SlideShare a Scribd company logo
Syifa Meidia (6511418071)
OSTEOPOROSIS
Program Studi Gizi
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Osteoporosis adalah penyakit reumatologi berupa penurunan
massa tulang dan perburukan jaringan tulang tanpa disertai perubahan
komposisi tulang (densitas tulang skor T <-2.5)
DEFINISI
Timbulnya osteoporosis akibat ketidakseimbangan antara aktivitas osteoblas dan
osteoklas. Osteoblas berperan dalam osteogenesis sedangkan osteoklas berperan dalam
resorpsi tulang. Aktivitas osteoklas meningkat tetapi aktivitas osteoblas inadekuat
mengakibatkan tulang berporos sehingga rapuh dan rentan fraktur. Fraktur osteoporotik
menurunkan kualitas hidup maupun mengakibatkan mortalitas
Menopause
Penuaan
Diabetes Melitus Tipe 1
Penyakit Hipertiroid
Penyakit Ginjal Kronis
PENYEBAB OSTEOPOROSIS
Osteoporosis Primer
Osteoporosis Sekunder
Tuberkulosis Tulang
Perubahan kepadatan
dan kekuatan tulang
akibat
ketidakseimbangan
pembentukan dan
resorpsi tulang.
Kepadatan dan
kekuatan tulang ini
ditentukan oleh aktivitas
osteoklas dan osteoblas
Ketidakseimbangan
proses berupa
peningkatan resorpsi
hingga melebihi
pembentukan tulang
dalam jangka Panjang
akan menyebabkan
osteoporosis
Osteoklas
Untuk resorpsi tulang
Osteoblas
Untuk membentuk tulang
PATOFISIOLOGI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASSA TULANG
01 02 03 04 05
Asupan
nutrisi
Hormon
Stress
Mekanik
Genetik
Usia
ETIOLOGI OSTEOPOROSIS PRIMER
DAN
ETIOLOGI OSTEOPOROSIS SEKUNDER
ETIOLOGI OSTEOPOROSIS
Terjadi pada anak remaja usia
2-14 tahun yang ditandai
dengan nyeri tulag,.
Pembentukan tulang
cancellous terganggu hingga
tulang trabeculae matur tipis
Osteoporosis
Juvenil Idiopatik
Defisiensiestrogen pada
menopause berkaitan dengan
deteriorasi tulang yang
menyebabkan osteoporosis
Osteoporosis
akibat Menopause
Dialami setelah usia 65 tahun
pada pria dan wanita,
penyerapan kalsium
menurun, keterbatasan gerak
Osteoporosis Senilis
Terjadi pada wanita
premenopause dan pria
muda tanpa etiologi yang
jelas. Terjadinya gangguan
remodeling tulang
Osteoporosis Idiopatik
ETIOLOGI OSTEOPOROSIS PRIMER
Identity
Imobilisasi
Beban tubuh dan
tegangan yang diterima
oleh skeletal akibat
tarikan otot memicu
aktivitas osteoblastik.
Proses resorpsi tidak
menurun mengakibatkan
osteoporosis
Penyakit
1. Penyakit hematologi
2. Penyakit ginjal
3. PenyakitAutoimun
4. Penyakit Infeksi
5. Penyakit Endokrin
6. Metastasis keganasan pada tulang
7. Defisiensi Nutrisi
ETIOLOGI OSTEOPOROSIS PRIMER
1. Obat glukokortikoid
2. Analog hormon paratiroid
3. Antikonvulsan
4. Antidepresan
5. Heparin (penggunaan jangka
panjang)
6. Loop diuretik
7. Inhibitor pompa proton
(penggunaan jangka
panjang)
Obat yang menyebabkan
Osteoporosis
USIA
Amenorrhea
primer dan
sekunder
Pola diet
Aktivitas
fisik kurang
Riwayat
orangtua
fraktur
panggul
FAKTOR RESIKO OSTEOPOROSIS
Defisiensi
vitamin D
Merokok
Indeks Massa Tubuh
Gangguan makan
Orang
dengan
risiko tinggi
jatuh
Konsumsi
glukokotikoid
osteoporosis mulai
dialami usia 40
tahun. Penderita
didominasi oleh
perempuan pada
populasi usia > 55
tahun
29EPIDEMIOLOGI
Osteoporosis
sering kali
terdiagnosis saat
pasien datang
dengan fraktur
data epidemiologi
dapat berasal dari 2
sumber, yaitu:
Misalnya pada
fraktur kompresi
vertebra. Beban
biaya yang
dikeluarkan untuk
penanganan fraktur
osteoporosis sangat
besar.
1. pasien yang terdeteksi
saat skrining
2. pasien yang
terdiagnosis saat
datang dengan fraktur
yang dicurigai
mengalami
osteoporosis
Osteoporosis secara global
penderita osteoporosis terdapat di seluruh
belahan dunia. Rasio fraktur osteoporotik populasi usia >50
tahun yakni pada wanita 1 di antara 2 orang sedangkan
pria 1 di antara 5 pria.
Sekitar 9 juta fraktur timbul pada osteoporosis,
dengan fraktur tersering pada tulang pinggul, diikuti
pergelangan tangan, vertebra dan humerus. Dampak sosial
maupun ekonomi akibat fraktur sangat besar.
Teamwork Strategy
1. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.
2. Praesent sodales odio sit amet odio tristique quis tempus odio
3. Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit
4. amet, consectetur adipiscing elit. Praesent sodales odio sit amet
5. odio tristique quis tempus odio Lorem ipsum dolor sit amet
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.
Praesent sodales odio sit amet odio tristique quis tempus
odio Lorem ipsum dolor sit amet,
Teamwork Strategy
Di Eropa, beban biaya yang dikeluarkan untuk penanganan fraktur osteoporosis
sangat tinggi, mencapai sekitar 450 triliun Rupiah pada tahun 2005 sedangkan di Amerika
mencapai 280 triliun Rupiah.
Studi pada beberapa negara Asia menunjukkan jumlah penderita osteoporosis
sangat banyak. Sekitar 70 juta penduduk Cina menderita osteoporosis
Studi pemeriksaan densitas massa tulang
yang dilakukan terhadap 65.727 sampel oleh
Puslitbang Gizi Depkes RI pada 16 wilayah di
Indonesia tahun 2005 menunjukkan prevalensi
osteopenia 41,7% dan osteoporosis 10,3%.
Penderita wanita > pria pada populasi
usia >55 tahun. Berkebalikan dengan populasi <55
tahun, kasus osteopenia dan osteoporosis lebih
banyak didominasi oleh pria.
OSTEOPOROSIS DI INDONESIA
Tingginya risiko osteoporosis pada studi ini
diduga akibat peningkatan usia harapan hidup yang
tidak disertai dengan rerata konsumsi kalsium yang
adekuat. Rerata konsumsi kalsium saat itu sangat rendah
yakni hanya seperempat dari standar nasional.
Fraktur merupakan komplikasi osteoporosis. Data
tahun 2011 menunjukkan insidensi fraktur osteoporosis
tulang panggul lebih banyak dialami wanita pada populasi
>55 tahun. Kasus fraktur osteoporosis tulang panggul
semakin meningkat seiring usia.
1. Pada populasi wanita, kasus fraktur tertinggi terjadi pada
kelompok usia 95-99 sebanyak 1680 kasus fraktur.
2. pada populasi pria, paling banyak terjadi pada rentang
usia 90-94 tahun dengan jumlah 718 kasus fraktur.
3. Kasus fraktur sangat sedikit terjadi pada rentang usia 40-
44 tahun.
Mortalitas pada kasus osteoporosis dapat timbul akibat adanya fraktur. Komplikasi fraktur vertebra
sering terjadi pada penderita osteoporosis. Pada populasi usia >50 tahun, wanita kulit putih memiliki risiko
mengalami fraktur vertebra sebesar 16% sedangkan pria sebanyak 5%.
Risiko mortalitas pada fraktur vertebra sekitar delapan kali lipat. Fraktur vertebra akibat osteoporosis
sekunder merupakan salah satu etiologic terjadinya cedera spinal.
Mortalitas 12 bulan akibat fraktur pinggul pada pria mencapai 20%. Fraktur pinggul pada wanita
lebih sering tetapi risiko mortalitas sebesar 2,8% pada wanita usia ≥50 tahun.
MORTALITAS
Studi pemeriksaan densitas massa tulang
yang dilakukan terhadap 65.727 sampel oleh
Puslitbang Gizi Depkes RI pada 16 wilayah di
Indonesia tahun 2005 menunjukkan prevalensi
osteopenia 41,7% dan osteoporosis 10,3%.
Penderita wanita > pria pada populasi
usia >55 tahun. Berkebalikan dengan populasi <55
tahun, kasus osteopenia dan osteoporosis lebih
banyak didominasi oleh pria.
DIAGNOSIS
Tingginya risiko osteoporosis pada studi ini
diduga akibat peningkatan usia harapan hidup yang
tidak disertai dengan rerata konsumsi kalsium yang
adekuat. Rerata konsumsi kalsium saat itu sangat rendah
yakni hanya seperempat dari standar nasional.
Fraktur merupakan komplikasi osteoporosis. Data
tahun 2011 menunjukkan insidensi fraktur osteoporosis
tulang panggul lebih banyak dialami wanita pada populasi
>55 tahun. Kasus fraktur osteoporosis tulang panggul
semakin meningkat seiring usia.
1. Pada populasi wanita, kasus fraktur tertinggi terjadi pada
kelompok usia 95-99 sebanyak 1680 kasus fraktur.
2. pada populasi pria, paling banyak terjadi pada rentang
usia 90-94 tahun dengan jumlah 718 kasus fraktur.
3. Kasus fraktur sangat sedikit terjadi pada rentang usia 40-
44 tahun.
Diagnosis definit osteoporosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan densitas tulang dengan
skor T <-2.5. Anamnesis yang mengarah pada osteoporosis adalah adanya keluhan nyeri kronik, deformitas,
fraktur dengan trauma energi rendah, serta ada tidaknya penyakit dasar atau konsumsi obat-obatan yang
dapat mengakibatkan osteoporosis. Sementara itu, pemeriksaan fisik meliputi tinggi badan, postur tubuh,
serta ada tidaknya fraktur.
DIAGNOSIS
nyeri kronik intermiten pada
tulang baik pada tulang
punggung maupun tulang
lainnya
perubahan postur tubuh
misal kifosis dorsal maupun
pengurangan tinggi badan
ANAMNESIS
Keluhan yang sering timbul berupa:
penurunan performa fisik
termasuk fungsi respirasi
Patah tulang akibat trauma
energi rendah juga
menunjang anamnesis
Selain 4 hal diatas, perlu ditanyakan faktor risiko terkait osteoporosis.
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Fanny K. Sari
 
Prinsip dasar sterilisasi
Prinsip dasar sterilisasiPrinsip dasar sterilisasi
Prinsip dasar sterilisasi
Pratiwi Rukmana Nasution
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Dessycis
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
Toni Pujianto
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirinLaporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
CarlosEnvious
 
Penyuluhan Kolesterol
Penyuluhan KolesterolPenyuluhan Kolesterol
Penyuluhan Kolesterol
Aris Rahmanda
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukal
Listia Rini
 
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, esterITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, esterFransiska Puteri
 
Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
'whuland' Cyankimhankcha
 
Kolesterol
KolesterolKolesterol
Kolesterol
yuli anggraeni
 
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatkasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
Ersa Yuliza
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
Fadel Muhammad Garishah
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Dedi Kun
 
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan MatematikaDasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
Abulkhair Abdullah
 

What's hot (20)

Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
Prinsip dasar sterilisasi
Prinsip dasar sterilisasiPrinsip dasar sterilisasi
Prinsip dasar sterilisasi
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
P 8. kromatografi ppt
P 8. kromatografi pptP 8. kromatografi ppt
P 8. kromatografi ppt
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirinLaporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
 
Penyuluhan Kolesterol
Penyuluhan KolesterolPenyuluhan Kolesterol
Penyuluhan Kolesterol
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukal
 
Powerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuhPowerpoint sap cairan tubuh
Powerpoint sap cairan tubuh
 
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, esterITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
 
Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
 
Kolesterol
KolesterolKolesterol
Kolesterol
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Ppt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetesPpt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetes
 
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatkasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan
 
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan MatematikaDasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
 

Similar to Powerpoint Osteoporosis PPTM

Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis gustians
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
Septian Muna Barakati
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
Warnet Raha
 
Askep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansiaAskep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansia
STIKES GRAHA MEDIKA
 
Osteoporosis terhadap-pola-jalan
Osteoporosis terhadap-pola-jalanOsteoporosis terhadap-pola-jalan
Osteoporosis terhadap-pola-jalan
faried maruf
 
referat osteoartritis.pptx
referat osteoartritis.pptxreferat osteoartritis.pptx
referat osteoartritis.pptx
dino506705
 
Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1UDE-NEWS
 
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Septian Muna Barakati
 
Sistem Gerak Manusia
Sistem Gerak ManusiaSistem Gerak Manusia
Sistem Gerak ManusiaSalam Asker
 
ortodontic
ortodonticortodontic
ortodontic
ika astrina
 
3 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-5243 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-524
'Okha NutT'
 

Similar to Powerpoint Osteoporosis PPTM (20)

Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Askep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansiaAskep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansia
 
Osteoporosis terhadap-pola-jalan
Osteoporosis terhadap-pola-jalanOsteoporosis terhadap-pola-jalan
Osteoporosis terhadap-pola-jalan
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
referat osteoartritis.pptx
referat osteoartritis.pptxreferat osteoartritis.pptx
referat osteoartritis.pptx
 
Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1
 
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Still askep
Still askepStill askep
Still askep
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
 
Sistem Gerak Manusia
Sistem Gerak ManusiaSistem Gerak Manusia
Sistem Gerak Manusia
 
ortodontic
ortodonticortodontic
ortodontic
 
3 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-5243 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-524
 

Recently uploaded

Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 

Recently uploaded (19)

Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 

Powerpoint Osteoporosis PPTM

  • 1. Syifa Meidia (6511418071) OSTEOPOROSIS Program Studi Gizi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
  • 2. Osteoporosis adalah penyakit reumatologi berupa penurunan massa tulang dan perburukan jaringan tulang tanpa disertai perubahan komposisi tulang (densitas tulang skor T <-2.5) DEFINISI Timbulnya osteoporosis akibat ketidakseimbangan antara aktivitas osteoblas dan osteoklas. Osteoblas berperan dalam osteogenesis sedangkan osteoklas berperan dalam resorpsi tulang. Aktivitas osteoklas meningkat tetapi aktivitas osteoblas inadekuat mengakibatkan tulang berporos sehingga rapuh dan rentan fraktur. Fraktur osteoporotik menurunkan kualitas hidup maupun mengakibatkan mortalitas
  • 3. Menopause Penuaan Diabetes Melitus Tipe 1 Penyakit Hipertiroid Penyakit Ginjal Kronis PENYEBAB OSTEOPOROSIS Osteoporosis Primer Osteoporosis Sekunder Tuberkulosis Tulang
  • 4. Perubahan kepadatan dan kekuatan tulang akibat ketidakseimbangan pembentukan dan resorpsi tulang. Kepadatan dan kekuatan tulang ini ditentukan oleh aktivitas osteoklas dan osteoblas Ketidakseimbangan proses berupa peningkatan resorpsi hingga melebihi pembentukan tulang dalam jangka Panjang akan menyebabkan osteoporosis Osteoklas Untuk resorpsi tulang Osteoblas Untuk membentuk tulang PATOFISIOLOGI
  • 5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASSA TULANG 01 02 03 04 05 Asupan nutrisi Hormon Stress Mekanik Genetik Usia
  • 6. ETIOLOGI OSTEOPOROSIS PRIMER DAN ETIOLOGI OSTEOPOROSIS SEKUNDER ETIOLOGI OSTEOPOROSIS
  • 7. Terjadi pada anak remaja usia 2-14 tahun yang ditandai dengan nyeri tulag,. Pembentukan tulang cancellous terganggu hingga tulang trabeculae matur tipis Osteoporosis Juvenil Idiopatik Defisiensiestrogen pada menopause berkaitan dengan deteriorasi tulang yang menyebabkan osteoporosis Osteoporosis akibat Menopause Dialami setelah usia 65 tahun pada pria dan wanita, penyerapan kalsium menurun, keterbatasan gerak Osteoporosis Senilis Terjadi pada wanita premenopause dan pria muda tanpa etiologi yang jelas. Terjadinya gangguan remodeling tulang Osteoporosis Idiopatik ETIOLOGI OSTEOPOROSIS PRIMER
  • 8. Identity Imobilisasi Beban tubuh dan tegangan yang diterima oleh skeletal akibat tarikan otot memicu aktivitas osteoblastik. Proses resorpsi tidak menurun mengakibatkan osteoporosis Penyakit 1. Penyakit hematologi 2. Penyakit ginjal 3. PenyakitAutoimun 4. Penyakit Infeksi 5. Penyakit Endokrin 6. Metastasis keganasan pada tulang 7. Defisiensi Nutrisi ETIOLOGI OSTEOPOROSIS PRIMER 1. Obat glukokortikoid 2. Analog hormon paratiroid 3. Antikonvulsan 4. Antidepresan 5. Heparin (penggunaan jangka panjang) 6. Loop diuretik 7. Inhibitor pompa proton (penggunaan jangka panjang) Obat yang menyebabkan Osteoporosis
  • 9. USIA Amenorrhea primer dan sekunder Pola diet Aktivitas fisik kurang Riwayat orangtua fraktur panggul FAKTOR RESIKO OSTEOPOROSIS Defisiensi vitamin D Merokok Indeks Massa Tubuh Gangguan makan Orang dengan risiko tinggi jatuh Konsumsi glukokotikoid
  • 10. osteoporosis mulai dialami usia 40 tahun. Penderita didominasi oleh perempuan pada populasi usia > 55 tahun 29EPIDEMIOLOGI Osteoporosis sering kali terdiagnosis saat pasien datang dengan fraktur data epidemiologi dapat berasal dari 2 sumber, yaitu: Misalnya pada fraktur kompresi vertebra. Beban biaya yang dikeluarkan untuk penanganan fraktur osteoporosis sangat besar. 1. pasien yang terdeteksi saat skrining 2. pasien yang terdiagnosis saat datang dengan fraktur yang dicurigai mengalami osteoporosis
  • 11. Osteoporosis secara global penderita osteoporosis terdapat di seluruh belahan dunia. Rasio fraktur osteoporotik populasi usia >50 tahun yakni pada wanita 1 di antara 2 orang sedangkan pria 1 di antara 5 pria. Sekitar 9 juta fraktur timbul pada osteoporosis, dengan fraktur tersering pada tulang pinggul, diikuti pergelangan tangan, vertebra dan humerus. Dampak sosial maupun ekonomi akibat fraktur sangat besar. Teamwork Strategy 1. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. 2. Praesent sodales odio sit amet odio tristique quis tempus odio 3. Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit 4. amet, consectetur adipiscing elit. Praesent sodales odio sit amet 5. odio tristique quis tempus odio Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent sodales odio sit amet odio tristique quis tempus odio Lorem ipsum dolor sit amet, Teamwork Strategy Di Eropa, beban biaya yang dikeluarkan untuk penanganan fraktur osteoporosis sangat tinggi, mencapai sekitar 450 triliun Rupiah pada tahun 2005 sedangkan di Amerika mencapai 280 triliun Rupiah. Studi pada beberapa negara Asia menunjukkan jumlah penderita osteoporosis sangat banyak. Sekitar 70 juta penduduk Cina menderita osteoporosis
  • 12. Studi pemeriksaan densitas massa tulang yang dilakukan terhadap 65.727 sampel oleh Puslitbang Gizi Depkes RI pada 16 wilayah di Indonesia tahun 2005 menunjukkan prevalensi osteopenia 41,7% dan osteoporosis 10,3%. Penderita wanita > pria pada populasi usia >55 tahun. Berkebalikan dengan populasi <55 tahun, kasus osteopenia dan osteoporosis lebih banyak didominasi oleh pria. OSTEOPOROSIS DI INDONESIA Tingginya risiko osteoporosis pada studi ini diduga akibat peningkatan usia harapan hidup yang tidak disertai dengan rerata konsumsi kalsium yang adekuat. Rerata konsumsi kalsium saat itu sangat rendah yakni hanya seperempat dari standar nasional. Fraktur merupakan komplikasi osteoporosis. Data tahun 2011 menunjukkan insidensi fraktur osteoporosis tulang panggul lebih banyak dialami wanita pada populasi >55 tahun. Kasus fraktur osteoporosis tulang panggul semakin meningkat seiring usia. 1. Pada populasi wanita, kasus fraktur tertinggi terjadi pada kelompok usia 95-99 sebanyak 1680 kasus fraktur. 2. pada populasi pria, paling banyak terjadi pada rentang usia 90-94 tahun dengan jumlah 718 kasus fraktur. 3. Kasus fraktur sangat sedikit terjadi pada rentang usia 40- 44 tahun.
  • 13. Mortalitas pada kasus osteoporosis dapat timbul akibat adanya fraktur. Komplikasi fraktur vertebra sering terjadi pada penderita osteoporosis. Pada populasi usia >50 tahun, wanita kulit putih memiliki risiko mengalami fraktur vertebra sebesar 16% sedangkan pria sebanyak 5%. Risiko mortalitas pada fraktur vertebra sekitar delapan kali lipat. Fraktur vertebra akibat osteoporosis sekunder merupakan salah satu etiologic terjadinya cedera spinal. Mortalitas 12 bulan akibat fraktur pinggul pada pria mencapai 20%. Fraktur pinggul pada wanita lebih sering tetapi risiko mortalitas sebesar 2,8% pada wanita usia ≥50 tahun. MORTALITAS
  • 14. Studi pemeriksaan densitas massa tulang yang dilakukan terhadap 65.727 sampel oleh Puslitbang Gizi Depkes RI pada 16 wilayah di Indonesia tahun 2005 menunjukkan prevalensi osteopenia 41,7% dan osteoporosis 10,3%. Penderita wanita > pria pada populasi usia >55 tahun. Berkebalikan dengan populasi <55 tahun, kasus osteopenia dan osteoporosis lebih banyak didominasi oleh pria. DIAGNOSIS Tingginya risiko osteoporosis pada studi ini diduga akibat peningkatan usia harapan hidup yang tidak disertai dengan rerata konsumsi kalsium yang adekuat. Rerata konsumsi kalsium saat itu sangat rendah yakni hanya seperempat dari standar nasional. Fraktur merupakan komplikasi osteoporosis. Data tahun 2011 menunjukkan insidensi fraktur osteoporosis tulang panggul lebih banyak dialami wanita pada populasi >55 tahun. Kasus fraktur osteoporosis tulang panggul semakin meningkat seiring usia. 1. Pada populasi wanita, kasus fraktur tertinggi terjadi pada kelompok usia 95-99 sebanyak 1680 kasus fraktur. 2. pada populasi pria, paling banyak terjadi pada rentang usia 90-94 tahun dengan jumlah 718 kasus fraktur. 3. Kasus fraktur sangat sedikit terjadi pada rentang usia 40- 44 tahun.
  • 15. Diagnosis definit osteoporosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan densitas tulang dengan skor T <-2.5. Anamnesis yang mengarah pada osteoporosis adalah adanya keluhan nyeri kronik, deformitas, fraktur dengan trauma energi rendah, serta ada tidaknya penyakit dasar atau konsumsi obat-obatan yang dapat mengakibatkan osteoporosis. Sementara itu, pemeriksaan fisik meliputi tinggi badan, postur tubuh, serta ada tidaknya fraktur. DIAGNOSIS
  • 16. nyeri kronik intermiten pada tulang baik pada tulang punggung maupun tulang lainnya perubahan postur tubuh misal kifosis dorsal maupun pengurangan tinggi badan ANAMNESIS Keluhan yang sering timbul berupa: penurunan performa fisik termasuk fungsi respirasi Patah tulang akibat trauma energi rendah juga menunjang anamnesis Selain 4 hal diatas, perlu ditanyakan faktor risiko terkait osteoporosis.