SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/ 
1 
Tugas Kelompok 
PEKSOS INDUSTRI 
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 
Diajukan untuk memenuhi Salah satu tugas Mata Kuliah Pekerjaan Sosial Industri 
Dosen : 
Drs. Suhendar, MP 
Drs. Ajat Sudrajat, MP 
Disusun Oleh : 
Joko Setiawan 08.04.100 
Ferdyan Dwi Arsy 08.04.093 
Ocktina Ariyanti 08.04.027 
SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL 
BANDUNG 
TAHUN 2010
BAB I 
PENDAHULUAN 
LATAR BELAKANG 
Masyarakat berkembang semakin kompleks. Sasaran, bidang garapan dan intervensi 
pekerjaan social juga semakin luas. Globalisasi dan industrialisasi telah membuka kesempatan 
bagi pekerja social untuk terlibat dalam bidang yang relative baru, yakni dunia industry. Dunia 
industry kini sedang menggali manfaat- manfaat positif dari adanya pekerja social industry, baik 
terhadap aspek financial ataupun relasi social dengan para pekerja dan masyarakat. 
Ide mengenai Tanggunjawab Sosial Perusahaan ( TSP ) atau yang dikenal dengan 
Corporate Social Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang 
mendukung wacana TSP berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para 
individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak boleh 
hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan 
kepedulian terhadap publik. 
Secara lebih teoritis dan sistematis, konsep Piramida Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 
yang dikembangakan oleh Archie B Carrol memberi justify logis mengapa sebuah perusahaan 
perlu menerapkan TSP bagi masyarakat di sekitarnya. Sebuah perusahaan tidak hanya memiliki 
tangungjawab ekonomis, melainkan pula tanggungjawab legal, etis dan filantropis. 
1 
RUMUSAN MASALAH 
a. Definisi tanggungjawab sosial perusahaan 
1. Konsep tanggung jawab dalam makna responsibility 
2. Konsep tanggung jawab dalam makna liability 
b. Perkembangan dan Motif Tanggungjawab Sosial 
c. Model Tanggungjawab Sosial Perusahaan 
d. Comdev dan Pemberdayaan Masyarakat 
e. Peraturan Perundangan CSR 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
1 
f. Beragam CSR oleh Perusahaan 
g. Peran Pekerja Sosial dalam CSR 
TUJUAN PENULISAN 
Untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuiah Pekerjaan Sosial Industri dan untum 
mengetahui tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. DEFINISI TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 
Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai 
suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri 
dalam melayanai kepentingan organisasi dan kepentingan public eksternal. 
Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegarasikan 
kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku 
kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 
2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain 
yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara lain, Investasi Sosial 
Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian perusahaan ( Corporate Giving), 
kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ). 
Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh 
perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam makna 
responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability 
atau tanggung jawab yuridis atau hukum. 
1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility 
Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa 
responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts; 
capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki 
karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan 
oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita ambil 2 
kesimpulan : a)harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan; dan b)harus ada 
kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan. Kemudian, kata tanggung jawab 
sendiri memiliki 3 unsur : 1)Kesadaran (awareness). Berarti tahu, mengetahui, mengenal. 
Dengan kata lain, seseorang(baca : perusahaan) baru dapat dimintai pertanggungjawaban, bila 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/ 
1
yang bersangkutan sadar tentang apa yang dilakukannya; 2)Kecintaan atau kesukaan (affiction). 
Berarti suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul 
atas dasar kesadaran, apabila tidak ada kesadaran berarti rasa kecintaan tersebut tidak akan 
muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas kesadaran inilah lahirnya rasa tanggung 
jawab; 3)Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa yang didorong oleh rasa keikhlasan, tidak 
ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan. Jadi pada prinsipnya tanggung jawab dalam 
arti responsibility lebih menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan 
secara sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan atau konsekuensi apapun dari 
perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata lain responsibility merupakan 
tanggung jawab dalam arti sempit yaitu tanggung yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga 
tidak salah apabila pemahaman sebagian pelaku dan atau perusahaan terhadap CSR hanya 
sebatas tanggung jawab moral yang mereka wujudkan dalam bentuk philanthropy maupun 
charity. 
2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability 
Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara tanggung jawab dalam 
ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan. Dalam 
hukum keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut : 1)Prinsip 
tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability based on fault); 2)Prinsip 
tanggung jawab berdasarkan praduga(presumption of liability); 3)Prinsip tanggung jawab mutlak 
(absolute liability or strict liability). Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi khusus dalam 
gugatan keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa teori tanggung 
jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni : 1)Market share liability; 2)Risk contribution; 
3)Concert of action; 4)Alternative liability; 5)Enterprise liability. Berdasarkan uraian tersebut, 
dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung jawab dalam makna responsibility dengan 
tanggung jawab dalam makna liability pada hakekatnya hanya terletak pada sumber 
pengaturannya. Jika tanggung jawab itu belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam suatu 
norma hukum, maka termasuk dalam makna responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab 
itu telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk dalam makna liability 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/ 
1
Munculnya Konsep TSP didorong oleh terjadinya Kecenderungan pada masyarakat 
industri yang dapat disingkat dengan fenomena DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti Tuli), 
sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi ( Suharto, 2005) 
1. Dehumanisas industry. Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri 
telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh di 
perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. “Merger mania” 
dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja 
dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi 
dan kerusakan lingkungan yang hebat. 
2. Equalisasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk 
meminta pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering kali 
ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut 
akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam proses produksi, 
melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai 
dampak sosial yang ditimbulkannya. 
3. Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka laksana 
sebuah akuarium .Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan cenderung 
mengabaikan hokum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat dukungan publik. 
Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar perusahaan seperti ini di 
tutup. 
4. Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut 
dunia perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti pemberian 
cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja, melainkan pula terhadap 
timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan remaja akibat 
berkurangnya kehadiran ibu-ibu dirumah dan tentunya dilingkungan masyarakat. 
Pelayanan sosial seperti perawatan anak (child care), pendirian fasilitas pendidikan 
dan kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga dan rekreasi bagi 
remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini. 
B. PERKEMBANGAN DAN MOTIF TANGGUNGJAWAB SOSIAL 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/ 
1
Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang menyatakan 
bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan adalah pandangan yang 
keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu 
Piramida Tanggungjawab Sosial Perusahaan yang dikemukakan oleh Archie B. Carrol harus 
dipahami sebagai satu kesatuan. Karenanya secara konseptual, TSP merupakan Keedulian 
perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines yaiu, 
3P : 
1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang 
memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. 
2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. 
Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa 
bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, 
penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang 
berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat 
3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkunga hidup dan berkelanjutan keragaman 
hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini biasanay berupa 
penghijaunan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman, 
pengembangan pariwisata (ekoturisme ) dll. 
Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis memiliki interprestasi yang 
keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada umumnya mereka berpendapat 
mencari laba adalah hal yang harus diutamakan dalam perusahaan. Diluar mencari laba 
hanya akan menggangu efisiensi dan efektifitas perusahaan. Karena seperti yang dinyatakan 
Milton Friedman, Tanggungjawab Sosial Perusahaan tiada lain dan harus merupakan usaha 
mencari laba itu sendiri ( Saidi dan Abidan (2004:60) 
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability development) dapat juga berarti menjaga 
pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan kapasitas produksi sesuai dengan 
daya dukung lingkungan. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi 
dari cita ideal untuk memenuhi kebutuhan generasi kini secara merata (intra-generational 
equity), hal ini menentukan tujuan pembangunan, dan memenuhi kebutuhan generasi kini dan 
generasi mendatang secara adil (inter-generational equity) menentukan tujuan kesinambungan. 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/ 
1
Pembangunan berkelanjutan sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan antara jumlah 
penduduk dan kemampuan produksi sesuai daya dukung lingkungan mengindikasikan adanya 
keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan 
keseimbangan dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi kesinambungan yang 
akan berubah sesuai situasi dan kondisi serta waktu. Pada intinya pembangunan berkelanjutan 
memiliki dua unsur pokok yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi kaum miskin, dan 
kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta kemampuan organisasi sosial dalam 
memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk 
itu Komisi Brandtland memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu 
adanya keterpaduan konsep politik untuk melakukan perubahan yang mencakup berbagai 
masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan. Pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan 
karena dorongan berbagai hal, salah satunya adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh 
pelaksanaan pembangunan. Pengalaman negara maju dan negara berkembang menunjukkan 
bahwa pembangunan selain mendorong kemajuan juga menyebabkan kemunduran karena dapat 
mengakibatkan kondisi lingkungan rusak sehingga tidak lagi dapat mendukung pembangunan. 
Pelaksanaan pembangunan akan berhasil baik apabila didukung oleh lingkungan (sumber daya 
alam) secara memadai. 
Penerapan TSP di Indonesia semakin meningkat, baik dalam kuantitas maupun 
kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari 
kontribusi finansial, jumlahnaya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 
menunjukkan bahwa Dana TSP di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 
11,5 juta dolar AS dari 180 Perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang 
terekam oleh media masa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana 
TSP di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulaitif tersebut, perkembangan TSP di Indonesia 
cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan dana bagi kegiatan 
TSP adalah sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di 
AS porsi sumbangan dana TSP pada atahun 1998 mencapai 21,51 miliar dollar dan tahun 2000 
mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah ( Saidi dan Abidin, 2004:64). 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/ 
1
Apa yang memotivasi perusahaan melakukan TSP ? 
Saidi dan Abidin ( 2004:69) membuat matriks yang menggambarkan tiga tahap atau 
1 
paradigma yang berbeda, diantaranya : 
1. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan. 
2. Corporate Philanthropy,yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari 
norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan kemerataan 
sosial. 
3. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan social 
berdasarkan prinsip keterlibatan social. 
Jika dipetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigm ini terentang dari “sekedar 
menjalankan kewajiban” hingga “ demi kepentingan bersama “ atau dari “ 
membantu dan beramal kepada sesama” menjadi “memberdayakan manusia”. 
Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada umumnya perusahaan melakukan TSP 
didorong oleh motivasi Karitatif kemudian kemanusiaan dan akhirnya kewargaan. 
Motivasi Tahapan/Paradigma 
Karitatif Filantropis Kewargaan 
Semangat/Prinsip Agama, Tradisi, Adat Norma, etika, dan 
hukum universal: 
redistribusi kekayaan 
Pencerahan diri dan 
rekonsiliasi dengan 
ketertiban sosial 
Misi Mengatasi masalah 
sesaat/saat itu 
Menolong sesama Mencari dan 
mengatai akar 
masalah : 
memberikan kotribusi 
kepada masyarakat 
Pengelolaan Jangka Pendek dan 
Parsial 
Terencana,terorganisasi, 
dan terprogram 
Terinternalisasi 
dalam kebijakan 
perusahaan 
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi Professional : 
keterlibatan tenaga- 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
1 
tenaga ahli 
didalamnya 
Penerima Manfaat Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat luas dan 
perusahaan 
Kontibusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah sosial maupun 
pembangunan dan 
keterlibatan sosial 
Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepntingan bersama 
Sumber : Dikembangkan dari Saidi dan Abidin (2004:69) 
C. MODEL TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 
Menurut Saidi dan Abidin ( 2004:64-65) ada empat model pola TSP di Indonesia : 
1. Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program TSP secara langsung 
dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn social atau menyerahkan sumbangan ke 
masyarakat tanpa perantara. 
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan 
yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupaka adopsi dari 
model yang lazm diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. 
3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui kerjasama 
dengan lembaga sosial atau organisasinn pemerintah (Ornop), Instansi Pemerintah, 
Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam 
melaksanakan kegiatan sosialnya. 
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut 
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga social yang didirikan 
untuk tujuan social tertentu 
Jenis kegiatan TSP berdasarkan jumlah kegiatan dan dana 
No. Jenis/Sektor Kegiatan Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (rupiah) 
1 Pelayanan Sosial 95 kegiatan(34,1 % ) 38 miliar (33,0 % ) 
2 Pendidikan dan Penelitian 71 kegiatan(25,4 % ) 66,8 miliar (57,9 % ) 
3 Kesehatan 46 kegiatan(16,4 % ) 4,4 miliar (3, 8% ) 
4 Kedaruratan (emergency) 30 kegiatan(10,8 % ) 2,9 miliar (2,5 % ) 
5 Lingkungan 15 kegiatan(5,4 % ) 395 juta (0,3 % ) 
6 Ekonomi Produktif 10 kegiatan(3,6 % ) 640 juta ( 0,6 % ) 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
7 Seni, olahraga dan pariwisata 7 kegiatan(2,5 % ) 1 miliar ( 0,9 % ) 
8 Pembangunan 
1 
prasarana,perumahan 
5 kegiatan(1,8 % ) 1,3 miliar (1,0 % ) 
9 Hokum, advokasi, politik 0 0 
JUMLAH 279 Kegiatan 115,3 miliar 
D. COMDEV DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 
Sebagaimana dijelaskan dimuka, konsep TSP seringkali diidentikkan dengan metoda 
Pengembangan Masyarakat ( Community Develompment ) yang akhir-akhir ini banyak 
diterapkan oleh Perusahaan dengan istilah Comdev. Dilihat dari motivasi dan paradigm TSP 
diatas, maka sesungguhnya Pendekatan Comdev merupaka salah satu bentuk TSP yang lebih 
banyak didorong oleh motivasi kewargaan, meskipun pada beberapa aspek lain masih diwarnai 
oleh motivasi filantropis.sebagai ilustrasi, Comdev berangkat dari pendayagunaan hibah 
pembangunan yang dicirikan oleh adanya langkah proaktif beberapa pihak dan kemampuan 
mereka dalam mengelola program dalam merespon kebutuhan masyarakat disuatu tempat. Hibah 
pembangunan merujuk pada bantuan selektif pada satu lembaga nirlaba yang menjalankan satu 
kegiatan yang sejalan dengan pemberi bantuan yang dalam hal ini adalah perusahaan. Sedangkan 
kegiatan-kegiatan amal atau karitatif yang bergaya sinterklas, lebih banyak didorong oleh 
motivasi karitatif dan pendayagunaan hibah sosial. Hibah Sosial adalah bantuan kepada suatu 
lembaga sosial guna menjalankan kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan, sedekah, atau kegiatan 
untuk kemaslahatan umat dnegan hak pengelolaaan hibah sepenuhnya pada penerima. Saidi 
dan Abidin ( 2004:61). 
Kalau ditelaah secara seksama, maka tujuan utama pendekatan Comdev adalah bukan 
sekedar membantu atau memberi barang kepada si penerima. Melainkan berusaha agar si 
penerima memiliki kemamuan atau kapasitas untuk mampu menolong dirinya sendiri. Dengan 
kata lain, semangat utama Comdev adalah Pemberdayaan Masyarakat. Oleh karena itu 
kegiatan Comdev biasanya diarahkan pada proses pemerkuasaan, peningktan kekuasaan, atau 
penguatan kemampuan para penerima pelayanan. 
Pemberdayaan masyarakat ini pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan kolektif 
dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program peningkatan 
kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung(disadvantaged groups ) agar 
mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
melakukan pilihan-pilihan hidup, melaksanakan kegiatan ekonomi, menjangaku dan memobilisai 
sumber, serta berpartisipasi dalam kegiatan social. 
Meskipun pemberdayaan masyarakat dpat dilakukan terhadap semua kelompok atau 
kelas masyarakat, namun pada umumnya pemerdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat 
yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki karakteristik lemah atau rentan dalam 
aspek : 
1. Fisik : Orang dengan kecatatan dan kemampuan khusus. 
2. Psikologis : Orang yang mengalami masalah personal dan penyesuaian diri. 
3. Finansial : Orang yang tidak memiliki Pekerjaan, pendapatan, modal, dan asset yang 
1 
mampu menopang kehidupannya. 
4. Struktural : Orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya, 
gender, etnis,orientasi sosial, dan pilihan politiknya. 
Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan 
akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan diarahkan 
agar kelompok lemah tersebut mimiliki kemampuan atau keberdayaan. Keberdayaan disini 
bukan saja dalam arti fisik atau ekonomi, melainkan pula dalam arti psikologis dan sosial, seperti 
: 
1. Memiliki sumber pendapatan yang dapat menopang kebutuhan diri dan keluarganya. 
2. Mampu mengemukakan gagasan didalam keluarga mauoun didepan umum. 
3. Memiliki mobilitas yang cukup luas : pergi keluar rumah atau wilayah tempat 
tinggalnya. 
4. Berpartisipasi dalam kehidupan sosial. 
5. Mampu membuat keputusan dan menentukan pilihan-pilihan hidupnya. 
Proses Pemberdayaan Masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan : 
1. Menentukan populasi atau kelompok sasaran 
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kelompok sasaran 
3. Merancang program kegiatan dan cara-cara pelaksanaannya 
4. Menentukan sumber pendanaan 
5. Menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan 
6. Melaksakan kegiatan atau mengimplementasiakan program 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
7. Dan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan. 
Kegiatan-kegiatan pemberdayaan biasanya dilakukan secara berkelompok dan 
terorganisir dengan melibatkan beberapa strategi seperti pendidikan dan pelatihan keterampilan 
hidup ( life skills ), ekonomi produktif, perawatan social, penyadaran dan pengubahan sikap dan 
perilaku, advokasi, pendampingan dan pembelaan hak-hak klien, aksi sosial, 
sosialisasi,kampanye, demonstasi,kolaborasi, kontes, atau pengubahan kebijakan publik agar 
lebih responsive terhadap kebutuhan kelompok sasaran. 
Berbeda dengan kegiatan Bantuan Sosial karitatif yang dicirikan oleh adanya hubungan “ 
patron-klien “ yang tidak seimbang, maka pemberdayaan masyarakat dalam program Comdev 
didasari oleh pendekatan yang partisipatoris, humanis, emansipatoris yang berpijak pada 
beberapa prinsip sebagai berikut : 
1. Bekerja bersama berperan setara. 
2. Membantu rakyat agar mereka bisa membantu dirinya sendiri dan orang lain. 
3. Pemberdayaan bukan kegiatan satu malam. 
4. Kegiatan diarahkan bukan saja untuk mendapat satu hasil, melainkan juga agar 
1 
menguasai prosesnya. 
Agar berkelanjutan, pemberdayaan jangan hanya berpusat pada komunitas lokal, 
melainkan pula pada sistem sosial yang lebih luas termasuk kegiatan sosial. 
E. PERATURAN PERUNDANGAN CSR 
Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization) 
sebagai induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai pihak 
untuk membentuk tim (working group) yang membidani lahirnya panduan dan 
standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance 
Standard on Social Responsibility. ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat 
sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua 
sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun negara maju. 
Dengan Iso 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab 
sosial yang berkembang saat ini dengan cara: 1)mengembangkan suatu konsensus terhadap 
pengertian tanggung jawab sosial dan isunya; 2) menyediakan pedoman tentang 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif; dan 3) memilah 
praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan untuk kebaikan 
komunitas atau masyarakat internasional. 
Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang 
menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara konsisten 
mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok yaitu: 
1. Pengembangan Masyarakat 
2. Konsumen 
3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat 
4. Lingkungan 
5. Ketenagakerjaan 
6. Hak asasi manusia 
7. Organizational Governance (governance organisasi) 
ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu 
organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan 
lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang: 
Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; 
Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten 
dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam 
pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa. 
Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility hendaknya 
terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan 
demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya suatu 
perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih 
mengiklankan penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/ 
1
sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000 perusahaan 
tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh. 
F. BERAGAM CSR OLEH PERUSAHAAN 
Di Indonesia sekarang ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang 
melaksanakan program CSR. Bentuknya pun sangat beragam dan manfaatnya bisa diterapkan di 
semua kalangan. Pada tulisan ini kami akan menampilkan berbagai macam perusahaan yang 
melaksanakan program CSR sebagai bentuk Social Investment serta bentuk-bentuk nyata disertai 
contohnya. 
1 
1. PT Jababeka Infrastruktur 
Program CSR yang dijalankan oleh pihak Jababeka adalah mencakup : Program 
pemberdayaan ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Pengembangan kebudayaan, dan 
Kepedulian terhadap lingkungan. 
a. Pemberdayaan ekonomi : Memberikan pelatihan keterampilan seperti usaha jahit 
dan ternak sapi. Kemudian memberikan dana bantuan juga sebagai modal awal 
bagi masyarakat di sekitar. 
b. Kesehatan : Memberikan pelayanan pemeriksaan gratis dan pembagian obat-obatan 
secara Cuma-Cuma. Jababeka juga menyediakan edukasi kesehatan bagi 
siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. 
c. Pendidikan : Menyediakan beasiswa bagi anak SD, SMP, dan SMA. Kemudian 
memberikan bantuan peralatan kepada pihak sekolah. Serta mengadakan 
perlombaan yang sifatnya edukatif. 
d. Pengembangan kebudayaan : Memberikan bantuan sumbangan untuk 
pembangunan masjid, perbaikan jalan, serta mengadakan event-event pagelaran 
budaya bagi masyarakat. 
e. Lingkungan : Mengelola limbah B3 dengan baik, membangun kolam renang yang 
asri, menanam pohon sebagai penghijauan, dan Membangun Jababeka Botanical 
Garden yang luasnya mencapai 100 Ha. 
2. PT Unilever Indonesia, Tbk 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
Unilever melaksanakan program CSR yang beragam pula, diantaranya : Green and 
Clean dengan memanfaatkan bekas kantong produk Unilever menjadi bentuk baru 
yang bermanfaat; Pemberdayaan petani kedelai hitam; Program kesehatan dengan 
adanya pemeriksaan kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta membangun kader-kader 
yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. 
1 
3. PT Bakrie Sumatera Plantations 
Program-program CSR yang dijalankannya adalah: Membangun koperasi desa; 
memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD; mengadakan perkumpulan ibu-ibu 
pengajian; dan juga Memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang 
mampu. 
4. PT Adaro Indonesia, Tbk 
a. Bidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil 
menengah yang berkelanjutan 
b. Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Integrasi 
program PAUD dengan Posyandu; Memberikan bantuan sarana dan prasarana 
untuk PAUD; Memberikan beasiswa kepada siswa berpretasi pada tingkat SD, 
SMP, dan SMA; Memberikan pelatihan kepada para guru dalam bidang IT. 
c. Bidang Lingkungan : Menyediakan pusat air bersih dan menjualnya kepada 
masyarakat dengan harga terjangkau. Pengaturannya dijalankan oleh warga 
masyarakat tersebut sendiri. 
5. PT Indominco Mandiri 
a. Bidang Sosial : Memberdayakan perempuan agar dapat menjadi sosok mandiri; 
Menyelenggarakan kegiatan budaya untuk mempererat tali silaturahmi di antara 
warga. 
b. Bidang Ekonomi : Mengambangkan usaha kecil rumput laut serta pendampingan 
kepada masyarakat; Memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada 
masyarakat, perempuan, dan anak-anak usia produktif. 
6. PT Bank Mandiri, Tbk 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
a. Bidang Sumber Daya Manusia : Memberikan pelatihan kewirausahaan dan 
mengadakan berbagai macam event wirausaha muda dengan memberikan dana 
bantuan bagi pengusung format wirausaha yang fresh dan achievable. 
b. Bidang Pendidikan : Memberikan support dan rangsangan lomba-lomba untuk 
mengasah kecerdasan dan kreatifitas siswa; Memberikan dana beasiswa bagi yang 
ebrprestasi dan kurang mampu. 
7. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 
a. Bidang IT : Mendirkan kampung digital sehingga di sana(Sampali, Sumut) 
banyak orang yang melek teknologi, utamanya computer dan internet; pelatihan 
berbagai macam program komputer perkembangan; Memberikan pelatihan 
kepada siswa SMP dan SMA. 
b. Bidang Sosial : Pemberdayaan pendidikan anak kurang mampu; Pembinaan 
remaja olahraga; Pasar murah penjualan sembako; Cerdas cermat; Gebyar festival 
seni Islami; dan juga Peringatan HUT RI dengan mengadakan berbagai macam 
lomba. 
c. Bidang Ekonomi : Program kemitraan untuk usaha kecil menengah; Kelompok 
usaha pembuatan pupuk organik; dan juga Membuat koperasi simpan pinjam. 
d. Bidang Lingkungan : Perbaikan dan pengembangan drainase; Penanaman pohon 
pelindung; Pengerasan dan pengaspalan jalan; Pembuatan gapura Kampung 
Digital Sampali; dan Pembuatan plang nama PKK Kampung Sampali. 
1 
8. PT HM Sampoerna, Tbk 
Berbagai macam kegiatan CSR nya antara lain : Membentuk Tim Sampoerna Resque 
untuk melaksanakan tanggap darurat terhadap bencana; Menciptakan air bersih untuk 
masyarakat; Membangun usaha mikro dan kecil; Memberikan beasiswa bagi SMA 
dan Sarjana; Melakukan penanaman pohon untuk reboisasi. 
9. PT Tambang Batubara Bukit Asam 
a. Bidang Lingkungan : Pembuatan kolam pengendap lumpur; Pemanfaatan tanaman 
minyak kayu putih; Membangun Taman Hutan Raya 
b. Bidang Ekonomi : Membangun kelompok usaha pupuk Bokashi Organik 
c. Bidang Sosial : Penataan Pasar Tanjung Enim 
10. PT Arutmin Indonesia 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
Programnya antara lain : Kerjasama dengan KUD setempat; Program AHPB(Aku 
Himung Petani Banua) yang mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya 
alam di sekitarnya; Membangun insfrastruktur; Memberikan bantan kesehatan dan 
sosial lainnya. 
1 
11. PT Bakrieland Development, Tbk 
Program CSR di Bakrieland antara lain : Membangun Rasuna Epicentrum, yakni 
sebuah kawasan resapan air; Penggunaan solar energy system dalam setiap project 
Bakrieland; Goes Green di Bali Nirwana Resort; Mempekerjakan 2 orang anggota 
keluarga yang tanahnya dibeli Bakrieland. 
12. PT Berau Coal 
Program yang telah dilaksanakan antara lain : 
a. Pemanfaatan lahan mejadi area tanaman buah-buahan 
b. Pemanfaatan lahan sebagai area peternakan sapi 
c. Pemanfaatan lahan perkebunan 
d. Pemanfaatan tanaman kehutanan 
e. Percobaan penanaman karet 
f. Pembangunan lapangan golf 
BAB III 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
PENUTUP 
1 
KESIMPULAN 
Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegarasikan 
kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku 
kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 
2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain 
yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara lain, Investasi Sosial 
Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian perusahaan ( Corporate Giving), 
kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ). Secara teoretis, berbicara mengenai 
tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 
makna, yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, 
dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum. 
Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa 
responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts; 
capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki 
karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan 
oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
HASIL DISKUSI DI KELAS 
Setelah makalah kami presentasikan di depan kelas, terjadi diskusi yang menghasilkan 
beberapa pertanyaan yang harus kami jawab. Pertanyaan itu antara lain : 
Bagaimana perlakuan pemerintah kepada Perusahaan yang di satu sisi melaksanakan CSR 
namun di sisi lain produknya juga merugikan masyarakat? 
Sebenarnya perusahaan sudah melakukan kesalahan yang besar dengan menghasilkan produk 
yang merugikan bagi masyarakat. Namun, kembali lagi dengan permintaan dari masyarakat itu 
sendiri, selama produknya masih dibeli oleh masyarakat, selama itu pulalah perusahaan itu masih 
akan tetap berdiri. Mengenai peran pemerintah sendiri sudah jelas, ia adalah sebagai regulator 
dari segala kebijakan yang ada. Mungkin saja masyarakat kita masih kurang pengetahuan 
mengenai dampak buruk yang bisa disebabkan oleh produk suatu perusahaan, maka di sinilah 
peran pemerintah, yakni memberikan pengetahuan yang baik bagi masyarakatnya. 
Sebenarnya apakah tujuan suatu perusahaan melaksanakan program CSR di 
perusahaannya? 
Tujuannya jelas!!! Yakni untuk membuat citra yang positif bagi perusahaan oleh masyarakat. 
Semakin perusahaan dikenal “baik” oleh masyarakat, secara tidak langsung produk yang 
dihasilkannya pun akan mendapatkan predikat “baik” pula, dan itu akan meningkatkan 
kepercayaan masyarakat dan tentunya meningkatkan hasil penjualan juga. 
Adapun alasan perusahaan melakukan CSR ada 3 hal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya : 
1. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan. 
2. Corporate Philanthropy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari 
norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan kemerataan 
sosial. 
3. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial 
1 
berdasarkan prinsip keterlibatan sosial. 
Ketiga hal di atas pulalah yang menjadi dasar suatu perusahaan melaksanakan program CSR bagi 
masyarakat di sekitarnya. 
Apa langkah kongkrit pemerintah dalam hal menjadi Regulator atas kebijakan perusahaan? 
Sebenarnya Indonesia sudah memiliki seperangkat aturan tentang perlindungan lingkungan 
hidup (UU No. 23/1997) dan perlindungan konsumen (UU No. 8/1999) dan peraturan itu secara 
implisit sudah menekankan suatu perusahaan menerapkan CSR. Keterkaitan dengan CSR 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/
Perusahaan secara langsung, pemerintah telah membuat aturan Pasal 74 UU PT No. 40/2007 
meskipun menuai kontroversi. Namun, ya itulah langkah kongrit pemerintah dalam peranannya 
sebagai regulator. 
Apa peranan seorang Pekerja Sosial di dalam pelaksanaan CSR suatu perusahaan? 
Menarik sekali pertanyaannya karena ini sudah memasuki wilayah pekerja sosial dalam 
kaitannya dengan pelaksanaan CSR perusahaan. Yang jelas Pekerja Sosial di sana dapat menjadi 
seorang manajer program, artinya Pekerja Sosial lah yang merancang program-program 
pelayanan CSR bagi masyarakat. Pekerja Sosial juga yang melakukan asesmen terhadap 
kebutuhan pelayanan masyarakat. Jadi nantinya program CSR yang dijalankan oleh perusahaan 
akan tepat guna dan bermanfaat. 
Bagaimana peluang kerja bagi Pekerja Sosial Industri di suatu perusahaan?(Kaitannya 
dengan kenyataan saat ini) 
Ini juga sebuah pertanyaan yang menarik dan kami rasa patut menjadi pertanyaan kita semua. 
Baiklah akan coba kami jawab. Sejatinya peluang Pekerja Sosial Industri ini amatlah luas. Hanya 
saja memang dari kitanya sendiri yang masih “malu-malu” menunjukkan kualitas kita. Alhasil ya 
malah orang lain yang menyerobot posisi strategis itu. Padahal sebenarnya kita yang bisa 
menghandle dan mengerti kebutuhan khusus dari masyarakat melalui asesmen yang detil. Nah, 
jadi sekarang ini merupakan PR bagi kita semua untuk menunjukkan kualitas kita sebagai 
Pekerja Sosial Profesional dan juga dukungan dari semua pihak untuk ikut mempromosikan 
profesi ini. 
Kita saat ini sedang menjalani Jurusan Rehabilitasi Sosial, bagaimana penerapan Pekerja 
Sosial Klinis dalam perusahaan? 
Sungguh pertanyaan yang kritis. Sebagai Pekerja Sosial Klinis, kita dalam perusahaan bisa 
memberikan pelayanan kepada Bos dan Karyawan dalam rangka ikut menyelesaikan 
permasalahan-permasalahan yang dialami dan juga memberikan pelayanan konseling guna 
meningkatkan kualitas dan semangat kerja. 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/ 
1
DAFTAR PUSTAKA 
Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility : Prinsip, Pengaturan 
dan Implementasi. Malang : Inspire. 
Tofi, La. Majalah Bisnis dan CSR. Juli 2008. Jakarta : LatofiSukma DivaEvente 
http://www.jababeka.com/site/ 
http://www.unilever.co.id/ourvalues/ 
Suharto, Edi, Ph.D, 2007, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab 
Sosial Perusahaan. Bandung : Refika Aditama. 
Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 
http://bocahbancar.wordpress.com/ 
1

More Related Content

What's hot

Perencanaan dan pengendalian
Perencanaan dan pengendalianPerencanaan dan pengendalian
Perencanaan dan pengendalianaris gunawan
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
Bahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisBahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisNardiman SE.,MM
 
Kelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomiKelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomiRama AchMad
 
SOAL SOAL PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRAJABATAN TAHUN 2018
SOAL SOAL PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRAJABATAN TAHUN 2018SOAL SOAL PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRAJABATAN TAHUN 2018
SOAL SOAL PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRAJABATAN TAHUN 2018Eko Supriyadi
 
Mojakoe perpajakan-1-uts-genap-2012 2013-selain-witholding
Mojakoe perpajakan-1-uts-genap-2012 2013-selain-witholdingMojakoe perpajakan-1-uts-genap-2012 2013-selain-witholding
Mojakoe perpajakan-1-uts-genap-2012 2013-selain-witholdingFarah Fauziah Hilman
 
Keuntungan sebagai tujuan perusahaan
Keuntungan sebagai tujuan perusahaanKeuntungan sebagai tujuan perusahaan
Keuntungan sebagai tujuan perusahaanYesica Adicondro
 
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiPrediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiHaidar Bashofi
 
Pendekatan sistem
Pendekatan sistemPendekatan sistem
Pendekatan sistemRifai Aulia
 
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasimanajemenmagister
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Lia Ivvana
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanregirolan
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiFrans Dione
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensialTajus Yamani
 

What's hot (20)

Perencanaan dan pengendalian
Perencanaan dan pengendalianPerencanaan dan pengendalian
Perencanaan dan pengendalian
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Saham Biasa & Preferen
Saham Biasa & PreferenSaham Biasa & Preferen
Saham Biasa & Preferen
 
Nilai nilai perusahaan bca finance
Nilai nilai perusahaan bca financeNilai nilai perusahaan bca finance
Nilai nilai perusahaan bca finance
 
Pertemuan vi pengaruh pajak dan subsidi
Pertemuan vi pengaruh pajak dan subsidiPertemuan vi pengaruh pajak dan subsidi
Pertemuan vi pengaruh pajak dan subsidi
 
Bahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisBahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnis
 
Kelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomiKelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomi
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
SOAL SOAL PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRAJABATAN TAHUN 2018
SOAL SOAL PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRAJABATAN TAHUN 2018SOAL SOAL PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRAJABATAN TAHUN 2018
SOAL SOAL PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRAJABATAN TAHUN 2018
 
Manajemen asuransi ppt
Manajemen asuransi pptManajemen asuransi ppt
Manajemen asuransi ppt
 
Mojakoe perpajakan-1-uts-genap-2012 2013-selain-witholding
Mojakoe perpajakan-1-uts-genap-2012 2013-selain-witholdingMojakoe perpajakan-1-uts-genap-2012 2013-selain-witholding
Mojakoe perpajakan-1-uts-genap-2012 2013-selain-witholding
 
Keuntungan sebagai tujuan perusahaan
Keuntungan sebagai tujuan perusahaanKeuntungan sebagai tujuan perusahaan
Keuntungan sebagai tujuan perusahaan
 
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiPrediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
 
Pendekatan sistem
Pendekatan sistemPendekatan sistem
Pendekatan sistem
 
PEMIKIRAN MAZHAB KLASIK
PEMIKIRAN MAZHAB KLASIKPEMIKIRAN MAZHAB KLASIK
PEMIKIRAN MAZHAB KLASIK
 
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaan
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensial
 

Similar to TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Tugas ke 2 softskill etika bisnis
Tugas ke 2 softskill etika bisnisTugas ke 2 softskill etika bisnis
Tugas ke 2 softskill etika bisnisMelly Gunawan
 
Tanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiTanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiKamal Kamal
 
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)sunnas1st
 
Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Aziza Zea
 
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Aziza Zea
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...Gunawan Adam
 
Tugas softskill 2 etika bisnis
Tugas softskill 2   etika bisnisTugas softskill 2   etika bisnis
Tugas softskill 2 etika bisnisYayu Ferdian
 
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...marisa tanggang
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...Ipung Sutoyo
 
Quiz dan forum be minggu ke 10
Quiz dan forum be minggu ke 10Quiz dan forum be minggu ke 10
Quiz dan forum be minggu ke 10Charviano Hardika
 
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...Charviano Hardika
 
Program tanggung jawab sosial perusahaan
Program tanggung jawab sosial perusahaanProgram tanggung jawab sosial perusahaan
Program tanggung jawab sosial perusahaanSandika Wahyu IP
 
Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)Astadi Pangarso
 
Be & gg, m, yusuf ar rasyid, hapzi ali, corporate social responsibility,u...
Be & gg, m, yusuf ar rasyid, hapzi ali, corporate social responsibility,u...Be & gg, m, yusuf ar rasyid, hapzi ali, corporate social responsibility,u...
Be & gg, m, yusuf ar rasyid, hapzi ali, corporate social responsibility,u...yusuf Arrasyid
 
Tanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaanTanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaanNeng Lina
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...Eka Yulianto
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...Muhammad Frayogi
 

Similar to TANGGUNG JAWAB SOSIAL (20)

Tugas ke 2 softskill etika bisnis
Tugas ke 2 softskill etika bisnisTugas ke 2 softskill etika bisnis
Tugas ke 2 softskill etika bisnis
 
Csr etika bisnis
Csr etika bisnisCsr etika bisnis
Csr etika bisnis
 
Tanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiTanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasi
 
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
 
T ugas softskill
T ugas softskillT ugas softskill
T ugas softskill
 
Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )
 
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
 
Tugas softskill 2 etika bisnis
Tugas softskill 2   etika bisnisTugas softskill 2   etika bisnis
Tugas softskill 2 etika bisnis
 
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
 
Quiz dan forum be minggu ke 10
Quiz dan forum be minggu ke 10Quiz dan forum be minggu ke 10
Quiz dan forum be minggu ke 10
 
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social...
 
Program tanggung jawab sosial perusahaan
Program tanggung jawab sosial perusahaanProgram tanggung jawab sosial perusahaan
Program tanggung jawab sosial perusahaan
 
Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)
 
Be & gg, m, yusuf ar rasyid, hapzi ali, corporate social responsibility,u...
Be & gg, m, yusuf ar rasyid, hapzi ali, corporate social responsibility,u...Be & gg, m, yusuf ar rasyid, hapzi ali, corporate social responsibility,u...
Be & gg, m, yusuf ar rasyid, hapzi ali, corporate social responsibility,u...
 
Tanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaanTanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. corporate social respons...
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
 
43005 13-980429387195
43005 13-98042938719543005 13-980429387195
43005 13-980429387195
 

More from CySmart Na

Bersama habib abdulloh assegaf
Bersama habib abdulloh assegafBersama habib abdulloh assegaf
Bersama habib abdulloh assegafCySmart Na
 
Artikel pendidikan
Artikel pendidikanArtikel pendidikan
Artikel pendidikanCySmart Na
 
Akhir semestetr gajil tunjungan 1415
Akhir semestetr gajil tunjungan 1415Akhir semestetr gajil tunjungan 1415
Akhir semestetr gajil tunjungan 1415CySmart Na
 
Cara membuat hiasan dari koran bekas
Cara membuat hiasan dari koran bekasCara membuat hiasan dari koran bekas
Cara membuat hiasan dari koran bekasCySmart Na
 
Announcement text english speech contest
Announcement text english speech contestAnnouncement text english speech contest
Announcement text english speech contestCySmart Na
 
Asal usul gunung tangkuban
Asal usul gunung tangkubanAsal usul gunung tangkuban
Asal usul gunung tangkubanCySmart Na
 
Cara mengurus skck
Cara mengurus skckCara mengurus skck
Cara mengurus skckCySmart Na
 
Pulpen dari ayah
Pulpen dari ayahPulpen dari ayah
Pulpen dari ayahCySmart Na
 
Penyakit lidah
Penyakit lidahPenyakit lidah
Penyakit lidahCySmart Na
 
Dosa kejahatan prabowo
Dosa kejahatan prabowoDosa kejahatan prabowo
Dosa kejahatan prabowoCySmart Na
 

More from CySmart Na (12)

Bersama habib abdulloh assegaf
Bersama habib abdulloh assegafBersama habib abdulloh assegaf
Bersama habib abdulloh assegaf
 
Artikel pendidikan
Artikel pendidikanArtikel pendidikan
Artikel pendidikan
 
Akhir semestetr gajil tunjungan 1415
Akhir semestetr gajil tunjungan 1415Akhir semestetr gajil tunjungan 1415
Akhir semestetr gajil tunjungan 1415
 
Cara membuat hiasan dari koran bekas
Cara membuat hiasan dari koran bekasCara membuat hiasan dari koran bekas
Cara membuat hiasan dari koran bekas
 
Announcement text english speech contest
Announcement text english speech contestAnnouncement text english speech contest
Announcement text english speech contest
 
Asal usul gunung tangkuban
Asal usul gunung tangkubanAsal usul gunung tangkuban
Asal usul gunung tangkuban
 
Cara mengurus skck
Cara mengurus skckCara mengurus skck
Cara mengurus skck
 
Pulpen dari ayah
Pulpen dari ayahPulpen dari ayah
Pulpen dari ayah
 
Febri
FebriFebri
Febri
 
Penyakit lidah
Penyakit lidahPenyakit lidah
Penyakit lidah
 
Dosa kejahatan prabowo
Dosa kejahatan prabowoDosa kejahatan prabowo
Dosa kejahatan prabowo
 
Manusia purba
Manusia purbaManusia purba
Manusia purba
 

TANGGUNG JAWAB SOSIAL

  • 1. Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/ 1 Tugas Kelompok PEKSOS INDUSTRI TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Diajukan untuk memenuhi Salah satu tugas Mata Kuliah Pekerjaan Sosial Industri Dosen : Drs. Suhendar, MP Drs. Ajat Sudrajat, MP Disusun Oleh : Joko Setiawan 08.04.100 Ferdyan Dwi Arsy 08.04.093 Ocktina Ariyanti 08.04.027 SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG TAHUN 2010
  • 2. BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Masyarakat berkembang semakin kompleks. Sasaran, bidang garapan dan intervensi pekerjaan social juga semakin luas. Globalisasi dan industrialisasi telah membuka kesempatan bagi pekerja social untuk terlibat dalam bidang yang relative baru, yakni dunia industry. Dunia industry kini sedang menggali manfaat- manfaat positif dari adanya pekerja social industry, baik terhadap aspek financial ataupun relasi social dengan para pekerja dan masyarakat. Ide mengenai Tanggunjawab Sosial Perusahaan ( TSP ) atau yang dikenal dengan Corporate Social Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang mendukung wacana TSP berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik. Secara lebih teoritis dan sistematis, konsep Piramida Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang dikembangakan oleh Archie B Carrol memberi justify logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan TSP bagi masyarakat di sekitarnya. Sebuah perusahaan tidak hanya memiliki tangungjawab ekonomis, melainkan pula tanggungjawab legal, etis dan filantropis. 1 RUMUSAN MASALAH a. Definisi tanggungjawab sosial perusahaan 1. Konsep tanggung jawab dalam makna responsibility 2. Konsep tanggung jawab dalam makna liability b. Perkembangan dan Motif Tanggungjawab Sosial c. Model Tanggungjawab Sosial Perusahaan d. Comdev dan Pemberdayaan Masyarakat e. Peraturan Perundangan CSR Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 3. 1 f. Beragam CSR oleh Perusahaan g. Peran Pekerja Sosial dalam CSR TUJUAN PENULISAN Untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuiah Pekerjaan Sosial Industri dan untum mengetahui tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayanai kepentingan organisasi dan kepentingan public eksternal. Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara lain, Investasi Sosial Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ). Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum. 1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita ambil 2 kesimpulan : a)harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan; dan b)harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan. Kemudian, kata tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur : 1)Kesadaran (awareness). Berarti tahu, mengetahui, mengenal. Dengan kata lain, seseorang(baca : perusahaan) baru dapat dimintai pertanggungjawaban, bila Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/ 1
  • 5. yang bersangkutan sadar tentang apa yang dilakukannya; 2)Kecintaan atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar kesadaran, apabila tidak ada kesadaran berarti rasa kecintaan tersebut tidak akan muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas kesadaran inilah lahirnya rasa tanggung jawab; 3)Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa yang didorong oleh rasa keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan. Jadi pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan atau konsekuensi apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata lain responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu tanggung yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila pemahaman sebagian pelaku dan atau perusahaan terhadap CSR hanya sebatas tanggung jawab moral yang mereka wujudkan dalam bentuk philanthropy maupun charity. 2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara tanggung jawab dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan. Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut : 1)Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability based on fault); 2)Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga(presumption of liability); 3)Prinsip tanggung jawab mutlak (absolute liability or strict liability). Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi khusus dalam gugatan keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa teori tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni : 1)Market share liability; 2)Risk contribution; 3)Concert of action; 4)Alternative liability; 5)Enterprise liability. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability pada hakekatnya hanya terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab itu belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka termasuk dalam makna responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk dalam makna liability Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/ 1
  • 6. Munculnya Konsep TSP didorong oleh terjadinya Kecenderungan pada masyarakat industri yang dapat disingkat dengan fenomena DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti Tuli), sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi ( Suharto, 2005) 1. Dehumanisas industry. Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. “Merger mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat. 2. Equalisasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya. 3. Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium .Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan cenderung mengabaikan hokum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar perusahaan seperti ini di tutup. 4. Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut dunia perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja, melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan remaja akibat berkurangnya kehadiran ibu-ibu dirumah dan tentunya dilingkungan masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak (child care), pendirian fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini. B. PERKEMBANGAN DAN MOTIF TANGGUNGJAWAB SOSIAL Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/ 1
  • 7. Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan adalah pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu Piramida Tanggungjawab Sosial Perusahaan yang dikemukakan oleh Archie B. Carrol harus dipahami sebagai satu kesatuan. Karenanya secara konseptual, TSP merupakan Keedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines yaiu, 3P : 1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. 2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat 3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkunga hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini biasanay berupa penghijaunan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme ) dll. Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis memiliki interprestasi yang keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada umumnya mereka berpendapat mencari laba adalah hal yang harus diutamakan dalam perusahaan. Diluar mencari laba hanya akan menggangu efisiensi dan efektifitas perusahaan. Karena seperti yang dinyatakan Milton Friedman, Tanggungjawab Sosial Perusahaan tiada lain dan harus merupakan usaha mencari laba itu sendiri ( Saidi dan Abidan (2004:60) Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability development) dapat juga berarti menjaga pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan kapasitas produksi sesuai dengan daya dukung lingkungan. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari cita ideal untuk memenuhi kebutuhan generasi kini secara merata (intra-generational equity), hal ini menentukan tujuan pembangunan, dan memenuhi kebutuhan generasi kini dan generasi mendatang secara adil (inter-generational equity) menentukan tujuan kesinambungan. Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/ 1
  • 8. Pembangunan berkelanjutan sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan antara jumlah penduduk dan kemampuan produksi sesuai daya dukung lingkungan mengindikasikan adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan keseimbangan dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi kesinambungan yang akan berubah sesuai situasi dan kondisi serta waktu. Pada intinya pembangunan berkelanjutan memiliki dua unsur pokok yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta kemampuan organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk itu Komisi Brandtland memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya keterpaduan konsep politik untuk melakukan perubahan yang mencakup berbagai masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan. Pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan karena dorongan berbagai hal, salah satunya adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan. Pengalaman negara maju dan negara berkembang menunjukkan bahwa pembangunan selain mendorong kemajuan juga menyebabkan kemunduran karena dapat mengakibatkan kondisi lingkungan rusak sehingga tidak lagi dapat mendukung pembangunan. Pelaksanaan pembangunan akan berhasil baik apabila didukung oleh lingkungan (sumber daya alam) secara memadai. Penerapan TSP di Indonesia semakin meningkat, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnaya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 menunjukkan bahwa Dana TSP di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11,5 juta dolar AS dari 180 Perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media masa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana TSP di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulaitif tersebut, perkembangan TSP di Indonesia cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan dana bagi kegiatan TSP adalah sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana TSP pada atahun 1998 mencapai 21,51 miliar dollar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah ( Saidi dan Abidin, 2004:64). Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/ 1
  • 9. Apa yang memotivasi perusahaan melakukan TSP ? Saidi dan Abidin ( 2004:69) membuat matriks yang menggambarkan tiga tahap atau 1 paradigma yang berbeda, diantaranya : 1. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan. 2. Corporate Philanthropy,yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan kemerataan sosial. 3. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan social berdasarkan prinsip keterlibatan social. Jika dipetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigm ini terentang dari “sekedar menjalankan kewajiban” hingga “ demi kepentingan bersama “ atau dari “ membantu dan beramal kepada sesama” menjadi “memberdayakan manusia”. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada umumnya perusahaan melakukan TSP didorong oleh motivasi Karitatif kemudian kemanusiaan dan akhirnya kewargaan. Motivasi Tahapan/Paradigma Karitatif Filantropis Kewargaan Semangat/Prinsip Agama, Tradisi, Adat Norma, etika, dan hukum universal: redistribusi kekayaan Pencerahan diri dan rekonsiliasi dengan ketertiban sosial Misi Mengatasi masalah sesaat/saat itu Menolong sesama Mencari dan mengatai akar masalah : memberikan kotribusi kepada masyarakat Pengelolaan Jangka Pendek dan Parsial Terencana,terorganisasi, dan terprogram Terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi Professional : keterlibatan tenaga- Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 10. 1 tenaga ahli didalamnya Penerima Manfaat Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat luas dan perusahaan Kontibusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah sosial maupun pembangunan dan keterlibatan sosial Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepntingan bersama Sumber : Dikembangkan dari Saidi dan Abidin (2004:69) C. MODEL TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Menurut Saidi dan Abidin ( 2004:64-65) ada empat model pola TSP di Indonesia : 1. Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program TSP secara langsung dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn social atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. 2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupaka adopsi dari model yang lazm diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. 3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasinn pemerintah (Ornop), Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. 4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga social yang didirikan untuk tujuan social tertentu Jenis kegiatan TSP berdasarkan jumlah kegiatan dan dana No. Jenis/Sektor Kegiatan Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (rupiah) 1 Pelayanan Sosial 95 kegiatan(34,1 % ) 38 miliar (33,0 % ) 2 Pendidikan dan Penelitian 71 kegiatan(25,4 % ) 66,8 miliar (57,9 % ) 3 Kesehatan 46 kegiatan(16,4 % ) 4,4 miliar (3, 8% ) 4 Kedaruratan (emergency) 30 kegiatan(10,8 % ) 2,9 miliar (2,5 % ) 5 Lingkungan 15 kegiatan(5,4 % ) 395 juta (0,3 % ) 6 Ekonomi Produktif 10 kegiatan(3,6 % ) 640 juta ( 0,6 % ) Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 11. 7 Seni, olahraga dan pariwisata 7 kegiatan(2,5 % ) 1 miliar ( 0,9 % ) 8 Pembangunan 1 prasarana,perumahan 5 kegiatan(1,8 % ) 1,3 miliar (1,0 % ) 9 Hokum, advokasi, politik 0 0 JUMLAH 279 Kegiatan 115,3 miliar D. COMDEV DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Sebagaimana dijelaskan dimuka, konsep TSP seringkali diidentikkan dengan metoda Pengembangan Masyarakat ( Community Develompment ) yang akhir-akhir ini banyak diterapkan oleh Perusahaan dengan istilah Comdev. Dilihat dari motivasi dan paradigm TSP diatas, maka sesungguhnya Pendekatan Comdev merupaka salah satu bentuk TSP yang lebih banyak didorong oleh motivasi kewargaan, meskipun pada beberapa aspek lain masih diwarnai oleh motivasi filantropis.sebagai ilustrasi, Comdev berangkat dari pendayagunaan hibah pembangunan yang dicirikan oleh adanya langkah proaktif beberapa pihak dan kemampuan mereka dalam mengelola program dalam merespon kebutuhan masyarakat disuatu tempat. Hibah pembangunan merujuk pada bantuan selektif pada satu lembaga nirlaba yang menjalankan satu kegiatan yang sejalan dengan pemberi bantuan yang dalam hal ini adalah perusahaan. Sedangkan kegiatan-kegiatan amal atau karitatif yang bergaya sinterklas, lebih banyak didorong oleh motivasi karitatif dan pendayagunaan hibah sosial. Hibah Sosial adalah bantuan kepada suatu lembaga sosial guna menjalankan kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan, sedekah, atau kegiatan untuk kemaslahatan umat dnegan hak pengelolaaan hibah sepenuhnya pada penerima. Saidi dan Abidin ( 2004:61). Kalau ditelaah secara seksama, maka tujuan utama pendekatan Comdev adalah bukan sekedar membantu atau memberi barang kepada si penerima. Melainkan berusaha agar si penerima memiliki kemamuan atau kapasitas untuk mampu menolong dirinya sendiri. Dengan kata lain, semangat utama Comdev adalah Pemberdayaan Masyarakat. Oleh karena itu kegiatan Comdev biasanya diarahkan pada proses pemerkuasaan, peningktan kekuasaan, atau penguatan kemampuan para penerima pelayanan. Pemberdayaan masyarakat ini pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung(disadvantaged groups ) agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 12. melakukan pilihan-pilihan hidup, melaksanakan kegiatan ekonomi, menjangaku dan memobilisai sumber, serta berpartisipasi dalam kegiatan social. Meskipun pemberdayaan masyarakat dpat dilakukan terhadap semua kelompok atau kelas masyarakat, namun pada umumnya pemerdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki karakteristik lemah atau rentan dalam aspek : 1. Fisik : Orang dengan kecatatan dan kemampuan khusus. 2. Psikologis : Orang yang mengalami masalah personal dan penyesuaian diri. 3. Finansial : Orang yang tidak memiliki Pekerjaan, pendapatan, modal, dan asset yang 1 mampu menopang kehidupannya. 4. Struktural : Orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya, gender, etnis,orientasi sosial, dan pilihan politiknya. Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan diarahkan agar kelompok lemah tersebut mimiliki kemampuan atau keberdayaan. Keberdayaan disini bukan saja dalam arti fisik atau ekonomi, melainkan pula dalam arti psikologis dan sosial, seperti : 1. Memiliki sumber pendapatan yang dapat menopang kebutuhan diri dan keluarganya. 2. Mampu mengemukakan gagasan didalam keluarga mauoun didepan umum. 3. Memiliki mobilitas yang cukup luas : pergi keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya. 4. Berpartisipasi dalam kehidupan sosial. 5. Mampu membuat keputusan dan menentukan pilihan-pilihan hidupnya. Proses Pemberdayaan Masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan : 1. Menentukan populasi atau kelompok sasaran 2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kelompok sasaran 3. Merancang program kegiatan dan cara-cara pelaksanaannya 4. Menentukan sumber pendanaan 5. Menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan 6. Melaksakan kegiatan atau mengimplementasiakan program Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 13. 7. Dan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan biasanya dilakukan secara berkelompok dan terorganisir dengan melibatkan beberapa strategi seperti pendidikan dan pelatihan keterampilan hidup ( life skills ), ekonomi produktif, perawatan social, penyadaran dan pengubahan sikap dan perilaku, advokasi, pendampingan dan pembelaan hak-hak klien, aksi sosial, sosialisasi,kampanye, demonstasi,kolaborasi, kontes, atau pengubahan kebijakan publik agar lebih responsive terhadap kebutuhan kelompok sasaran. Berbeda dengan kegiatan Bantuan Sosial karitatif yang dicirikan oleh adanya hubungan “ patron-klien “ yang tidak seimbang, maka pemberdayaan masyarakat dalam program Comdev didasari oleh pendekatan yang partisipatoris, humanis, emansipatoris yang berpijak pada beberapa prinsip sebagai berikut : 1. Bekerja bersama berperan setara. 2. Membantu rakyat agar mereka bisa membantu dirinya sendiri dan orang lain. 3. Pemberdayaan bukan kegiatan satu malam. 4. Kegiatan diarahkan bukan saja untuk mendapat satu hasil, melainkan juga agar 1 menguasai prosesnya. Agar berkelanjutan, pemberdayaan jangan hanya berpusat pada komunitas lokal, melainkan pula pada sistem sosial yang lebih luas termasuk kegiatan sosial. E. PERATURAN PERUNDANGAN CSR Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization) sebagai induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk membentuk tim (working group) yang membidani lahirnya panduan dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun negara maju. Dengan Iso 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara: 1)mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan isunya; 2) menyediakan pedoman tentang Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 14. penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif; dan 3) memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional. Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok yaitu: 1. Pengembangan Masyarakat 2. Konsumen 3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat 4. Lingkungan 5. Ketenagakerjaan 6. Hak asasi manusia 7. Organizational Governance (governance organisasi) ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang: Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa. Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility hendaknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya suatu perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih mengiklankan penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/ 1
  • 15. sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000 perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh. F. BERAGAM CSR OLEH PERUSAHAAN Di Indonesia sekarang ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang melaksanakan program CSR. Bentuknya pun sangat beragam dan manfaatnya bisa diterapkan di semua kalangan. Pada tulisan ini kami akan menampilkan berbagai macam perusahaan yang melaksanakan program CSR sebagai bentuk Social Investment serta bentuk-bentuk nyata disertai contohnya. 1 1. PT Jababeka Infrastruktur Program CSR yang dijalankan oleh pihak Jababeka adalah mencakup : Program pemberdayaan ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Pengembangan kebudayaan, dan Kepedulian terhadap lingkungan. a. Pemberdayaan ekonomi : Memberikan pelatihan keterampilan seperti usaha jahit dan ternak sapi. Kemudian memberikan dana bantuan juga sebagai modal awal bagi masyarakat di sekitar. b. Kesehatan : Memberikan pelayanan pemeriksaan gratis dan pembagian obat-obatan secara Cuma-Cuma. Jababeka juga menyediakan edukasi kesehatan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. c. Pendidikan : Menyediakan beasiswa bagi anak SD, SMP, dan SMA. Kemudian memberikan bantuan peralatan kepada pihak sekolah. Serta mengadakan perlombaan yang sifatnya edukatif. d. Pengembangan kebudayaan : Memberikan bantuan sumbangan untuk pembangunan masjid, perbaikan jalan, serta mengadakan event-event pagelaran budaya bagi masyarakat. e. Lingkungan : Mengelola limbah B3 dengan baik, membangun kolam renang yang asri, menanam pohon sebagai penghijauan, dan Membangun Jababeka Botanical Garden yang luasnya mencapai 100 Ha. 2. PT Unilever Indonesia, Tbk Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 16. Unilever melaksanakan program CSR yang beragam pula, diantaranya : Green and Clean dengan memanfaatkan bekas kantong produk Unilever menjadi bentuk baru yang bermanfaat; Pemberdayaan petani kedelai hitam; Program kesehatan dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta membangun kader-kader yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. 1 3. PT Bakrie Sumatera Plantations Program-program CSR yang dijalankannya adalah: Membangun koperasi desa; memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD; mengadakan perkumpulan ibu-ibu pengajian; dan juga Memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. 4. PT Adaro Indonesia, Tbk a. Bidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan b. Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Integrasi program PAUD dengan Posyandu; Memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk PAUD; Memberikan beasiswa kepada siswa berpretasi pada tingkat SD, SMP, dan SMA; Memberikan pelatihan kepada para guru dalam bidang IT. c. Bidang Lingkungan : Menyediakan pusat air bersih dan menjualnya kepada masyarakat dengan harga terjangkau. Pengaturannya dijalankan oleh warga masyarakat tersebut sendiri. 5. PT Indominco Mandiri a. Bidang Sosial : Memberdayakan perempuan agar dapat menjadi sosok mandiri; Menyelenggarakan kegiatan budaya untuk mempererat tali silaturahmi di antara warga. b. Bidang Ekonomi : Mengambangkan usaha kecil rumput laut serta pendampingan kepada masyarakat; Memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada masyarakat, perempuan, dan anak-anak usia produktif. 6. PT Bank Mandiri, Tbk Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 17. a. Bidang Sumber Daya Manusia : Memberikan pelatihan kewirausahaan dan mengadakan berbagai macam event wirausaha muda dengan memberikan dana bantuan bagi pengusung format wirausaha yang fresh dan achievable. b. Bidang Pendidikan : Memberikan support dan rangsangan lomba-lomba untuk mengasah kecerdasan dan kreatifitas siswa; Memberikan dana beasiswa bagi yang ebrprestasi dan kurang mampu. 7. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk a. Bidang IT : Mendirkan kampung digital sehingga di sana(Sampali, Sumut) banyak orang yang melek teknologi, utamanya computer dan internet; pelatihan berbagai macam program komputer perkembangan; Memberikan pelatihan kepada siswa SMP dan SMA. b. Bidang Sosial : Pemberdayaan pendidikan anak kurang mampu; Pembinaan remaja olahraga; Pasar murah penjualan sembako; Cerdas cermat; Gebyar festival seni Islami; dan juga Peringatan HUT RI dengan mengadakan berbagai macam lomba. c. Bidang Ekonomi : Program kemitraan untuk usaha kecil menengah; Kelompok usaha pembuatan pupuk organik; dan juga Membuat koperasi simpan pinjam. d. Bidang Lingkungan : Perbaikan dan pengembangan drainase; Penanaman pohon pelindung; Pengerasan dan pengaspalan jalan; Pembuatan gapura Kampung Digital Sampali; dan Pembuatan plang nama PKK Kampung Sampali. 1 8. PT HM Sampoerna, Tbk Berbagai macam kegiatan CSR nya antara lain : Membentuk Tim Sampoerna Resque untuk melaksanakan tanggap darurat terhadap bencana; Menciptakan air bersih untuk masyarakat; Membangun usaha mikro dan kecil; Memberikan beasiswa bagi SMA dan Sarjana; Melakukan penanaman pohon untuk reboisasi. 9. PT Tambang Batubara Bukit Asam a. Bidang Lingkungan : Pembuatan kolam pengendap lumpur; Pemanfaatan tanaman minyak kayu putih; Membangun Taman Hutan Raya b. Bidang Ekonomi : Membangun kelompok usaha pupuk Bokashi Organik c. Bidang Sosial : Penataan Pasar Tanjung Enim 10. PT Arutmin Indonesia Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 18. Programnya antara lain : Kerjasama dengan KUD setempat; Program AHPB(Aku Himung Petani Banua) yang mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya; Membangun insfrastruktur; Memberikan bantan kesehatan dan sosial lainnya. 1 11. PT Bakrieland Development, Tbk Program CSR di Bakrieland antara lain : Membangun Rasuna Epicentrum, yakni sebuah kawasan resapan air; Penggunaan solar energy system dalam setiap project Bakrieland; Goes Green di Bali Nirwana Resort; Mempekerjakan 2 orang anggota keluarga yang tanahnya dibeli Bakrieland. 12. PT Berau Coal Program yang telah dilaksanakan antara lain : a. Pemanfaatan lahan mejadi area tanaman buah-buahan b. Pemanfaatan lahan sebagai area peternakan sapi c. Pemanfaatan lahan perkebunan d. Pemanfaatan tanaman kehutanan e. Percobaan penanaman karet f. Pembangunan lapangan golf BAB III Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 19. PENUTUP 1 KESIMPULAN Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara lain, Investasi Sosial Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ). Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum. Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 20. HASIL DISKUSI DI KELAS Setelah makalah kami presentasikan di depan kelas, terjadi diskusi yang menghasilkan beberapa pertanyaan yang harus kami jawab. Pertanyaan itu antara lain : Bagaimana perlakuan pemerintah kepada Perusahaan yang di satu sisi melaksanakan CSR namun di sisi lain produknya juga merugikan masyarakat? Sebenarnya perusahaan sudah melakukan kesalahan yang besar dengan menghasilkan produk yang merugikan bagi masyarakat. Namun, kembali lagi dengan permintaan dari masyarakat itu sendiri, selama produknya masih dibeli oleh masyarakat, selama itu pulalah perusahaan itu masih akan tetap berdiri. Mengenai peran pemerintah sendiri sudah jelas, ia adalah sebagai regulator dari segala kebijakan yang ada. Mungkin saja masyarakat kita masih kurang pengetahuan mengenai dampak buruk yang bisa disebabkan oleh produk suatu perusahaan, maka di sinilah peran pemerintah, yakni memberikan pengetahuan yang baik bagi masyarakatnya. Sebenarnya apakah tujuan suatu perusahaan melaksanakan program CSR di perusahaannya? Tujuannya jelas!!! Yakni untuk membuat citra yang positif bagi perusahaan oleh masyarakat. Semakin perusahaan dikenal “baik” oleh masyarakat, secara tidak langsung produk yang dihasilkannya pun akan mendapatkan predikat “baik” pula, dan itu akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan tentunya meningkatkan hasil penjualan juga. Adapun alasan perusahaan melakukan CSR ada 3 hal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya : 1. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan. 2. Corporate Philanthropy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan kemerataan sosial. 3. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial 1 berdasarkan prinsip keterlibatan sosial. Ketiga hal di atas pulalah yang menjadi dasar suatu perusahaan melaksanakan program CSR bagi masyarakat di sekitarnya. Apa langkah kongkrit pemerintah dalam hal menjadi Regulator atas kebijakan perusahaan? Sebenarnya Indonesia sudah memiliki seperangkat aturan tentang perlindungan lingkungan hidup (UU No. 23/1997) dan perlindungan konsumen (UU No. 8/1999) dan peraturan itu secara implisit sudah menekankan suatu perusahaan menerapkan CSR. Keterkaitan dengan CSR Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/
  • 21. Perusahaan secara langsung, pemerintah telah membuat aturan Pasal 74 UU PT No. 40/2007 meskipun menuai kontroversi. Namun, ya itulah langkah kongrit pemerintah dalam peranannya sebagai regulator. Apa peranan seorang Pekerja Sosial di dalam pelaksanaan CSR suatu perusahaan? Menarik sekali pertanyaannya karena ini sudah memasuki wilayah pekerja sosial dalam kaitannya dengan pelaksanaan CSR perusahaan. Yang jelas Pekerja Sosial di sana dapat menjadi seorang manajer program, artinya Pekerja Sosial lah yang merancang program-program pelayanan CSR bagi masyarakat. Pekerja Sosial juga yang melakukan asesmen terhadap kebutuhan pelayanan masyarakat. Jadi nantinya program CSR yang dijalankan oleh perusahaan akan tepat guna dan bermanfaat. Bagaimana peluang kerja bagi Pekerja Sosial Industri di suatu perusahaan?(Kaitannya dengan kenyataan saat ini) Ini juga sebuah pertanyaan yang menarik dan kami rasa patut menjadi pertanyaan kita semua. Baiklah akan coba kami jawab. Sejatinya peluang Pekerja Sosial Industri ini amatlah luas. Hanya saja memang dari kitanya sendiri yang masih “malu-malu” menunjukkan kualitas kita. Alhasil ya malah orang lain yang menyerobot posisi strategis itu. Padahal sebenarnya kita yang bisa menghandle dan mengerti kebutuhan khusus dari masyarakat melalui asesmen yang detil. Nah, jadi sekarang ini merupakan PR bagi kita semua untuk menunjukkan kualitas kita sebagai Pekerja Sosial Profesional dan juga dukungan dari semua pihak untuk ikut mempromosikan profesi ini. Kita saat ini sedang menjalani Jurusan Rehabilitasi Sosial, bagaimana penerapan Pekerja Sosial Klinis dalam perusahaan? Sungguh pertanyaan yang kritis. Sebagai Pekerja Sosial Klinis, kita dalam perusahaan bisa memberikan pelayanan kepada Bos dan Karyawan dalam rangka ikut menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dialami dan juga memberikan pelayanan konseling guna meningkatkan kualitas dan semangat kerja. Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/ 1
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility : Prinsip, Pengaturan dan Implementasi. Malang : Inspire. Tofi, La. Majalah Bisnis dan CSR. Juli 2008. Jakarta : LatofiSukma DivaEvente http://www.jababeka.com/site/ http://www.unilever.co.id/ourvalues/ Suharto, Edi, Ph.D, 2007, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Bandung : Refika Aditama. Arranged By Muhammad Joe Sekigawa, STKS Bandung Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008 http://bocahbancar.wordpress.com/ 1