This document presents a discussion on national food logistics in Indonesia with a spatial approach. It was presented at a Bank Indonesia Focus Group Discussion on January 22, 2016. The document includes statistics on rice production potential in Indonesia by island, an overview of the national logistics system including transportation modes and goods types, examples of high transportation costs for certain regions, and conclusions about improving integration, deregulation, intermodal transportation, regional self-sufficiency policies, and workforce competencies to develop an efficient national food logistics system.

1. LOGISTIK PANGAN NASIONAL
DENGAN PENDEKATAN SPASIAL
DIPRESENTASIKAN DI:
“FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) BANK INDONESIA”
JUMAT 22 JANUARI 2016, PUKUL 14.00 S.D SELESAI
DI RUANG RAPAT DEPARTEMEN REGIONAL II (JAWA)
GEDUNG TIPIKAL LANTAI 12 KOMP PERKANTORAN BANK INDONESIA
JLN MH THAMRIN NO 2 JAKARTA PUSAT
OLEH:
FRANCISCUS WELIRANG
1

2. DAFTAR ISI
2

3. 1. POTENSI KAWASAN PERTANIAN INDONESIA
PADI (NASIONAL)
1
PULAU JML
KABUPATEN
IRIGASI
(Ha)
NON-
IRIGASI
(Ha)
TOTAL
TANAH
UNTUK
PADI
(IRIGASI
+ NON)
(HA)
JML
PENGGILI
NGAN
PADI
(HULLER)
GABAH
YANG
DIGILING
(MEI 2011-
APRIL
2012)
(ton)
BERAS YANG
DIHASILKAN
(MEI 2011-
APRIL 2012)
(ton)
RENDE
MEN
(%)
PRODUK
TIVITAS
HULLER
(ton)
YIELD
SAWAH
(ton/Ha)
SUMATERA 80 1,101,349 602,034 1,703,383 35,447
5,802,175
3,592,478
61.92% 163.69 3.41
JAWA 108 1,780,630 989,047 2,769,677 95,762
21,158,231
13,379,146
63.23% 220.95 7.64
KALIMANTAN 33 729,964 232,924
962,888
17,248
1,155,320
760,023
65.78% 66.98 1.20
SULAWESI 36 339,714 105,321
445,035
23,873
3,390,566
2,044,976
60.31% 142.03 7.62
NUSA
TENGGARA/
BALI
22 217,626 118,440
336,066
9,307
1,265,011
781,836
61.80% 135.92 3.76
MALUKU/
PAPUA
5 24,026 15,515
39,541
559
102,524
51,526
50.26% 183.41 2.59
TOTAL 284 4,193,309 2,063,281 6,256,590 182,196
32,873,827
20,609,985
62.69% 180.43 5.25
SUMBER:
• Kementerian Pertanian 2015, Hasil riset BPS 2015, dan Interpolasi internal

4. HUBUNGAN
PELABUHAN
INTERNASIONAL
INDONESIA
HUBUNGAN
PELABUHAN
INTERNASIONAL
AFRIKA HUBUNGAN
PELABUHAN
INTERNASIONAL
EROPA
HUBUNGAN
PELABUHAN
INTERNASIONAL
ASIA
HUBUNGAN
PELABUHAN
INTERNASIONAL
AMERIKA
HUBUNGAN
PELABUHAN
INTERNASIONAL
AUSTRALIA
ANTAR-
PULAU
ANTAR-
PULAU
ANTAR-
PULAU
KOTA/
KAB
KOTA/
KAB
KOTA/
KAB
DESA
DESA
DESA
DESA
DESA
DESA
DESA
DESA
DESA
2. PENGANTAR JARINGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL
INTEGRASI JARINGAN LOKAL & NASIONAL KONEKSI JARINGAN GLOBAL
SUMBER: PERPRES BAB 3 4

5. 3. SISTEM LOGISTIK NASIONAL: MODA DAN JENIS BARANG
ALAT
PANGAN CAIR
OBAT
LAIN-LAIN
BAHAN
TAMBANG
KONSTRUKSI
ALAT RT
ELEKTRONIK
SANDANG
PERSONAL
CARE
DLL
PADAT
DARAT
TRUCKING
KA
LAUT
UDARA
KAPAL
TONGKANG
TANKER
BULK
GEM CARGO
SHIP
CONTAINER
SHIP
PESAWAT & HELI
PADAT
GAS
CAIR
PANGAN
NONPANGAN
MODA
SISLOGNAS
ANCAMAN
PENGUATAN
NKRI
ARUS:
♣ BARANG
♣ MANUSIA
♣ JASA
JENIS BARANG
CAIR
FUEL (ENERGY)
CHEMICAL
LUBRICANT/
GREASE
GAS
LPG
LNG
INDUSTRIAL
GAS
PANGAN
BIJI-BIJIAN
HORTI/ REMPAH
HASIL LAUT/
SUNGAI/ TAMBAK
PANGAN ½ JADI &
JADI
SUMBER: INTERNAL FW - BS
5

6. 4. IDENTIFIKASI ELEMEN-ELEMEN BIAYA DALAM
TOTAL BIAYA LOGISTIK YANG KRITIS
PELABUHAN MUAT PELAYARAN PELABUHAN BONGKAR
TERKAIT
KAPAL
TERKAIT
KONTAINER
• BIAYA SEWA KAPAL • BIAYA BAHAN BAKAR
• BIAYA OPERASIONAL
• BIAYA KRU
• BIAYA AGEN
• BIAYA SEWA
KONTAINER
• BIAYA ASURANSI
• BIAYA KEAMANAN
• TERMINAL HANDLING CHARGE
• BIAYA STEVEDORING DAN
CARGODORING
CONTAINER YARD TRUCKING PERGUDANGAN
TERKAIT
KONTAINER
• BIAYA SIMPAN DI
CONTAINER YARD
• BIAYA ANGKUTAN TRUK • STRIPPING COST
SOURCE: INTERNAL BS - FW
6

7. ROAD – MILL
TO PELINDO
(PRIOK)
PORT –
TG
PRIOK
SEA –
PRIOK TO
BELAWAN
SEA -
ANCHORAGE
PORT –
UNLOAD
ING
PORT –
CONTAINER
YARD
ROAD –
BELAWAN
TO STOCK
POINT AT
PORT
WAREHOU
SE –
STOCK
POINT
ROAD –
STOCK
POINT
MEDAN AREA
5. ALIRAN RANTAI SUPLAI
PRIOK (MILL) KE AREA MEDAN
SUMBER: INTERNAL FW - BS
7

8. SUMBER: INTERNAL FW - BS
6. CONTOH BIAYA DOOR TO PORT YANG MAHAL
(KE PAPUA DAN BALI)
8

9. SUMBER: INTERNAL FW – BS (PER 21 JAN 2016)
7. PERBANDINGAN BIAYA PENGANGKUTAN
DALAM & LUAR NEGERI
Jarak Jkt – Padang : 561 mill laut
Tarif door to port/mill : Rp 14.260/mill
Total tarif : Rp 8.000.000
Jarak Jkt – Pontianak : 420 mill laut
Tarif door to port/mill : Rp 20.238/mill
Total tarif : Rp 8.500.000
 JKT – SPORE : 547 Mil = Rp 5.067.955
 JKT – PADANG : 561 Mil = Rp 8.000.000 ( 57,85%)
 JKT – PONTIANAK : 420 Mil = Rp 8.500.000 ( 67,72%)
 JKT – JAMBI : 485 Mil = Rp 7.800.000 ( 53,91%)
 JKT – PALEMBANG: 463 Mil = Rp 6.200.000 ( 22,34%) 9
Jarak Jkt – Jambi : 485mill laut
Tarif door to port/mill : Rp 16.082 /mill
Total tarif : Rp 7.800.000
Jarak Jkt – Singapur a : 547 mill laut
Tarif door to port/mill : Rp 9.265/mill
Total tarif : Rp 5.067.955 (US$ 362)
Jarak Jkt – Palembang : 463mill laut
Tarif door to port/mill : Rp 13.391/mill
Total tarif : Rp 6.200.000
JAKARTA
SANGAT LEBIH MAHAL !!

10. 8. KESIMPULAN
1. SISLOGNAS PANGAN YANG TERPADU, CEPAT, DAN BERBIAYA RENDAH
MENUNTUT PEMBENAHAN DI INDUSTRI PELABUHAN, INDUSTRI PERKAPALAN,
INDUSTRI/JASA PENDUKUNG (BANK, PABEAN, IT, DLL), DAN INFRASTRUKTUR,
SERTA SUPRASTRUKTUR.
2. PERLU ADANYA DEREGULASI SISTEM PELAYARAN NASIONAL YANG ADAPTIF
TERHADAP SISLOGNAS PANGAN UNTUK MINIMAL 25 TAHUN YANG AKAN
DATANG.
3. KESEIMBANGAN INTERMODA LAUT, DARAT, DAN UDARA UNTUK SISLOGNAS
PANGAN MENJADI PENTING.
4. PERLU ADA KEBIJAKAN PANGAN NASIONAL AGAR MASING-MASING DARI 6
PULAU BESAR (SUMATERA, JAWA, KALIMANTAN, SULAWESI, NTT-BALI, MALUKU-
PAPUA DAPAT SWASEMBADA PANGAN DI MASING-MASING PULAU BESAR
TERSEBUT.
INGAT: KIRIM KE LUAR PULAU ITU SUDAH MIRIP DENGAN EKSPOR, DAN
BERBIAYA BESAR. JADI SWASEMBADA DI INTERNAL MASING-MASING PULAU
HARUS DILAKUKAN.
5. DI MASING-MASING PELABUHAN INTI DI DAERAH, SDM HARUS DITINGKATKAN
KOMPETENSINYA DAN MELEK IT, SEHINGGA BISA TERINTEGRASI SECARA
NASIONAL DAN ON-LINE.

11. 11