power point filsafat

1. PEMIKIRAN KRITIS DALAM
PERKEMBANGAN PERADABAN
Oleh:
Mohammad Nur Faizi Salim
(NIM: 17060464056)
2017.B

2. Pengertian Berfikir Kritis
• Menurut Beyer (Filsaime, 2008: 56) berpikir
kritis adalah sebuah cara berpikir disiplin yang
digunakan seseorang untuk mengevaluasi
validitas sesuatu (pernyataan-penyataan, ide-
ide, argumen, dan penelitian).
• Intinya berpikir kritis dapat dikatakan sebagai
keterampilan berpikir yang melibatkan proses
kognitif dan mengajak siswa untuk berpikir
reflektif terhadap permasalahan.

3. Karakteristik dan Indikator Berfikir
Kritis
• Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1. kegiatan merumuskan pertanyaan,
2. membatasi permasalahan,
3. menguji data-data,
4. menganalisis berbagai pendapat dan bias,
5. menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
6. menghindari penyederhanaan berlebihan,
7. mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan
8. mentoleransi ambiguitas.
• Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 : 54)
dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri
dari lima kelompok besar yaitu:
1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).
2. Membangun keterampilandasar (basic support).
3. Menyimpulkan (interference).
4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).
5. Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).

4. Tahapan Berfikir Kritis
• Keterampilan Menganalisis
• Keterampilan Mensintesis
• Keterampilan Mengenal dan Memecahkan
Masalah
• Keterampilan Menyimpulkan
• Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai

5. Perkembangan peradaban manusia
1. Tahap pertama disebut tahap theologis
Pada tahap ini manusia menyerahkan diri dan kehidupannya kepada
kekuatan supernatural diluar diri mereka. Kekuatan supernatural itu berasal
dari pribadi yang disebut Tuhan. Pada tahapan ini, manusia mematikan rasio
dan hanya meyakini secara buta akan pribadi yang diyakini/disebut oleh
mereka.
2. Tahap kedua disebut tahap metafisis
Pada tahap ini sebab terjadinya sesuatu tidak diserahkan lagi kepada
kekuatan supernatural dari pribadi diluar dari apa yang dapat dijangkau oleh
manusia, melainkan pada entitas metafisis yang masih dapat dipahami
melalui abstraksi-abstraksi pemikiran manusia walau bersifat spekulatif.
3. Tahap ketiga disebut tahap positif
Pada tahap ini manusia mencari sebab terjadinya suatu peristiwa berdasarkan
fakta. Sesuatu yang dapat diamati secara empiris. Melalui sesuatu yang dapat
ditangkap oleh panca inderanya dan nyata.

6. Pemikiran kritis dalam perkembangan
peradaban
• Pemikiran kritis sangat mempengaruhi perkembangan
peradaban manusia. Bila dahulu, manusia hanya
mengandalkan kekuatan supranatural di luar dirinya
sebagaimana yang terjadi pada tahap theologis, maka
lama kelamaan seiring dengan perkembangan
pemikiran manusia, manusia sudah mulai
mengandalkan rasionya. Manusia menilai segala
sesuatu berdasarkan fakta. Hal ini sebagaimana yang
terjadi pada tahap positif. Intinya, pemikiran kritis
memberikan dampak yang baik bagi perkembangan
peradaban manusia dari yang hanya percaya tahayul
menjadi lebih rasional.