Penggunaan tanda baca dalam penulisan kalimat, paragraf terkadang dilupakan atau tidak tepat dalam penggunaannya. Dalam Power point ini saya menuliskan aturan penggunaan tanda baca sesuai dengan aturan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia. Semoga dapat membantu mengingatkan kembali akan penggunaan tanda baca dengan benar.
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSIAyuOkta8
Â
1. pengertian buku fiksi dan non fiksi
2. unsur unsur buku fiksi dan nnon fiksi
3. contoh buku fiksi dan non fiksi
4. kekurangan dan kelebihan buku fiksi dan non fiksi
5. buku fiksi agama
Penggunaan tanda baca dalam penulisan kalimat, paragraf terkadang dilupakan atau tidak tepat dalam penggunaannya. Dalam Power point ini saya menuliskan aturan penggunaan tanda baca sesuai dengan aturan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia. Semoga dapat membantu mengingatkan kembali akan penggunaan tanda baca dengan benar.
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSIAyuOkta8
Â
1. pengertian buku fiksi dan non fiksi
2. unsur unsur buku fiksi dan nnon fiksi
3. contoh buku fiksi dan non fiksi
4. kekurangan dan kelebihan buku fiksi dan non fiksi
5. buku fiksi agama
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. PREFIKS/AWALAN ME-
KATA BERIMBUHAN
Kata berimbuhan adalah kata yang mengalami
pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah
morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar
untuk menghasilkan suatu kata.
Jenis-jenis Imbuhan
Ditinjau dari letaknya, imbuhan dalam bahasa
Indonesia dapat dibagi atas prefiks, infiks, sufiks, dan
konfiks.
3. JENIS-JENIS IMBUHAN
a. Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang diikatkan di
depan bentuk kata dasar.
Contohnya: ber-, se-, me(N)-, di-, ter-, ke-, pe(N)-, per-.
b. Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang dikaitkan di tengah
bentuk dasar.
Contohnya: -em-, -el-, -er-.
c. Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang dikaitkan di belakang
bentuk dasar.
Contohnya: -kan, -an, -nya, -i, -wan.
d. Konfiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan-belakang
bentuk dasar secara bersamaan.
Contohnya: ke-an, pe(N)-an, per-an, ber-an, se-nya.
4. IMBUHAN, DITINJAU DARI ASALNYA
Ditinjau dari asalnya, imbuhan dapat dibedakan
atas afiks asli dan afiks serapan. Contoh afiks
serapan: a-, pra-, adi-, antar-, ekstra-, eks-, non-,
kontra-, pro-, pasca-, semi-, sub-, swa-, tuna-, supra-,
-isme, -isasi, -logi, -wan, -or.
Contoh:
Tunawisma = tidak memiliki tempat
tinggal/rumah.
5. PENGGUNAAN PREFIKS ME(N)-
Awalan me(N)- memiliki variasi bentuk,
yakni me-, men-, mem,- meng-, meny-, dan
menge-. Variasi itu bergantung pada fonem
awal dari bentuk yang dilekatinya.
a. me-, jika menghadapi fonem /l/, /m/, /n/, /ng/, /r/,
dan /w/. Contohnya melirik, memasak, mananti,
menganga, merawat, mawarisi.
b. mem-, jika menghadapi fonem /b/, dan /p/.
Contohnya mambawa, memukul.
c. men-, jika menghadapi fonem /c/, /d/, /j/, dan /t/.
Contohnya mencuci, mendatang, manjual,
menukar.
6. PENGGUNAAN PREFIKS ME(N)-
d. meng-, jika menghadapi fonem /g/, /k/, /kh/ dan
vocal. Contohnya menggulung, mengait,
mengkhianati, mengambil.
e. meny-, jika menghadapi fonem /s/. Contohnya
menyuap.
f. menge-, jika menghadapi kata yang memiliki satu
suku kata. Contohnya mengelap.
7. DARI SEGI ARTI
Bidang arti yang dapat didukung oleh
prefiks me- dapat ditinjau dari dua segi
berdasarkan fungsime- itu, sebagai
pembentuk kata kerja transitif atau
intransitif:
8. B) TRANSITIF
1. Melakukan suatu perbuatan.
Contoh: menulis, menikam, menyiksa,
membuang, menangkap.
2. Mempergunakan atau bekerja dengan apa
yang terkandung dalam kata dasar.
Contoh: menyabit, menyapu, memarang.
3. Membuat atau menghasilkan apa yang disebut
dalam kata dasar.
Contoh: menyambal, menggulai.
9. A) INTRANSITIF
1. Mengerjakan sesuatu perbuatan atau gerakan.
Contoh: menari, menyanyi, melompat.
2. Menghasilkan atau membuatu sesuatu hal.
Contoh: menguak, menyalak, meringkik.
3. Bila kata dasarnya menyatakan tempat, maka
kata yang mengandung me- itu berarti menuju ke
arah.
Contoh: menepi, meyisir, melaut, mendarat.
10. 4. Prefiks me- dapat juga diartikan
dengan berbuat seperti, berlaku seperti
atau menjadi seperti.
Contoh: merajalela, membatu, menyemak,
menghutan.
5. Bila kata dasarnya kata sifat atau kata
bilangan maka me- mengandung arti menjadi.
Contoh: meninggi, merendah, memutih, mendua.
6. Suatu variasi lain dari me- + kata bilangan
adalah membuat untuk kesekian kalinya,
terutama dalam beberapa ungkapan.
Contoh: menujuh hari, meniga hari.