Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)aditya romadhon
PNF adalah konsep terapi yang memberikan fasilitasi sistem neuromuscular melalui proprioceptive untuk memperbaiki fungsi motorik. PNF melibatkan stimulasi saraf sensoris proprioceptive dengan pemberian tahanan, traksi, atau aproksimasi untuk memfasilitasi kontraksi otot dan memperbaiki pola gerakan normal. PNF juga melibatkan irradiation untuk memfasilitasi kontraksi otot yang terkait.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teknik Mulligan menggunakan mobilisasi dengan gerakan untuk memfasilitasi glide sendi secara alami dan membantu pemulihan gerakan.
2. Konsep ini didasarkan pada teori Kaltenborn tentang bidang pengobatan sendi dan berfokus pada koreksi kesalahan posisi sendi minor.
3. Teknik utama termasuk NAGs, SNAGs, dan self-treatment menggunakan prinsip mobilisasi dengan ger
Dokumen ini membahas tentang modalitas mekanik dalam fisioterapi. Modalitas mekanik meliputi teknik kompresi, traksi, dan intervensi manual yang menghasilkan efek mekanik seperti myofascial release dan mobilisasi saraf untuk tujuan menurunkan nyeri, meningkatkan pergerakan sendi, dan memperbaiki sirkulasi darah.
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)aditya romadhon
PNF adalah konsep terapi yang memberikan fasilitasi sistem neuromuscular melalui proprioceptive untuk memperbaiki fungsi motorik. PNF melibatkan stimulasi saraf sensoris proprioceptive dengan pemberian tahanan, traksi, atau aproksimasi untuk memfasilitasi kontraksi otot dan memperbaiki pola gerakan normal. PNF juga melibatkan irradiation untuk memfasilitasi kontraksi otot yang terkait.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teknik Mulligan menggunakan mobilisasi dengan gerakan untuk memfasilitasi glide sendi secara alami dan membantu pemulihan gerakan.
2. Konsep ini didasarkan pada teori Kaltenborn tentang bidang pengobatan sendi dan berfokus pada koreksi kesalahan posisi sendi minor.
3. Teknik utama termasuk NAGs, SNAGs, dan self-treatment menggunakan prinsip mobilisasi dengan ger
Dokumen ini membahas tentang modalitas mekanik dalam fisioterapi. Modalitas mekanik meliputi teknik kompresi, traksi, dan intervensi manual yang menghasilkan efek mekanik seperti myofascial release dan mobilisasi saraf untuk tujuan menurunkan nyeri, meningkatkan pergerakan sendi, dan memperbaiki sirkulasi darah.
Dokumen tersebut membahas tentang trigger points, yaitu titik-titik pemicu nyeri pada otot yang disebabkan oleh hiperiritasi akibat taut band. Trigger points ditandai dengan nyeri tekan atau kontraksi otot dan dapat ditemukan nodules. Stimulasi trigger points dengan listrik bertujuan merangsang serat saraf nyeri untuk memutus siklus nyeri-spasme otot dan memulihkan regulasi nyeri secara alami.
Teknik-teknik PNF merangkum berbagai metode fasilitasi gerakan yang digunakan dalam terapi latihan untuk meningkatkan fungsi dan struktur tubuh serta aktivitas harian. Beberapa teknik utama meliputi rhythmic initiation, agonistic reversal, contract-relax, dan hold-relax yang melibatkan kontraksi otot agonis dan antagonis untuk memperpanjang otot dan meningkatkan rentang gerak sendi.
Tinjauan pustaka membahas tentang nyeri persalinan yang merupakan pengalaman subjektif yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan penurunan janin. Nyeri ini disebabkan oleh transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi dari rangsangan nosiseptor. Faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain arti, persepsi, dan faktor pemicu stimulasi nociceptor.
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan fisioterapi pada kasus calcaneus spur dengan menggunakan ultrasound. Pasien bernama Ny. Adnawati umur 34 tahun mengeluhkan nyeri pada kedua tumitnya selama 2 minggu. Setelah diberikan ultrasound dan latihan selama 3 kali, pasien mengalami penurunan nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional.
Frozen shoulder adalah gangguan pada sendi bahu yang menyebabkan nyeri dan pembatasan gerak. Patofisiologinya belum jelas tetapi diduga karena imobilisasi yang lama menyebabkan peradangan dan perlengketan kapsul sendi. Asuhan fisioterapinya meliputi penilaian gejala, mobilisasi sendi, latihan gerakan bahu, dan modalitas fisik seperti US dan SWD untuk mengurangi nyeri dan peningkatan ROM.
Teks tersebut memberikan penjelasan tentang pola gerak scapula dan pelvis dalam PNF. Terdapat penjelasan tentang anatomi, fungsi, dan prosedur latihan dasar pola gerak diagonal scapula dan pelvis untuk tujuan terapeutik seperti meningkatkan gerakan dan stabilitas.
NDT adalah metode terapi motorik yang dikembangkan oleh Dr. Karel dan Mrs. Berta Bobath untuk menangani gangguan motorik akibat kelainan sistem saraf pusat. Prinsip dasar NDT mencakup penggunaan pola gerak normal, teknik handling, dan persyaratan gerak sebelum latihan. Terapi NDT bertujuan menginhibisi reaksi abnormal, memfasilitasi reaksi normal, mengembangkan keterampilan fungsional dan sekuensi gerakan, serta
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang delapan pola gerakan dasar untuk tungkai bawah. Pola-pola tersebut mencakup kombinasi gerakan fleksi, ekstensi, rotasi, dan gerakan sendi-sendi lutut dan pergelangan kaki. Dokumen ini juga menjelaskan posisi awal dan arah gerakan untuk masing-masing pola gerakan dasar.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep anatomi dan biomekanika vertebra, termasuk struktur, kurva, segmen gerak, dan gerakan vertebra.
2. Terdapat 33 tulang vertebra yang membentuk 5 regio dan beberapa kurva, serta terdiri dari anterior dan posterior pillar.
3. Gerakan vertebra terjadi dalam 3 bidang yaitu fleksi-ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi di sekitar 3 sumbu gerak.
1. Dokumen tersebut merangkum teknik pengobatan PNF lengan yang meliputi empat pola gerakan dasar lengan dan variasinya.
2. Pola gerakan dasar lengan terdiri dari fleksi/adduksi/rotasi lateral dan ekstensi/abduksi/rotasi medial dengan posisi siku lurus atau fleksi/ekstensi.
3. Teknik terapis meliputi posisi dan pegangan tangan untuk memfasilitasi gerakan lengan secara halus menggunakan berat
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pengaruh pemberian TENS dan latihan William fleksi terhadap pengurangan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, dan peningkatan kekuatan otot pada kondisi ischialgia sinistra yang disebabkan oleh spondyloarthrosis. Hasil penelitian menunjukkan penurunan nyeri dan peningkatan lingkup gerak sendi serta kekuatan otot setelah pemberian terapi sel
Dokumen tersebut membahas tentang trigger points, yaitu titik-titik pemicu nyeri pada otot yang disebabkan oleh hiperiritasi akibat taut band. Trigger points ditandai dengan nyeri tekan atau kontraksi otot dan dapat ditemukan nodules. Stimulasi trigger points dengan listrik bertujuan merangsang serat saraf nyeri untuk memutus siklus nyeri-spasme otot dan memulihkan regulasi nyeri secara alami.
Teknik-teknik PNF merangkum berbagai metode fasilitasi gerakan yang digunakan dalam terapi latihan untuk meningkatkan fungsi dan struktur tubuh serta aktivitas harian. Beberapa teknik utama meliputi rhythmic initiation, agonistic reversal, contract-relax, dan hold-relax yang melibatkan kontraksi otot agonis dan antagonis untuk memperpanjang otot dan meningkatkan rentang gerak sendi.
Tinjauan pustaka membahas tentang nyeri persalinan yang merupakan pengalaman subjektif yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan penurunan janin. Nyeri ini disebabkan oleh transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi dari rangsangan nosiseptor. Faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain arti, persepsi, dan faktor pemicu stimulasi nociceptor.
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan fisioterapi pada kasus calcaneus spur dengan menggunakan ultrasound. Pasien bernama Ny. Adnawati umur 34 tahun mengeluhkan nyeri pada kedua tumitnya selama 2 minggu. Setelah diberikan ultrasound dan latihan selama 3 kali, pasien mengalami penurunan nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional.
Frozen shoulder adalah gangguan pada sendi bahu yang menyebabkan nyeri dan pembatasan gerak. Patofisiologinya belum jelas tetapi diduga karena imobilisasi yang lama menyebabkan peradangan dan perlengketan kapsul sendi. Asuhan fisioterapinya meliputi penilaian gejala, mobilisasi sendi, latihan gerakan bahu, dan modalitas fisik seperti US dan SWD untuk mengurangi nyeri dan peningkatan ROM.
Teks tersebut memberikan penjelasan tentang pola gerak scapula dan pelvis dalam PNF. Terdapat penjelasan tentang anatomi, fungsi, dan prosedur latihan dasar pola gerak diagonal scapula dan pelvis untuk tujuan terapeutik seperti meningkatkan gerakan dan stabilitas.
NDT adalah metode terapi motorik yang dikembangkan oleh Dr. Karel dan Mrs. Berta Bobath untuk menangani gangguan motorik akibat kelainan sistem saraf pusat. Prinsip dasar NDT mencakup penggunaan pola gerak normal, teknik handling, dan persyaratan gerak sebelum latihan. Terapi NDT bertujuan menginhibisi reaksi abnormal, memfasilitasi reaksi normal, mengembangkan keterampilan fungsional dan sekuensi gerakan, serta
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang delapan pola gerakan dasar untuk tungkai bawah. Pola-pola tersebut mencakup kombinasi gerakan fleksi, ekstensi, rotasi, dan gerakan sendi-sendi lutut dan pergelangan kaki. Dokumen ini juga menjelaskan posisi awal dan arah gerakan untuk masing-masing pola gerakan dasar.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep anatomi dan biomekanika vertebra, termasuk struktur, kurva, segmen gerak, dan gerakan vertebra.
2. Terdapat 33 tulang vertebra yang membentuk 5 regio dan beberapa kurva, serta terdiri dari anterior dan posterior pillar.
3. Gerakan vertebra terjadi dalam 3 bidang yaitu fleksi-ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi di sekitar 3 sumbu gerak.
1. Dokumen tersebut merangkum teknik pengobatan PNF lengan yang meliputi empat pola gerakan dasar lengan dan variasinya.
2. Pola gerakan dasar lengan terdiri dari fleksi/adduksi/rotasi lateral dan ekstensi/abduksi/rotasi medial dengan posisi siku lurus atau fleksi/ekstensi.
3. Teknik terapis meliputi posisi dan pegangan tangan untuk memfasilitasi gerakan lengan secara halus menggunakan berat
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pengaruh pemberian TENS dan latihan William fleksi terhadap pengurangan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, dan peningkatan kekuatan otot pada kondisi ischialgia sinistra yang disebabkan oleh spondyloarthrosis. Hasil penelitian menunjukkan penurunan nyeri dan peningkatan lingkup gerak sendi serta kekuatan otot setelah pemberian terapi sel
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cervical root syndrome di Klinik Asya Mojokerto meliputi pemberian TENS, mobilisasi saraf, dan dry needling untuk meringankan nyeri dan spasme otot serta meningkatkan fungsi gerak.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan fisioterapi pada pasien dengan kondisi calcaneus spur bilateral menggunakan modalitas ultrasound transverse friction dan hold rilex exercises untuk mengurangi nyeri, spasme otot, dan meningkatkan kekuatan otot serta aktivitas fungsional pasien. Hasil penelitian menunjukkan penurunan nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional setelah empat kali terapi.
Makalah ini membahas terapi komplementer chiropractic yang berfokus pada manipulasi tulang belakang untuk mengembalikan fungsi sistem saraf dan mencegah gangguan pada sistem tersebut."
Teknik Snags Mulligan berpengaruh positif terhadap aktivitas fungsional leher penjahit dengan masalah MSD di leher. Teknik ini meningkatkan lingkup gerak dan mengurangi nyeri leher melalui relaksasi otot dan peregangan yang menstimulasi tendon dan sirkulasi di sendi leher, sehingga meningkatkan kemampuan gerak dan mengurangi gangguan aktivitas fungsional leher.
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
Dokumen tersebut membahas mengenai fisiologi nyeri persalinan dan pendekatan untuk mengelola nyeri dan kenyamanan selama persalinan. Beberapa pendekatan yang dijelaskan adalah penggunaan analgesik, terapi non-farmasi seperti musik dan relaksasi, serta posisi yang tepat untuk mengurangi nyeri. Dokumen ini juga membahas dampak warna dan cahaya serta masalah psikososial selama kehamilan dan nifas.
Rasunan mengeluhkan nyeri punggung bawah yang menyebar ke kaki kanan setelah mengangkat barang berat. MRI menunjukkan pergeseran nucleus pulposus di L5 yang menjelaskan penyebab nyeri. Diagnosis neurologis adalah lumbago dan sciatica yang disebabkan oleh herniasi diskus lumbal.
Piriformis syndrome adalah kondisi yang disebabkan oleh hipertrofi, inflamasi, atau variasi anatomi otot piriformis yang menyebabkan saraf sciatic terjepit dan iritasi. Gejalanya berupa nyeri gluteal dan menjalar ke kaki. Diagnosis didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tatalaksananya meliputi terapi fisik, obat, inisiasi lokal, dan bedah sebagai opsi terakhir.
Sakroiliitis adalah peradangan pada sendi sakroiliaka yang menghubungkan tulang belakang bawah dengan panggul, menyebabkan nyeri punggung bawah dan kadang merembet ke kaki. Pemeriksaan fisik meliputi tes provokatif sendi untuk melihat reproduksi rasa sakit, sementara pemeriksaan penunjang seperti röntgen dapat menunjukkan perubahan pada sendi. Pengobatan meliputi obat pereda nyeri,
Dokumen tersebut merangkum tentang anatomi pinggang, fungsi pinggang, dan penyebab-penyebab umum nyeri pinggang seperti peregangan otot dan ligamen, iritasi saraf, gangguan pada diskus tulang belakang, kondisi tulang dan sendi, gangguan ginjal, kehamilan, serta tumor. Penanganannya meliputi pengobatan gejala, pencarian penyebab, dan pengobatan secara khusus berdasarkan penyebabnya.
Tulisan ini membahas tatalaksana konservatif untuk low back pain. Penulis menjelaskan anatomi tulang belakang, definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, diagnosis banding, dan tatalaksana untuk low back pain secara umum. Tulisan ini juga membahas prognosis dari low back pain.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
Presentasii jurnal
1. COMPARATIVE
EFFECTIVENESS OF STRAIGHT
LEG RAISE AND SLUMP
STRETCHING IN SUBJECTS
WITH LOW BACK PAIN WITH
ADVERSE NEURAL TENSION
Neha Malik, Chitra Kataria, Nidhi Bhatia
Sachdev
3. Latar Belakang
LBP kronis merupakan masalah umum yang
terjadi pada saat ini. Hal tersebut umumnya terkait
dengan ketegangan di saraf tepi yang di test
dengan SLR atau slump test
Kedua-duanya yaitu SLR dan slump stretching
techniques telah ditemukan dapat bermanfaat
dalam penanganan LBP dengan gejala menjalar
ke area distal. Perbandingan kedua teknik akan
menentukan bahwa salah satu teknik lebih baik
dari yang lain. Hal tersebut juga akan menambah
bukti keefektivitasan dalam menangani gejala
pada penderita LBP.
7. Metode dan Pengukuran
Pengukuran dasar intensitas nyeri diukur
dengan NPRS dan PSLR.
50 pasien dengan LBP yang memenuhi kriteria
inklusi
secara acak dibagi ke dalam 3
kelompok , antara lain :
8. 1.
2.
3.
Kelompok 1 yaitu kelompok SLR (n=15)
Diberikan 6 sesi SLR stretching dan lumbar
stabilization exercise
Kelompok 2 yaitu kelompok slump (n=13)
Diberikan 6 sesi slump stretching dan lumbar
stabilization exercise
Kelompok 3 yaitu kelompok kontrol (n=12)
Hanya
diberikan
lumbar
stabilization
exercise.
9. Definisi
SLR sangat berguna sebagai salah satu dari
diagnosis utama tes uji fisik pada pasien LBP
atau low back and leg pain
Slump test sebenarnya adalah variasi dari
SLR. Manuvernya dan variannya telah
digunakan dalam penanganan low back and
leg pain dimana SLR dan atau slump test
ditemukan positif dalam uji fisik.
10.
Teknik mobilisasi saraf digunakan dalam
kasus ketegangan saraf
Hal ini bertujuan untuk mengembalikan
mobilitas relatif dari jaringan saraf ,
mengurangi
tekanan
intrinsik,
dan
mendapatkan kembali fungsi fisiologis yang
optimal.
11. Straight Leg Raise stretching
Subyek tidur terlentang dan rileks di bed
dengan satu bantal dibawah kepala.
Kemudian terapis berdiri di samping sisi yang
terkena dan mengangkatnya tegak lurus
dengan bed sesuai standar tes SLR dimana
satu tangan terapis memegang ankle pasien
dan satu tangan terapis yang lain ditempatkan
di atas lutut ( 700)
12.
Terapis melakukan penguluran saraf sciatic
dengan secara lembut melakukan dorsi fleksi
ankle dan mengevaluasi ulang pengaruhnya
Setelah nyeri berkurang, terapis meningkatkan
ROM sampai mencapai jangkauan maksimum
SLR. Posisi dipertahankan selama 30 detik.
13.
14. Slump stretching
Slump stretching dilakukan dengan posisi
pasien long sitting di ujung bed dan kaki
menempel dinding.
Terapis memfleksikan leher pasien dengan
satu tangan dan tangan yang lain meluruskan
lutut pasien di sisi yang terkena. Posisi
dipertahankan 30 detik, 3-5 kali repetisi
penguluran dilakukan pada setiap sesi
berdasarkan respon pasien.
15.
Pasien menjalani terapi 2 kali seminggu
selama 3 minggu.
Pasien melakukan home programe berupa
slump stretching dua kali sehari pada hari
dimana dia tidak mendatangi poli fisioterapi
Setelah 6 kali sesi terapi, dilakukan
pengukuran hasil terapi.
18. Hasil Pengukuran
11 point NPRS jangkauan dari 0 (tidak nyeri)
sampai 10 (nyeri sangat berat) digunakan
untuk mengindikasi intensitas nyeri saat ini
dan tingkat terbaik dan terburuk selama 24
jam.
3 penilaian tersebut dirata-ratakan untuk
mencapai skor nyeri keseluruhan. Skala telah
terbukti memiliki reliabilitas yang memadai,
validitas, dan responsivitas pada pasien
dengan LBP ketika 3 skor dirata-ratakan
19.
PSLR diukur dengan menggunakan metode
yang digambarkan oleh Hall et al. Subyek tidur
terlentang dengan kedua lengan di samping
badan dan satu bantal di bawah kepala.
Inclinometer diikat di lateral sendi lutut. SLR
dilakukan sampai batas nyeri pertama. Tiga
pengukuran SLR diambil dengan dimodifikasi
AFO dan knee immobilizer untuk standarisasi
posisi lutut dan ankle.
20. Pembahasan
Efek fisiologis berupa penurunan nyeri
kelompok SLR dan Slump stretching ini
merupakan efek dari mobilisasi syaraf yang
memberikan efek menurunkan nyeri.
Teknik osilasi ini akan memanjangkan dan
memendekkan saraf yang dapat meningkatkan
tekanan intraneural yang kemudian diikuti
periode relakasasi.
21.
Pumping action yang berulang ini dapat
meningkatkan penurunan inflamasi lokal di
syaraf tersebut ataupun jaringan sekitar
syaraf, yang kemudian diikuti dengan proses
hypoxia berkurang dan nyeri menurun.
22.
Sedangkan mekanisme slump stretching
dapat menurunkan nyeri yakni dengan
menurunkan oedema intraneural.
Slump stretching juga memberikan efek
inhibisi pada sistem syaraf simpatis, dan juga
merupakan stimulasi yang dapat
mempengaruhi kemampuan saraf untuk
mengulur.
Slump stretching juga dapat menurunkan scar
tissue yang melekat pada jaringan syaraf dan
jaringan sekitarnya.
23.
Sehingga Gladsonet al menyimpulkan bahwa
teknik osilasi lebih baik daripada teknik
stretching syaraf secara statis dalam
menurunkan nyeri pada kasus sciatica.
24.
Progress yang signifikan sangat terlihat pada
kelompok 1 dan 2 dalam hal peningkatan
ROM pasive SLR.
Pada kelompok 2, slump stretching ini terbukti
efektif dalam mengulur kanal/foramen
daripada kelompok 1, karena mempengaruhi
fleksibilitas otot-otot tungkai bagian posterior
dan meningkatkan sudut tibio-tarsal joint yang
meingkatkan ROM pasive SLR.
27.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
kedua-duanya SLR dan slump stretching
sama-sama efektif dalam mengurangi nyeri
pada pasien LBP yang terkait dengan
ketegangan saraf. Slump stretching lebih baik
daripada SLR stretching dalam meningkatkan
jangkauan pasif SLR.