SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
KESIAPAN RUMAH SAKIT DALAM MENGHADAPI
PENINGKATAN VARIAN OMICRON
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
Dr. dr. EKA JUSUP SINGKA, M.Sc
KEPALA PUSAT KRISIS KESEHATAN
18 Januari 2022
PERKEMBANGAN KASUS VARIAN OMICRON
• Varian Omicron dilaporkan ke WHO pertama kali pada 24 November 2021
di Afrika Selatan.
• Di Indonesia, kasus konfirmasi pertama varian Omicron dilaporkan pada 16
Desember 2021.
• Saat ini jumlah kasus konfirmasi varian Omicron di Indonesia sebanyak
749 (data 16 Januari 2022).
• Pelacakan kontak erat yang diikuti dengan tes harus ditingkatkan di
kabupaten/kota dengan kenaikan ≥2 minggu berturut-turut.
• Perlu penyiapan rumah sakit dalam menghadapi varian Omicron terutama
di kabupaten/kota dengan kenaikan kasus ≥2 minggu berturut-turut.
TANTANGAN PENGENDALIAN COVID-19
SEKTOR KESEHATAN
LAYANAN KESEHATAN
ESENSIAL NON COVID-19
HARUS TETAP BERJALAN
PENINGKATAN
PEMBIAYAAN
PELAYANAN
PEMENUHAN SDM
KESEHATAN
AKSES LAYANAN
TERGANGGU
MUTASI VIRUS DAN
MANIFESTASI KLINIS
TIDAK KHAS
KEMAMPUAN
DIAGNOSIS
LABORATORIUM
PEMENUHAN
SARPRAS
DAN APD
KOMUNIKASI RISIKO DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Memperkuat Ketahanan Tanggap Darurat
Kerangka konsep
Ketahanan
Tanggap
Darurat
Kondisi
1. Informasi surveilans
belum realtime dan
terintegrasi.
2. Jejaring laboratorium
belum terintegrasi.
3. Screening di pintu
masuk belum optimal.
4. Tenaga relawan belum
terkoordinasi dengan
baik.
5. Respon tanggap
darurat masih belum
optimal.
6. Pemenuhan logistik
belum mencukupi.
Target Cara
1. Sistem informasi
surveilans (detect)
terintegrasi.
2. Menjaga pintu masuk
negara (tracing new
emerging diseases).
3. Disaster Management
Teams (DMTs) provinsi.
4. Terpenuhinya tenaga
cadangan tanggap
darurat.
5. Peningkatan kapasitas
daerah.
6. Manual/guidelines.
Integrasi, koordinasi, kolaborasi:
1. Pemerintah
2. Organisasi Masyarakat,
Organisasi Profesi, Lembaga
Swadaya Masyarakat
3. Akademisi
4. Pelaku usaha
5. Media
Health security is a collective responsibility among State, local, tribal, and territorial governments and public and
private partners, non-governmental organizations, academia, professional associations, communities, volunteers,
families, and individuals. (US National Health Security Strategy)
Non Alam
• COVID-19
• New Emerging Diseases
• KLB/Wabah penyakit
Alam
• Banjir
• Angin puting beliung
• Gempa bumi
• Tsunami
Sosial
• Aksi teror dan sabotase
• Konflik Sosial
Jenis
PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN
Definisi KRISIS KESEHATAN  Peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit,
pengungsian, dan/atau adanya potensi
bahaya yang berdampak pada kesehatan
masyarakat yang membutuhkan respon cepat
di luar kebiasaan normal dan kapasitas
kesehatan tidak memadai.
TUJUAN PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN:
1. Meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antar pemerintah
pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan pemangku
kepentingan dalam pengelolaan krisis kesehatan;
2. Mencegah faktor risiko krisis kesehatan dan transmisi penyakit
menular pada masyarakat yang terdampak;
3. Memberikan dan memastikan pelayanan dan perlindungan
kesehatan kepada masyarakat dan relawan kesehatan;
4. Mencegah, mendeteksi, dan merespon kejadian luar biasa,
wabah penyakit, pandemi global dan kedaruratan nuklir, biologi
dan kimia untuk mendukung dan menjaga ketahanan
kesehatan (health security); dan
5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik, baik pada tingkat
nasional, regional, maupun global.
Pengelolaan krisis kesehatan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari
penanggulangan bencana secara umum.
DARI TUJUAN DI ATAS, DAPAT DISIMPULKAN BAHWA PERLU PENGELOLAAN
(MANAJEMEN) YANG KOMPREHENSIF DALAM PENGELOLAAN KRISIS
KESEHATAN DI INDONESIA
Pandemi COVID-19 menunjukan bahwa investasi pada kesiapsiagaan adalah
kunci sukses dalam penanganan pandemi dan ancaman bencana
Rencana operasi penanganan pandemi yang dimiliki RS perlu adalah dokumen hidup dan perlu
diperbaharui secara regular dengan mempertimbangkan situasi kekinian dari pandemi COVID-19.
Respon pandemi COVID-19 terintegrasi dengan penanganan bencana. RS juga perlu menyiapkan
komponennya dalam merespon kejadian gawat darurat lain, seperti kejadian korban massal,
emergency yang diakibatkan oleh hydrometeorological hazard, dan chemical hazards.
Memastikan RS tetap dapat melanjutkan pelayananannya dengan adanya jaminan bangunan aman
dan tahan dari lokal hazard (gempa bumi, longsor, atau tsunami).
Logistik Kesehatan mencukupi apabila ada lonjakan kasus, berikut human resources yang terlatih,
dan sarana pendukung seperti laboratorium, dan ruang perawatan.
Strategi Penanganan Pandemi
DETEKSI
• Meningkatkan tes
epidemiologi vs tes
screening.
• Meningkatkan rasio
kontak erat yang dilacak
dengan melibatkan
Babinsa/
Bhabinkamtibmas.
• Surveilans genomik di
daerah-daerah berpotensi
lonjakan kasus.
• Penguatan surveilans di
pintu masuk negara.
TERAPEUTIK
• Konversi TT 30-40% dari total
kapasitas RS & pemenuhan suplai
(termasuk oksigen), alkes, & SDM.
• Mengerahkan tenaga cadangan:
dokter internsip, koas, mahasiswa
tingkat akhir.
• Pengetatan syarat masuk RS:
saturasi <95%, sesak napas. Diawasi
oleh tenaga aparat atau relawan, agar
hanya kasus sedang, berat, kritis di RS.
• Meningkatkan pemanfaatan isolasi
terpusat.
VAKSINASI
• Alokasi vaksin 50% di
daerah-daerah dengan
kasus & mobilitas tinggi.
• Sentra vaksinasi di
berbagai tempat yang
mudah diakses oleh publik.
• Syarat kartu vaksinasi
bagi pelaku perjalanan dan
di ruang/fasilitas publik.
• Percepatan vaksinasi
pada kelompok rentan,
termasuk lansia & orang
dengan komorbid.
PROTOKOL KESEHATAN
• Implementasi PPKM Level 1-4
• Pemanfaatan teknologi digital dalam implementasi protokol kesehatan
2
Omicron mengkombinasi mutasi yang sebelumnya dimiliki oleh
Variant of Concern (VoC) lain
Peningkatan transmisi penularan, penurunan kemampuan netralisasi antibodi. Namun tidak ada
bukti dalam peningkatan keparahan, terutama pada individu yang telah divaksin
Tingkat Keparahan Preliminary informasi dari Afrika Selatan menunjukkan tidak ada
perbedaan gejala dan mirip dengan varian lain. Beberapa individu
diketahui tidak bergejala.
Transmisi Penularan Kemungkinan lebih cepat menular dibanding varian delta dan re-
infeksi.
Escape Immunity Beberapa mutasi di protein Spike menunjukkan efek yang signifikan
terhadap penurunan kemampuan antibodi dalam menetralisasi
virus. Efek resistensi terhadap vaksinasi belum diketahui.
Beberapa laboratorium yang punya kapasitas pemeriksaan S-Gene Target Failure
(SGTF) diminta untuk melakukan pemeriksaan sampel pelaku perjalanan luar negeri
• SGTF adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi suspek atau kasus probable varian Omicron.
• Jika dalam sampel tes PCR S-Gene tidak terdeteksi, maka kemungkinan besar kasus tersebut adalah varian
Omicron.
• Perlu dilakukan pemeriksaan SGTF karena varian Omicron mudah sekali menular, maka kasus probable yang
terdeteksi lebih dini bisa segera di isolasi agar tidak menyebar.
Pintu Masuk/Perbatasan Nama Laboratorium
Jakarta (Bandar Udara Soekarno-Hatta) Litbangkes, Labkesda DKI Jakarta, Pusat Riset Biologi
Molekuler-BRIN
Batam BTKLPP Batam
Aruk, Entikong, Badau Universitas Tanjungpura
Nunukan RSUD Nunukan
Bali (Bandar Udara Ngurah Rai) Labkes Provinsi Bali
Manado (Bandar Udara Sam Ratulangi) BBTKLPP Manado
ADAPTASI KEBIASAAN BARU/
NEW NORMAL
Kondisi dimana rumah sakit harus beradaptasi
dalam memberikan pelayanan sehari-hari untuk
mengantisipasi penularan COVID-19 baik
kepada petugas, pasien dan lingkungan
RS harus tetap melayani pasien tanpa atau
dengan COVID-19
(berlaku untuk seluruh RS)
• Pasien, petugas & lingkungan masyarakat
terlindungi.
• RS aman dan nyaman.
Perawatan Pasien Rumah Sakit di Masa Pandemi
1. Mempunyai ruang isolasi tekanan negative/non tekanan
negatif.
2. Kecukupan dan penggunaan APD standar sesuai risiko
paparan.
3. Kecukupan dan penggunaan APD standar sesuai risiko
paparan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan dalam Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) di rumah sakit.
5. Tata laksana terapi secara multidisiplin
6. Meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi nakes dan
peningkatan imunitas.
Perubahan Layanan Rumah Sakit
Prinsip Utama Pengaturan Rumah Sakit
Pada Masa Pandemi Covid-19
1. Memberikan layanan pada pasien COVID-19 dan non COVID-19 dengan
menerapkan prosedur skrining, triase dan tata laksana kasus.
2. Melakukan antisipasi penularan terhadap tenaga kesehatan dan
pengguna layanan.
3. Menerapkan protokol pencegahan COVID-19.
4. Menyediakan fasilitas perawatan terutama ruang isolasi untuk pasien
kasus COVID-19.
5. Terintegrasi dalam sistem penanganan COVID-19 di daerah.
6. Melaksanakan kembali pelayanan yang tertunda selama masa pandemik
COVID-19.
RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19
132 RS Rujukan COVID-19 SK Menkes
879 RS Rujukan COVID-19 SK Gubernur
Sumber : RS Online Yankes 29 Desember 2021 dan Dinkes Prov
ACEH
21 RS
SUMUT
12 RS
SUMBAR
22 RS
RIAU
48 RS
KEPRI
32 RS
JAMBI
26 RS
BABEL
21 RS
SUMSEL
48 RS
LAMPUNG
30 RS
BANTEN
5 RS
DKI
101 RS
JABAR
105 RS
JATENG
65 RS
DIY
28 RS
JATIM
164 RS
BALI
14 RS
NTB
27 RS
NTT
22 RS
KALBAR
18 RS
KALTENG
4 RS
KALTARA
8 RS
KALTIM
16 RS
KALSEL
7 RS
SULBAR
2 RS
GORONTALO
2 RS
SULUT
18 RS
SULTENG
18 RS
SULTRA
7 RS
SULSEL
46 RS
MALUKU UTARA
7 RS
MALUKU
18 RS
PAPUA
BARAT
14 RS
PAPUA
16 RS
1.011 RS
No. Kepemilikan Jumlah
1 Kemenkes 29
2 Kementerian Lain 14
3 Pemda 519
4 TNI POLRI 86
5 BUMN 15
6 Swasta 348
Total 1.011
TOTAL RS DI INDONESIA = 3.114
TOTAL TT = 387.222
TOTAL TT COVID = 82.168
PENGATURAN ALUR LAYANAN
ALUR
PASIEN
SKRINING
LANGSUNG KE RS
(skrining)
MELALUI RUJUKAN
• pasien suspek atau konfirmasi COVID-
19 langsung ke triase COVID-19.
• pasien kasus non COVID-19 yang
harus melewati proses skrining.
PASIEN DAN
PENGUNJUNG
PETUGAS
TRIASE
TRIASE IGD
TRIASE RAWAT JALAN
REGISTRASI ONLINE
(isian self assessment)
STRATEGI PELAYANAN RUMAH SAKIT
• Gejala sedang
danberat/kritis dirawat
di rumah sakit
• Kriteria awal untuk
memisahkan : (a).sesak
napas, (b).Saturasi
oksigen <95%,(c).Rapid
antigen (+) atau PCR
(+)
• Menambah Tenda
perawatan di IGD.
Pasien yang sudah
dinyatakan selesai
isolasi/sembuh,
diarahkan pulang.
• Dinas Kesehatan,
Kementerian
Kesehatan, dan
pihaklain (termasuk
TNI/POLRI) perlu
memonitor agar
pemisahan efektif
• Melakukan Update RS
Online Setiap Hari
• Layanan telekonsultasi
untuk smeua pasien
positif COVID-19 untuk
skrinning awal gejala
sedang/berat
• Perbaikan regulasi agar
pembiayaan layanan
telekonsultasi dan
paket obat dapat
ditanggung
kementerian kesehatan
• Identifikasi lokasi
Isolasi Terpusat bagi
pasien yang sudah
rawat jalan
• Mengupayakan
fasilitas isolasi
terpusat bagi SDM
rumah sakit.
• Update Data
Kebutuhan dan
Ketersediaan Oksigen
di RS Online.
• Meningkatkan
penggunaan Oxgen
Consentrator.
TRIASE/PEMISAHAN
PASIEN COVID-19/
IGD
SELESAI
PERAWATAN
MONITORING
RUMAH SAKIT
IMPLEMENTASI
TELEMEDICINE
PENAMBAHAN
KAPASITAS ISOLASI
TERPUSAT
PEMENUHAN
OKSIGEN
Komponen kunci kesiapsiagaan
RS terhadap COVID-19
Incident Management System
(DHMT)
Komunikasi
Layanan
esensial dan
perawatan
Surge
capacity
Human
resources
Manajemen
logistic, supplies
dan obat-obatan
Layanan
pendukung
lainnya
PPI
Manajemen
kasus
Surveillance:
deteksi dini dan
monitoring
Layanan
laboratorium
• Mendukung berlangsungnya operasi emergensi secara
efektif
• IMS yang telah ada dari rencana operasi bencana
sebelumnya dapat diaktivasi atau disesuaikan (apabila
perlu tim ad-hoc)
• Memiliki ruang untuk koordinasi (hospital emergency
operation centre) dan didukung dengan perlengkapan
komunikasi yang memadai
• Anggota terdiri dari direktur RS, direktur perawatan,
CEO, bagian humas/komunikasi, perwakilan dokter,
perawat, dari unit emergensi atau intensive care, dan
ruang lainnya bila diperlukan, PPI, petugas lab, logitik,
keamanan dan lainnya.
• Kemampuan pelayanan Kesehatan untuk melakukan
pelayanan diluar kapasitas normalnya, untuk
memenuhi permintaan untuk penanganan kasus
COVID-19 terutama pada masa-masa kenaikan kasus
seperti varian Delta sebelumnya.
• Memahami karakteristik varian COVID-19, cara
penyebarannya, tingkat keparahannya, ketahanan
vaksin terhadap jenis VoC, obat dan alat diagnostik
yang diperlukan dalam mendeteksi varian baru.
• Identifikasi gap layanan, komunikasi dan koordinasikan
kebutuhan kepada pemerintah lokal, identifikasi
layanan pendukung lainnya. Pasien dengan gejala
ringan di karantina dirumah didukung telemedicine.
• Meminimalisir
risiko penularan
infeksi terkait
layanan
kesehatan
kepada pasien,
staf rumah
sakit, dan
pengunjung.
• Membuat
standar PPI
yang sesuai
dengan
karakteristik
COVID-19
• Rutin melakukan
pelatihan dan update
kepada tenaga
Kesehatan dan tenaga
pendukung Kesehatan
• Sistem triase yang efisien dan akurat
serta manajemen rawat inap yang
terorganisir diperlukan strategi untuk
memastikan perawatan yang
memadai untuk penyakit pernapasan
akut COVID-19
• Tenaga kesehatan mampu
mengenali dan melaporkan
adanya kasus, sebagai upaya
peringatan dini.
• Mekanisme
komunikasi di
internal
(pengambil
keputusan) dan
eksternal (untuk
peningkatan
kepercayaan
public)
•Memiliki logistic system
yang terintegrasi dan
regularly updated
•Memiliki kontijensi plan
terkait pemenuhan
kebutuhan logistic
Kesehatan
•Ruang penyimpanan yg
dikelola dengan baik
• Keberlangsungan
layanan laboratorium
baik untuk pasien
dengan COVID-19
atau pasien lainnya
• Triage system
dalam
pengelolaan
kasus pandemic
dan non
pandemik
Logistik kesehatan yang telah didistribusikan oleh Pusat Krisis Kesehatan ke
Rumah Sakit di 34 Provinsi dalam menghadapi Pandemi COVID-19
(tahun 2020 – Januari 2022)
No Nama Barang Jumlah
1 Oxygen Concentrator 4.869
2 Ventilator 455
3 BPAP, VPAP, CPAP 144
4 Tabung oksigen 1.570
5 Regulator 75
6 Oxymeter 680
7 APD 1.046.332
8 Masker Bedah 4.247.350
9 Masker Bedah Anak 113.500
10 Masker N95 2.149.570
11 Gown 125.900
12 Handscoon Non-Steril 652.700
• Penyiapan dan pendistribusian logistik kesehatan terus berjalan sesuai kebutuhan dan perkembangan kasus.
26
KESIMPULAN
1. Penguatan Deteksi
• Seluruh kedatangan luar negeri dites PCR dengan SGTF.
• Seluruh kedatangan luar negeri yang PCR positif dites WGS.
• Percepatan standar lama pemeriksaan (turn around time) WGS: 3-5 hari vs
14 hari.
• Percepatan kedatangan 14 mesin WGS bantuan Global Fund, 1 mesin WGS
bantuan US Chamber dan Reagen PCR bantuan CDC.
2. Percepatan & Perluasan Vaksinasi
• Pemberian vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun.
• Percepatan vaksinasi untuk lansia agar segera melampaui 60%.
• Percepatan vaksinasi seluruh propinsi agar segera melampaui 70%.
3. Persiapan RS
• Mempunyai ruang isolasi tekanan negatif/non tekanan negatif.
• Kecukupan dan penggunaan APD standar sesuai risiko paparan.
• Pengaturan jam kerja tenaga kesehatan.
• Meningkatkan mutu pelayanan dalam PPI di RS.
• Tatalaksana terapi secara multidisplin.
• Meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi nakes dan peningkatan imunitas.
• Memantau ketersediaan logistik kesehatan.
#17012022_Webinar Kesiapan RS dalam Menghadapi Varian Omicron.pptx

More Related Content

Similar to #17012022_Webinar Kesiapan RS dalam Menghadapi Varian Omicron.pptx

#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
RonyWiranto
 
Materi dragustina-web270721
Materi dragustina-web270721Materi dragustina-web270721
Materi dragustina-web270721
anita692070
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
ssuser9c651e2
 
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
JuliatulMuslimah
 
10. Vaksinasi Pada Jamaah Haji dan Umroh FINAL 15 Jan 2021.pdf
10. Vaksinasi Pada Jamaah Haji dan Umroh FINAL 15 Jan 2021.pdf10. Vaksinasi Pada Jamaah Haji dan Umroh FINAL 15 Jan 2021.pdf
10. Vaksinasi Pada Jamaah Haji dan Umroh FINAL 15 Jan 2021.pdf
richadifayana1
 

Similar to #17012022_Webinar Kesiapan RS dalam Menghadapi Varian Omicron.pptx (20)

Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptKebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
 
3. penanganan thd kasus covid 19
3. penanganan thd kasus covid 193. penanganan thd kasus covid 19
3. penanganan thd kasus covid 19
 
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
 
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdfrAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
 
Perlindungan jemaah haji pokok bahasan 2 dr. rosi, mkm
Perlindungan jemaah haji pokok bahasan 2   dr. rosi, mkmPerlindungan jemaah haji pokok bahasan 2   dr. rosi, mkm
Perlindungan jemaah haji pokok bahasan 2 dr. rosi, mkm
 
5 pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-mers-cov
5 pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-mers-cov5 pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-mers-cov
5 pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-mers-cov
 
3. materi penanganan terhadap kasus covid 19 tot
3. materi penanganan terhadap kasus covid 19 tot3. materi penanganan terhadap kasus covid 19 tot
3. materi penanganan terhadap kasus covid 19 tot
 
Bahan pembelajaran 3 penanganan terhadap kasus covid-19 bagi asn bkkbn
Bahan pembelajaran 3   penanganan terhadap kasus covid-19 bagi asn bkkbnBahan pembelajaran 3   penanganan terhadap kasus covid-19 bagi asn bkkbn
Bahan pembelajaran 3 penanganan terhadap kasus covid-19 bagi asn bkkbn
 
Materi dragustina-web270721
Materi dragustina-web270721Materi dragustina-web270721
Materi dragustina-web270721
 
Vaksinasi Moderna Masyarakat Umum 6 Agustus 2021.pdf
Vaksinasi Moderna Masyarakat Umum 6 Agustus 2021.pdfVaksinasi Moderna Masyarakat Umum 6 Agustus 2021.pdf
Vaksinasi Moderna Masyarakat Umum 6 Agustus 2021.pdf
 
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdfWEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
 
Bahan pembelajaran 3 penanganan terhadap kasus covid-19
Bahan pembelajaran 3   penanganan terhadap kasus covid-19Bahan pembelajaran 3   penanganan terhadap kasus covid-19
Bahan pembelajaran 3 penanganan terhadap kasus covid-19
 
PPT RESIDENSI2 ,,,.pptx
PPT RESIDENSI2 ,,,.pptxPPT RESIDENSI2 ,,,.pptx
PPT RESIDENSI2 ,,,.pptx
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
 
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
 
Imunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxImunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptx
 
10. Vaksinasi Pada Jamaah Haji dan Umroh FINAL 15 Jan 2021.pdf
10. Vaksinasi Pada Jamaah Haji dan Umroh FINAL 15 Jan 2021.pdf10. Vaksinasi Pada Jamaah Haji dan Umroh FINAL 15 Jan 2021.pdf
10. Vaksinasi Pada Jamaah Haji dan Umroh FINAL 15 Jan 2021.pdf
 
Kebijakan KEMENKES dalam penurunan anak edNH.pdf
Kebijakan KEMENKES dalam penurunan anak edNH.pdfKebijakan KEMENKES dalam penurunan anak edNH.pdf
Kebijakan KEMENKES dalam penurunan anak edNH.pdf
 
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnrKebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
 
Panduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKI
Panduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKIPanduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKI
Panduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKI
 

Recently uploaded

UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 

Recently uploaded (17)

Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 

#17012022_Webinar Kesiapan RS dalam Menghadapi Varian Omicron.pptx

  • 1. KESIAPAN RUMAH SAKIT DALAM MENGHADAPI PENINGKATAN VARIAN OMICRON KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022 Dr. dr. EKA JUSUP SINGKA, M.Sc KEPALA PUSAT KRISIS KESEHATAN 18 Januari 2022
  • 2. PERKEMBANGAN KASUS VARIAN OMICRON • Varian Omicron dilaporkan ke WHO pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan. • Di Indonesia, kasus konfirmasi pertama varian Omicron dilaporkan pada 16 Desember 2021. • Saat ini jumlah kasus konfirmasi varian Omicron di Indonesia sebanyak 749 (data 16 Januari 2022). • Pelacakan kontak erat yang diikuti dengan tes harus ditingkatkan di kabupaten/kota dengan kenaikan ≥2 minggu berturut-turut. • Perlu penyiapan rumah sakit dalam menghadapi varian Omicron terutama di kabupaten/kota dengan kenaikan kasus ≥2 minggu berturut-turut.
  • 3.
  • 4. TANTANGAN PENGENDALIAN COVID-19 SEKTOR KESEHATAN LAYANAN KESEHATAN ESENSIAL NON COVID-19 HARUS TETAP BERJALAN PENINGKATAN PEMBIAYAAN PELAYANAN PEMENUHAN SDM KESEHATAN AKSES LAYANAN TERGANGGU MUTASI VIRUS DAN MANIFESTASI KLINIS TIDAK KHAS KEMAMPUAN DIAGNOSIS LABORATORIUM PEMENUHAN SARPRAS DAN APD KOMUNIKASI RISIKO DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
  • 5. Memperkuat Ketahanan Tanggap Darurat Kerangka konsep Ketahanan Tanggap Darurat Kondisi 1. Informasi surveilans belum realtime dan terintegrasi. 2. Jejaring laboratorium belum terintegrasi. 3. Screening di pintu masuk belum optimal. 4. Tenaga relawan belum terkoordinasi dengan baik. 5. Respon tanggap darurat masih belum optimal. 6. Pemenuhan logistik belum mencukupi. Target Cara 1. Sistem informasi surveilans (detect) terintegrasi. 2. Menjaga pintu masuk negara (tracing new emerging diseases). 3. Disaster Management Teams (DMTs) provinsi. 4. Terpenuhinya tenaga cadangan tanggap darurat. 5. Peningkatan kapasitas daerah. 6. Manual/guidelines. Integrasi, koordinasi, kolaborasi: 1. Pemerintah 2. Organisasi Masyarakat, Organisasi Profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat 3. Akademisi 4. Pelaku usaha 5. Media Health security is a collective responsibility among State, local, tribal, and territorial governments and public and private partners, non-governmental organizations, academia, professional associations, communities, volunteers, families, and individuals. (US National Health Security Strategy) Non Alam • COVID-19 • New Emerging Diseases • KLB/Wabah penyakit Alam • Banjir • Angin puting beliung • Gempa bumi • Tsunami Sosial • Aksi teror dan sabotase • Konflik Sosial Jenis
  • 6. PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN Definisi KRISIS KESEHATAN  Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pengungsian, dan/atau adanya potensi bahaya yang berdampak pada kesehatan masyarakat yang membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan normal dan kapasitas kesehatan tidak memadai. TUJUAN PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN: 1. Meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antar pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan dalam pengelolaan krisis kesehatan; 2. Mencegah faktor risiko krisis kesehatan dan transmisi penyakit menular pada masyarakat yang terdampak; 3. Memberikan dan memastikan pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada masyarakat dan relawan kesehatan; 4. Mencegah, mendeteksi, dan merespon kejadian luar biasa, wabah penyakit, pandemi global dan kedaruratan nuklir, biologi dan kimia untuk mendukung dan menjaga ketahanan kesehatan (health security); dan 5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik, baik pada tingkat nasional, regional, maupun global. Pengelolaan krisis kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penanggulangan bencana secara umum. DARI TUJUAN DI ATAS, DAPAT DISIMPULKAN BAHWA PERLU PENGELOLAAN (MANAJEMEN) YANG KOMPREHENSIF DALAM PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN DI INDONESIA
  • 7. Pandemi COVID-19 menunjukan bahwa investasi pada kesiapsiagaan adalah kunci sukses dalam penanganan pandemi dan ancaman bencana Rencana operasi penanganan pandemi yang dimiliki RS perlu adalah dokumen hidup dan perlu diperbaharui secara regular dengan mempertimbangkan situasi kekinian dari pandemi COVID-19. Respon pandemi COVID-19 terintegrasi dengan penanganan bencana. RS juga perlu menyiapkan komponennya dalam merespon kejadian gawat darurat lain, seperti kejadian korban massal, emergency yang diakibatkan oleh hydrometeorological hazard, dan chemical hazards. Memastikan RS tetap dapat melanjutkan pelayananannya dengan adanya jaminan bangunan aman dan tahan dari lokal hazard (gempa bumi, longsor, atau tsunami). Logistik Kesehatan mencukupi apabila ada lonjakan kasus, berikut human resources yang terlatih, dan sarana pendukung seperti laboratorium, dan ruang perawatan.
  • 8. Strategi Penanganan Pandemi DETEKSI • Meningkatkan tes epidemiologi vs tes screening. • Meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak dengan melibatkan Babinsa/ Bhabinkamtibmas. • Surveilans genomik di daerah-daerah berpotensi lonjakan kasus. • Penguatan surveilans di pintu masuk negara. TERAPEUTIK • Konversi TT 30-40% dari total kapasitas RS & pemenuhan suplai (termasuk oksigen), alkes, & SDM. • Mengerahkan tenaga cadangan: dokter internsip, koas, mahasiswa tingkat akhir. • Pengetatan syarat masuk RS: saturasi <95%, sesak napas. Diawasi oleh tenaga aparat atau relawan, agar hanya kasus sedang, berat, kritis di RS. • Meningkatkan pemanfaatan isolasi terpusat. VAKSINASI • Alokasi vaksin 50% di daerah-daerah dengan kasus & mobilitas tinggi. • Sentra vaksinasi di berbagai tempat yang mudah diakses oleh publik. • Syarat kartu vaksinasi bagi pelaku perjalanan dan di ruang/fasilitas publik. • Percepatan vaksinasi pada kelompok rentan, termasuk lansia & orang dengan komorbid. PROTOKOL KESEHATAN • Implementasi PPKM Level 1-4 • Pemanfaatan teknologi digital dalam implementasi protokol kesehatan 2
  • 9. Omicron mengkombinasi mutasi yang sebelumnya dimiliki oleh Variant of Concern (VoC) lain Peningkatan transmisi penularan, penurunan kemampuan netralisasi antibodi. Namun tidak ada bukti dalam peningkatan keparahan, terutama pada individu yang telah divaksin Tingkat Keparahan Preliminary informasi dari Afrika Selatan menunjukkan tidak ada perbedaan gejala dan mirip dengan varian lain. Beberapa individu diketahui tidak bergejala. Transmisi Penularan Kemungkinan lebih cepat menular dibanding varian delta dan re- infeksi. Escape Immunity Beberapa mutasi di protein Spike menunjukkan efek yang signifikan terhadap penurunan kemampuan antibodi dalam menetralisasi virus. Efek resistensi terhadap vaksinasi belum diketahui.
  • 10. Beberapa laboratorium yang punya kapasitas pemeriksaan S-Gene Target Failure (SGTF) diminta untuk melakukan pemeriksaan sampel pelaku perjalanan luar negeri • SGTF adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi suspek atau kasus probable varian Omicron. • Jika dalam sampel tes PCR S-Gene tidak terdeteksi, maka kemungkinan besar kasus tersebut adalah varian Omicron. • Perlu dilakukan pemeriksaan SGTF karena varian Omicron mudah sekali menular, maka kasus probable yang terdeteksi lebih dini bisa segera di isolasi agar tidak menyebar. Pintu Masuk/Perbatasan Nama Laboratorium Jakarta (Bandar Udara Soekarno-Hatta) Litbangkes, Labkesda DKI Jakarta, Pusat Riset Biologi Molekuler-BRIN Batam BTKLPP Batam Aruk, Entikong, Badau Universitas Tanjungpura Nunukan RSUD Nunukan Bali (Bandar Udara Ngurah Rai) Labkes Provinsi Bali Manado (Bandar Udara Sam Ratulangi) BBTKLPP Manado
  • 11. ADAPTASI KEBIASAAN BARU/ NEW NORMAL Kondisi dimana rumah sakit harus beradaptasi dalam memberikan pelayanan sehari-hari untuk mengantisipasi penularan COVID-19 baik kepada petugas, pasien dan lingkungan RS harus tetap melayani pasien tanpa atau dengan COVID-19 (berlaku untuk seluruh RS) • Pasien, petugas & lingkungan masyarakat terlindungi. • RS aman dan nyaman. Perawatan Pasien Rumah Sakit di Masa Pandemi 1. Mempunyai ruang isolasi tekanan negative/non tekanan negatif. 2. Kecukupan dan penggunaan APD standar sesuai risiko paparan. 3. Kecukupan dan penggunaan APD standar sesuai risiko paparan. 4. Meningkatkan mutu pelayanan dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di rumah sakit. 5. Tata laksana terapi secara multidisiplin 6. Meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi nakes dan peningkatan imunitas. Perubahan Layanan Rumah Sakit
  • 12. Prinsip Utama Pengaturan Rumah Sakit Pada Masa Pandemi Covid-19 1. Memberikan layanan pada pasien COVID-19 dan non COVID-19 dengan menerapkan prosedur skrining, triase dan tata laksana kasus. 2. Melakukan antisipasi penularan terhadap tenaga kesehatan dan pengguna layanan. 3. Menerapkan protokol pencegahan COVID-19. 4. Menyediakan fasilitas perawatan terutama ruang isolasi untuk pasien kasus COVID-19. 5. Terintegrasi dalam sistem penanganan COVID-19 di daerah. 6. Melaksanakan kembali pelayanan yang tertunda selama masa pandemik COVID-19.
  • 13. RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19 132 RS Rujukan COVID-19 SK Menkes 879 RS Rujukan COVID-19 SK Gubernur Sumber : RS Online Yankes 29 Desember 2021 dan Dinkes Prov ACEH 21 RS SUMUT 12 RS SUMBAR 22 RS RIAU 48 RS KEPRI 32 RS JAMBI 26 RS BABEL 21 RS SUMSEL 48 RS LAMPUNG 30 RS BANTEN 5 RS DKI 101 RS JABAR 105 RS JATENG 65 RS DIY 28 RS JATIM 164 RS BALI 14 RS NTB 27 RS NTT 22 RS KALBAR 18 RS KALTENG 4 RS KALTARA 8 RS KALTIM 16 RS KALSEL 7 RS SULBAR 2 RS GORONTALO 2 RS SULUT 18 RS SULTENG 18 RS SULTRA 7 RS SULSEL 46 RS MALUKU UTARA 7 RS MALUKU 18 RS PAPUA BARAT 14 RS PAPUA 16 RS 1.011 RS No. Kepemilikan Jumlah 1 Kemenkes 29 2 Kementerian Lain 14 3 Pemda 519 4 TNI POLRI 86 5 BUMN 15 6 Swasta 348 Total 1.011 TOTAL RS DI INDONESIA = 3.114 TOTAL TT = 387.222 TOTAL TT COVID = 82.168
  • 14. PENGATURAN ALUR LAYANAN ALUR PASIEN SKRINING LANGSUNG KE RS (skrining) MELALUI RUJUKAN • pasien suspek atau konfirmasi COVID- 19 langsung ke triase COVID-19. • pasien kasus non COVID-19 yang harus melewati proses skrining. PASIEN DAN PENGUNJUNG PETUGAS TRIASE TRIASE IGD TRIASE RAWAT JALAN REGISTRASI ONLINE (isian self assessment)
  • 15. STRATEGI PELAYANAN RUMAH SAKIT • Gejala sedang danberat/kritis dirawat di rumah sakit • Kriteria awal untuk memisahkan : (a).sesak napas, (b).Saturasi oksigen <95%,(c).Rapid antigen (+) atau PCR (+) • Menambah Tenda perawatan di IGD. Pasien yang sudah dinyatakan selesai isolasi/sembuh, diarahkan pulang. • Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan pihaklain (termasuk TNI/POLRI) perlu memonitor agar pemisahan efektif • Melakukan Update RS Online Setiap Hari • Layanan telekonsultasi untuk smeua pasien positif COVID-19 untuk skrinning awal gejala sedang/berat • Perbaikan regulasi agar pembiayaan layanan telekonsultasi dan paket obat dapat ditanggung kementerian kesehatan • Identifikasi lokasi Isolasi Terpusat bagi pasien yang sudah rawat jalan • Mengupayakan fasilitas isolasi terpusat bagi SDM rumah sakit. • Update Data Kebutuhan dan Ketersediaan Oksigen di RS Online. • Meningkatkan penggunaan Oxgen Consentrator. TRIASE/PEMISAHAN PASIEN COVID-19/ IGD SELESAI PERAWATAN MONITORING RUMAH SAKIT IMPLEMENTASI TELEMEDICINE PENAMBAHAN KAPASITAS ISOLASI TERPUSAT PEMENUHAN OKSIGEN
  • 16. Komponen kunci kesiapsiagaan RS terhadap COVID-19 Incident Management System (DHMT) Komunikasi Layanan esensial dan perawatan Surge capacity Human resources Manajemen logistic, supplies dan obat-obatan Layanan pendukung lainnya PPI Manajemen kasus Surveillance: deteksi dini dan monitoring Layanan laboratorium • Mendukung berlangsungnya operasi emergensi secara efektif • IMS yang telah ada dari rencana operasi bencana sebelumnya dapat diaktivasi atau disesuaikan (apabila perlu tim ad-hoc) • Memiliki ruang untuk koordinasi (hospital emergency operation centre) dan didukung dengan perlengkapan komunikasi yang memadai • Anggota terdiri dari direktur RS, direktur perawatan, CEO, bagian humas/komunikasi, perwakilan dokter, perawat, dari unit emergensi atau intensive care, dan ruang lainnya bila diperlukan, PPI, petugas lab, logitik, keamanan dan lainnya. • Kemampuan pelayanan Kesehatan untuk melakukan pelayanan diluar kapasitas normalnya, untuk memenuhi permintaan untuk penanganan kasus COVID-19 terutama pada masa-masa kenaikan kasus seperti varian Delta sebelumnya. • Memahami karakteristik varian COVID-19, cara penyebarannya, tingkat keparahannya, ketahanan vaksin terhadap jenis VoC, obat dan alat diagnostik yang diperlukan dalam mendeteksi varian baru. • Identifikasi gap layanan, komunikasi dan koordinasikan kebutuhan kepada pemerintah lokal, identifikasi layanan pendukung lainnya. Pasien dengan gejala ringan di karantina dirumah didukung telemedicine. • Meminimalisir risiko penularan infeksi terkait layanan kesehatan kepada pasien, staf rumah sakit, dan pengunjung. • Membuat standar PPI yang sesuai dengan karakteristik COVID-19 • Rutin melakukan pelatihan dan update kepada tenaga Kesehatan dan tenaga pendukung Kesehatan • Sistem triase yang efisien dan akurat serta manajemen rawat inap yang terorganisir diperlukan strategi untuk memastikan perawatan yang memadai untuk penyakit pernapasan akut COVID-19 • Tenaga kesehatan mampu mengenali dan melaporkan adanya kasus, sebagai upaya peringatan dini. • Mekanisme komunikasi di internal (pengambil keputusan) dan eksternal (untuk peningkatan kepercayaan public) •Memiliki logistic system yang terintegrasi dan regularly updated •Memiliki kontijensi plan terkait pemenuhan kebutuhan logistic Kesehatan •Ruang penyimpanan yg dikelola dengan baik • Keberlangsungan layanan laboratorium baik untuk pasien dengan COVID-19 atau pasien lainnya • Triage system dalam pengelolaan kasus pandemic dan non pandemik
  • 17. Logistik kesehatan yang telah didistribusikan oleh Pusat Krisis Kesehatan ke Rumah Sakit di 34 Provinsi dalam menghadapi Pandemi COVID-19 (tahun 2020 – Januari 2022) No Nama Barang Jumlah 1 Oxygen Concentrator 4.869 2 Ventilator 455 3 BPAP, VPAP, CPAP 144 4 Tabung oksigen 1.570 5 Regulator 75 6 Oxymeter 680 7 APD 1.046.332 8 Masker Bedah 4.247.350 9 Masker Bedah Anak 113.500 10 Masker N95 2.149.570 11 Gown 125.900 12 Handscoon Non-Steril 652.700 • Penyiapan dan pendistribusian logistik kesehatan terus berjalan sesuai kebutuhan dan perkembangan kasus.
  • 18. 26 KESIMPULAN 1. Penguatan Deteksi • Seluruh kedatangan luar negeri dites PCR dengan SGTF. • Seluruh kedatangan luar negeri yang PCR positif dites WGS. • Percepatan standar lama pemeriksaan (turn around time) WGS: 3-5 hari vs 14 hari. • Percepatan kedatangan 14 mesin WGS bantuan Global Fund, 1 mesin WGS bantuan US Chamber dan Reagen PCR bantuan CDC. 2. Percepatan & Perluasan Vaksinasi • Pemberian vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun. • Percepatan vaksinasi untuk lansia agar segera melampaui 60%. • Percepatan vaksinasi seluruh propinsi agar segera melampaui 70%. 3. Persiapan RS • Mempunyai ruang isolasi tekanan negatif/non tekanan negatif. • Kecukupan dan penggunaan APD standar sesuai risiko paparan. • Pengaturan jam kerja tenaga kesehatan. • Meningkatkan mutu pelayanan dalam PPI di RS. • Tatalaksana terapi secara multidisplin. • Meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi nakes dan peningkatan imunitas. • Memantau ketersediaan logistik kesehatan.

Editor's Notes

  1. Saudara-Saudara yang saya hormati, Tantangan Pengendalian Covid-19 Sektor Kesehatan antara lain: layanan kesehatan esensial non covid harus tetap berjalan pemenuhan sarpras dan apd komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat peningkatan pembiayaan pelayanan pemenuhan sdm kesehatan mutasi virus dan manifestasi klinis tidak khas kemampuan diagnosis laboratorium akses layanan terganggu
  2. Strategi Layanan Rumah Sakit Triase/Pemisahan pasien COVID-19/IGD Gejala sedang danberat/kritis dirawat di rumah sakit Kriteria awal untuk memisahkan : (a).sesak napas, (b).Saturasi oksigen <95%,(c).Rapid antigen (+) atau PCR (+) Menambah Tenda perawatan di IGD Selesai Perawatan Pasien yang sudah dinyatakan selesai isolasi/sembuh, diarahkan pulang Monitoring rumah sakit Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan pihaklain (termasuk TNI/POLRI) perlu memonitor agar pemisahan efektif Melakukan Update RS Online Setiap Hari Implementasi Telemedicine Layanan telekonsultasi untuk smeua pasien positif COVID-19 untuk skrinning awal gejala sedang/berat Perbaikan regulasi agar pembiayaan layanan telekonsultasi dan paket obat dapat ditanggung kementerian kesehatan Penambahan kapasitas isolasi terpusat Identifikasi lokasi Isolasi Terpusat bagi pasien yang sudah rawat jalan Mengupayakan fasilitas isolasi terpusat bagi SDM RS yang isoman Pemenuhan oksigen Update Data Kebutuhan dan Ketersediaan Oksigen di RS Online Meningkatkan penggunaan Oxgen Consentrator