Membahas tentang proses pembuatan formaldehid dan membandingkan bebrbagai proses pembuatan. yang di susun oleh kami mahasiswa teknik kimia 2013 UNTIRTA
Distilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fase cair yang homogen dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh destilat (produk Distilasi) yang relatif lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatil (mudah menguap) dibanding larutan semula yang lebih sukar menguap. Campuran dari masing-masing komponen dapat terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantara zat-zatnya (Wiratma,dkk, 2003).
Distilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fase cair yang homogen dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh destilat (produk Distilasi) yang relatif lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatil (mudah menguap) dibanding larutan semula yang lebih sukar menguap. Campuran dari masing-masing komponen dapat terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantara zat-zatnya (Wiratma,dkk, 2003).
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Analisis Metode Produksi Dimetil Ester Tereftalat (DMT)Rhoma Dhianah
Industri polimer, merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia, dimana menghasilkan bahan-bahan polimer untuk kebutuhan alat-alat rumah tangga, pakaian dan lain-lain. Salah satu bahan dasar yang dibutuhkan pada industri polimer adalah dimetil tereftalat (DMT).
n-Propanol (CH3CH2CH2OH)
Propanol biasanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri cat, kosmetik, pestisida, dan ester.
Proses Pembuatan Propanol, secara proses OXO;
Proses Oxo pada proses pembuatan N-Propanol adalah proses 2 tahap reaksi sehingga membutuhkan dua reactor :
Tahap pertama, Etilen direaksikan dengan Gas Sintesa (campuran 50% gas H2 dan 50% gas CO) pada reactor 01 (R-01) dengan jenis reactor fixed bed multitube non-adiabatic dengan katalisator yang digunakan adalah Rh-silica (kandungan : 5% Rh - 95% silica), reaksi berlangsung dalam fase gas secara non-isothermal dan non-adiabatic. Proses ini menghasilkan N-Propanal.
Reaktor 01 ini dilengkapi pendingin downtherm A karena reaksi bersifat eksotermis
2. Formaldehid (CH2O) merupakan suatu campuran
organik yang dikenal dengan nama aldehide,
selain itu disebut juga sebagai metanal atau
formalin.
Formaldehid merupakan produk petrokimia yang
dihasilkan dari jalur gas syntesis
3. Sifat Fisika
Rumus molekul : CH2O
BM : 30.03 g/mol
Titik didih : 88.7oC
Titik beku : -117oC
Suhu kritis : 135oC
Tekanan kritis : 65 atm
Specific grafity : 0.851 (20 oC)
Sifat : Larut dalam
air
4. Sifat Kimia
1. Reaksi dengan air
Formaldehid dengan adanya air dapat membentuk methylen glikol.
CH2=O + H2O HO – CH2 – OH
2. Reaksi dengan asetaldehid
Formaldehid dengan asetaldehid dalam larutah NaOH dapat
membentuk pantaerythritol dan sodium format.
CH2=O + CH3-CHO + NaOH C(CH2OH)2 + HCOONa
3. Reaksi dengan asetilen
Asetilen akan bereaksi dengan formaldehid membentuk 2-
butyne-1,4-diol. Ketika terhidrogenasi akan membentuk 1,4-
butanediol
2CH2=O + C2H2 HOCH2C=C - CH2OH
HOCH2C=C-CH2OH + 2H2 HO(CH2)4OH
5.
6. Sebagai desinfektan
Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna,
cermin, dan kaca.
Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia
fotografi.
Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Bahan untuk pembuatan produk parfum.
Bahan pengawet produk kosmetika dan
pengeras kuku.
Pencegah korosi untuk sumur minyak, dll
9. Methanol
Sifat fisis
Rumus Molekul :CH3OH
BM : 32,042 g/gmol
Titik leleh (1 atm): - 97,68 0C
Titik didih (1 atm): 64,7 0C
Temperatur kritis : 239,43 0C
Tekanan kritis : 79,9 atm
Density (25 oC) : 0,78663 g/cm3
Viskositas (25 oC) : larutan
0,541 cp
gas 0,00958 cp
Wujud : Cair
Warna : Jernih, tidak
bewarna
Bau : Seperti etanol
Kemurnian 99,9 % berat (minimal)
Air : 0,1 % berat
(maksimal)
Densitas pada 293 K: 0,7929 g / cm3
Sifat kimia
Reaksi
dehidrogenasi
Reaksi eterifikasi
10. Sifat Fisika N2 O2
Berat Molekul 28 32
Wujud Gas tidak berwarna Gas tidak
berwarna
Specific Gravity 12,5 1,71
Titik lebur -209,68 -218,4
Titik didih -195,8 -183
Suhu Kritis,K 126,2 154,6
Tekanan Kritis,bar 33,9 50,6
Data Termodinamika
∆𝑯𝒇(cal/gmol) 172 106
∆𝑯𝒐𝒇(cal/gmol) 1336 1629
Udara
12. 1. Proses Hidrokarbon
Proses ini merupakan proses dehidrogenasi
dan oksidasi dengan katalis Almunium Sulfat.
Kondisi Oprasi : 350 ℃ -450 ℃, 1 atm
Reaksi:
CH2=CH2 (g) + O2 (g) 2HCHO (g) + H2O
13. Diagram Alir Proses Hidrokarbon
Reaktor
FIX BED
KOLOM
ABSORBASI
Evaporato
r
O2
CH4 O
CH4 O
O2 CH2O
H2O
CH2O
kelemahan yaitu :
• dihasilkan beberapa hasil samping yang terbentuk bersama-
sama formaldehid, antara lain asetaldehid, propane, asam-
asam organik.• Prosesnya mahal
14. 2. Proses Silver Catalyst
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Oksidasi
CH3OH + ½ O2 HCHO + H2O
H0
298 =-37,3 kcal/gmol
Dehidrogenasi
CH3OH HCHO + H2
H0
298 =20,3 kcal/gmol
Kat.
Ag
Kat.
Ag
Katalis = Perak (Ag)(umur katalis 8-12
bulan)
Reaktor = fixed bed
Kondisi oprasi : 600-650 ℃, 1 atm
15. Diagram Alir Proses Silver Catalyst
O2
CH3 OH
H2O
HCHO
HCHO H2O,
Reaktor
FIX BED
Pendingin
Downterm A
MENARA
ABSORBER
MENARA
DESTILASI
CH3OH
HCHO
Evaporator
HCHO
16. Kelebihan Kekurangan
1. Konsentrasi produk lebih
bervariasi karena
menggunakan menara
distilasi
1. Suhu oprasi tinggi (600-650℃)
2. Umur katalis pendek (8-12
bulan)
3. Yieldnya rendah (89,1%)
4. Konversinya rendah (65% -75
%)
17. 3. Proses Mixed Oxide Catalyst/Haldor Topsoe
Katalis :Molybdenum oxide dan iron oxide(18 bulan)
Reaktor:FIX BED MULTITUBE
Kondidi oprasi : 300-400 ℃, tekanan atmosfer
Dasar reaksi :
Reaksi Utama
CH3OH + ½ O2 HCHO + H2O
H0
298 =-37,3 kcal/gmol
Reaksi Samping:
CH2O + ½ O2 CO + H2O
H= 51 kcal/mol
Kat. MoO2
Kat. MoO2
19. Kelebihan Kekurangan
1. Konversinya lebih tinggi
(98,4%)
2. Suhu lebih rendah dari silver
catalyst (300-400℃)
3. Yieldnya lebih tinggi dibanding
silver catalyst (94,4%)
4. Umur katalis lama (12-18 bulan)
Konsentrasi produk yang
dihasilkan kurang bervariasi
20. Kriteria
penilaian
Silver process Hidrokarbon Haldor-Topsoe
Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai
Kondisi operasi T=560oC-
620oC
P = 1.3 Atm
2 T= 300oC-430oC
P= 1 Atm
4 Range suhu
T= 250-290C
P= 1 – 1.5atm
5
Beracun Tidak beracun 5 Tidak beracun 5 Tidak beracun 5
Yield 91-92% 3 - 0 94.4% 5
Bahan baku
Mudah didapat 5 Mudah di dapat 5
Mudah didapat 5
Produk
samping
CO,H2O&CO2 2 CO&H2O 3 Co2&H20 4
Umur katalis 12 bulan 3 - 0 18bulan 5
Korosifitas Tidak 5 Tidak 5 Tidak 5
Konversi 77-87% 3 - 0 98.4% 5
Reaktor Fixed Bed 3 Fixed Bed 3 Fixed bedmultitube 4
Tingkat polusi Tinggi 2 Rendah 5 Rendah 5
Kebutuhan
energi
Tinggi 2 Rendah 5 Rendah 4
21. Harga produksi, peralatan dan perawatan
cenderung murah, tetapi harga jualnya
cenderung menguntungkan
Suhu dan tekanan operasi rendah jika
dibandingkan dengan proses silver catalyst.
Prosesnya yang sederhana
Umur katalis yang digunakan panjang (18 bulan)
Konversi maupun yieldnya tinggi
Tidak memerlukan menara distilasi dan jumlah
peralatan yang digunakan pun lebih sedikit
Dari perbandingan ketiga proses diatas maka dipilih
proses Haldor-Topsoe dengan pertimbangan :
22.
23. Proses pembentukan formaldehid
dari metanol dan udara dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Tahap penyiapan bahan baku
2. Tahap pembentukan produk
3. Tahap pemurnian produk
24.
25. Proses pembuatan produk petrokimia
formaldehid dari methanol dan gas alam
direkomendasikan mengacu ke teknologi
proses Haldor Topsoe dengan berbagai
pertimbangan keunggulan komparatif
dibanding dengan teknologi proses
hidrokarbon dan proses silver catalyst.
Editor's Notes
Seperti yang kita ketahui udara mengandung nitrogen, oksien dan gas lainnya, yang di gunakan sebagai umpan di sini hanya gas oksigen saja, namun udara di sini tidak di lakukan proses separasi. Kenapa? Karana prosesnya sulit, slalin itu gas nitrogen dan lainnya berfungsing untuk menyerap panas dalam reaktor
Mula mula metanol dan udara masuk ke evavorator untuk di ubah fasenya menjadi gas, selnjutnya kluaran evavorator masuk ke dalam reaktor yang mana telah berisi katalis aluminium sulfat di dalam reaktor ini juga terjadi reaksi eksotermis, nah selanjutnya kluaran dari reaktor akan di alir kan ke dalam kolom absorsi dengan menggunakan pelarut air sehingga menghasilkan formaldehid