2. 1. Bernadeta Sulastri Ija ( 521011036 )
2. Sri wirna ningsih ( 521011068 )
3. Abdullah Raja Alminyawi (51922011061)
4. Nurul Yasmine Arrizqy (521011011)
Kelompok 6:
3. Metabolisme Obat
Metabolisme atau biotransformasi adalah reaksi perubahan zat kimia dalam jaringan
biologi yang dikatalis oleh enzim menjadi metabolitnya. Jumlah obat dalam tubuh dapat berkurang
karena proses metabolisme dan ekskresi. Hati merupakan organ utama tempat metabolisme obat.
Ginjal tidak akan efektif mengeksresi obat yang bersifat lipofil karena mereka akan mengalami
reabsorpsi di tubulus setelah melalui filtrasi glomelurus. Oleh karena itu, obat yang lipofil harus
dimetabolisme terlebih dahulu menjadi senyawa yang lebih polar supaya reabsorpsinya berkurang
sehingga mudah diekskresi (Mardjono, Mahar, 2007).
Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di membran endoplasmik retikulum
(mikrosom) dan di cytosol. Tempat metabolisme yang lain (ekstra hepatik) adalah dinding usus,
ginjal, paru, darah, otak dan kulit, juga di lumen kolon (oleh flora usus) (Mardjono, Mahar, 2007).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang non polar (larut lemak) menjadi
polar (larut air)agar dapat diekskresikan melalui ginjal atau empedu.dengan perubahan ini obat aktif
umumnya diubah menjadi inaktif.Tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif(jika asalnya
prodrug),kurang aktif,atau menjadi toksik (Mardjono, Mahar, 2007).
4. Metabolisme Obat
Proses metabolisme dapat mempengaruhi aktivitas biologis, masa kerja,
dan toksisitas obat. Oleh karena itu pengetahuan tentang metabolisme obat
penting dalam studi. Suatu obat dapat menimbulkan suatu respon biologis dengan
melalui dua jalur, yaitu:
a. Obat aktif setelah masuk melalui peredaran darah,langsuns berinteraksi
dengan reseptor dan menimbulkan respon biologis.
b. Pra-obat setelah masuk ke peredaran darah mengalami proses
metabolisme menjadi obat aktif,berinteraksi dengan reseptor dan
menimbulkan respon biologis(bioaktivasi) (Mardjono, Mahar, 2007).
5. Faktor-faktor yang mempengarui
metabolisme obat:
01
Faktor Genetik
atau keturunan
Perbedaan individu pada proses metabolisme
sejumlah obat kadang-kadang terjadi dalam
system kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa
factor genetic atau keturunan ikut berperan
terhadap adanya perbedaan kecepatan
metabolisme obat
02
Perbedaan spesies dan galur
Pada proses metabolisme obat,perubahan
kimia yang terjadi pada spesies dan galur
kemungkinan sama atau sedikit berbeda,tetapi
kadang-kadang ada perbedan uang cukup
besar pada reaksi metabolismenya
03
Perbedaan jenis
kelamin
Pada spesies binatang menunjukkan
ada pengaruh jenis kelamin terhadap
kecepatan metabolisme obat
04
Perbedaan umur
Bayi dalam kandungan atau bayi
yang baru lahir jumlah enzim-enzim
mikrosom hati yang diperlukan
untuk memetabolisme obat relatif
masih sedikit sehingga sangat peka
terhadap obat
6. Faktor-faktor yang mempengarui
metabolisme obat:
05
Penghambatan
enzim metabolisme
Kadang-kadang pemberian terlebih dahulu atau
secara bersama-sama suatu senyawa yang
menghambat kerja enzim-enzim metabolisme
dapat meningkatkan intensitasn efek obat,
memperpanjang masa kerja obat, dan
kemungkinan juga meningkatkan efek samping
dan toksisitas
06
Induksi enzim
metabolisme
Pemberian bersama-sama suatu senyawa
dapat meningkatkan kecepatan metabolisme
obat dan memperpendek masa kerja obat.
Hal ini disebabkan senyawa tersebut dapat
meningkatkan jumlah atau aktivitas enzim
metabolisme dan bukan Karena
permeablelitas mikrosom atau adanya reaksi
penghambatan.
7. a. Reaksi Oksidasi
● Merupakan reaksi yang paling umum terjadi. Reaksi ini terjadi pada
berbagai molekul menurut proses khusus tergantung pada masing-
masing struktur kimianya, yaitu reaksi hidroksilasi pada golongan alkil,
aril, dan heterosiklik; reaksi oksidasi alkohol dan aldehid; reaksi
pembentukan N-oksida dan sulfoksida; reaksi deaminasi oksidatif;
pembukaan inti dan sebagainya (Anonim,1999). Reaksi oksidasi dibagi
menjadi dua, yaitu oksidasi yang melibatkan sitokrom P450 (enzim yang
bertanggungjawab terhadap reaksi oksidasi) dan oksidasi yang tidak
melibatkan sitokrom P450.
Reaksi-reaksi yang termasuk dalam fase I
antara lain:
8. b. Reaksi Reduksi (reduksi aldehid, azo dan nitro).
● Reaksi ini kurang penting dibanding reaksi oksidasi. Reduksi
terutama berperan pada nitrogen dan turunannya (azoik dan nitrat),
kadang-kadang pada karbon. (Anonim, 1999). Hanya beberapa obat
yang mengalami metabolisme dengan jalan reduksi, baik dalam letak
mikrosomal maupun non microsomal.
Reaksi-reaksi yang termasuk dalam fase I
antara lain:
9. c. Reaksi Hidrolisis (deesterifikasi)
● Proses lain yang menghasilkan senyawa yang lebih polar adalah
hidrolisis dari ester dan amida oleh enzim. Esterase yang terletak baik
mikrosomal dan nonmikrosomal akan menghidrolisis obat yang
mengandung gugus ester. Di hepar,lebih banyak terjadi reaksi hidrolisis
dan terkonsentrasi, seperti hidrolisis peptidin oleh suatu enzim. Esterase
non mikrosomal terdapat dalam darah dan beberapa jaringan
(Anief,1995).
Reaksi-reaksi yang termasuk dalam fase I
antara lain: