SlideShare a Scribd company logo
Created by:
Priscila Ratna Suprapto
10-2011-295
HPV, Vaksin,
Pap’s Smear dan Penilaiaannya
Human Papilloma Virus
 HPV adalah virus DNA sirkuler dengan untaian
ganda yang tidak berselubungkan virion 
anggota famili Papoviridae, genus papillomavirus
 Pada proses karsinogenesis, asam nukleat virus
dapat bersatu ke dalam gen dan DNA manusia
sehingga menyebabkan mutasi sel HPV
memproduksi
 Protein E6 pada HPV tipe 18
 Protein E7 pada HPV tipe 16
Masing-masing mensupresi gen P53 dan gen Rb
yang merupakan gen penghambat perkembangan
tumor.
Human Papilloma Virus
Protein E6
mengikat p53
Tumor
supressorgen
(TSG) P53
tidak berfungsi
Hilangnya
fungsi P53
untuk
apoptosis
Protein E7
mengikat TSG
Rb
Terlepasnya
E2F (faktor
transkripsi)
Terjadinya
siklus sel tidak
terkontrol
Cara Penularan
Faktor Risiko
Aktivitas seksual yang dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan kanker serviks
meliputi :
 Mempunyai multipel partner seksual atau berhubungan seks dengan partner yang
mempunyai multipel partner seks.
 Sejarah mempunyai penyakit sexually transmitted disease (STD)
 Hubungan seksual pertama pada usia muda (sebelum usia 18)
 Pasien atau seksual partner mempunyai penyakit kondiloma genitalia (kutil).
 Tidak menggunakan kondom pada hubungan seksual dengan partner baru.
 Pasangan yang lalu dari partner seks menderita kanker serviks atau sel2 abnormal.
 Sexual partner menderita kanker penis.
Penyakit HPV Lainnya
 Kutil kelamin (genital
warts)
 Sering kambuh
 Beban psikologis bagi
penderitanya
 Tingkat kesembuhan
bervariasi.
Human Papilloma Virus
 Kekuatan ikatan protein E7 dengan pRb berbeda-
beda pada beberapa tipe virus HPV, misalnya:
ikatan E7 HPV 6 dan 11 kurang kuat
dibandingkan dengan HPV 16 ataupun 18.
 Kelompok HPV risiko rendah (HPV tipe 6, 11, 42,
43 dan 44), dan risiko tinggi (HPV tipe 16, 18, 31,
33 , 35, 39, 45, 51, 52, 56 dan 58).
Vaksin HPV
 Vaksin HPV sebagai vaksin kanker serviks adalah
vaksin kedua di dunia yang dapat mencegah terjadinya
kanker
 Teknologi untuk memproduksi vaksin HPV adalah
rekombinan DNA.3,4
1. Viral Like Particles Vaccines (VLP):
Vaksin dibentuk dengan protein virus, L1, yang
bertanggungjawab dalam membentuk kapsid virus. Protein
tersebut memiliki fungsi untuk membentuk dirinya sendiri
menjadi partikel yang menyerupai virus. Partikel tersebut
tidak mengandung DNA virus sehingga tidak bersifat
infeksius dan dapat menghilangkan risiko seseorang
terkena infeksi dari vaksin itu sendiri.
Vaksin HPV
2. Recombinant Fusion Proteins and Peptides.
Merupakan gabungan ekspresi antigen dengan peptida
sintetik yang dapat berrespons terhadap epitop
imunogenik protein virus. Vaksin ini diharapkan dapat
memberikan efek terapeutik terhadap subyek yang
sudah terinfeksi.
3. Live Recombinant Vectors. Vaksin berasal dari virus
hidup yang direkombinan dengan virus vaccinia untuk
mengekspresikan gen HPV tipe 16 dan 18.
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
 Perjalanan penyakit kanker serviks invasif
Sel epitel serviks normal  terinfeksi HPV risiko tinggi
 berdegenerasi menjadi lesi prakanker 
bergenerasi menjadi kanker serviks invasif.
 Vaksin
Vaksin dibuat dengan teknologi rekombinan, vaksin
berisi VLP (virus like protein) yang merupakan hasil
cloning dari L1 (viral capsid gene) yang mempunyai
sifat imunogenik kuat.
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
 Pencegahan
 Vaksinasi HPV  pencegahan primer kanker serviks
uterus (vaksinasi profilaksis HPV 16,18).
 Pap smear  pencegahan sekunder.
 Pencegahan TERBAIK  melakukan vaksinasi dan pap
smear untuk menjangkau infeksi HPV risiko tinggi
lainnya), karena jangkauan perlindungan vaksinasi tidak
mencapai 100% (89%).
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
 Jenis vaksin
 Bivalen (16, 18)
 Quadrivalen (16, 18, 6, 11)
HPV 16 dan HPV 18 merupakan HPV risiko tinggi
(karsinogen)
HPV 6 dan 11 merupakan HPV risiko rendah (non-
karsinogen).
 Cara pemberian
Vaksin diberikan secara suntikan intramuskular.
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
 Tujuan vaksinasi
Mencegah infeksi HPV 16, 18 (karsinogen kanker
serviks), Vaksinasi tidak bertujuan untuk terapi. Lama
proteksi vaksin bivalen 53 bulan, dan vaksin
quadrivalen berkisar 36 bulan.
 Indikasi
 Perempuan yang belum terinfeksi HPV 16 dan HPV 18
 Usia pemberian vaksin (disarankan usia >12 thn
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
 Efektivitas
Pada penelitian fase II proteksi NIS 2/3 karena HPV
16 dan 18 pada yang divaksinasi mencapai 100% dan
proteksi 100% dijumpai sampai 2-4 tahun pengamatan
(follow up).
 Proteksi silang
Vaksin bivalen (HPV tipe 16 dan 18) mempunyai
proteksi silang terhadap HPV tipe 45 (dengan
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
 Deteksi HPV
 Pemeriksaan pap smear dapat mendiagnosis infeksi
HPV secara umum, tidak dapat mendiagnosis infeksi
HPV risiko tinggi. Diagnosis infeksi HPV risiko tinggi
dapat diketahui dengan pemeriksaan hybrid capture (HC)
atau polymerase chain reaction (PCR).
 Kontraindikasi Vaksinasi pada ibu hamil tidak
dianjurkan, sebaiknya vaksinasi diberikan setelah
persalinan. Sedangkan pada ibu menyusui vaksinasi
Pap’s Smear
 Pap Smear atau tes Pap adalah suatu prosedur untuk
memeriksa kanker serviks pada wanita. Pap Smear
meliputi pengumpulan sel-sel dari leher rahim dan
kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk
mendeteksi lesi kanker atau prakanker.
Pap’s Smear
 Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:
 Evaluasi sitohormonal
 Mendiagnosis peradangan
 Identifikasi organisme penyebab peradangan
 Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim
dan kanker leher rahim dini atau lanjut
(karsinoma/invasif).
 Memantau hasil terapi
Pap’s Smear
 Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:
 Evaluasi sitohormonal
 Mendiagnosis peradangan
 Identifikasi organisme penyebab peradangan
 Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim
dan kanker leher rahim dini atau lanjut
(karsinoma/invasif).
 Memantau hasil terapi
Pap’s Smear
 Indikasi tes pap smear
 Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear
biasanya mereka yang tinggi aktifitas seksualnya,
wanita di bawah usia 21 tahun terhitung hanya
0,1% yang mengidap kanker serviks
 ACOG merevisi pedoman skrining kanker serviks, yaitu
dimulai saat usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan
riwayat seksual sebelumnya
Pap’s Smear
Parameter American Cancer Society Rekomendasi
Usia memulai skrining Usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan
riwayat seksual sebelumnya.
Skrining antara usia 21–29 Skrining dengan sitologi saja setiap 3
tahun. Pemeriksaan HPV tidak harus
dilakukan pada kelompok umur ini.
Skrining antara usia 30-65 Skrining dengan kombinasi sitologi dan
pemeriksaan HPV setiap 5 tahun
(dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3
tahun.
Skrining antara usia 30-65 . Skrining dengan kombinasi sitologi dan
pemeriksaan HPV setiap 5 tahun
(dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3
tahun
Usia berhenti skrining Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining
awal negatif dan tidak dinyatakan risiko
tinggi kanker serviks.
Skrining setelah histerektomi tidak diindikasikan untuk wanita tanpa
leher rahim dan tanpa riwayat lesi
prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2
atau CIN3) dalam 20 tahun terakhir atau
kanker serviks
Pap’s Smear
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pap Smear
 Umur  Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling
sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali
lipat untuk menderita kanker leher rahim
 Sosial ekonomi  Golongan sosial ekonomi yang rendah sering
kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena
ketidak mampuan melakukan pap smear secara rutin.
 Paritas  dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak
persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya
perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim.
 Usia wanita saat nikah  Usia menikah <20 tahun mempunyai
resiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini
karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang,
maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap zat-zat kimia yang
dibawa oleh sperma dan segala macam perubahanya
Pap’s Smear
Pap’s Smear
 Syarat Pengambilan Bahan :
 Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.
 Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu
diluar masa haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh
sampai dengan masa pramenstruasi.
 Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa
haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher rahim,
sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun ada
perdarahan.
 Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda
sampai selesai pengobatan.
 Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina
(pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan obat
melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-
kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.
 Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan
Pap’s Smear
Interpretasi Hasil Pap Smear :
Sistem Papanicolaou
Sistem Cervical Intraepithelial
Neoplasma (CIN),
Sistem Bethesda.
Pap’s Smear
 Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil
pemeriksaan menjadi 5 kelas, yaitu:
Kelas I : tidak ada sel abnormal.
Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik,
namun tidak ada indikasi adanya keganasan.
Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai
keganasan, displasia ringan sampai sedang.
Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia
berat.
Kelas V : keganasan.
Pap’s Smear
 Sistem CIN
 CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel
neoplasma pada kurang dari sepertiga lapisan epitelium.
 CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan
dua pertiga epitelium.
 CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ
yang dimana telah melibatkan sampai ke basement
membrane dari epitelium.9
Pap’s Smear
 Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :
 Sel skuamosa
 Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASC-
US) yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak dapat ditentukan
secara signifikan. Sel skuamosa adalah datar, tipis yang
membentuk permukaan serviks.
 Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion (LSIL) , yaitu
tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan
bentuk sel. Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal,
intaepitel berarti sel abnormal hanya terdapat pada
permukaan lapisan sel-sel.
 High-grade Squamosa Intraepithelial (HSIL) berarti bahwa
terdapat perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk
abnormal sel-sel (prakanker) yang terlihat berbeda dengan
sel-sel normal.
Pap’s Smear
 Sel glandular
 Atypical Glandular Cells (AGC), specify endocervical,
endometrial or not otherwise specified (NOS)
 Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic, specify
endocervical or not otherwise specified (NOS)
 Endocervical Adenocarcinoma In situ (AIS)
 Adenocarcinoma.
Pap’s Smear
PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya

More Related Content

What's hot

Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahrickygunawan84
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularBernike Zega
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensikdacilganteng
 
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Lena Setianingsih
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)ADam Raeyoo
 
Juknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITCJuknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITCIrene Susilo
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanHendrik Sutopo
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahitDafid Rozi
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaDika Saja
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 

What's hot (20)

Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi PediatriVaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
 
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 
Juknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITCJuknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITC
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilan
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
06 partograf
06 partograf06 partograf
06 partograf
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 

Viewers also liked

Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1
Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1
Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1enoretnoeno
 
Kanker serviks (sistem reproduksi)
Kanker serviks (sistem reproduksi)Kanker serviks (sistem reproduksi)
Kanker serviks (sistem reproduksi)Okta-Shi Sama
 
Human papillomavirus in the oral cavity of children
Human papillomavirus in the oral cavity of childrenHuman papillomavirus in the oral cavity of children
Human papillomavirus in the oral cavity of childrenGaurav Salunkhe
 
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaNova Ci Necis
 
Abnormal pap smear ศิริราช ppt
Abnormal pap smear ศิริราช pptAbnormal pap smear ศิริราช ppt
Abnormal pap smear ศิริราช pptvora kun
 
screening ca servix metode IVA
screening ca servix metode IVAscreening ca servix metode IVA
screening ca servix metode IVAGeorge Cam Maniax
 
Papillary lesions
Papillary lesionsPapillary lesions
Papillary lesionsIAU Dent
 
Pap smear test
Pap smear testPap smear test
Pap smear testiangould64
 
Kanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan PencegahannyaKanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan PencegahannyaPramadhya Bachtiar
 
Lesi Prakanker - Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K)
Lesi Prakanker - Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K)Lesi Prakanker - Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K)
Lesi Prakanker - Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K)pogisurabaya
 

Viewers also liked (17)

Pap smear
Pap smear Pap smear
Pap smear
 
Pap Smear
Pap SmearPap Smear
Pap Smear
 
Pap smear (2)
Pap smear (2)Pap smear (2)
Pap smear (2)
 
H P V
H P VH P V
H P V
 
Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1
Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1
Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1
 
Kanker serviks (sistem reproduksi)
Kanker serviks (sistem reproduksi)Kanker serviks (sistem reproduksi)
Kanker serviks (sistem reproduksi)
 
Human papillomavirus in the oral cavity of children
Human papillomavirus in the oral cavity of childrenHuman papillomavirus in the oral cavity of children
Human papillomavirus in the oral cavity of children
 
Psikologi remaja
Psikologi remajaPsikologi remaja
Psikologi remaja
 
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remaja
 
Abnormal pap smear ศิริราช ppt
Abnormal pap smear ศิริราช pptAbnormal pap smear ศิริราช ppt
Abnormal pap smear ศิริราช ppt
 
Papilloma
PapillomaPapilloma
Papilloma
 
screening ca servix metode IVA
screening ca servix metode IVAscreening ca servix metode IVA
screening ca servix metode IVA
 
Papillary lesions
Papillary lesionsPapillary lesions
Papillary lesions
 
Pap smear test
Pap smear testPap smear test
Pap smear test
 
Kanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan PencegahannyaKanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan Pencegahannya
 
Kanker serviks
Kanker serviksKanker serviks
Kanker serviks
 
Lesi Prakanker - Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K)
Lesi Prakanker - Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K)Lesi Prakanker - Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K)
Lesi Prakanker - Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K)
 

Similar to PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya

Slide_hpv (1).pptx
Slide_hpv (1).pptxSlide_hpv (1).pptx
Slide_hpv (1).pptxNanda543105
 
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptxKESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptxKiaTauhid
 
ppt Kanker Serviks - edited.pptx
ppt Kanker Serviks - edited.pptxppt Kanker Serviks - edited.pptx
ppt Kanker Serviks - edited.pptxMFADLI23
 
Materi penyuluhan kesehatan
Materi penyuluhan kesehatanMateri penyuluhan kesehatan
Materi penyuluhan kesehatanTut swan
 
sekilas kanker serviks
sekilas kanker servikssekilas kanker serviks
sekilas kanker serviksFarien Putri
 
Eic laymen slides1
Eic laymen slides1Eic laymen slides1
Eic laymen slides1Faiz Amri
 
38873917 ppt-kanker-serviks
38873917 ppt-kanker-serviks38873917 ppt-kanker-serviks
38873917 ppt-kanker-serviksAyudiah Paramita
 
Seminar ibi deteksi dini kanker cervix
Seminar ibi deteksi dini kanker cervixSeminar ibi deteksi dini kanker cervix
Seminar ibi deteksi dini kanker cervixAnnisa Rabbani
 
KANKER SERVIKS.docx
KANKER SERVIKS.docxKANKER SERVIKS.docx
KANKER SERVIKS.docxssuser1a71ec
 
deteksidinikankerservik-230126154838-c36c56ed.pptx
deteksidinikankerservik-230126154838-c36c56ed.pptxdeteksidinikankerservik-230126154838-c36c56ed.pptx
deteksidinikankerservik-230126154838-c36c56ed.pptxNoniek1
 
Tips mencegah dan mengobati kanker serviks
Tips mencegah dan mengobati kanker serviksTips mencegah dan mengobati kanker serviks
Tips mencegah dan mengobati kanker serviksKebaya Pengantin
 
Deteksi dini-kanker-servik
Deteksi dini-kanker-servikDeteksi dini-kanker-servik
Deteksi dini-kanker-servikYenniy Ismullah
 

Similar to PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya (20)

Slide_hpv (1).pptx
Slide_hpv (1).pptxSlide_hpv (1).pptx
Slide_hpv (1).pptx
 
Laporan pemicu 4 repro
Laporan pemicu 4 reproLaporan pemicu 4 repro
Laporan pemicu 4 repro
 
Laporan skenario Onkogenesis
Laporan skenario OnkogenesisLaporan skenario Onkogenesis
Laporan skenario Onkogenesis
 
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptxKESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
 
Kanker serviks
Kanker serviksKanker serviks
Kanker serviks
 
ppt Kanker Serviks - edited.pptx
ppt Kanker Serviks - edited.pptxppt Kanker Serviks - edited.pptx
ppt Kanker Serviks - edited.pptx
 
Materi penyuluhan kesehatan
Materi penyuluhan kesehatanMateri penyuluhan kesehatan
Materi penyuluhan kesehatan
 
sekilas kanker serviks
sekilas kanker servikssekilas kanker serviks
sekilas kanker serviks
 
Eic laymen slides1
Eic laymen slides1Eic laymen slides1
Eic laymen slides1
 
Kanker serviks 2007
Kanker serviks 2007Kanker serviks 2007
Kanker serviks 2007
 
38873917 ppt-kanker-serviks
38873917 ppt-kanker-serviks38873917 ppt-kanker-serviks
38873917 ppt-kanker-serviks
 
Seminar ibi deteksi dini kanker cervix
Seminar ibi deteksi dini kanker cervixSeminar ibi deteksi dini kanker cervix
Seminar ibi deteksi dini kanker cervix
 
KANKER SERVIKS.docx
KANKER SERVIKS.docxKANKER SERVIKS.docx
KANKER SERVIKS.docx
 
deteksidinikankerservik-230126154838-c36c56ed.pptx
deteksidinikankerservik-230126154838-c36c56ed.pptxdeteksidinikankerservik-230126154838-c36c56ed.pptx
deteksidinikankerservik-230126154838-c36c56ed.pptx
 
Kanker Serviks
Kanker ServiksKanker Serviks
Kanker Serviks
 
Kata pengantar (2)
Kata pengantar (2)Kata pengantar (2)
Kata pengantar (2)
 
kp Ca serviks
kp Ca servikskp Ca serviks
kp Ca serviks
 
Tips mencegah dan mengobati kanker serviks
Tips mencegah dan mengobati kanker serviksTips mencegah dan mengobati kanker serviks
Tips mencegah dan mengobati kanker serviks
 
Deteksi dini-kanker-servik
Deteksi dini-kanker-servikDeteksi dini-kanker-servik
Deteksi dini-kanker-servik
 
Deteksi dini-kanker-servik
Deteksi dini-kanker-servikDeteksi dini-kanker-servik
Deteksi dini-kanker-servik
 

Recently uploaded

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKAshriNurIstiqomah1
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptxJonathanIngram16
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxMuhammadMazlan12
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptagussudarmanto9
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptxYernimaDaeli1
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfgraceduma3
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxNickyRhuum
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasihanifatunfajria
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxrifdahatikah1
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptxWirataShiju
 

Recently uploaded (17)

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 

PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya

  • 1. Created by: Priscila Ratna Suprapto 10-2011-295 HPV, Vaksin, Pap’s Smear dan Penilaiaannya
  • 2. Human Papilloma Virus  HPV adalah virus DNA sirkuler dengan untaian ganda yang tidak berselubungkan virion  anggota famili Papoviridae, genus papillomavirus  Pada proses karsinogenesis, asam nukleat virus dapat bersatu ke dalam gen dan DNA manusia sehingga menyebabkan mutasi sel HPV memproduksi  Protein E6 pada HPV tipe 18  Protein E7 pada HPV tipe 16 Masing-masing mensupresi gen P53 dan gen Rb yang merupakan gen penghambat perkembangan tumor.
  • 3. Human Papilloma Virus Protein E6 mengikat p53 Tumor supressorgen (TSG) P53 tidak berfungsi Hilangnya fungsi P53 untuk apoptosis Protein E7 mengikat TSG Rb Terlepasnya E2F (faktor transkripsi) Terjadinya siklus sel tidak terkontrol
  • 5. Faktor Risiko Aktivitas seksual yang dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan kanker serviks meliputi :  Mempunyai multipel partner seksual atau berhubungan seks dengan partner yang mempunyai multipel partner seks.  Sejarah mempunyai penyakit sexually transmitted disease (STD)  Hubungan seksual pertama pada usia muda (sebelum usia 18)  Pasien atau seksual partner mempunyai penyakit kondiloma genitalia (kutil).  Tidak menggunakan kondom pada hubungan seksual dengan partner baru.  Pasangan yang lalu dari partner seks menderita kanker serviks atau sel2 abnormal.  Sexual partner menderita kanker penis.
  • 6. Penyakit HPV Lainnya  Kutil kelamin (genital warts)  Sering kambuh  Beban psikologis bagi penderitanya  Tingkat kesembuhan bervariasi.
  • 7. Human Papilloma Virus  Kekuatan ikatan protein E7 dengan pRb berbeda- beda pada beberapa tipe virus HPV, misalnya: ikatan E7 HPV 6 dan 11 kurang kuat dibandingkan dengan HPV 16 ataupun 18.  Kelompok HPV risiko rendah (HPV tipe 6, 11, 42, 43 dan 44), dan risiko tinggi (HPV tipe 16, 18, 31, 33 , 35, 39, 45, 51, 52, 56 dan 58).
  • 8. Vaksin HPV  Vaksin HPV sebagai vaksin kanker serviks adalah vaksin kedua di dunia yang dapat mencegah terjadinya kanker  Teknologi untuk memproduksi vaksin HPV adalah rekombinan DNA.3,4 1. Viral Like Particles Vaccines (VLP): Vaksin dibentuk dengan protein virus, L1, yang bertanggungjawab dalam membentuk kapsid virus. Protein tersebut memiliki fungsi untuk membentuk dirinya sendiri menjadi partikel yang menyerupai virus. Partikel tersebut tidak mengandung DNA virus sehingga tidak bersifat infeksius dan dapat menghilangkan risiko seseorang terkena infeksi dari vaksin itu sendiri.
  • 9. Vaksin HPV 2. Recombinant Fusion Proteins and Peptides. Merupakan gabungan ekspresi antigen dengan peptida sintetik yang dapat berrespons terhadap epitop imunogenik protein virus. Vaksin ini diharapkan dapat memberikan efek terapeutik terhadap subyek yang sudah terinfeksi. 3. Live Recombinant Vectors. Vaksin berasal dari virus hidup yang direkombinan dengan virus vaccinia untuk mengekspresikan gen HPV tipe 16 dan 18.
  • 10. Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)  Perjalanan penyakit kanker serviks invasif Sel epitel serviks normal  terinfeksi HPV risiko tinggi  berdegenerasi menjadi lesi prakanker  bergenerasi menjadi kanker serviks invasif.  Vaksin Vaksin dibuat dengan teknologi rekombinan, vaksin berisi VLP (virus like protein) yang merupakan hasil cloning dari L1 (viral capsid gene) yang mempunyai sifat imunogenik kuat.
  • 11. Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)  Pencegahan  Vaksinasi HPV  pencegahan primer kanker serviks uterus (vaksinasi profilaksis HPV 16,18).  Pap smear  pencegahan sekunder.  Pencegahan TERBAIK  melakukan vaksinasi dan pap smear untuk menjangkau infeksi HPV risiko tinggi lainnya), karena jangkauan perlindungan vaksinasi tidak mencapai 100% (89%).
  • 12. Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)  Jenis vaksin  Bivalen (16, 18)  Quadrivalen (16, 18, 6, 11) HPV 16 dan HPV 18 merupakan HPV risiko tinggi (karsinogen) HPV 6 dan 11 merupakan HPV risiko rendah (non- karsinogen).  Cara pemberian Vaksin diberikan secara suntikan intramuskular.
  • 13. Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)  Tujuan vaksinasi Mencegah infeksi HPV 16, 18 (karsinogen kanker serviks), Vaksinasi tidak bertujuan untuk terapi. Lama proteksi vaksin bivalen 53 bulan, dan vaksin quadrivalen berkisar 36 bulan.  Indikasi  Perempuan yang belum terinfeksi HPV 16 dan HPV 18  Usia pemberian vaksin (disarankan usia >12 thn
  • 14. Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)  Efektivitas Pada penelitian fase II proteksi NIS 2/3 karena HPV 16 dan 18 pada yang divaksinasi mencapai 100% dan proteksi 100% dijumpai sampai 2-4 tahun pengamatan (follow up).  Proteksi silang Vaksin bivalen (HPV tipe 16 dan 18) mempunyai proteksi silang terhadap HPV tipe 45 (dengan
  • 15. Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)  Deteksi HPV  Pemeriksaan pap smear dapat mendiagnosis infeksi HPV secara umum, tidak dapat mendiagnosis infeksi HPV risiko tinggi. Diagnosis infeksi HPV risiko tinggi dapat diketahui dengan pemeriksaan hybrid capture (HC) atau polymerase chain reaction (PCR).  Kontraindikasi Vaksinasi pada ibu hamil tidak dianjurkan, sebaiknya vaksinasi diberikan setelah persalinan. Sedangkan pada ibu menyusui vaksinasi
  • 16. Pap’s Smear  Pap Smear atau tes Pap adalah suatu prosedur untuk memeriksa kanker serviks pada wanita. Pap Smear meliputi pengumpulan sel-sel dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi lesi kanker atau prakanker.
  • 17. Pap’s Smear  Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:  Evaluasi sitohormonal  Mendiagnosis peradangan  Identifikasi organisme penyebab peradangan  Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif).  Memantau hasil terapi
  • 18. Pap’s Smear  Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:  Evaluasi sitohormonal  Mendiagnosis peradangan  Identifikasi organisme penyebab peradangan  Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif).  Memantau hasil terapi
  • 19. Pap’s Smear  Indikasi tes pap smear  Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka yang tinggi aktifitas seksualnya, wanita di bawah usia 21 tahun terhitung hanya 0,1% yang mengidap kanker serviks  ACOG merevisi pedoman skrining kanker serviks, yaitu dimulai saat usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan riwayat seksual sebelumnya
  • 20. Pap’s Smear Parameter American Cancer Society Rekomendasi Usia memulai skrining Usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan riwayat seksual sebelumnya. Skrining antara usia 21–29 Skrining dengan sitologi saja setiap 3 tahun. Pemeriksaan HPV tidak harus dilakukan pada kelompok umur ini. Skrining antara usia 30-65 Skrining dengan kombinasi sitologi dan pemeriksaan HPV setiap 5 tahun (dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3 tahun. Skrining antara usia 30-65 . Skrining dengan kombinasi sitologi dan pemeriksaan HPV setiap 5 tahun (dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3 tahun Usia berhenti skrining Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining awal negatif dan tidak dinyatakan risiko tinggi kanker serviks. Skrining setelah histerektomi tidak diindikasikan untuk wanita tanpa leher rahim dan tanpa riwayat lesi prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2 atau CIN3) dalam 20 tahun terakhir atau kanker serviks
  • 21. Pap’s Smear  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pap Smear  Umur  Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker leher rahim  Sosial ekonomi  Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak mampuan melakukan pap smear secara rutin.  Paritas  dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim.  Usia wanita saat nikah  Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahanya
  • 23. Pap’s Smear  Syarat Pengambilan Bahan :  Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.  Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi.  Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.  Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai pengobatan.  Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang- kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.  Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan
  • 24. Pap’s Smear Interpretasi Hasil Pap Smear : Sistem Papanicolaou Sistem Cervical Intraepithelial Neoplasma (CIN), Sistem Bethesda.
  • 25. Pap’s Smear  Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas, yaitu: Kelas I : tidak ada sel abnormal. Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi adanya keganasan. Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia ringan sampai sedang. Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat. Kelas V : keganasan.
  • 26. Pap’s Smear  Sistem CIN  CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma pada kurang dari sepertiga lapisan epitelium.  CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga epitelium.  CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana telah melibatkan sampai ke basement membrane dari epitelium.9
  • 27. Pap’s Smear  Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :  Sel skuamosa  Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASC- US) yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak dapat ditentukan secara signifikan. Sel skuamosa adalah datar, tipis yang membentuk permukaan serviks.  Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion (LSIL) , yaitu tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan bentuk sel. Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal, intaepitel berarti sel abnormal hanya terdapat pada permukaan lapisan sel-sel.  High-grade Squamosa Intraepithelial (HSIL) berarti bahwa terdapat perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk abnormal sel-sel (prakanker) yang terlihat berbeda dengan sel-sel normal.
  • 28. Pap’s Smear  Sel glandular  Atypical Glandular Cells (AGC), specify endocervical, endometrial or not otherwise specified (NOS)  Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic, specify endocervical or not otherwise specified (NOS)  Endocervical Adenocarcinoma In situ (AIS)  Adenocarcinoma.