Teknik sampling digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian. Terdapat dua jenis teknik sampling yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling memberikan kesempatan yang sama kepada setiap unsur populasi untuk terpilih menjadi sampel, sedangkan non-probability sampling tidak memberikan kesempatan yang sama. Jumlah sampel dapat ditentukan menggunakan rumus Cochran bila jumlah populasi tidak diketahui, atau menggunakan rumus Yamane b
1. Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. (139-149) Page 1
A. TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah merupkan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih untuk
menjadi anggota sampel.
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Teknik
Sampling
Probability Sampling Non Probability
Sampling
1. Simple random
sampling
2. Proportionate
stratified random
sampling
3. Disproportionate
stratified random
sampling
4. Area (cluster)
sampling (sampling
menurut daerah)
1. Sampling sistematis
2. Sampling kuota
3. Sampling insidental
4. Purposive sampling
5. Sampling jenih
6. Snowball sampling
7. Sensus
2. Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. (139-149) Page 2
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata.
Misalnya : Jumlah pegawai lulusan S1=45, S2=30, STM=800, ST=900, SMEA=
3400, SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata tersebut. Jumlah
sampel dan teknik pengambilan sampel diberikan setelah bagian ini.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata kurang proporsional.
Misalnya : S3=3, S2=4, S1=900, SMU=800, SMP=700. Maka 3 orang lulusan S3
dan 4 orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena kedua
kelompok ini terlalu kecil dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila bila
obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua
tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
Populasi
homogen/
relatif
homogen
Sampel yang
representatif
Diambil secara random
3. Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. (139-149) Page 3
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Misalnya : Anggota populasi = 100 orang. Dari 100 orang diberi nomor urut 1
sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilang tertentu, contoh kelipatan 5 maka
sampel diambil nomor urut 1,5,10,15,20 dst.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhada
pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Jumlah
sampel uang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarakan
500 orang maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi
kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5
orang pengumpul data, maka setiap anggota harus dapat menghubungi 100
anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota
sampel.
c. Sampling Insidental
sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok
4. Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. (139-149) Page 4
digunakan untuk penleitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan
generalisasi.
e. Sampling Jenuh
sampling yang jenuh adalah sampel yang bila ditambah jumlahnya tidak
akan menambah keterwakilan sehingga tidak akan mempengaruhi nilai informasi
yang telah diperoleh. Sampel jenuh juga sering diartikan sampel yang sdah
maksimum, karena ditambah berapapun jumlahnya tidak akan merubah
keterwqaklan populasi.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian mebesar. Ibarat bola salju yang menggelindingyang
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua oang,tetapi karena dengan dua orang belum merasa lengkap terhadap
data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandanag lebih tahu
dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dau orang sebelumnya.
g. Sensus/ Sampling Total
sensus atau sampling total adalah teknik pengembalian sampel dimana
seluruh anggota populasi dijadikan sampel semua. Penelitian yang dilakukan pada
populasi di bawah 100 sebaiknya dilakukan dengan sesnsus.
B. MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL
Dalam populasi suatu penelitian ada jumlahnya diketahui dan ada yang
tidak dikethui.
1. Populasi Tidak Diketahui Jumlahnya
Bila jumlah populasi dalam penelitian tidak diketahui secara pasti
jumlahnya, maka perhitungan jumlah sampel dapat menggunkan rumus Cochran,
seperti :
5. Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. (139-149) Page 5
๐ =
๐ง2
๐๐
๐2
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diperlukan
z = harga dalm kurve normal untuk simpangan 5% dengan nila 1,96
p = Peluang benar 50% = 0,5
q = Peluang salah 50% = 0,5
e = Tingkat Kesalahan sampel (sampling error), 5%
๐ =
๐ง2
๐๐
๐2
=
(1.96)2 ( 0.5)(0.5)
0.52
= 385
Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah 385 sampel.
2. Populasi Diketahui Jumlahnya
Bila jumlah populasi diketahui, maka perhitungan sampel dapat
menggunakan rumus Yamane. Seperti :
Rumus Yamane
๐ =
๐
1+๐(๐)2
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diperlukan
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat kesalahan sampel (sampling error), biasanya 5%
๐ =
๐
1+๐(๐)2 =
2000
1+2000(0.05)2 = 333
jadi bila jumlah populasi 2000 dan sampling error 5%, maka jumlah sampel
dibutuhkan = 333 sampel