Dokumen tersebut membahas rencana penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Jombang tahun 2012. Terdapat bagan alur tahapan dan tata cara penyusunan RKPD yang meliputi persiapan, pengolahan data, perumusan prioritas, program, anggaran, konsultasi publik, hingga penetapan RKPD. Juga dijelaskan data dan informasi yang mendukung penyusunan RKPD seperti Rencana Tata Ru
Penggalangan Komitmen atas Program dan Kegiatan SanitasiJoy Irman
Penggalangan Komitmen Bersama atas Program dan Kegiatan Sanitasi, yaitu kesepakatan multi-pihak (Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota), multi-sektor (air limbah, persampahan, drainase, dan kesehatan), dan multi-tahun.
1. Dokumen tersebut membahas kawasan-kawasan strategis di provinsi Sulawesi Tenggara yang diusulkan untuk program penataan bangunan dan lingkungan tahun 2012. Kawasan-kawasan tersebut terletak di kota Kendari, Baubau, serta kabupaten Konawe, Muna, Kolaka, dan Kolaka Utara.
Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...Oswar Mungkasa
Dokumen tersebut menjelaskan 2 langkah utama dalam penyiapan proyek kerjasama pemerintah dan swasta dalam pembangunan infrastruktur, yaitu: 1) penetapan prioritas dan pemilihan proyek melalui analisis multi kriteria, dan 2) pra-studi kelayakan/studi kelayakan untuk menentukan aspek teknis, biaya, manfaat, dan risiko proyek."
Dokumen tersebut membahas rencana penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Jombang tahun 2012. Terdapat bagan alur tahapan dan tata cara penyusunan RKPD yang meliputi persiapan, pengolahan data, perumusan prioritas, program, anggaran, konsultasi publik, hingga penetapan RKPD. Juga dijelaskan data dan informasi yang mendukung penyusunan RKPD seperti Rencana Tata Ru
Penggalangan Komitmen atas Program dan Kegiatan SanitasiJoy Irman
Penggalangan Komitmen Bersama atas Program dan Kegiatan Sanitasi, yaitu kesepakatan multi-pihak (Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota), multi-sektor (air limbah, persampahan, drainase, dan kesehatan), dan multi-tahun.
1. Dokumen tersebut membahas kawasan-kawasan strategis di provinsi Sulawesi Tenggara yang diusulkan untuk program penataan bangunan dan lingkungan tahun 2012. Kawasan-kawasan tersebut terletak di kota Kendari, Baubau, serta kabupaten Konawe, Muna, Kolaka, dan Kolaka Utara.
Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...Oswar Mungkasa
Dokumen tersebut menjelaskan 2 langkah utama dalam penyiapan proyek kerjasama pemerintah dan swasta dalam pembangunan infrastruktur, yaitu: 1) penetapan prioritas dan pemilihan proyek melalui analisis multi kriteria, dan 2) pra-studi kelayakan/studi kelayakan untuk menentukan aspek teknis, biaya, manfaat, dan risiko proyek."
Peningkatan kinerja sektor ampl melalui penguatan peran pokja amplIndriany ,
Lokakarya membahas peningkatan kinerja sektor air minum, sanitasi dan pengelolaan limbah melalui penguatan peran Pokja AMPL. Propinsi Kepulauan Riau adalah propinsi ke-33 yang membentuk pokja ini untuk mencapai target nasional tentang akses rumah tangga terhadap air minum dan sanitasi layak pada tahun 2015. Pokja diharapkan meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait untuk mewujudkan ketersediaan layanan air min
Dokumen tersebut membahas mekanisme perencanaan dan penganggaran daerah yang meliputi siklus pengelolaan keuangan daerah, perencanaan pembangunan daerah, penyusunan anggaran daerah, dan dasar hukum terkait.
Dokumen tersebut membahas proses penyusunan Master Plan Sanitasi Sektor (MPSS) di tingkat kota. Langkah-langkahnya meliputi konsolidasi program dan evaluasi kegiatan sanitasi yang ada, penetapan program prioritas melalui analisis faktor bobot, dan internalisasi program prioritas kepada instansi terkait. Tujuannya adalah menetapkan program prioritas sanitasi kota yang terpadu dan berkelanjutan untuk lima tahun ke depan.
Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015Albar Kendari
Dokumen tersebut membahas program dan anggaran Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) tahun 2015, mencakup lingkup program dan kegiatan, target, output yang diharapkan, serta mekanisme penyaluran dana.
Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) NasionalOswar Mungkasa
Dokumen ini membahas tentang Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Nasional (Pokja AMPL) dan peran serta kegiatannya. Pokja AMPL berperan sebagai mitra kerja WASPOLA dalam menyusun kebijakan nasional AMPL, menyebarkan informasi, memberikan bantuan teknis, serta memfasilitasi pelaksanaan kebijakan tersebut. Untuk mendukung tugas Pokja AMPL didirikan sekretariat Pokja AMPL yang bertugas melakuk
Capacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_inaSyahroni Ateng Syafrudin
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Jawa Tengah. Beberapa poin utama meliputi (1) identifikasi permasalahan yang dihadapi provinsi dan kabupaten/kota dalam penerapan SPM, (2) kebutuhan pengembangan kapasitas, dan (3) program kerjasama antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan pemahaman dan pener
Pengantar Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) DaerahOswar Mungkasa
Pokja AMPL Daerah dibentuk untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan air minum dan penyehatan lingkungan di tingkat daerah. Pokja ini terdiri dari tim koordinasi, tim pelaksana, dan sekretariat, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, struktur, peran, dan proses pembentukan Pokja AMPL Daerah.
Jejak dan Langkah Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Mem...Oswar Mungkasa
Memoar ini merangkum jejak langkah Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) selama periode 2002-2010, mencakup inisiasi berbagai program pembangunan AMPL, kemitraan dengan berbagai lembaga, serta upaya-upaya untuk meningkatkan sinergi kelembagaan dan perencanaan di bidang AMPL. Memoar ini juga membahas pembelajaran selama kiprah Pokja AMPL beserta langkah-langkah untuk melanj
Proyek ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam penyediaan layanan air bersih dan sanitasi bagi masyarakat.
2. Mengintegrasikan kebijakan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat ke dalam rencana pembangunan daerah.
3. Membentuk kelompok kerja air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat di tingkat provinsi dan kabupaten.
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kotainfosanitasi
Manual ini memberikan panduan penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) kabupaten/kota yang mencakup program dan kegiatan sanitasi selama 5 tahun ke depan beserta sumber pendanaannya. MPSS merupakan tahap lanjutan setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dan menjabarkan implementasi strategi tersebut.
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/KotaJoy Irman
Manual ini memberikan panduan penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) kabupaten/kota yang mencakup program dan kegiatan sanitasi selama 5 tahun ke depan beserta sumber pendanaannya. MPSS merupakan tahap lanjutan setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dan menjabarkan implementasi strategi tersebut.
Dokumen tersebut merangkum serangkaian kegiatan pendampingan teknis penyusunan skema tindakan peningkatan pelayanan kesehatan di beberapa daerah di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Service Improvement Action Plan."
Peningkatan kinerja sektor ampl melalui penguatan peran pokja amplIndriany ,
Lokakarya membahas peningkatan kinerja sektor air minum, sanitasi dan pengelolaan limbah melalui penguatan peran Pokja AMPL. Propinsi Kepulauan Riau adalah propinsi ke-33 yang membentuk pokja ini untuk mencapai target nasional tentang akses rumah tangga terhadap air minum dan sanitasi layak pada tahun 2015. Pokja diharapkan meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait untuk mewujudkan ketersediaan layanan air min
Dokumen tersebut membahas mekanisme perencanaan dan penganggaran daerah yang meliputi siklus pengelolaan keuangan daerah, perencanaan pembangunan daerah, penyusunan anggaran daerah, dan dasar hukum terkait.
Dokumen tersebut membahas proses penyusunan Master Plan Sanitasi Sektor (MPSS) di tingkat kota. Langkah-langkahnya meliputi konsolidasi program dan evaluasi kegiatan sanitasi yang ada, penetapan program prioritas melalui analisis faktor bobot, dan internalisasi program prioritas kepada instansi terkait. Tujuannya adalah menetapkan program prioritas sanitasi kota yang terpadu dan berkelanjutan untuk lima tahun ke depan.
Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015Albar Kendari
Dokumen tersebut membahas program dan anggaran Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) tahun 2015, mencakup lingkup program dan kegiatan, target, output yang diharapkan, serta mekanisme penyaluran dana.
Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) NasionalOswar Mungkasa
Dokumen ini membahas tentang Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Nasional (Pokja AMPL) dan peran serta kegiatannya. Pokja AMPL berperan sebagai mitra kerja WASPOLA dalam menyusun kebijakan nasional AMPL, menyebarkan informasi, memberikan bantuan teknis, serta memfasilitasi pelaksanaan kebijakan tersebut. Untuk mendukung tugas Pokja AMPL didirikan sekretariat Pokja AMPL yang bertugas melakuk
Capacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_inaSyahroni Ateng Syafrudin
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Jawa Tengah. Beberapa poin utama meliputi (1) identifikasi permasalahan yang dihadapi provinsi dan kabupaten/kota dalam penerapan SPM, (2) kebutuhan pengembangan kapasitas, dan (3) program kerjasama antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan pemahaman dan pener
Pengantar Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) DaerahOswar Mungkasa
Pokja AMPL Daerah dibentuk untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan air minum dan penyehatan lingkungan di tingkat daerah. Pokja ini terdiri dari tim koordinasi, tim pelaksana, dan sekretariat, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, struktur, peran, dan proses pembentukan Pokja AMPL Daerah.
Jejak dan Langkah Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Mem...Oswar Mungkasa
Memoar ini merangkum jejak langkah Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) selama periode 2002-2010, mencakup inisiasi berbagai program pembangunan AMPL, kemitraan dengan berbagai lembaga, serta upaya-upaya untuk meningkatkan sinergi kelembagaan dan perencanaan di bidang AMPL. Memoar ini juga membahas pembelajaran selama kiprah Pokja AMPL beserta langkah-langkah untuk melanj
Proyek ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam penyediaan layanan air bersih dan sanitasi bagi masyarakat.
2. Mengintegrasikan kebijakan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat ke dalam rencana pembangunan daerah.
3. Membentuk kelompok kerja air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat di tingkat provinsi dan kabupaten.
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kotainfosanitasi
Manual ini memberikan panduan penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) kabupaten/kota yang mencakup program dan kegiatan sanitasi selama 5 tahun ke depan beserta sumber pendanaannya. MPSS merupakan tahap lanjutan setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dan menjabarkan implementasi strategi tersebut.
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/KotaJoy Irman
Manual ini memberikan panduan penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) kabupaten/kota yang mencakup program dan kegiatan sanitasi selama 5 tahun ke depan beserta sumber pendanaannya. MPSS merupakan tahap lanjutan setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dan menjabarkan implementasi strategi tersebut.
Dokumen tersebut merangkum serangkaian kegiatan pendampingan teknis penyusunan skema tindakan peningkatan pelayanan kesehatan di beberapa daerah di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Service Improvement Action Plan."
Sistem Monitoring Pembangunan Sektor Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di K...Oswar Mungkasa
Dokumen ini membahas sistem monitoring pembangunan sektor air minum dan sanitasi di Kabupaten Bangka. Target cakupan air minum dan sanitasi di Bangka terus meningkat hingga tahun 2015. Untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai rencana, dibentuk badan kendali dan evaluasi yang bertugas memantau, mengawasi, dan mengevaluasi program pembangunan termasuk air minum dan sanitasi. Dilakukan berbagai metode monitoring seperti registrasi,
Pemrograman dan Penganggaran Direktorat Jenderal Cipta Karyainfosanitasi
Penyusunan program dan anggaran Cipta Karya terbagi dalam 3 tahap, yaitu penyusunan program melalui identifikasi dan formulasi kegiatan di tingkat kabupaten/kota yang selaras dengan sasaran kinerja Ditjen Cipta Karya, penyusunan anggaran berdasarkan program, dan penganggaran melalui proses penyetujuan anggaran.
Prosiding Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) AwardOswar Mungkasa
Dokumen ini membahas rencana penyelenggaraan penghargaan 'AMPL Award' untuk inisiatif pembangunan air minum dan sanitasi terbaik oleh pemerintah daerah maupun komunitas mandiri selama Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional tahun 2011. Disebutkan tujuan, kategori penerima penghargaan, dan proses seleksi serta penyerahan hadiahnya."
Proposal ini mengajukan program kemitraan untuk penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas di Desa Suka Makmur. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan melalui pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat. Proposal ini menjelaskan latar belakang, tujuan, cakupan, dan tahapan program serta mengharapkan dukungan dana dan proyek dari pemerintah dan mitra lain.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan E-Costing Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam kerangka perencanaan, penganggaran dan penerapan SPM di pemerintahan daerah. SPM merupakan acuan bagi daerah dalam menyediakan pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata. Dokumen ini menjelaskan proses pengintegrasian SPM ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah.
Similar to Konsep Operasionalisasi Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Daerah. Sinergi Pokja AMPL Nasional dengan PAMSIMAS (20)
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas tentang permukiman dan ketahanan pangan di Indonesia, termasuk masalah konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian, faktor penyebabnya, dan solusi untuk mengatasinya seperti komitmen pemerintah, pembenahan data, penegakan hukum, insentif, penataan ruang, dan konsep bank tanah dan konsolidasi tanah."
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
perkotaan mengalami banyak masalah disebabkan demikian intensifnya penggunaan moda kendaraan bermotor. sudah saatnya melirik alternatif lain yang lebih berkelanjutan yaitu moda berjalan kaki dan bersepeda
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
Tata kelola kolaboratif dalam pengembangan wilayah berkelanjutan memerlukan kepemimpinan bersama yang mampu meningkatkan kesadaran, memobilisasi, membingkai masalah, dan mengkoordinasi pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi bersama. Keterampilan penting pemimpin antara lain menarik perhatian, membangun kepercayaan, dan merumuskan visi bersama.
selama ini skema yang diperkenalkan adalah 3 R (Reuse, Reduce Recycle) kemudian dengan berkembangnya konsep ekonomi sirkuler maka berkembang pula skema lebih baru yang dikenal sebagai upcycling.
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
The implementation of green infrastructure (GI) in Indonesia accelerated by public awareness of the importance of conservation of natural resources and ecosystems. One of the Indonesian government’s efforts to apply the principles of GI in urban areas in a structured and massive manner is through the Green City Development Program (P2KH) Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR). The approach taken is Green Planning and Design, Green Open Space, Green Energy, Green Water, Green Waste, Green Building, Green Transportation, Green Community. The city that is the case study for discussion is Jakarta. Jakarta Smart City, Green Buildings, Urban Agriculture, and Child Friendly Integrated Public Space (RPTRA) are programs that successfully implemented. The implementation GI program easily accepted if based on the community.
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
Makalah ini membahas tata kelola kolaboratif dalam pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Tata kelola kolaboratif melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan pemangku kepentingan non-pemerintah dalam penyusunan kebijakan. Namun hasil penelitian menunjukkan penerapan tata kelola kolaboratif dalam pelaksanaan TPB di Indonesia belum optimal karena keterlibatan pemangku kepentingan masih
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
Dokumen ini membahas tentang optimalisasi peran, fungsi, dan pelayanan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP-TAPERA) untuk penerima manfaat paska. Dokumen ini menjelaskan beberapa fakta tentang BP-TAPERA, isu-isu yang dihadapi seperti dualisme sumber dana perumahan dan ketersediaan data, serta memberikan saran seperti pengembangan grand design pembiayaan perumahan dan penerapan tata kelola kolaboratif yang
Tata kelola kolaboratif merupakan paradigma baru dalam administrasi publik yang menekankan pada kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Tata kelola kolaboratif muncul seiring pergeseran dari paradigma Old Public Administration ke New Public Management yang memberikan peran lebih besar kepada pemangku kepentingan non-pemerintah. Prinsip utama tata kelola kolaboratif adalah melibatkan berbagai pem
Kolaborasi multi-pemangku kepentingan membutuhkan katalis untuk berjalan efektif. Dokumen menjelaskan enam katalis utama yaitu strategi bersama, kejelasan tujuan, inklusivitas luas, pertanggungjawaban yang disetujui, penyelenggaraan bersama, dan inovasi mudah diadaptasi. Katalis-katalis ini mencakup aspek-aspek seperti perencanaan bersama, keterlibatan seluruh pemangku
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
Skema bekerja dari rumah (WFH) merupakan bagian dari konsep bekerja jarak jauh yang telah dikenal sejak tahun 1970-an. Walaupun demikian, konsep ini biasanya diterapkan dalam kondisi normal dan bukan karena pandemi seperti saat ini. Makalah ini membahas sejarah, konsep, dan perkembangan terkini dari bekerja jarak jauh serta langkah yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak untuk menerapkan ske
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
1) Jakarta took several steps to respond to COVID-19 including closing public spaces in March, establishing a task force, and implementing large-scale social restrictions (PSBB) in April including limiting gatherings and transport.
2) Lessons learned include the need for improved metropolitan governance and collaborative partnerships between different levels of government and stakeholders. Effective communication is also key.
3) Looking ahead, Jakarta aims to establish a new normal with an emphasis on social capital, digital shift, healthy lifestyles, improved data systems, and a focus on recovery.
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
Dokumen ini membahas tentang latar belakang dan tugas Koordinator Ketahanan Kota Jakarta. Jakarta terpilih bergabung dalam jejaring 100 Resilient Cities pada 2016 untuk mengembangkan strategi ketahanan kota. Koordinator ditunjuk untuk memfasilitasi penyusunan strategi ketahanan dan mengoordinasikan pelaksanaannya hingga 2019.
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
Collaborative approach in solving issues of Jakarta to build resilience
Oswar Mungkasa (Former Chief Resilient Officer of Jakarta 100 Resilient Cities Program)
Advocacy Forum on Giving Inputs to the Implementation of the New Urban Agenda in Myanmar - CORDAID Yangon, 22nd January 2020
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
Tulisan ini disiapkan untuk memeriahkan ajang NTU (Nugroho Tri Utomo) Writing Contest for Water and Sanitation 2019 bertema Menuntaskan Akses Sanitasi dan Air Minum Aman Berkelanjutan 2024 yang diselenggarakan oleh Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).
2. Tujuan
Umum
Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah
dalam Pengelolaan Pembangunan Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Berbasis
Masyarakat
Khusus
Adopsi dan implementasi Kebijakan Nasional
(AMPL), dalam rangka keberlanjutan pelayanan
dan efektifitas penggunaan sarana yang
dibangun
3. Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat
Tujuan Umum
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan pelayanan air
minum dan penyehatan lingkungan yang berkelanjutan
Tujuan Khusus
Keberlanjutan dan penggunaan efektif
Air Merupakan Benda Sosial dan Benda Ekonomi
Pilihan yang Diinformasikan sebagai Dasar dalam Pendekatan Tanggap
Kebutuhan.
Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Keberpihakan pada Masyarakat Miskin
Peran Perempuan dalam Pengambilan Keputusan
Akuntabilitas Proses Pembangunan
Peran Pemerintah Sebagai Fasilitator
Peran Aktif Masyarakat
Pelayanan Optimal dan Tepat Sasaran
Penerapan Prinsip Pemulihan Biaya
4. Pendekatan
Demand Responsive, bantuan teknis hanya diberikan
kepada pemerintah daerah yang berminat
Partisipatif, proses bantuan teknis dilakukan melalui
pendekatan yang tidak menggurui, tetapi memberikan
ruang kepada semua daerah untuk terlibat aktif dalam
proses
Inclusive, diupayakan seluruh stakeholder daerah, baik
dinas instansi terkait, LSM, Perguruan Tinggi,
masyarakat, dapat terlibat dalam program di daerah
Fasilitatif, Pokja AMPL Nasional dan WASPOLA
bertindak sebagai fasilitator yang mendorong keaktifan
Pokja AMPL daerah dalam menyusun, melaksanakan,
dan mengawasi suatu agenda atau kegiatan
5. Metodologi
Pemahaman: melalui fasilitasi, daerah didorong untuk
memahami isu dan permasalahan AMPL di daeranya.
Sehingga timbul kesadaran untuk memperbaikinya, yang
harus dituangkan dalam bentuk rencana aksi. Kegiatan
yang dilakukan adalah lokakarya stakeholder dan diskusi
kelompok kerja
Pendalaman (internalisasi): melalui kegiatan-kegiatan
yang bersifat lokal, daerah didorong untuk lebih
memahami dan menghayati persoalan sektor AMPL.
Kegiatan yang dilaksanakan dapat berupa kajian
keberhasilan dan kegagalan pembangunan AMPL di
daerah, kegiatan koordinasi antar dinas, dialog, dan
rapat kerja
Kerja mandiri (aktualisasi): daerah diharapkan dapat
melakukan kegiatan-kegiatan yang dipandang
bermanfaat dalam upaya perbaikan pembangunan
AMPL di daeranya, dengan inisiatif dan pendanaan
sendiri
6. Output
Adopsi Kebijakan dengan indikator:
Adanya komitmen daerah dalam adopsi Kebijakan
yang dituangkan dalam surat minat Kepala
Daerah
Ada dan berfungsinya Kelompok Kerja AMPL
daerah yang bertugas mengawal proses adopsi
dan implementasi Kebijakan
Adanya rencana Kelompok Kerja daerah baik
tahunan maupun jangka yang lebih panjang
Adanya produk perencanaan pembangunan
AMPL yang mengadopsi pokok-pokok Kebijakan
(misalnya Renstra AMPL)
7. Outcome (sangat didorong)
Implementasi Kebijakan dengan indikator:
Adanya kegiatan-kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan sesuai dengan prinsip Kebijakan. Misalnya
penerapan partisipasi masyarakat dalam proyek
pembangunan sarana air minum di perdesaan dengan
dana APBD.
Adanya dukungan bagi pelaksanaan proyek-proyek dari
pihak luar, seperti LSM, donor, termasuk dari pemerintah,
seperti WSLIC2 dan PAMSIMAS.
Adanya rencana untuk proses keberlanjutan proyek-proyek
di atas, termasuk dalam monitoring selama dan pasca
konstruksi, serta replikasinya di lokasi lain yang belum
terlayani
8. Alur Fasilitasi Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di Daerah
Diseminasi Ke- Pemahaman Pendalaman Pengembangan Pemantapan
bijakan Nasio-nal Kebijakan dan Kebijakan Rencana Pemba- Rencana Kerja
AMPL-BM Identifikasi Isu ngunan AMPL Pokja AMPL
AMPL Daerah
1 4 5 6 7
Penggalangan Lokakarya Ope- Kajian Kesepakatan Pe- Lokakarya Konso-
dukungan pim- rasionalisasi a keberlanjutan & b nyusunan Rencana f lidasi Hasil Pelak- h
pinan daerah Kebijakan kegagalan sarana Pembangunan sanaan Kebijakan
2 AMPL daerah AMPL-BM
Kajian penge-lolaan
c
data & informasi
AMPL daerah
Penyusunan
Penyiapan dokumen Renstra g
Kelompok Kerja Kajian investasi & AMPL-BM
AMPL Daerah alternatif penda- d
naan AMPL daerah
3
Penilaian diri
(self assesment) e
Finalisasi Rencana
Strategis AMPL
Lokalatih Lokakarya&orien-
A C Sosialisasi & Penyempur- Legalitas
Operasionalisasi tasi MPA PHAST
dialog publik naan rensta renstra
Kebijakan
Pelatihan B Pelatihan D Acuan SKPD Monitoring Umpan
keterampilan penyusunan dan evaluasi balik
dasar fasilitasi Renstra AMPL
Lokakarya/pelatih E
an CLTS
9. Mengapa Proyek-Proyek Fisik Harus
Didahului dengan Pemahaman Kebijakan
Fakta bahwa organisasi proyek seringkali eksklusif, tidak melibatkan stakeholder luas di daerah.
Hal ini menyebabkan tidak terinformasikannya kegiatan pembangunan, yang akhirnya
menyulitkan dalam tindak lanjut pembinaan pasca konstruksi
Fakta bahwa koordinasi antar dinas di daerah dalam pembangunan AMPL seringkali tidak
berjalan. Sehingga asumsi-asumsi bahwa serah terima proyek adalah urusan nanti, adalah keliru
besar
Exit strategy adalah kegiatan di akhir proyek, tetapi kalau tidak disiapkan sejak dini, yang terjadi
hanya exit untuk proyek, bukan melahirkan keberlanjutan
Untuk itu:
– daerah perlu memahami kondisi makro AMPL di daerahnya, memahami tugas
dan kewajibannya, memahami kekuatan dan kelemahan dalam pembangunan
sektor, memiliki strategi penanganan yang disesuaikan dengan kemampuan,
memahami peran stakeholder luar dengan baik, sehingga dapat
mengapresiasinya
– Daerah perlu memahami bahwa kegiatan pembangunan oleh pihak luar,
termasuk pemerintah pusat, bukan untuk menyelesaikan seluruh persoalan yang
ada, bukan untuk seluruh wilayah, sehingga tanggung jawab daerah tetap ada di
dalam pengembangannya
– Daerah harus paham bahwa proyek fisik dari pihak luar merupakan tanggung
jawab daerah dalam melestarikannya. Karena itu perlu diupayakan
keberlanjutannya dengan mengalokasikan sumber dayanya sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan operasi serta pemeliharaannya
10. Fasilitasi Kebijakan di Daerah Proyek
PAMSIMAS
Dalam kondisi ideal, proyek fisik hadir
setelah daerah memahami kebijakan dan
memiliki strategi
Dalam hal proyek fisik datang bersamaan
dengan fasilitasi kebijakan, perlu upaya
yang lebih besar dalam memberikan
pemahaman kepada daerah
11. Karakteristik Daerah Pamsimas
1. Daerah mitra WASPOLA (Memiliki Pokja
AMPL, telah memahami kebijakan,
memiliki renstra)
2. Daerah Pamsimas non dampingan
WASPOLA (belum memiliki apapun)
12. Daftar Daerah Mitra WASPOLA
1. Sumatera Barat: Kab.Solok, Sw.Lunto Sijunjung, Payakumbuh, Tanah
Datar, Pesisir Selatan, Kt.Bukittinggi
2. Bangka Belitung: Kab.Bangka Selatan, Bangka, Bangka Barat,
Kt.Pangkal Pinang
3. Banten: Kab.Lebak, Pandeglang, Serang, Tanggerang,
Kt.Tanggerang, Cilegon
4. Jawa Tengah: Kab.Kebumen, Pekalongan, Grobogan, Cilacap,
Pemalang, Purbalingga, Brebes
5. NTB: Kab.Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Bima,
Lombok Tengah
6. Gorontalo: Kab.Gorontalo, Bone Bolango, Pahuwato, Boalemo,
Kt.Gorontalo
7. Sulawesi Selatan: Kab.Pangkep, Selayar, Takalar, Wajo, Soppeng,
Gowa, Jeneponto
8. Sulawesi Tenggara: Kab.Konawe, Konawe Selatan,
9. NTT: Kab.Rote Ndao, Timor Tengah Selatan
13. Daerah Mitra WASPOLA melalui Proyek Lain
1. WES UNICEF: NTT, NTB, Sulsel, Maluku
Utara, Papua Barat
2. UNICEF NAD: calon
3. Pro Air: NTT
4. CWSHP: Jambi, Bengkulu, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah
16. Sinergi PAMSIMAS dg Pokjanas AMPL
Identifikasi dan klasifikasi kualifikasi
konsultan/fasilitator PAMSIMAS
Melakukan Training of Trainers dalam
Operasionalisasi Kebijakan dan Pengembangan
Renstra AMPL, tingkat nasional
Melakukan pelatihan Operasionalisasi Kebijakan
dan Pengembangan Renstra, oleh tim PAMSIMAS
atas supervisi Pokjanas, tingkat provinsi
Koordinasi tahunan Pokja daerah PAMSIMAS
dalam rangka monev diselenggarakan oleh
Pokjanas