Dokumen tersebut membahas teori-teori psikologi behaviorisme dan prinsip dasarnya, serta membandingkan psikologi barat dengan psikologi Islam. Psikologi behaviorisme mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengamatan dan pengkondisian, sedangkan psikologi Islam lebih menekankan pendekatan al-Quran dan konsep manusia secara jasmani, ruhani, dan nafsani.
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
Ppt
1. Di susun oleh :
1. Ayu fitriana
2. Panca yuniar
3. Dwihastin
4. Nisa
2. A. Teori Behaviorisme John B. Watson adalah seorang ahli psikologi Amerika
yang pada awal abad ke-20 mulai memperkenalkan
gerakan Behaviourisme, sejak itu Behaviuorisme telah
dikenal dengan analisis perilakunya dengan
mengembangkan teknik-teknik guna mengamati
perilaku dalam lingkungan yang dikendalikan untuk
mengukur tanggapan, dan untuk meramal pola
perilaku selanjutnya. Dengan menggunakan prosedur,
misalnya seperti percobaan atau eksperimen yang
dikendalikan, analisis faktor, studi korelasi, analisis isi,
dan pengukuran tepat mengenai tanggapan neurologis
dengan menggunakan satu atau lebih teknik-teknik
yang dipakai untuk pengamatan, cara itu adalah
produk madzhab ini.
3. B. Pokok-pokok teori Pengkondisian
1. Pengkondisian Klasik dan Pertobatan
William Sargant, seorang praktisi inggris
menunjukkan bahwa penggunaan teori pengkondisian
di bidang agama ada peluangnya. Sargant
mengandaikan bahwa manusia memberi reasksi atau
tanggapan.Dan berdasarkan pendapat itu Sargant
menafsirkan pertobatan keagamaan. Rangsangan
transmarginal yang dibuat melebihi batas dan prilaku
yang diakibatkan, pada akhirnya dapat berakibat dalam
“Kegiatan otak yang dapat menambah secara berarti
kemampuan orang untuk menerima saran sehingga
orang itu menjadi mudah dipengaruhi oleh
lingkungannya”.
4. 2. Pengkodisian Operan (Operant Conditioning)
Skinner berpendapat bahwa manusia
berbuat sesuatu dalam lingkungannya
untuk mendatangkan akibat-akibat, entah
untuk mendatangkan pemenuhan
kebutuhan atau untuk menghindari
datangnya hukuman atau pengalaman
yang tidak enak.
5. 3. Tindakan Memperkuat
Pendekatan Skinner terhadap agama harus
dibahas dengan hati-hati, seperti Sargant,
Skinner tidak menyajikan dalam tulisan-
tulisannya uraian sistematis tentang
Agama. Meskipun demikian pendirian
Skinner yang Behavioristis itu merupakan
kerangka dari berbagai pendapat yang
tidak di kembangkan, tetapi jelas
berkaitan dengan hakikat prilaku
keagamaan
6. C. Psikologi Behaviorisme
Behaviorisme mempelajari tentang perbuatan
manusia bukan dari perbuatannya, melainkan
hanya mengamati tingkah laku berdasarkan
pada kenyataan.segala perbuatan di kembalikan
pada refleks. Aliran ini juga menganggap
manusia dilahirkan sama,manusia
hanya makhluk yang berkembang karena
kebiasaan dan pendidikan dapat mempengaruhi
refleks sekehendak hatinya.
7. D.PRINSIP DASAR BEHAVIORISME
Perilaku nyata dan terukur memiliki makna
tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa
atau mental yang abstrak
Aspek mental dari kesadaran yang tidak
memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem
untuk sciene, harus dihindari.
Penganjur utama adalah Watson : overt,
observable behavior, adalah satu-satunya
subyek yang sah dari ilmu psikologi yang
benar.
8. Dalam perkembangannya, pandangan Watson
yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para
behaviorist dengan memperluas ruang lingkup
studi behaviorisme dan akhirnya pandangan
behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem
Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor
internal juga, meskipun fokus pada overt
behavior tetap terjadi.
Aliran behaviorisme juga menyumbangkan
metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu
psikologi.
9. Psikologi Islam
Pembahasan psikologi islam
Pada dasarnya, Psikologi Islam lebih mengarah
pada pendekatan kajian sains dengan kajian ilmu
agama; yang secara spesifiknya adalah mendekatkan
kajian psikologi pada umumnya dengan kajian al-
Qur`an. Dengan demikian maka dipahami bahwa
landasan filsafat ilmu dari psikologi Islam adalah
konsep manusia menurut al-Qur`an. Abdul Mujib
mengemukakan bahwa dalam konsep manusia menurut
al-Qur`an adalah konsep yang menyatakan bahwa
manusia bukan hanya terstruktur dari jasmani; tapi juga
ruhani. Sinergi keduanya inilah yang membentuk
nafsani. Dari ketiga sistem inilah terbentuk kepribadian
individu manusia.
10. Hubungan antara psikologi dan tasawuf
Peristiwa dalam bingkai tasawuf kurang lebih sama
dengan konsep yang diungkap dalam psikologi.
Kecenderungan untuk mencapai kesempurnaan atau
aktualisasi diri, diungkapkan oleh Maslow, seorang
tokoh psikologi humanistic, sebagai sebuah motivasi
pertumbuhan (growth motivation) dimana manusia
secara konsisten menentukan pilihan baik
(progression choise), sementara kecenderungan untuk
memilih pilihan buruk disebut motivasi kemunduran
(deficiency motivation) dimana seseorang senantiasa
menentukan pilihan mundur (regression choise) yang
berarti semakin menjaukan diri dari aktualisasi diri
(self actualization).
11. Pebandingan antara Psikologi Barat dengan
Psikologi Islam
Setelah Psikologi Humanisme mulai
menyentuh kecerdasan spiritual yang
sesungguhnya mempunyai dimensi vertical,
muncul gagasan Psikologi Islam. Seperti
gagasan bank Islam (bank syari`ah) yang dulu
dimustahilkan tetapi sekarang tumbuh
menjamur, gagasan Psikologi Islam juga masih
banyak ditolak oleh kalangan Western
Psychology, tetapi pada akhirnya nanti
Psikologi Islam juga akan diterima.