Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
asuhan kebidanan dengan BAB I COC NY. O.
1. ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE
PADA NY. O USIA 36 TAHUN G6P5104 DENGAN PREEKLAMSIA
DI KLINIK AVICENNA BALIKPAPAN
Disusun Oleh :
Neneng Widiyani
NIM. P07224421026
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI PROFESI BIDAN
TAHUN 2021/ 2022
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat
limpahan rahmatnya yang mana telah memberikan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Continuity of Care
(COC) pada NY. O Usia 36 Tahun G6P5104 di Klinik Avicena Balikpapan”.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan baik
dari segi penulisan, isi dan juga penggunaan bahasa yang baik dalam penulisan
laporan ini. Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam
bantuan moril maupun materil, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Sekar Handayani, M. Keb selaku pembimbing institusi
2. Shinta Anggreani, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan praktik
3. Kepada suami, orang tua dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan
dukungan baik itu moril maupun materil serta selalu mendoakan penulis dalam
menjalankan pendidikan
4. Rekan mahasiswi profesi bidan Poltekkes Samarinda atas motivasi serta saran
dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
Akhir kata dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT penulis berserah
diri, semoga laporan Asuhan Kebidanan Continuity of Care ini dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT memberi
berkahnya bagi kita semua.
Balikpapan, Januari 2022
Penulis
3. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) Angka kematian ibu
(AKI) masih sangat tinggi, sekitar 810 wanita meninggal akibat komplikasi
terkait kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari, dan sekitar
295.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan.Angka
kematian ibu di negara berkembang mencapai 462/100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan di negara maju sebesar 11/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2020).
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia diketahui mortalitas maternal
tahun 2002 mencapai 307 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan penurunan
mortalitas maternal di tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 KH. Namun angka
tersebut masih jauh dari yang diharapkan untuk mencapai target. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014 yaitu 118/100.000
KH dan target MDGs (Millenium Development Goals) tahun 2015 yaitu
102/100.000 KH. Diperlukan adanya upaya dan komitmen yang kuat serta
terpadu untuk memenuhi target tesebut (Kemenkes RI, 2018).
Tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi disebabkan
oleh beberapa faktor, seperti perdarahan hebat (kebanyakan berdarah setelah
persalinan), infeksi (biasanya setelah persalinan),komplikasi dari persalinan,
aborsi tidak aman dan salah satunya adalah preeklampsia (WHO, 2020).
Kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebuah proses yang fisiologis, namun
sebesar 15% - 20% kasus kehamilan menjadi pathologis karena komplikasi
pada ibu dan sekitar sepertiga dari komplikasi tersebut dapat mengancam jiwa
serta dapat menjadi penyebab kematian (POGI, 2016).
Angka kejadian preeklampsia sekitar 3%-8% dari seluruh kehamilan
(Teresa, Lam and Dierking, 2017) dan tujuh kali lebih tinggi di negara
berkembang jika dibandingkan dengan angka kejadian preeklampsia di negara
4. maju. Insiden preeklampsia di Indonesia adalah 128.273/tahun atau sekitar
5,3% dan merupakan penyebab kematian ibu tertinggi ke dua setelah
perdarahan (POGI, 2016). Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi
persalinan didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala pada ibu hamil ditandai
dengan peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140/90 MmHg dan tingginya kadar
protein pada urine (proteinuria) yang sering muncul pada usia kehamilan ≥ 20
minggu. Kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia,
sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena
sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal (POGI, 2016).
Komplikasi preeklampsia berat dapat berupa edema paru, kegagalan
jantung, iskemia jantung (Vaddamani et al., 2017), HELLP ( Hemolysis,
Elevated Liver Enzymes, Low Platelet ) syndrome, cerebrovascular accident,
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), gangguan fungsi ginjal
(Martaadisoebrata, Wirakusumah and Effendi, 2013) yang menyebabkan ibu
perlu perawatan intensif di ruang ICU (Intensive Care Unit), dengan insiden
sekitar 11.9% pasien (Ilham et al., 2019). Dengan berbagai komplikasi yang
dapat menyertai tersebut, preeklampsia merupakan indikasi masuk kedua
terbanyak pasien obstetri ke ruang ICU (Seppanen et al 2016; Zhao et al., 2018;
Barry et al., 2019), berbeda dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah,
preeklampsia berat menempati urutan pertama yaitu sebanyak 55% (Mandini,
2014). Pasien obstetri menempati sekitar 0.4 – 16 % dari seluruh pasien di ICU
(Gaffney, 2014) dan sebanyak 12 % pasien memerlukan ventilator (Ilham et al.,
2019)
Masalah preeklampsia bukan hanya berdampak pada ibu saat hamil
dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat
disfungsi endotel di berbagai organ. Dampak jangka panjang pada bayi yang
dilahirkan ibu dengan preeklampsia antara lain bayi akan lahir prematur
sehingga mengganggu semua organ pertumbuhan bayi. Sampai dengan saat ini
penyebab preeklampsi belum diketahui secara pasti, beberapa faktor resiko
yang menjadi dasar perkembangan kasus preeklampsi diantaranya adalah usia,
primigravida, multigravida, jarak antar kehamilan, janin besar dan kehamilan
5. dengan janin lebih dari satu (POGI, 2016).
Pentingnya dilakukan serangkaian pemeriksaan serta bagaimanan
proses penanganan persalinan berlangsung sangat berpengaruh terhadap
kondisi ibu pasca persalinan, oleh karena itu penatalaksanaan awal pada
masalah preeklampsi perlu dilakukan dengan mengidentifikasi faktor resiko
untuk setiap ibu hamil melalui asuhan antenatal care sebab masalah preeklamsi
pada awalnya tidak memberikan gejala dan tanda, namun dapat memperburuk
kondisi ibu dan bayi dengan cepat. Tujuan utama penatalaksanaan preeklampsia
adalah kondisi ibu yang aman dan persalinan bayi yang sehat. (POGI, 2016).
Setelah mengidentifikasi faktor resiko pada masa kehamilan, penatalaksanaan
preeklampsia selanjutnya adalah tergantung dari usia gestasi ibu.
Penatalaksanaan terapi definitif pada pasien preeklampsia dengan segera
melakukan persalinan atau terminasi kehamilan atas indikasi mengancam
nyawa ibu dan bayi baik dengan tindakan operatif Sectio Caesarian ataupun
dengan persalinan normal (Khairani, 2020).
Salah satu langkah membantu pemerintah dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi adalah dengan pelayanan kesehatan yang continue atau
berkelanjutan. Continuity Of Care (COC) merupakan pelayanan yang dicapai
ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan.
Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan,
pelayanan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama
semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai 6 minggu pertama
postpartum (Legawati, 2018).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif atau secara berkelanjutan
Continuity of Care (COC) pada NY. O agar dapat menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
6. 1) Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan pada NY. O di Klinik
Avicenna
2) Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan persalinan pada NY. O di Klinik
Avicenna
3) Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir NY. O di
Klinik Avicenna
4) Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pada masa nifas NY. O di Klinik
Avicenna
5) Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pada neonatus NY. O di Klinik
Avicenna
6) Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi pada NY.
O di Klinik Avicenna
7) Bagaimana pembahasan kesenjangan antara teori dan praktek pada NY. O di
Klinik Avicenna
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan Continuity of Care (COC) pada NY. O
mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
b. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif atau Continuity of
Care (COC) penulis mampu :
1) Melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada NY. O melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney
2) Melakukan asuhan kebidanan pada persalinan NY. O melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney
3) Melakukan asuhan kebidanan pada BBL NY. O melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney
4) Melakukan asuhan kebidanan pada masa nifas NY. O melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney
7. 5) Melakukan asuhan kebidanan pada neonatus NY. O melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney
6) Melakukan asuhan kebidanan pada pelayanan kontrasepsi NY. O melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney
7) Membuat pembahasan kesenjangan antara teori dan praktik dalam asuhan
kebidanan
4. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Penulis berharap dapat memberikan ilmu pengetahuan terutama ilmu
yang dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu kebidanan pada kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan pelayanan kontrasepsi, serta
dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan ilmu kebidanan sesuai dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan evidence based dalam praktik asuhan
kebidanan.
b. Manfaat Praktik
1) Bagi Penulis
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam mengaplikasikan langsung ilmu yang dipelajari selama
kuliah.
2) Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan dapat menambah wawasan klien dan keluarga mengenai
kehamilan, persalinan hingga pelayanan kontrasepsi dan pengalaman
mengenai pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif yang
diberikan dan dapat menerapkan didalam keluarga.
3) Bagi Profesi
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan secara komprehensif
sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan.
4) Bagi Lahan Praktik
Dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga
terciptanya peningkatan mutu pelayanan.