Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Power Point_SKRIPSI Yoveyanti Hidegardis Abi.ppt
1. SKRIPSI
INTERPRETASI ANOMALI MAGNETIK UNTUK IDENTIFIKASI SEBARAN
POTENSI MANGAN (Mn) PADAAREA DESA BOKONG TAEBENU
KABUPATEN KUPANG
Oleh
YOVEYANTI H. ABI
1606060021
Pembimbing I
Hadi Imam Sutaji, S.Si., M.Si.
NIP. 19790512 2012 12 1 001
Pembimbing II
Jonshon Tarigan, S.Si., M.Sc
NIP. 19761203 2003 12 1 005
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia
Keberadaan Mangan
Dusun Sanenu, Desa Bokong, Taebenu Kabupaten Kupang
Metode yang digunakan
Penelitian sebelumnya
3. 1.2. Rumusan Masalah
Kajian masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan batuan bawah permukaan di area Dusun
Sanenu Desa Bokong kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang yang
diduga mengandung batuan mangan ?
2. Bagaimana pemetaan pola sebaran batuan bawah permukaan di
area Dusun Sanenu Desa Bokong kecamatan Taebenu Kabupaten
Kupang yang diduga mengandung mangan ?
4. 1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lokasi penelitian berada di Dusun sanenu Desa Bokong
Taebenu Kabupaten Kupang.
2. Penelitian menggunakan metode geomagnet.
3. Pengolahan data dilakukan dengan software surfer 13,
magpick dan mag2dc.
5. 1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui:
1. Keadaan batuan bawah permukaan di area Dusun Sanenu Desa
Bokong Kecamatan Taebenu kabupaten Kupang yang diduga
mengandung batuan mangan.
2. Pemetaan pola sebaran batuan bawah permukaan di area Dusun
Sanenu Desa Bokong Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang yang
di duga mengandung batuan mangan.
6. 1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Informasi kepada masyarakat di sekitar lokasi penelitian
maupun masyarakat umum terkait kondisi bawah
permukaan dan pola sebaran batuan mangannya.
2. Referensi untuk penelitian selanjutnya tentang metode
geofisika secara umum dan geomagnetik secara khusus.
8. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktiu
Penelitian
Penelitian ini dilakukan
di Dusun Sanenu Desa
Bokong Kecamatan
Taebenu Kabupaten
Kupang, sedangkan
jangka waktu penelitian
sekitar tiga bulan.
Alat
1. Proton Procession
Magnetometer (PPM)
2. GPS
3. Kompas
4. Kamera
5. Perangkat lunak
a) Software Surfer
b) Software Magpick
c) Software Mag2D
d) Software IGRF
Bahan
Bahan yang digunakan
dalam penelitian adalah
peta geologi dan tabel
nilai suseptibilitas batuan
dan mineral.
9. 3.3 Prosedur Kerja Penelitian
Secara umum prosedur kerja penelitian dinyatakan dalam diagram alir
berikut:
10. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan peta kontur elevasi yang telah dibuat pada
gambar 4.1 maka daerah lokasi penelitian merupakan daerah
perbukitan, daerah dataran sedang dan daerah dataran
rendah.
Gambar 4.1. Peta kontur elevasi dan sebaran titik pengukuran
11. Gambar 4.2. Peta kontur medan magnet total dan sebaran titik
ukur di lokasi penelitian (interval 5 nT)
Hasil pengukuran yang diperoleh
di lapangan menunjukkan nilai
medan magnet total yang diperoleh
berkisar dari 45020 nT sampai 45580
nT.
Gambar 4.3. Peta kontur anomali magnetik total dan
sebaran titik ukur di lokasi penelitian (interval 5 nT)
Anomali medan magnet hasil reduksi
tersebut juga masih dipengaruhi medan magnet
regional dan medan magnet lokal, sehingga
untuk mengetahui medan magnet regional di
lokasi penelitian, perlu dilakukan pemisahan
dengan melakukan kontinuasi ke atas (upward
continuation). Pada penelitian ini, kontinuasi
ke atas dilakukan dengan pengangkatan pada
ketinggian , 10 m, 30 m, 40 m dan 50 m.
12. Gambar 4.4. Peta kontur anomali magnetik total upward 10 m dan
sebaran titk pengukuran
Gambar 4.5. Peta kontur anomali magnetik total upward 30
m dan sebaran titik pengukuran
Gambar 4.6. Peta kontur aomali medan magnet total upward 40 m dan sebaran titik
pengukuran
13. Gambar 4.7. Peta kontur aomali medan magnet total upward 50 m dan sebaran titik
pengukuran
Nilai anomali hasil kontinuasi ke atas pada ketinggian 50 m sudah
menunjukkan pola kontur yang teratur, sehingga peta kontur hasil pengangkatan
50 m dijadikan sebagai peta kontur untuk pembuatan sayatan (slice) yang
selanjutnya dimodelkan dengan bantuan software Mag2DC.
14. Ada empat buah sayatan yang dianggap mewakili keadaan batuan
bawah permukaan yaitu :
Sayatan A-A’ terbentang dari arah Barat ke arah Timur Laut.
Sayatan B-B’ terbentang dari arah Barat ke arah Timur Laut.
Sayatan C-C’ terbentang dari arah Selatan ke Timur Laut.
Sayatan D-D’ dari arah Barat Laut ke Timur Tenggara.
Gambar 4.8. Peta kontur aomali medan magnet total upward 50m dan
sayatan lokasi penelitian.
15. 4.2. Pembahasan
4.2.1. Interpretasi Kualitatif
Interpretasi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian
berdasarkan gambaran peta kontur anomali magnetik (∆H) pada lokasi pengambilan data,
dengan menganalisis kontur anomali magnetik yang bersumber, kemudian dilakukan
kontinuasi ke atas serta koreksi dengan menghubungkan kondisi geologi lokasi peneltian.
4.2.2. Interpretasi Kuantitatif
Interpretasi ini digunakan untuk menggambarkan struktur bawah permukaan dari data
yang terukur di lapangan.
16. PEMODELAN DUA DIMENSI (2D)
Gambar 4.9. Hasil pemodelan sayatan (A-A’).
Pemodelan 2D dibuat menggunakan metode coba-coba, dengan mengambil data sayatan dari peta
kontur anomali magnetik yang dapat mewakili anomali magnetik di bawah permukaan sesuai
target penelitian.
20. Berdasarkan pemodelan 2D dari 4
sayatan yang dibuat Mangan
berasosiasi dengan batugamping.
Dugaan ini berdasarkan Tiffany,
dkk. (2021) dan pada Setiarini, A,
dkk (2018) menyatakan bahwa
endapan mangan mengisi
celah/rongga pada batugamping.
21. BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil dan uraian pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pemetaan anomali medan magnet di area Dusun Sanenu Desa Bokong Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang memiliki rentang nilai -
320 nT sampai 220 nT dan terbagi menjadi tiga pola penyebaran anomali magnetik yaitu pola anomali rendah memiliki rentang nilai berkisar -320 nT
sampai -50 nT berada pada bagian barat merupakan batu pasir, pola anomali sedang memiliki rentang nilai 10 nT sampai 110 nT yang
mendominasi lokasi penelitian merupakan batu lempung dan batu pasir, sedangkan pola anomali tinggi
memiliki rentang nilai 130 nT sampai 220 nT merupakan batuan gamping berada pada bagian barat laut dan bagian timur .
2. Berdasarkan hasil pemodelan 2D pada sayatan A-A’, B-B’, C-C’ dan D-D’ menunjukkan struktur batuan bawah permukaan didominasi 3 jenis batuan
penyusun diduga mengandung mangan yaitu :
a. Batugamping yang berasosiasi dengan mineral mangan cgs unit pada sayatan 2 (B-B’), sedangkan pada sayatan 3 (C-C’) memiliki nilai
suseptibilitas antara 0.000175-0.000560 dan pada sayatan 4 (D-D’) memiliki nilai suseptibilitas antara 0.004990-0.005300.
b. Batu lempung (clay) bercampur mangan memiliki nilai suseptibilitas antara 0.009599 pada sayatan 1 (A-A’), sementara pada sayatan 2 (B-B’) tidak
ditemukan keberadaan batu lempung, pada sayatan 3 (C-C’) memiliki nilai suseptibilitas antara 0.000095, sedangkan pada sayatan 4 (D-D’)
memiliki nilai suseptibilitas antara 0.001910.
c. Batu pasir pada sayatan 1 (A-A’) memiliki nilai suseptibilitas antara 0.002000-0.007960, sayatan 2 (B-B’) memiliki nilai suseptibilitas antara
0.003400-0.003800, pada sayatan 3 (C-C’) batu pasir memiliki nilai suseptibilitas antara 0.000001, sedangkan sayatan 4 (D-D’) memiliki nilai
suseptibilitas antara 0.000770- 0.000890.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan untuk:
1. Apabila ingin mengetahui lebih banyak tentang struktur bawah permukaan di lokasi penelitian yang lebih akurat maka diperlukan metode geofisika yang
lain untuk membandingkan struktur bawah permukaan di lokasi penelitian.
2. Memperbanyak titik dan memperbesar spasi bila ingin melakukan penelitian di lokasi yang sama.