferen tidak saling berpotongan. 4. Kurva Kepuasan sama convex to the origin 5. Preferensi konsumen
  • 18. Sifat Pertama β€’ Setiap konsumen biasanya akan lebih suka jika dapat mengkonsumsi barang dalam jumlah lebih banyak. β€’ Kurva indiferen yang lebih tinggi melambangkan ketersediaan barang lebih banyak daripada kurva di bawahnya.
  • 20. Sifat Kedua β€’ Konsumen bersedia menukarkan suatu barang jika ia memperoleh lebih banyak barang lain untuk mendapatkan kepuasan yang sama. β€’ Jika jumlah suatu barang berkurang, jumlah barang lain harus meningkat. β€’ Karena alasan ini, bentuk kurva indiferen selalu melengkung ke bawah.
  • 22. Sifat Ketiga β€’ Titik A dan B memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen. β€’ Titik B dan C memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen. β€’ Hal ini berarti titik A dan C akan memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen. β€’ Padahal titik C mengandung lebih banyak barang daripada titik A.
  • 24. Sifat Keempat Asumsi ini menunjukkan secara implisit bahwa komoditi bias menjadi substitusi satu sama lain. Jadi komoditi adalah perfect Substitutes, maka kurva kepuasan sama menjadi garis lurus dengan kemiringan negatif. Jika komoditi adalah komplemen, maka kurva kepuasan sama membentuk sudut 90 derajat atau berbentuk L.
  • 25. Gambar Kurva Sifat Keempat . Perfect Substitute Complements x Y Y X
  • 26. Sifat Kelima Preferensi Konsumen, peta kurva indeferen ( Inifference Map) menginformasikan semua yang perlu diketahui tentang preferensi seseorang atau konsumenterhadap dua macam barang.
  • 27. Peta Kurva Indiferen Indifference curve maps atau peta kurva indiferen adalah mewakili seluruh rangkaian kurva indiferen konsumen, di mana setiap kurva menawarkan tingkat utilitas yang berbeda kepada konsumen. Semakin tinggi/lebih ke kanan kurva indiferen terletak, semakin besar tingkat utilitas yang ditawarkan bundel representatifnya.
  • 28. Gambar Kurva Sifat Kelima . Barang tak berguna Barang buruk x Y Y X
  • 29. Kurva indiferen pada berbagai tingkat kepuasan 0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 Pakaian Makanan X1 X3 X2 Y1 Y2 Y X B C KI1 A D E F KI2 KI3 Tingkat kepuasan konsumen pada : KI1 ,KI2 , dan KI3 tidak akan saling berpotongan satu sama lain. KI1 < KI2 < KI3
  • 30. GARIS BATAS ANGGARAN ( BUDGET CONSTRAIN LINE) β€’ Adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu. β€’ Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran.
  • 31. Constrain Function (Fungsi Batasan) Untuk pembelian barang X : M = 𝑃π‘₯𝑄π‘₯ Untuk membeli barang X dan barang Y : M = 𝑃𝑋𝑄𝑋 + 𝑃𝑦𝑄𝑦 Bila seluruh dana (M) dibelikan untuk barang x, maka barang y(𝑄𝑦= 0) Jumlah barang X dibeli (𝑄π‘₯) = 𝑀 𝑃π‘₯
  • 32. Constrain Function (Fungsi Batasan) Bila seluruh dana (M) dibelikan untuk barang Y, maka barang x(𝑄π‘₯= 0) Jumlah barang y dibeli (𝑄𝑦) = 𝑀 𝑃𝑦
  • 33. Gambar Garis Batas Anggaran . A(0, 𝑀 𝑃𝑦 ) B( 𝑀 𝑃π‘₯, , 0) Barang Y Barang X
  • 34. Kemungkinan Perubahan Terjadi Pada Garis Anggaran a. Jumlah dana (M) berubah sementara harga barang x dan harga barang y tetap (konstan), maka garis aanggaran bergeser kekanan atau ke kiri bawah. Y X
  • 35. Kemungkinan Perubahan Terjadi Pada Garis Anggaran b. Harga barang X berubah, sementara Jumlah dana (M) dan harga barang y tetap (konstan), Y X
  • 36. Kemungkinan Perubahan Terjadi Pada Garis Anggaran c. Harga barang y berubah, sementara Jumlah dana (M) dan harga barang x tetap (konstan), Y X
  • 37. β€’ Seorang konsumen akan memilih sekelompok barang yang memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk kepada kendala anggaran yang ada. β€’ Sekelompok barang yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi terjadi pada saat kurva indiferens tertinggi bersinggungan dengan garis anggaran
  • 38. GARIS ANGGARAN KONSUMSI (BUDGET LINE) β€’ Pilihan konsumsi barang ditentukan oleh harga barang yang bersangkutan dan pendapatan yang tersedia (anggaran). Asumsi : konsumen hanya mengkonsumsi dua macam barang. Jika makanan (X), pakaian (Y), pendapatan (P) maka : P = X.Hx + Y. Hydimana Hx adalah harga barang X dan Hy adalah harga barang Y β€’ Uang yang tersedia pada konsumen (P) = Rp. 6 000 per hari, harga makanan (Hx) = Rp. 1.500/unit dan harga pakaian (Hy) = Rp. 1.000/unit. Bila seluruh uang dibelikan makanan maka akan mendapatkan 4 unit, sedangkan bila seluruhnya untuk membeli pakaian akan memperoleh 6 unit.
  • 39. Berbagai kombinasi konsumsi makanan dan pakaian dengan anggaran yang tersedia Kombinasi Makanan (X) Pakaian (Y) M 4 0 3 1,5 2 3 1 4,5 N 0 6 Karena dibatasi oleh anggaran yang tersedia maka peningkatan konsumsi pakaian harus diikuti oleh penurunan konsumsi makanan.
  • 40. Garis Anggaran pada Berbagai (kombinasi 2 jenis barang) Alternatif Kemungkinan Konsumsi 4; 0 3; 1,5 2; 3 1; 4,5 0; 6 0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 Makanan (X) Pakaian (Y) Alternatif konsumsi dibatasi oleh anggaran yang tersedia, oleh karena itu garis NM dikatakan sebagai garis anggaran (budget line). N M Q R ● ●
  • 41. KEPUASAN MAKSIMUM β€’ Konsumen yang realistis akan memilih kombinasi barang yang akan dikonsumsi sesuai dengan dana yang tersedia tetapi memberikan kepuasan maksimum. β€’ Tingkat kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi berbagai kombinasi barang digambarkan oleh kurva indiferen, berbagai kombinasi barang yang dapat dikonsumsi sesuai dengan dana yang dimiliki digambarkan oleh garis anggaran. β€’ Kombinasi barang yang dapat dikomsumsi sesuai dengan anggaran yang tersedia dan memberikan kepuasan maksimum οƒ  digambarkan oleh titik singgung antara garis anggaran dan kurva indiferen
  • 42. A KI1 D C E F KI2 KI3 X3 X4 Y3 Y4 0 Y X B X1 X2 Y1 Y2 ga2 Kombinasi Konsumsi Barang X dan Y yang memberikan Kepuasan Maksimum
  • 43. PENGARUH PENDAPATAN DAN HARGA PADA KONSUMSI Perubahan pendapatan akan mengubah daya beli, sehingga akan menggeser garis anggaran secara paralel. Bila pendapatan bertambah maka garis anggaran bergeser ke kanan dan sebaliknya akan bergeser ke kiri bila pendapatan berkurang Bergesernya garis anggaran akan mengeser tingkat kepuasan. Bila garis anggaran bergeser ke kanan maka kurva indiferennya pun akan bergeser ke kanan pula, sehingga kombinasi konsumsi barang yang memberikan kepuasan maksimum ada pada tingkat yang lebih tinggi.
  • 44. β€’ Pada ga1 dengan KI1 tingkat ekuitilitasnya ada pada titik A, pada ga2 dengan KI2 tingkat ekuitilitasnya pada titik B dan pada ga3 dengan KI3 tingkat ekuitilitasnya pada titik C. Bila titik A, B, C dan D dihubungkan maka akan membentuk suatu garis yang dinamakan Garis Konsumsi Pendapatan (Income Consumption Line atau ICL). A KI1 B KI2 KI3 0 Y X C ga1 ga2 ga3 ICL  Income Consumption Line adalah kurva yang menggambarkan titik-titik kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan maksimum pada berbagai tingkat pendapatan.
  • 45. Kurva ICL berdasarkan Sifat Barang β€’ Barang Normal (Normal Goods); yaitu barang konsumsi yang jumlah pemakaiannya bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan konsumen. β€’ Barang X dan Y sebagai barang normal A KI1 B KI2 KI3 0 Y X C X1 X2 X3 Y3 Y2 Y1 ga1 ga2 ga3 ICL
  • 46. β€’ Barang Netral (Neutral Goods); yaitu barang-barang konsumsi yang jumlah pemakaiannya tidak berubah walaupun pendapatan konsumen mengalami perubahan. A KI 1 B KI 2 KI3 0 Y X C X1 ga 1 ga2 ga3 ICL A KI 1 B KI 2 KI3 0 Y X C Y1 ga 1 ga2 ga3 IC L (a) Barang X sebagai barang netral (b) Barang Y sebagai barang netral
  • 47. β€’ Barang Tuna Nilai (Inferior Goods); yaitu barang konsumsi yang pemakaiannya berkurang bila pendapatannya bertambah. A KI1 B KI2 KI3 0 Y X C X1 ga1 ga2 ga3 ICL A KI1 B KI2 KI3 0 Y X C Y1 ga1 ga2 ga3 ICL (a) X sebagai barang tuna nilai (b) Y sebagai barang tuna nilai
  • 48. Pengaruh Harga Terhadap Konsumsi β€’ Harga barang turun, maka nilai riil pendapatan bertambah dan daya beli konsumen naik. Sebaliknya bila harga barang konsumsi naik, maka nilai pendapatan riil berkurang dan daya beli konsumen menurun. B A X Y A B X Y ga2 ga1 ga1 ga2 (b) Pengaruh naiknya harga Y (a) Pengaruh turunnya harga X
  • 49. Kurva Permintaan β€’ Kurva permintaan dapat diturunkan dari kurva indiferen. β€’ Kurva Permintaan Perorangan. Untuk barang X dan barang Y yang bersubstitusi satu sama lain, kurva permintaan konsumen perorangannya dapat digambarkan seperti pada ilustrasi ini A B X Y ga2 ga1 KI1 KI2 X Harga PX1 PX2 X1 X2 A B
  • 50. Kurva Permintaan Pasar. β€’ Permintaan pasar merupakan penjumlahan horizontal dari permintaan sejumlah individu. Kurva permintaannya dapat digambarkan seperti pada Ilustrasi : X P P1 P2 XA B XB A 0 D 1 P C D P1 P2 XC XD X 0 D 2 P E F X XE XF P1 P2 0 D 3 Konsumen A Konsumen B Konsumen Total A+ B
  • 51. Misalnya seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu X dan Y. harga barang X adalah Rp. 100 dan harga barang Y adalah Rp. 200. Anggaran yang disediakan konsumen untuk membeli barang X dan barang Y adalah Rp. 1.000. Buatlah persamaan dan kurva anggaran konsumen tersebut untuk membeli barang X dan barang Y. TUGAS
  • 52. Kasus-Kasus Seorang konsumen mengkonsumsi barang X dan barang Y. Kepuasan total yang diperoleh dari mengkonsumsi kedua barang tersebut ditunjukkan oleh persamaan TU = 2X + Y. Buatlah kurva indiferen konsumen dalam mengkonsumsi barang X dan barang Y tersebut pada tingkat kepuasan total 12 dan 16.