PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI NASIONAL (Kelompok 1)bodat bodat
Sebagai sebuah ideologi dan dasar filsafat negara, Pancasila layak untuk dikaji kembali relevansinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kesepakatan bangsa telah menetapkan bahwa Pancasila yang terdiri atas lima sila itu merupakan dasar negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan, Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI NASIONAL (Kelompok 1)bodat bodat
Sebagai sebuah ideologi dan dasar filsafat negara, Pancasila layak untuk dikaji kembali relevansinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kesepakatan bangsa telah menetapkan bahwa Pancasila yang terdiri atas lima sila itu merupakan dasar negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan, Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Presentasi ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila yang diampu oleh bapak Sujarwo M.Pd
Kelompok 1 [Prodi BK UNJ 2017]
Nama anggota berdasarkan huruf A sampai Z
1. Andre Pratama 1106617017
2. Anisa Riskyana 1106617067
3. Chatherin Tasya 1106617042
4. Darryl Herdianto 1106617057
5. Fatma Sahida 1106617022
6. Fildzah Nadine 1106617048
7. Gita adila 1106617026
8. Isti Anggriani 1106617020
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Presentasi ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila yang diampu oleh bapak Sujarwo M.Pd
Kelompok 1 [Prodi BK UNJ 2017]
Nama anggota berdasarkan huruf A sampai Z
1. Andre Pratama 1106617017
2. Anisa Riskyana 1106617067
3. Chatherin Tasya 1106617042
4. Darryl Herdianto 1106617057
5. Fatma Sahida 1106617022
6. Fildzah Nadine 1106617048
7. Gita adila 1106617026
8. Isti Anggriani 1106617020
Power Point Sidang Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Penelitian Tindakan Kelas
Peningkatan Keterampilan Menarasikan Teks Wawancara Melalui Metode Cooperative Script Siswa Kelas VII E SMP Negeri 3 Sumani
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. A. Mewujudkan Rasa Syukur Atas Kemerdekaan
Pukul 10.00 WIB pagi, hari Jumat tanggal
17 Agustus 1945 di depan Gedung Jalan
Proklamasi 56 Jakarta, Proklamasi
Kemerdekaan RI diumumkan kepada dunia
“INDONESIA MERDEKA” dan Indonesia siap
mempertahankan kemerdekaannya.
Sampailah perjuangan bangsa
mengantarkan Rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan menuju
masyarakat adil dan makmur.
3. Proklamasi kemerdekaan telah mewujudkan negara Republik
Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Namun negara yang
diproklamirkan tersebut bukan merupakan tujuan semata,
melainkan hanyalah alat untuk mencapai cita-cita bangsa dan
tujuan nasional, yaitu mencapai masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
mengandung arti lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia, titik tolak
pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat, serta lahirnya tata hukum
Indonesia.
4. Oleh karena itu, sebagai warga negara, dalam rangka mewujudkan rasa
syukur atas proklamasi kemerdekaan dapat dilakukan melalui beberapa hal
sebagai berikut :
• Mensyukuri nikmat kemerdekaan dengan jalan mengisi kemerdekaan sesuai
dengan kemampuan, keahlian, dan keterampilan masing-masing.
• Menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan pejuang bangsa dengan
cara meneruskan amanat cita-cita perjuangan bangsa.
• Memelihara dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan jalan
meningkatkan sikap toleran dan kerja sama antarwarga masyarakat.
• Menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa dengan cara rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara serta kesiapan dalam rangka bela negara.
• Meningkatkan kemandirian bangsa, dengan jalan memperkuat sendi-sendi peri
kehidupan bangsa di segala bidang “ipoleksosbudhankam”.
5. B. Isi dan Pokok Pikiran Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945
Dalam Pembukaan UUD 1945, terdapat 4 (empat) pokok pikiran yang
merupakan pancaran dari dasar falsafah negara. Keempat pokok pikiran
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut.
• Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
• Negara yang berkedaulatan berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan.
• Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
6. C. Cita-Cita dan Tujuan Nasional Berdasarkan
Pancasila
Cita-cita nasional sebagaimana diamanatkan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu mencapai masyarakat yang
adil dan makmur berdasarkan Pancasila, tertuang dalam Alinea
kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 “ ... Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.”
7. Sedangkan Tujuan Nasional Negara Republik Indonesia tertuang
dalam alinea Keempat, disebutkan bahwa “ ... Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban duania yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ...”
8. Berdasarkan alinea tersebut, tujuan nasional yang ingin dicapai
Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
9. D. Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara
Hukum
Penegasan kedaulatan rakyat dalam konteks Negara hukum
Indonesia termaktub dalam Pasal 1 Ayat (2) dan (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi sebagai
berikut : “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”, Ayat (2) dan “Negara Indonesia
adalah Negara hokum”, Ayat (3).
Dengan demikian, kedaulatan berada ditangan rakyat dan segala
sikap tindakan yang dilakukan ataupun diputuskan oleh alat Negara
dan masyarakat haruslah didasarkan pada aturan hukum.
10. E. Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia
Dalam rangka membangun partisipasi aktif dalam perdamaian dunia,
beberapa hal dapat dilakukan Bangsa Indonesia, diantaranya adalah
sebagai berikut :
- Menjalankan politik damai dan bersahabat dengan segala bangsa atas
dasar saling menghargai dengan tidak mencampuri urusan Negara lain.
- Bangsa Indonesia memperkuat sendi-sendi hokum internasional dan
organisasi internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal dan
abadi
- Meningkatkan kualitas diplomasi baik regional maupun internasional
dalam rangka stabilitas, kerja sama, dan pembangunan kawasan.