2. ANGGOTA
ANGGOTA
Kelompok 3
Kelompok 3
Lia Amalia I1B022011
Innaka Maulida
Dwi Hera Ulfia
Nurani Ira Ayuni
Oktaviani N A
Zahra Athina D
I1B022017
I1B022031
I1B022043
I1B022047
I1B022055
Avisa Wilapastuti
Izdihar Gaidha R
Auna Rofiqoh
Medina Z
Fahra Rizqy N
I1B022075
I1B022077
I1B022081
I1B022087
I1B022097
3. POKOK BAHASAN
POKOK BAHASAN
latar belakang
latar belakang
pengertian &
asal usul
pengertian &
asal usul
kelebihan &
kekurangan
kelebihan &
kekurangan
efek samping
efek samping
hubungan menginang
dengan kesehatan
hubungan menginang
dengan kesehatan
hasil studi & strategi
hasil studi & strategi
kesimpulan
kesimpulan
4. LATAR
LATAR Belakang
Belakang
Kearifan lokal merupakan keunggulan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat di daerah tersebut. Daerah
Jawa dikenal memiliki banyak kearifan lokal, salah satunya adalah daerah Banyumas. Banyumas terkenal dengan
kebudayaannya yang masih kental, lokasinya yang tidak dekat dengan perkotaan menyebabkan budaya yang ada di
Banyumas masih dipegang dan tidak mudah pudar. Salah satunya adalah budaya kesehatan berupa nginang.
Menginang diartikan sebagai kegiatan mengunyah daun sirih yang dibarengi dengan gambir, tembakau, kapur, dan
cengkeh.
Orang-orang terdahulu biasanya menggunakan nginang sebagai cara menjaga kebersihan gigi dan mulut mereka.
Namun, efek samping akibat nginang membuat gigi dan mulut menjadi berwarna merah kecoklatan dan saat
mengunyah seringkali mengeluarkan air liur. Saat ini kebiasaan menginang hanya dilakukan oleh sepuh saja.
Generasi muda jarang bahkan tidak ditemukan lagi yang menginang. Menurut pandangan mereka, menginang
menyebabkan gigi dan mulut berubah warna menjadi merah kecoklatan.Hal tersebut menjadikan mereka
meninggalkan tradisi menginang.
(Njatrijani, 2018)
5. PENGERTIAN &
PENGERTIAN &
Asal Usul
Asal Usul
Menginang atau menyirih adalah
warisan budaya Indonesia yang
praktiknya dilakukan dengan
mengunyah bahan-bahan bersirih
seperti pinang, sirih, gambir, tembakau,
kapur, cengkeh.
Kebiasaan menginang telah berlangsung lama, yaitu lebih
dari 3000 tahun yang lampau atau pada zaman Neolitik.
Ada juga catatan para musafir Tiongkok yang
mengungkapkan bahwa sirih dan pinang sudah
dikonsumsi sejak dua abad sebelum Masehi.
Dari cerita-cerita sastra, bersirih berasal dari India.
selain dari India, sirih telah dikenal oleh masyarakat Asia
Tenggara termasuk Malaysia, dan kemudian tradisi ini
menyebar ke Indonesia.
Kebiasaan menginang telah dilakukan oleh masyarakat
Indonesia sejak dahulu, baik dari Sumatra, Sulawesi,
Maluku, maupun Papua.
(Suprayitno et al, 2021)
6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Daun sirih memiliki senyawa antibakteri
terhadap bakteri yang menyebabkan
gangguan pada gigi dan gusi, serta bau
mulut. Minyak Atsiri dari ekstrak daun sirih
juga berfungsi untuk melindungi gigi dari
bakteri penyebab gigi keropos.
Gambir mengandung katekin yang berperan
sebagai antioksidan dan antibakteri
kelebihan
Bahan-Bahan Memginang
Bahan-Bahan Memginang
Kapur sirih bila digunakan secara berlebihan
apat menyebabkan berbagai komplikasi.
Kekurangan
(Suparno et al., 2021), (Meli,2017)
7. EFEK SAMPING
EFEK SAMPING
Menginang
Menginang
Membuat gigi keropos
Penumpukan kalkulus.
menyebabkan kegelisahan dan stress apabila tidak melakukannya
lesi yang berpotensi mengalami kanker mulut.
menimbulkan karang gigi.
(Bida et al., 2022), (Rohmawati et al., 2018), (Alaydrus et al., 2023)
8. Penyebab terbentuknya penyakit jaringan periodontal adalah kalkulus atau karang gigi akibat stagnasi
saliva pengunyah sirih karena adanya kapur Ca(OH)2. Gabungan kapur dengan pinang mengakibatkan
respon primer terhadap formasi oksigen reaktif dan mungkin mengakibatkan kerusakan oksidatif pada
DNA di bukal mukosa penyirih.
HUBUNGAN MENGINANG
HUBUNGAN MENGINANG
Dengan Kesehatan
Dengan Kesehatan
Menyirih dapat mengakibatkan penyakit periodontal atau gusi dengan adanya lesi-lesi pada mukosa
mulut seperti submucous fibrosis, oral premalignant dan bahkan dapat mengakibatkan kanker mulut.
Penggunaan tembakau kunyah dapat menyebabkan gingivitis, resesi gingival dan kehilangan
perlekatan periodontal.
Mengunyah sirih secara signifikan berhubungan dengan perdarahan gingival serta kehilangan
attachment dan kecenderungan yang signifikan berupa penambalan kehilangan tulang alveolar.
(Unbanu. D. K. et al, 2019)
9. HASIL
HASIL
Kebiasaannya menginang sudah dilakukan sejak dulu karena meniru
orang tuanya.
Biasanya menginang dilakukan setiap hari, baik setelah makan atau
ketika ingin saja.
Menurut Mbah Natem, menginang bermanfaat untuk memperkuat
gigi, mencegah gigi ompong, dan menjaga kesuburan kewanitaan.
Dilakukan wawancara dengan Mbah Natem yang dilaksanakan pada
Selasa, 26 September 2023 di Desa Pernasidi. Dengan diperoleh
informasi, bahwa:
studi
studi
11. KESIMPULAN
KESIMPULAN
Menginang atau menyirih adalah warisan budaya Indonesia yang praktiknya dilakukan dengan mengunyah bahan-
bahan bersirih seperti pinang, sirih, gambir, tembakau, kapur, cengkeh. Kebiasaan menginang telah berlangsung
lama, yaitu lebih dari 3000 tahun yang lampau atau pada zaman Neolitik, hingga saat ini. Berdasarkan bahan-bahan
yang digunakan, menginang memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: yang pertama ada kelebihan daun
sirih mengandung senyawa glikosida, steroid, triterpenoid,glikosida, flavonoid, steroid, antrakuinon, dan tanin. Hal ini
berfungsi untuk melindungi gigi dari serangan bakteri penyebab gigi menjadi keropos. Selanjutnya ada gambir
mengandung katekin yang berperan sebagai antioksidan dan antibakteri, khususnya terhadap pertumbuhan bakteri
enterococcus faecalis.Kemudian adapun kekurangannya yaitu kapur sirihkapur sirih sebaiknya tidak digunakan secara
berlebihan karena mengandung kalsium hidroksida dimana kalsium ini tercipta sebagai hasil reaksi kalsium oksida
(CO) dalam air. Lalu yang kedua ada tembakau, penggunaan tembakau dalam menginang yang di dalamnya
mengandung unsur-unsur berbahaya seperti nikotin, CO, dan tar yang menghasilkan zat adiktif atau adiksi pada yang
mengkonsumsinya, memberikan rasa nikmat dan mengurangi rasa cemas. efek samping dilakukannya menginang
yaitu, membuat gigi keropos dan penumpukan kalkulus. Berdasarkan wawancara dengan Mbah Natem, diperoleh
informasi bahwa kebiasaannya menginang sudah dilakukan sejak dulu karena meniru orang tuanya. Menurut Mbah
Natem, menginang bermanfaat untuk memperkuat gigi, mencegah gigi ompong, dan menjaga kesuburan kewanitaan.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kearifan lokal menginang yaitu Edukasi mengenai
dampak buruk menyirih, Anjuran untuk memperhatikan kebersihan gigi dan mulut, Anjuran untuk mengkonsumsi
secukupnya.
12. REFERENSI
REFERENSI
Alaydrus, S. M., Artaria, M. D., & Chen, Y.-F. (2023). The impact of chewing betel nuts on human dentition in Indonesia: A literature review. Dental Journal
(Majalah Kedokteran Gigi), 56(4), 273–279. https://doi.org/10.20473/j.djmkg.v56.i4.p273-279
Azraliani, T., & Anshari, D. (2023). Efek Kebiasaan Menyirih terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut: Literature Review. Media Publikasi Promosi Kesehatan
Indonesia (MPPKI), 6(5), 825-830.
Bida, gilang saputra, Tanib, nurul amelia, Akbar, H., & Sarman. (2022). Tradisi kebiasaan mengunyah sirih pinang dapat meningkatkan kesehatan gigi pada
masyarakat di kota kotamobagu. Graha Medika Public Health Journal, 1(1), 10–15. https://journal.iktgm.ac.id/index.php/publichealth/article/download/90/66
Ismawati, R., Wicaksono, A. B., & Rahayu, R. (2020, January). Kebiasaan Buruk Para Pengunyah Sirih. In Prosiding Seminar Nasional MIPA Kolaborasi (Vol. 2,
No. 1, pp. 218-222).
Njatrijani, R. (2018). Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Kota Semarang. Gema Keadilan, 5(1), 16-31.
Novianti, A. N., & Khusniati, M. (2022, August). Rekonstruksi Sains Asli pada Tradisi Menginang untuk Memperkuat Gigi di Desa Kadilanggon. In Proceeding
Seminar Nasional IPA (pp. 40-48).
Rohmawati, I., Arfianto, B., & Ulfah, M. (2018). Local Wisdom " Nginang " sebagai Alternatif Oral Drugs Addict Treatment di Local Wisdom “ Nginang ” sebagai
Alternatif Oral Drugs Addict Treatment di Pusat Rehabilitasi Narkotika. November.
Suprayitno et al,. (2021). Pengetahuan Menginang berhubungan dengan Keluhan Rongga Mulut pada Lansia di Kabupaten Sampang Madura. Stomatognatic
(J.K.G Unej) Vol. 18 No. 1 2021: 15-19.
Unbadu, D. K., Obi, A. L., Fankari, F., & Nubatonis, M. O,. (2019). Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Masyarakat Yang Memiliki Kebiasaan Menginang.
Dental Therapist Journal. (vol. 1, no. 2, pp 52-57).