SlideShare a Scribd company logo
Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang mengalami pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks
adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk menghasilkan suatu kata.

Jenis-jenis Imbuhan
Ditinjau dari letaknya, imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas prefiks, infiks, sufiks,
dan konfiks.
a. Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang diikatkan di depan bentuk kata dasar. Contohnya:
ber-, se-, me(N)-, di-, ter-, ke-, pe(N)-, per-.
b. Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang dikaitkan di tengah bentuk dasar. Contohnya: -em-, el-, -er-.
c. Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang dikaitkan di belakang bentuk dasar. Contohnya: kan, -an, -nya, -i, -wan.
d. Konfiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan-belakang bentuk dasar secara bersamaan.
Contohnya: ke-an, pe(N)-an, per-an, ber-an, se-nya.
Ditinjau dari asalnya, imbuhan dapat dibedakan atas afiks asli dan afiks serapan. Contoh afiks
serapan: a-, pra-, adi-, antar-, ekstra-, eks-, non-, kontra-, pro-, pasca-, semi-, sub-, swa-, tuna-,
supra-, -isme, -isasi, -logi, -wan, -or.
Penggunaan Imbuhan
1. me(N)Awalan me(N)- memiliki variasi bentuk, yakni me-, men-, mem,- meng-, meny-, dan menge-.
Variasi itu bergantung pada fonem awal dari bentuk yang dilekatinya.
a. me-, jika menghadapi fonem /l/, /m/, /n/, /ng/, /r/, dan /w/. Contohnya melirik, memasak,
menanti, menganga, merawat, mewarisi.
b. mem-, jika menghadapi fonem /b/, dan /p/. Contohnya membawa, memukul.
c. men-, jika menghadapi fonem /c/, /d/, /j/, dan /t/. Contohnya mencuci, mendatang, menjual,
menukar.
d. meng-, jika menghadapi fonem /g/, /k/, /kh/ dan vocal. Contohnya menggulung, mengait,
mengkhianati, mengambil.
e. meny-, jika menghadapi fonem /s/. Contohnya menyuap.
f. menge-, jika menghadapi kata yang memiliki satu suku kata. Contohnya mengelap.
Awalan me(N)- memiliki makna sebagai berikut.
a. Melakukan perbuatan.
Contoh: mengambil, menjual, menilai.
b. Melakukan perbuatan dengan alat.
Contoh: mengail, menyabit, mencangkul.
c. Menjadi atau dalam keadaan.
Contoh: menurun, meluap, meninggi.
d. Membuat kesan seolah-olah.
Contoh: membisu, mengalah.
e. Menuju ke
Contoh: mendarat, menepi.
f. Mencari
Contoh: mendamar, merotan
2. berPenggunaan awalan ber- mempunyai kaidah-kaidah sebagai berikut.
a. Apabila diikuti bentuk dasar yang berhuruf awal /r/ atau yang suku kata awalnya berakhir
dengan –er-, maka awalan ber- berubah menjadi be-.
Contoh: ber- + rantai menjadi berantai
b. Apabila bertemu dengan kata ajar, ber- berubah menjadi bel-.
Contoh: ber- + ajar menjadi belajar
c. Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, ber- tidak mengalami perubahan
bentuk.
Contoh: ber- + balik menjadi berbalik
Awalan ber- bermakna sebagai berikut.
a. Melakukan perbuatan.
Contoh: bernyanyi, berbaur, berdandan.
b. Mempunyai
Contoh: beratap, berhasil, beruang, berambut.
c. Memakai/menggunakan/mengendarai.
Contoh: berbaju, bersepeda, bersepatu.
d. Mengeluarkan.
Contoh: bertelur, berbau, berair, berkata.
e. Berada dalam keadaan.
Contoh: bergegas, beramai-ramai.
f. Menyatakan sifat atau sikap mental.
Contoh: berbaik hati, berbahagia, berhati-hati.
g. Menyatakan ukuran, jumlah.
Contoh: bertahun-tahun, bermeter-meter, berdua.
3. diAwalan di- bermakna suatu perbuatan pasif, sebagai kebalikan dari awalan me(N)- yang
bermakna aktif.
Contoh: dibaca, diambil, dijual.
4. terAwalan ter- menyatakan makna sebagai berikut.
a. Sudah di- atau dapat di-.
Contoh: tertutup, terbuka.
b. Ketidaksengajaan
Contoh: terbawa, terpegang, terlihat, tertendang.
c. Tiba-tiba
Contoh: teringat, terjatuh.
d. Dapat/kemungkinan
Contoh: ternilai, terangkat.
e. Paling/superlatif
Contoh: tertua, terbagus, terindah.
f. Sampai keContoh: terulang, terbuku.
5. pe(N)Awalan pe(N)- berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Awalan ini memiliki variasi seperti
halnya yang berlaku pada me(N)-, yakni: pe-, pem-, pen-, peny-, dan penge-. Selain itu, awalan
pe(N)- ada pula yang dipengaruhi awalan ber-. Hasil dari pengaruhnya itu berupa variasi pe-.
Contoh:
me(N)- → pe(N)pelatih, perawat, pewaris, pencubit, pengawas, penyusun, pemburu, dan sebagainya.
ber- → pe(N)pedagang, pelayar, petinju, pelajar, pelari, dan sebagainya.
Awalan pe(N)- mengandung makna sebagai berikut.
a. Yang melakukan perbuatan.
Contoh: penulis, pembaca, pembicara, pendengar.
b. Bidang pekerjaan
Contoh: petinju, pedagang, pengusaha.
c. Alat
Contoh: penggaris, penggaruk.
d. Memiliki sifat.
Contoh: pemalu, pemaaf.
e. Penyebab
Contoh: pemanis, pemutih.
6. perAwalan ini mempunyai variasi bentuk, yakni per- dan pe-. Variasi pe-terbentuk apabila awalan
tersebut dilekatkan pada kata dasar yang berfonem awal /r/.
Contoh: pertimbangkan, persidangan.
Awalan ini umumnya mengandung arti kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya atau adanya
sesuatu. Arti kausatif ini dapat diperinci sebagai berikut.
a. Menjadikan, membuat sesuatu jadi.
Contoh: perbudak, perhamba, perdewa.
b. Memanggil atau menganggap sebagai.
Contoh: pertuan, peradik, peristri.
c. Membagi, membuat jadi.
Contoh: perdua, perlima, persepuluh.
d. Membuat lebih.
Contoh: pertinggi, perbesar, perhebat.
e. Intensitas.
Contoh: perturut, pertimba.
7. seMakna-makna yang dikandung awalan se- adalah sebagai berikut.
a. Berarti satu
Contoh: sebuah, sebatang, seorang, seekor, sebutir.
b. Berarti seluruh atau seisi
Contoh: sedesa, serumah, sekampung, senegeri.
c. Berarti sama-sama
Contoh: sepermainan, seperjuangan.
d. Sama dengan
Contoh: setinggi (gunung), sekuat (gajah), sebodoh (keledai).
e. Menyatakan waktu
Contoh: sesudah, setibanya.
8. keMakna yang terkandung pada awalan ini adalah sebagai berikut.
a. Bermakna tingkat atau kumpulan
Contoh: kesatu, kedua, ketiga, kesepuluh.
b. Yang di-i
Contoh: ketua, kehendak, kekasih.
9. –el-, -em-, -erMakna dari ketiga sisipan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Banyak dan bermacam-macam
Contoh: gerigi, gemunung, serabut, temali, kemelut.
b. Menyatkan intensitas frekuentatif
Contoh: gemetar, gemuruh, gemertak, gemercik.
c. Mempunyai sifat seperti yang disebut pada kata dasarnya
Contoh: gelembung, temurun, gemilang, telunjuk.
10. –kan, dan –i
Akhiran –kan dan –i sama-sama membentuk pokok kata. Contoh: bawakan, belikan, hindari,
ajari. Maksudnya, kata itu belum bisa digunakan tanpa dibantu oleh imbuhan lain.
Dengan tambahan awalan me(N)-, di-, dan ter-, pokok kata itu membentuk suatu kata secara
utuh.
Makna akhiran –kan antara lain:
a. menyatakan perbuatan untuk orang lain
contoh: membacakan, menghidangkan, dibelikan.
b. membuat jadi
contoh: meninggikan, diputihkan.
c. tidak sengaja
contoh: termanfaatkan
d. pengantar objek sebagai pengganti kata depan
contoh: bertaburkan, bermandikan
Makna akhiran –i, antara lain:
a. menyatakan perbuatan yang berulang-ulang
Contoh: memukuli, mencomoti.
b. Memberi, membubuhi
Contoh: menandatangani, membumbui
c. Menghilangkan
Contoh: menguliti
11. –an
Akhiran –an bermakna sebagai berikut.
a. menyatakan tempat
contoh: pangkalan, kubangan
b. menyatakan alat
contoh: ayunan, timbangan
c. menyatakan hal atau cara
contoh: didikan, pimpinan
d. menyatakan akibat, hasil perbuatan
contoh: hukuman, balasan
e. menyatakan sesuatu yang dicontoh: cacatan, suruhan
f. menyatakan menyatakan seluruh, kumpulan
contoh: lautan, sayuran
g. menyatakan menyerupai
contoh: anak-anakan, kuda-kudaan
h. menyatakan tiap-tiap
contoh: tahunan, mingguan
i. menyatakan mempunyai sifat
contoh: asinan, kuningan
12. –nya
Fungsi akhiran –nya adalah sebagai berikut.
a. Membentuk kata benda.
Contoh: ramainya, tingginya, dinginnya, enaknya, tenggelamnya.
b. Menjelaskan atau menekankan kata yang didepannya.
Contoh: Di rumah ini ada hantunya.
c. Menjelaskan situasi.
Contoh: Ia belajar dengan tekunnya.
d. Menyertai kata keterangan.
Contoh: agaknya, rupanya, sebenarnya, sesungguhnya.

Report

Log in

Sign up

Subscribe

Featured feeds
Mystery

More Related Content

What's hot

Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiNiicha Juwita
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Universitas Negeri Jakarta
 
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
Student
 
Ppt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesiaPpt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesia
AizulIstiqomah
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia
Lia Aldiana
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Bram Agus Leonardo
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
Hendra Permana
 
Materi sinonim dan antonim
Materi sinonim dan antonimMateri sinonim dan antonim
Materi sinonim dan antonim
muhammad robi
 
Menyimak (Bahasa Indonesia)
Menyimak (Bahasa Indonesia)Menyimak (Bahasa Indonesia)
Menyimak (Bahasa Indonesia)Agnesia Grace
 
Analisis Kompetensi Keterampilan (KD-4) dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,...
Analisis Kompetensi Keterampilan (KD-4) dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,...Analisis Kompetensi Keterampilan (KD-4) dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,...
Analisis Kompetensi Keterampilan (KD-4) dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,...
Desa Sukahaji Kidul Kec. Patrol - Indramayu - Jawa Barat - Indonesia
 
Tanda baca
Tanda bacaTanda baca
Tanda baca
andrisulistyanto
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapAchmad Anang Aswanto
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaRahmatia Azzindani
 
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
Diana Amelia Bagti
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomSukayono Fawwaz
 

What's hot (20)

Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Kata ulang
Kata ulangKata ulang
Kata ulang
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
 
Kalimat aktif dan pasif
Kalimat aktif dan pasifKalimat aktif dan pasif
Kalimat aktif dan pasif
 
Ppt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesiaPpt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesia
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Materi sinonim dan antonim
Materi sinonim dan antonimMateri sinonim dan antonim
Materi sinonim dan antonim
 
Menyimak (Bahasa Indonesia)
Menyimak (Bahasa Indonesia)Menyimak (Bahasa Indonesia)
Menyimak (Bahasa Indonesia)
 
Analisis Kompetensi Keterampilan (KD-4) dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,...
Analisis Kompetensi Keterampilan (KD-4) dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,...Analisis Kompetensi Keterampilan (KD-4) dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,...
Analisis Kompetensi Keterampilan (KD-4) dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,...
 
Tanda baca
Tanda bacaTanda baca
Tanda baca
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesia
 
Analisis kesalahan berbahasa tataran fonologi
Analisis kesalahan berbahasa tataran fonologiAnalisis kesalahan berbahasa tataran fonologi
Analisis kesalahan berbahasa tataran fonologi
 
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
 

Similar to Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)

Kata terbitan
Kata terbitanKata terbitan
Kata terbitan
Aidar-heedaryah hala
 
Kalimat verba dan nomina
Kalimat verba dan nominaKalimat verba dan nomina
Kalimat verba dan nomina
dewi inne kumalasari
 
Kata dan Pembentukan
Kata dan Pembentukan Kata dan Pembentukan
Kata dan Pembentukan
Erliyana Alawiyah
 
Nota bab 3 (2)
Nota bab 3 (2)Nota bab 3 (2)
Nota bab 3 (2)
wanarizwan
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
sahabatmuslim
 
Bab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kataBab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kataIbnu Khoiry
 
Asep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampangAsep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampangNie Andini
 
Reduplikasi
ReduplikasiReduplikasi
Reduplikasi
Tifanny Ellies
 
Presentasi kata berimbuhan
Presentasi kata berimbuhanPresentasi kata berimbuhan
Presentasi kata berimbuhan
Aggnalria Ahtra Adlle
 
Penulisan Kata ppt
Penulisan Kata pptPenulisan Kata ppt
Penulisan Kata ppt
MuhammadRizkiMaulana9
 
Formula tatabahasa 2005
Formula tatabahasa 2005Formula tatabahasa 2005
Formula tatabahasa 2005Ajak Kur
 
Nota imbuhan
Nota imbuhanNota imbuhan
Nota imbuhanjoeyah
 
Tatabahasa
TatabahasaTatabahasa
Tatabahasa
eikanz
 
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')Devhy vhy
 

Similar to Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1) (20)

Kata terbitan
Kata terbitanKata terbitan
Kata terbitan
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Kalimat verba dan nomina
Kalimat verba dan nominaKalimat verba dan nomina
Kalimat verba dan nomina
 
Tatabahasa
TatabahasaTatabahasa
Tatabahasa
 
Wungker
WungkerWungker
Wungker
 
Kata dan Pembentukan
Kata dan Pembentukan Kata dan Pembentukan
Kata dan Pembentukan
 
Nota bab 3 (2)
Nota bab 3 (2)Nota bab 3 (2)
Nota bab 3 (2)
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
Bab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kataBab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kata
 
Asep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampangAsep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampang
 
Reduplikasi
ReduplikasiReduplikasi
Reduplikasi
 
Presentasi kata berimbuhan
Presentasi kata berimbuhanPresentasi kata berimbuhan
Presentasi kata berimbuhan
 
Morfo
MorfoMorfo
Morfo
 
Penulisan Kata ppt
Penulisan Kata pptPenulisan Kata ppt
Penulisan Kata ppt
 
Formula tatabahasa 2005
Formula tatabahasa 2005Formula tatabahasa 2005
Formula tatabahasa 2005
 
Nota imbuhan
Nota imbuhanNota imbuhan
Nota imbuhan
 
Imbuhan
ImbuhanImbuhan
Imbuhan
 
Tatabahasa
TatabahasaTatabahasa
Tatabahasa
 
Tatabahasa
TatabahasaTatabahasa
Tatabahasa
 
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
 

Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)

  • 1. Kata Berimbuhan Kata berimbuhan adalah kata yang mengalami pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk menghasilkan suatu kata. Jenis-jenis Imbuhan Ditinjau dari letaknya, imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. a. Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang diikatkan di depan bentuk kata dasar. Contohnya: ber-, se-, me(N)-, di-, ter-, ke-, pe(N)-, per-. b. Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang dikaitkan di tengah bentuk dasar. Contohnya: -em-, el-, -er-. c. Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang dikaitkan di belakang bentuk dasar. Contohnya: kan, -an, -nya, -i, -wan. d. Konfiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan-belakang bentuk dasar secara bersamaan. Contohnya: ke-an, pe(N)-an, per-an, ber-an, se-nya. Ditinjau dari asalnya, imbuhan dapat dibedakan atas afiks asli dan afiks serapan. Contoh afiks serapan: a-, pra-, adi-, antar-, ekstra-, eks-, non-, kontra-, pro-, pasca-, semi-, sub-, swa-, tuna-, supra-, -isme, -isasi, -logi, -wan, -or. Penggunaan Imbuhan 1. me(N)Awalan me(N)- memiliki variasi bentuk, yakni me-, men-, mem,- meng-, meny-, dan menge-. Variasi itu bergantung pada fonem awal dari bentuk yang dilekatinya. a. me-, jika menghadapi fonem /l/, /m/, /n/, /ng/, /r/, dan /w/. Contohnya melirik, memasak, menanti, menganga, merawat, mewarisi. b. mem-, jika menghadapi fonem /b/, dan /p/. Contohnya membawa, memukul. c. men-, jika menghadapi fonem /c/, /d/, /j/, dan /t/. Contohnya mencuci, mendatang, menjual, menukar. d. meng-, jika menghadapi fonem /g/, /k/, /kh/ dan vocal. Contohnya menggulung, mengait, mengkhianati, mengambil. e. meny-, jika menghadapi fonem /s/. Contohnya menyuap. f. menge-, jika menghadapi kata yang memiliki satu suku kata. Contohnya mengelap. Awalan me(N)- memiliki makna sebagai berikut. a. Melakukan perbuatan. Contoh: mengambil, menjual, menilai. b. Melakukan perbuatan dengan alat. Contoh: mengail, menyabit, mencangkul. c. Menjadi atau dalam keadaan. Contoh: menurun, meluap, meninggi. d. Membuat kesan seolah-olah. Contoh: membisu, mengalah. e. Menuju ke
  • 2. Contoh: mendarat, menepi. f. Mencari Contoh: mendamar, merotan 2. berPenggunaan awalan ber- mempunyai kaidah-kaidah sebagai berikut. a. Apabila diikuti bentuk dasar yang berhuruf awal /r/ atau yang suku kata awalnya berakhir dengan –er-, maka awalan ber- berubah menjadi be-. Contoh: ber- + rantai menjadi berantai b. Apabila bertemu dengan kata ajar, ber- berubah menjadi bel-. Contoh: ber- + ajar menjadi belajar c. Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, ber- tidak mengalami perubahan bentuk. Contoh: ber- + balik menjadi berbalik Awalan ber- bermakna sebagai berikut. a. Melakukan perbuatan. Contoh: bernyanyi, berbaur, berdandan. b. Mempunyai Contoh: beratap, berhasil, beruang, berambut. c. Memakai/menggunakan/mengendarai. Contoh: berbaju, bersepeda, bersepatu. d. Mengeluarkan. Contoh: bertelur, berbau, berair, berkata. e. Berada dalam keadaan. Contoh: bergegas, beramai-ramai. f. Menyatakan sifat atau sikap mental. Contoh: berbaik hati, berbahagia, berhati-hati. g. Menyatakan ukuran, jumlah. Contoh: bertahun-tahun, bermeter-meter, berdua. 3. diAwalan di- bermakna suatu perbuatan pasif, sebagai kebalikan dari awalan me(N)- yang bermakna aktif. Contoh: dibaca, diambil, dijual. 4. terAwalan ter- menyatakan makna sebagai berikut. a. Sudah di- atau dapat di-. Contoh: tertutup, terbuka. b. Ketidaksengajaan Contoh: terbawa, terpegang, terlihat, tertendang. c. Tiba-tiba Contoh: teringat, terjatuh. d. Dapat/kemungkinan Contoh: ternilai, terangkat. e. Paling/superlatif Contoh: tertua, terbagus, terindah. f. Sampai keContoh: terulang, terbuku.
  • 3. 5. pe(N)Awalan pe(N)- berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Awalan ini memiliki variasi seperti halnya yang berlaku pada me(N)-, yakni: pe-, pem-, pen-, peny-, dan penge-. Selain itu, awalan pe(N)- ada pula yang dipengaruhi awalan ber-. Hasil dari pengaruhnya itu berupa variasi pe-. Contoh: me(N)- → pe(N)pelatih, perawat, pewaris, pencubit, pengawas, penyusun, pemburu, dan sebagainya. ber- → pe(N)pedagang, pelayar, petinju, pelajar, pelari, dan sebagainya. Awalan pe(N)- mengandung makna sebagai berikut. a. Yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, pembaca, pembicara, pendengar. b. Bidang pekerjaan Contoh: petinju, pedagang, pengusaha. c. Alat Contoh: penggaris, penggaruk. d. Memiliki sifat. Contoh: pemalu, pemaaf. e. Penyebab Contoh: pemanis, pemutih. 6. perAwalan ini mempunyai variasi bentuk, yakni per- dan pe-. Variasi pe-terbentuk apabila awalan tersebut dilekatkan pada kata dasar yang berfonem awal /r/. Contoh: pertimbangkan, persidangan. Awalan ini umumnya mengandung arti kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya atau adanya sesuatu. Arti kausatif ini dapat diperinci sebagai berikut. a. Menjadikan, membuat sesuatu jadi. Contoh: perbudak, perhamba, perdewa. b. Memanggil atau menganggap sebagai. Contoh: pertuan, peradik, peristri. c. Membagi, membuat jadi. Contoh: perdua, perlima, persepuluh. d. Membuat lebih. Contoh: pertinggi, perbesar, perhebat. e. Intensitas. Contoh: perturut, pertimba. 7. seMakna-makna yang dikandung awalan se- adalah sebagai berikut. a. Berarti satu Contoh: sebuah, sebatang, seorang, seekor, sebutir. b. Berarti seluruh atau seisi Contoh: sedesa, serumah, sekampung, senegeri. c. Berarti sama-sama Contoh: sepermainan, seperjuangan. d. Sama dengan Contoh: setinggi (gunung), sekuat (gajah), sebodoh (keledai).
  • 4. e. Menyatakan waktu Contoh: sesudah, setibanya. 8. keMakna yang terkandung pada awalan ini adalah sebagai berikut. a. Bermakna tingkat atau kumpulan Contoh: kesatu, kedua, ketiga, kesepuluh. b. Yang di-i Contoh: ketua, kehendak, kekasih. 9. –el-, -em-, -erMakna dari ketiga sisipan tersebut adalah sebagai berikut. a. Banyak dan bermacam-macam Contoh: gerigi, gemunung, serabut, temali, kemelut. b. Menyatkan intensitas frekuentatif Contoh: gemetar, gemuruh, gemertak, gemercik. c. Mempunyai sifat seperti yang disebut pada kata dasarnya Contoh: gelembung, temurun, gemilang, telunjuk. 10. –kan, dan –i Akhiran –kan dan –i sama-sama membentuk pokok kata. Contoh: bawakan, belikan, hindari, ajari. Maksudnya, kata itu belum bisa digunakan tanpa dibantu oleh imbuhan lain. Dengan tambahan awalan me(N)-, di-, dan ter-, pokok kata itu membentuk suatu kata secara utuh. Makna akhiran –kan antara lain: a. menyatakan perbuatan untuk orang lain contoh: membacakan, menghidangkan, dibelikan. b. membuat jadi contoh: meninggikan, diputihkan. c. tidak sengaja contoh: termanfaatkan d. pengantar objek sebagai pengganti kata depan contoh: bertaburkan, bermandikan Makna akhiran –i, antara lain: a. menyatakan perbuatan yang berulang-ulang Contoh: memukuli, mencomoti. b. Memberi, membubuhi Contoh: menandatangani, membumbui c. Menghilangkan Contoh: menguliti 11. –an Akhiran –an bermakna sebagai berikut. a. menyatakan tempat contoh: pangkalan, kubangan b. menyatakan alat contoh: ayunan, timbangan c. menyatakan hal atau cara contoh: didikan, pimpinan d. menyatakan akibat, hasil perbuatan
  • 5. contoh: hukuman, balasan e. menyatakan sesuatu yang dicontoh: cacatan, suruhan f. menyatakan menyatakan seluruh, kumpulan contoh: lautan, sayuran g. menyatakan menyerupai contoh: anak-anakan, kuda-kudaan h. menyatakan tiap-tiap contoh: tahunan, mingguan i. menyatakan mempunyai sifat contoh: asinan, kuningan 12. –nya Fungsi akhiran –nya adalah sebagai berikut. a. Membentuk kata benda. Contoh: ramainya, tingginya, dinginnya, enaknya, tenggelamnya. b. Menjelaskan atau menekankan kata yang didepannya. Contoh: Di rumah ini ada hantunya. c. Menjelaskan situasi. Contoh: Ia belajar dengan tekunnya. d. Menyertai kata keterangan. Contoh: agaknya, rupanya, sebenarnya, sesungguhnya. Report Log in Sign up Subscribe Featured feeds