SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Presentasi Ke-12

fiqh TRANSPLANTASI
Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA
Definisi
Transplantasi dari bahasa Inggris transplantation, to
transplant yang berarti to take up and plant to
another (mengambil dan menempelkan pada tempat
lain). Atau to move from one place to another
(memindahkan dari satu tempat ke tempat yang
lain). Transplantasi juga berarti pencangkokan.
Transplantasi bukan hanya pada organ, tapi juga
pada jaringan, bukan saja pada manusia, tapi juga
pada binatang.
Berbeda dengan pencangkokan pada tumbuhan,
proses transplantasi pada garis besarnya adalah
pemotongan organ dan jaringan, kemudian
diokulasikan pada bagian tubuh tertentu untuk hidup
menyatu antara yang menempel dan yang ditempeli.
Terminologi
Transplantasi menurut istilah kedokteran berarti
usaha memindahkan sebagian dari bagian tubuh dari
satu tempat ke tempat lain. Atau, upaya medis untuk
memindahkan sel, jaringan (kumpulan sel-sel), atau
organ tubuh dari donor kepada resipien.
Donor ialah individu dari mana jaringan atau organ
diambil untuk ditanam di tempat lain. Donor ada
dua macam: living donor dan cadaver donor.
Living donor terdiri dari orang-orang yang masih
hidup dan sewaktu-waktu bersedia untuk diambil
salah satu organnya. Pada cadaver donor organ
diambil dari donor pada waktu menjelang kematian
atau pada waktu tepat sesudah kematian.
Resipien ialah individu yang menerima jaringan atau
organ yang ditransplantasikan.
Pembagian Tranplantasi
Dari segi jenis transplantasi yang dipakai :
1. Transplantasi jaringan, misal: cornea mata.
2. Transplantasi organ, seperti pencangkokan ginjal,
jantung dsb.
Dari segi hubungan genetik antara donor-resipien:
1. Autotransplantasi, dimana resipien dan donor adalah
satu individu.
2. Homotransplantasi = Allotransplantasi, dimana
resipien dan donor adalah individu yang sama
jenisnya.
3. Heterotransplantasi = Xenotransplantasi, dimana
resipien dan donor adalah dua individu yang
berbeda jenis, misalnya transplantasi jaringan atau
organ dari binatang ke manusia.
Tujuan Transplantasi
Transplantasi pada dasarnya bertujuan:
1. Kesembuhan dari suatu penyakit, misalnya kebutaan,
rusaknya jantung dan ginjal, dsb.
2. Pemulihan kembali fungsi suatu organ, jaringan atau sel
yang telah rusak atau mengalami kelainan, tapi sama
sekali tidak terjadi kesakitan biologis, ex. bibir sumbing
Ditinjau dari segi tingkatan tujuannya, ada “tingkat
dihajatkan” dan ada “tingkat dharurat”.
1. Tingkat dihajatkan yaitu transplantasi semata-mata
pengobatan dari sakit atau cacat yang kalau tidak
dilakukan dengan pencangkokan tidak akan
menimbulkan kematian, seperti transplantasi cornea
mata dan bibir sumbing.
2. Tingkat dharurat yaitu transplantasi sebagai jalan
terakhir yang kalau tidak dilakukan akan menimbulkan
kematian, seperti transplantasi ginjal, hati dan jantung.
Meskipun pencangkokan organ tubuh belum dikenal
pada masa Nabi Saw, namun “operasi” yang
menggunakan organ buatan atau palsu sudah dikenal,
sebagaimana diriwayatkan Imam Abu Daud dan Tirmidzi
dari Abdurrahman bin Tharfah (Sunan Abu Dawud,
hadits. no.4232) “bahwa kakeknya ‘Arfajah bin As’ad
pernah terpotong hidungnya pada perang Kulab, lalu ia
memasang hidung (palsu) dari logam perak, namun
hidung tersebut mulai membau (membusuk), maka Nabi
saw. menyuruhnya untuk memasang hidung (palsu) dari
logam emas”. Imam Ibnu Sa’ad dalam Thabaqatnya
(III/58) juga telah meriwayatkan dari Waqid bin Abi
Yaser bahwa ‘Utsman (bin ‘Affan) pernah memasang
mahkota gigi dari emas, supaya giginya lebih kuat
(tahan lama).
HUKUM TRANSPLATASI
Transplantasi ada yang berbentuk:
Pertama : Penanaman jaringan/organ tubuh yang diambil dari
tubuh yang sama.
Kedua : Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu
lain yang dirinci lagi menjadi dua persoalan yaitu:
A). Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu orang
lain baik yang masih hidup maupun sudah mati, dan
B). Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu
binatang baik yang tidak najis/halal maupun yg najis/haram.
Masalah pertama yaitu seperti praktek transplantasi kulit dari
suatu bagian tubuh ke bagian lain dari tubuhnya yang terbakar
atau dalam kasus transplantasi penyumbatan dan
penyempitan pembuluh darah jantung dengan mengambil
pembuluh darah pada bagian kaki. Masalah ini hukumnya
adalah boleh berdasarkan analogi (qiyas) diperbolehkannya
seseorang untuk memotong bagian tubuhnya yang
membahayakan keselamatan jiwanya karena suatu sebab.
Masalah kedua yaitu penanaman jaringan/organ yang diambil
dari orang lain. Persoalannya jika jaringan/organ tersebut
diambil dari orang lain yang masih hidup, maka ada 2 kasus:
Kasus Pertama: Penanaman jaringan/organ tunggal yang dapat
mengakibatkan kematian donaturnya bila diambil. Misal: jantung, hati
dan otak. Hukumnya tidak boleh. QS. al-Baqarah:195, al-Nisa`: 29,
al-Maidah: 2, tentang larangan menyiksa ataupun membinasakan diri
sendiri serta bersekongkol dalam pelanggaran.
ْ‫ِةَِةَ كُلْ * ِ َكُ * ِ ِةَ * ِ * ِ ْهّ ِةَ َكُ كُلْ َكُ * ِأكُلْ * ِ َكُ كُلْ * ِِةَ الْهّ كُلَْكُ ِةَ * ِ ِةَ ِةَقَكَُكُ ِةَ كُلْ َكُ ِةَ َكُ كُل‬
‫• وأنفقاوا ف ي سبليل اَلل وال تلقاوا ب ِةَكيدكيكم إل ى َتهلكة * وال ت كُلَْتلاوا أنفسكم‬
ِ *
ِ * َ‫كُلْ * ِ ِةَ كُلْ َكُ كُلْ ِة‬
‫• وتعواوناوا عل ى البِر ِةَ َتقكُلْاو ى وال تعواوناوا عل ى الثم والعدوان‬
َ‫ِةَ ِةَ ِةَ ِةََكُ ِةَِةَ كُلْ * ِ َو ّ والْهّ ِةَ ِةَ ِةَ ِةَ ِةَ َكُ ِةَِة‬
Kasus kedua: Penanaman jaringan/organ yang diambil dari orang
lain yang masih hidup yang tidak mengakibatkan kematiannya
seperti, organ tubuh ganda diantaranya ginjal atau kulit atau dapat
juga dikategorikan disini praktek donor darah. Pada dasarnya
masalah ini diperbolehkan selama memenuhi persyaratannya yaitu:
1. Tidak membahayakan kelangsungan hidup yang wajar bagi
donatur jaringan/organ. Karena kaidah hukum Islam menyatakan
bahwa suatu bahaya tidak boleh dihilangkan dengan resiko
mendatangkan bahaya serupa/sebanding.
2. Hal itu harus dilakukan oleh donatur dengan sukarela tanpa
paksaan dan tidak boleh diperjualbelikan.
3. Boleh dilakukan bila memang benar-benar transplantasi sebagai
alternatif peluang satu-satunya bagi penyembuhan penyakit pasien
dan benar-benar darurat.
4. Boleh, bila peluang keberhasilan transplantasi tsb sangat besar.
Transplantasi
Organ Tubuh (( ‫زرع ال عضــاء‬
Transplantasi Organ Dari Donor Yg Masih Hidup
Syara’ membolehkan seseorang di saat hidupnya
dengan sukarela untuk menyumbangkan organ
tubuhnya kepada orang lain yang membutuhkan, seperti
tangan atau ginjal. Ketentuan itu dikarenakan adanya hak
bagi seseorang untuk mengambil diyat (tebusan), atau
memaafkan orang lain yang misalnya telah memotong
tangannya atau mencongkel matanya. Memaafkan qishash
itu hakekatnya adalah tindakan menyumbangkan diyat. QS.
al-Baqarah: 178 ‫فمن عف ي له من أخليه ش يء فواتبواع بوالمعِروف وأداء إِةَليه بإحسوان‬
ٍ  َ‫ِةَ ِةَ كُلْ َكُ * ِ ِةَ ِةَ َكُ * ِ كُلْ ِةَ * ِ * ِ ِةَ كُلْ  ٌ ِةَ َو ّ ِةَ  ٌ * ِ كُلْ ِةَ كُلْ َكُ * ِ ِةَِةَ ِةَ  ٌ * ِلكُلْ * ِ * ِ* ِ كُلْ ِة‬
Syaratnya: organ yang disumbangkan bukan merupakan
organ vital yang menentukan kelangsungan hidup pihak
penyumbang, seperti jantung, hati, dan kedua paru-paru
yang bisa mengakibatkan kematian pihak penyumbang. QS.
al-Nisa`: 29 ‫وال ت كُلَْتلاوا أنفسكم‬
ْ‫ِةَ ِةَقَكَُكُ ِةَ كُلْ َكُ ِةَ َكُ كُل‬
Masalah penanaman jaringan/organ tubuh yang diambil
dari orang mati.
Organ/jaringan yang akan ditransfer tersebut dirawat dan
disimpan dengan cara khusus agar dapat difungsikan.
Berbagai hasil muktamar dan fatwa lembaga-lembaga Islam
internasional yang berkomperten membolehkan praktek
transplantasi jenis ini diantaranya konferensi OKI (Malaysia,
April 1969 M ) dengan ketentuan kondisinya darurat dan tidak
boleh diperjualbelikan, Lembaga Fikih Islam dari Liga Dunia
Islam (Mekkah, Januari 1985 M.), Majlis Ulama Arab Saudi
(SK. No.99 tgl. 6/11/1402 H.) dan Panitia Tetap Fawa Ulama
dari negara-negara Islam seperti Kerajaan Yordania, dengan
ketentuan harus memenuhi persyaratan:
1. harus dengan persetujuan orang tua mayit.
2. hanya bila dirasa benar-benar memerlukan dan darurat.
3. Bila tidak darurat dan keperluannya tidak mendesak, maka
harus memberikan imbalan pantas kepada ahli waris donatur
(tanpa transaksi dan kontrak jual-beli).
Alasan mereka membolehkannya berdasarkan pada:
a. Ayat al-Qur’an yang membolehkan mengkonsumsi barangbarang haram dalam kondisi benar-benar darurat. (QS. AlBaqarah:173, Al-Maidah:3, Al-An’am:119,145)
b. Anjuran al-Quran untuk merawat dan meningkatkan kehidupan
(QS. Al-Maidah: 32)
c. Ayat-ayat tentang keringanan & kemudahan dalam Islam. QS.
al-Baqarah:185, al-Nisa`:28 ‫, يريد اَلل أن يخفف عَنكم وخلق النس ان ضعفيف ا‬
ً‫ ُ فيِ  ُ هّ عَ َسْ  ُ عَ  َفّ عَ ع َسْ  ُ َسْ عَ  ُفيِ عَ َسْ عَ  ُ عَ فيِ ا‬
ُ 
al-Maidah:6, al-Hajj:78 ‫وم ا جعل ععَفيكم ف ي الدين من حرج‬
ٍ َ‫عَ عَ عَ عَ عَ عَلَسْ  ُ َسْ فيِ  َفّ فيِ فيِ َسْ عَ ع‬
d. Hal itu sebagai amal jariyah bagi donatur yang telah mati dan
sangat berguna bagi kemanusiaan.
e. Allah sangat menghargai dan memuji orang-orang yang berlaku
‘itsaar’ tanpa pamrih dan dengan tidak sengaja membahayakan
dirinya atau membinasakannya.
f. Kaedah-kaedah umum hukum Islam yang mengharuskan
dihilangkannya segala bahaya ‫.الضرر يزال‬
g. “Prinsip: maslahat orang yang hidup lebih didahulukan.” Ada
pula kaedah “hurmatul hayyi a’dhamu min hurmatil mayyiti”
(kehormatan orang hidup lebih besar keharusan pemeliharaan
nya daripada yang mati)
Ada juga pendapat yang mengatakan mendonorkan
organ tubuh dari manusia yang sudah meninggal
hukumnya haram. Dalilnya: Kesucian tubuh manusia,
setiap bentuk agresi atas tubuh manusia merupakan hal
yang terlarang. Diantara hadisnya: ‫كسر عظم المفيت ككسره حفي ا‬
Memecah tulang orang yang meninggal seperti memecah
tulangnya ketika masih hidup (HR. Abu Dawud dan Ibnu
Majah dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albany)
Sementara mengambil jantung dan ginjal misalnya lebih
besar perkaranya dari hanya sekedar memecah tulang.
Tubuh manusia adalah amanah. Hidup, diri, dan tubuh
manusia pada dasarnya bukanlah milik manusia tapi
merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga,karena itu
manusia tidak memiliki hak untuk mendonorkan nya kepada
orang lain. Tubuh manusia tidak boleh diperlakukan
sebagai benda material semata; tubuh manusia bukanlah
benda material semata yang dapat dipotong dan dipindahpindahkan.
Masalah penanaman jaringan/organ yang diambil dari
tubuh binatang, ada dua kasus yaitu:
Kasus Pertama: Binatang tersebut tidak najis/halal, seperti
binatang ternak (sapi, kerbau, kambing ). Dalam hal ini tidak
ada larangan bahkan diperbolehkan dan termasuk dalam
kategori obat yang mana kita diperintahkan Nabi untuk
mencarinya bagi yang sakit.
Kasus Kedua: Binatang tersebut najis/ haram seperti babi
atau bangkai binatang dikarenakan mati tanpa disembelih
secara islami terlebih dahulu. Dalam hal ini tidak dibolehkan
kecuali dalam kondisi yang benar-benar gawat darurat, dan
tidak ada pilihan lain. Dalam sebuah riwayat atsar disebutkan:
“Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, namun janganlah
berobat dengan barang haram.” Dalam kaedah fiqh disebutkan
“al-Dharurat Tubih al-Mahdhuraat” (darurat membolehkan
pemanfaatan hal yang haram) atau kaedah “al-Dhararu
Yuzaal” (Bahaya harus dihilangkan) yang mengacu surat Al
Maidah: 3. “al-Dharurat Tuqaddar Biqadarihaa” (Pertimbangan
kondisi darurat harus dibatasi sekedarnya).
CATATAN UNTUK TRANSPLANTASI YANG DIBOLEHKAN
Dari segi RESIPIEN (Reseptor) harus diperhatikan skala prioritas dan
pertimbangan dalam memberikan donasi organ atau jaringan seperti tingkat
moralitas, mental, perilaku dan track record yang menentramkan lingkungan
serta baik bagi dirinya dan orang lain. (QS. al-Hujurat: 1, Ali Imran: 28, alMumtahanah: 8), peranan, jasa atau kiprahnya dalam kehidupan umat (QS.
Shaad: 28), hubungan kekerabatan dan tali silatur rahmi ( QS. Al Ahzab: 6),
tingkat kebutuhan dan kondisi gawat daruratnya dengan melihat persediaan.
Adapun dari segi DONOR juga harus diperhatikan berbagai pertimbangan
skala prioritas yaitu ;
1. menanam jaringan/organ imitasi buatan bila memungkinkan secara medis.
2. Mengambil jaringan/organ dari tubuh orang yang sama selama
memungkinkan karena dapat tumbuh kembali seperti, kulit dan lainnya.
3. Mengambil dari organ/jaringan binatang yang halal, adapun binatang
lainnya dalam kondisi gawat darurat dan tidak ditemukan yang halal.
4. Mengambil dari tubuh orang yang mati dengan ketentuan seperti
penjelasan di atas.
5. Mengambil dari tubuh orang yang masih hidup dengan ketentuan seperti
diatas disamping orang tersebut adalah mukallaf ( baligh dan berakal ) harus
berdasarkan kesadaran, pengertian, suka rela dan tanpa paksaan.
6. Disamping itu donor harus sehat mental dan jasmani yang tidak mengidap
penyakit menular serta tidak boleh dijadikan komoditas.
Fatwa DR. Yusuf Qardhawi
Kebolehan mendonorkan sebagian organ tubuh itu bersifat
muqayyad (bersyarat). Maka seseorang tidak boleh mendonorkan
sebagian organ tubuhnya yang justru akan menimbulkan dharar,
kemelaratan, dan kesengsaraan bagi dirinya atau bagi seseorang
yang punya hak tetap atas dirinya.
Oleh sebab itu, tidak diperkenankan seseorang mendonorkan organ
tubuh yang cuma satu-satunya dalam tubuhnya, misalnya hati atau
jantung, karena dia tidak mungkin dapat hidup tanpa adanya organ
tersebut; dan tidak diperkenankan menghilangkan dharar dari
orang lain dengan menimbulkan dharar pada dirinya. Maka
kaidah syar'iyah yang berbunyi Dharar (bahaya, kesengsaraan)
harus dihilangkan, dibatasi oleh kaidah lain berbunyi: Dharar
itu tidak boleh dihilangkan dengan menimbulkan dharar pula.
Para ulama ushul menafsirkan kaidah tersebut dengan
pengertian: tidak boleh menghilangkan dharar dengan
menimbulkan dharar yang sama atau yang lebih besar daripadanya.
Karena itu tidak boleh mendermakan organ tubuh bagian luar, seperti
mata, tangan, dan kaki. Karena yang demikian itu adalah
menghilangkan dharar orang lain dengan menimbulkan dharar pada
diri sendiri yang lebih besar, sebab dengan begitu dia mengabaikan
kegunaan organ itu bagi dirinya dan menjadikan buruk rupanya.
Begitu pula halnya organ tubuh bagian dalam yang berpasangan
tetapi salah satu dari pasangan itu tidak berfungsi atau sakit, maka
organ ini dianggap seperti satu organ.
Fatwa MUI Pusat Hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa SeIndonesia III 1430H/2009M di Padang Panjang 24-26 Januari
2009. Diantaranya: Fatwa Bank Mata Dan Organ Tubuh Lain.
1- Hukum melakukan transplantasi kornea mata kepada orang
yang membutuhkan adalah boleh apabila sangat dibutuhkan
dan tidak diperoleh upaya medis lain untuk
menyembuhkannya
2- Pada dasarnya, seseorang tidak mempunyai hak untuk
mendonorkan anggota tubuhnya kepada orang lain karena ia
bukan pemilik sejati atas organ tubuhnya. Akan tetapi karena
untuk kepentingan menolong orang lain, dibolehkan dan
dilaksanakan sesuai wasiat.
3- Orang yang hidup haram mendonorkan kornea mata atau
organ tubuh lainnya kepada orang lain.
4- Orang boleh mewasiatkan untuk mendonorkan kornea
matanya kepada orang lain, dan diperuntukkan bagi orang
yang membutuhkan dengan niat tabarru' (prinsip sukarela dan
tidak tujuan komersial).
5- Bank mata dibolehkan apabila proses pengambilan dari
donor  pemanfataannya kembali sesuai dgn aturan syariah.
Sekian  Terima Kasih

More Related Content

Viewers also liked

Päivi class work-netofseatowns
Päivi class work-netofseatownsPäivi class work-netofseatowns
Päivi class work-netofseatownsktausta
 
piCalculator Quick Start Guide - 2014
piCalculator Quick Start Guide - 2014piCalculator Quick Start Guide - 2014
piCalculator Quick Start Guide - 2014Mark Hewitt
 
Sheffield Preview Seminar - 23rd January 2014
Sheffield Preview Seminar - 23rd January 2014Sheffield Preview Seminar - 23rd January 2014
Sheffield Preview Seminar - 23rd January 2014Mark Hewitt
 
Imagine a world where preparing a schedule of loss is easy
Imagine a world where preparing a schedule of loss is easyImagine a world where preparing a schedule of loss is easy
Imagine a world where preparing a schedule of loss is easyMark Hewitt
 
Sea stories
Sea storiesSea stories
Sea storiesktausta
 
Antonio machado
Antonio machadoAntonio machado
Antonio machadopmclaytor1
 
Nulis carita pondok [carpon]
Nulis carita pondok [carpon]Nulis carita pondok [carpon]
Nulis carita pondok [carpon]Raidah N. S
 
Federico garcía lorca
Federico garcía lorcaFederico garcía lorca
Federico garcía lorcapmclaytor1
 
Green Architecture (LEED platinum)
Green Architecture (LEED platinum)Green Architecture (LEED platinum)
Green Architecture (LEED platinum)Fawad Khan
 
Architect Charles Correa
Architect Charles CorreaArchitect Charles Correa
Architect Charles CorreaFawad Khan
 

Viewers also liked (12)

Berani
BeraniBerani
Berani
 
Päivi class work-netofseatowns
Päivi class work-netofseatownsPäivi class work-netofseatowns
Päivi class work-netofseatowns
 
piCalculator Quick Start Guide - 2014
piCalculator Quick Start Guide - 2014piCalculator Quick Start Guide - 2014
piCalculator Quick Start Guide - 2014
 
Sheffield Preview Seminar - 23rd January 2014
Sheffield Preview Seminar - 23rd January 2014Sheffield Preview Seminar - 23rd January 2014
Sheffield Preview Seminar - 23rd January 2014
 
Imagine a world where preparing a schedule of loss is easy
Imagine a world where preparing a schedule of loss is easyImagine a world where preparing a schedule of loss is easy
Imagine a world where preparing a schedule of loss is easy
 
Sistem torrens
Sistem torrensSistem torrens
Sistem torrens
 
Sea stories
Sea storiesSea stories
Sea stories
 
Antonio machado
Antonio machadoAntonio machado
Antonio machado
 
Nulis carita pondok [carpon]
Nulis carita pondok [carpon]Nulis carita pondok [carpon]
Nulis carita pondok [carpon]
 
Federico garcía lorca
Federico garcía lorcaFederico garcía lorca
Federico garcía lorca
 
Green Architecture (LEED platinum)
Green Architecture (LEED platinum)Green Architecture (LEED platinum)
Green Architecture (LEED platinum)
 
Architect Charles Correa
Architect Charles CorreaArchitect Charles Correa
Architect Charles Correa
 

Similar to Presentasi12 transplantasiorgan-100621033230-phpapp02

Transplantasi organ di pandang dari kode etika
Transplantasi organ di pandang dari kode etikaTransplantasi organ di pandang dari kode etika
Transplantasi organ di pandang dari kode etikaAKPER PEMDA INDRAMAYU
 
Hukum Transplantasi dalam Islam
Hukum Transplantasi dalam IslamHukum Transplantasi dalam Islam
Hukum Transplantasi dalam IslamRajabul Gufron
 
klp 13 agama_transfusi darah dan transplantasi organ.pptx
klp 13 agama_transfusi darah dan transplantasi organ.pptxklp 13 agama_transfusi darah dan transplantasi organ.pptx
klp 13 agama_transfusi darah dan transplantasi organ.pptxWellaVistaEdward
 
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuhhukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuhFahriansah
 
Transplantasi dan Perdagangan Organ Tubuh Manusia.pptx
Transplantasi dan Perdagangan Organ Tubuh Manusia.pptxTransplantasi dan Perdagangan Organ Tubuh Manusia.pptx
Transplantasi dan Perdagangan Organ Tubuh Manusia.pptxMichelleAngelika
 
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
BAB 10 (MENYAYANGI BINATANG DALAM SYARIAT PENYEMBELIHAN).pptx
BAB 10 (MENYAYANGI BINATANG DALAM SYARIAT PENYEMBELIHAN).pptxBAB 10 (MENYAYANGI BINATANG DALAM SYARIAT PENYEMBELIHAN).pptx
BAB 10 (MENYAYANGI BINATANG DALAM SYARIAT PENYEMBELIHAN).pptxHudanShofa
 
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan OrganPDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan OrganNiNa ZizAn
 
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsiFiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsiDrnoor Tahir Lubis
 
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniManfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniRodliyatamMardliyah1
 
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...Operator Warnet Vast Raha
 
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Presentasi12 transplantasiorgan-100621033230-phpapp02 (20)

Transplantasi organ di pandang dari kode etika
Transplantasi organ di pandang dari kode etikaTransplantasi organ di pandang dari kode etika
Transplantasi organ di pandang dari kode etika
 
Trasplantasi organ
Trasplantasi organTrasplantasi organ
Trasplantasi organ
 
Trasplantasi organ
Trasplantasi organTrasplantasi organ
Trasplantasi organ
 
Hukum Transplantasi dalam Islam
Hukum Transplantasi dalam IslamHukum Transplantasi dalam Islam
Hukum Transplantasi dalam Islam
 
klp 13 agama_transfusi darah dan transplantasi organ.pptx
klp 13 agama_transfusi darah dan transplantasi organ.pptxklp 13 agama_transfusi darah dan transplantasi organ.pptx
klp 13 agama_transfusi darah dan transplantasi organ.pptx
 
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuhhukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
 
Transplantasi
TransplantasiTransplantasi
Transplantasi
 
Transplantasi dan Perdagangan Organ Tubuh Manusia.pptx
Transplantasi dan Perdagangan Organ Tubuh Manusia.pptxTransplantasi dan Perdagangan Organ Tubuh Manusia.pptx
Transplantasi dan Perdagangan Organ Tubuh Manusia.pptx
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
BAB 10 (MENYAYANGI BINATANG DALAM SYARIAT PENYEMBELIHAN).pptx
BAB 10 (MENYAYANGI BINATANG DALAM SYARIAT PENYEMBELIHAN).pptxBAB 10 (MENYAYANGI BINATANG DALAM SYARIAT PENYEMBELIHAN).pptx
BAB 10 (MENYAYANGI BINATANG DALAM SYARIAT PENYEMBELIHAN).pptx
 
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan OrganPDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
 
agama nad.docx
agama nad.docxagama nad.docx
agama nad.docx
 
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsiFiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
 
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun JasmaniManfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
Manfaat Wudhu & Shalat Bagi Kesehatan Baik Rohani Maupun Jasmani
 
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
 
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 

Presentasi12 transplantasiorgan-100621033230-phpapp02

  • 1. Presentasi Ke-12 fiqh TRANSPLANTASI Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA
  • 2. Definisi Transplantasi dari bahasa Inggris transplantation, to transplant yang berarti to take up and plant to another (mengambil dan menempelkan pada tempat lain). Atau to move from one place to another (memindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain). Transplantasi juga berarti pencangkokan. Transplantasi bukan hanya pada organ, tapi juga pada jaringan, bukan saja pada manusia, tapi juga pada binatang. Berbeda dengan pencangkokan pada tumbuhan, proses transplantasi pada garis besarnya adalah pemotongan organ dan jaringan, kemudian diokulasikan pada bagian tubuh tertentu untuk hidup menyatu antara yang menempel dan yang ditempeli.
  • 3. Terminologi Transplantasi menurut istilah kedokteran berarti usaha memindahkan sebagian dari bagian tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Atau, upaya medis untuk memindahkan sel, jaringan (kumpulan sel-sel), atau organ tubuh dari donor kepada resipien. Donor ialah individu dari mana jaringan atau organ diambil untuk ditanam di tempat lain. Donor ada dua macam: living donor dan cadaver donor. Living donor terdiri dari orang-orang yang masih hidup dan sewaktu-waktu bersedia untuk diambil salah satu organnya. Pada cadaver donor organ diambil dari donor pada waktu menjelang kematian atau pada waktu tepat sesudah kematian. Resipien ialah individu yang menerima jaringan atau organ yang ditransplantasikan.
  • 4. Pembagian Tranplantasi Dari segi jenis transplantasi yang dipakai : 1. Transplantasi jaringan, misal: cornea mata. 2. Transplantasi organ, seperti pencangkokan ginjal, jantung dsb. Dari segi hubungan genetik antara donor-resipien: 1. Autotransplantasi, dimana resipien dan donor adalah satu individu. 2. Homotransplantasi = Allotransplantasi, dimana resipien dan donor adalah individu yang sama jenisnya. 3. Heterotransplantasi = Xenotransplantasi, dimana resipien dan donor adalah dua individu yang berbeda jenis, misalnya transplantasi jaringan atau organ dari binatang ke manusia.
  • 5. Tujuan Transplantasi Transplantasi pada dasarnya bertujuan: 1. Kesembuhan dari suatu penyakit, misalnya kebutaan, rusaknya jantung dan ginjal, dsb. 2. Pemulihan kembali fungsi suatu organ, jaringan atau sel yang telah rusak atau mengalami kelainan, tapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis, ex. bibir sumbing Ditinjau dari segi tingkatan tujuannya, ada “tingkat dihajatkan” dan ada “tingkat dharurat”. 1. Tingkat dihajatkan yaitu transplantasi semata-mata pengobatan dari sakit atau cacat yang kalau tidak dilakukan dengan pencangkokan tidak akan menimbulkan kematian, seperti transplantasi cornea mata dan bibir sumbing. 2. Tingkat dharurat yaitu transplantasi sebagai jalan terakhir yang kalau tidak dilakukan akan menimbulkan kematian, seperti transplantasi ginjal, hati dan jantung.
  • 6. Meskipun pencangkokan organ tubuh belum dikenal pada masa Nabi Saw, namun “operasi” yang menggunakan organ buatan atau palsu sudah dikenal, sebagaimana diriwayatkan Imam Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdurrahman bin Tharfah (Sunan Abu Dawud, hadits. no.4232) “bahwa kakeknya ‘Arfajah bin As’ad pernah terpotong hidungnya pada perang Kulab, lalu ia memasang hidung (palsu) dari logam perak, namun hidung tersebut mulai membau (membusuk), maka Nabi saw. menyuruhnya untuk memasang hidung (palsu) dari logam emas”. Imam Ibnu Sa’ad dalam Thabaqatnya (III/58) juga telah meriwayatkan dari Waqid bin Abi Yaser bahwa ‘Utsman (bin ‘Affan) pernah memasang mahkota gigi dari emas, supaya giginya lebih kuat (tahan lama).
  • 7. HUKUM TRANSPLATASI Transplantasi ada yang berbentuk: Pertama : Penanaman jaringan/organ tubuh yang diambil dari tubuh yang sama. Kedua : Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu lain yang dirinci lagi menjadi dua persoalan yaitu: A). Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu orang lain baik yang masih hidup maupun sudah mati, dan B). Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu binatang baik yang tidak najis/halal maupun yg najis/haram. Masalah pertama yaitu seperti praktek transplantasi kulit dari suatu bagian tubuh ke bagian lain dari tubuhnya yang terbakar atau dalam kasus transplantasi penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah jantung dengan mengambil pembuluh darah pada bagian kaki. Masalah ini hukumnya adalah boleh berdasarkan analogi (qiyas) diperbolehkannya seseorang untuk memotong bagian tubuhnya yang membahayakan keselamatan jiwanya karena suatu sebab. Masalah kedua yaitu penanaman jaringan/organ yang diambil dari orang lain. Persoalannya jika jaringan/organ tersebut diambil dari orang lain yang masih hidup, maka ada 2 kasus:
  • 8. Kasus Pertama: Penanaman jaringan/organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian donaturnya bila diambil. Misal: jantung, hati dan otak. Hukumnya tidak boleh. QS. al-Baqarah:195, al-Nisa`: 29, al-Maidah: 2, tentang larangan menyiksa ataupun membinasakan diri sendiri serta bersekongkol dalam pelanggaran. ْ‫ِةَِةَ كُلْ * ِ َكُ * ِ ِةَ * ِ * ِ ْهّ ِةَ َكُ كُلْ َكُ * ِأكُلْ * ِ َكُ كُلْ * ِِةَ الْهّ كُلَْكُ ِةَ * ِ ِةَ ِةَقَكَُكُ ِةَ كُلْ َكُ ِةَ َكُ كُل‬ ‫• وأنفقاوا ف ي سبليل اَلل وال تلقاوا ب ِةَكيدكيكم إل ى َتهلكة * وال ت كُلَْتلاوا أنفسكم‬ ِ * ِ * َ‫كُلْ * ِ ِةَ كُلْ َكُ كُلْ ِة‬ ‫• وتعواوناوا عل ى البِر ِةَ َتقكُلْاو ى وال تعواوناوا عل ى الثم والعدوان‬ َ‫ِةَ ِةَ ِةَ ِةََكُ ِةَِةَ كُلْ * ِ َو ّ والْهّ ِةَ ِةَ ِةَ ِةَ ِةَ َكُ ِةَِة‬ Kasus kedua: Penanaman jaringan/organ yang diambil dari orang lain yang masih hidup yang tidak mengakibatkan kematiannya seperti, organ tubuh ganda diantaranya ginjal atau kulit atau dapat juga dikategorikan disini praktek donor darah. Pada dasarnya masalah ini diperbolehkan selama memenuhi persyaratannya yaitu: 1. Tidak membahayakan kelangsungan hidup yang wajar bagi donatur jaringan/organ. Karena kaidah hukum Islam menyatakan bahwa suatu bahaya tidak boleh dihilangkan dengan resiko mendatangkan bahaya serupa/sebanding. 2. Hal itu harus dilakukan oleh donatur dengan sukarela tanpa paksaan dan tidak boleh diperjualbelikan. 3. Boleh dilakukan bila memang benar-benar transplantasi sebagai alternatif peluang satu-satunya bagi penyembuhan penyakit pasien dan benar-benar darurat. 4. Boleh, bila peluang keberhasilan transplantasi tsb sangat besar.
  • 9. Transplantasi Organ Tubuh (( ‫زرع ال عضــاء‬ Transplantasi Organ Dari Donor Yg Masih Hidup Syara’ membolehkan seseorang di saat hidupnya dengan sukarela untuk menyumbangkan organ tubuhnya kepada orang lain yang membutuhkan, seperti tangan atau ginjal. Ketentuan itu dikarenakan adanya hak bagi seseorang untuk mengambil diyat (tebusan), atau memaafkan orang lain yang misalnya telah memotong tangannya atau mencongkel matanya. Memaafkan qishash itu hakekatnya adalah tindakan menyumbangkan diyat. QS. al-Baqarah: 178 ‫فمن عف ي له من أخليه ش يء فواتبواع بوالمعِروف وأداء إِةَليه بإحسوان‬ ٍ َ‫ِةَ ِةَ كُلْ َكُ * ِ ِةَ ِةَ َكُ * ِ كُلْ ِةَ * ِ * ِ ِةَ كُلْ ٌ ِةَ َو ّ ِةَ ٌ * ِ كُلْ ِةَ كُلْ َكُ * ِ ِةَِةَ ِةَ ٌ * ِلكُلْ * ِ * ِ* ِ كُلْ ِة‬ Syaratnya: organ yang disumbangkan bukan merupakan organ vital yang menentukan kelangsungan hidup pihak penyumbang, seperti jantung, hati, dan kedua paru-paru yang bisa mengakibatkan kematian pihak penyumbang. QS. al-Nisa`: 29 ‫وال ت كُلَْتلاوا أنفسكم‬ ْ‫ِةَ ِةَقَكَُكُ ِةَ كُلْ َكُ ِةَ َكُ كُل‬
  • 10. Masalah penanaman jaringan/organ tubuh yang diambil dari orang mati. Organ/jaringan yang akan ditransfer tersebut dirawat dan disimpan dengan cara khusus agar dapat difungsikan. Berbagai hasil muktamar dan fatwa lembaga-lembaga Islam internasional yang berkomperten membolehkan praktek transplantasi jenis ini diantaranya konferensi OKI (Malaysia, April 1969 M ) dengan ketentuan kondisinya darurat dan tidak boleh diperjualbelikan, Lembaga Fikih Islam dari Liga Dunia Islam (Mekkah, Januari 1985 M.), Majlis Ulama Arab Saudi (SK. No.99 tgl. 6/11/1402 H.) dan Panitia Tetap Fawa Ulama dari negara-negara Islam seperti Kerajaan Yordania, dengan ketentuan harus memenuhi persyaratan: 1. harus dengan persetujuan orang tua mayit. 2. hanya bila dirasa benar-benar memerlukan dan darurat. 3. Bila tidak darurat dan keperluannya tidak mendesak, maka harus memberikan imbalan pantas kepada ahli waris donatur (tanpa transaksi dan kontrak jual-beli).
  • 11. Alasan mereka membolehkannya berdasarkan pada: a. Ayat al-Qur’an yang membolehkan mengkonsumsi barangbarang haram dalam kondisi benar-benar darurat. (QS. AlBaqarah:173, Al-Maidah:3, Al-An’am:119,145) b. Anjuran al-Quran untuk merawat dan meningkatkan kehidupan (QS. Al-Maidah: 32) c. Ayat-ayat tentang keringanan & kemudahan dalam Islam. QS. al-Baqarah:185, al-Nisa`:28 ‫, يريد اَلل أن يخفف عَنكم وخلق النس ان ضعفيف ا‬ ً‫ ُ فيِ ُ هّ عَ َسْ ُ عَ َفّ عَ ع َسْ ُ َسْ عَ ُفيِ عَ َسْ عَ ُ عَ فيِ ا‬ ُ al-Maidah:6, al-Hajj:78 ‫وم ا جعل ععَفيكم ف ي الدين من حرج‬ ٍ َ‫عَ عَ عَ عَ عَ عَلَسْ ُ َسْ فيِ َفّ فيِ فيِ َسْ عَ ع‬ d. Hal itu sebagai amal jariyah bagi donatur yang telah mati dan sangat berguna bagi kemanusiaan. e. Allah sangat menghargai dan memuji orang-orang yang berlaku ‘itsaar’ tanpa pamrih dan dengan tidak sengaja membahayakan dirinya atau membinasakannya. f. Kaedah-kaedah umum hukum Islam yang mengharuskan dihilangkannya segala bahaya ‫.الضرر يزال‬ g. “Prinsip: maslahat orang yang hidup lebih didahulukan.” Ada pula kaedah “hurmatul hayyi a’dhamu min hurmatil mayyiti” (kehormatan orang hidup lebih besar keharusan pemeliharaan nya daripada yang mati)
  • 12. Ada juga pendapat yang mengatakan mendonorkan organ tubuh dari manusia yang sudah meninggal hukumnya haram. Dalilnya: Kesucian tubuh manusia, setiap bentuk agresi atas tubuh manusia merupakan hal yang terlarang. Diantara hadisnya: ‫كسر عظم المفيت ككسره حفي ا‬ Memecah tulang orang yang meninggal seperti memecah tulangnya ketika masih hidup (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albany) Sementara mengambil jantung dan ginjal misalnya lebih besar perkaranya dari hanya sekedar memecah tulang. Tubuh manusia adalah amanah. Hidup, diri, dan tubuh manusia pada dasarnya bukanlah milik manusia tapi merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga,karena itu manusia tidak memiliki hak untuk mendonorkan nya kepada orang lain. Tubuh manusia tidak boleh diperlakukan sebagai benda material semata; tubuh manusia bukanlah benda material semata yang dapat dipotong dan dipindahpindahkan.
  • 13. Masalah penanaman jaringan/organ yang diambil dari tubuh binatang, ada dua kasus yaitu: Kasus Pertama: Binatang tersebut tidak najis/halal, seperti binatang ternak (sapi, kerbau, kambing ). Dalam hal ini tidak ada larangan bahkan diperbolehkan dan termasuk dalam kategori obat yang mana kita diperintahkan Nabi untuk mencarinya bagi yang sakit. Kasus Kedua: Binatang tersebut najis/ haram seperti babi atau bangkai binatang dikarenakan mati tanpa disembelih secara islami terlebih dahulu. Dalam hal ini tidak dibolehkan kecuali dalam kondisi yang benar-benar gawat darurat, dan tidak ada pilihan lain. Dalam sebuah riwayat atsar disebutkan: “Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, namun janganlah berobat dengan barang haram.” Dalam kaedah fiqh disebutkan “al-Dharurat Tubih al-Mahdhuraat” (darurat membolehkan pemanfaatan hal yang haram) atau kaedah “al-Dhararu Yuzaal” (Bahaya harus dihilangkan) yang mengacu surat Al Maidah: 3. “al-Dharurat Tuqaddar Biqadarihaa” (Pertimbangan kondisi darurat harus dibatasi sekedarnya).
  • 14. CATATAN UNTUK TRANSPLANTASI YANG DIBOLEHKAN Dari segi RESIPIEN (Reseptor) harus diperhatikan skala prioritas dan pertimbangan dalam memberikan donasi organ atau jaringan seperti tingkat moralitas, mental, perilaku dan track record yang menentramkan lingkungan serta baik bagi dirinya dan orang lain. (QS. al-Hujurat: 1, Ali Imran: 28, alMumtahanah: 8), peranan, jasa atau kiprahnya dalam kehidupan umat (QS. Shaad: 28), hubungan kekerabatan dan tali silatur rahmi ( QS. Al Ahzab: 6), tingkat kebutuhan dan kondisi gawat daruratnya dengan melihat persediaan. Adapun dari segi DONOR juga harus diperhatikan berbagai pertimbangan skala prioritas yaitu ; 1. menanam jaringan/organ imitasi buatan bila memungkinkan secara medis. 2. Mengambil jaringan/organ dari tubuh orang yang sama selama memungkinkan karena dapat tumbuh kembali seperti, kulit dan lainnya. 3. Mengambil dari organ/jaringan binatang yang halal, adapun binatang lainnya dalam kondisi gawat darurat dan tidak ditemukan yang halal. 4. Mengambil dari tubuh orang yang mati dengan ketentuan seperti penjelasan di atas. 5. Mengambil dari tubuh orang yang masih hidup dengan ketentuan seperti diatas disamping orang tersebut adalah mukallaf ( baligh dan berakal ) harus berdasarkan kesadaran, pengertian, suka rela dan tanpa paksaan. 6. Disamping itu donor harus sehat mental dan jasmani yang tidak mengidap penyakit menular serta tidak boleh dijadikan komoditas.
  • 15. Fatwa DR. Yusuf Qardhawi Kebolehan mendonorkan sebagian organ tubuh itu bersifat muqayyad (bersyarat). Maka seseorang tidak boleh mendonorkan sebagian organ tubuhnya yang justru akan menimbulkan dharar, kemelaratan, dan kesengsaraan bagi dirinya atau bagi seseorang yang punya hak tetap atas dirinya. Oleh sebab itu, tidak diperkenankan seseorang mendonorkan organ tubuh yang cuma satu-satunya dalam tubuhnya, misalnya hati atau jantung, karena dia tidak mungkin dapat hidup tanpa adanya organ tersebut; dan tidak diperkenankan menghilangkan dharar dari orang lain dengan menimbulkan dharar pada dirinya. Maka kaidah syar'iyah yang berbunyi Dharar (bahaya, kesengsaraan) harus dihilangkan, dibatasi oleh kaidah lain berbunyi: Dharar itu tidak boleh dihilangkan dengan menimbulkan dharar pula. Para ulama ushul menafsirkan kaidah tersebut dengan pengertian: tidak boleh menghilangkan dharar dengan menimbulkan dharar yang sama atau yang lebih besar daripadanya. Karena itu tidak boleh mendermakan organ tubuh bagian luar, seperti mata, tangan, dan kaki. Karena yang demikian itu adalah menghilangkan dharar orang lain dengan menimbulkan dharar pada diri sendiri yang lebih besar, sebab dengan begitu dia mengabaikan kegunaan organ itu bagi dirinya dan menjadikan buruk rupanya. Begitu pula halnya organ tubuh bagian dalam yang berpasangan tetapi salah satu dari pasangan itu tidak berfungsi atau sakit, maka organ ini dianggap seperti satu organ.
  • 16. Fatwa MUI Pusat Hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa SeIndonesia III 1430H/2009M di Padang Panjang 24-26 Januari 2009. Diantaranya: Fatwa Bank Mata Dan Organ Tubuh Lain. 1- Hukum melakukan transplantasi kornea mata kepada orang yang membutuhkan adalah boleh apabila sangat dibutuhkan dan tidak diperoleh upaya medis lain untuk menyembuhkannya 2- Pada dasarnya, seseorang tidak mempunyai hak untuk mendonorkan anggota tubuhnya kepada orang lain karena ia bukan pemilik sejati atas organ tubuhnya. Akan tetapi karena untuk kepentingan menolong orang lain, dibolehkan dan dilaksanakan sesuai wasiat. 3- Orang yang hidup haram mendonorkan kornea mata atau organ tubuh lainnya kepada orang lain. 4- Orang boleh mewasiatkan untuk mendonorkan kornea matanya kepada orang lain, dan diperuntukkan bagi orang yang membutuhkan dengan niat tabarru' (prinsip sukarela dan tidak tujuan komersial). 5- Bank mata dibolehkan apabila proses pengambilan dari donor pemanfataannya kembali sesuai dgn aturan syariah.
  • 17. Sekian Terima Kasih