Strategi Transportasi Batubara PT. Bukit Asam, Tbk.
Ringkasan: Dokumen ini membahas strategi transportasi batubara PT. Bukit Asam, Tbk. yang meliputi pengangkutan batubara menggunakan kereta api dari tahun 1981 hingga saat ini dengan peningkatan kapasitas, serta peningkatan kapasitas pelabuhan Tarahan.
Download Contoh Berita Acara Serah Terima BarangDua Dunia
BERITA ACARA SERAH TERIMA
Pada hari ini, __________ tanggal __ bulan ____________ tahun _____, telah dilakukan serah terima Barang oleh dan diantara:
Nama : ____________________________
Tempat/Tanggal Lahir : ____________________________
Alamat : ____________________________
No. KTP : ____________________________
Selanjutnya disebut sebagai "PIHAK PERTAMA"
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Download Contoh Berita Acara Serah Terima BarangDua Dunia
BERITA ACARA SERAH TERIMA
Pada hari ini, __________ tanggal __ bulan ____________ tahun _____, telah dilakukan serah terima Barang oleh dan diantara:
Nama : ____________________________
Tempat/Tanggal Lahir : ____________________________
Alamat : ____________________________
No. KTP : ____________________________
Selanjutnya disebut sebagai "PIHAK PERTAMA"
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Logistik Pangan Nasional dengan Pendekatan SpasialF W
Dipresentasikan pada:
FGD Bank Indonesia
Jumat 22 Januari 2016, pukul 14.00 s.d. selesai
Di Ruang Rapat Departemen Regional II ( Jawa)
Gedung Tipikal lt 12. Kompleks Perkantoran Bank Indonesia
Jln. MH Thamrin no 2 Jakarta Pusat
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhananRyev Arviyn
Modul teknik perdagangan internasional ini
disusun secara khusus untuk digunakan oleh para
peserta Diklat Teknis Substantif Dasar (DTSD)
Kepabeanan dan Cukai.
Definisi model bisnis dapat dipilah menjadi tiga kelompok, yaitu model bisnis sebagai sebuah cara, model bisnis dilihat dari komponen (elemen), dan model bisnis sebagai strategi bisnis
Presentasi Kelompok Strategi Transportasi (Prof. Dr. Syamsir Abduh)
1. STRATEGI TRANSPORTASI
TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN LOGISTIK
DOSEN: PROF. DR. SYAMSIR ABDUH
DISUSUN OLEH:
GURUH PRADIPTO P. (122111086)
DANIEL SIHITE (122111049)
MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS TRISAKTI
JULI 2013
SCORE:
87
2. Pendahuluan
• Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan
produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di
internal perusahaan manufaktur adalah tidak cukup.
• Peran serta supplier, perusahaan transportasi dan jaringan
distributor adalah dibutuhkan.
• Kesadaran akan adanya produk yang murah, cepat dan
berkualitas inilah yang melahirkan konsep baru tahun
1990-an yaitu Supply Chain Manajement ( SCM )
3. Supply chain management
Metode atau pendekatan integratif untuk
mengelola aliran produk, informasi, dan uang
secara terintegrasi yang melibatkan pihak-
pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri
dari
supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun
jasa-jasa logistik
3
4. Pengelolaan Dalam Supply Chain dan SCM
• Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply
chain yaitu pertama, aliran barang dari hulu ke hilir
contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke
pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor,
pengecer, kemudian ke pemakai akhir
• Yang kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir
dari hilir ke hulu dan ketiga adalah aliran informasi
yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
5. Area Cakupan SCM
Bagian Cakupan kegiatan antara lain
Pengembangan
Produk
Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
melibatkan supplier dalam perancangan produk baru
Pengadaan Memilih supplier mengevaluasi kinerja supplier,
melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor supply risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier
Perencanaan
dan
Pengendalian
Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan
Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan
pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan
perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di
tiap pusat distribusi
6. KONSEP MANAJEMEN
DISTRIBUSI
1. SALURAN DISTRIBUSI
YAITU PROSES PEMINDAHAN HAK/KEPEMILIKAN/ KONTROL
PRODUK DARI PRODUSEN KEPADA KONSUMEN.
2. DISTRIBUSI FISIK
YAITU KEGIATAN YANG MENYANGKUT PEMINDAHAN PRODUK
SECARA FISIK DARI PRODUSEN KE KONSUMEN, YANG UMUMNYA
TERDIRI DARI PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN.
7. PERLUNYA SALURAN
DISTRIBUSI
PRODUSEN TIDAK MEMILIKI PERSONIL, DANA DAN
FASILITAS YANG DIPERLUKAN UNTUK MENYALURKAN
PRODUK-PRODUKNYA LANGSUNG KE KONSUMEN.
PRODUSEN TIDAK MEMPUNYAI PENGENALAN YANG
DALAM MENGENAI SITUASI DI DAERAH-DAERAH
TERTENTU.
ADANYA KEMUNGKINAN UNTUK MEMPEROLEH
MANFAAT YANG LEBIH BESAR JIKA SUMBER DAYA
DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN LAIN.
DIBUTUHKAN ADANYA PENYIMPANAN PRODUK KARENA
PERBEDAAN WAKTU PRODUKSI DAN KONSUMSI.
8. FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN
DESAIN SALURAN DISTRIBUSI
SIFAT-SIFAT PELANGGAN, SEPERTI: JUMLAH,
PENYEBARAN, KEBIASAAN MEMBELI.
SIFAT-SIFAT PRODUK, SEPERTI: DAYA TAHAN,
NILAI/HARGA, VOLUME (BULKY ATAU RINGKAS),
BENTUK (STANDAR ATAU KHUSUS), TEKNIS, DSB.
SIFAT-SIFAT DAN REPUTASI DARI MACAM-MACAM
PENYALUR YANG ADA.
SITUASI PERSAINGAN ANTARA PRODUSEN.
SITUASI PERUSAHAAN, SEPERTI: UKURAN (BESAR
ATAU KECIL), KETERSEDIAAN SUMBER DAYA,
BAURAN PRODUK, PENGALAMAN DAN KEBIJAKAN
DALAM BIDANG PEMASARAN.
SITUASI LINGKUNGAN, SEPERTI: KONDISI
EKONOMI, PRASARANA, POLITIK, DAN SOSIAL.
10. MATA RANTAI DISTRIBUSI
• PRODUSEN KONSUMEN
• PRODUSEN PENGECER KONSUMEN
• PRODUSEN PEDAGANG BESAR
PENGECER KONSUMEN
• BARANG-BARANG KONSUMSI YANG SIFAT
DISTRIBUSINYA INTENSIF: JALURNYA PANJANG
(push strategy).
• BARANG-BARANG INDUSTRI: JALUR
DISTRIBUSINYA LEBIH PENDEK/DITANGANI
SENDIRI (pull strategy).
11. JUMLAH PENYALUR/INTENSITAS
DISTRIBUSI
1. DISTRIBUSI INTENSIF
PRODUSEN MEMILIH SEBANYAK MUNGKIN
PEDAGANG (OUTLET) DALAM SUATU DAERAH
PEMASARAN TERTENTU.
PRODUK DENGAN CIRI-CIRI BERIKUT DAPAT
DIDISTRIBUSIKAN SECARA INTENSIF:
a. JUMLAH PERMINTAAN CUKUP BESAR DAN
TERSEBAR.
b. HARGA PER SATUAN RELATIF RENDAH.
c. TIDAK MEMERLUKAN PENGETAHUAN TEKNIS
UNTUK MEMPERDAGANGKAN ATAU
MENGGUNAKANNYA.
d. SEDIKIT ATAU TIDAK MEMERLUKAN PELAYANAN
PURNA JUAL.
e. SEDIKIT ATAU TIDAK MEMERLUKAN FASILITAS
REPARASI.
f. TIDAK MEMERLUKAN SEDIAAN SUKU CADANG.
12. 2. DISTRIBUSI SELEKTIF
PRODUSEN MEMILIH BEBERAPA PEDAGANG
UNTUK MENYALURKAN PRODUKNYA.
CIRI-CIRI PRODUKNYA
• HARGA RELATIF TINGGI.
• PERLU PENGETAHUAN TEKNIS UNTUK
MEMPERDAGANGKANNYA.
• MEMERLUKAN PELAYANAN PURNA JUAL.
• MEMERLUKAN GARANSI DALAM MASA TERTENTU
SETELAH PEMBELIAN.
• SERING MEMERLUKAN PERSEDIAAN SUKU
CADANG.
13. 3. DISTRIBUSI EKSKLUSIF
HANYA SATU PEDAGANG YANG DITUNJUK
UNTUK MENDISTRIBUSIKAN PRODUK
TERTENTU
CIRI-CIRI PRODUKNYA:
• MEMERLUKAN PENGETAHUAN TEKNIS
KHUSUS UNTUK MEMPERDAGANGKAN DAN
MEREPARASI.
• HARGA PER SATUAN TINGGI.
• MEMPUNYAI NILAI PRETISE TINGGI.
• MEMERLUKAN INVESTASI UNTUK
MENYALURKANNYA.
• MEMERLUKAN PENDIDIKAN KHUSUS
TENTANG PRODUK.
• MEMERLUKAN PELAYANAN PURNA JUAL.
14. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
SALURAN DISTRIBUSI
• PRODUSEN HARUS MENENTUKAN KONDISI DAN
TANGGUNG JAWAB PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
DISTRIBUSI:
• KEBIJAKAN HARGA: DAFTAR HARGA, HARGA ECERAN
TERTINGGI, POTONGAN/DISKON.
• KONDISI PENJUALAN: PERSYARATAN-PERSYARATAN
PEMBAYARAN SERTA JAMINAN-JAMINAN YANG DIBERIKAN
OLEH PRODUSEN.
• WILAYAH PENJUALAN: BATAS-BATAS OPERASI YANG
DIBERIKAN KEPADA PENYALUR.
• IKUT DALAM KEGIATAN PROMOSI, PRODUSEN HARUS
MEMBERIKAN LATIHAN/TRAINING KEPADA PETUGAS-
PETUGAS PENYALUR, DAN LAIN-LAIN.
16. Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman
kolonial Belanda tahun 1919 di wilayah operasi pertama, yaitu di
Tambang Air Laya.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, pada
tahun 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan
Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
Pada tahun 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan
Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk,
yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan
pengembangan industri batubara di Indonesia, pada tahun 1990
Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara
dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada
1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha
briket batubara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri
sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.
SEJARAH
17. VISI
PERUSAHAAN ENERGI KELAS DUNIA YANG PEDULI LINGKUNGAN.
MISI
Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai
tambah maksimal bagi stakeholder dan lingkungan.
NILAI
Visioner
Mampu melihat jauh kedepan dan membuat proyeksi jangka panjang dalam pengembangan bisnis.
Integritas
Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen dan bertanggung jawab.
Inovatif
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik dari
sebelumnya.
Professional
Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi, dengan kreativitas, penuh keberanian, komitmen penuh, dalam
kerjasama untuk keahlian yang terus menerus meningkat.
Sadar Biaya dan Lingkungan
Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan menjalankan usaha atau asas manfaat yang maksimal
dan kepedulian lingkungan.
MAKNA
Mempersembahkan Sumber Energi untuk Kehidupan Dunia dan Bumi yang lebih baik.
KOMITMEN
Kami berkomitmen mewujudkan visi, misi dan nilai-nilai PTBA dan terbentuknya budaya sebagai pondasi kesuksesan jangka
panjang.
VISI DAN MISI
22. TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BATUBARA
PT. BUKIT ASAM,TBK.
Tahun 1981
Babaranjang saat ini tercatat sebagai kereta api rangkaian terpanjang di Indonesia. Kereta api
Babaranjang ini adalah nama salah satu produk layanan PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional (PT
KAI Divre) III Sumatera Selatan. Kereta Babaranjang 21 kali Tanjung Enim - Tarahan pergi-pulang
(pp) perhari. Setiap satu rangkaian Kereta Babaranjang ini memerlukan dua lokomotif untuk
menggerakkan rangkaian kerena, dikarenakan panjang dan beratnya. Sedangkan kekuatan masing-
masing lokomotif sekitar 2.100 tenaga kuda untuk menarik 46 gerbong yang membawa muatan 2.300
ton batu bara.
Tahun 2014
PT Bukit Asam (PTBA) lakukan kerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) sebagai
penyedia alat angkut batubara. Hal tersebut akan dimulai pada 2014 hingga 2029 dalam meningkatkan
kapasitas angkut batubara menjadi 22,7 juta ton per tahun.
PT KAI juga akan menambah 300 gerbong batubara yang telah disiapkan sejak tahun lalu, dan dalam
tahun 2013 ini PT KAI akan mendatangkan lagi 44 lokomotif baru dan penambahan infrastruktur
lainnya.
Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung saat ini sedang dalam tahap peningkatan kapasitasnya dari 13
juta ton menjadi 25 juta ton per tahun mulai tahun 2014 mendatang.
Kapal di pelabuhan tarahan yang selam ini hanya untuk satu kapal dengan bobot 80 ribu DWT
menjadi sekaligus dapat disandari oleh dua kapal
23. PETA JARINGAN
KERETA API
SUMATERA
A5
A4
A3
A2
A1
A6
A7
Sigi
Lhok Seumawe
Langsa
Besitang
Belawan
Lbk. Pakam
Tbg. Tinggi
Pm. Siantar
Ki Alan
Tj. Balai
Rantauprapat
Janhro
Takengon
Meulaboh
Kutacane
Tapaktuan
Kaban Jahe
Sidikalang
Talutung
Sibolga
Pd. Sidempuan
Dumai
Duri
Bengkais
Bangkinang
Lubuksikaping
Payahkumbuh
Bukitinggi Batusangkar
Padangpanjang
Paiman
Muaro
Solok
Muaralembu
Telukkuantan
Rengat
Kualaenok
Kualatungkal
Muarabungo
Muarasabak
Sengeti
Muarabulian
Bangko
Sungaipenuh
Sekayu Betung
Muntok
Simpang Kertapati
Tanjung Api-Api
Palembang North
Blimbing
Prabumulih
Kayuagung
Muaraenim
Lahat
Tanjungenim Baturaja
Lubuklinggau
Culup
Aigamakmur
Manna
Kotabumi
Meho
Kilometertiga
Talahan
Kalianda
Bakauheni
Existing
Rencana
24. PENANGANAN DAN PENGANGKUTAN
BATUBARA
TANJUNG ENIM
PTBA mengoperasikan tiga unit penyimpanan batubara di pertambangan Tanjung
Enim. Setiap penyimpanan batubara dilengkapi dengan feed breakers dan conveying
system yang terintegrasi dengan kapasitas sekitar 1.500 – 1.700 ton per jam (tons per
hour/tph) dan alat pemuatan batubara ke kereta dengan kapasitas 2.000 – 2.800
meter kubik per jam.
Penyimpanan pertama dan kedua berisi batubara dari Tambang Air Laya dan Muara
Tiga Besar. Sementara itu, penyimpanan lainnya berisi batubara dari unit Banko Barat.
Bagian batubara di penimbunan Air Laya dipindahkan dengan ban berjalan ke PLTU
Bukit Asam. Batubara dari tempat penyimpanan diangkut dengan kereta api ke
pelabuhan atau dermaga. PTBA memiliki kontrak jangka panjang dengan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) untuk mengangkut batubara ke Pelabuhan Tarahan di Lampung
atau Dermaga Kertapati di Palembang. Pelabuhan Tarahan berjarak 410 km dari
Tanjung Enim dan Dermaga Kertapati berjarak 190 km dari Tanjung Enim.
Rangkaian kereta api yang mengangkut batubara ke Pelabuhan Tarahan terdiri dari 46
gerbong yang masing-masing berkapasitas 50 ton, sementara rangkaian kereta ke
Dermaga Kertapati terdiri dari 35 gerbong dengan kapasitas 30 ton. Di Pelabuhan
Tarahan dan Dermaga Kertapati, PTBA memiliki penyimpanan batubara yang
dilengkapi dengan alat pemuat ke kapal.
25. PENANGANAN DAN PENGANGKUTAN
BATUBARA
Ombilin (Sumatera Barat)
Batubara yang ditambang dari pertambangan Ombilin dibersihkan sebelum
dikirimkan ke PLTU Sijantang atau diangkut dengan kereta api untuk ke PT Semen
Padang dan Dermaga Teluk Bayur.
Batubara yang dipindahkan melewati jalur kereta api dari Ombilin ke Padang telah
ada sejak dulu dengan panjang rel sejauh 155 km.
26. PENANGANAN DAN PENGANGKUTAN
BATUBARA
Pelabuhan Batubara Tarahan
Mayoritas batubara PTBA dikirimkan dari Pelabuhan Batubara Tarahan yang dimiliki
dan dioperasikan seluruhnya oleh PTBA. Fasilitas kelas dunia ini berlokasi di Bandar
Lampung yang berjarak sekitar 410 km dari Pertambangan Tanjung Enim bila
menggunakan angkutan kereta api.
Untuk mendukung aktivitas peningkatan di area penanganan dan pengangkutan
batubara, PTBA sampai kini melakukan peningkatan kapasitas Pelabuhan Tarahan
melalui konstruksi dermaga baru yang dapat mengakomodir kapal berukuran capsize.
Kapasitas akan ditingkatkan sekitar 25 juta ton per tahun dari 12 juta ton per tahun.
27. PENANGANAN DAN PENGANGKUTAN
BATUBARA
Dermaga Kertapati
Dermaga Kertapati menempati area seluas 10.2 hektar di bantaran sungai Musi dekat
Palembang. Dermaga ini juga dimiliki sepenuhnya dan dioperasikan oleh PTBA, dan
menangani batubara untuk pasar domestik dan ekspor regional. Kapasitas fasilitas di
Kertapati adalah 2.5 juta ton/tahun.
28. PENGANGKUTAN BATUBARA
KERETA API
Perusahaan pembuat:General Electric
Locomotive:Indonesia
Nomor seri:CC203
Model:GE U20C
Tanggal pembuatan:1995-2000
Jumlah diproduksi:41
Susunan roda AAR:C-C
Klasifikasi UIC:Co'Co‘
Lebar trak:1.067 mm
Panjang:14.135 mm
Lebar2.642 mm
Berat lokomotif:78 ton
Jenis bahan bakar:Solar HSD
Penggerak utama:GE 7FDL-8
Jenis mesin:Diesel 4 Tak
Motor traksi:6 buah, tipe GE 761
Jumlah silinder:8
Transmisi:Diesel Elektrik
Kecepatan maksimum:130 km/jam
Keluaran daya:2150 HP
29. PENGANGKUTAN BATUBARA
BARGE 300 FEET
Name Of Barge : LBX 05
Type of vessel : Steel Barge
Port Number : 01114-T/05
Oficial Number : 391039
Port of Registry : Singapore
Class : GL ( Switch Over to BKI)
Year of built : 2007-2012
Gross tonnage : 3,561 Tons / 1069
NRT
Length overall : 93.63 Meters
Breadth : 25.6 Meters
Depth : 5.79 Meters
Cargo capacity : 8,000 Tons
Ram door : Yes
Side board : Yes
30. PENGANGKUTAN BATUBARA
TUG BOAT
Name Of Vassel : LBX
Type of Vessel : Steel Tug Boat
Port of Registry : Singapore
Oficial Number : 390098
Class : GL (Swicth over BKI)
Year of Built : 2007,Kiong Hong Ship , Malaysia
Gross Tonnage : 240Tons
Net Tonnage : 76 Tons
Length Overall : 28,50 Meters
Breath : 8,10Meters
Depth : 4,40 Meters
Main Engine : Caterpillar 5821 (2 X 1200 BHp)
Speed : 10 Knots
Generator : 2 PH/60 X unit
Safety Equipments : IMO Standart
Communication Equipments : IMO Standart
Navigation Equipments : IMO Standart
Fuel Oil Tank Capacity : Approx 153 M3
Fresh Water Tank Capacity : Approx 46 M3
Aux Engine : 2 X 28 Yanmar
Towing Hook : 1 X 30 Tones With Mechanical Quick
Released
Crew Accomodation : 10 Men
31. PENGANGKUTAN BATUBARA
VESSEL
Max. LOA:229.50 meter
Max. Beam:32.25 meter
Length of Wharf:175 meter
No. of Mooring Dolphins:2 Dolphins & 4
Bollards
Distance between Dolphins:24.5 meter
Depth of Berth:12.0 meter - Tropical draft
Depth of Turning Basin:13.6 – 20.0 meter
Channel:Manuver normal - Tanpa Saluran
Max. Permissible Draft:15 meter
Air Draft for Alongside:Minimal 14.75 meter
Under Keel Clearance:1 meter di saat berth
1 meter di saat turning basin
Water Density:1.020 – 1.022/Tropical
Cargo & Storage Factor:in Bulk - 42 sampai
dengan 44 CF/MFT
Tidal Situations:MHWS 1.45 meter
Mean Tide:0.80, MLWS 0.15 meter
32. PENGANGKUTAN BATUBARA
VESSEL
Max. Vessel:40,000 DWT
Length of Wharf:185 meter
No. of Mooring Dolphins:8
Distance between Dolphins:35 meter
Depth of Berth:11 meter - Tropical draft
Depth of Turning Basin:10 meter
Channel:Manuver normal, tanpa saluran
Max. Permissible Draft:10.5 meter
Air Draft for Alongside:Max. 12.3 meter (high
tide)
Under Keel Clearance:0.5 meter saat di berth
0.5 meter saat di turning basin
Water Density:1.020 Tropical
Cargo & Storage Factor:in Bulk – 42 up to 44
CF/MT
Tidal Situations:MHWS : 0.6 – 0.7 meter
MLWS : 0.1 – 0.2 meter
High of Jetty from High Tide:1.0 meter
High of Jetty from Low Tide:2.5meter
33. PENGANGKUTAN BATUBARA TAMBAHAN
TRUCK
Jarak sumbu roda: 2.500
Panjang keseluruhan:4 .735
Lebar keseluruhan: 1.750
Tinggi keseluruhan: 2.055
Tinggi minimal dari tanah: 200
Jarak roda depan kiri kanan: 1.390
Jarak roda belakang kiri kanan: 1.380
Model: 4D34-2AT5
Tipe: 4 langkah,direct injection,mesin diesel
pendingin air,dengan turbo intercooler
Jumlah silinder: 4 sejajar
Diameter X Langkah mm: 104 X 115
Isi silinder cc: 3.908
Daya maksimum (JIS) PS/rpm: 110 /2.900
Torsi maksimum (JIS) Kgm/rpm: 28 / 1.600
Digunakan untuk transportasi batubara dari
mulut tambang menuju power plant.
34. PENGANGKUTAN BATUBARA TAMBAHAN
CATERPILLAR 740 ARTICULATED DUMP TRUCK
Front Axle – empty: 19410 kg
Center Axle – empty: 7050 kg
Rear Axle – empty: 6380 kg
Front Axle – loaded: 24280 kg
Center Axle – loaded: 23615 kg
Rear Axle – loaded: 22945 kg
Total Empty: 32840 kg
Total Loaded: 70840 kg
DumpRated Payload: 38000 kg
Capacity – Struck: 317.4 m3
Capacity – Heaped: 322.9 m3
Dump Angle:70 degrees
Overall Length: 10889 mm
Overall Width: 3430 mm
Overall Height: 3745 mm
Wheelbase: 5227 mm
Ground Clearance: 577 mm
Dump Height: 7068 mm
Dump Ground Clearance: 697 mm
Digunakan untuk transportasi batubara dari lokasi
penambangan menuju stock pile.
35. PENGANGKUTAN BATUBARA TAMBAHAN
Conveyor Belts
Nylon Conveyor Belts M - N Grade Rubber 3- 8 Ply, 3 X 1.5 Mm
Thick Covers
Min. & Above Up To 2400 Mm W
Polyester Textile EP Fabric Ply M- N Grade Conveyor Belts Up To
20mm Thick
Hygienic Food Grade Nylon 3, 4 Ply Conveyor Belting Up To 1200
Mm W
Heat Resistant Conveyor Belts With 4 X 2 Mm Thick Rubber
Covers Min. &
Above Of Hr 120 C
Fire Resistant Conveyor Belts With 3 X 3 Mm Thick Rubber
Covers Min. & Above
Rough Top Conveyor Belts 3 Ply With 3 Mm Ruff Min. Thick On
Top Up To 1000
Mm W
Endless Size Conveyor Belts Up To 90 Mtrs Max. Single Length
Elevator Rubber Belts In 2 Equal Roll Lengths
PVC Food Grade Conveyor Belts Up To 2000 Mm W
Rough Grip, Ribbed PVC Conveyor Belts
Oil Resistant PVC Conveyor Belts Up To 3000 Mm W
Conveyor Belt Fasteners
Digunakan pada saat loading batubara ke vessel dari Stockpile.