SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PEMODELANDANESTIMASISUMBERDAYAPROSPEKEMAS
EPITERMALSULFIDASIRENDAHDENGANMETODE
QUANTITATIVEKRIGINGNEIGHBOURHOODANALYSIS
SATRIADI
212201012
BAB
I
PENDAHULUAN
 Sekitar 660 ton sumberdaya emas di kawasan Indonesia dihasilkan dari
endapan epitermal (Van Leeuwen, 1994).
 Sebanyak 15,4% dari 1.044 ton emas Jawa berasal dari jenis deposit epitermal
Sulfidasi Rendah (LS) Dana et al., 2018
 Daerah penelitian berada disebelah dari lokasi prospek Arinem yang
merupakan dari busur magmatik Sunda-Banda (Sunda-Banda Arc) yang
terletak di wilayah kepulauan Indonesia di sisi selatan dari Sundaland dan
lempeng Eurasia (Carlile and Mitchell, 1994; Syafrizal et al., 2005; Yuningsih et
al., 2012; Rosana et al., 2013; Corbett and Leach, 2020).
 Secara geografis, lokasi penelitian berada di daerah Mekarbakti Kecamatan
Bungbulang Kabupaten Garut yang terletak bagian selatan Provinsi Jawa
Barat.
LATARBELAKANG
TUJUANPENELITIAN
 Membangun model geologi endapan emas epitermal sulfidasi rendah
pada daerah telitian.
 Mengestimasi sumberdaya dari data titik bor yang telah dilakukan pada
daerah telitian.
BATASANMASALAH
 Menentukan batas persebaran alterasi dan mineralisasi pada daerah
penelitian.
 Melakukan pemboran area batas persebaran alterasi dan mineralisasi
pada daerah telitian.
 Melakukan analisa geokimia secara keseluruhan terhadap core hasil
pemboran pada daerah telitian.
BAB
1
PENDAHULUAN
HIPOTESIS
 Model endapan emas epitermal sulfidasi rendah daerah telitian memiliki
geometri yang dikontrol oleh arah tegasan utama yang relatif utara-
selatan.
 Pola sebaran kadar emas pada daerah telitian cenderung searah dengan
pola sistem urat utama.
HASILYANGDIHARAPKAN
 Membangun model geologi daerah telitian
 Membangun model endapan emas tipe sulfidasi rendah daerah teitian
 Mengestimasi kualitas dan kuantitas sumberdaya emas pada daerah
telitian.
BAB
1
PENDAHULUAN
MANFAATPENELITIAN
 Hasil penelitian dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk
mengevaluasi kegiatan eksplorasi selanjutnya seperti penambahan titik
bor dan penambahan kedalaman pemboran.
 Menentukan karakteristik dan model geologi endapan emas epitermal
sulfidasi rendah berdasarkan keterdapatan data pemboran dan
channeling survei.
 Menjadi dasar pemikiran yang baru dalam suatu kegiatan eksplorasi
serupa di lokasi sekitar ataupun area lain, seperti mengatasi aspek
oversmoothing pada ordinary krigging dalam melakukan estimasi
sumberdaya.
BAB
1
PENDAHULUAN
GEOLOGIREGIONAL
BAB
2
METODOLOGI
PENELITIAN
Peta geologi regional daerah Mekarbakti dan Arinem
dan sekitarnya (Alzwar dkk., 1992)
Stratigrafi Daerah Mekarbakti
 Formasi Jampang (Tomj) berisi Andesite dan lava yang
terkekarkan,
 Formasi Bentang (Tmpb) berisi konglomerat,
batupasir tufaan, batuappung sisipan lempung.
 Breksi Tufaan (Tpv) berisi breksi, tufaan dan batupasir
 Batuan Gunungapi Tua Tak Teruraikan (Qtv) berisi
tufa, breksi tufa dan lava.
Keberadaan vein-vein pada prospek Mekarbakti dan
prospek Arinem (milik PT. Antam Tbk) berada dalam
formasi Jampang
Struktur Regional Daerah Mekarbakti
Berdasarkan peta geologi regaional lembar Garut dan
Pameungpeuk yang disusun oleh (Alzwar dkk., 1992),
struktur geologi yang dijumpai di daerah pemetaan adalah
lipatan, sesar dan kekar. Lipatan yang terbentuk berarah
sumbu barat baratlaut - timur tenggara pada Formasi
Bentang dan utara baratlaut-selatan tenggara pada
Formasi Jampang
TIPEENDAPANEPITERMAL
BAB
2
METODOLOGI
PENELITIAN
Evolusi dari skema klasifikasi yang di aplikasikan pada endapan epitermal emas-perak.
Sejak studi Lindgren 1923, 1933, telah diakui bahwa endapan epitermal terbentuk pada suhu setinggi sekitar
300 °C dan pada kedalaman dari sekitar 50 hingga 1.500 m di bawah permukaan air, dan itu endapan ini
biasanya mewakili bagian dangkal yang lebih besar, terutama subaerial, sistem hidrotermal (gbr 2.2 ; Henley
dan Ellis, 1983; Cooke dan Simmons, 2000; Simmons dan lain-lain, 2005)
EPITERMALSULFIDASIRENDAH
BAB
2
METODOLOGI
PENELITIAN
Schematic cross section showing epithermal gold-silver
deposits and other related or proximal deposit types.
Figure based on Sillitoe (2008
Schematic cross section showing epithermal gold-silver
deposits and other related or proximal deposit types.
Figure based on Sillitoe (2008
Endapan sulfidasi rendah terdiri dari beberapa tahap
kumpulan mineral berlapis yang sesuai dan tidak selaras
dan breksia (misalnya, Hishikari, Jepang, Izawa dan lain-
lain, 1990, Shikazono dan Nagayama, 1993; Midas,
Leavitt dan Arehart, 2005; Republic, Fifarek dan lain-lain,
1996; Sleeper, Nash dan lain-lain, 1991)
Derivation of low and high sulphidation fluids including arc and rift
low sulphidation. Adapted from Corbett (2001) and Corbett and
Leach (1998)
PROSEDURPENYELESAIAN
BAB
3
RENCANA
PENYELESAIAN
PENELITIAN
Interpretasi mineralisasi daerah
penelitian akan dilakukan berdasarkan
hasil kegiatan mapping dan dipadukan
dengan data dari hasil pengeboran
Interpretasi Mineralisasi
 Mean
 Median
 Modus
 Minimum
 Maximum
 Variansi
 Standard Deviasi
 Koefisien Variansi
Interpretasi Penampang Mineralisasi Section View
(Resource estimation, Viv Snowden, 2009)
Analisa statistik dilakukan pada kadar emas (Au) sebagai
mineralisasi yang utama pada area prospek ini.
Analisis Statistik
PROSEDURPENYELESAIAN
BAB
3
RENCANA
PENYELESAIAN
PENELITIAN
Analisis variogram dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan spasial antar sampel sehingga
dapat diketahui jarak antar sampel yang memiliki
korelasi spasial atau kemenerusan kadar yang akan
menjadi parameter untuk interpolasi
Analisis Variography
PROSEDURPENYELESAIAN
BAB
3
RENCANA
PENYELESAIAN
PENELITIAN
Pembuatan Wireframe Mineralisasi Urat Epitermal (Kurniawan,
2019)
Korelasi Penampang Mineralisasi (Resource estimation,
Viv Snowden, 2009)
Interpretasi mineralisasi dilakukan dengan menggunakan
metode dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D)
Pembuatan Wireframes
PROSEDURPENYELESAIAN
BAB
3
RENCANA
PENYELESAIAN
PENELITIAN
Kriging umumnya digambarkan sebagai 'penaksir varians minimum' tetapi ini hanya berlaku jika ukuran
blok dan lingkungan didefinisikan dengan benar. Metodologi untuk menilai secara kuantitatif
kesesuaian kriging neighbourhood – QKNA – melibatkan beberapa tes langsung yang dijelaskan secara
rinci.
QKNA pada tahap yang relatif awal (pengeboran dengan jarak yang lebar) dapat menjadi sangat penting
karena harapan yang tidak realistis dari nilai cut-off yang ditinggikan dapat dinaikkan dengan perkiraan
berdasarkan pencarian yang terlalu terbatas (J Vann 2003; S Jackson 2003; O Bertolli 2003)
Quantitative Kriging Neighbourhood Analysis (QKNA)
Parameter dalam Simulasi (QKNA)
 Ukuran Blok
 Jarak Pencarian
 Diskritisasi
 Jumlah Sampel Minimum dan Maksimum
Hasil Simulasi (QKNA) yang paling Optimal
 Krigging Efisiensi yang mendekati 1
 Slope Regresi yang mendekati 1
PROSEDURPENYELESAIAN
BAB
3
RENCANA
PENYELESAIAN
PENELITIAN
Block model berupa blok 3 dimensi yang dibuat berdasarkan model geologi endapan. Block model harus
melingkupi seluruh domain endapan yang telah dibuat berdasarkan interpretasi geologi data bor dan
topografi sebelumnya, dimana dalam penelitian ini endapan endapan epitrmal sulfidasi rendah hanya
difokuskan pada model urat pembawa mineralisasinya saja, dengan penentuan ukuran blok model
menggunakan metode QKNA untuk mendapatkan ukuran blok paling optimum, dimana pada daerah
penelitian dari data log bor dengan dominasi jarak bor per 100 meter
Pemodelan Blok
Blok model 3 dimensi
(Micromine 2020)
PROSEDURPENYELESAIAN
BAB
3
RENCANA
PENYELESAIAN
PENELITIAN
Teknik penksiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordinary kriging (OK) yang menggunakan
beberapa parameter dalam penaksiran kadar. Parameter penaksiran yang digunakan berdasarkan hasil
QKNA.
Penaksiran kadar dengan menggunakan Ordinary Krigging (OK )
Blok model 3 dimensi beserta grade pada
Software Micromine 2014
1. Hitung kovariansi sampel atau blok.
2. Untuk setiap titik atau blok lakukan langkah-
langkah berikut:
a. Cari sampel-sampel atau lubang bor
terdekat.
b. Hitung kovariansi antar sampel.
c. hitung kovariansi sampel dan blok.
3. Pecahkan persamaan linier untuk mencari bobot.
4. Hitung taksiran kadar untuk titik atau blok.
5. Hitung variansi kriging.
Prosedur Ordinary Krigging
PROSEDURPENYELESAIAN
BAB
3
RENCANA
PENYELESAIAN
PENELITIAN
DIAGRAM ALIR PENELITIAN
PROSEDURPENYELESAIAN
BAB
3
RENCANA
PENYELESAIAN
PENELITIAN
Jadwal Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Pemetaan Geologi Traves Mapping Alur Sungai
Channel Sampling
Pembuatan Baseline Geofisika + Data Geologi
Pembuatan Crossline Geofisika + Data Geologi
Model Interpretation (Surface Data)
Complete District Geological Mapping
2 Topography Drone (UAV) Drone Flight
BMPoint
Prosessing
3 Geofisika IP Akuisisi
Prosessing
4 Drilling Pembuatan Plan Drilling
Persiapan Akses Drilling
Drilling
Analisa Laboratorium
5 Reporting Prosessing Database Geologi
Pembuatan Model Geologi
Pembuatan Model Mineralisasi & Alterasi
Estimasi Sumberdaya
No Kegiatan Sub Detail Kegiatan
Minggu
TERIMAKASIH
BAB
3
RENCANA
PENYELESAIAN
PENELITIAN

More Related Content

Similar to PEMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA PROSPEK EMAS EPITERMAL SULFIDASI RENDAH.pptx

Presentation_Ilham Aji Dermawan.pdf
Presentation_Ilham Aji Dermawan.pdfPresentation_Ilham Aji Dermawan.pdf
Presentation_Ilham Aji Dermawan.pdfIlhamAjiDermawan
 
7251-23029-1-PB.pdf
7251-23029-1-PB.pdf7251-23029-1-PB.pdf
7251-23029-1-PB.pdfUCAHFO1
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...Hidayat Muhammad
 
DOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.pptDOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.pptHitamKaktus
 
DOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.pptDOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.pptHitamKaktus
 
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011rudyhendrawan
 
Kelompok 2 esdb
Kelompok 2 esdbKelompok 2 esdb
Kelompok 2 esdbandifebby2
 
005. bab 3. survey pendahuluan
005. bab 3. survey pendahuluan005. bab 3. survey pendahuluan
005. bab 3. survey pendahuluanHandaka Sugito
 
Ppt TA1 Jhon Richard Rahayaan_410017029.pptx
Ppt TA1 Jhon Richard Rahayaan_410017029.pptxPpt TA1 Jhon Richard Rahayaan_410017029.pptx
Ppt TA1 Jhon Richard Rahayaan_410017029.pptxCorazonDeatpoll
 
Potensi Watulimo, Trenggalek.pptx
Potensi Watulimo, Trenggalek.pptxPotensi Watulimo, Trenggalek.pptx
Potensi Watulimo, Trenggalek.pptxGustianRipi
 
Power Point_SKRIPSI Yoveyanti Hidegardis Abi.ppt
Power Point_SKRIPSI Yoveyanti Hidegardis Abi.pptPower Point_SKRIPSI Yoveyanti Hidegardis Abi.ppt
Power Point_SKRIPSI Yoveyanti Hidegardis Abi.pptMarselinaRihi1
 
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptxAnshariMatin
 
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...Zulfadli .
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3KamalFarobi
 
Paper teguh jrisetgeotam
Paper teguh jrisetgeotamPaper teguh jrisetgeotam
Paper teguh jrisetgeotamAgustina Slamet
 
ppt. MAGNETIK_MUHAMMAD ICKSAN AKBAR_R1A121020.pdf
ppt. MAGNETIK_MUHAMMAD ICKSAN AKBAR_R1A121020.pdfppt. MAGNETIK_MUHAMMAD ICKSAN AKBAR_R1A121020.pdf
ppt. MAGNETIK_MUHAMMAD ICKSAN AKBAR_R1A121020.pdfusmin
 

Similar to PEMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA PROSPEK EMAS EPITERMAL SULFIDASI RENDAH.pptx (20)

Presentation_Ilham Aji Dermawan.pdf
Presentation_Ilham Aji Dermawan.pdfPresentation_Ilham Aji Dermawan.pdf
Presentation_Ilham Aji Dermawan.pdf
 
7251-23029-1-PB.pdf
7251-23029-1-PB.pdf7251-23029-1-PB.pdf
7251-23029-1-PB.pdf
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
 
DOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.pptDOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.ppt
 
Study Kasus Eksplorasi Bijih Besi
Study Kasus Eksplorasi Bijih BesiStudy Kasus Eksplorasi Bijih Besi
Study Kasus Eksplorasi Bijih Besi
 
DOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.pptDOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.ppt
 
Leo tbt
Leo tbtLeo tbt
Leo tbt
 
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
 
Kelompok 2 esdb
Kelompok 2 esdbKelompok 2 esdb
Kelompok 2 esdb
 
005. bab 3. survey pendahuluan
005. bab 3. survey pendahuluan005. bab 3. survey pendahuluan
005. bab 3. survey pendahuluan
 
Ppt TA1 Jhon Richard Rahayaan_410017029.pptx
Ppt TA1 Jhon Richard Rahayaan_410017029.pptxPpt TA1 Jhon Richard Rahayaan_410017029.pptx
Ppt TA1 Jhon Richard Rahayaan_410017029.pptx
 
Potensi Watulimo, Trenggalek.pptx
Potensi Watulimo, Trenggalek.pptxPotensi Watulimo, Trenggalek.pptx
Potensi Watulimo, Trenggalek.pptx
 
Power Point_SKRIPSI Yoveyanti Hidegardis Abi.ppt
Power Point_SKRIPSI Yoveyanti Hidegardis Abi.pptPower Point_SKRIPSI Yoveyanti Hidegardis Abi.ppt
Power Point_SKRIPSI Yoveyanti Hidegardis Abi.ppt
 
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
 
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
 
Paper teguh jrisetgeotam
Paper teguh jrisetgeotamPaper teguh jrisetgeotam
Paper teguh jrisetgeotam
 
eksplorasi batubara
eksplorasi batubaraeksplorasi batubara
eksplorasi batubara
 
ppt. MAGNETIK_MUHAMMAD ICKSAN AKBAR_R1A121020.pdf
ppt. MAGNETIK_MUHAMMAD ICKSAN AKBAR_R1A121020.pdfppt. MAGNETIK_MUHAMMAD ICKSAN AKBAR_R1A121020.pdf
ppt. MAGNETIK_MUHAMMAD ICKSAN AKBAR_R1A121020.pdf
 

Recently uploaded

materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (8)

materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

PEMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA PROSPEK EMAS EPITERMAL SULFIDASI RENDAH.pptx

  • 2. BAB I PENDAHULUAN  Sekitar 660 ton sumberdaya emas di kawasan Indonesia dihasilkan dari endapan epitermal (Van Leeuwen, 1994).  Sebanyak 15,4% dari 1.044 ton emas Jawa berasal dari jenis deposit epitermal Sulfidasi Rendah (LS) Dana et al., 2018  Daerah penelitian berada disebelah dari lokasi prospek Arinem yang merupakan dari busur magmatik Sunda-Banda (Sunda-Banda Arc) yang terletak di wilayah kepulauan Indonesia di sisi selatan dari Sundaland dan lempeng Eurasia (Carlile and Mitchell, 1994; Syafrizal et al., 2005; Yuningsih et al., 2012; Rosana et al., 2013; Corbett and Leach, 2020).  Secara geografis, lokasi penelitian berada di daerah Mekarbakti Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut yang terletak bagian selatan Provinsi Jawa Barat. LATARBELAKANG
  • 3. TUJUANPENELITIAN  Membangun model geologi endapan emas epitermal sulfidasi rendah pada daerah telitian.  Mengestimasi sumberdaya dari data titik bor yang telah dilakukan pada daerah telitian. BATASANMASALAH  Menentukan batas persebaran alterasi dan mineralisasi pada daerah penelitian.  Melakukan pemboran area batas persebaran alterasi dan mineralisasi pada daerah telitian.  Melakukan analisa geokimia secara keseluruhan terhadap core hasil pemboran pada daerah telitian. BAB 1 PENDAHULUAN
  • 4. HIPOTESIS  Model endapan emas epitermal sulfidasi rendah daerah telitian memiliki geometri yang dikontrol oleh arah tegasan utama yang relatif utara- selatan.  Pola sebaran kadar emas pada daerah telitian cenderung searah dengan pola sistem urat utama. HASILYANGDIHARAPKAN  Membangun model geologi daerah telitian  Membangun model endapan emas tipe sulfidasi rendah daerah teitian  Mengestimasi kualitas dan kuantitas sumberdaya emas pada daerah telitian. BAB 1 PENDAHULUAN
  • 5. MANFAATPENELITIAN  Hasil penelitian dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi kegiatan eksplorasi selanjutnya seperti penambahan titik bor dan penambahan kedalaman pemboran.  Menentukan karakteristik dan model geologi endapan emas epitermal sulfidasi rendah berdasarkan keterdapatan data pemboran dan channeling survei.  Menjadi dasar pemikiran yang baru dalam suatu kegiatan eksplorasi serupa di lokasi sekitar ataupun area lain, seperti mengatasi aspek oversmoothing pada ordinary krigging dalam melakukan estimasi sumberdaya. BAB 1 PENDAHULUAN
  • 6. GEOLOGIREGIONAL BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN Peta geologi regional daerah Mekarbakti dan Arinem dan sekitarnya (Alzwar dkk., 1992) Stratigrafi Daerah Mekarbakti  Formasi Jampang (Tomj) berisi Andesite dan lava yang terkekarkan,  Formasi Bentang (Tmpb) berisi konglomerat, batupasir tufaan, batuappung sisipan lempung.  Breksi Tufaan (Tpv) berisi breksi, tufaan dan batupasir  Batuan Gunungapi Tua Tak Teruraikan (Qtv) berisi tufa, breksi tufa dan lava. Keberadaan vein-vein pada prospek Mekarbakti dan prospek Arinem (milik PT. Antam Tbk) berada dalam formasi Jampang Struktur Regional Daerah Mekarbakti Berdasarkan peta geologi regaional lembar Garut dan Pameungpeuk yang disusun oleh (Alzwar dkk., 1992), struktur geologi yang dijumpai di daerah pemetaan adalah lipatan, sesar dan kekar. Lipatan yang terbentuk berarah sumbu barat baratlaut - timur tenggara pada Formasi Bentang dan utara baratlaut-selatan tenggara pada Formasi Jampang
  • 7. TIPEENDAPANEPITERMAL BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN Evolusi dari skema klasifikasi yang di aplikasikan pada endapan epitermal emas-perak. Sejak studi Lindgren 1923, 1933, telah diakui bahwa endapan epitermal terbentuk pada suhu setinggi sekitar 300 °C dan pada kedalaman dari sekitar 50 hingga 1.500 m di bawah permukaan air, dan itu endapan ini biasanya mewakili bagian dangkal yang lebih besar, terutama subaerial, sistem hidrotermal (gbr 2.2 ; Henley dan Ellis, 1983; Cooke dan Simmons, 2000; Simmons dan lain-lain, 2005)
  • 8. EPITERMALSULFIDASIRENDAH BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN Schematic cross section showing epithermal gold-silver deposits and other related or proximal deposit types. Figure based on Sillitoe (2008 Schematic cross section showing epithermal gold-silver deposits and other related or proximal deposit types. Figure based on Sillitoe (2008 Endapan sulfidasi rendah terdiri dari beberapa tahap kumpulan mineral berlapis yang sesuai dan tidak selaras dan breksia (misalnya, Hishikari, Jepang, Izawa dan lain- lain, 1990, Shikazono dan Nagayama, 1993; Midas, Leavitt dan Arehart, 2005; Republic, Fifarek dan lain-lain, 1996; Sleeper, Nash dan lain-lain, 1991) Derivation of low and high sulphidation fluids including arc and rift low sulphidation. Adapted from Corbett (2001) and Corbett and Leach (1998)
  • 9. PROSEDURPENYELESAIAN BAB 3 RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN Interpretasi mineralisasi daerah penelitian akan dilakukan berdasarkan hasil kegiatan mapping dan dipadukan dengan data dari hasil pengeboran Interpretasi Mineralisasi  Mean  Median  Modus  Minimum  Maximum  Variansi  Standard Deviasi  Koefisien Variansi Interpretasi Penampang Mineralisasi Section View (Resource estimation, Viv Snowden, 2009) Analisa statistik dilakukan pada kadar emas (Au) sebagai mineralisasi yang utama pada area prospek ini. Analisis Statistik
  • 10. PROSEDURPENYELESAIAN BAB 3 RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN Analisis variogram dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan spasial antar sampel sehingga dapat diketahui jarak antar sampel yang memiliki korelasi spasial atau kemenerusan kadar yang akan menjadi parameter untuk interpolasi Analisis Variography
  • 11. PROSEDURPENYELESAIAN BAB 3 RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN Pembuatan Wireframe Mineralisasi Urat Epitermal (Kurniawan, 2019) Korelasi Penampang Mineralisasi (Resource estimation, Viv Snowden, 2009) Interpretasi mineralisasi dilakukan dengan menggunakan metode dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D) Pembuatan Wireframes
  • 12. PROSEDURPENYELESAIAN BAB 3 RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN Kriging umumnya digambarkan sebagai 'penaksir varians minimum' tetapi ini hanya berlaku jika ukuran blok dan lingkungan didefinisikan dengan benar. Metodologi untuk menilai secara kuantitatif kesesuaian kriging neighbourhood – QKNA – melibatkan beberapa tes langsung yang dijelaskan secara rinci. QKNA pada tahap yang relatif awal (pengeboran dengan jarak yang lebar) dapat menjadi sangat penting karena harapan yang tidak realistis dari nilai cut-off yang ditinggikan dapat dinaikkan dengan perkiraan berdasarkan pencarian yang terlalu terbatas (J Vann 2003; S Jackson 2003; O Bertolli 2003) Quantitative Kriging Neighbourhood Analysis (QKNA) Parameter dalam Simulasi (QKNA)  Ukuran Blok  Jarak Pencarian  Diskritisasi  Jumlah Sampel Minimum dan Maksimum Hasil Simulasi (QKNA) yang paling Optimal  Krigging Efisiensi yang mendekati 1  Slope Regresi yang mendekati 1
  • 13. PROSEDURPENYELESAIAN BAB 3 RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN Block model berupa blok 3 dimensi yang dibuat berdasarkan model geologi endapan. Block model harus melingkupi seluruh domain endapan yang telah dibuat berdasarkan interpretasi geologi data bor dan topografi sebelumnya, dimana dalam penelitian ini endapan endapan epitrmal sulfidasi rendah hanya difokuskan pada model urat pembawa mineralisasinya saja, dengan penentuan ukuran blok model menggunakan metode QKNA untuk mendapatkan ukuran blok paling optimum, dimana pada daerah penelitian dari data log bor dengan dominasi jarak bor per 100 meter Pemodelan Blok Blok model 3 dimensi (Micromine 2020)
  • 14. PROSEDURPENYELESAIAN BAB 3 RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN Teknik penksiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordinary kriging (OK) yang menggunakan beberapa parameter dalam penaksiran kadar. Parameter penaksiran yang digunakan berdasarkan hasil QKNA. Penaksiran kadar dengan menggunakan Ordinary Krigging (OK ) Blok model 3 dimensi beserta grade pada Software Micromine 2014 1. Hitung kovariansi sampel atau blok. 2. Untuk setiap titik atau blok lakukan langkah- langkah berikut: a. Cari sampel-sampel atau lubang bor terdekat. b. Hitung kovariansi antar sampel. c. hitung kovariansi sampel dan blok. 3. Pecahkan persamaan linier untuk mencari bobot. 4. Hitung taksiran kadar untuk titik atau blok. 5. Hitung variansi kriging. Prosedur Ordinary Krigging
  • 16. PROSEDURPENYELESAIAN BAB 3 RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN Jadwal Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 Pemetaan Geologi Traves Mapping Alur Sungai Channel Sampling Pembuatan Baseline Geofisika + Data Geologi Pembuatan Crossline Geofisika + Data Geologi Model Interpretation (Surface Data) Complete District Geological Mapping 2 Topography Drone (UAV) Drone Flight BMPoint Prosessing 3 Geofisika IP Akuisisi Prosessing 4 Drilling Pembuatan Plan Drilling Persiapan Akses Drilling Drilling Analisa Laboratorium 5 Reporting Prosessing Database Geologi Pembuatan Model Geologi Pembuatan Model Mineralisasi & Alterasi Estimasi Sumberdaya No Kegiatan Sub Detail Kegiatan Minggu