Akhlak dan iman memiliki hubungan yang erat dan tidak terpisahkan. Iman adalah energi yang mendorong seseorang untuk berakhlak baik dan menjauhi perbuatan buruk, sementara akhlak baik merupakan tanda keimanan seseorang. Jika keimanan mendominasi, akhlak dan perbuatan akan baik, namun jika hawa nafsu mendominasi, akan lahir akhlak dan perbuatan buruk.
2. PENGERTIAN AKHLAK
Bahasa
Berasal dari kata al-khulq yang berarti budi pekerti, tabiat,
watak, perilaku
Istilah
Suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang tidak
dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan
Al-Ghazali
sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong lahirnya
perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa pertimbangan
dan pemikiran mendalam
3. Akhlak, Etika dan Moral
Persamaan
sama-sama membahas tentang baik-buruknya tingkah laku
manusia
Perbedaan
• parameter yang digunakan: akhlak memggunakan parameter
agama (al-Qur’an dan Hadis), etika menggunakan parameter
akal dan moral menggunakan tolak ukur adat istiadat yang
berlaku dalam masyarakat tertentu.
• etika lebih bersifat teoritis, sedang moral dan akhlak lebih
bersifat praktis, etika lebih bersifat universal sedang dua yang
lain lebih bersifat lokal
4. Jenis akhlak
Akhlak mahmudah : ikhlas, amanah,
bersyukur, adil, sabar dan jujur
Akhlak Madzmumah : dengki, berbuat
kerusakan, bohong, bakhil, malas
5. Kedudukan Akhlak
Dari keseluruhan ajaran islam, akhlak menempati
kedudukan yang sangat istimewa dan penting.
Bahkan Rasulullah Saw. Menempatkan
penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai pokok
risalah islam “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Baihaqi).
Sebagai barometer atau ukuran kualitas keimanan
seorang hamba.
6. AKHLAK DALAM KEHIDUPAN
Akhlak terhadap Allah
Akhlak terhadap Rasulullah
Akhlak terhadap kelurga
Akhlak terhadap diri sendiri
Akhlak terhadap sesama manusia
(Masyarakat)
Akhlak sesama makhluk alam
8. Iman dan Akhlak
Hubungan antara iman dan akhlak sangat
erat dan tidak bisa dipisahkan. Iman dan
akhlak satu paket. Maka, tidak bisa dipercaya
bila seorang mengaku baik iman namun
akhlak dan perbuatannya jauh dari nilai
keimanan. Begitu pula seorang akan sulit
menjaga kebaikan akhlak dan perbuatannya
dalam segala kondisi, ketika keimanan tidak
bersemayam lekat dalam jiwanya.
9. Dan secara tegas Rasulullah Saw menjelaskan
tentang kemestian akhlak baik sebagai tanda
keimanan seseorang. Begitu sebaliknya, siapa
yang berakhlak dan prilaku buruk pertanda
tidak ada iman seseorang: “Demi Allah tidak
beriman, tidak beriman, tidak beriman!
Ditanya: Siapa itu wahai Rasul? Orang yang
tidak menjadikan tetangganya merasa aman
akibat perilaku buruknya”. (HR. Bukhari).
10. Jadi?
iman adalah energi yang mendorong seseorang berakhlak
baik, menghiasi dirinya dengan amal saleh dan menjaganya
dari perkara yang tidak terpuji, bagitu pula hawa nafsu bisa
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan
sebaliknya. Maka, jika keimanan mendominasi hati dan jiwa
seseorang sehingga ia mengalahkan dorongan hawa nafsu,
dalam kondisi ini, akhlak dan perbuatan baik adalah buah
yang lahir darinya. Namun sebaliknya, jika hawa nafsu
mendominasi dan mengalahkan keimanan, maka ia akan
melahirkan perbuatan dan akhlak tercela.