Pengembangan modul matematika_pada_materi_himpunan_dengan_pendekatanFenny Rahma
Skripsi ini membahas pengembangan modul matematika pada materi himpunan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di SMP Negeri 10 Palembang. Modul dikembangkan melalui langkah-langkah validasi, evaluasi, dan revisi untuk menghasilkan modul yang valid dan praktis. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek potensial penggunaan modul tersebut terhadap hasil belajar siswa, yang diukur melalui nilai soal
Dokumen tersebut membahas tentang penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan penelitian reflektif yang dilakukan guru untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas melalui siklus rencana-tindakan-observasi-refleksi. Dokumen ini menjelaskan definisi, tujuan, karakteristik, prosedur, dan manfaat dari pelaksanaan PTK bagi peningkatan kualitas pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII.A SMPN 5 Takalar pada konsep ekosistem melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa menjadi 63% pada siklus pertama dan 72% pada siklus kedua, serta peningkatan hasil belajar menjadi 42,86% pada siklus pertama dan 67,86% pada sik
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan yang meliputi pengertian, fase-fase, dan penerapannya dalam pembelajaran matematika. Model ini menekankan penemuan konsep atau prinsip baru melalui masalah yang direkayasa guru dan menuntun siswa untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, memverifikasi hasil, dan menarik kesimpulan umum.
Pengembangan modul matematika_pada_materi_himpunan_dengan_pendekatanFenny Rahma
Skripsi ini membahas pengembangan modul matematika pada materi himpunan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di SMP Negeri 10 Palembang. Modul dikembangkan melalui langkah-langkah validasi, evaluasi, dan revisi untuk menghasilkan modul yang valid dan praktis. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek potensial penggunaan modul tersebut terhadap hasil belajar siswa, yang diukur melalui nilai soal
Dokumen tersebut membahas tentang penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan penelitian reflektif yang dilakukan guru untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas melalui siklus rencana-tindakan-observasi-refleksi. Dokumen ini menjelaskan definisi, tujuan, karakteristik, prosedur, dan manfaat dari pelaksanaan PTK bagi peningkatan kualitas pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII.A SMPN 5 Takalar pada konsep ekosistem melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa menjadi 63% pada siklus pertama dan 72% pada siklus kedua, serta peningkatan hasil belajar menjadi 42,86% pada siklus pertama dan 67,86% pada sik
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan yang meliputi pengertian, fase-fase, dan penerapannya dalam pembelajaran matematika. Model ini menekankan penemuan konsep atau prinsip baru melalui masalah yang direkayasa guru dan menuntun siswa untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, memverifikasi hasil, dan menarik kesimpulan umum.
Media acak gambar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V IPS di SDN Karangmojo 1 tentang konsep jenis usaha di Indonesia melalui 3 langkah: (1) membuat media acak gambar berbasis materi, (2) mengajarkan materi dengan bermain menyusun gambar, (3) menilai pemahaman siswa.
PTK ini membahas implementasi model pembelajaran NHT dengan metode Arjuna dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V di SDN 7 Gegelang. Penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model tersebut, dengan presentase ketuntasan mencapai 98% pada siklus II.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran sifat-sifat cahaya pada siswa SD melalui model discovery learning. Hasilnya menunjukkan peningkatan perhatian, keaktifan, dan kerjasama siswa, serta peningkatan hasil belajar dari 69% menjadi 94%. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sifat-sifat cahaya melalui discovery learning berjalan efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan representasi verbal dan matematis siswa kelas VIII MTsN 8 Kediri melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode tugas terstruktur berbasis lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan representasi verbal dan matematis siswa setelah diterapkannya model pembelajaran tersebut.
Dokumen ini membahas tentang penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dokumen ini menjelaskan tahapan melaksanakan PTK mulai dari identifikasi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, hingga refleksi. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan
Model ASSURE merupakan model perancangan pengajaran yang terdiri daripada 6 langkah untuk menganalisis pelajar, menyatakan objektif, memilih kaedah dan sumber, menggunakan sumber, melibatkan pelajar, serta menilai dan mengubahsuai proses pengajaran. Model ini membantu guru merancang pengajaran dan pembelajaran secara sistematik di dalam bilik darjah.
Penelitian ini menguji pengaruh model pembelajaran ASSURE terhadap motivasi dan hasil belajar siswa SMA tentang kerusakan lingkungan hidup. Siswa kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran menggunakan model ASSURE, sedangkan kelas kontrol tidak. Hasilnya menunjukkan peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Kendala pelaksanaannya adalah kesulitan memadukan mater
Metode Penelitian PTK (PAK) Pendidikan Agama Kristendedevrylizzer
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan cara mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakan tindakan, mengamati hasilnya, dan merefleksikan untuk perbaikan berikutnya. Tujuan PTK adalah memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta kinerja guru dan
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Terdiri dari beberapa bagian utama yaitu pengertian rencana pembelajaran dan kaitannya dengan silabus, komponen-komponen penting dalam membuat rencana pembelajaran seperti tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.
Penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menunjukkan peningkatan rata-rata nilai belajar siswa, persentase keberhasilan, keaktifan bertanya, dan penguasaan konsep setelah penerapan metode mind mapping.
Jurnal 1 mengkaji bagaimana integrasi aktiviti kesenian dalam pembelajaran sosial dapat meningkatkan penyertaan dan motivasi pelajar. Jurnal 2 meneliti pendekatan pembelajaran berasaskan masalah dalam pendidikan profesional berterusan di mana pelajar bekerja secara kolaboratif dalam kumpulan. Jurnal 3 mengkaji kolaborasi antara guru sekolah dan guru tadika selama 4 tahun untuk meningkatkan amalan profesional masing-masing
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan prosedur pengembangan sistem instruksional. Prinsip-prinsipnya mencakup penggunaan reward, transfer pengetahuan, contoh positif dan negatif, persiapan mental siswa, dan penggunaan media. Prosedurnya meliputi spesifikasi tujuan, data siswa, metode mengajar, evaluasi, dan model-model seperti 4D, Kemp, dan PPSI. Tujuannya agar mahasiswa memahami prinsip dan prosed
Evaluasi pelatihan, Kelompok 12 - Intervensi OrganisasiKhalistaKhalyana
Evaluasi program pelatihan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) bagi 100 guru matematika di Sumatera Selatan menunjukkan hasil positif. Peserta memberikan reaksi sangat positif terhadap pelatihan dan menunjukkan pemahaman yang baik terhadap materi PMRI.
Model Assure merupakan model pembelajaran yang terdiri dari 6 tahapan, yaitu: (1) menganalisis siswa, (2) menentukan standar dan tujuan, (3) memilih metode, media, dan materi, (4) menggunakan media dan materi, (5) melibatkan partisipasi siswa, dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Media acak gambar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V IPS di SDN Karangmojo 1 tentang konsep jenis usaha di Indonesia melalui 3 langkah: (1) membuat media acak gambar berbasis materi, (2) mengajarkan materi dengan bermain menyusun gambar, (3) menilai pemahaman siswa.
PTK ini membahas implementasi model pembelajaran NHT dengan metode Arjuna dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V di SDN 7 Gegelang. Penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model tersebut, dengan presentase ketuntasan mencapai 98% pada siklus II.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran sifat-sifat cahaya pada siswa SD melalui model discovery learning. Hasilnya menunjukkan peningkatan perhatian, keaktifan, dan kerjasama siswa, serta peningkatan hasil belajar dari 69% menjadi 94%. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sifat-sifat cahaya melalui discovery learning berjalan efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan representasi verbal dan matematis siswa kelas VIII MTsN 8 Kediri melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode tugas terstruktur berbasis lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan representasi verbal dan matematis siswa setelah diterapkannya model pembelajaran tersebut.
Dokumen ini membahas tentang penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dokumen ini menjelaskan tahapan melaksanakan PTK mulai dari identifikasi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, hingga refleksi. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan
Model ASSURE merupakan model perancangan pengajaran yang terdiri daripada 6 langkah untuk menganalisis pelajar, menyatakan objektif, memilih kaedah dan sumber, menggunakan sumber, melibatkan pelajar, serta menilai dan mengubahsuai proses pengajaran. Model ini membantu guru merancang pengajaran dan pembelajaran secara sistematik di dalam bilik darjah.
Penelitian ini menguji pengaruh model pembelajaran ASSURE terhadap motivasi dan hasil belajar siswa SMA tentang kerusakan lingkungan hidup. Siswa kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran menggunakan model ASSURE, sedangkan kelas kontrol tidak. Hasilnya menunjukkan peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Kendala pelaksanaannya adalah kesulitan memadukan mater
Metode Penelitian PTK (PAK) Pendidikan Agama Kristendedevrylizzer
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan cara mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakan tindakan, mengamati hasilnya, dan merefleksikan untuk perbaikan berikutnya. Tujuan PTK adalah memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta kinerja guru dan
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Terdiri dari beberapa bagian utama yaitu pengertian rencana pembelajaran dan kaitannya dengan silabus, komponen-komponen penting dalam membuat rencana pembelajaran seperti tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.
Penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menunjukkan peningkatan rata-rata nilai belajar siswa, persentase keberhasilan, keaktifan bertanya, dan penguasaan konsep setelah penerapan metode mind mapping.
Jurnal 1 mengkaji bagaimana integrasi aktiviti kesenian dalam pembelajaran sosial dapat meningkatkan penyertaan dan motivasi pelajar. Jurnal 2 meneliti pendekatan pembelajaran berasaskan masalah dalam pendidikan profesional berterusan di mana pelajar bekerja secara kolaboratif dalam kumpulan. Jurnal 3 mengkaji kolaborasi antara guru sekolah dan guru tadika selama 4 tahun untuk meningkatkan amalan profesional masing-masing
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan prosedur pengembangan sistem instruksional. Prinsip-prinsipnya mencakup penggunaan reward, transfer pengetahuan, contoh positif dan negatif, persiapan mental siswa, dan penggunaan media. Prosedurnya meliputi spesifikasi tujuan, data siswa, metode mengajar, evaluasi, dan model-model seperti 4D, Kemp, dan PPSI. Tujuannya agar mahasiswa memahami prinsip dan prosed
Evaluasi pelatihan, Kelompok 12 - Intervensi OrganisasiKhalistaKhalyana
Evaluasi program pelatihan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) bagi 100 guru matematika di Sumatera Selatan menunjukkan hasil positif. Peserta memberikan reaksi sangat positif terhadap pelatihan dan menunjukkan pemahaman yang baik terhadap materi PMRI.
Model Assure merupakan model pembelajaran yang terdiri dari 6 tahapan, yaitu: (1) menganalisis siswa, (2) menentukan standar dan tujuan, (3) memilih metode, media, dan materi, (4) menggunakan media dan materi, (5) melibatkan partisipasi siswa, dan (6) mengevaluasi hasil pembelajaran. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Simulasi praktik mengajar dilakukan di SMA Negeri 1 Pekanbaru dengan materi pencatatan jurnal umum dan buku besar. Video menampilkan kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif, dimana siswa dibagi kelompok untuk mengerjakan soal pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum dan buku besar.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Dokumen tersebut membahas prosedur umum pembelajaran terpadu yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran terpadu terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pendahuluan, inti, dan akhir. Pada kegiatan pendahuluan guru menciptakan kondisi belajar dan memberikan acuan, sedangkan pada kegiatan inti guru menyajikan materi secara terpadu
Dokumen tersebut membahas tentang belajar dan pembelajaran, mencakup hakikat dan tujuan pendidikan, perbedaan antara mendidik dan mengajar, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar, serta jenis-jenis tujuan dan perilaku yang menjadi dasar penentuan tujuan pembelajaran.
Proposal penelitian tindakan kelas ini membahas upaya peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran fisika melalui model belajar kooperatif think pair and share untuk meningkatkan pemahaman konsep. Penelitian ini dilaksanakan di SMK RISTEK KIKIN JAKARTA melalui tiga siklus untuk mengamati peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai Lesson Study, yaitu suatu amalan kolaboratif antara guru-guru untuk merancang, mengajar, memerhatikan, dan merefleksikan pelajaran agar dapat terus ditingkatkan. Lesson Study berasal dari Jepun dan telah berkembang ke berbagai negara lain sebagai model perkembangan profesional guru yang berkesan. Dokumen ini juga menjelaskan proses dan perkembangan Lesson Study di Malaysia.
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin
Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XII IPS.3 SMA 1 Sragi pada materi program linear melalui model pembelajaran Think Pair Share. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas siswa sebesar 20,90%, respon siswa 6,98%, pengelolaan pembelajaran 21,23%, dan hasil belajar dengan peningkatan rata-rata 14,30% dan ketuntasan 46,65%.
Praktik ini menggunakan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII pada materi zat aditif. Guru mengidentifikasi rendahnya motivasi belajar siswa dan merancang pembelajaran partisipatif menggunakan LKPD dan evaluasi online. Pelaksanaan pembelajaran menunjukkan peningkatan aktivitas dan motivasi siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi pendidikan yang mencakup teori belajar mengajar, pendidikan orang dewasa, metode pembelajaran, pengelolaan kelas, dan evaluasi pembelajaran.
Similar to Power point efektifitas pembelajaran Advance organizer Vs Konvensional (20)
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Power point efektifitas pembelajaran Advance organizer Vs Konvensional
1. EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN ADVANCE
ORGANIZER MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP
KELAS VIII
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN ADVANCE
ORGANIZER MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP
KELAS VIII
3. 1.1 LATAR BELAKANG1.1 LATAR BELAKANG
PELAJARAN FISIKA
SULIT DAN MENAKUTKAN
PELAJARAN FISIKA
SULIT DAN MENAKUTKAN
PROSES PEMBELAJARAN
KONVENSIONALDOMINAN
PROSES PEMBELAJARAN
KONVENSIONALDOMINAN
RENDAHNYA AKTIVITAS
DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA
RENDAHNYA AKTIVITAS
DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA SMP KELAS VIII
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA SMP KELAS VIII
4. 1.2 RUMUSAN MASALAH1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah aktivitas belajar fisika siswa melalui model
pembelajaran advance organizer lebih tinggi dibanding
model pembelajaran konvensional?
1. Apakah aktivitas belajar fisika siswa melalui model
pembelajaran advance organizer lebih tinggi dibanding
model pembelajaran konvensional?
2. Apakah prestasi belajar fisika siswa melalui model
pembelajaran advance organizer lebih tinggi dibanding
model pembelajaran konvensional?
2. Apakah prestasi belajar fisika siswa melalui model
pembelajaran advance organizer lebih tinggi dibanding
model pembelajaran konvensional?
5. 1.3 TUJUAN PENELITIAN1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui efektifitas model pembelajaran advance
organizer dan model pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa SMP NU
Bululawang tahun ajaran 2012/2013.
1. Mengetahui efektifitas model pembelajaran advance
organizer dan model pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa SMP NU
Bululawang tahun ajaran 2012/2013.
2. Mengetahui efektifitas model pembelajaran advance
organizer dalam meningkatkan prestasi belajar fisika siswa
SMP NU Bululawang tahun ajaran 2012/2013.
2. Mengetahui efektifitas model pembelajaran advance
organizer dalam meningkatkan prestasi belajar fisika siswa
SMP NU Bululawang tahun ajaran 2012/2013.
6. 1.4 MANFAAT PENELITIAN1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Guru
Bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam
menentukan strategi pembelajaran yang bervariasi
1. Guru
Bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam
menentukan strategi pembelajaran yang bervariasi
2. Siswa
` Siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
prestasi belajar dapat meningkat
2. Siswa
` Siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
prestasi belajar dapat meningkat
3. Peneliti
Bahan masukan dalam mempersiapkan diri sebagai
tenaga pendidik pada masa yang akan datang.
3. Peneliti
Bahan masukan dalam mempersiapkan diri sebagai
tenaga pendidik pada masa yang akan datang.
4. Sekolah
Dapat memberikan informasi tentang suatu
pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu advance
organizer yang melibatkan partisipasi aktif dari siswa.
4. Sekolah
Dapat memberikan informasi tentang suatu
pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu advance
organizer yang melibatkan partisipasi aktif dari siswa.
7. 1.5 DEFINISI OPERASIONAL1.5 DEFINISI OPERASIONAL
1. Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu cara belajar
untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran. Advance Organizer
terdiri atas tiga fase kegiatan. Fase pertama, presentasi
pengorganisasian awal, fase kedua presentasi tugas materi
pembelajaran, dan fase ketiga penguat organisasi kognitif sudah ada
agar terjadi proses belajar secara aktif.
1. Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu cara belajar
untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran. Advance Organizer
terdiri atas tiga fase kegiatan. Fase pertama, presentasi
pengorganisasian awal, fase kedua presentasi tugas materi
pembelajaran, dan fase ketiga penguat organisasi kognitif sudah ada
agar terjadi proses belajar secara aktif.
2. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan
dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai
tujuan belajar. Aktivitas yang diukur ada 7 aspek:
1.Memperhatikan apa yang disampaikan guru.
2.Menjawab pertanyaan dari guru.
3.Mengerjakan LKS.
4.Bekerja sama dengan teman satu kelompok.
5.Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar.
6.Mempresentasikan jawaban di depan kelas.
7.Merespon jawaban.
2. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan
dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai
tujuan belajar. Aktivitas yang diukur ada 7 aspek:
1.Memperhatikan apa yang disampaikan guru.
2.Menjawab pertanyaan dari guru.
3.Mengerjakan LKS.
4.Bekerja sama dengan teman satu kelompok.
5.Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar.
6.Mempresentasikan jawaban di depan kelas.
7.Merespon jawaban.
8. 3. Prestasi belajar adalah jumlah skor yang diperoleh
siswa setelah mengikuti tes pada setiap tahap
pelaksanaan. Prestasi ini menyangkut aspek kognitif
yang meliputi:
• Tingkat pengetahuan (C1),
• Tingkat pemahaman (C2),
•Tingkat aplikasi (C3)
• Analisis (C4)
3. Prestasi belajar adalah jumlah skor yang diperoleh
siswa setelah mengikuti tes pada setiap tahap
pelaksanaan. Prestasi ini menyangkut aspek kognitif
yang meliputi:
• Tingkat pengetahuan (C1),
• Tingkat pemahaman (C2),
•Tingkat aplikasi (C3)
• Analisis (C4)
10. 2.1 PEMBELAJARAN2.1 PEMBELAJARAN
FISIKAFISIKA
Pembelajaran fisika
merupakan
bagian dari pendidikan sains
(IPA), dalam pembelajaran
sains guru diharapkan dalam
proses penyampaian materi
pelajaran harus dikaitkan
dengan kehidupan nyata yang
ada di lingkungan sekitarnya
agar siswa ikut aktif dalam
belajar sains dan diharapkan
mampu mengaitkan
pengetahuan yang
diperolehnya dengan
kehidupan mereka.
Pembelajaran fisika
merupakan
bagian dari pendidikan sains
(IPA), dalam pembelajaran
sains guru diharapkan dalam
proses penyampaian materi
pelajaran harus dikaitkan
dengan kehidupan nyata yang
ada di lingkungan sekitarnya
agar siswa ikut aktif dalam
belajar sains dan diharapkan
mampu mengaitkan
pengetahuan yang
diperolehnya dengan
kehidupan mereka.
2.2 MODEL2.2 MODEL
PEMBELAJARANPEMBELAJARAN
Model pembelajaran
adalah
suatu pola atau rencana
yang sudah direncanakan
sedemikian rupa dan
digunakan untuk
menyusun kurikulum,
mengatur materi
pelajaran, dan memberi
petunjuk kepada guru
dalam mengajar di
kelasnya.
11. 2.2 MODEL ADVANCE ORGANIZER
Model pembelajaran advance organizer
merupakan suatu cara belajar untuk
memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan
dengan pengetahuan yang telah ada pada
pembelajaran, artinya setiap pengetahuan
mempunyai struktur konsep tertentu yang
membentuk kerangka dari sistem pemrosesan
informasi yang dikembangkan dalam
pengetahuan (ilmu) itu
Model pembelajaran advance organizer
merupakan suatu cara belajar untuk
memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan
dengan pengetahuan yang telah ada pada
pembelajaran, artinya setiap pengetahuan
mempunyai struktur konsep tertentu yang
membentuk kerangka dari sistem pemrosesan
informasi yang dikembangkan dalam
pengetahuan (ilmu) itu
12. Fase-Fase Dalam Advance Organizer
FASE I
Presentasi Advance
Organizer
1. Mengklarifikasikan
tujuan-tujuan
pelajaran.
2. Menyajikan
organizer :
a.Mengidentifikasikan
defenisi ciri-ciri tertentu
(karakteristik).
b.Memberi contoh-
contoh.
c.Menyajikan konteks.
d.Mengulang
3. Mendorong
kesadaran
pengetahuan dan
pengalaman siswa.
FASE II
Presentasi Tugas/
Materi
Pembelajaran
1. Menyajikan
materi.
2. Mempertahanka
n perhatian.
3. Memperjelas
aturan materi.
4. Memperjelas
pengolahan
menjadi
pembelajaran
yang masuk
akal.
FASE III
Memperkuat
Pengolahan
Kognitif
1.Menggunakan
prinsip-prinsip
rekonsilasi integratif.
2.Menganjurkan
pembelajaran
resepsi aktif.
3.Membangkitkan
pendekatan kritis
pada mata
pelajaran.
4.Mengklarifikasi.
13. 2.4. AKTIVITAS BELAJAR
Aktivitas
Belajar
merupakan
segala kegiatan
yang dilakukan
dalam proses
interaksi (guru
dan siswa)
dalam rangka
mencapai
tujuan belajar
1. Visual Activities
2. Oral Activities
3. Listening Activities
4. Writing Activities
5. Drawing Activities
6. Motor Activities
7. Mental activities
8. Emotional Activities
14. 2.5. PRESTASI BELAJAR
Prestasi Belajar
adalah
perubahan tingkah laku kearah tercapainya tujuan
pengajaran yang dapat diukur dan dinilai dari hasil belajar
mereka
Prestasi Belajar
adalah
perubahan tingkah laku kearah tercapainya tujuan
pengajaran yang dapat diukur dan dinilai dari hasil belajar
mereka
Prestasi Belajar Fisika
adalah
hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami
proses pembelajaran fisika
15. 2.6. KERANGKA BERPIKIR
Model pembelajaran Advance organizer digunakan untuk
mengatasi kesulitan siswa yaitu mengarahkan dan menolong siswa
mengingat kembali materi yang berhubungan dengan materi yang
akan dipelajari, membantu siswa menanamkan pengetahuan baru
sehingga pengetahuan lebih bermakna dan relevan bagi siswa.
Sehingga tercipta perhatian peserta didik, terjadi interaksi antar
siswa, terjalin kerjasama yang baik dalam kelompok, dan siswa
lebih aktif berdiskusi mengenai materi yang disampaikan guru,
serta menemukan sendiri berbagai konsep. Yang pada akhirnya
menumbuhkan aktivitas belajar siswa dan meningkatkan prestasi
belajar siswa.
16. KerangkaBerppikirPelaksanaanModel
AdvanceOrganizer
1. Memperhatikan apa yang disampaikan guru.
2. Menjawab pertanyaan dari guru.
3. Mengerjakan LKS yang diberikan guru.
4. Bekerja sama dengan teman satu kelompok.
5. Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar
mengajar.
6. Mempresentasikan jawaban di depan kelas.
7. Merespon jawaban teman
ADVANCE ORGANIZER
1. Mengarahkan dan menolong siswa mengingat kembali
informasi yang berhubungan dengan materi yang akan
dipelajari.
2. Membantu menanamkan pengetahuan baru.
3. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa
1. Tercipta perhatian peserta didik
2. Terjadi interaksi antar siswa.
3. Terjalin kerjasama yang baik dalam
kelompok.
4. Lebih aktif berdiskusi mengenai materi
yang disampaikan guru.
5. Siswa menemukan sendiri berbagai
konsep.
Menimbulkan
Menumbuhkan
AKTIVITAS
PRESTASI BELAJAR
Meningkatkan
Aspek yang diukur
17. 2.7. HIPOTESIS
HO = Tidak terdapat perbedaan aktivitas dan prestasi
belajar antara model pembelajaran Advance Organizer dan
model konvensional.
HO = Tidak terdapat perbedaan aktivitas dan prestasi
belajar antara model pembelajaran Advance Organizer dan
model konvensional.
Ha = Terdapat perbedaan aktivitas dan prestasi belajar
antara model pembelajaran Advance Organizer dan model
konvensional.
Ha = Terdapat perbedaan aktivitas dan prestasi belajar
antara model pembelajaran Advance Organizer dan model
konvensional.
19. 3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Menggunakan rancangan penelitian quasi exsperiment atau
eksperimen semu, jadi penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian kualitatif kuantitatif.
Menggunakan rancangan penelitian quasi exsperiment atau
eksperimen semu, jadi penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian kualitatif kuantitatif.
Desain penelitian ini menggunakan The posttest-only control
group design.
Desain penelitian ini menggunakan The posttest-only control
group design.
Kelompok Treatment Post Test
Eksperimen X O
Kontrol - O
20. 3.2 POPULASI DAN SAMPEL
VIII A
VIII B VIII C
VIII EVIII D
POPULASI
PURPOSIVE
SAMPLING
KELAS EKPERIMEN
VIII A dan VIII B
KELAS KONTROL
VIII D dan VIII E
SAMPEL
21. 3.3 VARIABEL PENELITIAN
2 BUAH
VARIABEL
1. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi. Variabel bebas adalah
model pembelajaran Advance Organizer.
2. Variabel terikat adalah variabel yang
merupakan akibat. variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Aktivitas dan prestasi
belajar siswa.
22. 3.4 INSTRUMEN
PENELITIAN
1. Instrumen Perlakuan
a. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
b.Skenario Pembelajaran
c. Lembar Kerja Siswa
(LKS)
1. Instrumen Perlakuan
a. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
b.Skenario Pembelajaran
c. Lembar Kerja Siswa
(LKS)
2. Instrumen Pengukuran
a. Prestasi
b. Observasi Profil
Aktivitas Siswa
2. Instrumen Pengukuran
a. Prestasi
b. Observasi Profil
Aktivitas Siswa
3.5 PROSEDUR
PENELITIAN
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian
3. Tahap Pengolahan dan
Analisa Data
23. 3.6 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
1. Nilai kemampuan awal
dengan mengambil
data dari dokumentasi
sekolah nilai UAS
semester ganjil.
2. Observasi Aktivitas
belajar siswa
3. Pengukuran aspek
kognitif atau prestasi
belajar siswa.
24. 3.7. ANALISA UJI INSTRUMEN
KESUKARAN BUTIR
SOAL
P= B / JS
DAYA BEDA BUTIR SOAL
D= BA / JA - BB / JB
JA = JB = 27 % x N
VALIDITAS BUTIR SOAL
Rpbis= mp-mq/SD . √pq
Mp= x1/ B Mq= x2/ SƩ Ʃ Ʃ Ʃ
q = 1-p p= B/NƩ
RELIABILITAS
25. 3.8. TEKNIK ANALISA DATA
1. Uji Persyaratan
Analisis
a. Uji Normalitas
χ²= (Ʃ fo – fh)² / fh
a. Uji Homogenitas
Fhitung = (sd₁)² / (sd₂)²
2. Pengujian Hipotesis
t = X₁-X₂/ √ JK₁- JK₂/
N₁+N₂- 2(1/N ₁ +1/ N₂)
JK = X²- ( X)² / NƩ Ʃ
27. 4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Analisis Instrumen Tes4.1.1 Analisis Instrumen Tes
• Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis
berbentuk obyektif yang berjumlah 30 soal dengan 4
alternatif jawaban.
•Data yang diperoleh dari hasil ujicoba kemudian
dianalisis untuk mengetahui kelayakan instrumen
tersebut.
•15 butir soal yang digunakan adalah soal yang memiliki
kriteria terbaik, dari 15 butir soal tersebut kemudian
dihitung reliabilitas perangkat tes yakni sebesar 0,62
yang tergolong pada kriteria tinggi
28. 4.1.2 Kemampuan Awal
a. Kemampuan Awal Kelas
Eksperimen
a. Kemampuan Awal Kelas
Eksperimen
b. Kemampuan Awal Kelas
Kontrol
b. Kemampuan Awal Kelas
Kontrol
Variabel Kelas
Eksperimen
N 44
65,18
Sd 4,96
−
X
Variabel Kelas
Kontrol
N 39
62,41
Sd 5,04
−
X
−
x
−
x
29. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Kelas Eksperimen
No Interval Kelas Fo fr (%) fk Nilai Nyata
1 54 – 56 1 2.27 1 53.5 - 56.5
2 57 – 59 7 15.91 8 56.5 - 59.5
3 60 – 62 4 9.09 12 59.5 – 62.5
4 63 – 65 8 18.18 20 62.5 – 65.5
5 66 – 68 12 27.27 32 65.5 – 68.5
6 69 – 71 8 18.18 40 68.5 – 71.5
7 72 - 74 4 9.09 44 71.5 – 74.5
Jumlah 44 100
Range (R) = 21
Kelas Interval (K) = 7
Panjang Kelas = 3
30. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Kelas Kontrol
Range (R) = 19
Kelas Interval (K) = 7
Panjang Kelas = 3
No Interval Kelas Fo fr (%) fk Nilai
Nyata
1 51 - 53 3 7.69 3 50.5 – 53.5
2 54 -56 3 7.69 6 53.5 – 56.5
3 57 - 59 6 15.38 12 56.5 – 59.5
4 60 -62 6 15.38 18 59.5 – 62.5
5 63 - 65 7 17.95 25 62.5 – 65.5
6 66 - 68 12 30.77 37 65.5 – 68.5
7 69 - 71 2 5.13 39 68.5 – 71.5
Jumlah 39 100
31. 4.1.2 Aktivitas Belajar
−
X
−
X
−
x
−
x
NO Indikator Aktivitas Eksperimen Kontrol
1 Memperhatikan apa yang disampaikan guru 73% 65%
2 Menjawab pertanyaan dari guru 66% 61%
3
Mengerjakan LKS/Tugas Terstruktur yang diberikan
guru
73% 68%
4 Bekerja sama dengan teman satu kelompok 68% 61%
5
Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan belajar mengajar
69% 58%
6 Mempresentasikan jawaban di depan kelas 73% 61%
7 Merespon jawaban teman 74% 60%
Aktivitas Belajar Siswa 71% 62%
Persentase Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
32. a. Aktivitas BelajarKelas
Eksperimen
a. Aktivitas BelajarKelas
Eksperimen
b. Aktivitas Bealajar Kelas
Kontrol
b. Aktivitas Bealajar Kelas
Kontrol
Variabel Kelas
Eksperimen
N 10
70
Sd 7,27
Variabel Kelas
Kontrol
N 10
62
Sd 6,33
−
x
−
x
33. Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Kelas
Eksperimen
Range (R) = 23
Kelas Interval (K) = 4
Panjang Kelas = 6
No Interval Kelas Fo fr (%) fk Nilai
Nyata
1
60 - 65 3 30 3 59.5 - 65.5
2
66 - 71 3 30 6 65.5 - 71.5
3
72 - 77 3 30 9 71.5 - 77.5
4
78 - 83 1 10 10 77.5 - 83.5
Jumlah 10 100
34. Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Kelas
Kontrol
Range (R) = 18
Kelas Interval (K) = 4
Panjang Kelas = 5
No Interval
Kelas
Fo fr
(%)
fk Nilai
Nyata
1
54-58 3 30 3
53.5-
58.5
2
59-63 4 40 7
58.5-
63.5
3
64-68 1 10 8
63.5-
68.5
4
69-73 2 20 10
68.5-
73.5
Jumlah 10 100
35. 4.1.3 Prestasi Belajar
a. Prestasi Belajar Kelas
Eksperimen
a. Prestasi Belajar Kelas
Eksperimen
b. Prestasi Belajar Kelas
Kontrol
b. Prestasi Belajar Kelas
Kontrol
Variabel Kelas
Eksperimen
N 44
70,52
Sd 8,21
−
X
Variabel Kelas
Kontrol
N
38
64,18
Sd 6,34
−
X
−
x
−
x
36. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kelas
Eksperimen
Range (R) = 53
Kelas Interval (K) = 7
Panjang Kelas = 8
No Interval Kelas Fo fr (%) fk Nilai Nyata
1 40 - 47 9 20.45 9 39.5 - 47.5
2 48 - 55 2 4.55 11 47.5 - 55.5
3 56 - 63 6 13.64 17 55.5 - 63.5
4 64 - 71 1 2.27 18 63.5 - 71.5
5 72 - 79 5 11.36 23 71.5 - 79.5
6 80 - 87 11 25.00 34 79.5 - 87.5
7 88 - 95 10 22.73 44 87.5 - 95.5
Jumlah 44 100
37. Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Kelas
Kontrol
Range (R) = 52
Kelas Interval (K) = 7
Panjang Kelas = 8
No Interval Kelas Fo fr (%) fk
Nilai
Nyata
1 33 - 40 6 15.79 2 32.5 – 40.5
2 41 - 48 2 5.26 7 40.5 – 48.5
3 49 - 56 1 2.63 14 48.5 – 56.5
4 57 - 64 4 10.53 17 56.5 – 64.5
5 65 - 72 8 21.05 24 64.5 – 72.5
6 73 - 80 15 39.47 35 72.5 – 80.5
7 81 - 88 2 5.26 38 80.5 – 88.5
Jumlah 38 100
38. 4.2 Pengujian Statisktik Kemampuan Awal,
Aktivitas dan Prestasi Belajar
4.2.1 Uji Analisis
a. Uji Normalitas
Kemampuan
Awal
Kelas db X2
hitung X2
tabel Keterangan
Eksperimen 6 4,83 12,59 Normal
Kontrol 6 9,91 12,59 Normal
Aktivitas
Belajar
Eksperimen 3 1,93 7,81 Normal
Kontrol 3 3,00 7,81 Normal
Prestasi
Belajar
Eksperimen 6 11,03 12,59 Normal
Kontrol 6 10,85 12,59 Normal
39. b. Uji Homogenitas
Kemampuan
Awal
Kelompok Sd fhitung ftabel Keterangan
Eksperimen 4,96
0,97 1,71
Homogen
Kontrol 5,04 Homogen
Aktivitas
Belajar
Eksperimen 7,27
1,32 3,18
Homogen
Kontrol 6,33 Homogen
Prestasi
Belajar
Eksperimen 8,21
1,68 1,71
Homogen
Kontrol 6,43 Homogen
40. 4.2.2 Uji Hipotesis
Variabel db thitung ttabel
Kemampuan Awal 81 1,57 2,00
Aktivitas Belajar 18 2,72 2,10
Prestasi Belajar 80 2,83 2,00
41. 4.3 PEMBAHASAN
1. Kemampuan awal : thitung =1,57 dan ttabel =2,00 pada taraf signifikansi 5 %
dan derajat kebebasan 81. Karena thitung < ttabel menyebabkan ho diterima dan
ha ditolak berarti kesimpulannya “Tidak ada perbedaan nilai kemampuan awal
belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol”
2. Aktivitas Belajar : thitung = 2,72 dan ttabel =2,10 pada taraf signifikansi 5 %
dan derajat kebebasan 18. Karena thitung > ttabel hal ini ,menyebabkan ho ditolak
dan ha diterima berarti kesimpulannya “Ada perbedaan aktivitas belajar siswa
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen”
3. Prestasi Belajar : thitung =2,83 dan ttabel =2,00 pada taraf signifikansi 5 %
dan derajat kebebasan 80. Karena thitung > ttabel hal ini, menyebabkan ho ditolak
dan ha diterima berarti kesimpulannya “Ada perbedaan prestasi belajar siswa
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen”.
43. 5.1 KESIMPULAN
1. Model pembelajaran Advance Organizer terdapat pengaruh
terhadap aktivitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa kelas eksperimen sebesar 71 %, dan rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa kelas kontrol sebesar 62 %.
2. Ada pengaruh model pembelajaran Advance Organizer terhadap
prestasi belajar kognitif siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai
prestasi belajar kelas eksperimen sebesar 70,52 lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata nilai prestasi belajar kelas kontrol
64,18.
44. 5.2 SARAN
1. Kepada guru fisika SMP disarankan untuk menggunakan
metode Advance Organizer sebagai salah satu alternatif
pembelajaran, karena sudah terbukti efektif dalam
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Peneliti selanjutnya yang berminat mengadakan
penelitian tentang pengaruh penggunaan model
pembelajaran Advance Organizer terhadap prestasi belajar
fisika, hendaknya melakukan penelitian pokok bahasan
yang berbeda.
3. Dalam penerapan model pembelajaran Advance Organizer
hendaknya dipergunakan waktu dengan efisien sehingga
alokasi waktu dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan
baik.