Ringkasan dokumen tersebut adalah: Manajemen logistik dan rantai pasok merupakan bagian penting dalam mengelola aliran barang dan informasi mulai dari produsen hingga konsumen akhir untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan biaya yang efisien melalui perencanaan lokasi fasilitas, inventori, dan transportasi.
Sistem logistik merupakan kumpulan pelaku, proses, prosedur, dan peraturan yang menggerakkan perpindahan barang dalam perdagangan, produksi, maupun distribusi untuk pemenuhan permintaan.
Sistem logistik mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan peradapan yang dipengaruhi oleh teknologi dan persaingan.
Sistem logistik perlu dikembangkan sehingga sesuai dengan tuntutan jaman.
Tujuan presentasi ini adalah memberikan pengetahuan tentang teknologi dan telenta untuk mengembangkan sistem logistik dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan sistem logistik di era Teknologi 4.0.
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTMuhammad Rafi Kambara
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
• Konsep Supply Chain adalah sistem yang memungkinkan perpindahan barang dari produsen agar hal-hal seperti keterlambatan penyampaian, salah barang, dsb bisa dikurangi atau tidak terjadi. • Konsep lama logistik : sebagai persoalan intern perusahaan dan pemecahannya diutamakan pada pemecahan intern perusahaan. • Konsep baru logistik : dilihat sebagai masalah yang lebih luas sejak dari bahan dasar samapai barang jadi yang dipakai oleh konsumen akhir, sehingga merupakan mata rantai penyediaan barang. • Pengertian SCM menurut para ahli :
Sistem logistik merupakan kumpulan pelaku, proses, prosedur, dan peraturan yang menggerakkan perpindahan barang dalam perdagangan, produksi, maupun distribusi untuk pemenuhan permintaan.
Sistem logistik mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan peradapan yang dipengaruhi oleh teknologi dan persaingan.
Sistem logistik perlu dikembangkan sehingga sesuai dengan tuntutan jaman.
Tujuan presentasi ini adalah memberikan pengetahuan tentang teknologi dan telenta untuk mengembangkan sistem logistik dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan sistem logistik di era Teknologi 4.0.
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTMuhammad Rafi Kambara
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
• Konsep Supply Chain adalah sistem yang memungkinkan perpindahan barang dari produsen agar hal-hal seperti keterlambatan penyampaian, salah barang, dsb bisa dikurangi atau tidak terjadi. • Konsep lama logistik : sebagai persoalan intern perusahaan dan pemecahannya diutamakan pada pemecahan intern perusahaan. • Konsep baru logistik : dilihat sebagai masalah yang lebih luas sejak dari bahan dasar samapai barang jadi yang dipakai oleh konsumen akhir, sehingga merupakan mata rantai penyediaan barang. • Pengertian SCM menurut para ahli :
Sistem informasi dan manajemen rantai pasokagus supriyono
Sistem Informasi yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan yang berbasis pada pemanfaatan teknologi terpadu peralatan sistem mekanisasi pengolah data sebagai penyedia informasi untuk menunjang semua aspek kegiatan yang berhubungan dengan operasional, manajemen, analisis maupun dalam hal pembuatan keputusan.
Sistem informasi dan manajemen rantai pasokagus supriyono
Sistem Informasi yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan yang berbasis pada pemanfaatan teknologi terpadu peralatan sistem mekanisasi pengolah data sebagai penyedia informasi untuk menunjang semua aspek kegiatan yang berhubungan dengan operasional, manajemen, analisis maupun dalam hal pembuatan keputusan.
Membahas mengenai Managemen Rantai Pasokan, Penyusunan Jadwal Kerja, Sistem Tepat Waktu ( JIT ), & Perencanaan Agregat Jangka Pendek dan Jangka Menengah
Oleh;
Iin Suryani
Nuri Nur Fitri Syawaliah
M Maulana Mutakin
M Fajar Ishak
Enden Jalaludin
By; Mahasiswa Universitas Terbuka UPBJJ Bogor (Pokjar Cicurug)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
2. Definisi Logistik
Logistik merupakan bagian dari proses supply chain
yang merencanakan, mengimplementasikan dan
mengendalikan pergerakan aliran dan penyimpanan
barang atau jasa dari titik awal ke titik konsumsi dalam
rangka memenuhi kebutuhan Customer
3. Definisi Supply Chain
SC menunjukkan seluruh aktivitas yang berasosiasi dengan aliran
dan transformasi barang dari bahan baku sampai dengan
pengguna akhir, dan juga berasosiasi dengan aliran informasi.
SCM merupakan integrasi seluruh aktivitas melalui perbaikan
hubungan antar pelaku rantai pasok untuk memperoleh daya
saing perusahaan
4.
5. Misi Logistik/SC
Logistik dan supply chain prakteknnya tidak dapat
dipisahkan, misinya sama yaitu :
“Memperoleh barang atau jasa pada tempat yang
tepat, waktu yang tepat, dengan kondisi yang
diinginkan dan memberrikan kontribusi terbaik untuk
perusahaan”
7. Aktivitas Kunci logistik/SC
1.
Pelayanan customer dengan marketing
Penentuan kebutuhan customer dan keinginannya untuk
pelayanan logistik
Penentuan response customer
Menetapkan level kepuasan customer
2. Transportasi
Pemilihan moda transportasi
Konsolidasi pengiriman
Pemilihan route perjalanan
Penjadwalan alat transportasi
8. Aktivitas Kunci logistik/SC
3. Inventory Management
Kebijakan stock bahan baku dan barang jadi
Peramalan penjualan jangka pendek
Jenis produk dalam tempat penyimpanan
Jumlah, ukuran dan lokasi penyimpanan
Pemilihan strategi Just in time, pull atau push
4. Aliran informasi dan proses pemesanan
Aturan pemesanan
Metode pengiriman informasi pesanan
Prosedur hubungan inventory dengan pesanan
9. Aktivitas Pendukung Logistik/SC
Penggudangan (penentuan luas dan tataletak)
Penanganan Bahan (pemilihan alat, kebijakan pengantian alat, dll)
Purchasing (pemilihan sumber pasokan, waktu pembelian, jumlah
pembelian)
Pengemasan pelindung (penanganan, penyimpanan, mnegurangi
loss/rusak)
Hubungan dengan produksi (perencanaan agregat, urutan
penjadwalan)
Maintenance informasi (pengumpulan, update, penyimpanan dan
analisis data serta prosedur pengendalian)
10. Strategi Koorporasi
1. Ekspresi dari tujuan perusahaan
Mencari keuntungan, survival, sosial, Return On Investment, market share
atau pertumbuhan
2. Pengembangan visi
Melihat customer, suppliers, kompetitor, dan perusahaan sendiri, contoh visi
GE menjadi nomor 1 di pasar, keluar dari pasar jika tidak menjaga standar
HP melayani komunitas scientific
Yamaha Semakin didepan
Air Asia Every one can fly
3. Strategi dan perencanaan untuk mencapai visi
setiap fungsi dalam perusahaan (produksi, logistik, marketing dll)
11. Strategi Logistik/Supply Chain
Tujuan strategi Logistik/Supply Chain
1.
Pengurangan biaya operasional
Pemilihan lokasi diantara gudang atau pemilihan moda transportasi
maksimasi profit
2.
Pengurangan modal
pengiriman lgsung ke customer tanpa gudang, pilih sewa gudang,
mengunakan jasa 3PL, just in time maksimasi ROI
3.
Peningkatan kepuasan customer
Penerimaan akan meningkat bila customer puas. contoh kasus
Service stock level,
Service center alat mesin kantor yang dekat dan tersedia pengantinya
Domino Pizza vs Pizza Hut mengenai delivery
Saos Nabisco vs Kraft mengenai pengiriman produk untuk bersaing
12. Level Perencanaan
Strategic planning
untuk kebutuhan jangka
panjang, > 1 tahun
Tactical
untuk kebutuhan jangka
menengah, < 1 tahun
Operational
untuk kebutuhan jangka
pendek, setiap jam/ setiap hari
Tidak seluruh
data yang
dibutuhkan ada
dan akurat
Menggunakan
data yang
akurat
13. Aspek Utama Perencanaan
Logistik/Supply Chain
Pelayanan Customer
level pelayanan rendah inventori tersentralisasi, transportasi
yang tidak mahal
level pelayanan tinggi inventori tersebar, transportasi yang
cenderung mahal
Strategi lokasi fasilitas
penempatan geografis lokasi, jumlah , ukuran yang
menyesuaikan demand untuk menentukan jalur pengiriman
ke pelabuhan, customer ataupun dari vendor esensinya
biaya pengiriman yang paling rendah
14. Aspek Utama Perencanaan
Logistik/Supply Chain
Keputusan inventory
pemilihan push atau pull serta pengendalian
inventori
Strategi Transportasi
pemilihan moda transportasi, ukuran pengiriman, rute
pengiriman dan penjadwalan
16. Panduan 1. Konsep Total Biaya
Trade off
•Biaya kehilangan penjualan
VS biaya transportasi dan
biaya inventori thdp
kepuasan konsumen
•Biaya produksi VS biaya
jumlah inventori thdp Sistem
penjadwalan terpendek
• biaya jumlah inventori VS
biaya kehilangan penjualan
terhadap jumlah inventori
17. Panduan 2. Distribusi Terdifferensiasi
Tidak semua produk harus diberikan pada level kepuasan yang
sama
Berbeda kebutuhan customer, berbeda karakteristik produk,
berbeda level penjualannya diantara berbagai produk
berbeda sistem distribusinya
Klasifikasikan jenis produk menjadi group
Kesalahan strategi :
Semua produk di semua gudang , Semua produk di distribusi
dengan alat transportasi yang sama, semua ukuran pengiriman
di disribusi dengan jalur dan metode yang sama,
18. Panduan 3. Mix strategi
Mirip dengan distribusi
terdifferensiasi
Contoh
Menggunakan gudang
sewaan dan juga punya
sendiri
Menggunakan jasa 3PL
dan juga punya alat
transportasi sendiri
19. Panduan 4. Postponement
(Penundaan)
Waktu pengiriman dan penentuan pengiriman produk harus
menunggu dahulu sampai order customer diterima oleh perusahaan.
Contoh:
Katalog pada tupperware
Pemesanan PC Dell
Menunda perakitan mobil toyota
Menunda pemotongan lembaran besi sehingga sesuai customer
20. Panduan 5. Konsolidasi
Panduan 6. Standarisasi
Konsolidasi
Pengabungan pengiriman dalam jumlah besar yang berasal dari
berbagai pesanan dikirim dalam jumlah kecil skala ekonomis
Standarisasi
Banyaknya variasi inventori meningkat, ukuran pengiriman
berkurang biaya logistik meingkat perlu standarisasi.
Contoh modular produk, label yg sama merek berbeda, avanza
banyak tipe, dan lain-lain
21. Pengukuran kinerja strategi
Cash flow
Contoh : pengurangan inventori merubah aseet menjadi kas
Savings
penguragan biaya operasional sehingga profit meningkat
Return on Investment
rasio pengurangan biaya terhadap biaya investasi logistik
22. Klasifikasi Produk
1.Consumer Produk
Convenience product
Konsumen sering membeli dan hanya sedikit membandingkan produkbutuh
banyak outlet dan biaya distribusi tinggi. ex : Cocacola, pepsi, sabun, bank dll
Shopping product
konsumen sengaja mencari dengan membandingkan lokasi, harga, kualitas
dan performans hanya beberapa outlet saja, biaya distribusi lebih rendah
drpd convenience produk. contoh : fashion distro, dealer mobil, furniture, dll
Specialty product
konsumen mau mengeluarkan usaha lebih dan bahkan menunggu untuk
mendapatkan barangdistribusi tersentralisasi, biaya distribusi paling rendah
ex bengkel custom, konsultan
23. 2. Produk Industri
Produk atau jasa yang digunakan oleh perusahaan lain untuk
menghasilkan produk atau jasa lain/baru, Contoh :
Bahan baku, komponen part, alat-alat produksi
24. Siklus Hidup Produk
SCM
Pengenalan (Introduction): produk
dikenalkan, volume penjualan rendah ,
masalah teknis blm dpt diatasi, harga
tinggi
Pertumbuhan (Growth) : produk diperbaiki
& distandarisasi, volume penjualan
meningkat cepat jika produk dapat
diterima pasar, harga rendah, R&D hrs
melakukan perbaikan kualitas produk
Kejenuhan (Maturity): Keandalan dlm
performance, harga wajar, volume
penjualan stabil, profit mulai menurun.
Memodifikasi produk dan inovasi
Penurunan (Decline): permintaan menurun
krn produk diganti oleh yang baru
Strategi
24
Pengenalan (Introduction): stock
dibatasi dan ditempatkan hanya
beberapa lokasi
Pertumbuhan (Growth) :
ketersediaan harus meningkat
serta mulai ditempatkan dibanyak
lokasi
Kejenuhan (Maturity): pola
distribusi sama dengan yang
sudah ada, distribusi sudah yang
paling luas
Penurunan (Decline): effisien
distribusi, penyesuaian pola
inventori dan pergerakan, jumlah
lokasi penyimpanan dikurangi,
lebih tersentralisasi
25. Karakteristik Produk
Rasio berat-volume
Rasio berat-volume
Rasio rendah
biaya tinggi
Rasio tinggi biaya
rendah
Cabe segar vs cabe
bubuk
lemari knockdown
• Rasio nilai-berat
rasio tinggi biaya
transportasi rendah tapi
biaya penyimpanan tinggi
meminimumkan jumlah
persediaan
rasio rendah biaya
transportasi tinggi tapi
biaya penyimpanan
rendah mencari biaya
transportasi yang
menguntungkan
(pasir, batu bara) vs (emas,
barang elektronik)
• Subtitutability
• Kemampuan Subtitusi
dengan produk lain
• Produk yang mudah
disubtitusi manager
logistik harus menjamin
ketersediaan produk
tidak terjadi kehilangan
penjualan namun ada
trade off biaya logistik
26. Penentuan harga produk
Berdasarkan geografis
1.
FOB pricing
2.
Zone Pricing
3.
Single or uniform pricing
4.
Freight Equalization pricing
5.
Basing point pricing
27. FOB (free on board) Pricing
Metode ini menggunakan lokasi untuk menentukan harga efektif
F.o.b factory/origin harga ditentukan pada lokasi pabrik (asal pengiriman).
Konsumen mengambil barang langsung dari pabrik dan bertanggungjawab
atas pengiriman barang sampai ketujuannya. Suplier harus merancang skema
pengiriman yang sederhana dengan biaya pengiriman yang murah,
konsumen dikenakan biaya pengiriman sesuai biaya aktual yang terjadi
F.o.b destination harga ditentukan pada lokasi konsumen/daerah sekitar.
Biaya transportasi sudah termasuk ke dalam harga. Supplier harus merancang
seluruh skema pengiriman yang mungkin terjadi.
F.o.b factory & destination dapat dikombinasikan, tergantung dari bagaimana
biaya pengiriman dibayar (fob origin, freight collect; fob origin, freight prepaid;
fob origin freight prepaid and charge back; fob destination, freight collect; fob
origin, freight pepaid (delivered), fob destination, freight collect and allowed)
28. Zone Pricing
Perusahaan yang memiliki banyak konsumen (>1000)
tidak perlu memberikan harga yang berbeda
kepada setiap konsumen, dimana terdapat berbagai
kompleksitas administrasi.
Zone pricing dapat mengurangi kompleksitas tersebut
dengan membuat 1 harga untuk 1 zona (wilayah
geografis yang luas), yang jumlah areanya
tergantung dari kebijakan perusahaan.
29. Single, or Uniform, Pricing
Penentuan harga yang paling sederhana adalah
membuat 1 harga untuk semua konsumen tanpa
melihat lokasi mereka.
Namun terdapat kebijakan harga tambahan terkait
biaya distribusi yang dikirimkan ke konsumen yang
berbeda, sehingga biaya tersebut harus dirataratakan.
30. Freight Equalization Pricing
Kompetitor berpengaruh dalam penentuan harga, misalnya
Jika
ada 2 perusahaan yang memiliki tingkat keefisiensian
yang sama dalam memproses dan menjual dengan biaya
produksi pada lokasi pabrik yang sama, maka persaingan
harga terdapat pada biaya transportasi. Perusahaan yang
lebih jauh dari pasar harus dapat mengurangi biaya
pengiriman untuk memperoleh harga yang kompetitif. Biaya
transportasi dan produksi di sejumlah lokasi produksi dirataratakan.
31. Basing Point Pricing
Harga ditentukan berdasarkan lokasi pengiriman
(tempat produk dikirim).
Jika lokasi pengiriman terletak dilokasi yang terdapat
banyak kompetitor, maka harga dapat disamakan
dengan harga pesaing diberbagai lokasi konsumen.
Perusahaan dapat menggunakan 1 atau lebih “basing
points”.
32. Definisi Customer Service
Create demand dan loyality
Customer serviceoutcome dari aktivitas logistik/SC
Logistik customer service :
“kecepatan dan ketidakbergantungan item yang
diorder oleh customer untuk bisa menyediakan
produk”
33. Elemen Customer Service
Elemen customer service dapat dipandang sebagai strategi marketing 4 P salah
satunya Place
Pra transaksi. pernyataan kebijakan customer service.
Contoh penentuan kapan produk di delivery, prosedur penanganan
pengembalian produk atau back order, metode pengiriman, kontingensi plan,
Customer diberitahu terlebih dahulu servicenya, menyediakan pelatihan atau
panduan agar hubungannya baik
Transaksi. Aktivitas langsung pengiriman produk
penentuan level stok, pemilihan transportasi, prosedur order-proses, berdampak
ada waktu pengiriman, keakurata pemenuhan order, kondisi produk setelah
diterima, ketersediaan stok
Pascatransaksi
melindungi cutomer dari produk cacat, pengembalian kemasan, penanganan
claim dan komplain.
34. Waktu Siklus Pesanan
Definisi: rentang waktu sejak konsumen memesan (membeli)
barang/ jasa, sampai produk/ jasa tersebut diterima oleh konsumen
komponen „waktu siklus pesanan‟:
Pengiriman
pesanan (order transmittal)
Pemrosesan/pemenuhan
pesanan (order processing & assembly)
Waktu
untuk menambah persediaan (additional stock acquisition
Waktu
pengiriman (delivery time)
time)
35.
36. Definisi Order Processing
Order cycle
waktu yang diperlukan untuk memenuhi pesanan konsumen (sejak
dipesan sampai pesanan diterima)
Order Processing
sejumlah kegiatan yang termasuk ke dalam „customer order cycle‟
37. Order Processing
Terdiri dari kegiatan:
Order
preparation
Order
transmittal
Order
entry
Order
filling
Order
status reporting
38. Order Preparation
Kegiatan pengumpulan informasi yang dibutuhkan terkait produk/
jasa yang diinginkan, dan melakukan pesanan secara resmi
Kegiatannya meliputi:
menentukan
mengisi
vendor yang tepat
formulir pesanan
Menentukan
persediaan
mengkomunikasikan
informasi terkait pesanan (kepada petugas
terkait via telepon/ mengisi langsung pada menu situs web)
Penggunaan teknologi memberikan manfaat yang cukup besar
menghilangkan pengisian formulir secara manual
39. Order Transmittal
Kegiatan memindahkan permohonan pesanan dari titik awal (customer/buyer)
ke petugas/ bagian yang menginput data pesanan ke dalam sistem
Order transmittal dapat dilakukan secara:
Manual mengirim data pesanan atau sales staff membawa langsung fisik
data pesanan ke bagian entry data pesanan
Electronical telepon bebas pulsa, situs web, EDI (Electronic Data
Interchange), mesin fax, komunikasi satelit
Penggunaan elektronik telah menggantikan pengiriman pesanan secara
manual, karena:
mengirim informasi lebih cepat dengan tingkat akurasi yang tinggi
meningkatkan keamanan
menurunkan biaya
40. Order Entry
Kegiatan entry data pesanan ke dalam sistem, yaitu:
Memeriksa
keakuratan informasi pesanan terkait deskripsi barang,
jumlah, dan harga
Memeriksa
persediaan barang yang akan dipesan
Menyiapkan
Memeriksa
Menyalin
dokumen pembatalan/ pemesanan kembali
status kredit konsumen
informasi pesanan
Penagihan
Perbaikan teknologi yang digunakan dapat meningkatkan
produktifitas, co: bar code vs komputer
41. Order Filling
Kegiatan fisik yang dibutuhkan untuk:
Memenuhi
pesanan dari persediaan/ produksi/ pembelian
Mengemas
barang yang dipesan
Menjadwalkan
Menyiapkan
waktu pengiriman
dokumen pengiriman
untuk mempersingkat waktu, kegiatan ini dapat dilakukan secara
paralel dengan ‘order entry’
42. Order Status Reporting
Kegiatan monitoring, dalam rangka memberikan pelyanan
yang baik kepada konsumen, dengan cara:
Melacak
dan menginformasikan posisi/ status pesanan
dalam kegiatan order cycle
Menginformasikan
waktu pengiriman
44. Faktor-faktor yg mempengaruhi
Order-Processing Time
Processing priorities
melakukan prioritas ataupun tidak, akan mempengaruhi „orderprocessing time‟. Co: pada saat terdapat banyak pesanan,
petugas akan memprioritaskan pesanan yang paling sedikit dan
simple dibandingkan pesanan yang besar
Paralel vs sequential processing
„Order-processing time‟ terpanjang dapat terjadi ketika semua
tugas diselesaikan secara berurutan, namun jika melakukan
beberapa pekerjaan (pesanan) dalam waktu bersamaan akan
mengurangi total „processing time‟
45. Faktor-faktor yg mempengaruhi
Order-Processing Time
Order-filling accuracy
Keakuratan dalam memenuhi pesanan (no error) akan
meminimumkan „processing time‟
Order batching
Mengumpulkan pesanan dari beberapa konsumen menjadi satu
kelompok untuk diproses secara batch, akan mengurangi biaya
operasional. Namun menahan pesanan sampai terpenuhinya
jumlah pesanan dalam 1 batch, akan menambah „processing
time‟
46. Faktor-faktor yg mempengaruhi
Order-Processing Time
Lot sizing
Pesanan dalam jumlah besar, lebih baik dipenuhi secara parsial
dari pada menunggu seluruh pesanan selesai diproduksi
Shipment consolidation
Menggabungkan beberapa pesanan yang jumlahnya kecil,
agar dapat melakukan pengiriman dalam volume yang besar
menurunkan biaya transportasi, namun meningkatkan
„processing time‟
47. The Major Subsystem of LIS
The order management system (OMS)
front-end system of LIS
A warehouse management system (WMS)
mengelola aliran produk, dan menyimpan status produk di
jaringan logistik
A transportation management system (TMS)
membantu perusahaan dalam merencanakan dan
mengontrol kegiatan transportasi perusahaan