Dokumen tersebut membahas tentang kenaikan kasus ISPA dan Covid-19 di Puskesmas Guntur II pada bulan Februari akibat lonjakan varian Omicron. Dokumen ini mengidentifikasi masalah utama yang terkait dengan mutu penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas tersebut yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti ketersediaan sarana prasarana, kesadaran masyarakat, pelaksanaan program, serta kont
3. ISPA dan Covid-19
• ISPA atau Infeksi
Saluran Pernafasan
Akut dengan gejala
pernapasan, demam,
batuk, sesak napas dan
kesulitan bernapas
ISPA
• SARS
• Flu Burung pada manusia
• MERS
• Covid-19
Meliputi
• Kenaikan kasus ISPA di
Puskesmas Guntur II di bulan
Februari bersamaan dengan
naiknya lonjakan kasus Covid-
19 varian Omicron
Kasus di
Puskesmas
4. Resiko penularan berdasarkan kultur masyarakat
Penerapan pembatasan kerumunan menjadi salah satu upaya pengendalian
penularan Covid-19, namun kultur budaya dan agama masyarakat di lingkungan
Puskesmas Guntur II masih sangat kental di mana berkumpul dalam suatu
kegiatan keagamaan menjadi suatu kebiasaan.
Implementasi prokes masyarakat
5. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
PMK 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
6. Mutu pencegahan dan pengendalian infeksi masih kurang
1. Tidak ada zona pembagian resiko penularan Covid-19
2. Tidak ada petugas screening Covid -9
3. Tidak ada penerapan tingkatan APD bagi tenaga kesehatan
4. Sarana dan prasarana PPI masih kurang memadai
5. Tidak ada pembagian jalur baik untuk pasien Covid-19 dan pasien umum lainnya
Sumber daya manusia
1. SDM di Puskesmas Guntur II masih banyak yang double job
2. Penempatan SDM yang kurang tepat
Lingkungan masyarakat
1. Masyarakat masih belum menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan benar
2. Masyarakat sudah jenuh dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19
IDENTIFIKASI MASALAH
7. B. Metode Analisis
FGD Identifikasi penyebab
untuk memperoleh
alternatif solusi
Prioritas masalah
Fish Bone
Delbeeq
01 02
03
(Focus Group
Discussion)
Prioritas
alternatif solusi
USG
04
(Plan of Action)
PoA
05
8. Prioritas Masalah
Masalah
Kriteria Dan Bobot Maksimun
Jumlah
Skala
Prioritas
Besar
Masalah
Kegawatan Besar Biaya Kemudahan
Mutu penerapan PPI 8 6.4 6.4 5.8 26.6 I
Sumber daya manusia 6.6 3.4 3.6 3 16.6 III
Lingkungan masyarakat 6,6 6.6 6.6 4 17.2 II
Prioritas masalah Kesehatan adalah
MUTU PENERAPAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
10. PRECONTEMPALTION
1. Puskesmas sudah membuat
SK,pedoman,panduan dan SPO
PPI
2. puskesmas sudah menyediakan
sarana dan prasarana PPI
CONTEMPLATION
1. Pimpinan beserta karyawan
puskesmas sudah mempunyai
keingingan untuk berubah
PREPARATION
1. Komiten yang serius dari
pemerintah daerah ,dinkes dan
puskesmas untuk program PPI
2. Komitmen dari seluruh
karyawan puskesmas
Trantheoritical model of behavior change
PERSIAPAN PROGRAM PPI
11. Petugas puskesmas belum terbiasa menggunakan APD
Petugas puskesmas kurang disiplin dalam menerapkan upaya PPI
Kurangnya kesadaran petugas puskesmas terhadap resiko infeksi
Kurangnya pemahaman petugas puskesmas terhadap resiko infeksi
Belum ada kebijakan yang jelas dalam pengelompokan pelayanan pasien berdasarkan resiko infeksi
Implementasi program kerja Tim PPI tidak berjalan dengan baik
jumlah dan distribusi APD yang belum terpenuhi
Fasilitas upaya PPI yang belum terdistribusi secara merata
Ruang isolasi yang belum sesuai standar
Tidak dilakukan pemeriksaan swab rutin bagi seluruh pegawai puskesmas
ACTION
PELAKSANAAN PROGRAM PPI
12. 1. Implementasi program PPI tidak berjalan dengan baik serta
tidak berkesinambungan
2. Sosialisasi program PPI tidak dijalankan secara kontinu
3. Sistem evaluasi program PPI tidak dijalankan secara
kontinu
4. Screening untuk karyawan puskesmas tidak dijalankan
secara rutin
MAINTENANCE
KONTINUITAS PROGRAM PPI
PUSKESMAS
14. AnalisisFishBone
I. Mutu penerapan PPI Identifikasi Masalah
Man
• Petugas puskesmas belum terbiasa menggunakan APD
• Petugas puskesmas kurang disiplin dalam
menerapkan upaya PPI
• Kurangnya kesadaran petugas
puskesmas terhadap resiko infeksi
• Kurangnya pemahaman petugas
puskesmas terhadap resiko infeksi
15. Identifikasi Masalah
Method
• Belum ada kebijakan yang jelas dalam pengelompokan pelayanan pasien berdasarkan
resiko infeksi
• Kurangnya implementasi program kerja
Tim PPI
• Tidak dilakukan sosialisasi mengenai SPO
secara kontinu
• Sistem evaluasi yang perlu dilakukan secara kontinu
16. Identifikasi Masalah
Material
• Jumlah dan distribusi APD yang belum terpenuhi
• Fasilitas upaya PPI yang belum terdistribusi secara merata
Environment
• Ruang isolasi yang belum sesuai standar
• Tidak dilakukan pemeriksaan swab rutin bagi seluruh pegawai puskesmas
• Kurangnya kesadaran masyarakat tentang penerapan PPI protokol Kesehatan
17. No. Penyebab Masalah
Kriteria
Total Rank
Urgency Seriousness Growth
1. Penyedian sarana dan prasarana program PPI 2 2 2 2 IV
2.
Kesadaran masyarakat tentang PPI protokol
Kesehatan covid 19
3 2 2 2,3 V
3. Persiapan program PPI 3 3 2 2,6 III
4.
Pelaksanaan program PPI
4 3 4 3,6 II
5.
Kontinuitas program
• Implementasi program PPI tidak berjalan
kontinu
• Sosialisasi program PPI tidak kontinu
• Evaluasi program PPI tidak berjalan continue
• Screning karyawan tidak berjalan kontinu
4 4 4 4 I
Prioritas Alternatif Solusi Menggunakan Metode Analisis USG
Mutu Penerapan PPI (U+S+G/3)
18. Alternatif
Program
01
02
03
Survey persepsi karyawan puskesmas dan masyarakat tentang penerapan
protokol Kesehatan PPI covid 19
Pembuatan buku saku untuk digunakan petugas kesehatan dan karyawan
Penyuluhan dan sosialisasi program PPI kepada karyawan
puskesmas dan masyarakat
04 Mereview program PPI puskesmas
19. Prioritas Intervensi Program
Prioritas Intervensi Program dengan Metode Reinke(MxVxI/3)
Prioritas intervensi
program menurut hasil
skoring metode reinke
menunjukan bahwa program
yang berada pada peringkat I
yaitu survey persepsi
karyawan PKM dan
masyarakat tentang protokol
Kesehatan PPI covid 19
No Alternatif program magnitude importancy vulnerability Cost Skor prioritas
1 Survey persepsi
karyawan puskesmas dan
masyarakat tentang
penerapan protokol
Kesehatan PPI covid 19
4 4 4 3 21,3 I
2 Pembuatan buku saku
PPI untuk digunakan
petugas dan karyawan
PKM
3 4 2 2 12 IV
3 Penyuluhan dan
sosialisasi PPI kepda
masyarakat dan petugas
PKM
4 3 3 2 18 II
4 Mereview Kembali 3 3 3 2 13,5 III
Editor's Notes
Infeksi saluran pernapasan akut adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas akibat penyakit menular di dunia yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi dan khususnya. ISPA ini mencakup: severe acute respiratory syndrome (SARS), kasus infeksi flu burung pada manusia, pneumonia serta MERS dan yang terakhir adalah Covid-19.
Di Bulan Februari, kasus ISPA menjadi kasus terbanyak di Puskesmas Guntur II, hal ini bersamaan dengan naiknya lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron yang ditengarai memiliki gejala yang lebih ringan, sehingga masyarakat cenderung untuk menagnggap seperti flu biasa.
Kebiasaan kebiasaan ini juga dibawa dilingkungan pelayanan kesehatan (puskesmas)
Karena itulah pengendalian infeksi di puskesmas menjadi sangat krusial, mengingat dampak dari infeksi terkait perawatan di rumah sakit berimplikasi pada perpanjangan masa rawat, kelumpuhan jangka panjang, meningkatnya resistensi mikroorganisme terhadap antimikroba, beban finansial tambahan yang cukup besar bagi pasien dan keluarganya, serta meningkatnya jumlah kematian, dll.
Penggunaan APD merupakan salah satu bagian dari usaha tenaga kesehatan untuk menyediakan lingkungan yang bebas dari infeksi sekaligus sebagai upaya perlindungan diri dan pasien terhadap penularan penyakit. Seorang tenaga kesehatan diharapkan mempunyai motivasi untuk berperilaku mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Penyusunan prosedur tetap atau standart operasional prosedur yang mengatur tentang APD di rumah sakit, akan mengurangi risiko seorang tenaga kesehatan tertular oleh penyakit sehingga keselamatan kerja akan lebih terjamin dan pemberian pelayanan akan lebih bermutu karena dilakukan sesuai standart operasional yang ada selain itu juga dapat memberikan sanksi tegas bagi mereka yang tidak patuh terhadap kebijakan yang ditetapkan.