SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PERTEMUAN 4
Jenis Citra
a. Citra Foto
Dalam penginderaan jauh citra foto disebut dengan foto udara atau potret udara. Citra
foto dapat dibedakan atas beberapa dasar, yaitu:
Tabel 2.1 perbedaan antara Citra Foto dan Citra Non Foto
Jenis citra
Variable
Pembedaan
Citra Foto Citra Non Foto
Sensor Kamera Non kamera,
berdasarkan atas
penyiaman (scanning)
kamera, detektornya bukan
film
Detektron Film Pita magnetic,
termistor, foto konduktif,
foto voltaic, dan
sebagainya
Proses perekaman Fotografi/Kimiawi Elektrik
Mekanisme
perekaman
Serentak Parsial
Spektrum
elektromagnetik
Spectrum tampak dan
perluasannya
Spectrum tampak
dan perluasan, thermal dan
gelombang
Sumber: lillesand dan
Kieter, 1990
Citra Foto dapat dibedakan atas beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut.
1) Spectrum elektromagnetik yang digunakan
Penggunaan spectrum elektromagnetik dapat menghasilkan foto yang berbeda-beda, meliputi :
a) Foto ultraviolet
Merupakan foto yang dibuat menggunakan spectrum ultraviolet. Spectrum ultraviolet yang dapat
digunakan untuk pemotretan saat ini ialah spectrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang
0,25µm.
b) Foto ortokramatik
Dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dalam saluran biru (0,4-0,5µm) dan saluran hijau
(0,5µm). Foto ini dapat digunakan untuk mendeteksi dasar perairan pantai untuk kegiatan
pelayaran.
c) Foto pankromatik
Dibuat dengan menggunakan spectrum tampak (0,4-0,7µm). Sangat baik digunakan untuk tujuan
umum.
d) Foto Inframerah asli (true infrared photo)
Dibuat dengan menggunakan spectrum inframerah dekat (0,9-1,2µm). Sangat baik untuk
keperluan khusus, seperti studi vegetasi, hidrologi, dan tata guna lahan kota.
e) Foto inframerah berwarna
Disebut juga foto berwarna semua. Filmnya dikembangkan untuk kepentingan militer
(Camouflage Detection Film).
f) Foto inframerah berwarna
Menggunakan spectrum inframerah dekat dan sebagian spectrum tampak (0,7-0,9µm) ditambah
saluran hijau dan merah.1[9]
2) Sumbu kamera
Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera kepermukaan bumi, meliputi:
a) Foto vertical
Apabila sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. Termasuk apabila sumbu kamera
condong 1⁰- 4⁰.
b) Foto condong
Apabila sumbu kameramenyudut 10⁰ terhadap permukaan bumi.
Foto condong dibedakan atas:
(1) Sangat condong, yaitu pada foto tampak cakrawala.
(2) Agak condong, yaitu pada cakrawalanya tidak tergambar.
3) Warna yang digunakan
a) Foto berwarna semua (false color) atau foto inframerah berwarna :
Pada warna ini warna objek tidak sama dengan warna foto.
Contoh: vegetasi banyak memantulkan spectrum inframerah, sehingga tampak merah.
b) Foto warna asli (true color)
Yaitu foto pankromatik berwarna.
Contoh : objek yang terekam pada foto akan menampakkan aslinya (lebih mirip/ sama dengan
warna aslinya).
4) System wahana
a) Foto udara
Adalah foto yang direkam dari pesawat udara atau balon udara.
b) Foto satelit atau foto orbital
Adalah foto yang direkam melalui satelit yang mengelilingi bumi.2[10]
b. Citra Non Foto
Merupakan citra yang direkam melalui sensor bukan kamera. Citra ini dapat dibedakan atas:
1) Spectrum elektromagnetik
a) Citra inframerah thermal
Dibuat dengan spectrum inframerah thermal (3,5-5,5µm), (8-14µm), dan 18µm.
b) Citra radar dan citra gelombang mikro
Dibuat dengan spectrum gelombang mikro. Merupakan hasil pengindraan jauh system aktif yaitu
sumber tenaga buatan untuk radar dan system pasif atau sumber tenaga alamiah untuk
gelombang mikro.
2) Sensor
a) Citra tunggal
Sensor yang digunakan pada citra ini adalah sensor tunggal dengan saluran lebar.
b) Citra multispectral
Sensor yang digunakan pada citra ini adalah sensor jamak/multiband/multisaluran dengan
saluran sempit.
3) Wahana
a) Citra dirgantara
Wahana beroperasi di udara atau dirgantara, contoh : citra inframerah thermal, radar dan MSS
(Multi Spectral Scanner).
b) Citra satelit (satellite/ spaceborne ilmage)
Dibuat dari antariksa atau angkasa luar, meliputi:
(1) Citra satelit untuk penginderaan planet.
Contoh : Citra Satelit Ranger (AS), Viking (AS), Luna (Rusia), dan Venera (Rusia)
(2) Citra satelit untuk pengindraan cuaca, misal: NOAA atau National Oceanic and Admospheric
Administration (AS), dan Meteor (Rusia)
(3) Citra satelit untuk pengindraan sumber daya bumi.
Contoh : Citra Landsat (AS), Citra Soyus (Rusia), dan SPOT atau Le Systeme Probatoire
d’Observation de la Terre oleh Perancis tahun 1986
(4) Citra satelit untuk pengindraan laut
Contoh: Citra Seasat (AS) dan Citra MOS atau Marine Observation satellite (Jepang) tahun
19863[11]
CITRA FOTO
Posted on 03.57 by Jurnal Geologi
Citra foto dapat dibedakan berdasarkan
(1) spektrum elektromagnetik yang digunakan
(2) sumbu kamera
(3) sudut liputan kamera
(4) jenis kamera,
(5) warna yang digunakan, dan (6) sistem wahana dan penginderaannya
Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
1.Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet. Spektrum
ultraviolet yang dapat digunakan untuk pemotretan hingga saat ini ialah spektrum ultraviolet
dekat hingga panjang gelombang 0,29 μm.
2.Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran
biru hingga sebagian hijau (0,4 μm – 0,56 μm).
3.Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak
4.Foto inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 μm dan hingga 1,2 μm untuk film
inframerah dekat yang dibuat secara khusus.
5.Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spektrum inframerah dekat dan
sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.
Foto pankromatik merupakan foto yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh
sistem fotografik. Foto ini telah dikembangkan paling lama, harganya lebih murah bila
dibandingkan harga foto lain, dan lebih banyak orang yang telah terbiasa menggunakan foto jenis
ini.
Sumbu Kamera
Foto udara dapat pula dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:
1. Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan
bumi.
2. Foto condong, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak
lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10º atau lebih besar. Apabila sudut
condongnya berkisar antara 1º - 4º, foto yang dihasilkan masih dapat digolongkan sebagai foto
vertikal.
Foto condong dibedakan lebih lanjut menjadi:
a) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu bila pada foto tampak cakrawalanya.
b) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu bila cakrawala tidak tergambar pada foto.
Sudut Liputan Kamera
Paine (1981; dalam Sutanto, 1992) membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular
coverage) kamera menjadi empat jenis:
1. Sudut kecil (narrow angle) dengan sudut <60º
2. Sudut normal (normal angle) dengan sudut 60º - 75º
3. Sudut lebar (wide angle) dengan sudut 75º - 100º
4. Sudut sangat lebar (superwide angle) dengan sudut > 100º
Warna yang digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, foto berwarna dibedakan menjadi:
1.Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu,
warna obyek tidak sama dengan warna foto. Obyek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan
banyak memantulkan spektrum inframerah akan tampak merah pada foto.
2.Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.
Sistem Wahana
Ada dua jenis foto yang dibedakan berdasarkan wahana yang digunakan, yaitu:
1.Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat udara atau dari balon.
2.Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.
Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera.
Citra Nonfoto dibedakan berdasarkan:
1. Spektrum Elektromagnetik
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan,
citra nonfoto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal.
Jendela atmosfir yang digunakan ialah saluran dengan panjang gelombang (3,5 – 5,5)
μm, (8 – 14) μm, dan sekitar 18 μm. Penginderaan pada jenis spektrum ini mengacu
kepada beda suhu obyek dan daya pancarnya yang pada citra tercermin melalui beda
rona atau beda warna.
b. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum
gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu
dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem
pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
Meskipun citra nonfoto juga ada yang menggunakan spektrum tampak, citra yang
dihasilkan tidak disebut citra tampak. Citra tersebut lebih sering disebut berdasarkan
sensornya atau wahananya, misalnya citra rbv, citra mss, dan citra lainnya.
2. Sensor
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi:
a. Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal.
b. Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra
tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispektral dibuat dengan
saluran sempit. Citra multispektral pada citra landsat sering dibedakan menjadi:
1) Citra return beam vidicom atau citra rbv, yaitu citra yang dibuat dengan kamera return
beam vidicom pada landsat-1 dan landsat-2. Meskipun berupa kamera, hasilnya bukan
berupa foto karena detektornya bukan film dan prosesnya bukan fotografik, melainkan
elektronik. Jenis ini beroperasi dengan spektrum tampak. Citra rbv pada landsat-3
bukan lagi berupa citra multispektral, melainkan citra ganda.
2) Citra multispectral scanner atau citra mss, yaitu citra yang dibuat dengan mss sebagai
sensornya. Sistem ini dapat beroperasi dengan spektrum tampak maupun spektrum
lainnya, misalnya spektrum inframerah termal. Di samping citra mss, landsat juga ada
citra mss yang dibuat dari pesawat udara.
3. Wahana
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi:
a. Citra dirgantara (airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi
di udara atau dirgantara. Misalnya citra inframerah termal, citra radar, dan citra mss
yang dibuat dari udara. Istilah citra dirgantara jarang sekali digunakan.
b. Citra satelit (satellite/spaceborne image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau
angkasa luar. Citra satelit dibedakan lebih jauh berdasarkan penggunaan utamanya,
yaitu:
1) Citra satelit untuk penginderaan planet, misalnya citra satelit ranger (AS), citra satelit
viking (AS), citra satelit luna (Rusia), dan citra satelit venera (Rusia).
2) Citra satelit untuk penginderaan cuaca, misalnya citra noaa (AS), dan citra meteor
(Rusia).
3) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi, misalnya citra landsat (AS), citra
soyus (Rusia), dan citra spot yang diorbitkan oleh perancis pada tahun 1986.
4) Citra satelit untuk penginderaan laut, misalnya citra seasat (AS), dan citra mos (Jepang)
yang diorbitkan pada tahun 1986.
PERTEMUAN 5
Unsur interpretasi citraterdiri dari sembilan:
1. Rona atau warna
2. Ukuran
3. Bentuk
4. Tekstur
5. Pola
6. Tinggi
7. Bayangan
8. Situs
9. Asosiasi
Sembilanunsurinterpretasicitraini disusunsecaraberjenjangatausecarahirarkisdandisajikanpada
Gambar:
Rona dan Warna
Rona (tone /color tone / greytone) adalahtingkatkegelapanatautingkatkecerahanobyekpadacitra.
Rona pada fotopankromatikmerupakanatributbagi obyekyangberinteraksi denganseluruhspektrum
tampakyang seringdisebutsinarputih,yaituspektrumdenganpanjanggelombang(0,4 – 0,7) μm.
Berkaitandenganpenginderaanjauh,spektrumdemikiandisebutspektrumlebar,jadi ronamerupakan
tingkatandari hitamke putihatau sebaliknya.
Warna merupakanujudyangtampak olehmatadenganmenggunakanspektrumsempit,lebihsempit
dari spektrumtampak.Sebagai contoh,obyektampakbiru,hijau,ataumerahbilahanyamemantulkan
spektrumdenganpanjanggelombang(0,4– 0,5) μm, (0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya,bila
obyekmenyerapsinarbirumakaiaakan memantulkanwarnahijaudanmerah.Sebagai akibatnyamaka
obyekakantampak denganwarnakuning
Berbedadenganronayang hanyamenyajikantingkatkegelapan,warnamenunjukkantingkatkegelapan
yang lebihberaneka.Adatingkatkegelapandi dalamwarnabiru,hijau,merah,kuning,jingga,danwarna
lainnya.Meskipuntidakmenunjukkancarapengukurannya,Estesetal.(1983) mengutarakanbahwa
mata manusiadapatmembedakan200 rona dan 20.000 warna.Pernyataanini mengisyaratkanbahwa
pembedaanobyekpadafotoberwarnalebihmudahbiladibandingdenganpembedaanobyekpadafoto
hitamputih.Pernyataanyangsenadadapatdiutarakanpula,yaitupembedaanobyekpadacitrayang
menggunakanspektrumsempitlebihmudahdaripadapembedaanobyekpadacitrayangdibuatdengan
spektrumlebar,meskipuncitranyasama-samatidakberwarna.Asasinilahyangmendorongoranguntuk
menciptakancitramultispektral.
Rona dan warnadisebutunsurdasar.Hal ini menunjukkanbetapapentingnyaronadanwarna dalam
pengenalanobyek.Tiapobyektampakpertamapadacitraberdasarkanrona atau warnanya.Setelah
rona atau warna yangsama dikelompokkandandiberigarisbatasuntukmemisahkannyadari ronaatau
warna yangberlainan,barulahtampakbentuk,tekstur,pola,ukurandanbayangannya.Itulahsebabnya
maka rona danwarna disebutunsur dasar.
BENTUK
Bentukmerupakanvariabel kualitatif yangmemerikankonfigurasi ataukerangkasuatuobyek(Lo,1976).
Bentukmerupakanatributyangjelassehinggabanyakobyekyangdapatdikenaliberdasarkan
bentuknyasaja.
Bentuk,ukuran,danteksturpadaGambar 1 dikelompokkansebagaisusunankeruanganronasekunder
dalamsegi kerumitannya.Bermuladari ronayangmerupakanunsurdasar dan termasukprimerdalam
segi kerumitannya.Pengamatanatasronadapatdilakukanpalingmudah.Olehkarenaitubentuk,
ukuran,dan teksturyanglangsungdapatdikenali berdasarkanrona,dikelompokkansekunder
kerumitannya.
Ada duaistilahdi dalambahasaInggrisyang artinyabentuk,yaitushape danform.Shape ialahbentuk
luar atau bentukumum,sedangformmerupakansusunanataustrukturyangbentuknyalebihrinci.
Contohshape atau bentukluar:
- Bentukbumi bulat
- BentukwilayahIndonesiamemanjangsejauhsekitar5.100 km.
Contohformatau bentukrinci:
- Padabumi yang bentuknyabulatterdapatberbagai bentukrelief ataubentuklahanseperti gunungapi,
dataran pantai,tanggul alam,dsb.
- WilayahIndonesiayangbentukluarnyamemanjang,berbentuk(rinci) negarakepulauan.Wilayahyang
memanjangdapatberbentukmasif ataubentuklainnya,akantetapi bentukwilayahkita berupa
himpunanpulau-pulau.
Baikbentukluarmaupunbentukrinci,keduanyamerupakanunsurinterpretasi citrayangpenting.
Banyakbentukyangkhas sehinggamemudahkanpengenalanobyekpadacitra.
Contohpengenalanobyekberdasarkanbentuk
- Gedungsekolahpadaumumnyaberbentukhuruf I,L,U, atau berbentukempatsegi panjang
- Tajukpohonpalmaberbentukbintang,tajukpohonpinusberbentukkerucut,dantajukbambu
berbentukbulu-bulu
- Gunungapi berbentukkerucut,sedangbentukkipasalluvialseperti segi tigayangalasnyacembung
- Batuan resistenmembentuktopografikasardenganlerengterjal bilapengikisannyatelahberlangsung
lanjut
- Bekasmeandersungai yangterpotongdapatdikenalisebagai bagianrendahyangberbentuktapal kuda
UKURAN
Ukuran ialahatributobyekberupajarak,luas,tinggi,lereng,danvolume.Karenaukuranobyekpada
citra merupakanfungsi skala,makadi dalammemanfaatkanukuransebagai unsurinterpretasi citra
harus selaludiingatskalanya.
Contohpengenalanobyekberdasarkaukuran:
- Ukuran rumahseringmencirikanapakahrumahiturumahmukim, kantor,atau industri.Rumahmukim
umumnyalebihkecil biladibandingdengankantoratauindustri.
- Lapanganolah raga di sampingdicirikanolehbentuksegi empat,lebihdicirikanolehukurannya,yaitu
sekitar80 m x 100 m bagi lapangansepakbola,sekitar15 m x 30 m bagi lapangantennis,dansekitar8
m x 10 m bagi lapanganbulutangkis.
- Nilai kayudi sampingditentukanolehjeniskayunyajugaditentukanolehvolumenya.Volume kayubisa
ditaksirberdasarkantinggi pohon,luashutansertakepadatanpohonnya,dandiameterbatangpohon.
TEKSTUR
Teksturadalahfrekuensi perubahanronapadacitra (LillesanddanKiefer,1979) atau pengulanganrona
kelompokobyekyangterlalukecil untukdibedakansecaraindividual (EstesdanSimonett,1975).Tekstur
seringdinyatakandengankasar,halus,danbelang-belang.
Contohpengenalanobyekberdasarkantekstur:
- Hutan berteksturkasar,belukarbertekstursedang,semakberteksturhalus.
- Tanaman padi berteksturhalus,tanamantebubertekstursedang,dantanamanpekaranganbertekstur
kasar .
- Permukaanairyangtenangberteksturhalus.
POLA
Pola,tinggi,danbayanganpadaGambar 1 dikelompokkanke dalamtingkatkerumitantertier.Tingkat
kerumitannyasetingkatlebihtinggidari tingkatkerumitanbentuk,ukuran,dantekstursebagaiunsur
interpretasi citra.Polaataususunankeruanganmerupakanciri yangmenandai bagi banyakobyek
bentukanmanusiadanbagi beberapaobyekalamiah.
Contoh:
- Polaaliransungai seringmenandai strukturgeologi danjenisbatuan.Polaalirantrellismenandai
strukturlipatan.Polaaliranyangpadat mengisyaratkanperesapanairkurangsehinggapengikisan
berlangsungefektif.Polaalirandendritikmencirikanjenistanah ataujenisbatuanserbasama,dengan
sedikitatautanpapengaruhlipatanmaupunpatahan.Polaalirandendritikpadaumumnyaterdapat
pada batuanendapanlunak,tufavokanik,danendapantebal olehgletseryangtelahterkikis(Paine,
1981)
- Permukaantransmigrasi dikenali denganpolayangteratur,yaitudenganrumahyangukuran dan
jaraknyaseragam,masing-masingmenghadapke jalan.
- Kebunkaret,kebunkelapa,kebunkopi dansebagainyamudahdibedakandari hutanatauvegetasi
lainnyadenganpolanyayangteratur,yaitudari polasertajarak tanamnya.
BAYANGAN
Bayanganbersifatmenyembunyikandetail atauobyekyangberadadi daerahgelap.Obyekataugejala
yang terletakdi daerahbayanganpadaumumnyatidaktampaksama sekali ataukadang-kadangtampak
samar-samar.Meskipundemikian,bayanganseringmerupakankunci pengenalanyangpentingbagi
beberapaobyekyangjustrulebihtampakdari bayangannya.
Contoh:
- Cerobongasap,menara,tangki minyak,danbakair yang dipasangtinggi lebihtampakdari
bayangannya.
- Tembokstadion,gawangsepakbola,danpagarkelilinglapangantenispadafotoberskala1:5.000 juga
lebihtampakdari bayangannya.
- Lerengterjal tampaklebihjelasdenganadanyabayangan.
SITUS
Bersama-samadenganasosiasi,situsdikelompokkan ke dalamkerumitanyanglebihtinggipadaGambar
diatas.Situsbukanmerupakanciri obyeksecaralangsung,melainkandalamkaitannyadengan
lingkungansekitarnya.
Situsdiartikandenganberbagai maknaolehparapakar,yaitu:
- Letaksuatu obyekterhadapobyeklaindi sekitarnya(EstesdanSimonett,1975).Di dalampengertian
ini,Monkhouse (1974) menyebutnyasituasi,seperti misalnyaletakkota(fisik) terhadapwilayahkota
(administratif),atauletaksuatubangunanterhadapparsif tanahnya.OlehvanZuidam (1979),situasi
jugadisebutsitusgeografi,yangdiartikansebagai tempatkedudukanatauletaksuatudaerahatau
wilayahterhadapsekitarnya.Misalnyaletakiklimyangbanyakberpengaruhterhadapinterpretasi citra
untukgeomorfologi.
- Letakobyekterhadapbentangdarat(Estesdan Simonett,1975),seperti misalnyasitussuatuobyekdi
rawa, di puncakbukityang kering,di sepanjangtepi sungai,dsb.Situssemacamini olehvanZuidam
(1979) disebutkansitustopografi,yaituletaksuatuobyekatautempatterhadapdaerahsekitarnya.
Situsini berupaunitterkecil dalamsuatusistemwilayahmorfologi yangdipengaruhi olehfaktorsitus,
seperti:
(1) bedatinggi,
(2) kecuramanlereng,
(3) keterbukaanterhadapsinar,
(4) keterbukaanterhadapangin,dan
(5) ketersediaanairpermukaandanairtanah.
Lima faktorsitusini mempengaruhi prosesgeomorfologi maupunprosesatauperujudanlainnya.
Contoh:
- Tajukpohonyang berbentukbintangmencirikanpohonpalma.Mungkinjenispalmatersebutberupa
pohonkelapa, kelapasawit,sagu,nipah,ataujenispalmalainnya.Bilatumbuhnyabergerombol (pola)
dan situsnyadi airpayau,maka yang tampakpada fototersebutmungkinsekali nipah.
- Situskebunkopi terletakdi tanahmiringkarenatanamankopi menghendakipengaturanairyangbaik.
- Situspemukimanmemanjangumumnyapadaigirbetingpantai,tanggul alam, ataudi sepanjangtepi
jalan.
AS0SIASI
Asosiasi dapatdiartikansebagai keterkaitanantaraobyekyangsatudenganobyeklain.Adanya
keterkaitanini makaterlihatnyasuatuobyekpadacitraseringmerupakanpetunjukbagi adanyaobyek
lain.
Contoh:
- Di sampingditandai denganbentuknyayangberupaempatpersegi panjangsertadenganukurannya
sekitar80 m x 100 m, lapangansepakboladi tandai denganadanyagawang yang situsnyapadabagian
tengahgarisbelakangnya.Lapangansepakbolaberasosiasidengangawang.Kalautidakadagawangnya,
lapanganitubukanlapangansepakbola.Gawangtampak pada fotoudara berskala1: 5.000 atau lebih
besar.
- Stasiunkeretaapi berasosiasi denganjalankeretaapi yangjumlahnyalebihdari satu(bercabang).
- Gedungsekolahdi sampingditandai olehukuranbangunanyangrelatif besarsertabentuknyayang
menyerupai I,L,atau U, juga ditandai denganasosiasinyaterhadaplapanganolah raga.Padaumumnya
gedungsekolahditandai denganadanyalapanganolahragadi dekatnya.
Citra dapat diterjemahkan dan digunakan ke dalam berbagai kepentingan seperti
dalam: geografi, geologi, lingkungan hidup, dan sebagainya. Interpretasi citra
berlandaskan 9 metode kunci interpretasi yang dijelaskan oleh Sutanto; 1986 sebagai
berikut ini:
a) Rona
Merupakan tingkat kehitaman atau tingkat kegelapan obyek pada citra/ foto , rona
merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya, dengan mata biasa rona
dapat dibedakan menjadi 5 tingkatan putih, kelabu-putih, kelabu, kelabu hitam dan
hitam.
b) Warna merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum
sempit, lebih sempit dari spectrum tampak, contohnya warna atap pabrik adalah putih,
warna taman adalah hijau, dsb.
c) Bentuk
Merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat dikenali berdasarkan
bentuknya saja, contoh pengenalan obyek berdasarkan bentuk; Bangunan Gedung:
berbentuk I, L, U, tajuk pohon alma: berbentuk bintang, Gunung berapi: berbentuk
kerucut, dsb.
d) Ukuran
Atribut obyek yang berupa panjang (sungai,jalan), luas (lahan), volume, ukuran ini
merupakan fungsi skala. Misalnya ukuran rumah berbeda dengan ukuran perkantoran,
biasanya rumah berukuran lebih kecil dibandingkan dengan bangunan perkantoran.
e) Tekstur
Frekuensi perubahan rona pada citra/ foto atau pengulangan rona pada kelompok objek
(permukiman) tekstur dinyatakan dengan kasar (hutan) sedang (belukar) halus
(tanaman padi, permukaan air).
f) Pola
Susunan keruangna merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan
manusia dan bagi beberapa objek bentukan alamiah, contoh; pola teratur (tanaman
perkebunan.Permukiman transmigrasi), pola tidak teratur: tanaman di hutan, jalan
berpola teratur dan lurus berbeda dengan sungai yang berpola tidak teratur atau
perumahan (dibangun oleh pengembang) berpola lebih teratur jika dibandingkan
dengan perumahan diperkampungan.
g) Bayangan
Merupakan kunci pengenalan objek yang penting untuk beberpa jenis objek, misalnya,
untuk membedakan antara pabrik dan pergudangan, dimana pabrik akan terlihat
adanya bayangan cerobong asap sedangkan gudang tidak ada.
h) Situs
Menjelaskan letak objek terhadap objek lain disekitarnya, contoh pohon kopi di tanah
miring, pohon nipah di daerah payau, sekolah dekat lapangan olahraga, pemukiman
akan memanjang di sekitar jalan utama.
i) Assosiasi
Diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lain. Sehingga
asosiasi ini dapat dikenali 2 objek atau lebih secara langsung. Contohnya stasiun KA,
terdapat jalur rel KA.
j) Konvergensi Bukti, ialah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra sehingga
lingkupnya menjadi semakin menyempit kea rah satu kesimpulan tertentu . Contoh:
TUmbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra, menunjukkan pohon palem. Bila
ditambah unsurinterpretasi lain, seperti situsnya di tanah becek dan berair payau, maka
tumbuhan palma tersebut adalah sagu.
Bentang alam dan bentang budaya merupakan objek dari penginderaan jauh. Contoh
pengenalan unsure bentang alam dan bentang budaya dari citra penginderaan jauh oleh Prof.
Dr. Sutanto dalam bukunya penginderaan jauh, tahun 1992.
1. Unsur Bentang Alam
a. Sungai, memiliki tekstur permukaan air yang seragam dengan rona yang gelap jika
airnya jernih atau cerah jika keruh. Arah aliran sungai ditandai oleh bentuk sungai yang
lebar pada bagian muara, pertemuan sungai memiliki sudut lancip sesuai dengan arah
aliran, perpindahan meander ke arah samping dan ke arah bawah (muara).
b. Dataran banjir, memiliki permukaan yang rata dengan posisi lebih rendah dari daerah
sekitar. Dataran banjir memiliki rona yang seragam atau kadang-kadang tidak seragam,
dan terdapat sungai yang posisinya kadang-kadang agak jauh.
c. Guguk pasir, berbentuk sempit dan memanjang, lurus atau melengkung, igir rendah
dengan permukaan air yang datar, sejajar sama lain dan sejajar pantai. Tak terdapat
aliran permukaan dan erosi. Pada kawasan terbukti bentuknya sesuai garis tinggi.
d. Hutan bakau, memiliki rona sangat hitam karena daya pantul terhadap cahaya rendah,
ketinggian pohon seragam dan tumbuh pada pantai yang becek, tepi sungai atau
peralihan air payau.
e. Hutan rawa, memiliki rona dan tekstur tidak seragam. Hal ini disebabkan karena
ketinggian pohonnya berbeda. Terletak antara hutan bakau dengan hutan rimba di
kawasan pedalaman.
2. Unsur bentang budaya
a. Jalan raya dan jalan kereta api
Jalan raya dan jalan kereta api memiliki bentuk memanjang, lebarnya seragam dan
relative lurus. Tekstur halus serta rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada
umumnya cerah.
b. Terowongan dan jembatan
1) Pada terowongan Nampak seperti jalan atau jalan kereta api yang tiba-tiba hilang pada
satu titik dan timbul lagi pada titik lain.
2) Pada jembatan Nampak adanya sungai atau saluran irigasi yang menyilang jalan,
terdapat bayangan karena perbedaan tinggi antara jembatan dengan sungai.
c. Stasiun kereta api, terminal bus, dan Bandar udara.
1) Pada stasiun kereta api terdapat bangunan rumah yang terpisah dari sekitarnya,
Nampak cabang rel kereta api dan gerbong kereta api. Pada stasiun besar Nampak rel
yang hilang pada satu sisi rumah dan timbul kembali pada sisi yang lain.
2) Pada terminal bus nampak kawasan yang datar, teratur, dan luas, terdapat bangunan
besar dengan deretan bus yang berjajar ke arah samping dan jaraknya rapat.
3) Pada Bandar udara nampak panjang dengan ukuran teratur, dengan rona cerah dan
tekstur yang halus.
d. Lapangan sepak bola, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran teratur, dengan
rona cerah dan tekstur yang halus.
e. Rumah permukiman
1) Rumah mukim berbentuk empat persegi panjang, terdapat bayangan di tengah-tengah
bagian atapnya, terletak di dekat jalan dan ukuran rumah relative kecil
2) Gedung sekolah bentuknya seperti I, L atau U dengan halaman yang teratur dan bersih
serta luas.
3) Rumah sakit merupakan bangunan seragam, besar dan memanjang, pola teratur
dengan deretan bangunan yang terpisah satu sama lain yang dihubungkan oleh
bangunan penghubung. Memiliki halaman yang luas untuk parker dan letaknya di tepi
jalan.
4) Pabrik/industri memiliki gedung dengan ukuran besar dan pada umumnya memanjang,
beberapa gedung sering bergabung dengan jarak yang dekat (rapat). Terletak di pinggir
jalan , terdapat tempat bongkar muat barang, kadang-kadang nampak tangki air/bahan
bakar, cerobong asap dan sebagainya.
5) Pasar memiliki bentuk dan ukuran gedung yang teratur dan seragam. Pola teratur
dengan jarak rapat, terletak di tepi jalan besar dan nampak konsentrasi kendaraan
bermotor dan tidak bermotor.
f. Tanah pertanian dan perkebunan
1) Sawah berupa petak-petak persegi panjang pada daerah datar, pada daerah miring
bentuk petak mengikuti garis tinggi. Sering nampak saluran irigasi. Jika pada sawah
tersebut terdapat tanaman padi, memiliki tekstur yang halus dengan rona gelap pada
usia tua. Jika ditanami tebu, tekstur lebih kasar dari padi dan tampak jalur lariknya.
Tekstur dan rona nampak seragam pada kawasan yang luas.
2) Perkebunan karet memiliki jalur lurus dengan tinggi pohon seragam, jarak tanaman
dalam jalur teratur demikian juga jarak antar jalur. Tekstur mirip beledu dengan rona
yang gelap.
3) Perkebunan kopi tampak sebagai deretan lurus titik-titik hitam dan latar belakang cerah.
Pohon pelindung lebih tinggi dan lebih jarang.
4) Perkebunan kelapa memiliki pola yang teratur dengan rona yang cerah dan terdapat
pada daerah yang mudah meresap air dengan curah hujan yang cukup banyak. Tajuk
pohon berbentuk bintang.
5) Perkebunan kelapa sawit memiliki tajuk yang rapat dan berbentuk bintang, teksturnya
lebih halus dari tanaman kelapa.
Teknik Interpretasi Citra
Teknik interpretasi citra adalah cara khusus untuk melaksanakan met ode indraja secara ilmiah. Teknik interpretasi
citra terdiri atas cara-cara interpretasi dengan mempertimbangakan kemudahan pelaksanaan interpretasi, akurasi hasil
interpretasi, atau jumlah informasi yang diperoleh
Cara-cara interpretasi ilmiah tersebut terdiri atas data acuan, kunci interpretasi citra, penanganan data,
pengamatan stereoskopis, metode pengkajian, dan penerapan konsep.
a. Data Acuan
Citra menyajikan gambaran lengakap yang mirip dengan wujud dan letak sebenarnya. Akan tetapi, masih
diperlukan data lain untuk lebih meyakinkan hasil iterpretasi. Data lain ini disebut data acuan karena tidak diperoleh
dari citra indraja. Data acuan dapat berupa keputusan, peta, hasil kerja lapangan, atau data-data lain yang sifatnya
melengkapi data yang terdapat dalam citra. Oleh karena itu, data acuan berguna untuk membantu proses interpretasi,
analisis, dan verifikasi hasilnya.
Meskipun citra menyajikan gambaran lengkap, pada umumnya masih perlu dilakukan kegiatan lapangan
(observasi). Observasi tersebut dilakukan untuk menguji atau meyakinkan kebenaran hasil interpretasi citra yang telah
dilakukan. Observasi atau uji medan (field check) perlu dilakukan terutama pada tempat-tempat yang hasil
interpretasinya meragukan.
Hasil interpretasi citra yang memerlukan ujian medan antara lain dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini.
1) Kualitas citra meliputi skala, sesolusi, dan informasi yang harus diinterpretasi.
2) Jenis interpretasi atau analisisnya
3) Tingkat ketelitian yang diharapkan
4) Pengalaman dan pengetahuan pengguna dalam melakukan interpretasi
5) Kondisi medan
6) Ketersediaan data acuan
b. Kunci Interpretasi
Kunci interpretasi citra pada umumnya berupa potongan citra yang telah diinterpretasi, diyakinkan
kebenarannya, dan diberi keterangan. Keterangan itu meliputi jenis objek yang digambarkan, unsur interpretasi, serta
keterangan tentang citra meliputi jenis, skala, waktu perekaman, dan lokasi.
c. Penanganan Data
Data yang tersimpan dalam citra perlu dijaga agar tidak menimbulkan goresan atau sampai terhapus. Oleh
karena itu, perlu penanganan yang hati-hati terhadap setiap citra.
Cara sederhana untuk mengatur citra dengan baik antara lain sebagai berikut.
1) Menyusun citra tiap satuan perekaman atau pemotretan secara numerik
2) Menyusun tumpukan citra sesuai dengan urutan interpretasi yang akan dilaksanakan dan meletakkan penyekat di
antaranya.
3) Menyusun tumpukan citra sehingga menunjukan jalur terbang membentang dari kiri ke kanan terhadap arah
pengamat.
4) Meletakkan citra pembanding di sebelah citra yang akan diinterpretasi.
5) Pada saat citra dikaji, tumpukan menghadap ke bawah dalam urutannya.
d. Pengamatan Stereoskopis
Pengamatan stereoskopis adalah kegiatan menafsir citra dengan menggunakan alat bantu yang dinamakan
stereoskop. Salah satu syarat dapat dilakukannya pengamatan stereoskopis adalah adanya daerah yang bertampalan.
Pengamatan stereoskopis pada citra yang bertampalan menimbulkan gambaran tiga dimensi. Jenis yang umum untuk
pengamatan stereoskopis adalah citra foto udara. Perwujudan tiga dimensi pada citra foto udara memungkinkan
adanya pengukuran beda tingi dan kemiringan lereng sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan peta kontur.
e. Metode Pengkajian
Metode pengkajian adalah suatu cara yang bersistem dalam menelaah atau melakukan penyelidikan terhadap
objek. Interpretasi citra pada umumnya mengikuti metode tertentu, yaitu dimulai dari pertimbangan yang bersifat
umum ke objek khusus yang belum diketahui. Perwujudan umum dapat diartikan sebagai perwujudan regional,
sedangkan perwujudan khusus dapat diartikan sebagai berwujudan local.
Secara umum ada dua metode pengkajian dalam interpretasi citra. Pertama, melakukan pengamatan ke seluruh
wilayah disertai pengambilan data. Kedua, melakukan pengamatan ke seluruh wilayah, tetapi data yang diambil hanya
pada tempat-tempat tertentu.
f . Penerapan Konsep
Cara perolehan dan analisis data indraja dikenal dengan konsep multi, yaitu multispektrum, multitingkat,
multitemporal, multiarah, multipolarisasi, dan multidisiplin.
1) Multispektrum, yaitu interpretasi citra dan analisisnya dengan memanfaatkan banyaknya warna.
2) Multitingkat, yaitu adanya perbedaan ketinggian terbang atau orbit wahana pada saat melakukan indraja.
3) Multitemporal, yaitu data suatu objek yang tergambar dalam citra menggambarkan kondisi dan waktu perekaman
yang berbeda-beda.
4) Multi arah, yaitu posisi sensor yang dapat diatur ke segala arah dapat meningkatkan kemampuan pengadaan data
indraja, terutama di daerah tropika yang banyak tertutup awan.
5) Multipolarisasi, yaitu objek yang terekam oleh sensor mengikuti bidang horizontal atau vertical.
6) Multidisiplin, yaitu data yang terdapat dalam citra dapat dimanfaatkan untuk berbagai keikmuan.
PERTEMUAN 6
STEREOSKOPIS
Stereoskopis adalah merupakan ilmu yang sekaligus juga seni dalam
penggunaan tampilan binokuler untuk pengamatan fotografi yang bertampalan atau
tampilan perspektif lainnya. Penginderaan jauh sistem foto udara memanfaatkan teknik
stereoskopis ini untuk mendapatkan informasi turunan dari serangkaian data foto udara
seperti ketinggian, jarak, volume dan lain-lain. Untuk menghasilkan pandangan
stereoskopis ini, digunakan alat pengamatan yang mampu menghasilkan pandangan
stereoskopis pada foto udara bertampalan yaitu stereoskop. Melalui stereoskop ini,
obyek-obyek yang terdapat pada area tampalan foto akan nampak seperti gambar tiga
dimensi yang dapat diukur ketinggian atau kedalaman obyek tersebut.
Pandangan tiga dimensi dari hasil pengamatan stereoskopis ini muncul dalam
otak sebagai akibat adanya perpaduan dua gambar dengan sudut pandang yang
berbeda. Masing-masing mata pengamat (observer) akan mendapatkan informasi dari
gambar yang berada dibawahnya. Informasi dari kedua gambar tersebut diterima oleh
otak manusia dan diterjemahkan sebagai gambar yang tiga dimensi.
Serangkaian foto udara akan nampak menjadi tampilan tiga dimensi dalam
proses pengamatan stereoskopis jika :
· Foto udara tersebut memiliki tampalan
· Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda dalam
satu jalur terbang yang sama.
· Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama.
· Kemampuan dari setiap orang dalam menghasilkan efek tiga dimensional
Tidak setiap pengamat memiliki kemampuan yang sama dalam menghasilkan
sebuah gambaran tiga dimensional pada serangkaian foto udara yang sama. Berberapa
faktor seperti jarak pupil mata, jauh dekat kemampuan fokus pandang, dan lain-lain
adalah sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang menghasilkan gambaran
tiga dimensional. Pertambahan usia seorang pengamat juga memungkinkan perubahan
kemampuan pengamat tersebut dalam menghasilkan pandangan tiga dimensional.
Dengan demikian seorang ahli fotogrametris yang bekerja dengan gambaran
stereoskopis juga memiliki kemungkinan mengalami kesulitan pembentukan gambaran
tiga dimensi pada masa tertentu.
Untuk dapat melihat sepasang foto yang saling overlap secara streoskopis tanpa
bantuan perlengkapan optis, sangat dirasakan sekali kesulitannya.
Hal ini disebabkan karena :
1. Melihat sepasang foto dari jarak yang dekat akan menyebabkan ketegangan pada
otot-otot mata.
2. Mata difokuskan pada jarak yang sangat pendek ± 15 cm dari foto yang terletak
diatas meja, sedangkan pada saat itu otak kita mengamati atau melihat sudut paralaktis
dengan tujuan dapat membentuk stereo model pada suatu jarak atau kedalaman.
Keadaaan yang demikian sangat mengacaukan pandangan stereoskop.
Karena kesukaran-kesukaran itulah diperlukan suatu stereoskop untuk membantu kita
dalam pengamatan.
Ada 2 jenis stereoskop, yaitu :
1. Stereoskop saku atau stereoskop lensa
· Lebih murah daripada stereoskop cermin
· Cukup kecil hingga dapat dimasukkan ke dalam saku
· Terdiri dari susunan lensa convex yang sederhana
· Mempunyai faktor perbesaran yang cukup besar
· Mudah dibawa ke lapangan
· Daerah yang dapat dilihat secara stereoskopis sangat terbatas
1. Stereoskop cermin
· Lebih besar dari stereoskop saku
· Daerah yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika dibandingkan dengan
menggunakan stereoskop lensa
· Karena bentuknya agak besar maka agak lebih sukar dibawa ke lapangan
· Foto udara tersebut memiliki tampalan
· Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda dalam
satu jalur terbang yang sama.
· Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama.
· Kemampuan dari setiap orang dalam menghasilkan efek tiga dimensiona
Macam – Macam Stereoskop
Stereoskop adalah alat untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara yang bertampalan. Inti
dari stereoskop ini adalah terdiri dari lensa, atau kombinasi antara lensa, cermin, dan prisma.
Dalam interpretasi citra, stereoskop menjadi alat utama untuk foto udara atau citra tertentu
lainnya yang dapat menimbulkan perwujudan tiga dimensional. Macam – macam stereoskop :
1. Stereoskop Prisma Tunggal
Stereoskop yang merupakan gabungan dari stereoskop cermin dengan stereoskop saku.
Stereoskop ini sangat praktis, sehingga mudah untuk digunakan langsung dilapangan. Selain
memiliki kelebihan yang praktis tadi, stereoskop ini merupakan gabungan dari 2 stereoskop.
Kekurangannya adalah jika dibawa kelapangan langsung masih kalah praktis dengan stereoskop
saku.
2. Stereoskop Saku
Stereoskop ini biasa juga disebut dengan stereoskop lensa. Tetapi dapat juga disebut pocket
stereoscope (stereoskop saku) karena mudah dibawa. Pembesarannya berkisar antara 2 – 4 kali
dan tidak memiliki binokuler.
Kebanyakan stereoskop saku/lensa mempunyai spesifikasi yang sama, yaitu :
 Sistem lensa yang fokusnya tertentu yaitu dengan pasangan stereo pada bidang fokus.
 Jarak lensa dapat disesuaikan terhadap jarak pupil mata.
 Dapat dilipat serta dimasukkan saku
Kelebihan dari stereoskop ini selain mudah dibawa adalah harganya yang murah, cara kerja dan
pemeliharaannya sederhana. Hanya saja, kekurangan pada stereoskop ini adalah jarak stereo
yang relatif pendek, yaitu sekitar jarak lensanya. Contohnya saja untuk mengamati foto
berukuran 23 cm x 23 cm sangatlah sulit menginterpretasikannya.
3. Stereoskop Cermin
Stereoskop cermin merupakan jenis baku yang banyak digunakan interpretasi citra. Terdiri dari
sepasang lensa, sepasang prisma atau cermin. Tiap dua kakinya dipasang satu cermin.
Stereoskop ini dirancang untuk pengamatan stereoskop bagi pasangan foto stereo berukuran
baku yang daerah pertampalan luasnya 60 % atau lebih. Jarak stereo dibuat jauh lebih besar dari
jarak pupil mata, yaitu sekitar 25 cm. Kelebihan dari stereoskop ini adalah dilengkapi dengan
binokuler dan batang paralaks atau stereometer. Kekurangan yang dimiliki adalah harga yang
mahal, perawatan yang sulit, dan tidak praktis untuk dibawa ke lapangan.
4. Stereoskop Kembar
Stereoskop ini kurang lebih sama penggunaannya dengan stereoskop cermin tetapi dengan
kelebihan dan kekurangan masing – masing. Kelebihannya adalah stereoskop ini dapat
digunakan langsung oleh 2 orang secara bersamaan, selain itu memiliki perbesaran hingga 3 – 6
kali. Kekurangannya adalah kurang praktis jika dibawa ke lapangan.
5. Interpretoskop
Interpretoskop merupakan stereoskop yang termasuk kategori mikroskop. Kelebihan dari
interpretoskop adalah toleransinya terhadap perbedaan skala, yaitu hingga 1 : 7,5 antara foto
kanan dan foto kiri dalam pasangan foto stereo. Interpretoskop juga dapat diamati oleh dua orang
langsung. Selain itu kelebihannya memungkinkan memutar citra hingga 360 derajat. Kekurangan
pada interpretoskop adalah pembesarannya hanya 10 kali, dan alat ini begitu besar, sehingga
hanya baik digunakan di Laboratorium.
6. Stereoskop Penyiam ‘Old Delft’
Stereoskop yang secara umum sama dengan stereoskop cermin. Hanya saja stereoskop ini lensa
pengamatannya dapat diputar – putar untuk dapat mengamati atau menyiam seluruh daerah
pertampalan sehingga tidak memerlukan penggeseran stereoskop maupun penggeseran foto
stereonya. Kelebihan dari stereoskop ini adalah dilengkapi dengan binokuler dan batang paralaks
atau stereometer. Kekurangan stereoskop, selain harga yang mahal dan perawatan yang rumit,
juga kurang praktis jira dibawa ke lapangan.
7. Stereoskop Penyiam Kembar ‘Old Delft’
Stereoskop ini dibuat untuk menyempurnakan stereoskop cermin dan stereoskop penyiam ‘Old
Delft’. Stereoskop ini dilengkapi dengan dua set lensa pengamat sehingga dimungkinkan untuk
pengamatan oleh dua orang secara bersamaan. Pembesarannya satu setengah hingga tiga kali.
Dengan keuntungan mampu digunakan oleh dua orang pengamat langsung, maka kedua
pengamat dapat bermufakat tentang foto stereo yang sedang diinterpretasi. Kelebihan selain
diatas adalah stereoskop ini sangat bermanfaat untuk latihan antara pelatih dan siswa secara
langsung. Juga memudahkan dua orang penafsir citra dalam menyelesaikan masalah yang tidak
dapat diselesaikan seorang diri. Kekurangan dari stereoskop ini adalah tentu saja harga yang
mahal, perawatan sulit, dan juga kurang praktis untuk dilapangan.
8. Zoom Stereoscope
Yaitu stereoskop yang lensanya dapat diganti – ganti untuk pembesaran yang berbeda – beda.
Lensa yang pembesarannya terkecil yaitu dengan pembesaran dua setengah ingá sepuluh kali.
Pembesaran diatasnya yaitu lima ingá duapuluh kali. Pembesaran yang terbesar hádala seratus
kali (Lillesand dan Kiefer. 1979; LaPrade. 1980; dikutip dari Soetanto. 1986). Disamping
pembesarannya yang sangat besar, keunggulan lain dari zoom stereoscope adalah pasangan foto
stereo yang dapat diputar – putar. Citra yang dapat diamati dengan alat ini adalah transparansi
berupa positif maupun negatif, dan citra yang dicetak pada kertas tak tembus cahaya.
Pengenalan Alat-alat Penginderaan Jarak Jauh
Dalam melakukan penginderaan jarak jauh diperlukan kegiatan interpretasi citra, digunakan
berbagai alat yang meliputi alat pengamat, alat pengukur obyek pada citra, alat pemindahan data
intrepretasi Citra, serta alat Analisis digital. Proses interpretasi foto udara secara khusus meliputi
pengamatan stereoskopik untuk menampilkan pandangan tiga dimensi dari suatu medan. Alat
pengamat pada citra meliputi alat pengamat nonstereoskopik (lensa pembesar, meja sinar, serta
istrumen pengamat optik dan elektronik) dan Alat pengamat stereoskopik.
Sedangkan dalam perlengkapan interpretasi foto udara ada tiga tujuan pokok penggunaan
perlengkapan interpretasi foto udara yaitu:
1. Pengamatan foto
2. Pengukuran kenampakan/obyek pada foto
3. Memindahkan hasil interpretasi citra ke peta
Dengan terdiri dari beberapa peralatan, yaitu:
1. Stereoskop.
2. Meja.
3. Alat Pengukuran sederhana (grid titik, paralaks bar, skala keterbukaan tajuk, skala rona,
penggaris, planimeter).
4. Tabel-tabel bantu (volume pohon, kunci determinasi vegetasi)
5. Dll.
A. STEREOSKOPIS
Penglihatan stereoskopis secara khusus diperlukan pada proses interpretasi foto udara. Orang
yang memiliki penglihatan sangat lemah pd salah satu matanya mungkin tdk dpt melihat secara
stereoskopis. Efek ini memungkinkan kita untuk melihat 3 dimensi. Diperoleh dengan
melihat foto udara yang bertampalan atau stereogram.
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
a. Pasangan foto yg bertampalan atau stereogram
Pasangan foto yang bertampalan terdiri dari 2 foto yang berdekatan, yang bertampalan (minimal
50% daerah yang sama) pada garis terbang yang sama. Stereogram merupakan sepasang foto
udara yang stereoskopis (pasangan foto yang sudah diorientasikan secara benar yang mencakup
daerah yang sama).
b. Stereoskop
Stereoskop adalah alat untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara yang bertampalan. Inti
dari stereoskop ini adalah terdiri dari lensa, atau kombinasi antara lensa, cermin, dan prisma.
Dalam interpretasi citra, stereoskop menjadi alat utama untuk foto udara atau citra tertentu
lainnya yang dapat menimbulkan perwujudan tiga dimensional.
Beberapa tipe stereoskop yang ada menggunakan lensa atau paduan lensa, cermin, dan prisma.
Stereoskop lensa mudah dibawa, relatif kecil, dan murah. Kaki-kakinya dpt dilipat. Jarak lensa
dpt disesuaikan antara 45 – 75 mm sesuai kemampuan akomodasi mata pengamat. Perbesaran
yang dapat dilihat adalah 2 hingga 4 kali. Foto udara yg diamati harus berdekatan dan daerah
yang dapat diamati amat terbatas.
c. Transparansi Film
Kertas atau transparansi film biasanya digunakan untuk menginterpretasi citra udara. Kedua
media ini dapat diamati dengan stereoskop. Cetak kertas dapat dengan mudah ditulisi dan dibawa
ke lapangan, sedangkan transparansi film lebih mudah digunakan dan warna yang ditampilkan
lebih mirip dengan warna aslinya. Interpreter biasanya menggunakan stereoskop lensa sederhana
dan stereoskop cermin untuk menginterpretasi cetak kertas. Adapun stereoskop zoom
dipergunakan untuk menginterpretasi transparasi film berwarna atau inframerah berwarna.
d. Meja sinar
Meja sinar dipergunakan sebagai media pembantu untuk mentransfer hasil interpretasi yang telah
dilakukan dalam film transparansi. Meja sinar sangat diperlukan untuk menstransfer data hasil
pengamatan karena sumber cahaya harus datang dari belakang transparansi film. Meja sinar
secara khusus memiliki bola lampu dengan suhu warna ( color temperature ) sekitar 3.500° K.
e. Paralaks bar
Adalah alat yang terdiri dari sebuah batang yang pada kedua ujungnya terpasang masing-masing
lensa. Pada kedua lensa tersebut terdapat tanda berupa titik, silang atau lingkaran kecil yang
disebut tanda apung ( floting mark ) tanda dilensa sebelah kiri disebut fixed mark, karena pada
batang terdapat titik merah atau hitam, di mana orang yang akan menggunakannya harus
menentukan konstanta batang paralaks dengan memilih salah satu titik tersebut.
f. Alat ukur
Pengukuran jarak dari sebuah citra udara dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari
beberapa jenis alat ukur yang ada. Alat ukur tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh harga,
ketelitian, dan ketersediaannya. Bagi Anda yang memerlukan pengukuran dengan ketelitian
rendah, Anda dapat menggunakan penggaris segitiga atau skala metrik. Akan tetapi, apabila
Anda memerlukan ketelitian yang tinggi dengan tetap menggunakan penggaris segitiga tersebut,
hasil perhitungannya dikoreksi dengan menghitung nilai rata-rata dari beberapa pengukuran.
Pengukuran yang Anda lakukan akan semakin teliti apabila dibantu dengan lensa pembesar.
Penggaris sederhana dapat digunakan untuk mengukur luas ketampakan dengan bentuk objek
yang teratur, seperti bentuk lahan pertanian.
g. Pengamat warna aditif ( Color Additive Viewer )
Pengamat warna aditif menggunakan kode warna dan menumpangsusunkan tiga citra
multispektral untuk menghasilkan paduan warna yang lebih mudah diinterpretasikan. Pengamat
warna aditif dan Zoom Transfer Scope ( ZTS ) dapat digunakan secara terpadu sehingga
interprestasi citra udara yang dilakukan pada layar pengamat warna aditif dapat langsung
dipindahkan pada peta dasar yang berbeda skalanya.
ZTS secara optik dapat melakukan rotasi citra hingga 360° untuk mempeergunakan orientasi
antara foto dan peta. ZTS memiliki sistem lensa khusus ( anomorphic )yang mampu
memperbesar citra hingga 2x hanya pada satu arah.
h. Penganalisis Citra Elektronik ( Electronic Image Analyzer )
Pada dasarnya, alat ini merupakan sistem TV aliran tertutup ( Closed Circuit TV/CCTV ). Citra
tembus pandang ( biasanya citra hitam putih ) disinari pada meja sinar dan diamati dengan
kamera TV yang memiliki resolusi tinggi. Sinyal video tersebut disalurkan ke dalam unit
pengolahan dan kemudian ditampilkan dalam layar TV setelah sebelumnya diproses.
PERTEMUAN 7
Secara garis besar penginderaan jauh dibedakan menjadi penginderaan jauh sistem fotografik
dan penginderaan jauh non fotografik. Dikatakan penginderaan fotografi karena
menggunakan kamera sebagai sensor, menggunakan film sebagai detektor dan menggunakan
gelombang elektromagnetik yang berupa spektrum tampak dengan perluasannya sebagai
tenaganya. Hasil dari sistem fotografik ini berupa foto udara dan foto satelit. Sedangkan
sistem penginderaan jauh non fotografik menggunakan selain kemera misalnya RBV (Return
Bean Vidicon) untuk Satelit Landsat generasi 1 (Landsat 4-5) yang terdiri dari 3 saluran
RBV1, RBV2 dan RBV3 dan MSS (Multispektral scanner) yang keduanya mempunyai
resolusi 79meter.
Tabel 1.1 Contoh Spesifikasi Landsat TM
Saluran Panjang gelombang (m) Resolusi spasial Nama spektrum
1
2
3
4
5
6
7
0,45 – 0,52
0,52 – 0,60
0,63 – 0,69
0,76 – 0,90
1,55 – 1,75
10,40 – 12,50
2,08 – 2,35
30
30
30
30
30
120
30
Biru
Hijau
Merah
Inframerah dekat
Inframerah tengah 1
Inframerah termal
Inframerah tengah 11
Sumber, Danudoro, 1996
Dilihat dari tenaga yang digunakan penginderaan jauh dapat dibedakan penginderaan jauh pasif
dan penginderaan jauh aktif. Penginderaan jauh pasif artinya penginderaan jauh dengan
menggunakan tenaga matahari sebagai sumber utama, misalnya sinar matahari, emisi/pancaran,
temperatus benda muka bumi.. Sedangkan penginderaan jauh aktif adalah penginderaan jauh
yang menggunakan tenaga buatan, misalnya pulsa pada radar, sinar lampu.
Filtering merupakan suatu metode untuk menonjolkan suatu kenampakan pada citra
sehingga lebih mudah dibedakan dengan kenampakan lain. Swain dan Davis (1978) memberikan
batasan filter sebagai mekanisme yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun
digital, sesuai dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa pemfilteran
adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan
menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Fungsi dari filter pada pemrosesan
citra adalah untuk menyeleksi suatu nilai piksel sehingga memiliki variasi nilai yang mampu
menggambarkan kenampakan dengan lebih jelas dari citra asli. Untuk dapat menampilkan citra
yang lebih jelas daripada citra aslinya maka diperlukan suatu penonjolan dan penyamaran dari
nilai piksel. Dengan dilakukan operasi filtering diharapkan interpretasi visual dapat dilakukan
dengan lebih mudah karena kenampakan menjadi lebih jelas.
Variasi nilai piksel pada sebuah citra diubah dengan menggunakan algoritma tertentu.
Dengan menggunakan moving window/kernel dengan ukuran 3x3, 5x5 , 7x7 dan seterusnya.
Setiap kernel tersebut juga memiliki bobot tersendiri yang tentunya juga mempengaruhi
perubahan nilai piksel pada citra. Dengan bobot dan dari nilai piksel, dilakukan proses perubahan
nilai piksel dengan menggeser kernel sampai semua bagian citra dilalui. Sehingga nilai piksel
yang diubah sangat dipengaruhi oleh nilai piksel di sekitarnya.
Fisiografi atau kenampakan relief permukaan suatu daerah pada suatu citra penginderaan
jauh seringkali tidak tergambarkan dengan jelas. Gambar yang ditangkap oleh sensor tidak selalu
tepat dalam menggambarkan aspek fisiografis. Hal tersebut akibat dari keterbatasan sensor
maupun akibat gangguan dari luar, misalnya cahaya matahari. Intensitas cahaya yang berbeda
ketika mengenai suatu daerah akan memberikan efek yang berbeda pula pada kenampakan yang
direkam. Sehingga citra hasil perekaman tidak selalu menunjukkan efek fisiografi secara jelas.
Dengan ditampilkannya aspek fisiografi pada citra, sehingga citra dapat dianalisis secara lebih
mendalam mengenai bentuklahan sehingga dapat diketahui pula aspek penggunaan lahannya.
Pemfilteran adalah cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data
dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Filter dirancang untuk
menyaring informasi spectral sehingga menghasilkan citra baru yang mempunyai variasi nilai
spektral yang berbeda dengan citra asli. Terdapat dua jenis filtering, yaitu filter high pass dan
filter low pass.
1. Filter high pass menghasilkan citra dengan variasi nilai kecerahan yang besar dari piksel ke
piksel, sedangkan filter low pass justru sebaliknya, memiliki fungsi untuk menaikkan frekwensi
sehingga batas satu bentuk dengan bentuk lainnya menjadi jelas. Tujuannya untuk menonjolkan
perbedaan antara objek ataupun perbedaan nilai, kondisi ataupun sifat antar objek yang diwakili
oleh nilai piksel.
2. Filter low pass adalah batas antara satu bentuk dengan bentuk lainnya menjadi kabur sehingga
terkesan memiliki gradasi yang halus. Tujuannya untuk memperhalus kenampakan citra.
Pemfilteran (spatial filtering) sebenarnya merupakan kelompok operasi tersendiri, dan
bukan hanya penajaman. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai mekanisme
yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun digital, sesuai dengan kriteria
tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa pemfilteran adalah suatu cara untuk
ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian
data yang tidak diinginkan.
Berbeda dengan teknik penajaman kontras, operasi pemfilteran dapat diterapkan dengan
mempertimbangkan nilai piksel yang bertetangga. Oleh karena itu, teknik pemfilteran lebih
sering disebut sebagai operasi lokal (local operation), sedangkan teknik penajaman yang lain
sering disebut operasi titik (point operation).

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Kamera
KameraKamera
Kamera
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik
 
Asas fotografi
Asas fotografi Asas fotografi
Asas fotografi
 
Pengertian kamera
Pengertian kameraPengertian kamera
Pengertian kamera
 
Belajar Asas Fotografi Digital
Belajar Asas Fotografi DigitalBelajar Asas Fotografi Digital
Belajar Asas Fotografi Digital
 
Mikroskop dan penggunaannya2
Mikroskop dan penggunaannya2Mikroskop dan penggunaannya2
Mikroskop dan penggunaannya2
 
Fisika (KAMERA & LUP)
Fisika (KAMERA & LUP)Fisika (KAMERA & LUP)
Fisika (KAMERA & LUP)
 
Mikroskop dan bagian
Mikroskop dan bagianMikroskop dan bagian
Mikroskop dan bagian
 
MIKROSKOP ELEKTRON
MIKROSKOP ELEKTRONMIKROSKOP ELEKTRON
MIKROSKOP ELEKTRON
 
Teknik Dasar Fotografi
Teknik Dasar FotografiTeknik Dasar Fotografi
Teknik Dasar Fotografi
 
Analisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIRAnalisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIR
 
O1 cincin newton
O1 cincin newtonO1 cincin newton
O1 cincin newton
 
Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Teori KameraTATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
 
Tata cahaya iii
Tata cahaya iiiTata cahaya iii
Tata cahaya iii
 
Dasar Fotografi : ISO dan Noise
Dasar Fotografi : ISO dan NoiseDasar Fotografi : ISO dan Noise
Dasar Fotografi : ISO dan Noise
 
Mikroskop elektron
Mikroskop elektronMikroskop elektron
Mikroskop elektron
 
Fotografi Dasar | The Rule of Third, Point of Interest & Eksposure
Fotografi Dasar | The Rule of Third, Point of Interest & EksposureFotografi Dasar | The Rule of Third, Point of Interest & Eksposure
Fotografi Dasar | The Rule of Third, Point of Interest & Eksposure
 

Similar to Pj vani

jenis-citra-pj inderaja fotogrametri.pdf
jenis-citra-pj inderaja fotogrametri.pdfjenis-citra-pj inderaja fotogrametri.pdf
jenis-citra-pj inderaja fotogrametri.pdfYachyaDwikarsa
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxELLYAMUTHIARAMADHANI
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaWarnet Raha
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxMelisaRonaFitri
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxSyamsulAmrie1
 
JENIS-JENIS PENGINDERAAN JRK JAUH KLS 12
JENIS-JENIS PENGINDERAAN JRK JAUH KLS 12JENIS-JENIS PENGINDERAAN JRK JAUH KLS 12
JENIS-JENIS PENGINDERAAN JRK JAUH KLS 12DifaNet
 
Sistem Pencitraan Untuk Menangkap Citra Polarisasi
Sistem Pencitraan Untuk Menangkap Citra PolarisasiSistem Pencitraan Untuk Menangkap Citra Polarisasi
Sistem Pencitraan Untuk Menangkap Citra Polarisasiiqbalgoh
 
Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaAgus Candra
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxrioprayogo2
 
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas XGeografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas XPutri Alfisyahrini
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
 

Similar to Pj vani (20)

jenis-citra-pj inderaja fotogrametri.pdf
jenis-citra-pj inderaja fotogrametri.pdfjenis-citra-pj inderaja fotogrametri.pdf
jenis-citra-pj inderaja fotogrametri.pdf
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
 
Jl
JlJl
Jl
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
geometeri
geometerigeometeri
geometeri
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
 
JENIS-JENIS PENGINDERAAN JRK JAUH KLS 12
JENIS-JENIS PENGINDERAAN JRK JAUH KLS 12JENIS-JENIS PENGINDERAAN JRK JAUH KLS 12
JENIS-JENIS PENGINDERAAN JRK JAUH KLS 12
 
Sistem Pencitraan Untuk Menangkap Citra Polarisasi
Sistem Pencitraan Untuk Menangkap Citra PolarisasiSistem Pencitraan Untuk Menangkap Citra Polarisasi
Sistem Pencitraan Untuk Menangkap Citra Polarisasi
 
Penginderaan Jauh.ppt
Penginderaan Jauh.pptPenginderaan Jauh.ppt
Penginderaan Jauh.ppt
 
1 pengindraan jauh.ppt
1 pengindraan jauh.ppt1 pengindraan jauh.ppt
1 pengindraan jauh.ppt
 
SISTEM INDERAJA.pptx
SISTEM INDERAJA.pptxSISTEM INDERAJA.pptx
SISTEM INDERAJA.pptx
 
Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnya
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Penginderaan Jauh 1-2.ppt
Penginderaan Jauh 1-2.pptPenginderaan Jauh 1-2.ppt
Penginderaan Jauh 1-2.ppt
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptx
 
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas XGeografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Penginderaan Jauh 2.ppt
Penginderaan Jauh 2.pptPenginderaan Jauh 2.ppt
Penginderaan Jauh 2.ppt
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Pj vani

  • 1. PERTEMUAN 4 Jenis Citra a. Citra Foto Dalam penginderaan jauh citra foto disebut dengan foto udara atau potret udara. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar, yaitu: Tabel 2.1 perbedaan antara Citra Foto dan Citra Non Foto Jenis citra Variable Pembedaan Citra Foto Citra Non Foto Sensor Kamera Non kamera, berdasarkan atas penyiaman (scanning) kamera, detektornya bukan film Detektron Film Pita magnetic, termistor, foto konduktif, foto voltaic, dan sebagainya Proses perekaman Fotografi/Kimiawi Elektrik Mekanisme perekaman Serentak Parsial Spektrum elektromagnetik Spectrum tampak dan perluasannya Spectrum tampak dan perluasan, thermal dan gelombang Sumber: lillesand dan Kieter, 1990 Citra Foto dapat dibedakan atas beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut. 1) Spectrum elektromagnetik yang digunakan Penggunaan spectrum elektromagnetik dapat menghasilkan foto yang berbeda-beda, meliputi : a) Foto ultraviolet
  • 2. Merupakan foto yang dibuat menggunakan spectrum ultraviolet. Spectrum ultraviolet yang dapat digunakan untuk pemotretan saat ini ialah spectrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,25µm. b) Foto ortokramatik Dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dalam saluran biru (0,4-0,5µm) dan saluran hijau (0,5µm). Foto ini dapat digunakan untuk mendeteksi dasar perairan pantai untuk kegiatan pelayaran. c) Foto pankromatik Dibuat dengan menggunakan spectrum tampak (0,4-0,7µm). Sangat baik digunakan untuk tujuan umum. d) Foto Inframerah asli (true infrared photo) Dibuat dengan menggunakan spectrum inframerah dekat (0,9-1,2µm). Sangat baik untuk keperluan khusus, seperti studi vegetasi, hidrologi, dan tata guna lahan kota. e) Foto inframerah berwarna Disebut juga foto berwarna semua. Filmnya dikembangkan untuk kepentingan militer (Camouflage Detection Film). f) Foto inframerah berwarna Menggunakan spectrum inframerah dekat dan sebagian spectrum tampak (0,7-0,9µm) ditambah saluran hijau dan merah.1[9] 2) Sumbu kamera Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera kepermukaan bumi, meliputi: a) Foto vertical Apabila sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. Termasuk apabila sumbu kamera condong 1⁰- 4⁰. b) Foto condong
  • 3. Apabila sumbu kameramenyudut 10⁰ terhadap permukaan bumi. Foto condong dibedakan atas: (1) Sangat condong, yaitu pada foto tampak cakrawala. (2) Agak condong, yaitu pada cakrawalanya tidak tergambar. 3) Warna yang digunakan a) Foto berwarna semua (false color) atau foto inframerah berwarna : Pada warna ini warna objek tidak sama dengan warna foto. Contoh: vegetasi banyak memantulkan spectrum inframerah, sehingga tampak merah. b) Foto warna asli (true color) Yaitu foto pankromatik berwarna. Contoh : objek yang terekam pada foto akan menampakkan aslinya (lebih mirip/ sama dengan warna aslinya). 4) System wahana a) Foto udara Adalah foto yang direkam dari pesawat udara atau balon udara. b) Foto satelit atau foto orbital Adalah foto yang direkam melalui satelit yang mengelilingi bumi.2[10] b. Citra Non Foto Merupakan citra yang direkam melalui sensor bukan kamera. Citra ini dapat dibedakan atas: 1) Spectrum elektromagnetik a) Citra inframerah thermal Dibuat dengan spectrum inframerah thermal (3,5-5,5µm), (8-14µm), dan 18µm. b) Citra radar dan citra gelombang mikro Dibuat dengan spectrum gelombang mikro. Merupakan hasil pengindraan jauh system aktif yaitu sumber tenaga buatan untuk radar dan system pasif atau sumber tenaga alamiah untuk gelombang mikro. 2) Sensor
  • 4. a) Citra tunggal Sensor yang digunakan pada citra ini adalah sensor tunggal dengan saluran lebar. b) Citra multispectral Sensor yang digunakan pada citra ini adalah sensor jamak/multiband/multisaluran dengan saluran sempit. 3) Wahana a) Citra dirgantara Wahana beroperasi di udara atau dirgantara, contoh : citra inframerah thermal, radar dan MSS (Multi Spectral Scanner). b) Citra satelit (satellite/ spaceborne ilmage) Dibuat dari antariksa atau angkasa luar, meliputi: (1) Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh : Citra Satelit Ranger (AS), Viking (AS), Luna (Rusia), dan Venera (Rusia) (2) Citra satelit untuk pengindraan cuaca, misal: NOAA atau National Oceanic and Admospheric Administration (AS), dan Meteor (Rusia) (3) Citra satelit untuk pengindraan sumber daya bumi. Contoh : Citra Landsat (AS), Citra Soyus (Rusia), dan SPOT atau Le Systeme Probatoire d’Observation de la Terre oleh Perancis tahun 1986 (4) Citra satelit untuk pengindraan laut Contoh: Citra Seasat (AS) dan Citra MOS atau Marine Observation satellite (Jepang) tahun 19863[11] CITRA FOTO Posted on 03.57 by Jurnal Geologi Citra foto dapat dibedakan berdasarkan (1) spektrum elektromagnetik yang digunakan (2) sumbu kamera (3) sudut liputan kamera
  • 5. (4) jenis kamera, (5) warna yang digunakan, dan (6) sistem wahana dan penginderaannya Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas: 1.Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet. Spektrum ultraviolet yang dapat digunakan untuk pemotretan hingga saat ini ialah spektrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,29 μm. 2.Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 μm – 0,56 μm). 3.Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak 4.Foto inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 μm dan hingga 1,2 μm untuk film inframerah dekat yang dibuat secara khusus. 5.Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spektrum inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. Foto pankromatik merupakan foto yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh sistem fotografik. Foto ini telah dikembangkan paling lama, harganya lebih murah bila dibandingkan harga foto lain, dan lebih banyak orang yang telah terbiasa menggunakan foto jenis ini. Sumbu Kamera Foto udara dapat pula dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu: 1. Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. 2. Foto condong, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10º atau lebih besar. Apabila sudut condongnya berkisar antara 1º - 4º, foto yang dihasilkan masih dapat digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong dibedakan lebih lanjut menjadi: a) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu bila pada foto tampak cakrawalanya. b) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu bila cakrawala tidak tergambar pada foto. Sudut Liputan Kamera Paine (1981; dalam Sutanto, 1992) membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular coverage) kamera menjadi empat jenis: 1. Sudut kecil (narrow angle) dengan sudut <60º 2. Sudut normal (normal angle) dengan sudut 60º - 75º 3. Sudut lebar (wide angle) dengan sudut 75º - 100º
  • 6. 4. Sudut sangat lebar (superwide angle) dengan sudut > 100º Warna yang digunakan Berdasarkan warna yang digunakan, foto berwarna dibedakan menjadi: 1.Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto. Obyek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah akan tampak merah pada foto. 2.Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna. Sistem Wahana Ada dua jenis foto yang dibedakan berdasarkan wahana yang digunakan, yaitu: 1.Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat udara atau dari balon. 2.Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit. Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra Nonfoto dibedakan berdasarkan: 1. Spektrum Elektromagnetik Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal. Jendela atmosfir yang digunakan ialah saluran dengan panjang gelombang (3,5 – 5,5)
  • 7. μm, (8 – 14) μm, dan sekitar 18 μm. Penginderaan pada jenis spektrum ini mengacu kepada beda suhu obyek dan daya pancarnya yang pada citra tercermin melalui beda rona atau beda warna. b. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah. Meskipun citra nonfoto juga ada yang menggunakan spektrum tampak, citra yang dihasilkan tidak disebut citra tampak. Citra tersebut lebih sering disebut berdasarkan sensornya atau wahananya, misalnya citra rbv, citra mss, dan citra lainnya. 2. Sensor Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi: a. Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal. b. Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispektral dibuat dengan saluran sempit. Citra multispektral pada citra landsat sering dibedakan menjadi: 1) Citra return beam vidicom atau citra rbv, yaitu citra yang dibuat dengan kamera return beam vidicom pada landsat-1 dan landsat-2. Meskipun berupa kamera, hasilnya bukan berupa foto karena detektornya bukan film dan prosesnya bukan fotografik, melainkan elektronik. Jenis ini beroperasi dengan spektrum tampak. Citra rbv pada landsat-3 bukan lagi berupa citra multispektral, melainkan citra ganda. 2) Citra multispectral scanner atau citra mss, yaitu citra yang dibuat dengan mss sebagai sensornya. Sistem ini dapat beroperasi dengan spektrum tampak maupun spektrum lainnya, misalnya spektrum inframerah termal. Di samping citra mss, landsat juga ada citra mss yang dibuat dari pesawat udara. 3. Wahana
  • 8. Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi: a. Citra dirgantara (airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara atau dirgantara. Misalnya citra inframerah termal, citra radar, dan citra mss yang dibuat dari udara. Istilah citra dirgantara jarang sekali digunakan. b. Citra satelit (satellite/spaceborne image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra satelit dibedakan lebih jauh berdasarkan penggunaan utamanya, yaitu: 1) Citra satelit untuk penginderaan planet, misalnya citra satelit ranger (AS), citra satelit viking (AS), citra satelit luna (Rusia), dan citra satelit venera (Rusia). 2) Citra satelit untuk penginderaan cuaca, misalnya citra noaa (AS), dan citra meteor (Rusia). 3) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi, misalnya citra landsat (AS), citra soyus (Rusia), dan citra spot yang diorbitkan oleh perancis pada tahun 1986. 4) Citra satelit untuk penginderaan laut, misalnya citra seasat (AS), dan citra mos (Jepang) yang diorbitkan pada tahun 1986.
  • 9. PERTEMUAN 5 Unsur interpretasi citraterdiri dari sembilan: 1. Rona atau warna 2. Ukuran 3. Bentuk 4. Tekstur 5. Pola 6. Tinggi 7. Bayangan 8. Situs 9. Asosiasi Sembilanunsurinterpretasicitraini disusunsecaraberjenjangatausecarahirarkisdandisajikanpada Gambar: Rona dan Warna Rona (tone /color tone / greytone) adalahtingkatkegelapanatautingkatkecerahanobyekpadacitra. Rona pada fotopankromatikmerupakanatributbagi obyekyangberinteraksi denganseluruhspektrum tampakyang seringdisebutsinarputih,yaituspektrumdenganpanjanggelombang(0,4 – 0,7) μm. Berkaitandenganpenginderaanjauh,spektrumdemikiandisebutspektrumlebar,jadi ronamerupakan tingkatandari hitamke putihatau sebaliknya. Warna merupakanujudyangtampak olehmatadenganmenggunakanspektrumsempit,lebihsempit dari spektrumtampak.Sebagai contoh,obyektampakbiru,hijau,ataumerahbilahanyamemantulkan spektrumdenganpanjanggelombang(0,4– 0,5) μm, (0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya,bila obyekmenyerapsinarbirumakaiaakan memantulkanwarnahijaudanmerah.Sebagai akibatnyamaka obyekakantampak denganwarnakuning Berbedadenganronayang hanyamenyajikantingkatkegelapan,warnamenunjukkantingkatkegelapan
  • 10. yang lebihberaneka.Adatingkatkegelapandi dalamwarnabiru,hijau,merah,kuning,jingga,danwarna lainnya.Meskipuntidakmenunjukkancarapengukurannya,Estesetal.(1983) mengutarakanbahwa mata manusiadapatmembedakan200 rona dan 20.000 warna.Pernyataanini mengisyaratkanbahwa pembedaanobyekpadafotoberwarnalebihmudahbiladibandingdenganpembedaanobyekpadafoto hitamputih.Pernyataanyangsenadadapatdiutarakanpula,yaitupembedaanobyekpadacitrayang menggunakanspektrumsempitlebihmudahdaripadapembedaanobyekpadacitrayangdibuatdengan spektrumlebar,meskipuncitranyasama-samatidakberwarna.Asasinilahyangmendorongoranguntuk menciptakancitramultispektral. Rona dan warnadisebutunsurdasar.Hal ini menunjukkanbetapapentingnyaronadanwarna dalam pengenalanobyek.Tiapobyektampakpertamapadacitraberdasarkanrona atau warnanya.Setelah rona atau warna yangsama dikelompokkandandiberigarisbatasuntukmemisahkannyadari ronaatau warna yangberlainan,barulahtampakbentuk,tekstur,pola,ukurandanbayangannya.Itulahsebabnya maka rona danwarna disebutunsur dasar. BENTUK Bentukmerupakanvariabel kualitatif yangmemerikankonfigurasi ataukerangkasuatuobyek(Lo,1976). Bentukmerupakanatributyangjelassehinggabanyakobyekyangdapatdikenaliberdasarkan bentuknyasaja. Bentuk,ukuran,danteksturpadaGambar 1 dikelompokkansebagaisusunankeruanganronasekunder dalamsegi kerumitannya.Bermuladari ronayangmerupakanunsurdasar dan termasukprimerdalam segi kerumitannya.Pengamatanatasronadapatdilakukanpalingmudah.Olehkarenaitubentuk, ukuran,dan teksturyanglangsungdapatdikenali berdasarkanrona,dikelompokkansekunder kerumitannya. Ada duaistilahdi dalambahasaInggrisyang artinyabentuk,yaitushape danform.Shape ialahbentuk luar atau bentukumum,sedangformmerupakansusunanataustrukturyangbentuknyalebihrinci. Contohshape atau bentukluar: - Bentukbumi bulat - BentukwilayahIndonesiamemanjangsejauhsekitar5.100 km. Contohformatau bentukrinci: - Padabumi yang bentuknyabulatterdapatberbagai bentukrelief ataubentuklahanseperti gunungapi, dataran pantai,tanggul alam,dsb. - WilayahIndonesiayangbentukluarnyamemanjang,berbentuk(rinci) negarakepulauan.Wilayahyang memanjangdapatberbentukmasif ataubentuklainnya,akantetapi bentukwilayahkita berupa himpunanpulau-pulau. Baikbentukluarmaupunbentukrinci,keduanyamerupakanunsurinterpretasi citrayangpenting. Banyakbentukyangkhas sehinggamemudahkanpengenalanobyekpadacitra.
  • 11. Contohpengenalanobyekberdasarkanbentuk - Gedungsekolahpadaumumnyaberbentukhuruf I,L,U, atau berbentukempatsegi panjang - Tajukpohonpalmaberbentukbintang,tajukpohonpinusberbentukkerucut,dantajukbambu berbentukbulu-bulu - Gunungapi berbentukkerucut,sedangbentukkipasalluvialseperti segi tigayangalasnyacembung - Batuan resistenmembentuktopografikasardenganlerengterjal bilapengikisannyatelahberlangsung lanjut - Bekasmeandersungai yangterpotongdapatdikenalisebagai bagianrendahyangberbentuktapal kuda UKURAN Ukuran ialahatributobyekberupajarak,luas,tinggi,lereng,danvolume.Karenaukuranobyekpada citra merupakanfungsi skala,makadi dalammemanfaatkanukuransebagai unsurinterpretasi citra harus selaludiingatskalanya. Contohpengenalanobyekberdasarkaukuran: - Ukuran rumahseringmencirikanapakahrumahiturumahmukim, kantor,atau industri.Rumahmukim umumnyalebihkecil biladibandingdengankantoratauindustri. - Lapanganolah raga di sampingdicirikanolehbentuksegi empat,lebihdicirikanolehukurannya,yaitu sekitar80 m x 100 m bagi lapangansepakbola,sekitar15 m x 30 m bagi lapangantennis,dansekitar8 m x 10 m bagi lapanganbulutangkis. - Nilai kayudi sampingditentukanolehjeniskayunyajugaditentukanolehvolumenya.Volume kayubisa ditaksirberdasarkantinggi pohon,luashutansertakepadatanpohonnya,dandiameterbatangpohon. TEKSTUR Teksturadalahfrekuensi perubahanronapadacitra (LillesanddanKiefer,1979) atau pengulanganrona kelompokobyekyangterlalukecil untukdibedakansecaraindividual (EstesdanSimonett,1975).Tekstur seringdinyatakandengankasar,halus,danbelang-belang. Contohpengenalanobyekberdasarkantekstur: - Hutan berteksturkasar,belukarbertekstursedang,semakberteksturhalus. - Tanaman padi berteksturhalus,tanamantebubertekstursedang,dantanamanpekaranganbertekstur kasar . - Permukaanairyangtenangberteksturhalus. POLA Pola,tinggi,danbayanganpadaGambar 1 dikelompokkanke dalamtingkatkerumitantertier.Tingkat kerumitannyasetingkatlebihtinggidari tingkatkerumitanbentuk,ukuran,dantekstursebagaiunsur interpretasi citra.Polaataususunankeruanganmerupakanciri yangmenandai bagi banyakobyek
  • 12. bentukanmanusiadanbagi beberapaobyekalamiah. Contoh: - Polaaliransungai seringmenandai strukturgeologi danjenisbatuan.Polaalirantrellismenandai strukturlipatan.Polaaliranyangpadat mengisyaratkanperesapanairkurangsehinggapengikisan berlangsungefektif.Polaalirandendritikmencirikanjenistanah ataujenisbatuanserbasama,dengan sedikitatautanpapengaruhlipatanmaupunpatahan.Polaalirandendritikpadaumumnyaterdapat pada batuanendapanlunak,tufavokanik,danendapantebal olehgletseryangtelahterkikis(Paine, 1981) - Permukaantransmigrasi dikenali denganpolayangteratur,yaitudenganrumahyangukuran dan jaraknyaseragam,masing-masingmenghadapke jalan. - Kebunkaret,kebunkelapa,kebunkopi dansebagainyamudahdibedakandari hutanatauvegetasi lainnyadenganpolanyayangteratur,yaitudari polasertajarak tanamnya. BAYANGAN Bayanganbersifatmenyembunyikandetail atauobyekyangberadadi daerahgelap.Obyekataugejala yang terletakdi daerahbayanganpadaumumnyatidaktampaksama sekali ataukadang-kadangtampak samar-samar.Meskipundemikian,bayanganseringmerupakankunci pengenalanyangpentingbagi beberapaobyekyangjustrulebihtampakdari bayangannya. Contoh: - Cerobongasap,menara,tangki minyak,danbakair yang dipasangtinggi lebihtampakdari bayangannya. - Tembokstadion,gawangsepakbola,danpagarkelilinglapangantenispadafotoberskala1:5.000 juga lebihtampakdari bayangannya. - Lerengterjal tampaklebihjelasdenganadanyabayangan. SITUS Bersama-samadenganasosiasi,situsdikelompokkan ke dalamkerumitanyanglebihtinggipadaGambar diatas.Situsbukanmerupakanciri obyeksecaralangsung,melainkandalamkaitannyadengan lingkungansekitarnya. Situsdiartikandenganberbagai maknaolehparapakar,yaitu: - Letaksuatu obyekterhadapobyeklaindi sekitarnya(EstesdanSimonett,1975).Di dalampengertian ini,Monkhouse (1974) menyebutnyasituasi,seperti misalnyaletakkota(fisik) terhadapwilayahkota (administratif),atauletaksuatubangunanterhadapparsif tanahnya.OlehvanZuidam (1979),situasi jugadisebutsitusgeografi,yangdiartikansebagai tempatkedudukanatauletaksuatudaerahatau wilayahterhadapsekitarnya.Misalnyaletakiklimyangbanyakberpengaruhterhadapinterpretasi citra untukgeomorfologi. - Letakobyekterhadapbentangdarat(Estesdan Simonett,1975),seperti misalnyasitussuatuobyekdi rawa, di puncakbukityang kering,di sepanjangtepi sungai,dsb.Situssemacamini olehvanZuidam (1979) disebutkansitustopografi,yaituletaksuatuobyekatautempatterhadapdaerahsekitarnya.
  • 13. Situsini berupaunitterkecil dalamsuatusistemwilayahmorfologi yangdipengaruhi olehfaktorsitus, seperti: (1) bedatinggi, (2) kecuramanlereng, (3) keterbukaanterhadapsinar, (4) keterbukaanterhadapangin,dan (5) ketersediaanairpermukaandanairtanah. Lima faktorsitusini mempengaruhi prosesgeomorfologi maupunprosesatauperujudanlainnya. Contoh: - Tajukpohonyang berbentukbintangmencirikanpohonpalma.Mungkinjenispalmatersebutberupa pohonkelapa, kelapasawit,sagu,nipah,ataujenispalmalainnya.Bilatumbuhnyabergerombol (pola) dan situsnyadi airpayau,maka yang tampakpada fototersebutmungkinsekali nipah. - Situskebunkopi terletakdi tanahmiringkarenatanamankopi menghendakipengaturanairyangbaik. - Situspemukimanmemanjangumumnyapadaigirbetingpantai,tanggul alam, ataudi sepanjangtepi jalan. AS0SIASI Asosiasi dapatdiartikansebagai keterkaitanantaraobyekyangsatudenganobyeklain.Adanya keterkaitanini makaterlihatnyasuatuobyekpadacitraseringmerupakanpetunjukbagi adanyaobyek lain. Contoh: - Di sampingditandai denganbentuknyayangberupaempatpersegi panjangsertadenganukurannya sekitar80 m x 100 m, lapangansepakboladi tandai denganadanyagawang yang situsnyapadabagian tengahgarisbelakangnya.Lapangansepakbolaberasosiasidengangawang.Kalautidakadagawangnya, lapanganitubukanlapangansepakbola.Gawangtampak pada fotoudara berskala1: 5.000 atau lebih besar. - Stasiunkeretaapi berasosiasi denganjalankeretaapi yangjumlahnyalebihdari satu(bercabang). - Gedungsekolahdi sampingditandai olehukuranbangunanyangrelatif besarsertabentuknyayang menyerupai I,L,atau U, juga ditandai denganasosiasinyaterhadaplapanganolah raga.Padaumumnya gedungsekolahditandai denganadanyalapanganolahragadi dekatnya. Citra dapat diterjemahkan dan digunakan ke dalam berbagai kepentingan seperti dalam: geografi, geologi, lingkungan hidup, dan sebagainya. Interpretasi citra berlandaskan 9 metode kunci interpretasi yang dijelaskan oleh Sutanto; 1986 sebagai berikut ini:
  • 14. a) Rona Merupakan tingkat kehitaman atau tingkat kegelapan obyek pada citra/ foto , rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya, dengan mata biasa rona dapat dibedakan menjadi 5 tingkatan putih, kelabu-putih, kelabu, kelabu hitam dan hitam. b) Warna merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum sempit, lebih sempit dari spectrum tampak, contohnya warna atap pabrik adalah putih, warna taman adalah hijau, dsb. c) Bentuk Merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja, contoh pengenalan obyek berdasarkan bentuk; Bangunan Gedung: berbentuk I, L, U, tajuk pohon alma: berbentuk bintang, Gunung berapi: berbentuk kerucut, dsb. d) Ukuran Atribut obyek yang berupa panjang (sungai,jalan), luas (lahan), volume, ukuran ini merupakan fungsi skala. Misalnya ukuran rumah berbeda dengan ukuran perkantoran, biasanya rumah berukuran lebih kecil dibandingkan dengan bangunan perkantoran. e) Tekstur Frekuensi perubahan rona pada citra/ foto atau pengulangan rona pada kelompok objek (permukiman) tekstur dinyatakan dengan kasar (hutan) sedang (belukar) halus (tanaman padi, permukaan air). f) Pola Susunan keruangna merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek bentukan alamiah, contoh; pola teratur (tanaman perkebunan.Permukiman transmigrasi), pola tidak teratur: tanaman di hutan, jalan berpola teratur dan lurus berbeda dengan sungai yang berpola tidak teratur atau perumahan (dibangun oleh pengembang) berpola lebih teratur jika dibandingkan dengan perumahan diperkampungan. g) Bayangan
  • 15. Merupakan kunci pengenalan objek yang penting untuk beberpa jenis objek, misalnya, untuk membedakan antara pabrik dan pergudangan, dimana pabrik akan terlihat adanya bayangan cerobong asap sedangkan gudang tidak ada. h) Situs Menjelaskan letak objek terhadap objek lain disekitarnya, contoh pohon kopi di tanah miring, pohon nipah di daerah payau, sekolah dekat lapangan olahraga, pemukiman akan memanjang di sekitar jalan utama. i) Assosiasi Diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lain. Sehingga asosiasi ini dapat dikenali 2 objek atau lebih secara langsung. Contohnya stasiun KA, terdapat jalur rel KA. j) Konvergensi Bukti, ialah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit kea rah satu kesimpulan tertentu . Contoh: TUmbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra, menunjukkan pohon palem. Bila ditambah unsurinterpretasi lain, seperti situsnya di tanah becek dan berair payau, maka tumbuhan palma tersebut adalah sagu. Bentang alam dan bentang budaya merupakan objek dari penginderaan jauh. Contoh pengenalan unsure bentang alam dan bentang budaya dari citra penginderaan jauh oleh Prof. Dr. Sutanto dalam bukunya penginderaan jauh, tahun 1992. 1. Unsur Bentang Alam a. Sungai, memiliki tekstur permukaan air yang seragam dengan rona yang gelap jika airnya jernih atau cerah jika keruh. Arah aliran sungai ditandai oleh bentuk sungai yang lebar pada bagian muara, pertemuan sungai memiliki sudut lancip sesuai dengan arah aliran, perpindahan meander ke arah samping dan ke arah bawah (muara). b. Dataran banjir, memiliki permukaan yang rata dengan posisi lebih rendah dari daerah sekitar. Dataran banjir memiliki rona yang seragam atau kadang-kadang tidak seragam, dan terdapat sungai yang posisinya kadang-kadang agak jauh. c. Guguk pasir, berbentuk sempit dan memanjang, lurus atau melengkung, igir rendah dengan permukaan air yang datar, sejajar sama lain dan sejajar pantai. Tak terdapat aliran permukaan dan erosi. Pada kawasan terbukti bentuknya sesuai garis tinggi. d. Hutan bakau, memiliki rona sangat hitam karena daya pantul terhadap cahaya rendah, ketinggian pohon seragam dan tumbuh pada pantai yang becek, tepi sungai atau peralihan air payau. e. Hutan rawa, memiliki rona dan tekstur tidak seragam. Hal ini disebabkan karena ketinggian pohonnya berbeda. Terletak antara hutan bakau dengan hutan rimba di kawasan pedalaman. 2. Unsur bentang budaya a. Jalan raya dan jalan kereta api
  • 16. Jalan raya dan jalan kereta api memiliki bentuk memanjang, lebarnya seragam dan relative lurus. Tekstur halus serta rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada umumnya cerah. b. Terowongan dan jembatan 1) Pada terowongan Nampak seperti jalan atau jalan kereta api yang tiba-tiba hilang pada satu titik dan timbul lagi pada titik lain. 2) Pada jembatan Nampak adanya sungai atau saluran irigasi yang menyilang jalan, terdapat bayangan karena perbedaan tinggi antara jembatan dengan sungai. c. Stasiun kereta api, terminal bus, dan Bandar udara. 1) Pada stasiun kereta api terdapat bangunan rumah yang terpisah dari sekitarnya, Nampak cabang rel kereta api dan gerbong kereta api. Pada stasiun besar Nampak rel yang hilang pada satu sisi rumah dan timbul kembali pada sisi yang lain. 2) Pada terminal bus nampak kawasan yang datar, teratur, dan luas, terdapat bangunan besar dengan deretan bus yang berjajar ke arah samping dan jaraknya rapat. 3) Pada Bandar udara nampak panjang dengan ukuran teratur, dengan rona cerah dan tekstur yang halus. d. Lapangan sepak bola, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran teratur, dengan rona cerah dan tekstur yang halus. e. Rumah permukiman 1) Rumah mukim berbentuk empat persegi panjang, terdapat bayangan di tengah-tengah bagian atapnya, terletak di dekat jalan dan ukuran rumah relative kecil 2) Gedung sekolah bentuknya seperti I, L atau U dengan halaman yang teratur dan bersih serta luas. 3) Rumah sakit merupakan bangunan seragam, besar dan memanjang, pola teratur dengan deretan bangunan yang terpisah satu sama lain yang dihubungkan oleh bangunan penghubung. Memiliki halaman yang luas untuk parker dan letaknya di tepi jalan. 4) Pabrik/industri memiliki gedung dengan ukuran besar dan pada umumnya memanjang, beberapa gedung sering bergabung dengan jarak yang dekat (rapat). Terletak di pinggir jalan , terdapat tempat bongkar muat barang, kadang-kadang nampak tangki air/bahan bakar, cerobong asap dan sebagainya. 5) Pasar memiliki bentuk dan ukuran gedung yang teratur dan seragam. Pola teratur dengan jarak rapat, terletak di tepi jalan besar dan nampak konsentrasi kendaraan bermotor dan tidak bermotor. f. Tanah pertanian dan perkebunan 1) Sawah berupa petak-petak persegi panjang pada daerah datar, pada daerah miring bentuk petak mengikuti garis tinggi. Sering nampak saluran irigasi. Jika pada sawah tersebut terdapat tanaman padi, memiliki tekstur yang halus dengan rona gelap pada usia tua. Jika ditanami tebu, tekstur lebih kasar dari padi dan tampak jalur lariknya. Tekstur dan rona nampak seragam pada kawasan yang luas. 2) Perkebunan karet memiliki jalur lurus dengan tinggi pohon seragam, jarak tanaman dalam jalur teratur demikian juga jarak antar jalur. Tekstur mirip beledu dengan rona yang gelap. 3) Perkebunan kopi tampak sebagai deretan lurus titik-titik hitam dan latar belakang cerah. Pohon pelindung lebih tinggi dan lebih jarang.
  • 17. 4) Perkebunan kelapa memiliki pola yang teratur dengan rona yang cerah dan terdapat pada daerah yang mudah meresap air dengan curah hujan yang cukup banyak. Tajuk pohon berbentuk bintang. 5) Perkebunan kelapa sawit memiliki tajuk yang rapat dan berbentuk bintang, teksturnya lebih halus dari tanaman kelapa. Teknik Interpretasi Citra Teknik interpretasi citra adalah cara khusus untuk melaksanakan met ode indraja secara ilmiah. Teknik interpretasi citra terdiri atas cara-cara interpretasi dengan mempertimbangakan kemudahan pelaksanaan interpretasi, akurasi hasil interpretasi, atau jumlah informasi yang diperoleh Cara-cara interpretasi ilmiah tersebut terdiri atas data acuan, kunci interpretasi citra, penanganan data, pengamatan stereoskopis, metode pengkajian, dan penerapan konsep. a. Data Acuan Citra menyajikan gambaran lengakap yang mirip dengan wujud dan letak sebenarnya. Akan tetapi, masih diperlukan data lain untuk lebih meyakinkan hasil iterpretasi. Data lain ini disebut data acuan karena tidak diperoleh dari citra indraja. Data acuan dapat berupa keputusan, peta, hasil kerja lapangan, atau data-data lain yang sifatnya melengkapi data yang terdapat dalam citra. Oleh karena itu, data acuan berguna untuk membantu proses interpretasi, analisis, dan verifikasi hasilnya. Meskipun citra menyajikan gambaran lengkap, pada umumnya masih perlu dilakukan kegiatan lapangan (observasi). Observasi tersebut dilakukan untuk menguji atau meyakinkan kebenaran hasil interpretasi citra yang telah dilakukan. Observasi atau uji medan (field check) perlu dilakukan terutama pada tempat-tempat yang hasil interpretasinya meragukan. Hasil interpretasi citra yang memerlukan ujian medan antara lain dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini. 1) Kualitas citra meliputi skala, sesolusi, dan informasi yang harus diinterpretasi. 2) Jenis interpretasi atau analisisnya 3) Tingkat ketelitian yang diharapkan 4) Pengalaman dan pengetahuan pengguna dalam melakukan interpretasi 5) Kondisi medan 6) Ketersediaan data acuan b. Kunci Interpretasi Kunci interpretasi citra pada umumnya berupa potongan citra yang telah diinterpretasi, diyakinkan kebenarannya, dan diberi keterangan. Keterangan itu meliputi jenis objek yang digambarkan, unsur interpretasi, serta keterangan tentang citra meliputi jenis, skala, waktu perekaman, dan lokasi. c. Penanganan Data Data yang tersimpan dalam citra perlu dijaga agar tidak menimbulkan goresan atau sampai terhapus. Oleh karena itu, perlu penanganan yang hati-hati terhadap setiap citra.
  • 18. Cara sederhana untuk mengatur citra dengan baik antara lain sebagai berikut. 1) Menyusun citra tiap satuan perekaman atau pemotretan secara numerik 2) Menyusun tumpukan citra sesuai dengan urutan interpretasi yang akan dilaksanakan dan meletakkan penyekat di antaranya. 3) Menyusun tumpukan citra sehingga menunjukan jalur terbang membentang dari kiri ke kanan terhadap arah pengamat. 4) Meletakkan citra pembanding di sebelah citra yang akan diinterpretasi. 5) Pada saat citra dikaji, tumpukan menghadap ke bawah dalam urutannya. d. Pengamatan Stereoskopis Pengamatan stereoskopis adalah kegiatan menafsir citra dengan menggunakan alat bantu yang dinamakan stereoskop. Salah satu syarat dapat dilakukannya pengamatan stereoskopis adalah adanya daerah yang bertampalan. Pengamatan stereoskopis pada citra yang bertampalan menimbulkan gambaran tiga dimensi. Jenis yang umum untuk pengamatan stereoskopis adalah citra foto udara. Perwujudan tiga dimensi pada citra foto udara memungkinkan adanya pengukuran beda tingi dan kemiringan lereng sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan peta kontur. e. Metode Pengkajian Metode pengkajian adalah suatu cara yang bersistem dalam menelaah atau melakukan penyelidikan terhadap objek. Interpretasi citra pada umumnya mengikuti metode tertentu, yaitu dimulai dari pertimbangan yang bersifat umum ke objek khusus yang belum diketahui. Perwujudan umum dapat diartikan sebagai perwujudan regional, sedangkan perwujudan khusus dapat diartikan sebagai berwujudan local. Secara umum ada dua metode pengkajian dalam interpretasi citra. Pertama, melakukan pengamatan ke seluruh wilayah disertai pengambilan data. Kedua, melakukan pengamatan ke seluruh wilayah, tetapi data yang diambil hanya pada tempat-tempat tertentu. f . Penerapan Konsep Cara perolehan dan analisis data indraja dikenal dengan konsep multi, yaitu multispektrum, multitingkat, multitemporal, multiarah, multipolarisasi, dan multidisiplin. 1) Multispektrum, yaitu interpretasi citra dan analisisnya dengan memanfaatkan banyaknya warna. 2) Multitingkat, yaitu adanya perbedaan ketinggian terbang atau orbit wahana pada saat melakukan indraja. 3) Multitemporal, yaitu data suatu objek yang tergambar dalam citra menggambarkan kondisi dan waktu perekaman yang berbeda-beda. 4) Multi arah, yaitu posisi sensor yang dapat diatur ke segala arah dapat meningkatkan kemampuan pengadaan data indraja, terutama di daerah tropika yang banyak tertutup awan. 5) Multipolarisasi, yaitu objek yang terekam oleh sensor mengikuti bidang horizontal atau vertical. 6) Multidisiplin, yaitu data yang terdapat dalam citra dapat dimanfaatkan untuk berbagai keikmuan.
  • 19. PERTEMUAN 6 STEREOSKOPIS Stereoskopis adalah merupakan ilmu yang sekaligus juga seni dalam penggunaan tampilan binokuler untuk pengamatan fotografi yang bertampalan atau tampilan perspektif lainnya. Penginderaan jauh sistem foto udara memanfaatkan teknik stereoskopis ini untuk mendapatkan informasi turunan dari serangkaian data foto udara seperti ketinggian, jarak, volume dan lain-lain. Untuk menghasilkan pandangan
  • 20. stereoskopis ini, digunakan alat pengamatan yang mampu menghasilkan pandangan stereoskopis pada foto udara bertampalan yaitu stereoskop. Melalui stereoskop ini, obyek-obyek yang terdapat pada area tampalan foto akan nampak seperti gambar tiga dimensi yang dapat diukur ketinggian atau kedalaman obyek tersebut. Pandangan tiga dimensi dari hasil pengamatan stereoskopis ini muncul dalam otak sebagai akibat adanya perpaduan dua gambar dengan sudut pandang yang berbeda. Masing-masing mata pengamat (observer) akan mendapatkan informasi dari gambar yang berada dibawahnya. Informasi dari kedua gambar tersebut diterima oleh otak manusia dan diterjemahkan sebagai gambar yang tiga dimensi. Serangkaian foto udara akan nampak menjadi tampilan tiga dimensi dalam proses pengamatan stereoskopis jika : · Foto udara tersebut memiliki tampalan · Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda dalam satu jalur terbang yang sama. · Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama. · Kemampuan dari setiap orang dalam menghasilkan efek tiga dimensional Tidak setiap pengamat memiliki kemampuan yang sama dalam menghasilkan sebuah gambaran tiga dimensional pada serangkaian foto udara yang sama. Berberapa faktor seperti jarak pupil mata, jauh dekat kemampuan fokus pandang, dan lain-lain adalah sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang menghasilkan gambaran tiga dimensional. Pertambahan usia seorang pengamat juga memungkinkan perubahan kemampuan pengamat tersebut dalam menghasilkan pandangan tiga dimensional. Dengan demikian seorang ahli fotogrametris yang bekerja dengan gambaran stereoskopis juga memiliki kemungkinan mengalami kesulitan pembentukan gambaran tiga dimensi pada masa tertentu. Untuk dapat melihat sepasang foto yang saling overlap secara streoskopis tanpa bantuan perlengkapan optis, sangat dirasakan sekali kesulitannya. Hal ini disebabkan karena : 1. Melihat sepasang foto dari jarak yang dekat akan menyebabkan ketegangan pada otot-otot mata.
  • 21. 2. Mata difokuskan pada jarak yang sangat pendek ± 15 cm dari foto yang terletak diatas meja, sedangkan pada saat itu otak kita mengamati atau melihat sudut paralaktis dengan tujuan dapat membentuk stereo model pada suatu jarak atau kedalaman. Keadaaan yang demikian sangat mengacaukan pandangan stereoskop. Karena kesukaran-kesukaran itulah diperlukan suatu stereoskop untuk membantu kita dalam pengamatan. Ada 2 jenis stereoskop, yaitu : 1. Stereoskop saku atau stereoskop lensa · Lebih murah daripada stereoskop cermin · Cukup kecil hingga dapat dimasukkan ke dalam saku · Terdiri dari susunan lensa convex yang sederhana · Mempunyai faktor perbesaran yang cukup besar · Mudah dibawa ke lapangan · Daerah yang dapat dilihat secara stereoskopis sangat terbatas 1. Stereoskop cermin · Lebih besar dari stereoskop saku · Daerah yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika dibandingkan dengan menggunakan stereoskop lensa · Karena bentuknya agak besar maka agak lebih sukar dibawa ke lapangan · Foto udara tersebut memiliki tampalan · Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda dalam satu jalur terbang yang sama. · Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama. · Kemampuan dari setiap orang dalam menghasilkan efek tiga dimensiona Macam – Macam Stereoskop Stereoskop adalah alat untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara yang bertampalan. Inti dari stereoskop ini adalah terdiri dari lensa, atau kombinasi antara lensa, cermin, dan prisma. Dalam interpretasi citra, stereoskop menjadi alat utama untuk foto udara atau citra tertentu lainnya yang dapat menimbulkan perwujudan tiga dimensional. Macam – macam stereoskop : 1. Stereoskop Prisma Tunggal
  • 22. Stereoskop yang merupakan gabungan dari stereoskop cermin dengan stereoskop saku. Stereoskop ini sangat praktis, sehingga mudah untuk digunakan langsung dilapangan. Selain memiliki kelebihan yang praktis tadi, stereoskop ini merupakan gabungan dari 2 stereoskop. Kekurangannya adalah jika dibawa kelapangan langsung masih kalah praktis dengan stereoskop saku. 2. Stereoskop Saku Stereoskop ini biasa juga disebut dengan stereoskop lensa. Tetapi dapat juga disebut pocket stereoscope (stereoskop saku) karena mudah dibawa. Pembesarannya berkisar antara 2 – 4 kali dan tidak memiliki binokuler. Kebanyakan stereoskop saku/lensa mempunyai spesifikasi yang sama, yaitu :  Sistem lensa yang fokusnya tertentu yaitu dengan pasangan stereo pada bidang fokus.  Jarak lensa dapat disesuaikan terhadap jarak pupil mata.  Dapat dilipat serta dimasukkan saku Kelebihan dari stereoskop ini selain mudah dibawa adalah harganya yang murah, cara kerja dan pemeliharaannya sederhana. Hanya saja, kekurangan pada stereoskop ini adalah jarak stereo yang relatif pendek, yaitu sekitar jarak lensanya. Contohnya saja untuk mengamati foto berukuran 23 cm x 23 cm sangatlah sulit menginterpretasikannya. 3. Stereoskop Cermin Stereoskop cermin merupakan jenis baku yang banyak digunakan interpretasi citra. Terdiri dari sepasang lensa, sepasang prisma atau cermin. Tiap dua kakinya dipasang satu cermin. Stereoskop ini dirancang untuk pengamatan stereoskop bagi pasangan foto stereo berukuran baku yang daerah pertampalan luasnya 60 % atau lebih. Jarak stereo dibuat jauh lebih besar dari jarak pupil mata, yaitu sekitar 25 cm. Kelebihan dari stereoskop ini adalah dilengkapi dengan binokuler dan batang paralaks atau stereometer. Kekurangan yang dimiliki adalah harga yang mahal, perawatan yang sulit, dan tidak praktis untuk dibawa ke lapangan. 4. Stereoskop Kembar Stereoskop ini kurang lebih sama penggunaannya dengan stereoskop cermin tetapi dengan kelebihan dan kekurangan masing – masing. Kelebihannya adalah stereoskop ini dapat digunakan langsung oleh 2 orang secara bersamaan, selain itu memiliki perbesaran hingga 3 – 6 kali. Kekurangannya adalah kurang praktis jika dibawa ke lapangan. 5. Interpretoskop Interpretoskop merupakan stereoskop yang termasuk kategori mikroskop. Kelebihan dari interpretoskop adalah toleransinya terhadap perbedaan skala, yaitu hingga 1 : 7,5 antara foto kanan dan foto kiri dalam pasangan foto stereo. Interpretoskop juga dapat diamati oleh dua orang
  • 23. langsung. Selain itu kelebihannya memungkinkan memutar citra hingga 360 derajat. Kekurangan pada interpretoskop adalah pembesarannya hanya 10 kali, dan alat ini begitu besar, sehingga hanya baik digunakan di Laboratorium. 6. Stereoskop Penyiam ‘Old Delft’ Stereoskop yang secara umum sama dengan stereoskop cermin. Hanya saja stereoskop ini lensa pengamatannya dapat diputar – putar untuk dapat mengamati atau menyiam seluruh daerah pertampalan sehingga tidak memerlukan penggeseran stereoskop maupun penggeseran foto stereonya. Kelebihan dari stereoskop ini adalah dilengkapi dengan binokuler dan batang paralaks atau stereometer. Kekurangan stereoskop, selain harga yang mahal dan perawatan yang rumit, juga kurang praktis jira dibawa ke lapangan. 7. Stereoskop Penyiam Kembar ‘Old Delft’ Stereoskop ini dibuat untuk menyempurnakan stereoskop cermin dan stereoskop penyiam ‘Old Delft’. Stereoskop ini dilengkapi dengan dua set lensa pengamat sehingga dimungkinkan untuk pengamatan oleh dua orang secara bersamaan. Pembesarannya satu setengah hingga tiga kali. Dengan keuntungan mampu digunakan oleh dua orang pengamat langsung, maka kedua pengamat dapat bermufakat tentang foto stereo yang sedang diinterpretasi. Kelebihan selain diatas adalah stereoskop ini sangat bermanfaat untuk latihan antara pelatih dan siswa secara langsung. Juga memudahkan dua orang penafsir citra dalam menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan seorang diri. Kekurangan dari stereoskop ini adalah tentu saja harga yang mahal, perawatan sulit, dan juga kurang praktis untuk dilapangan. 8. Zoom Stereoscope Yaitu stereoskop yang lensanya dapat diganti – ganti untuk pembesaran yang berbeda – beda. Lensa yang pembesarannya terkecil yaitu dengan pembesaran dua setengah ingá sepuluh kali. Pembesaran diatasnya yaitu lima ingá duapuluh kali. Pembesaran yang terbesar hádala seratus kali (Lillesand dan Kiefer. 1979; LaPrade. 1980; dikutip dari Soetanto. 1986). Disamping pembesarannya yang sangat besar, keunggulan lain dari zoom stereoscope adalah pasangan foto stereo yang dapat diputar – putar. Citra yang dapat diamati dengan alat ini adalah transparansi berupa positif maupun negatif, dan citra yang dicetak pada kertas tak tembus cahaya. Pengenalan Alat-alat Penginderaan Jarak Jauh Dalam melakukan penginderaan jarak jauh diperlukan kegiatan interpretasi citra, digunakan berbagai alat yang meliputi alat pengamat, alat pengukur obyek pada citra, alat pemindahan data intrepretasi Citra, serta alat Analisis digital. Proses interpretasi foto udara secara khusus meliputi pengamatan stereoskopik untuk menampilkan pandangan tiga dimensi dari suatu medan. Alat pengamat pada citra meliputi alat pengamat nonstereoskopik (lensa pembesar, meja sinar, serta istrumen pengamat optik dan elektronik) dan Alat pengamat stereoskopik.
  • 24. Sedangkan dalam perlengkapan interpretasi foto udara ada tiga tujuan pokok penggunaan perlengkapan interpretasi foto udara yaitu: 1. Pengamatan foto 2. Pengukuran kenampakan/obyek pada foto 3. Memindahkan hasil interpretasi citra ke peta Dengan terdiri dari beberapa peralatan, yaitu: 1. Stereoskop. 2. Meja. 3. Alat Pengukuran sederhana (grid titik, paralaks bar, skala keterbukaan tajuk, skala rona, penggaris, planimeter). 4. Tabel-tabel bantu (volume pohon, kunci determinasi vegetasi) 5. Dll. A. STEREOSKOPIS Penglihatan stereoskopis secara khusus diperlukan pada proses interpretasi foto udara. Orang yang memiliki penglihatan sangat lemah pd salah satu matanya mungkin tdk dpt melihat secara stereoskopis. Efek ini memungkinkan kita untuk melihat 3 dimensi. Diperoleh dengan melihat foto udara yang bertampalan atau stereogram. B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN a. Pasangan foto yg bertampalan atau stereogram Pasangan foto yang bertampalan terdiri dari 2 foto yang berdekatan, yang bertampalan (minimal 50% daerah yang sama) pada garis terbang yang sama. Stereogram merupakan sepasang foto
  • 25. udara yang stereoskopis (pasangan foto yang sudah diorientasikan secara benar yang mencakup daerah yang sama). b. Stereoskop Stereoskop adalah alat untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara yang bertampalan. Inti dari stereoskop ini adalah terdiri dari lensa, atau kombinasi antara lensa, cermin, dan prisma. Dalam interpretasi citra, stereoskop menjadi alat utama untuk foto udara atau citra tertentu lainnya yang dapat menimbulkan perwujudan tiga dimensional. Beberapa tipe stereoskop yang ada menggunakan lensa atau paduan lensa, cermin, dan prisma. Stereoskop lensa mudah dibawa, relatif kecil, dan murah. Kaki-kakinya dpt dilipat. Jarak lensa dpt disesuaikan antara 45 – 75 mm sesuai kemampuan akomodasi mata pengamat. Perbesaran yang dapat dilihat adalah 2 hingga 4 kali. Foto udara yg diamati harus berdekatan dan daerah yang dapat diamati amat terbatas. c. Transparansi Film Kertas atau transparansi film biasanya digunakan untuk menginterpretasi citra udara. Kedua media ini dapat diamati dengan stereoskop. Cetak kertas dapat dengan mudah ditulisi dan dibawa ke lapangan, sedangkan transparansi film lebih mudah digunakan dan warna yang ditampilkan lebih mirip dengan warna aslinya. Interpreter biasanya menggunakan stereoskop lensa sederhana
  • 26. dan stereoskop cermin untuk menginterpretasi cetak kertas. Adapun stereoskop zoom dipergunakan untuk menginterpretasi transparasi film berwarna atau inframerah berwarna. d. Meja sinar Meja sinar dipergunakan sebagai media pembantu untuk mentransfer hasil interpretasi yang telah dilakukan dalam film transparansi. Meja sinar sangat diperlukan untuk menstransfer data hasil pengamatan karena sumber cahaya harus datang dari belakang transparansi film. Meja sinar secara khusus memiliki bola lampu dengan suhu warna ( color temperature ) sekitar 3.500° K. e. Paralaks bar Adalah alat yang terdiri dari sebuah batang yang pada kedua ujungnya terpasang masing-masing lensa. Pada kedua lensa tersebut terdapat tanda berupa titik, silang atau lingkaran kecil yang disebut tanda apung ( floting mark ) tanda dilensa sebelah kiri disebut fixed mark, karena pada batang terdapat titik merah atau hitam, di mana orang yang akan menggunakannya harus menentukan konstanta batang paralaks dengan memilih salah satu titik tersebut. f. Alat ukur Pengukuran jarak dari sebuah citra udara dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari beberapa jenis alat ukur yang ada. Alat ukur tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh harga, ketelitian, dan ketersediaannya. Bagi Anda yang memerlukan pengukuran dengan ketelitian rendah, Anda dapat menggunakan penggaris segitiga atau skala metrik. Akan tetapi, apabila Anda memerlukan ketelitian yang tinggi dengan tetap menggunakan penggaris segitiga tersebut, hasil perhitungannya dikoreksi dengan menghitung nilai rata-rata dari beberapa pengukuran. Pengukuran yang Anda lakukan akan semakin teliti apabila dibantu dengan lensa pembesar. Penggaris sederhana dapat digunakan untuk mengukur luas ketampakan dengan bentuk objek yang teratur, seperti bentuk lahan pertanian. g. Pengamat warna aditif ( Color Additive Viewer ) Pengamat warna aditif menggunakan kode warna dan menumpangsusunkan tiga citra multispektral untuk menghasilkan paduan warna yang lebih mudah diinterpretasikan. Pengamat warna aditif dan Zoom Transfer Scope ( ZTS ) dapat digunakan secara terpadu sehingga interprestasi citra udara yang dilakukan pada layar pengamat warna aditif dapat langsung dipindahkan pada peta dasar yang berbeda skalanya. ZTS secara optik dapat melakukan rotasi citra hingga 360° untuk mempeergunakan orientasi antara foto dan peta. ZTS memiliki sistem lensa khusus ( anomorphic )yang mampu memperbesar citra hingga 2x hanya pada satu arah. h. Penganalisis Citra Elektronik ( Electronic Image Analyzer ) Pada dasarnya, alat ini merupakan sistem TV aliran tertutup ( Closed Circuit TV/CCTV ). Citra tembus pandang ( biasanya citra hitam putih ) disinari pada meja sinar dan diamati dengan
  • 27. kamera TV yang memiliki resolusi tinggi. Sinyal video tersebut disalurkan ke dalam unit pengolahan dan kemudian ditampilkan dalam layar TV setelah sebelumnya diproses.
  • 28. PERTEMUAN 7 Secara garis besar penginderaan jauh dibedakan menjadi penginderaan jauh sistem fotografik dan penginderaan jauh non fotografik. Dikatakan penginderaan fotografi karena menggunakan kamera sebagai sensor, menggunakan film sebagai detektor dan menggunakan gelombang elektromagnetik yang berupa spektrum tampak dengan perluasannya sebagai tenaganya. Hasil dari sistem fotografik ini berupa foto udara dan foto satelit. Sedangkan sistem penginderaan jauh non fotografik menggunakan selain kemera misalnya RBV (Return Bean Vidicon) untuk Satelit Landsat generasi 1 (Landsat 4-5) yang terdiri dari 3 saluran RBV1, RBV2 dan RBV3 dan MSS (Multispektral scanner) yang keduanya mempunyai resolusi 79meter. Tabel 1.1 Contoh Spesifikasi Landsat TM Saluran Panjang gelombang (m) Resolusi spasial Nama spektrum 1 2 3 4 5 6 7 0,45 – 0,52 0,52 – 0,60 0,63 – 0,69 0,76 – 0,90 1,55 – 1,75 10,40 – 12,50 2,08 – 2,35 30 30 30 30 30 120 30 Biru Hijau Merah Inframerah dekat Inframerah tengah 1 Inframerah termal Inframerah tengah 11 Sumber, Danudoro, 1996 Dilihat dari tenaga yang digunakan penginderaan jauh dapat dibedakan penginderaan jauh pasif dan penginderaan jauh aktif. Penginderaan jauh pasif artinya penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga matahari sebagai sumber utama, misalnya sinar matahari, emisi/pancaran, temperatus benda muka bumi.. Sedangkan penginderaan jauh aktif adalah penginderaan jauh yang menggunakan tenaga buatan, misalnya pulsa pada radar, sinar lampu.
  • 29. Filtering merupakan suatu metode untuk menonjolkan suatu kenampakan pada citra sehingga lebih mudah dibedakan dengan kenampakan lain. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai mekanisme yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun digital, sesuai dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa pemfilteran adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Fungsi dari filter pada pemrosesan citra adalah untuk menyeleksi suatu nilai piksel sehingga memiliki variasi nilai yang mampu menggambarkan kenampakan dengan lebih jelas dari citra asli. Untuk dapat menampilkan citra yang lebih jelas daripada citra aslinya maka diperlukan suatu penonjolan dan penyamaran dari nilai piksel. Dengan dilakukan operasi filtering diharapkan interpretasi visual dapat dilakukan dengan lebih mudah karena kenampakan menjadi lebih jelas. Variasi nilai piksel pada sebuah citra diubah dengan menggunakan algoritma tertentu. Dengan menggunakan moving window/kernel dengan ukuran 3x3, 5x5 , 7x7 dan seterusnya. Setiap kernel tersebut juga memiliki bobot tersendiri yang tentunya juga mempengaruhi perubahan nilai piksel pada citra. Dengan bobot dan dari nilai piksel, dilakukan proses perubahan nilai piksel dengan menggeser kernel sampai semua bagian citra dilalui. Sehingga nilai piksel yang diubah sangat dipengaruhi oleh nilai piksel di sekitarnya. Fisiografi atau kenampakan relief permukaan suatu daerah pada suatu citra penginderaan jauh seringkali tidak tergambarkan dengan jelas. Gambar yang ditangkap oleh sensor tidak selalu tepat dalam menggambarkan aspek fisiografis. Hal tersebut akibat dari keterbatasan sensor maupun akibat gangguan dari luar, misalnya cahaya matahari. Intensitas cahaya yang berbeda ketika mengenai suatu daerah akan memberikan efek yang berbeda pula pada kenampakan yang direkam. Sehingga citra hasil perekaman tidak selalu menunjukkan efek fisiografi secara jelas. Dengan ditampilkannya aspek fisiografi pada citra, sehingga citra dapat dianalisis secara lebih mendalam mengenai bentuklahan sehingga dapat diketahui pula aspek penggunaan lahannya. Pemfilteran adalah cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Filter dirancang untuk menyaring informasi spectral sehingga menghasilkan citra baru yang mempunyai variasi nilai spektral yang berbeda dengan citra asli. Terdapat dua jenis filtering, yaitu filter high pass dan filter low pass.
  • 30. 1. Filter high pass menghasilkan citra dengan variasi nilai kecerahan yang besar dari piksel ke piksel, sedangkan filter low pass justru sebaliknya, memiliki fungsi untuk menaikkan frekwensi sehingga batas satu bentuk dengan bentuk lainnya menjadi jelas. Tujuannya untuk menonjolkan perbedaan antara objek ataupun perbedaan nilai, kondisi ataupun sifat antar objek yang diwakili oleh nilai piksel. 2. Filter low pass adalah batas antara satu bentuk dengan bentuk lainnya menjadi kabur sehingga terkesan memiliki gradasi yang halus. Tujuannya untuk memperhalus kenampakan citra. Pemfilteran (spatial filtering) sebenarnya merupakan kelompok operasi tersendiri, dan bukan hanya penajaman. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai mekanisme yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun digital, sesuai dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa pemfilteran adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Berbeda dengan teknik penajaman kontras, operasi pemfilteran dapat diterapkan dengan mempertimbangkan nilai piksel yang bertetangga. Oleh karena itu, teknik pemfilteran lebih sering disebut sebagai operasi lokal (local operation), sedangkan teknik penajaman yang lain sering disebut operasi titik (point operation).