SE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerahinfosanitasi
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 660/4919/SJ, 2012 etentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi infosanitasi
Pelaksanaan Aktivitas Kunci Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tentang Pengelolaan Program PPSP di daerah
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor SanitasiJoy Irman
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi menjelaskan mengenai permasalahan yang dihdapi dalam mengakses pendanaan, sumber pendanaan yang potensial diakses untuk pembangunan sanitasi. Juga diuraikan mengenai sumber-sumber pendanaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, sektor swasta, dll.
Kebijakan Umum Pelaksanaan Program sAIIG, Hibah Sanitasi dari Australia-Indon...infosanitasi
Kebijakan Umum Pelaksanaan Program sAIIG, Hibah (Grant) Pemerintah Australia-kepada Pemerintah Daerah dalam rangka pembiayaan sanitasi (air limbah dan persampahan),
SE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerahinfosanitasi
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 660/4919/SJ, 2012 etentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi infosanitasi
Pelaksanaan Aktivitas Kunci Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tentang Pengelolaan Program PPSP di daerah
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor SanitasiJoy Irman
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi menjelaskan mengenai permasalahan yang dihdapi dalam mengakses pendanaan, sumber pendanaan yang potensial diakses untuk pembangunan sanitasi. Juga diuraikan mengenai sumber-sumber pendanaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, sektor swasta, dll.
Kebijakan Umum Pelaksanaan Program sAIIG, Hibah Sanitasi dari Australia-Indon...infosanitasi
Kebijakan Umum Pelaksanaan Program sAIIG, Hibah (Grant) Pemerintah Australia-kepada Pemerintah Daerah dalam rangka pembiayaan sanitasi (air limbah dan persampahan),
Pokok-Pokok Kebijakan Hubungan Keuangan Pusat dan daerah dalam Pelaksanaan PN...Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Yusrizal Ilyas (Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah, Direktorat jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan) pada Lokakarya Nasional PNPM Mandiri Perkotaan di Jakarta 9-11 Februari 2012
Strategi dan Kebijakan Advokasi Sanitasiinfosanitasi
Strategi dan kebijakan advokasi sanitasi ke berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) seperti Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, juga ke DPRD, swasta dan kelompok masyarakat.Disajikan oleh Direktur Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan.
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi PermukimanJoy Irman
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman, Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Pedoman ini membantu Kelompok Kerja Sanitasi (Pokja) dan Fasilitator dalam melaksanakan pembangunan sanitasi, mulai dari persiapan pelaksanaan, pelaksanaan pembangunan, operasional dan pemeliharaan, dan monitoring & evaluasi.
Pembiayaan dan Pendanaan Sanitasi PermukimanJoy Irman
Pembiayaan dan Pendanaan Sanitasi Permukiman, mencakup air limbah, persampahan dan drainase. Mengulas mengenai Aspek Fiskal, Pembiayaan dan Aset Daerah, dan pembiayaan lembaga pengelola sarana prasarana sanitasi.
Penggalangan Komitmen atas Program dan Kegiatan SanitasiJoy Irman
Penggalangan Komitmen Bersama atas Program dan Kegiatan Sanitasi, yaitu kesepakatan multi-pihak (Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota), multi-sektor (air limbah, persampahan, drainase, dan kesehatan), dan multi-tahun.
Jejak dan Langkah Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Mem...Oswar Mungkasa
berisi penjelasan ringkas pencapaian Pokja AMPL dalam kurun waktu 2002-2010 sebagai bagian dari pertanggungjawaban publik Pelaksana Harian Pokja AMPL Periode 2002-2010.
Pokok-Pokok Kebijakan Hubungan Keuangan Pusat dan daerah dalam Pelaksanaan PN...Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Yusrizal Ilyas (Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah, Direktorat jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan) pada Lokakarya Nasional PNPM Mandiri Perkotaan di Jakarta 9-11 Februari 2012
Strategi dan Kebijakan Advokasi Sanitasiinfosanitasi
Strategi dan kebijakan advokasi sanitasi ke berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) seperti Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, juga ke DPRD, swasta dan kelompok masyarakat.Disajikan oleh Direktur Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan.
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi PermukimanJoy Irman
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman, Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Pedoman ini membantu Kelompok Kerja Sanitasi (Pokja) dan Fasilitator dalam melaksanakan pembangunan sanitasi, mulai dari persiapan pelaksanaan, pelaksanaan pembangunan, operasional dan pemeliharaan, dan monitoring & evaluasi.
Pembiayaan dan Pendanaan Sanitasi PermukimanJoy Irman
Pembiayaan dan Pendanaan Sanitasi Permukiman, mencakup air limbah, persampahan dan drainase. Mengulas mengenai Aspek Fiskal, Pembiayaan dan Aset Daerah, dan pembiayaan lembaga pengelola sarana prasarana sanitasi.
Penggalangan Komitmen atas Program dan Kegiatan SanitasiJoy Irman
Penggalangan Komitmen Bersama atas Program dan Kegiatan Sanitasi, yaitu kesepakatan multi-pihak (Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota), multi-sektor (air limbah, persampahan, drainase, dan kesehatan), dan multi-tahun.
Jejak dan Langkah Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Mem...Oswar Mungkasa
berisi penjelasan ringkas pencapaian Pokja AMPL dalam kurun waktu 2002-2010 sebagai bagian dari pertanggungjawaban publik Pelaksana Harian Pokja AMPL Periode 2002-2010.
PERCIK merupakan media informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang diterbitkan oleh Kelompok Kerja AMPl (POKJA AMPL) setiap 3 bulan. Diterbitkan pertama kali tahun 2003.
Prosiding Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) AwardOswar Mungkasa
Penghargaan AMPL diberikan kepada pemangku kepentingan yang dianggap berjasa dan menunjukkan prestasi kerja yang membanggakan serta memberi kontribusi signifikan bagi pembangunan AMPL
Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia. Peluang dan Tan...Oswar Mungkasa
Disampaikan oleh Nugroho Tri Utomo (Direktorat Permukiman dan Perumahan Bappenas) pada Pelatihan Fasilitator Pembangunan AMPL di Surabaya 21-25 Juni 2010
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Renan J. Indra S.
pada Lokakarya Nasional Realisasi Hak Atas Tanah dan Rumah bagi Masyarakat di Daerah Tertinggal
Jakarta 15 Januari 2014
Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di Daerahinfosanitasi
Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di Daerah menjelaskan mengenai organisasi, struktur dan tata kerja Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Disajikan oleh Direktur Penataan Perkotaan, Kementrian Dalam Negeri
Similar to Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (WASPOLA) 1998/2003-2004/2008 (20)
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
pembangunan terkesan memanfaatkan tanah pertanian yang ditengarai dapat mengurangi produksi pangan. dengan demikian, dibutuhkan upaya yang masif agar pengalihan lahan pertanian tidak terjadi tanpa pengendalian.
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
perkotaan mengalami banyak masalah disebabkan demikian intensifnya penggunaan moda kendaraan bermotor. sudah saatnya melirik alternatif lain yang lebih berkelanjutan yaitu moda berjalan kaki dan bersepeda
selama ini skema yang diperkenalkan adalah 3 R (Reuse, Reduce Recycle) kemudian dengan berkembangnya konsep ekonomi sirkuler maka berkembang pula skema lebih baru yang dikenal sebagai upcycling.
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
The implementation of green infrastructure (GI) in Indonesia accelerated by public awareness of the importance of conservation of natural resources and ecosystems. One of the Indonesian government’s efforts to apply the principles of GI in urban areas in a structured and massive manner is through the Green City Development Program (P2KH) Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR). The approach taken is Green Planning and Design, Green Open Space, Green Energy, Green Water, Green Waste, Green Building, Green Transportation, Green Community. The city that is the case study for discussion is Jakarta. Jakarta Smart City, Green Buildings, Urban Agriculture, and Child Friendly Integrated Public Space (RPTRA) are programs that successfully implemented. The implementation GI program easily accepted if based on the community.
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
artikel ini didasarkan pada kenyataan bahwa tata kelola kolaboratif telah diadopsi dalam hampir seluruh dokumen pebangunan di Indonesia namun dalam kenyataannya masih belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. untuk itu, makalah ini mencoba memetakan kondisi yang ada berdasar pada pembelajaran maupun studi kasus pelaksanaan SDGs di indonesia. kemudian memberikan pilihan langkah strategis dalam uaya memperkuat tata kelola kolaboratif di indonesia
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
oleh Oswar Mungkasa
FGD Daring Optimalisasi Peran, Fungsi dan Pelayanan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP-TAPERA) bagi Penerima Manfaat Paska
Housing and Urban Development Institute
Jakarta, 24 Juni 2020
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
disiapkan sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan keterbukaan informasi publik
Kolobarasi yang berkelanjutan adalah kunci
mewujudkan Ketahanan Kota Jakarta”
Oswar M. Mungkasa
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
Collaborative approach in solving issues of Jakarta to build resilience
Oswar Mungkasa (Former Chief Resilient Officer of Jakarta 100 Resilient Cities Program)
Advocacy Forum on Giving Inputs to the Implementation of the New Urban Agenda in Myanmar - CORDAID Yangon, 22nd January 2020
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
Tulisan ini disiapkan untuk memeriahkan ajang NTU (Nugroho Tri Utomo) Writing Contest for Water and Sanitation 2019 bertema Menuntaskan Akses Sanitasi dan Air Minum Aman Berkelanjutan 2024 yang diselenggarakan oleh Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).
ORDER https://wa.me/6282186148884 , Pelita Mas adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri Beton dan Paving Block. Paving Untuk Taman, Pelita Mas Paving Block, Pengunci Paving, Pengunci Paving Block, Pinggiran Paving.
Temukan keindahan luar biasa dalam taman paving kami yang eksklusif. Dengan desain yang elegan dan tahan lama, taman paving kami menciptakan ruang luar yang memikat. Pilihlah kualitas terbaik untuk keindahan yang abadi. Jual taman paving, wujudkan taman impian Anda hari ini!
Kami melayani pengiriman ke area Kota Malang dan Kota Batu. Kami Juga melayani Berbagai Macam Pemesanan Genteng Beton dan Paving Block dalam jumlah Besar untuk keperluan Perumahan, Perkantoran, Villa, Gedung, Pembangunan Kampus, Masjid, dan lainnya.
Produk yang kami produksi terdiri dari :
1. Genteng Beton Multiline
2. Genteng Beton Urat Batu
3. Genteng Beton Royal
4. Genteng Beton Vertical
5. Wuwung Genteng
6. Paving ukuran 20x20, 10,5x21, Diagonal
7. Kanstin dan Topi Uskup
8. Pagar Panel
9. Paving Corso 50x50
10. Paving Grass Block Lubang
Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan, hubungi :
Pabrik Genteng Beton dan Paving Pelita Mas
Jl Raya Tlogowaru No 41, Tajinan, Kedungkandang, Malang
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Lokasi Pabrik kami
https://maps.app.goo.gl/bmDrQ87yF6gQvHnf8
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (WASPOLA) 1998/2003-2004/2008
1. WASPOLA
Water Supply And Sanitation Policy
Formulation and Action Planning Project
1998/2003-2004/2008
Kerjasama Pemerintah RI, AusAID, dan WSP-EAP/World Bank
2. Identitas Proyek
Water Supply And Sanitation POLicy Formulation and
Action Planning Project = Proyek Penyusunan Kebijakan dan
Rencana Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Merupakan kerjasama Pemerintah Indonesia, Pemerintah
Australia (AusAID), dan Bank Dunia (WSP-EAP).
Sekretariat WASPOLA dibentuk untuk mendukung Kelompok
Kerja dalam penyusunan kebijakan dan kegiatan lain yang
terkait
Periode pertama 1998-2003, periode kedua 2004-2008
Fokus periode pertama: formulasi Kebijakan Nasional AMPL
Berbasis Masyarakat
Fokus periode kedua: implementasi Kebijakan Nasional AMPL
Berbasis Masyarakat dan Formulasi Kebijakan AMPL Berbasis
Lembaga
3. WASPOLA 2: Organisasi Proyek
NATIONAL GoI
GOVERNMENT Ministries & Cabinet AusAID World Bank
CPC* WSP-EAP
Working WASPOLA
Other ESAs
Group* Secretariat
Consultants,
NGOs, etc
CITY & DISTRICT Walikota /
Bupati
GOVERNMENT
Other agencies
BAPPEDA & Legislative
Assemblies
C O M M U N I T I E S
* Inter-ministerial, chaired by BAPPENAS; members may include Ministries of Health, Home Affairs, Kimpraswil, Finance and Environment
4. Kelompok Kerja WASPOLA
Bappenas
Departemen Dalam
Negeri (Ditjen
Bangda dan PMD)
Departemen
Pekerjaan Umum
(Ditjen Cipta Karya)
Departemen
Kesehatan
Departemen
Keuangan
Kementrian
Lingkungan Hidup
5. Pada level pemerintah pusat, departemen terkait dengan masalah
pembangunan sektor air minum adalah[1]:
Bappenas yang bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan kegiatan di pusat
Departemen Pekerjaan Umum yang bertanggungjawab dalam penyediaan bantuan
teknis dan standar
Departemen Dalam Negeri yang bertanggungjawab dalam monitoring dan evaluasi,
koordinasi dengan pemerintah daerah, penyediaan panduan dalam masalah tariff,
standar pelayanan, serta informasi
Departemen Kesehatan yang bertanggungjawab dalam pengawasan kualitas air
Kementrian Lingkungan Hidup yang bertanggungjawab dalam pemberian panduan
dan pengawasan kualitas buangan ke dalam badan air
Departemen Keuangan yang bertanggungjawab dalam pemberian kredit kepada
PDAM dan investasi
Departemen perindustrian yang bertanggungjawab dalam kontrol pencemaran air
Departemen pertanian yang bertanggungjawab dalam kontrol pencemaran air
Biro Pusat Statistik yang bertanggungjawab dalam sensus dan pengumpulan data
[1] Annex IV.2 Principal Agencies involved in policy formulation and implementation. Indonesia Averting an Infrastructure Crises. World Bank 2004
6. Latar Belakang Diperlukannya Kebijakan?
Inefektif dan inefisiennya investasi sektor AMPL
Air hanya dipandang sebagai benda sosial dan belum
dipandang sebagai benda ekonomi
Kemampuan pemerintah semakin terbatas
Belum tersedianya kebijakan dan UU mengenai
peranserta dalam pembangunan AMPL
Penyehatan lingkungan belum mendapat perhatian
dan prioritas
Variasi prinsip/konsep/pendekatan pembangunan
AMPL di tingkat masyarakat dari berbagai pelaku
7. Masalah yang Dihadapi
Rendahnya akses terhadap pelayanan air minum
dan penyehatan lingkungan
Agenda perubahan kebijakan yang belum selesai
Terbatasnya kapasitas untuk pelaksanaan
kebijakan
Belum tersedianya data yang layak dan terpercaya
8. Tujuan WASPOLA2
Umum
Untuk meningkatkan akses masyarakat Indonesia,
terutama masyarakat miskin, terhadap pelayanan
air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL)
yang layak
Khusus
Untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah Indonesia
dalam melaksanakan kebijakan dan meneruskan
proses perubahan kebijakan sektor AMPL,
mendorong penerapan pendekatan tanggap
kebutuhan dan partisipatif
9. Struktur Komponen
Komponen kegiatan WASPOLA2
Pelaksanaan Kebijakan (Policy
Implementation)
Perubahan Kebijakan (Policy Reform)
Manajemen Pengetahuan (Knowledge
Management)
Koordinasi dan Pengelolaan Proyek
(Project Management)
10. Komponen 1:
Pelaksanaan Kebijakan
Tujuan khusus
Untuk memfasilitasi, mendukung, dan
meningkatkan kapasitas Pemerintah Indonesia
dalam pelaksanaan dan pemantauan kebijakan
AMPL dengan berfokus pada
(a) operasionalisasi pelaksanakan kebijakan di
tingkat daerah; dan
(b) menyiapkan strategi dan rencana kegiatan
nasional.
11. Komponen 2:
Perubahan Kebijakan
Tujuan khusus
Untuk memfasilitasi, mendukung, dan
meningkatkan kapasitas Pemerintah Indonesia
dalam melaksanakan perubahan kebijakan
AMPL yang sedang berjalan dengan fokus
pada
(a) penyehatan lingkungan dan
(b) pengelolaan air minum oleh lembaga
formal.
12. Komponen 3:
Knowledge Management
Tujuan khusus
Untuk memperkuat kapasitas untuk
mengumpulkan, analisa, dan diseminasi
informasi sektor AMPL bagi pengambil
keputusan, lembaga donor, konsumen, dan
pemegang andil lain melalui kegiatan pelatihan.
13. Komponen 4:
Manajemen Proyek dan Koordinasi
Tujuan khusus
Untuk mengelola dan mengkoordinasikan
kegiatan proyek sesuai dengan kebutuhan
mitra proyek dan untuk menyediakan dukungan
dalam sektor AMPL bagi AusAID dan Grup
Bank Dunia, termasuk WSP secara
keseluruhan.
14. WASPOLA 2 : Kaitan Antar Komponen
Policy Implementation Policy Reform Knowledge Management
Draft National Policy Draft National Policy
Case Studies
Document Document
Identification of
National Strategies Analysis Lessons Learned
Implementation at
Local Level
Revision
Dissemination
Analysis of
Experience
Implementation Data and Information
FIELD TRIAL
Design
Dissemination
Implementation
Evaluation
TRAINING
15. Bagaimana WASPOLA2 Membantu Pemerintah Indonesia dalam
Pembangunan AMPL (Umum)
Pelaksanaan Kebijakan
Pengembangan strategi dan pelaksanaan kebijakan di
tingkat nasional
Komunikasi/diseminasi kpd semua tingkatan termasuk
pembuat keputusan
Dampingan pelaksanaan kebijakan tingkat propinsi
Dampingan pelaksanaan kebijakan di kabupaten/kota
TA adopsi kebijakan pada proyek terkait : CWSHP,
Pamsimas, WSLIC/WES-Unicef
Layanan penguatan kapasitas Kelompok Kerja AMPL
16. Bagaimana WASPOLA2 Membantu Pemerintah Indonesia dalam
Pembangunan AMPL (Umum)
Perubahan Kebijakan
Membawakan implikasi tingkat pelayanan
(MDGs)
Mencakup berbasis lembaga dan meningkatkan
perhatian pada persampahan, limbah, dan
lingkungan hidup
Melanjutkan perbaikan kebijakan
17. Bagaimana WASPOLA2 Membantu Pemerintah Indonesia dalam
Pembangunan AMPL (Umum)
Peningkatan Kapasitas
Pemberdayaan masyarakat
Meningkatkan peran perempuan
Pelatihan fasilitator
Bantuan teknis kepada daerah
Bantuan teknis kepada kelompok kerja AMPL
18. Bagaimana WASPOLA2 Membantu Pemerintah Indonesia dalam
Pembangunan AMPL (Umum)
Manajemen Pengetahuan
Memperkuat ketersediaan data/informasi
Membuka akses pada data/informasi serta
mendiseminasikannya secara luas
21. Implementasi Kebijakan
Pencapaian 1
Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat telah diadopsi
oleh 49 kabupaten di 9 propinsi
Terbentuk kelompok kerja (Pokja AMPL) di 9 propinsi, dan 49 kabupaten
Sebagian besar propinsi dan kabupaten yang difasilitasi telah memiliki
dokumen perencanaan strategis AMPL (RENSTRA AMPL), baik dalam kondisi
final, maupun draft final
Renstra menjadi acuan pembangunan AMPL di Daerah (melalui Dinas terkait)
Renstra menjadi input dalam RPJMD
Renstra alat ungkit untuk mendorong pencapaian MDGs
Program peningkatan kapasitas merupakan kegiatan menerus yang dilakukan
oleh Kelompok Kerja Nasional kepada daerah. Pembiayaan kegiatan ini
dilakukan secara bersama oleh pusat, daerah, dan proyek WASPOLA
Bantuan teknis dan monitoring kepada kabupaten/propinsi diberikan oleh
Kelompok Kerja Nasional
22. Perkembangan WASPOLA sampai saat ini
Pencapaian 2
Jumlah daerah dampingan
Tahun 2003 : 4 kab Kab/Kota : 49
Tahun 2004 : 7 kab Prop: 9
Tahun 2005 : 7 kab + 14 kab/kota = 21 kab/kota
Tahun 2006 : 14 kab + 25 kab/kota
Tahun 2007: 13 Kabupaten (inisiatif sendiri)
Jumlah kelompok kerja AMPL daerah 49 kabupaten
Jumlah daerah melakukan diseminiasi 49 kab
kebijakan 9 propinsi
Daerah yang melakukan identifikasi isu dan 49 kabupaten
masalah AMPL
Daerah yang menyusun Renstra AMPL
Final dan telah ditindak lanjuti dalam program 14
Draft 10
Persiapan 25
23. Daftar daerah mitra WASPOLA
Pencapaian 3
1. Sumatera Barat: Kab.Solok, Sw.Lunto Sijunjung, Payakumbuh,
Tanah Datar, Pesisir Selatan, Kt.Bukittinggi
2. Bangka Belitung: Kab.Bangka Selatan, Bangka, Bangka Barat,
Kt.Pangkal Pinang
3. Banten: Kab.Lebak, Pandeglang, Serang, Tanggerang,
Kt.Tanggerang, Cilegon
4. Jawa Tengah: Kab.Kebumen, Pekalongan, Grobogan, Cilacap,
Pemalang, Purbalingga, Brebes
5. NTB: Kab.Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu,
Bima, Lombok Tengah
6. Gorontalo: Kab.Gorontalo, Bone Bolango, Pahuwato, Boalemo,
Kt.Gorontalo
7. Sulawesi Selatan: Kab.Pangkep, Selayar, Takalar, Wajo,
Soppeng, Gowa, Jeneponto
8. Sulawesi Tenggara: Kab.Konawe, Konawe Selatan,
9. NTT: Kab.Rote Ndao, Timor Tengah Selatan
24. Daftar daerah dampingan tidak langsung
Pencapaian 4
1. WSLIC2: Kab.Belitung Babel, seluruh kab
WSLIC2 Jatim,
2. CWSHP: 20 kabupaten di 4 propinsi, Jambi,
Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Barat. Daerah emergency Aceh dan Nias
3. ProAir: Kab. Sumba Timur, Sumba Barat,
Alor
4. ESP-USAID: 6 kota dari Sumatera Utara,
Sumatera barat, Kalimantan Selatan, DIY,
Jawa Barat, Jawa Timur
26. Pencapaian 1
Dokumen Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL
Berbasis Lembaga telah disusun oleh kelompok
kerja. Status per-Desember 2004: Draft 3 revisi
kedua
Dalam penyusunannya telah
melibatkan/dikonsultasikan dengan stakeholder luas,
seperti departemen terkait, Pemda/PDAM, penyedia
jasa swasta, LSM, donor, media massa, dan
perguruan tinggi
Draft telah dikonsultasikan dengan eselon 1 dari
Departemen Dalam Negeri (Dirjen Bangda, PMD),
KLH, dan Departemen Kesehatan
28. Pencapaian 1
Manajemen data AMPL
Pengembangan konsep manajemen
Ujicoba fasilitasi manajemen data di Sultra
dan Bangka
Pengelolaan Website
Pengelolaan bersama www.waspola.org
dan www.ampl.or.id
Pengembangan fitur baru : glossary, data
base, dll
29. Pencapaian 2
Kemitraan dan Pengembangan Jejaring
Annual meeting, 2004,2005,2006, 2007
Berlangsung di tk nasional dan daerah, melibatkan Pokja,
proyek terkait, LSM, PerguruanTinggi, media massa
Terbentuk JEJARING AMPL atas dukungan 42 lembaga
Pertemuan reguler dengan host bergantian
Meningkatkan relasi dengan Media Massa (TV, Koran,
Radio, dsb)
Dukungan kepada mitra, al:
Training Renstra AMPL u/ Care International dan ESP
Training TSC dengan Plan International
Infrastruktur training dengan World Vision Indonesia
Training komunikasi dengan Forkami/JIPTAS
WBI, asset management training
CWSHP, WSLIC, dll
LSM dan PT local aktif dalam kegiatan WASPOLA di dearah
30. Pencapaian 3
Studi dan Kajian
Studi Evaluasi Monitoring SANIMAS 1 di 7 kabupaten
Tindak lanjut replikasi SANIMAS oleh Departemen PU
Perlu linkage Sanitasi dengan produktifitas
Studi Dampak Desentralisasi Terhadap Pembangunan AMPL
Perlunya perbaikan sistem penganggaran, kelembagaan dan
regulasi
Studi Financial Study for WSES Development
Alokasi APBD untuk AMPL kurang dari 3 %
PAD tinggi tidak signifikan mendorong prioritas AMPL
Studi Small Scale Independent Water Providers (SSIWP)
Smal scale provider: gerobak, tangki air dan isi ulang
Eksistensi SSIWP harus dikaitkan dengan kemampuan
pelyanan PDAM
SSWIP menjadi solusi alternatif (namun) bukan permanen
Studi Asset Management dalam AMPL (NAMPA)
Kajian di 6 PDAM
31. Pencapaian 4
Penguatan Strategi Komunikasi Kebijakan AMPL
Strategi komunikas telah final dan diadopsi
Dukungan dan fasilitasi penguatan Komunikasi Untuk Daerah
Kabupaten Kebumen
Propinsi Sulawesi Tenggara, Banten dan Bangka Belitung
Kegiatan meliputi:
Asesemen/riset komunikasi
Penyusunan dokumen strategi komunikasi
Produksi media fasilitasi WASPOLA
Workshop/ Fasilitasi sesi komunikasi
Fokus Strategi:
Strategi 1 : Penguatan kapasitas SDM di bidang strategi komunikasi AMPL di lapangan dengan
metode “Learning by doing”
Strategi 2 : Pembuatan dan pengembangan paket media komunikasi
Strategi 3 : Membangun Keterlibatan Publik berupa forum Komunikasi atau “ community learning
center “ sebagai mitra POKJA AMPL
Strategi 4 : Optimalisasi strategi Public Relation untuk pencitraan kabijakan Nasional dan
memperkuat “ positioning “ Pokja AMPL dalam koordinasi dan inisiatif implementasi
kebijakan AMPL di daerah
Strategi 5 : Membangun opini publik Media Advokasi
Strategi 6 ; Penyelenggaraan AMPL Award dalam event yang strategis sebagai pemicu
proses awareness AMPL
32. Pencapaian 5
Publikasi dan Promosi
Promosi dan positioning Kebijakan,
WASPOLA dan Pokja AMPL
Dilakukan kepada kelompok internal
(kalangan AMPL) dan external (non AMPL)
Media channeling
Pameran-pameran sektor AMPL sejak tahun
2004-2007 (Jakarta dan luar Jakarta)
Kalendar WASPOLA setiap tahun (2004-2008)
33. Pencapaian 6
Penyediaan materi publikasi/printing document
Leaflet, Factsheet, Brosur, Blocknote, Kalender
Hand Bag, T shirt, Topi
Penulisan lesson learned
Penyediaan video Kebijakan
Pengembangan Situs WASPOLA dengan berbagai fitur
Fasiliasi dan dukungan kepada Pokja AMPL kegiatan luar negeri:
Water Week, Washington
World Water Forum, Mexico
WS meeting, Bangkok, Cina
Sanitation Meeting, Philipina
Communication Training, Bangkok
CLTS Field Visit, India-Pakistan
EASAN, Beppu Jepang
Small Scale Water Provider, Vietnam
Institutional Water Provider, Australia
35. Implementasi Kebijakan
Fasilitasi kebijakan oleh Kelompok Kerja AMPL melalui WASPOLA
baru mencakup 49 kabupaten dari 440 kabupaten di Indonesia
(11% dari jumlah Kabupaten)
Kebutuhan dampingan dari daerah yang telah difasilitasi semakin
besar, terutama untuk melakukan penerapan kebijakan dalam
tataran kegiatan teknis di lapangan
Kebutuhan bantuan teknis dalam adopsi kebijakan bagi daerah
baru.
Respon atas permintaan atas dukungan fasilitasi Kebijakan terbatas
Unicef dan Unicef Aceh
CWSHP
PAMSIMAS
WSLIC
CWSHP
LSM (Care, Plan International, dll)
36. Kegiatan potensial untuk adopsi kebijakan di daerah
Proyek Area Kegiatan
CWSHP 20 kab pada 4 Pelatihan operasionalisasi kebijakan
propinsi Pelatihan pembentukan kelompok kerja AMPL
Bantuan teknis penyusunan perencanaan
AMPL
PAMSIMAS 107 kab pada Pelatihan operasionalisasi kebijakan
15 propinsi Pelatihan pembentukan kelompok kerja AMPL
Bantuan teknis penyusunan perencanaan
AMPL
ProAir NTT Pelatihan pembentukan kelompok kerja
AMPL
Bantuan teknis penyusunan perencanaan AMPL
Pelatihan operasionalisasi kebijakan
WSLIC2 7 propinsi
Pelatihan pembentukan kelompok kerja AMPL
Bantuan teknis penyusunan perencanaan
AMPL
37. Reformasi Kebijakan
1. Road show kepada Pengambil Kebijakan (Eselon 1 & 2) di Departemen
terkait, (PU, Bappenas, Keuangan)
2. Penyempurnaan Dokumen Kebijakan Nasional AMPL berbasis
lembaga pada posisi Draft 3 rev 2
3. Penandatanganan dokumen Kebijakan Nasional AMPL Berbasis
Lembaga
4. Persiapan dan pembahasan konsep penggabungan Kebijakan Nasional
AMPL (regulasi yang terpadu)
5. Diseminasi/sosialisasi Kebijakan (termasuk regulasi terkait) Berbasis
Lembaga kepada pemerintah daerah dan stakeholder terkait lain
(rencananya akan digabung dengan Kebijakan Berbasis Masyarakat)
6. Penyiapan pedoman dan perangkat pelaksanaan Kebijakan Nasional
AMPL Berbasis Lembaga
38. Manajemen Pengetahuan
Pengelolaan data AMPL menjadi isu krusial yang memerlukan
KOMITMEN dari stakeholders luas
Daerah memerlukan dukungan untuk penguatan strategi
komunikasi meyakinkan Bupati, DPRD, dinas lain
Kemitraan JEJARING AMPL memerlukan dukungan dan
pengelolaan sumber daya yang intensif
Media informasi yang telah dibangun, seperti website, media cetak,
elektronik, digital, dll, perlu dilanjutkan untuk penyebarluasan
informasi tentang pembangunan AMPL, yang berguna bagi upaya
peningkatan keberlanjutan pembangunan AMPL
Sekretariat AMPL yang berfungsi sebagai knowledge center perlu
dikembangkan untuk mewadahi keperluan stakeholder
pembangunan AMPL