SlideShare a Scribd company logo
ISHIKAWA DIAGRAM FOR QUALITY CONTROL
1. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas, atau Quality Control, adalah proses dimana entitas meninjau kualitas
semua faktor yang terlibat dalam produksi. Pendekatan ini menempatkan penekanan pada tiga
aspek :
1. Unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses yang telah ditentukan dan
dikelola dengan baik, kinerja dan kriteria integritas, dan identifikasi catatan
2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi
3. Elemen lunak, seperti personil integritas , kepercayaan , budaya organisasi , motivasi ,
semangat tim , dan hubungan kualitas.
Kontrol meliputi produk inspeksi , di mana setiap produk diperiksa secara visual, dan
sering menggunakan mikroskop stereo untuk detail halus sebelum produk dijual ke pasar
eksternal. Inspektur akan diberikan dengan daftar dan deskripsi produk tidak dapat diterima
cacat seperti retak atau permukaan noda misalnya.
Kualitas output adalah beresiko jika salah satu dari ketiga aspek kekurangan dengan
cara apapun.
Kontrol kualitas menekankan pengujian produk untuk mengungkap cacat dan
pelaporan kepada manajemen yang membuat keputusan untuk mengizinkan atau menolak
pelepasan produk, sedangkan jaminan kualitas mencoba untuk meningkatkan dan
menstabilkan produksi (dan proses yang terkait) untuk menghindari, atau paling tidak
meminimalkan, masalah yang menyebabkan cacat di tempat pertama. Untuk pekerjaan
kontrak, terutama bekerja diberikan oleh instansi pemerintah, masalah kualitas kontrol adalah
salah satu alasan utama untuk tidak memperbarui kontrak.
2. Diagram Fishbone untuk Kontrol Kualitas
Dr. Kaoru Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas yang telah
memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect diagram, emphasised the
‘internal customer’ kepada dunia. Ishikawa juga yang pertama memperkenalkan 7 (seven)
quality tools: control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and
flowchart yang sering juga disebut dengan “7 alat pengendali mutu/kualitas” (quality control
seven tools).
Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan dipakai di
seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab problem/masalah. Alasannya
sederhana. Fishbone diagram tergolong praktis, dan memandu setiap tim untuk terus berpikir
menemukan penyebab utama suatu permasalahan. Diagram “tulang ikan” ini dikenal dengan
cause and effect diagram. Diagram Ishikawa juga disebut dengan “tulang ikan” karena
memang kalau diperhatikan rangka analisis diagram Fishbone bentuknya ada kemiripan
dengan ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka
serta duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul.
Masalah-masalah klasik di industri manufaktur seperti:
>> keterlambatan proses produksi
>> tingkat defect (cacat) produk yang tinggi
>> mesin produksi yang sering mengalami trouble
>> output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi
>> produktivitas yang tidak mencapai target
>> complain pelanggan yang terus berulang
Diagram Ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan, atau cause-and-effect matrix)
adalah diagram yang menunjukkan penyebab-penyebab dari sebuah even yang spesifik.
Pemakaian diagram Ishikawa yang paling umum adalah untuk mencegah defek serta
mengembangkan kualitas produk. Diagram Ishikawa dapat membantu mengidentifikasi
faktor-faktor yang signifikan dan memberi efek terhadap sebuah even.
Bagian-bagian dari Diagram Fishbone :
1. Bagian Kepala Ikan
Kepala ikan biasanya selalu terletak di sebelah kanan. Di bagian ini, ditulis even yang
dipengaruhi oleh penyebab-penyebab yang nantinya di tulis di bagian tulang ikan. Even
ini sering berupa masalah atau topik yang akan di cari tahu penyebabnya.
2. Bagian Tulang Ikan
Pada bagian tulang ikan, ditulis kategori-kategori yang bisa berpengaruh terhadap
even tersebut.
Kategori yang paling umum digunakan:
Orang : Semua orang yang terlibat dari sebuah proses.
Metode : Bagaimana proses itu dilakukan, kebutuhan yang spesifik dari poses itu,
seperti prosedur, peraturan dll.
Material : Semua material yang diperlukan untuk menjalankan proses seperti bahan
dasar, pena, kertas dll.
Mesin : Semua mesin, peralatan, komputer dll yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan.
Pengukuran : Cara pengambilan data dari proses yang dipakai untuk menentukan
kualitas proses.
Lingkungan : Kondisi di sekitar tempat kerja, seperti suhu udara, tingkat kebisingan,
kelembaban udara, dll.
Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat
menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana
prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan
munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti,
maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini,
semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua
kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.
Contoh sederhana pemilahan sebab dengan pendekatan tertentu adalah pada gambar
di atas.
Langkah-langkah menerapkan diagram tulang ikan adalah :
Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah
Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah ini
diinterpretasikan sebagai “effect”, atau secara visual dalam fishbone seperti
“kepala ikan”.
Tuliskan masalah tersebut di tengah media di sebelah paling kanan.
Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan
buat panah horizontal panjang menuju ke arah kotak.
Langkah 2: Mengidentifikasi kategori-kategori
Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap
cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini
diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual dalam fishbone seperti
“tulang ikan”.
Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk
akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain:
o Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
 Machine (mesin atau teknologi),
 Method (metode atau proses),
 Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),
 Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power
(pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),
 Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
 Milieu / Mother Nature (lingkungan).
o Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:
 Product (produk/jasa),
 Price (harga),
 Place (tempat),
 Promotion (promosi atau hiburan),
 People (orang),
 Process (proses),
 Physical Evidence (bukti fisik), dan
 Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).
o Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:
 Surroundings (lingkungan),
 Suppliers (pemasok),
 Systems (sistem),
 Skills (keterampilan), dan
 Safety (keselamatan).
Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi
brainstorming.
Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut harus
ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana
gagasan tersebut harus ditempatkan, misal: “Mengapa bahaya potensial? Penyebab:
Karyawan tidak mengikuti prosedur!” Karena penyebabnya karyawan (manusia),
maka diletakkan di bawah “Man”.
Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar
dari garis diagonal.
Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil
(sub-sebab) keluar dari garis horisontal tadi, misal: “Mengapa karyawan disebut tidak
mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak memakai APD”.
Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan
beberapa kategori.
Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua
sebab-sebab dan sub-subnya.
Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan
merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.
Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling
memungkinkan) dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”
Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari
permasalahan teridentifikasi.
Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau
sudah sampai ke situ sebab pokok telah terindentifikasi.
Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram.
Gambar diatas adalah contoh hasil dari pembuatan diagram tulang ikan. Berkisah
mengenai pencarian jawaban mengapa produk sebuah mobil di industri manufaktur tidak bisa
berjalan. Sebab-sebab dipilah sesuai dengan pendekatan jenis kelamin operator perakitan
(pria atau wanita), lingkungan, metode dan bahan. Semakin dekat garis sebab dengan akibat,
semakin perlu diperhatikan. Faktor lingkungan dipilah lagi menjadi dua sub bagian. Yakni
faktor temperatur dan cahaya. Diperkirakan cahaya terlalu banyak dan temperatur terlalu
rendah. Demikian seterusnya dilakukan analisis yang sama terhadap sebab-sebab yang ada.
Kemudian setelah diketahui betul sebab-sebab yang ada, maka dapat dibuat kerangka
pemecahan masalahnya. Misalnya dengan perbaikan lingkungan kerja, metode dan bahan.
Diagram ini memang lebih banyak diterapkan oleh departemen kualitas di perusahaan
manufacturing atau jasa. Tapi di sektor lain sebenarnya juga bisa, seperti pelayanan
masyarakat, sosial dan bahkan politik. Karena sifat metode ini mudah dibuat dan bersifat
visual. Walaupun kelemahannya ada pada subjektivitas si pembuat.
Contoh yang lain adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Rangkuman diskusi pada sesi brainstorming fishbone diagram
Possible Root Cause Discussion
Root
Cause?
MAN
Kemampuan karyawan melakukan tugas (cedera
lama, fisik)
Cedera personil teridentifikasi saat briefing K3*. Pelaksanaan
tugas tidak tergantung pada fisik.
N
Tidak tahu prosedur K3 Awareness training di OJT sudah disediakan N
Tidak mengikuti prosedur K3 Karyawan baru di-briefing K3 dan sistem penalti N
Tidak menghadiri training K3 Pelatihan K3 diberikan dalam orientasi dan OJT N
MACHINE / TOOLS
Tinggi tempat kerja rendah Bukan akar masalah jika metode dapat diubah N
Part sudah usang Tidak ada part usang menyebabkan insiden N
Tidak ada tanda bahaya Tanda bahaya sudah ada N
METHOD
Prosedur tidak diperbaharui Review prosedur rutin setahun sekali N
Tidak ada prosedur K3 Prosedur meliputi prosedur K3 untuk semua kegiatan N
Prosedur K3 salah Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N
Prosedur K3 membingungkan Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N
Prosedur terlalu manual Bag dipegang operator, perlu memastikan tidak ada
kebocoran oli, dll.
Y
Tidak ada komunikasi K3 Disertakan dalam OJT N
MATERIAL
APD** yang salah Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N
Material yang tidak bisa diandalkan bahan (bag
kimia)
Bag plastik rentan robek bila menyentuh objek tajam
Y
Kualitas rendah (pipa, APD, bag kimia) Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N
Material yang digunakan salah (pipa, APD, bag
kimia)
Verifikasi dengan vendor sebelum membeli
N
Tidak ada APD yang disediakan APD sudah disediakan untuk semua aktivitas berbahaya N
*) K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja
**) APD = Alat Pelindung Diri
Dari contoh di atas, fishbone diagram dapat menemukan akar permasalahan, yaitu
kabut oli selama ini dibersihkan dengan ditampung di bag plastik yang rentan robek dan
selama tidak ada bag plastik ada kemungkinan oli menetes jika kran rusak, solusi bisa dengan
menambahkan containment tray atau safety cabinet yang permanen menempel pada pipa.
Jika masalah rumit dan waktunya memungkinkan, kita bisa meninggalkan fishbone
diagram di dinding selama beberapa hari untuk membiarkan ide menetas dan membiarkan
orang yang lalu lalang turut berkontribusi. Jika fishbone diagram terlihat timpang atau
sempit, kita bisa mengatur ulang fishbone diagram dengan kategori sebab utama yang
berbeda. Kunci sukses fishbone diagram adalah terus bertanya “Mengapa?”, lihatlah diagram
dan carilah pola tanpa banyak bicara, dan libatkan orang-orang di “grass root” yang terkait
dengan masalah karena biasanya mereka lebih mengerti permasalahan di lapangan.

More Related Content

What's hot

Modul 07 Rich Picture
Modul 07 Rich PictureModul 07 Rich Picture
Modul 07 Rich Picture
Arif Rahman
 
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan StrategisKey performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan StrategisRahmat Taufiq Sigit
 
Standar Kerja
Standar KerjaStandar Kerja
Standar Kerja
Idham Hanafiah
 
Sikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaSikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerja
Andi Amirudin
 
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
hero1964
 
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAANCONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
UNESA
 
CONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAPCONTOH JOBDES LENGKAP
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
Al Marson
 
Employee satisfaction survey
Employee satisfaction surveyEmployee satisfaction survey
Employee satisfaction survey
Defina Sulastiningtiyas
 
IATF16949:2016 Automotive QMS Awareness
IATF16949:2016 Automotive QMS AwarenessIATF16949:2016 Automotive QMS Awareness
IATF16949:2016 Automotive QMS Awareness
Ali Fuad R
 
Six sigma ppt
Six sigma ppt Six sigma ppt
Six sigma ppt
vincent1808
 
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance AppraisalEvaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
iceu novida adinata
 
Mengenal Siklus DMAIC
Mengenal Siklus DMAICMengenal Siklus DMAIC
Mengenal Siklus DMAIC
Robi Cahyadi
 
Teknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and CounsellingTeknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and Counselling
Yodhia Antariksa
 
Nordic body map questionare
Nordic   body  map  questionareNordic   body  map  questionare
Nordic body map questionareRumah Belajar
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
prihase
 
Coaching and Counselling
Coaching and CounsellingCoaching and Counselling
Coaching and Counselling
Clay Academy
 

What's hot (20)

Modul 07 Rich Picture
Modul 07 Rich PictureModul 07 Rich Picture
Modul 07 Rich Picture
 
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan StrategisKey performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
 
Standar Kerja
Standar KerjaStandar Kerja
Standar Kerja
 
Sikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaSikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerja
 
Quality Training
Quality TrainingQuality Training
Quality Training
 
Job analysis
Job analysisJob analysis
Job analysis
 
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
 
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAANCONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
 
CONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAPCONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAP
 
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
Materi 5 R (ringkas, rapi,resik,rawat,rajin)
 
Employee satisfaction survey
Employee satisfaction surveyEmployee satisfaction survey
Employee satisfaction survey
 
IATF16949:2016 Automotive QMS Awareness
IATF16949:2016 Automotive QMS AwarenessIATF16949:2016 Automotive QMS Awareness
IATF16949:2016 Automotive QMS Awareness
 
Six sigma ppt
Six sigma ppt Six sigma ppt
Six sigma ppt
 
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance AppraisalEvaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
 
Mengenal Siklus DMAIC
Mengenal Siklus DMAICMengenal Siklus DMAIC
Mengenal Siklus DMAIC
 
Teknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and CounsellingTeknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and Counselling
 
Nordic body map questionare
Nordic   body  map  questionareNordic   body  map  questionare
Nordic body map questionare
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
 
Coaching and Counselling
Coaching and CounsellingCoaching and Counselling
Coaching and Counselling
 

Similar to Presentasi 11-ishikawa-diagram

First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
Iskandar Muda
 
RCkd6ieimsbathajwrhrbrbrbehehetudtjrhtjsuwrjw5uA.ppt
RCkd6ieimsbathajwrhrbrbrbehehetudtjrhtjsuwrjw5uA.pptRCkd6ieimsbathajwrhrbrbrbehehetudtjrhtjsuwrjw5uA.ppt
RCkd6ieimsbathajwrhrbrbrbehehetudtjrhtjsuwrjw5uA.ppt
RezkiS2
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITAS
giyantilinda
 
Materi QCC Awwarness 1.pptx
Materi QCC Awwarness 1.pptxMateri QCC Awwarness 1.pptx
Materi QCC Awwarness 1.pptx
RizaldiFakhri
 
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).pptSMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
AGSI1
 
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuGugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu
Siti Sahati
 
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
wendyanbiya
 
Proposal tugas akhir
Proposal tugas akhirProposal tugas akhir
Proposal tugas akhir
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir) Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Defina Sulastiningtiyas
 
Pengantar engineering-design
Pengantar engineering-designPengantar engineering-design
Pengantar engineering-design
kristina s
 
MKUAL 04
MKUAL 04MKUAL 04
MKUAL 04
giningroem
 
1. Langkah 1 Menentukan Tema.pdf projek improvement
1. Langkah 1 Menentukan Tema.pdf projek improvement1. Langkah 1 Menentukan Tema.pdf projek improvement
1. Langkah 1 Menentukan Tema.pdf projek improvement
deddyalfares
 
Testing and implementation system
Testing and implementation systemTesting and implementation system
Testing and implementation system
Vellyca Werdining Putri
 
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
wendyanbiya
 
Kelompok 1 kelas e
Kelompok 1 kelas eKelompok 1 kelas e
Kelompok 1 kelas e
erma wati
 
Lean six sigma
Lean six sigmaLean six sigma
Lean six sigma
HayatyLukeman
 
Definisi Analisa Sistem
Definisi Analisa SistemDefinisi Analisa Sistem
Definisi Analisa Sistem
Lia Rusdyana Dewi
 
Mastering 7-qc-tools-for-improvement
Mastering 7-qc-tools-for-improvementMastering 7-qc-tools-for-improvement
Mastering 7-qc-tools-for-improvement
baguspra0129
 
FMEA.ppt
FMEA.pptFMEA.ppt
FMEA.ppt
ElfasSyahrani
 

Similar to Presentasi 11-ishikawa-diagram (20)

First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
 
RCkd6ieimsbathajwrhrbrbrbehehetudtjrhtjsuwrjw5uA.ppt
RCkd6ieimsbathajwrhrbrbrbehehetudtjrhtjsuwrjw5uA.pptRCkd6ieimsbathajwrhrbrbrbehehetudtjrhtjsuwrjw5uA.ppt
RCkd6ieimsbathajwrhrbrbrbehehetudtjrhtjsuwrjw5uA.ppt
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITAS
 
Materi QCC Awwarness 1.pptx
Materi QCC Awwarness 1.pptxMateri QCC Awwarness 1.pptx
Materi QCC Awwarness 1.pptx
 
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).pptSMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
 
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuGugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu
 
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
 
Proposal tugas akhir
Proposal tugas akhirProposal tugas akhir
Proposal tugas akhir
 
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir) Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
 
Pengantar engineering-design
Pengantar engineering-designPengantar engineering-design
Pengantar engineering-design
 
MKUAL 04
MKUAL 04MKUAL 04
MKUAL 04
 
1. Langkah 1 Menentukan Tema.pdf projek improvement
1. Langkah 1 Menentukan Tema.pdf projek improvement1. Langkah 1 Menentukan Tema.pdf projek improvement
1. Langkah 1 Menentukan Tema.pdf projek improvement
 
Testing and implementation system
Testing and implementation systemTesting and implementation system
Testing and implementation system
 
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
 
Kelompok 1 kelas e
Kelompok 1 kelas eKelompok 1 kelas e
Kelompok 1 kelas e
 
Lean six sigma
Lean six sigmaLean six sigma
Lean six sigma
 
Materi six sigma
Materi six sigmaMateri six sigma
Materi six sigma
 
Definisi Analisa Sistem
Definisi Analisa SistemDefinisi Analisa Sistem
Definisi Analisa Sistem
 
Mastering 7-qc-tools-for-improvement
Mastering 7-qc-tools-for-improvementMastering 7-qc-tools-for-improvement
Mastering 7-qc-tools-for-improvement
 
FMEA.ppt
FMEA.pptFMEA.ppt
FMEA.ppt
 

More from Imam Maulana Mechanic

Teknikpermesinan 140220035718-phpapp02
Teknikpermesinan 140220035718-phpapp02Teknikpermesinan 140220035718-phpapp02
Teknikpermesinan 140220035718-phpapp02Imam Maulana Mechanic
 

More from Imam Maulana Mechanic (6)

Quality tools2
Quality tools2Quality tools2
Quality tools2
 
Teknikpermesinan 140220035718-phpapp02
Teknikpermesinan 140220035718-phpapp02Teknikpermesinan 140220035718-phpapp02
Teknikpermesinan 140220035718-phpapp02
 
Karakteristik geometris
Karakteristik geometrisKarakteristik geometris
Karakteristik geometris
 
Toleransi 2
Toleransi 2Toleransi 2
Toleransi 2
 
Pengantar metrologi industri
Pengantar metrologi industriPengantar metrologi industri
Pengantar metrologi industri
 
Toleransi 2
Toleransi 2Toleransi 2
Toleransi 2
 

Presentasi 11-ishikawa-diagram

  • 1. ISHIKAWA DIAGRAM FOR QUALITY CONTROL 1. Kontrol Kualitas Kontrol kualitas, atau Quality Control, adalah proses dimana entitas meninjau kualitas semua faktor yang terlibat dalam produksi. Pendekatan ini menempatkan penekanan pada tiga aspek : 1. Unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses yang telah ditentukan dan dikelola dengan baik, kinerja dan kriteria integritas, dan identifikasi catatan 2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi 3. Elemen lunak, seperti personil integritas , kepercayaan , budaya organisasi , motivasi , semangat tim , dan hubungan kualitas. Kontrol meliputi produk inspeksi , di mana setiap produk diperiksa secara visual, dan sering menggunakan mikroskop stereo untuk detail halus sebelum produk dijual ke pasar eksternal. Inspektur akan diberikan dengan daftar dan deskripsi produk tidak dapat diterima cacat seperti retak atau permukaan noda misalnya. Kualitas output adalah beresiko jika salah satu dari ketiga aspek kekurangan dengan cara apapun. Kontrol kualitas menekankan pengujian produk untuk mengungkap cacat dan pelaporan kepada manajemen yang membuat keputusan untuk mengizinkan atau menolak pelepasan produk, sedangkan jaminan kualitas mencoba untuk meningkatkan dan menstabilkan produksi (dan proses yang terkait) untuk menghindari, atau paling tidak meminimalkan, masalah yang menyebabkan cacat di tempat pertama. Untuk pekerjaan kontrak, terutama bekerja diberikan oleh instansi pemerintah, masalah kualitas kontrol adalah salah satu alasan utama untuk tidak memperbarui kontrak. 2. Diagram Fishbone untuk Kontrol Kualitas Dr. Kaoru Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas yang telah memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect diagram, emphasised the ‘internal customer’ kepada dunia. Ishikawa juga yang pertama memperkenalkan 7 (seven) quality tools: control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and
  • 2. flowchart yang sering juga disebut dengan “7 alat pengendali mutu/kualitas” (quality control seven tools). Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan dipakai di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab problem/masalah. Alasannya sederhana. Fishbone diagram tergolong praktis, dan memandu setiap tim untuk terus berpikir menemukan penyebab utama suatu permasalahan. Diagram “tulang ikan” ini dikenal dengan cause and effect diagram. Diagram Ishikawa juga disebut dengan “tulang ikan” karena memang kalau diperhatikan rangka analisis diagram Fishbone bentuknya ada kemiripan dengan ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka serta duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul. Masalah-masalah klasik di industri manufaktur seperti: >> keterlambatan proses produksi >> tingkat defect (cacat) produk yang tinggi >> mesin produksi yang sering mengalami trouble >> output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi >> produktivitas yang tidak mencapai target >> complain pelanggan yang terus berulang Diagram Ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan, atau cause-and-effect matrix) adalah diagram yang menunjukkan penyebab-penyebab dari sebuah even yang spesifik. Pemakaian diagram Ishikawa yang paling umum adalah untuk mencegah defek serta mengembangkan kualitas produk. Diagram Ishikawa dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang signifikan dan memberi efek terhadap sebuah even. Bagian-bagian dari Diagram Fishbone : 1. Bagian Kepala Ikan Kepala ikan biasanya selalu terletak di sebelah kanan. Di bagian ini, ditulis even yang dipengaruhi oleh penyebab-penyebab yang nantinya di tulis di bagian tulang ikan. Even ini sering berupa masalah atau topik yang akan di cari tahu penyebabnya.
  • 3. 2. Bagian Tulang Ikan Pada bagian tulang ikan, ditulis kategori-kategori yang bisa berpengaruh terhadap even tersebut. Kategori yang paling umum digunakan: Orang : Semua orang yang terlibat dari sebuah proses. Metode : Bagaimana proses itu dilakukan, kebutuhan yang spesifik dari poses itu, seperti prosedur, peraturan dll. Material : Semua material yang diperlukan untuk menjalankan proses seperti bahan dasar, pena, kertas dll. Mesin : Semua mesin, peralatan, komputer dll yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Pengukuran : Cara pengambilan data dari proses yang dipakai untuk menentukan kualitas proses. Lingkungan : Kondisi di sekitar tempat kerja, seperti suhu udara, tingkat kebisingan, kelembaban udara, dll. Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.
  • 4. Contoh sederhana pemilahan sebab dengan pendekatan tertentu adalah pada gambar di atas. Langkah-langkah menerapkan diagram tulang ikan adalah : Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagai “effect”, atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”. Tuliskan masalah tersebut di tengah media di sebelah paling kanan. Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan buat panah horizontal panjang menuju ke arah kotak. Langkah 2: Mengidentifikasi kategori-kategori Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual dalam fishbone seperti “tulang ikan”.
  • 5. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain: o Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:  Machine (mesin atau teknologi),  Method (metode atau proses),  Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),  Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),  Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan  Milieu / Mother Nature (lingkungan). o Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:  Product (produk/jasa),  Price (harga),  Place (tempat),  Promotion (promosi atau hiburan),  People (orang),  Process (proses),  Physical Evidence (bukti fisik), dan  Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas). o Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:  Surroundings (lingkungan),  Suppliers (pemasok),  Systems (sistem),  Skills (keterampilan), dan  Safety (keselamatan). Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan, misal: “Mengapa bahaya potensial? Penyebab:
  • 6. Karyawan tidak mengikuti prosedur!” Karena penyebabnya karyawan (manusia), maka diletakkan di bawah “Man”. Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal. Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (sub-sebab) keluar dari garis horisontal tadi, misal: “Mengapa karyawan disebut tidak mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak memakai APD”. Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan beberapa kategori. Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebab-sebab dan sub-subnya. Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin. Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?” Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi. Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai ke situ sebab pokok telah terindentifikasi. Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram.
  • 7. Gambar diatas adalah contoh hasil dari pembuatan diagram tulang ikan. Berkisah mengenai pencarian jawaban mengapa produk sebuah mobil di industri manufaktur tidak bisa berjalan. Sebab-sebab dipilah sesuai dengan pendekatan jenis kelamin operator perakitan (pria atau wanita), lingkungan, metode dan bahan. Semakin dekat garis sebab dengan akibat, semakin perlu diperhatikan. Faktor lingkungan dipilah lagi menjadi dua sub bagian. Yakni faktor temperatur dan cahaya. Diperkirakan cahaya terlalu banyak dan temperatur terlalu rendah. Demikian seterusnya dilakukan analisis yang sama terhadap sebab-sebab yang ada. Kemudian setelah diketahui betul sebab-sebab yang ada, maka dapat dibuat kerangka pemecahan masalahnya. Misalnya dengan perbaikan lingkungan kerja, metode dan bahan. Diagram ini memang lebih banyak diterapkan oleh departemen kualitas di perusahaan manufacturing atau jasa. Tapi di sektor lain sebenarnya juga bisa, seperti pelayanan masyarakat, sosial dan bahkan politik. Karena sifat metode ini mudah dibuat dan bersifat visual. Walaupun kelemahannya ada pada subjektivitas si pembuat. Contoh yang lain adalah sebagai berikut :
  • 8. Tabel 1 Rangkuman diskusi pada sesi brainstorming fishbone diagram Possible Root Cause Discussion Root Cause? MAN Kemampuan karyawan melakukan tugas (cedera lama, fisik) Cedera personil teridentifikasi saat briefing K3*. Pelaksanaan tugas tidak tergantung pada fisik. N Tidak tahu prosedur K3 Awareness training di OJT sudah disediakan N Tidak mengikuti prosedur K3 Karyawan baru di-briefing K3 dan sistem penalti N Tidak menghadiri training K3 Pelatihan K3 diberikan dalam orientasi dan OJT N MACHINE / TOOLS Tinggi tempat kerja rendah Bukan akar masalah jika metode dapat diubah N Part sudah usang Tidak ada part usang menyebabkan insiden N Tidak ada tanda bahaya Tanda bahaya sudah ada N METHOD Prosedur tidak diperbaharui Review prosedur rutin setahun sekali N Tidak ada prosedur K3 Prosedur meliputi prosedur K3 untuk semua kegiatan N Prosedur K3 salah Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N Prosedur K3 membingungkan Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N Prosedur terlalu manual Bag dipegang operator, perlu memastikan tidak ada kebocoran oli, dll. Y Tidak ada komunikasi K3 Disertakan dalam OJT N MATERIAL APD** yang salah Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N Material yang tidak bisa diandalkan bahan (bag kimia) Bag plastik rentan robek bila menyentuh objek tajam Y Kualitas rendah (pipa, APD, bag kimia) Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N Material yang digunakan salah (pipa, APD, bag kimia) Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N Tidak ada APD yang disediakan APD sudah disediakan untuk semua aktivitas berbahaya N
  • 9. *) K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja **) APD = Alat Pelindung Diri Dari contoh di atas, fishbone diagram dapat menemukan akar permasalahan, yaitu kabut oli selama ini dibersihkan dengan ditampung di bag plastik yang rentan robek dan selama tidak ada bag plastik ada kemungkinan oli menetes jika kran rusak, solusi bisa dengan menambahkan containment tray atau safety cabinet yang permanen menempel pada pipa. Jika masalah rumit dan waktunya memungkinkan, kita bisa meninggalkan fishbone diagram di dinding selama beberapa hari untuk membiarkan ide menetas dan membiarkan orang yang lalu lalang turut berkontribusi. Jika fishbone diagram terlihat timpang atau sempit, kita bisa mengatur ulang fishbone diagram dengan kategori sebab utama yang berbeda. Kunci sukses fishbone diagram adalah terus bertanya “Mengapa?”, lihatlah diagram dan carilah pola tanpa banyak bicara, dan libatkan orang-orang di “grass root” yang terkait dengan masalah karena biasanya mereka lebih mengerti permasalahan di lapangan.