2. 1. Perubahan ini mencabut Juknis Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana
dimaksud dalam Edaran Direksi Nomor: 0014.E/DIR/2014 tanggal 09
Desember 2014, selanjutnya mengganti dengan Juknis Pengadaan
Barang/Jasa melalui Edaran Direksi Nomor : 0010.E/DIR/2016 tanggal
24 Nopember 2016.
2. Sedangkan Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa PT PLN
(Persero) sebagaimana dimaksud di dalam Keputusan Direksi No.
0620.K/DIR/2013 tanggal 03 Oktober 2013 yang telah dirubah
menjadi Peraturan Direksi No. 0527.K/DIR/2014 tanggal 31 Oktober
2014, tetap berlaku, tidak berubah.
3. Tujuan dilakukan penggantian Juknis pengadaan barang/jasa a.l.:
- Agar ketentuan yang mengatur tentang pengadaan tidak menjadi
hambatan bagi penyelenggara pengadaan barang/jasa APLN
- Memberi peluang kepada Pengguna Barang/Jasa dalam
menerapkan professional judgement terkait dengan pengambilan
kebijakan/keputusan dalam penyelenggaraan pengadaan
barang/jasa APLN
3. 1. Mempertegas redaksional pada ketentuan-ketentuan yang multi tafsir /
ambigu,
2. Menambah / mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Juknis pengadaan
Barang/Jasa untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa, a.l.:
1) Pendelegasian wewenang pengesahan Dokumen PQ, RKS / Dokumen
Lelang dan HPS oleh KDIV/KSAT terkait
2) Shortlist dimasukkan sebagai salah satu metode untuk Pelelangan
Terbatas selain menggunakan DPT. Shortlist harus mendapat persetujuan
(penetapan) Direksi / Komite Direktur / Direktur terkait.
3) Pengaturan pengadaan Alih Daya,
4) Pengaturan pengadaan IPP termasuk Jaminan pengadaan dan
penandatanganan dokumen pengadaan IPP,
5) Merevisi ketentuan pengadaan BBM, Gas Bumi/gas lainnya,
6) Merevisi ketentuan pengadaan asuransi.
3. Menambahkan matrik kewenangan proses pengadaan IPP.
4. Ketentuan Pengadaan Batubara diatur secara terpisah.
4. KEPPRES 18/1996
PP 12/1998
SK No.100/2004
SK No.200/2004
SK No.118/2004
PP 45/2005
SE Meneg BUMN
No.S.298/S.MBU/2007,
Tgl.25 Juni 2007
SK No. 80/2008
PEDOMAN UMUM PBJ
Meneg BUMN
No.05/MBU/2008,
03 Sept 2008
SK No.305/2010
SK Dir No. 038/1998
SK Dir No. 075/1998
SK Dir No. 138/2002
SK No.065 .A/2009
SK No.0282/2009
SK No.0304/2009
KEPPRES 80/2003 PERPRES 54/2010 + + +
1.SK.No. 608 /2010
2.SK.No. 066 /2011
3.SK No. 1059/2011
4.SK No. 1360/2011
5.SK No. 053/2012
6.SK No. 186/2012
7.SK No. 250/2012
8 SK No. 499/2012
9 SK No. 270/2013
4
SK No.: 0620/2013
SE No.: 0003/2014
SK No.: 0527/2014
SE No.: 0014/2014
SE No.: 0010/2016
JICA, ADB,
Wold Bank
5. BAB I Ketentuan Umum
BAB II Organisasi Pengadaan Barang/Jasa
BAB III Daftar Penyedia Barang/Jasa Terseleksi (DPT)
BAB IV Proses Pengadaan Barang/Jasa
BAB V Pengadaan Khusus
BAB VII Manajemen Pelaksanaan Perjanjian/Kontrak
BAB VIII Pengadaan Barang/Jasa Melalui Media
Elektronik PLN
BAB IX Pengendalian dan Pengawasan
BAB VI Pendayagunaan Produksi Dalam negeri
6. 1.1 Maksud dan Tujuan
1.2 Ruang Lingkup
1.3 Pengertian
1.4 Prinsip Dasar
1.5 Kebijakan Umum Pengadaan Barang/Jasa
1.6 Etika Pengadaan
1.7 Bantuan Hukum, Reward dan Punishment
1.8 Pakta Integritas
1.9 Izin Prinsip Direksi
7. 1.3.4 Asuransi Pembangunan
Proyek adalah asuransi yang menjamin
segala macam risiko kerugian yang
mungkin timbul di lingkungan proyek
pembangunan selama masa
pelaksanaan pembangunan.
1.3.4 Asuransi Pembangunan Proyek
adalah asuransi yang menjamin atau
memproteksi risiko kerugian yang
mungkin timbul di lingkungan proyek
pembangunan selama masa pelaksanaan
pembangunan.
1.3.5 Asuransi Masa Operasi
adalah asuransi yang menjamin segala
macam risiko kerugian yang mungkin
timbul atas harta benda atau aset
milik perusahaan pada masa operasi
dan dimulai sejak proyek
diserahterimakan Taking Over
Certificate (TOC) atau proyek
dioperasikan secara komersial.
1.3.5 Asuransi Masa Operasi adalah
asuransi yang menjamin atau
memproteksi risiko kerugian yang
mungkin timbul atas harta benda atau
aset milik perusahaan pada masa operasi
dan dimulai sejak proyek Commercial
Operation Date (COD) atau proyek
dioperasikan secara komersial.
menjadi
menjadi
1.3 Pengertian
8. 1.3.7 Berita Acara Penyerahan Akhir/Final Acceptance Certificate (FAC)
yaitu berita acara yang dibuat untuk menyatakan bahwa pekerjaan yang
diperjanjikan telah selesai dilaksanakan dan setelahnya tidak ada lagi
keterikatan pihak satu dengan lainnya kecuali ketentuan garansi barang/jasa
yang lazim di pasaran.
TAMBAHAN
1.3.10 Commercial Operating Date (COD) adalah tanggal yang telah
disepakati oleh para pihak untuk mulai beroperasinya Aset Operasional
secara komersial.
1.3.42 Leader Consortium/Pemimpin
Konsorsium/ Penanggung Utama Jasa
Asuransi adalah perusahaan asuransi yang
ditunjuk oleh PLN melalui mekanisme
pengadaan yang akan mewakili dan
bersama-sama PLN melaksanakan seleksi
International Re-insurance Broker, serta
menjadi pemimpin diantara Member
Consortium dalampenempatan risiko
yang akan diasuransikan melalui
mekanisme yang telah ditentukan.
1.3.11 Consortium’s Leader Jasa Asuransi
Aset Operasional adalah perusahaan asuransi
yang ditunjuk oleh PLN melalui mekanisme
pengadaan yang mewakili dan bersama-sama
PLN telah berhasil melaksanakan seleksi
International Re-insurance Broker yang
mendapatkan backup Re-insurance Company,
serta menjadi pemimpin diantara Consortium’s
Member dalam penempatan risiko yang akan
diasuransikan melalui mekanisme yang telah
ditentukan.
menjadi
1.3 Pengertian
9. 1.3.43 Member Consortium/Anggota
Konsorsium/Penanggung Peserta Jasa
Asuransi adalah perusahaan asuransi yang
telah dinyatakan lulus sebagai anggota
konsorsium dan diikutsertakan dalam
penutupan asuransi di PLN.
1.3.12 Consortium’s Member Jasa
Asuransi Aset Operasional adalah
perusahaan asuransi yang telah dinyatakan
lulus sebagai anggota konsorsium dan
diikutsertakan dalam penutupan asuransi di
PLN.
1.3.9 Daftar Penyedia Terseleksi yang
selanjutnya disebut DPT adalah daftar
Penyedia Barang/Jasa yang lulus penilaian
kualifikasi yang dimutakhirkan secara
periodik berdasarkan kinerja Penyedia
Barang/Jasa.
1.3.13 Daftar Penyedia Terseleksi yang
selanjutnya disebut DPT adalah daftar
Penyedia Barang/Jasa yang dinyatakan lulus
oleh PLN melalui mekanisme penilaian
kualifikasi, ditetapkan dan disahkan oleh
Pengguna Barang/Jasa dan dimutakhirkan
secara periodik.
1.3.11 Direksi adalah organ PLN yang
terdiri dari anggota Direksi yang
bertanggungjawab penuh atas pengurusan
PLN untuk kepentingan, tujuan dan mewakili
kepentingan PLN.
1.3.15 Direksi adalah organ PLN yang
terdiri dari anggota Direksi/Direktur yang
bertanggungjawab penuh atas pengurusan
PLN untuk kepentingan, tujuan dan mewakili
kepentingan PLN.
menjadi
menjadi
menjadi
1.3 Pengertian
10. 1.7.3 Pengguna Barang/Jasa, Wakil
Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana
Pengadaan, Pejabat Pelaksana Pengadaan,
Value for Money Committee dan pihak lain
di PLN yang terkait dengan Pengadaan
Barang/Jasa yang tidak sesuai dengan Prinsip
Dasar Pengadaan, Etika Pengadaan dan
Prosedur yang berlaku, maka akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Disiplin Pegawai PLN
yang berlaku.
1.7.3 Pengguna Barang/Jasa, Wakil
Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana
Pengadaan, Pejabat Pelaksana Pengadaan,
Value for Money Committee dan pihak lain
di PLN yang terkait dengan Pengadaan
Barang/Jasa yang tidak sesuai dengan Prinsip
Dasar Pengadaan, Etika Pengadaan dan
Prosedur yang berlaku, maka akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Disiplin Pegawai PLN
dan/atau sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
menjadi
1.7 Bantuan Hukum, Reward dan Punishment
11. 1.8.1 Pengguna Barang/Jasa, Wakil
Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana
Pengadaan, Pejabat Pelaksana Pengadaan,
Value for Money Committee dan pihak lain
di PLN yang terkait dengan Pengadaan
Barang/Jasa wajib menandatangani Pakta
Integritas.
1.8.1 Pengguna Barang/Jasa, Wakil
Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana
Pengadaan, Pejabat Pelaksana Pengadaan,
Value for Money Committee dan pihak lain
di PLN yang terkait dengan Pengadaan
Barang/Jasa wajib menandatangani Pakta
Integritas.
Untuk Direksi dan Pejabat Struktural yang
pada saat diangkat dalam jabatan struktural
tersebut telah menandatangani Pakta
Integritas untuk menjalankan fungsi
jabatannya maka Pejabat Struktural tersebut
tidak perlu menandatangani Pakta Integritas
terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa
menjadi
1.8.2 Calon Penyedia Barang/Jasa dan
Penyedia Barang/Jasa wajib menanda -
tangani Pakta Integritas.
1.8.2 Calon Penyedia Barang/Jasa wajib
menandatangani Pakta Integritas.
menjadi
1.8 Pakta Integritas
12. ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA
2.1 Pengguna Barang/Jasa
2.2 Wakil Pengguna Barang/Jasa
2.3 Pejabat Perencana Pengadaan
2.4 Pejabat Pelaksana Pengadaan
2.5 Value for Money Committee
2.6 Procurement Agent
13. 2.1.3 Pengguna Barang/Jasa memiliki
kewenangan menugaskan Direktorat/
Divisi/Bagian yang terkait dengan proses
pengadaan untuk melakukan proses
Pengadaan Barang/Jasa
DIHAPUS
2.1.63 Menetapkan dan / atau
mengesahkan:
a. Dokumen Rencana Pengadaan.
b. Dokumen Kualifikasi.
c. Spesifikasi Teknis atau Kerangka Acuan
Kerja (KAK).
d. Dokumen Pelelangan / RKS.
e. HPS. Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
2.1.53 Menetapkan dan mengesahkan:
Dokumen Rencana Pengadaan :
a. Dokumen Rencana Pengadaan.
b. Dokumen Kualifikasi.
c. Daftar Penyedia Terseleksi (DPT)
d. Dokumen Pelelangan/RKS.
e. HPS.
f. Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
menjadi
2.1 Pengguna Barang/Jasa
14. 2.1 Pengguna Barang/Jasa
2.1.5.4 Khusus untuk proses pengadaan di Kantor Pusat pengesahan
Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2.1.5.3 yang merupakan
kewenangan Direksi sebagai Pengguna Barang/Jasa dapat ditetapkan dan
disahkan sebagai berikut:
a. Dokumen Rencana Pengadaan oleh Direksi/Direktur terkait.
b. Dokumen Kualifikasi oleh Kepala Satuan/Kepala Divisi yang
menangani Perencanaan Pengadaan.
c. Daftar Penyedia Terseleksi oleh Kepala Satuan/Kepala Divisi yang
menangani tentang penyusunan DPT.
d. Dokumen Pelelangan/RKS oleh Kepala Satuan/Kepala Divisi yang
membawahi Pejabat Perencana Pengadaan dan Kepala Satuan/Kepala
Divisi pada Direktorat terkait.
e. Addendum Dokumen Pelelangan/RKS oleh Kepala Satuan/Kepala
Divisi yang membawahi Pejabat Pelaksana Pengadaan dan Kepala
Satuan/Kepala Divisi yang membawahi Pejabat Perencana Pengadaan.
f. HPS oleh Kepala Satuan/Kepala Divisi yang menangani Pelaksanaan
Pengadaan dan Kepala Satuan/Kepala Divisi pada Direktorat terkait.
g. Pemenang Penyedia Barang/Jasa oleh Direksi/Direktur/ Kepala
Satuan/Kepala Divisi berdasarkan batasan kewenangan.
TAMBAHAN
15. 2.1 Pengguna Barang/Jasa
2.1.6.7 Menandatangani Perjanjian
/Kontrak sesuai dengan ketentuan Batasan
Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PLN yang berlaku.
2.1.5.7 Menandatangani Perjanjian/
Kontrak dan perubahannya (bila ada) sesuai
dengan ketentuan Batasan Kewenangan
Pengambilan Keputusan di Lingkungan PLN
yang berlaku.
2.1.5.11 Mempertanggungjawabkan segi administrasi, fisik,
keuangan, dan fungsional atas pengadaan yang dilaksanakan.
TAMBAHAN
16. 2.3 Pejabat Perencana Pengadaan
2.3.2 Fungsi Perencanaan Pengadaan
di Kantor Pusat dilaksanakan oleh Pejabat
yang ditunjuk oleh Direksi, sedangkan di
Unit Induk/Unit Penunjang ditunjuk oleh
General Manager/Kepala.
2.3.2 Fungsi Perencanaan Pengadaan
di Kantor Pusat dilaksanakan oleh Pejabat
Struktural yang ditunjuk oleh Direksi,
sedangkan di Unit Induk ditunjuk oleh
General Manager.
2.3.8 Atasan Langsung Pejabat Perencana Pengadaan wajib memastikan
proses perencanaan pengadaan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan tersedianya dokumen terkait termasuk melakukan koordinasi
dengan Pengguna Barang/Jasa, Value for Money Commiittee dan/atau pejabat
lainnya yang terkait dengan perencanaan pengadaan
TAMBAHAN
17. 2.4.2 Fungsi Pelaksanaan Pengadaan di Kantor Pusat dilaksanakan oleh
Pejabat Struktural yang ditunjuk oleh Direksi, sedangkan di Unit Induk ditunjuk
oleh General Manager.
2.4.7 Atasan Langsung Pejabat Pelaksana Pengadaan wajib memastikan
proses pengadaan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan tersedianya dokumen terkait termasuk melakukan koordinasi dengan
Pengguna Barang/Jasa, Value for Money Committee dan/atau pejabat lainnya
yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan.
TAMBAHAN
2.4 Pejabat Pelaksana Pengadaan
18. 2.5.3.2 Di Unit Induk
Komite Manajer atau melalui Rapat Pimpinan.
Dalam hal Pengguna Barang/Jasa melimpahkan kewenangannya kepada Unit
Pelaksana dibawahnya, fungsi Value for Money Committee tetap di Kantor
Induk.
2.5 Value for Money Committee
TAMBAHAN
2.5.5 Proses Pengadaan Barang/Jasa
yang harus melalui review dan
rekomendasi Value for Money Committee
adalah Pengadaan Barang/Jasa yang
masuk kategori kebutuhan
Critical/Bottleneck/Strategis dan kategori
kebutuhan Leverage yang nilai
pengadaannya menjadi kewenangan
Direksi/GM/Kepala, sesuai Supply
Positioning Matrix.
2.5.5 Proses Pengadaan Barang/Jasa
yang harus melalui review dan rekomendasi
Value for Money Committee adalah
Pengadaan Barang/Jasa yang masuk kategori
kebutuhan Critical/Bottleneck, Strategis dan
Leverage (tidak termasuk kategori kebutuhan
Rutin) sesuai Supply Positioning Matrix.
menjadi
19. 19
RKAP
ANALISIS
PASAR
ANALISIS
KEBUTUHAN
DOKUMEN
PELELANGAN /
RKS
MEMILIH PENYEDIA
BARANG/JASA
PELELANGAN
TERBATAS
PELELANGAN
TERBUKA
PENGECUALIAN
HPE
DPT
ANALISIS
DOKUMEN
RENCANA
PENGADAAN
HPS
KLARIFIKASI
NEGOSIASI
USULAN
PEMENANG
A
A B
B
Penetapan
Pemenang
Pengumuman
Pemenang
Penunjukan
Pemenang
CDA
Kontrak
Ulang / Gagal
Keterangan
Rekomendasi VFM
Persetujuan KDIV
Dilaporkan ke KDIV
Di PT PLN (Persero)
Kantor Pusat
20. 20
RKAP
ANALISIS
PASAR
ANALISIS
KEBUTUHAN
DOKUMEN
PELELANGAN /
RKS
MEMILIH PENYEDIA
BARANG/JASA
PELELANGAN
TERBATAS
PELELANGAN
TERBUKA
PENGECUALIAN
HPE
DPT
ANALISIS
DOKUMEN
RENCANA
PENGADAAN
HPS
KLARIFIKASI
NEGOSIASI
USULAN
PEMENANG
A
A B
B
Penetapan
Pemenang
Pengumuman
Pemenang
Penunjukan
Pemenang
CDA
Kontrak
Ulang / Gagal
Keterangan
Rekomendasi VFM
Persetujuan GM /
Manajer
Dilaporkan ke GM /
Manajer
Di PT PLN (Persero)
Kantor Induk
21. 21
KANTOR PUSAT / UNIT INDUK / UNIT PENUNJANG
Riset
pasar
Analisis
kebutuhan
Memilih
Metode
dan
Strategi
pengadaan
Rekomendasi
VFM
Menyusun
draft
Rencana
Pengadaan
Penetapan
Dokumen
Rencana
Pengadaan
RKAP
22. DAFTAR PENYEDIA BARANG/JASA
TERSELEKSI (DPT)
3.1 Maksud dan Tujuan Pengunaan DPT
3.2 Tugas dan Tanggung jawab Penyusunan DPT
3.3 Metoda Penyusunan DPT
3.4 Sifat dan Jenis DPT
3.5 Pengelolaan DPT
3.6 Dokumen Kualifikasi
3.7 Persyaratan Kualifikasi
3.8 Pelaksanaan Kualifikasi
3.9 Kondisi Belum tersedia DPT
24. 3.2 Tugas dan Tanggung jawab Penyusunan DPT
3.2 Penyusunan DPT menjadi tugas
dan tanggung jawab Pejabat Perencana
Pengadaan dan disahkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
3.2 Penyusunan DPT menjadi tugas
dan tanggung jawab Pejabat Perencana
Pengadaan, ditetapkan dan disahkan
oleh Pengguna Barang/Jasa.
3.4.1 DPT Lokal dibuat oleh Pejabat
Perencana Pengadaan di Unit Induk/Unit
Penunjang untuk dipergunakan dalam proses
pemilihan Penyedia Barang/Jasa setempat
3.4.1 DPT Lokal dibuat oleh Pejabat
Perencana Pengadaan di Unit Induk atau
Pejabat Perencanaan di Kantor Pusat, untuk
dipergunakan dalam proses pemilihan
Penyedia Barang/Jasa setempat.
menjadi
menjadi
3.4 Sifat dan Jenis DPT
25. 3.5 Pengelolaan DPT
3.5.7 PLN mengakui daftar hitam
(black list) dari lembaga yang mempunyai
keterkaitan dengan bisnis PLN, atau
perusahaan yang sejenis dengan usaha
PLN, atau mempunyai kesamaan
kepentingan dengan bisnis PLN.
3.5.7 PLN dapat mengakui daftar hitam
(black list) dari lembaga yang mempunyai
keterkaitan dengan bisnis PLN, atau
perusahaan yang sejenis dengan usaha PLN,
atau mempunyai kesamaan kepentingan
dengan bisnis PLN.
menjadi
3.5.3 DPT harus dilakukan
pemuktahiran secara berkala dan terus
menerus antara lain berupa
penambahan/penguranganCalon Penyedia
Barang/Jasa dalam daftar DPT,
pemuktahiran data dan kinerja Calon
Penyedia Barang/Jasa yang sudah terdaftar
dalam DPT.
3.5.3 DPT harus dilakukan pemuktahiran
secara berkala dan terus menerus antara lain
berupa penambahan/pengurangan Calon
Penyedia Barang/Jasa dalam daftar DPT,
pemuktahiran data dan/atau kinerja Calon
Penyedia Barang/Jasa yang sudah terdaftar
dalam DPT. Penambahan DPT dapat dilakukan
apabila ada pendaftar baru yang dinyatakan
lulus kualifikasi dan disahkan sebagai DPT oleh
Pengguna Barang/Jasa, serta pengurangan DPT
dapat dilakukan apabila dikenakan blacklist,
masa berlaku DPT sudah berakhir, data
kualifikasi tidak dimutakhirkan tanpa
keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan
atau berkinerja buruk
menjadi
26. 3.7 Persyaratan Kualifikasi
3.7.1.1 Memiliki ijin usaha sesuai
dengan bidang usahanya sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3.7.1.1 Memiliki perijinan sesuai dengan
bidang usahanya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
menjadi
3.7.1.8 Khusus untuk perusahaan asing
apabila ditunjuk sebagai Penyedia
Barang/Jasa diwajibkan untuk melengkapi
persyaratan perijinan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3.7.1.8 Khusus perusahaan asing yang
akan ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa
diwajibkan memenuhi persyaratan perijinan
sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3.7.2.2 Mempunyai kemampuan
menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
3.7.2.2 Mempunyai kemampuan
menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan termasuk pelaksanaan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
menjadi
menjadi
3.7.2.4 Sanggup memenuhi persyaratan penggunaan produksi dalam
negeri sepanjang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Tambahan
27. 3.7 Persyaratan Kualifikasi
3.7.3.2 Untuk nilai pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa tertentu, harus memiliki surat
keterangan dukungan keuangan/referensi
dari Bank.
3.7.3.2 Untuk jenis dan/atau nilai
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa tertentu,
harus memiliki surat keterangan dukungan
keuangan/referensi dari Bank.
menjadi
3.7.3.3 Untuk jenis pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa lainnya
yang diutamakan bagi pelaku usaha mikro dan kecil, mempunyai
kemampuan keuangan yang memadai yang didukung dengan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik atau
disahkan oleh Pimpinan Perusahaan.
3.7.4 Dalam hal tertentu Pengguna Barang/Jasa dapat
menentukan persyaratan kualifikasi lainnya untuk menjamin value for
money yang terbaik bagi PLN.
TAMBAHAN
28. 3.8.9 Pejabat Perencana Pengadaan
menyusun dan melaporkan hasil penilaian
kualifikasi kepada Atasan Langsung untuk
selanjutnya disampaikan kepada Value for
Money Committee.
3.8.9 Pejabat Perencana Pengadaan
menyusun dan melaporkan hasil penilaian
kualifikasi kepada Atasan Langsung. Atasan
Langsung mengkoordinasikan tindak lanjut
hasil penilaian kualifikasi kepada Pengguna
Barang/Jasa termasuk bila diperlukan
kepada Value for Money Committee untuk
proses penetapan DPT.
menjadi
3.8 Pelaksanaan Kualifikasi
3.8.10 Berdasarkan rekomendasi Value
for Money Committee maka Pejabat
Perencana Pengadaan mengumumkan hasil
penilaian kualifikasi Penyedia Barang/Jasa.
3.8.10 Setelah adanya pengesahan DPT
oleh Pengguna Barang/Jasa, Pejabat
Perencana Pengadaan atau Atasan Langsung
Pejabat Perencana Pengadaan
mengumumkan hasil penilaian kualifikasi
Penyedia Barang/Jasa.
menjadi
29. 3.9 Kondisi Belum tersedia DPT
3.9.1 Dalam hal untuk pemilihan
Penyedia Barang/Jasa yang belum
mempunyai DPT, dapat dilakukan melalui
Metode Pelelangan Terbuka dengan
Prakualifikasi atau Pascakualifikasi
3.9.1 Dalam hal untuk pemilihan
Penyedia Barang/Jasa yang belum
mempunyai DPT, dapat dilakukan melalui
Metode Pelelangan Terbuka dengan
Prakualifikasi atau Pascakualifikasi, dengan
persyaratan kualifikasi sebagaimana diatur
pada Angka 3.7.
menjadi
3.9.3 Pengadaan barang dan/atau jasa
yang belum pernah diadakan sebelumnya
atau teknologi yang belum pernah digunakan
di PLN namun mempunyai pasar Penyedia
yang telah mapan (terbukti/proven), dapat
dilakukan dengan menggunakan Shortlist
yang disusun berdasarkan riset pasar yang
mencukupi. Shortlist yang telah digunakan
dalam pelelangan dapat dijadikan DPT
setelah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
3.9.3 Pengadaan barang dan/atau jasa
yang belum pernah diadakan sebelumnya
atau teknologi yang belum pernah digunakan
di PLN namun mempunyai pasar Penyedia
yang telah mapan (terbukti/proven) atau
pengadaan barang/jasa tertentu yang
ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa, dapat
dilakukan dengan menggunakan Shortlist.
Shortlist disusun berdasarkan riset pasar yang
mencukupi, memenuhi kriteria tertentu dan
ditetapkan oleh Direksi/Komite
Direktur/Direktur terkait. Shortlist yang telah
digunakan dalam pelelangan dapat dijadikan
DPT setelah memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan.
menjadi
30. 4.1 Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.2 Metoda Pengadaan Barang/Jasa
4.3 Joint Procurement
4.4 Metode Penawaran
4.5 Jangka Waktu Pengadaan Barang/Jasa
4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
31. 4.1 Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.1.1.1.c Rencana Pengadaan Barang/Jasa
Korporat disusun berdasarkan RKAP, yang
pelaksanaannya dilakukan secara periodik
sesuai siklus perencanaan PLN, baik dalam 1
(satu) tahun kalender atau gabungan
beberapa tahun kalender.
4.1.1.1.c Rencana Pengadaan Barang/Jasa
Korporat disusun berdasarkan RKAP dan/atau
RUPTL, yang pelaksanaannya dilakukan
secara periodik sesuai siklus perencanaan
PLN, baik dalam 1 (satu) tahun kalender atau
gabungan beberapa tahun kalender.
4.1.1.2.b Rencana Pengadaan Barang/Jasa
disusun berdasarkan RKAP dan telah
memperhitungkan potensi konsolidasi di
tingkat korporat.
4.1.1.2.b Rencana Pengadaan Barang/Jasa
disusun berdasarkan RKAP dan/atau RUPTL
dan telah memperhitungkan potensi
konsolidasi di tingkat korporat.
TAMBAHAN
4.1.2.4 Proses penyusunan Dokumen Pelelangan/RKS
berpedoman pada Edaran ini dan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku, dengan Proses Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
tetap mengacu pada Dokumen Pelelangan/RKS yang telah
ditetapkan dan disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
menjadi
menjadi
32. 4.1 Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.1.3.4 HPS disusun berdasarkan HPE. 4.1.3.4 HPS disusun secara cermat dan
profesional dengan menggunakan
data/referensi, antara lain :
a. Harga Perkiraan Engineering.
b. Dokumen Pelelangan
c. …
4.1.3.5 HPE disusun secara cermat dan
profesional dengan menggunakan
data/referensi dasar, antara lain:
a. Dokumen Pelelangan (Spesifikasi/
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS)/Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau
Term Of Reference (TOR) atau Syarat
Penawaran/Syarat Perjanjian/ Kontrak).
b. Harga pasar setempat.
c. ……………….
4.1.3.5 Harga Perkiraan Engineering
disusun oleh Pejabat Perencana Pengadaan
secara cermat dan professional.
menjadi
menjadi
4.1.3.6 HPE harus selalu dimutakhirkan. 4.1.3.6 Komponen biaya dan analisa
perhitungan HPE harus selalu dimutakhirkan
sebagai data/referensi dalam penyusunan
HPS.
menjadi
33. 4.2 Metoda Pengadaan Barang/Jasa
4.2.1.1 Pelelangan Terbatas dilakukan
dengan mengundang Penyedia Barang/Jasa
yang terdapat dalam DPT.
4.2.1.1 Pelelangan Terbatas dilakukan
dengan mengundang Penyedia Barang/Jasa
yang terdapat dalam DPT atau Shortlist yang
telah ditetapkan oleh Direksi/Komite
Direktur/Direktur terkait.
4.2.1.3 Pelelangan Terbatas dengan DPT
merupakan strategi utama Pengadaan
Barang/Jasa.
4.2.1.3 Pelelangan Terbatas sepanjang
telah tersusun DPT merupakan strategi
utama Pengadaan Barang/Jasa
4.2.2.3.c Pembuktian kualifikasi dapat dilakukan terhadap semua calon
Penyedia Barang/Jasa atau terhadap calon Penyedia Barang/Jasa yang akan
diusulkan sebagai pemenang dan pemenang cadangan, yaitu dilakukan
verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam penawaran
untuk memastikan kebenarannya dan jika diperlukan dapat dilakukan due
diligence.
TAMBAHAN
menjadi
menjadi
34. 4.2 Metoda Pengadaan Barang/Jasa
4.2.3.1.b.6).a) Penyedia Barang/Jasa
yang telah memenangkan Pelelangan
Terbatas/Pelelangan Terbuka terhadap
barang yang secara terus menerus
dibutuhkan sepanjang harga yang
ditawarkan menguntungkan dengan kualitas
barang sama atau lebih baik dan dilengkapi
dengan kajian yang disahkan oleh Pengguna
Barang/Jasa;
4.2.3.1.b.6).a) Penyedia Barang/Jasa
yang telah memenangkan Pelelangan
Terbatas/ Pelelangan Terbuka/ Penunjukan
Langsung dengan metode Open Book
terhadap barang yang secara terus menerus
dibutuhkan sepanjang harga yang
ditawarkan menguntungkan dengan
kualitas barang sama atau lebih baik dan
dilengkapi dengan kajian yang disahkan
oleh Pengguna Barang/Jasa;
4.2.3.1.b.6).b) Penyedia Barang/Jasa
yang telah memenangkan Pelelangan
Terbatas/ Pelelangan Terbuka terhadap jasa
lainnya yang secara terus menerus
dibutuhkan sepanjang harga yang
ditawarkan menguntungkan dengan kualitas
jasa sama atau lebih baik dan dilengkapi
dengan kajian yang disahkan oleh Pengguna
Barang/Jasa, hanya dapat dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut; atau
4.2.3.1.b.6).b) Penyedia Barang/Jasa
yang telah memenangkan Pelelangan
Terbatas/ Pelelangan Terbuka terhadap jasa
lainnya yang secara terus menerus
dibutuhkan sepanjang harga yang
ditawarkan menguntungkan dengan kualitas
jasa sama atau lebih baik dan dilengkapi
dengan kajian yang disahkan oleh Pengguna
Barang/Jasa, hanya dapat dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut; atau
menjadi
menjadi
35. 4.2 Metoda Pengadaan Barang/Jasa
4.2.3.1.b.10) Penyelenggara fasilitas pemeliharaan kesehatan bagi
pegawai dan keluarga yang ditanggung, termasuk tetapi tidak terbatas pada
rumah sakit, klinik, dokter, apotek, dan laboratorium;
4.2.3.1.d.3).c) Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
TAMBAHAN
4.2.3.1.h.1) Pengguna Barang/Jasa
dapat menerbitkan Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK), setelah ada pernyataan
keadaan darurat dari Pengguna Barang/Jasa.
4.2.3.1.h.1) Pengguna Barang/Jasa
dapat menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK), setelah ada pernyataan keadaan
darurat dari Direksi/Direktur
terkait/GM/Manajer Unit Pelaksana sesuai
dengan batasan kewenangan.
4.2.3.2.b Pengguna Barang/Jasa dapat
menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK), setelah ada pernyataan keadaan
darurat dari Direksi/Direktur
terkait/GM/Manajer Unit Pelaksana sesuai
dengan batasan kewenangan.
4.2.3.2.b Pengadaan Langsung untuk
barang/jasa yang bernilai sampai dengan Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dapat
dibuktikan dengan kuitansi, dan di atas Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dengan
Surat Perintah Kerja (SPK)/Perjanjian/Kontrak.
menjadi
menjadi
36. 4.2 Metoda Pengadaan Barang/Jasa
4.2.3.2.d.4) Untuk Pengadaan
Langsung yang menggunakan
SPK/Perjanjian/Kontrak, Pejabat Pelaksana
Pengadaan menyiapkan SPK/
Perjanjian/Kontrak untuk ditandatangani
oleh Pengguna Barang/Jasa.
4.2.3.2.d.4) Untuk Pengadaan
Langsung yang menggunakan SPK, Pejabat
Pelaksana Pengadaan menyiapkan SPK untuk
ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa. menjadi
4.2.3.3.c.8).a) Menyiapkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
Barang/Jasa(SPPBJ) atau Letter of Intent
(LOI) kepada Penyedia Barang/Jasa oleh
Pejabat Pelaksana Pengadaan.
4.2.3.3.c.8).a) Menyiapkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
Barang/Jasa (SPPBJ) atau Letter of Intent (LoI)
atau Letter of Award (LoA) atau Notification
of Award (NoA) kepada Penyedia Barang/Jasa
oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
menjadi
37. 4.5 Jangka Waktu Pengadaan Barang/Jasa
4.5.5 Masa Sanggah diberikan selama 3
(tiga) hari kerja sejak
pengumuman/pemberitahuan pemenang.
4.5.5 Masa Sanggah diberikan selama 3
(tiga) hari kerja sejak pengumuman hasil
Prakualifikasi/Evaluasi Tahap 1/hasil
pelelangan.
4.5.7 Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) diterbitkan setelah
pengumuman pemberitahuan penetapan
pemenang pengadaan apabila tidak ada
sanggahan, atau setelah sanggahan dijawab
4.5.7 Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) atau Letter of Intent
(LoI) atau Letter of Award (LoA) atau
Notification of Award (NoA) diterbitkan
setelah pengumuman pemberitahuan
penetapan pemenang pengadaan apabila
tidak ada sanggahan, atau setelah
sanggahan dijawab.
menjadi
menjadi
4.5.8 Penandatanganan Perjanjian/
Kontrak dilakukan setelah diterbitkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
dan Penyedia Barang/Jasa menyerahkan
jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan
mengenai jaminan pelaksanaan dalam
Edaran ini.
4.5.8 Penandatanganan
Perjanjian/Kontrak dilakukan setelah
diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) dan Penyedia
Barang/Jasa menyerahkan jaminan
pelaksanaan sesuai ketentuan mengenai
jaminan pelaksanaan dalam Edaran ini.
menjadi
38. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.1.1 Pejabat Pelaksana Pengadaan
mendapat penugasan dari Atasan Langsung
untuk melakukan proses pelaksanaan
pengadaan barang/jasa dan menerima
Dokumen Pelelangan/RKS dan HPE.
4.6.1.1 Pejabat Pelaksana Pengadaan
melaksanakan tahapan persiapan pengadaan
setelah mendapat penugasan dari Atasan
Langsung.
4.6.5.8 Semua perubahan dalam
Dokumen Pelelangan/RKS sebagai hasil
penjelasan dan atau jawaban atas pertanyaan
Calon Penyedia Barang/Jasa harus dituangkan
dalam Addendum Dokumen Pelelangan/RKS
sebagaimana diatur dalam butir 4.6.6.
4.6.5.8 Semua perubahan dalam
Dokumen Pelelangan/RKS sebagai hasil
penjelasan dan atau jawaban atas pertanyaan
Calon Penyedia Barang/Jasa harus dituangkan
dalam Addendum Dokumen Pelelangan/RKS
sebagaimana diatur pada angka 4.6.6.
menjadi
menjadi
4.6.6.5 Dalam kondisi tertentu diperlukan perbaikan perubahan
Dokumen Pelelangan/RKS setelah dilakukan pembukaan penawaran
teknis, PLN dapat melakukan perubahan tersebut dan dituangkan dalam
suatu Memorandum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Dokumen Pelelangan/RKS dan harus disahkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
4.6.6.6 Memorandum sebagaimana dimaksud pada angka 4.6.6.5
dapat dilakukan sebelum dilakukan pembukaan penawaran harga.
TAMBAHAN
39. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.6.7 Memorandum sebagaimana dimaksud pada angka 4.6.6.5
harus disampaikan secara tertulis kepada semua Calon Penyedia
Barang/Jasa yang memasukkan penawaran dan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa diberikan hak untuk menyampaikan tambahan penawaran
(supplementary bid proposal).
TAMBAHAN
4.6.7.2.a Surat Penawaran bermaterai
cukup, bertanggal, ditandatangani oleh yang
memiliki kewenangan dan dicap.
4.6.7.2.a Surat Penawaran bertanggal dan
ditandatangani oleh yang memiliki
kewenangan.
4.6.7.3.a Surat Penawaran bermaterai
cukup, bertanggal, ditandatangani oleh yang
memiliki kewenangan dan dicap.
4.6.7.3.a Surat Penawaran bertanggal dan
ditandatangani oleh yang memiliki
kewenangan.
menjadi
menjadi
menjadi
4.6.9.4 Dalam hal saksi dari wakil Calon
Penyedia Barang/Jasa tidak ada, Pejabat
Pelaksana Pengadaan dapat menunjuk saksi
diluar dari Pejabat Pelaksana Pengadaan.
4.6.9.4 Dalam hal saksi dari wakil Calon
Penyedia Barang/Jasa tidak ada, Pejabat
Pelaksana Pengadaan dapat menunjuk saksi
selain dari calon Penyedia Barang/Jasa.
40. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.9.8 Menandatangani BAPP
bersama 2 (dua) orang saksi dari Calon
Penyedia Barang/Jasa yang hadir.
4.6.9.8 Menandatangani BAPP bersama 2
(dua) orang saksi dari Calon Penyedia
Barang/Jasa yang hadir.
Dalam hal saksi dari calon penyedia
barang/jasa tidak ada maka Pejabat Pelaksana
Pengadaan dapat menunjuk saksi selain dari
Calon Penyedia Barang/Jasa.
4.6.8.1.b.1) Penawaran
administrasi, teknis dan harga
disampaikan secara bersamaan dalam
satu sampul
4.6.8.1.b.1) Penawaran
administrasi, teknis, Jaminan Penawaran asli
dan harga disampaikan secara bersamaan
dalam satu sampul.
menjadi
menjadi
41. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.10.2.a.1).a) Pengadaan pembelian
tenaga listrik dari Independent Power
Producer (IPP) adalah:
i. Untuk Pelelangan Terbatas atau
Pelelangan Terbuka sebesar minimal
1% (satu persen) dari perkiraan nilai
transaksi penjualan kWh selama 1
(satu) tahun.
ii. Untuk Penunjukan Langsung untuk non
PLTP:
a) Minimal sebesar 1% (satu persen)
dari nilai transaksi penjualan kWh
selama 1 (satu) tahun berlaku
sejak negosiasi dimulai sampai
dengan terbit Letter of Intent
(LoI), dengan syarat dan
ketentuan yang disepakati
bersama untuk mencapai
kesepakatan Letter of Intent (LoI).
4.6.10.2.a.1).a) Pengadaan pembelian
tenaga listrik dari Independent Power
Producer (IPP) adalah:
i. Untuk Pelelangan Terbatas atau
Pelelangan Terbuka sebesar minimal 1%
(satu persen) dari perkiraan nilai total
biaya proyek.
ii. Untuk Penunjukan Langsung untuk non
PLTP, minimal sebesar 1% (satu persen)
dari nilai perkiraan total biaya proyek
berlaku sejak negosiasi dimulai sampai
dengan tandatangan PPA, dengan syarat
dan ketentuan yang disepakati bersama
untuk mencapai penandatanganan PPA.
menjadi
42. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.10.2.a.1).c) Pengadaan Batubara
adalah minimal sebesar 1% (satu persen) dari
nilai estimasi pembelian selama 1 (satu)
tahun.
4.6.10.2.a.1).c) Jaminan Penawaran
Pengadaan Batubara mengikuti Edaran ini
kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku dan/atau
Peraturan Direksi yang mengatur khusus
Pengadaan Batubara.
4.6.10.2.a.1).c) Dalam keadaan khusus
Pengaturan Nilai Jaminan Penawaran, dapat
ditentukan khusus oleh Direksi.
4.6.10.2.a.1).c) Dalam keadaan
tertentu Pengaturan Nilai Jaminan
Penawaran, dapat ditentukan khusus oleh
Direksi.
4.6.10.2.a.3) Jaminan Penawaran
akan dikembalikan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa setelah dikeluarkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ),
kecuali :
a) Untuk Pemenang Pengadaan ditukar
dengan Surat Jaminan Pelaksanaan pada
saat akan menandatangani
Perjanjian/Kontrak.
b) Untuk Calon Pemenang urutan kedua dan
ketiga akan dikembalikan setelah
Perjanjian/Kontrak ditandatangani oleh
Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
4.6.10.2.a.3) Jaminan Penawaran
akan dikembalikan kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa setelah dikeluarkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ),
kecuali :
a. Untuk Pemenang Pengadaan ditukar
dengan Surat Jaminan Pelaksanaan pada
saat akan menandatangani
Perjanjian/Kontrak.
b. Untuk Calon Pemenang urutan kedua dan
ketiga akan dikembalikan setelah
Perjanjian/Kontrak ditandatangani oleh
Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
menjadi
menjadi
menjadi
43. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.10.2.b.1).a) Pembelian Tenaga
Listrik dari IPP adalah:
i. Pengadaan melalui pelelangan terbatas
atau pelelangan terbuka :
a) Minimal sebesar 2% (dua
persen) dari nilai transaksi
penjualan kWh selama 1 (satu)
tahun sejak penandatanganan
Power Purchase Agreement
(PPA) sampai Financing Date.
b) Minimal sebesar 5% (lima
persen) dari nilai transaksi
penjualan kWh selama 1 (satu)
tahun sejak Financing
Datesampai Commercial
Operation Date (COD) dengan
maksimal US$ 50.000.000,00
(lima puluh juta dolar Amerika
Serikat).
ii. Penunjukan Langsung Untuk PLTP:
iii. Penunjukan Langsung Untuk Non PLTP:
4.6.10.2.b.1).a) Pembelian Tenaga Listrik dari IPP adalah:
i. minimal sejumlah 10% (sepuluh persen) dari perkiraan nilai total
biaya proyek berlaku sejak penandatanganan Power Purchase
Agreement (PPA) sampai dengan Financing Date (atau Effective
Date untuk PLTP);
ii. minimal sejumlah 5% (lima persen) dari perkiraan nilai total biaya
proyek berlaku sejak Financing Date (atau Effective Date untuk
PLTP) sampai Commissioned Date (COD Unit 1);
iii. minimal sejumlah 2,5% (dua koma lima persen) dari perkiraan nilai
total biaya proyek berlaku sejak Commissioned Date (COD Unit 1)
sampai dengan Commercial Operation Date (Plant).
Untuk pelaksanaan penyampaian Jaminan Pelaksanaan oleh IPP di
atas, disampaikan sekaligus pada saat penandatanganan PPA dengan
ketentuan sebagai berikut:
i. Jaminan Pelaksanaan I minimal sebesar 5% (lima persen) dari
perkiraan nilai total biaya proyek berlaku sejak penandatanganan
Power Purchase Agreement (PPA) sampai Financing Date (atau
Effective Date untuk PLTP) dan dikembalikan dengan tercapainya
Financing Date (atau Effective Date untuk PLTP); dan
ii. Jaminan Pelaksanaan II minimal sebesar 2,5% (dua koma lima
persen) dari perkiraan nilai total biaya proyek berlaku sejak
penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) sampai
Commissioned Date (COD Unit 1) dan dikembalikan dengan
tercapainya Commissioned Date (COD Unit 1); dan
iii. Jaminan Pelaksanaan III minimal sebesar 2,5% (dua koma lima
persen) dari perkiraan nilai total biaya proyek berlaku sejak
penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) sampai
Commercial Operation Date (Plant) dan dikembalikan dengan
tercapainya Commercial Operation Date (Plant).
menjadi
44. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.10.2.b.1).c) Pengadaan Batubara
minimal sebesar 5% (lima persen) dari nilai
estimasi pembelian selama 2 (dua) tahun.
4.6.10.2.b.1).c) Jaminan Pelaksanaan
Pengadaan Batubara mengikuti Edaran ini
kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku
dan/atau Peraturan Direksi yang mengatur
khusus Pengadaan Batubara.
4.6.10.2.b.1)f) Kesepakatan Harga
Satuan (KHS) adalah:
i. Minimal sebesar 1% (satu persen) dari Nilai
Perjanjian/Kontrak KHS yang dikenakan pada
saat penandatanganan Perjanjian/Kontrak
KHS; dan
ii. Minimal sebesar 4% (empat persen) dari
Nilai Surat Pesanan ...dst
4.6.10.2.b.1)f) Kesepakatan Harga
Satuan (KHS) adalah minimal 5% (lima
persen) dari estimasi nilai
Perjanjian/Kontrak (harga satuan dikalikan
dengan estimasi volume yang dibutuhkan)
atau estimasi nilai Perjanjian/Kontrak
selama 1 (satu) tahun.
4.6.10.2.b.1)g) Dalam keadaan khusus
Pengaturan Nilai Jaminan Pelaksanaan dapat
ditentukan khusus oleh Direksi.
4.6.10.2.b.1)g) Dalam keadaan
tertentu Pengaturan Nilai Jaminan
Pelaksanaan dapat ditentukan khusus oleh
Direksi.
menjadi
menjadi
menjadi
45. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.10.2.b.2)b) Untuk Pengadaan BBM
sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian/Kontrak sampai
dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
masa Perjanjian/Kontrak 1 (satu) tahun
terlewati.
4.6.10.2.b.2)b) Untuk Jaminan
Pelaksanan Pengadaan Minyak Bumi/BBM
sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian/Kontrak sampai
dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
masa Perjanjian/Kontrak 1 (satu) tahun
terlewati dan diperpanjang setiap tahunnya.
4.6.10.2.b.2)c) Untuk Pengadaan
Batubara sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian/Kontrak sampai
dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
masa Perjanjian/Kontrak 2 (dua) tahun
terlewati.
4.6.10.2.b.2)c) Untuk Jaminan
Pelaksanaan Pengadaan Batubara mengikuti
Edaran ini kecuali ditentukan lain oleh
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
dan/atau Peraturan Direksi yang mengatur
khusus Pengadaan Batubara.
4.6.10.2.b.2)d) Untuk Pengadaan
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Kepada Perusahaan Lain (Alih Daya)
sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian/Kontrak sampai
dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
masa Perjanjian/Kontrak 1 (satu) tahun
terlewati.
4.6.10.2.b.2)d) Untuk Pengadaan
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Kepada Perusahaan Lain (Alih Daya)
sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian/Kontrak sampai
dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
masa Perjanjian/Kontrak 1 (satu) tahun
terlewati dan diperpanjang setiap tahunnya.
menjadi
menjadi
menjadi
46. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.10.2.b.3) Jaminan Pelaksanaan
diserahkan minimal pada saat
Perjanjian/Kontrak ditandatangani dan dapat
dikembalikan setelah Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan Akhir atau Final
Acceptance Certificate (FAC).
4.6.10.2.b.3) Jaminan Pelaksanaan
diserahkan sebelum Perjanjian/Kontrak
ditandatangani dan dapat dikembalikan
setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Akhir atau Final Acceptance Certificate (FAC)
dan pembayaran tahap akhir telah
dilakukan.
4.6.10.2.b.6) Jaminan Pelaksanaan
dicairkan dan menjadi milik PLN apabila
Penyedia Barang/Jasa melakukan
wanprestasidan dilakukan pemutusan
Perjanjian/Kontrak
4.6.10.2.b.6) Jaminan Pelaksanaan
dicairkan dan menjadi milik PLN apabila
Penyedia Barang/Jasa melakukan
wanprestasi dan telah dilakukan peringatan
dan/atau dilakukan pemutusan
Perjanjian/Kontrak.
4.6.10.2.c.3) Jaminan Uang Muka
diberikan apabila sangat dibutuhkan demi
kelancaran pekerjaan dan keuangan
Perusahaan memungkinkan.
4.6.10.2.c.3) Uang Muka dapat
diberikan apabila sangat dibutuhkan demi
kelancaran pekerjaan dan keuangan
Perusahaan memungkinkan.
menjadi
menjadi
menjadi
47. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.10.3.a Diterbitkan oleh Bank Umum
(tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat)
atau Bank Asing yang beroperasi di
Indonesia atau Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia kecuali diatur dalam Peraturan
Direksi PLN yang mengatur tentang Jaminan
Bank.
4.6.10.3.a Diterbitkan oleh Bank yang telah
dinyatakan lulus oleh Direksi.
4.6.10.3.c Khusus untuk jaminan
penawaran, dapat diterbitkan oleh Bank,
Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia
atau Perusahaan Asuransi yang telah
dinyatakan lulus oleh Direksi.
DIHAPUS
4.6.10.3.C Pembayaran atas klaim atau tuntutan pencairan
adalah mutlak dan tanpa syarat (unconditional) meskipun ada
tuntutan permintaan atau keberatan dari terjamin atau pihak
manapun.
Tambahan
menjadi
48. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.10.3.g Dalam hal masa berlaku Jaminan
Penawaran diperkirakan berakhir sebelum
Pengumuman Pemenang, maka paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum
berakhirnya masa berlaku Jaminan
Penawaran tersebut, Pejabat Pelaksana
Pengadaan dapat meminta Calon Penyedia
Barang/Jasa untuk memperpanjang Jaminan
Penawaran. Dalam hal Calon Penyedia
Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang
Jaminan Penawaran setelah diminta Pejabat
Pelaksana Pengadaan, maka Calon Penyedia
Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri
dan Jaminan Penawaran dikembalikan.
4.6.10.3.g Dalam hal masa berlaku Jaminan
Penawaran diperkirakan berakhir sebelum
Pengumuman Pemenang, maka paling lambat 7
(tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya masa
berlaku Jaminan Penawaran tersebut, Pejabat
Pelaksana Pengadaan dapat meminta Calon
Penyedia Barang/Jasa untuk memperpanjang
Jaminan Penawaran. Dalam hal Calon Penyedia
Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang
Jaminan Penawaran setelah diminta oleh
Pejabat Pelaksana Pengadaan, maka Calon
Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan
diri dan Jaminan Penawaran dikembalikan.
4.6.11.3 Penawaran yang memenuhi
syarat adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi yang
ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS,
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat.
4.6.11.3 Penawaran yang memenuhi syarat
adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi yang
ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS
termasuk perubahannya
(Addendum/Memorandum), tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat.
menjadi
menjadi
49. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.11.4.b Adanya penawaran dari Penyedia
Barang/Jasa dengan persyaratan tambahan di
luar ketentuan Dokumen Pelelangan/RKS
yang akan menimbulkan persaingan tidak
sehat dan/atau tidak adil di antara Calon
Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat.
4.6.11.4.b Adanya penawaran dari Penyedia
Barang/Jasa dengan persyaratan tambahan di
luar ketentuan Dokumen Pelelangan/RKS
termasuk perubahannya, yang akan
menimbulkan persaingan tidak sehat
dan/atau tidak adil di antara Calon Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi syarat.
4.6.11.7 Penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis, apabila spesifikasi teknis
memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pelelangan/RKS.
4.6.11.7 Penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis, apabila spesifikasi teknis
memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pelelangan/RKS termasuk
perubahannya
4.6.11.10.a Volume pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen penawaran
disesuaikan dengan yang tercantum dalam
dokumen pengadaan;
4.6.11.10.a Volume pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen penawaran
disesuaikan dengan yang tercantum dalam
Dokumen Pelelangan/RKS;
menjadi
menjadi
menjadi
50. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.11.11.e Dalam hal terjadi
perbedaan antara harga penawaran yang
tercantum dalam surat penawaran dengan
rincian penawaran, maka yang berlaku adalah
harga penawaran yang tercantum pada surat
penawaran.
4.6.11.11.e Dalam hal terdapat
ketidaksesuaian antara total nilai penawaran
dengan rincian penawaran maka yang
berlaku adalah rincian penawaran dan total
penawaran disesuaikan, kecuali ditentukan
lain di dalam RKS.
menjadi
51. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.11.11.a Dalam hal terdapat
penawaran yang tidak wajar yaitu dengan
nilai penawaran 80% (delapan puluh persen)
di bawah HPS, maka Pejabat Pelaksana
Pengadaan harus meminta
penjelasan/klarifikasi secara tertulis kepada
Calon Penyedia Barang/jasa.
4.6.11.11.a Dalam hal terdapat
penawaran dengan nilai penawaran di bawah
80% (delapan puluh persen) dari HPS, maka
Pejabat Pelaksana Pengadaan harus meminta
penjelasan/klarifikasi secara tertulis kepada
Calon Penyedia Barang/Jasa.
4.6.11.11.c Dalam hal penawaran
di atas HPS, proses pengadaan barang/jasa
dapat dilanjutkan dengan melakukan
negosiasi kepada penawar terendah untuk
mendapatkan harga Perjanjian/Kontrak
maksimal sama dengan, dengan tetap
memperhatikan aspek Good Corporate
Governance (GCG).
4.6.11.11.c Dalam hal semua
penawaran di atas HPS, proses pengadaan
barang/jasa dapat dilanjutkan dengan
melakukan negosiasi kepada penawar
terendah untuk mendapatkan harga
Perjanjian/Kontrak maksimal sama dengan
HPS, dengan tetap memperhatikan aspek
Good Corporate Governance (GCG).
menjadi
menjadi
52. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.11.11.fUntuk pengadaan barang/jasa yang menggunakan kontrak
Lumpsum, apabila terjadi harga satuan timpang yaitu harga satuan yang
nilainya lebih besar dari 10% (sepuluh persen) di atas harga satuan HPS
maka perlu diklarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga
satuan tersebut tidak berubah, maka harga satuan timpang hanya berlaku
untuk volume yang ditawarkan sesuai dengan dokumen pengadaan,
tambahan volume selebihnya menggunakan harga satuan pada HPS.
TAMBAHAN
4.6.12.1.c Penawaran dengan harga terendah
terhadap pengadaan pekerjaan yang bersifat
rutin atau pengadaan sederhana.
4.6.12.1.c Penawaran dengan harga
terendah terhadap pengadaan pekerjaan
tidak kompleks atau pengadaan sederhana.
menjadi
4.6.11.12.b Klarifikasi tidak
mengubah substansi penawaran atau harga
dan bersifat rahasia.
4.6.11.12.b Klarifikasi dilakukan untuk
memperjelas substansi penawaran teknis
dan atau harga dan bersifat rahasia.
menjadi
53. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.13.2 Negosiasi teknis dan harga
dilakukan untuk metode penawaran Request
For Proposals (RFP), termasuk jika penawaran
melewati HPS.
4.6.13.2 Negosiasi teknis dan harga
dilakukan untuk semua metode pengadaan,
termasuk penawaran yang melampaui/lebih
rendah dari HPS.
menjadi
4.6.13.3 Untuk metode penawaran
Invitation To Bid (ITB) negosiasi harga
dilakukan dengan seijin Pengguna
Barang/Jasa, jika penawaran melewati HPS
dan/atau pagu anggaran.
4.6.13.3 Untuk melakukan negosiasi
dimulai dari penawaran terendah pertama,
bila tidak tercapai kesepakatan dapat
dilanjutkan kepada penawaran terendah
kedua dan bila tidak tercapai kesepakatan
juga dapat dilanjutkan kepada penawaran
terendah ketiga. Apabila sampai dengan
penawaran terendah ketiga tidak dicapai
kesepakatan maka proses pengadaan dapat
diusulkan gagal.
menjadi
4.6.13.4 Untuk metode pengadaan
Penunjukan Langsung, maka dilakukan
negosiasi teknik dan harga.
DIHAPUS
54. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.18.1 Untuk menjamin adanya
transparansi dan perlakuan yang sama
(equal treatment) dalam setiap Pengadaan
Barang/Jasa, maka Calon Penyedia
Barang/Jasa yang berkeberatan atas
pengumuman pemenang pengadaan berhak
untuk mengajukan sanggahan secara tertulis
disertai bukti-bukti kepada Pejabat
Pelaksana Pengadaan disertai Pakta
Integritas dari penyanggah.
4.6.18.1 Untuk menjamin adanya
transparansi dan perlakuan yang sama
(equal treatment) dalam setiap Pengadaan
Barang/Jasa, maka Calon Penyedia
Barang/Jasa yang berkeberatan atas
pengumuman pemenang pengadaan
berhak untuk mengajukan sanggahan
secara tertulis disertai bukti-bukti kepada
Pejabat Pelaksana Pengadaan.
4.6.19.1 Pengguna Barang/Jasa
mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ), dengan ketentuan:
4.6.19.1 Pengguna Barang/Jasa
mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) atau Letter of Intent
(LoI) atau Letter of Award (LoA) atau
Notification of Award (NoA) , dengan
ketentuan:
menjadi
menjadi
55. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.19.5 Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) dibuat setelah masa
sanggah dilewati dan segera disampaikan
kepada Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk
4.6.19.5 Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) atau Letter of Intent
(LoI) atau Letter of Award (LoA) atau
Notification of Award (NoA) dibuat setelah
masa sanggah dilewati dan segera
disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa
yang ditunjuk.
4.6.20.1 Pejabat Pelaksana Pengadaan dan
Wakil Pengguna Barang/Jasa melakukan
upaya agar pengadaan tidak gagal, dengan
melakukan langkah sesuai professional
judgement, antara lain negosiasi langsung
dengan Calon Penyedia Barang/Jasa peserta
pengadaan atau Penunjukan Langsung ke
BUMN/Anak Perusahaan PLN/Anak
Perusahaan BUMN/Perusahaan Terafiliasi
PLN/Perusahaan Terafiliasi BUMN.
4.6.20.1 Pejabat Pelaksana Pengadaan dan
Wakil Pengguna Barang/Jasa melakukan
upaya agar pengadaan tidak gagal, termasuk
apabila hanya ada 1 (satu) Calon Penyedia
barang/jasa yang menyampaikan
penawaran, dengan melakukan langkah
sesuai professional judgement, antara lain
negosiasi langsung dengan Calon Penyedia
Barang/Jasa peserta pengadaan yang ada
atau Penunjukan Langsung ke BUMN/Anak
Perusahaan PLN/Anak Perusahaan
BUMN/Perusahaan Terafiliasi
PLN/Perusahaan Terafiliasi BUMN.
menjadi
menjadi
56. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.21.1 Contract Discussion Agreement
(CDA) atau Kesepakatan Diskusi
Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan untuk
pekerjaan konstruksi, pembangkit, transmisi,
gardu induk dan distribusi serta pekerjaan
lainnya dalam rangka membuat konsep
Perjanjian/Kontrak yang mutakhir.
4.6.21.1 Contract Discussion Agreement
(CDA) atau Kesepakatan Diskusi
Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan untuk
pekerjaan konstruksi, pembangkit, transmisi,
gardu induk dan distribusi serta pekerjaan
lainnya dalam rangka membuat konsep
Perjanjian/Kontrak yang mutakhir, dengan
tidak merubah esensi penawaran dan hasil
evaluasi pengadaan.
4.6.21.3 Contract Discussion Agreement
(CDA)dilaksanakan setelah diterbitkannya
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) dan sebelum ditandatanganinya
Perjanjian/Kontrak antara Pengguna
Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa.
4.6.21.3 Contract Discussion Agreement
(CDA) dilaksanakan setelah diterbitkannya
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) atau Letter of Intent (LoI) atau
Letter of Award (LoA) atau Notification of
Award (NoA) dan sebelum
ditandatanganinya Perjanjian/Kontrak antara
Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia
Barang/Jasa.
menjadi
menjadi
57. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.21.7 Beberapa hal berikut dapat
didiskusikan dan dinegosiasikan sebelum
penandatanganan Perjanjian/Kontrak
antara lain:
4.6.21.7 Beberapa hal berikut dapat
didiskusikan dan dikonfirmasi ulang
sebelum penandatanganan
Perjanjian/Kontrak antara lain :
4.6.22.3 Pembuatan draft
Perjanjian/Kontrak menjadi tugas dan
tanggung jawab Pejabat Pelaksana
Pengadaan dan dapat dibantu oleh pihak
lain sesuai keahlian baik internal maupun
eksternal PLN.
4.6.22.3 Pembuatan Perjanjian/Kontrak
menjadi tugas dan tanggung jawab Pejabat
Pelaksana Pengadaan dan dapat dibantu
oleh pihak lain sesuai keahlian baik internal
maupun eksternal PLN.
4.6.22.5.e.4 Harga satuan barang
dan/atau harga satuan jasa telah
memasukkan harga pengangkutan/
transportasi sampai ke lokasi-lokasi yang
dituju, termasuk biaya asuransi.
4.6.22.5.e.4 Harga satuan barang
dan/atau harga satuan jasa berlaku pada
titik serah tertentu.
menjadi
menjadi
menjadi
58. 4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.22.7 Urutan kekuatan hukum
Dokumen Perjanjian/Kontrak :
a. Perjanjian/Kontrak.
b. Kesepakatan Diskusi Perjanjian/Kontrak
(Contract Discussion Agreement).
c. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ).
d. Surat Penawaran.
e. Addendum/Amandemen Dokumen
Pelelangan (apabila ada).
f. Syarat-syarat Khusus Perjanjian/Kontrak.
g. Syarat-syarat Umum Perjanjian/Kontrak.
h. Spesifikasi Teknis.
i. Gambar-gambar (apabila ada).
j. Daftar kuantitas dan harga.
4.6.22.7 Urutan kekuatan hukum
Dokumen Perjanjian/Kontrak :
a. Perjanjian/Kontrak.
b. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) atau Letter of Intent (LoI) atau
Letter of Award (LoA) atau Notification
of Award (NoA).
c. Kesepakatan Diskusi Perjanjian/Kontrak
(Contract Discussion Agreement),
apabila ada.
d. Addendum/Amandemen/Memorandum
Dokumen Pelelangan/RKS (apabila ada).
e. Syarat-syarat Khusus Perjanjian/Kontrak.
f. Syarat-syarat Umum Perjanjian/Kontrak.
g. Spesifikasi Teknis.
h. Gambar-gambar (apabila ada).
i. Daftar kuantitas dan harga.
j. Dokumen lain yang merupakan bagian
dari Dokumen Pelelangan/RKS.
k. Surat Penawaran/Proposal Penawaran
menjadi
59. SOSIALISASI S E Dir No: 0010.E/DIR/2016
4.6 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
4.6.22.10.a Penandatanganan
Perjanjian/Kontrak dilakukan setelah
Penyedia Barang/Jasa menyerahkan
jaminan pelaksanaan.
4.6.22.10.a Penandatanganan
Perjanjian/Kontrak dilakukan setelah
diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) atau Letter of Intent (LoI)
atau Letter of Award (LoA) atau Notification of
Award (NoA) dan Penyedia Barang/Jasa
menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai
ketentuan mengenai jaminan pelaksanaan
dalam Edaran ini, kecuali apabila ada alasan
yang dapat diterima oleh Pengguna
Barang/Jasa.
4.6.22.10.d Penandatanganan
Perjanjian/Kontrak dilakukan segera setelah
penetapan Pemenang Pengadaan, kecuali
apabila ada alasan yang dapat diterima
oleh Pengguna Barang/Jasa.
DIHAPUS
menjadi
60. 5.1 Pengadaan Energi Primer
5.2 Pembelian Tenaga Listrik
5.3 Sewa Menyewa/Sewa Beli
5.4 Sewa Guna Usaha (Leasing)
5.5 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Kepada Perusahaan Lain (Alih Daya)
5.6 Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan
5.7 Pengadaan Asuransi
5.8 Pengadaan Parts Pembangkit Reverse Engineering
dan Re-Engineering
61. 5.1. 1 Energi Primer
TAMBAHAN
5.1.1.5 Proses pengadaan energi primer untuk memenuhi kebutuhan
pembangkit yang akan dibangun berdasarkan Rencana Umum
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dapat dilaksanakan setelah RUPTL
ditetapkan oleh Menteri yang berwenang, untuk menjamin
terpenuhinya rencana COD pembangkit.
5.1.2.1 Pelelangan Terbatas dari DPT yang pesertanya terdiri dari:
a. Penyedia BBM dalam negeri yang memiliki Ijin Usaha Niaga BBM
dari Pemerintah; dan/atau
b. Penyedia BBM luar negeri.
5.1.2.2 Pelelangan Terbuka dapat dilakukan dalam hal DPT belum
tersedia.
5.1.2.3 Penunjukan Langsung kepada BUMN/Anak Perusahaan
PLN/Anak Perusahaan BUMN/Perusahaan Terafiliasi PLN/Perusahaan
Terafiliasi BUMN yang memenuhi kriteria Penunjukan Langsung.
5.1. 2 Pengadaan Minyak Bumi / BBM
TAMBAHAN
5.1.2 Pengadaan Minyak
Bumi/BBM dapat dilakukan
dengan metode:
62. 5.1.3 Pengadaan Gas Bumi dilakukan
melalui Metode Penunjukan Langsung kepada:
5.1.3 Pengadaan Gas Bumi
dapat dilakukan dengan metode:
5.1.3.1 BUMN/Anak Perusahaan PLN/Anak Perusahaan
BUMN/Perusahaan Terafiliasi PLN/Perusahaan Terafiliasi BUMN yang
memenuhi kriteria Penunjukan Langsung; atau
5.1.3.2 PSC yang memiliki Seller Appointment Agreement Letter
(SAAL) dari Pemerintah; atau
5.1.3.3 Perusahaan Daerah (Perusda)/BUMD yang mendapat alokasi
Penjual Gas Bagian Negara dari Pemerintah; atau
TAMBAHAN
5.1.3.4 Penyedia Gas Bumi di sisi hilir yang memiliki Ijin Usaha Niaga
Umum; yang memenuhi kriteria Penunjukan Langsung.
63. 5.1.4 Tahapan Penunjukan Langsung untuk pengadaan
Gas Bumi:
5.1.5 Proses pengadaan transportasi gas bumi dilakukan
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dan Edaran ini.
5.1.6 Pengadaan LNG, CNG dan Gas
lainnya
5.1.7 Pengadaan infrastruktur dan transportasi LNG/CNG/Gas
Lainnya dilakukan berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dan Edaran ini.
TAMBAHAN
5.1.8 Proses Pengadaan Batubara mengikuti
Edaran ini kecuali ditentukan lain oleh
Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku dan/atau Peraturan Direksi yang
mengatur khusus pengadaan batubara.
5.1.5 Pengadaan batubara
64. 5.2 Pengadaan Tenaga Listrik
5.2.1.1 Proses, ketentuan dan istilah
dalam Pembelian Tenaga Listrik mengikuti
peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Jika terdapat hal yang belum
diatur dalam peraturan perundang-
perundangan yang berlaku, maka
mengikuti Edaran Direksi ini.
5.2.1.1 Metode Pengadaan, Proses,
ketentuan dan istilah dalam Pembelian
Tenaga Listrik mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Jika
terdapat hal yang belum diatur dalam
peraturan perundang-perundangan yang
berlaku, maka mengikuti Edaran ini.
Apabila dipandang perlu, Pejabat Pelaksana
Pengadaan dapat melakukan kajian atau
penelitian terhadap dokumen yang
disampaikan oleh Peserta Pengadaan,
maupun terhadap kebutuhan waktu
pelaksanaan/evaluasi Proses Pengadaan
yang terkait dengan penyiapan Dokumen
Pengadaan maupun penyiapan Dokumen
Penawaran.
Pengaturan kewenangan pengesahan atau
persetujuan terkait proses Pembelian
Tenaga Listrik sebagaimana matriks yang
terdapat pada Lampiran I dari Edaran ini.
menjadi
5.2.1 Independent Power Producer (IPP)
65. 5.2.1 Independent Power Producer (IPP)
5.2.1.2 Persyaratan Pengadaan IPP akan diatur secara rinci di dalam RFP
termasuk apabila terdapat kebijakan terkini dari Pemerintah/Direksi atau
perubahan sesuai kebutuhan proyek yang ditetapkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
TAMBAHAN
5.2.1.8 Ketentuan Umum Pengadaan IPP
5.2.1.6 Adanya project account sebesar
10% (sepuluh persen) dari total biaya
proyek dengan maksimal sebesar US$
5.000.000 (lima juta dollar Amerika Serikat).
5.2.1.7 Adanya project development cost
account sebesar 10% (sepuluh persen) dari
perkiraan total biaya proyek.
menjadi
66. 5.3 Sewa Menyewa / Sewa Beli
5.3.2 Sewa Beli adalah aktivitas
Pengguna Barang/Jasa yang saling
mengikatkan diri dengan Penyedia
Barang/Jasa untuk menggunakan suatu
barang, baik barang bergerak dan/atau
tidak bergerak dengan hak kepemilikan
akan beralih dari Penyedia barang/Jasa
kepada Pengguna Barang/Jasa setelah
diselesaikannya seluruh pembayaran.
5.3.2 Sewa Beli (Pembelian Dengan
Angsuran/Kredit) merupakan aktivitas
Pengguna Barang/Jasa yang saling
mengikatkan diri dengan Penyedia
Barang/Jasa untuk menggunakan suatu
barang, baik barang bergerak dan/atau tidak
bergerak dengan hak kepemilikan akan
beralih dari Penyedia Barang/Jasa kepada
Pengguna Barang/Jasa setelah
diselesaikannya seluruh pembayaran.
menjadi
67. 5.3 Sewa Menyewa/Sewa Beli
5.3.3.1 Barang yang diperlukan untuk
keperluan rutin/operasional PLN dan
memerlukan biaya operasional dan
pemeliharaan (Operation and
Maintenance), seperti tetapi tidak
terbatas pada komputer (PC, laptop,
notebook), LCD Projector, mesin
fotokopi, kendaraan bermotor (mobil,
motor, truk, alat-alat berat), gedung
dan/atau tanah, mesin pembangkit
tenaga listrik.
5.3.3.1 Barang yang diperlukan untuk
keperluan rutin/operasional PLN dan
memerlukan biaya operasional dan
pemeliharaan (Operation and
Maintenance), seperti tetapi tidak terbatas
pada komputer (PC, laptop, notebook), LCD
Projector, mesin fotokopi, kendaraan
bermotor (mobil, motor, truk, alat-alat
berat), gedung dan/atau tanah, pembangkit
tenaga listrik.
menjadi
68. 5.5 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain (Alih Daya)
5.5 Penyerahan Sebagian
Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain (Alih Daya)
Persyaratan pengadaan penyerahan
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lain dilaksanakan sesuai
ketentuan yang diatur dalam Edaran ini
dan ketentuan Direksi yang mengatur
mengenai penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lain, alur kegiatan proses
pelaksanaan pekerjaan serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5.5 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan
Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain (Alih Daya)
Proses pengadaan penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain
(alih daya) mengikuti Peraturan ini kecuali
ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dan/atau Peraturan
Direksi yang mengatur khusus pengadaan
penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
kepada perusahaan lain (alih daya).
Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
kepada perusahaan lain (alih daya)
dilaksanakan untuk pekerjaan yang bersifat
terus menerus dan dapat dilaksanakan dengan
sistem Pemborongan Pekerjaan (PP) atau
sistem Penyediaan Jasa Pekerja (PJP).
menjadi
69. 5.5 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain (Alih Daya)
5.5.1 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan
Lain (Alih Daya) dengan sistem Pemborongan Pekerjaan.
5.5.1.1 Proses pengadaan diproses di Unit Induk setelah dilakukan
pemaketan pekerjaan (packaging) dan/atau pengelompokan pekerjaan
(grouping).
5.5.1.2 Dengan mempertimbangkan kesulitan melakukan pemaketan dan
pengelompokan pekerjaan, serta situasi dan kondisi lingkungan di masing-
masing unit, maka proses pengadaan dapat dilakukan di Unit Pelaksana dengan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Direktur yang
menangani Sumber Daya Manusia.
5.5.1.3 Jangka waktu kontrak minimal selama 5 (lima) tahun dan setelahnya
dapat dilakukan pengadaan berulang (repeat order) sepanjang hasil evaluasi
menyatakan bahwa Penyedia Barang/Jasa berkinerja baik dan tidak ada
masalah ketenagakerjaan yang berdampak negatif terhadap citra dan/atau
kinerja PLN.
TAMBAHAN
70. 5.5 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain (Alih Daya)
5.5.1.4 Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) harus mengatur
komponen perlindungan hak-hak normatif tenaga kerja yang sedikitnya berisi
:
a. Total nilai pemborongan pekerjaan terdiri dari komponen biaya tenaga
kerja dan komponen biaya lainnya.
b. Komponen biaya tenaga kerja dihitung dengan mempertimbangkan hak-
hak normatif tenaga kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang
berlaku dan tidak dikompetisikan.
c. Komponen biaya lainnya adalah komponen biaya yang harus ada untuk
melaksanakan pekerjaan dan dikompetisikan.
d. Komponen biaya tenaga kerja ditambah dengan komponen biaya lainnya
menjadi nilai harga penawaran.
TAMBAHAN
71. 5.5 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain (Alih Daya)
5.5.1.5 Penentuan komponen Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) dalam
kontrak alih daya dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode/cara, yaitu :
a. Metode perhitungan UMK tetap (flat) yaitu perhitungan UMK tahun pertama
menjadi dasar perhitungan untuk tahun-tahun berikutnya.
1) UMK yang dipergunakan adalah UMK pada tahun penawaran sebagai dasar
perhitungan UMK pada tahun-tahun berikutnya.
2) Bila terjadi perubahan UMK sesuai ketentuan pemerintah, maka nilai UMK
pada tahun berikutnya disesuaikan dengan ketentuan pemerintah tersebut,
termasuk perubahan nilai nominal ROK (nilai prosentase ROK tetap).
b. Metode perhitungan UMK proyeksi yaitu metode perhitungan yang
memproyeksikan nilai UMK pada tahun-tahun berikutnya, yang berdasarkan
pada data nilai UMK pada tahun-tahun sebelumnya yang diolah menggunakan
kaidah/rumus statistik yang scientific.
1) Value for Money Committee menentukan prosentase toleransi batas atas
dan batas bawah yang menjadi faktor risiko yang masih dapat di toleransi
oleh para pihak.
2) Bila terjadi perubahan UMK yang jumlahnya melebihi prosentase toleransi
batas atas, atau kurang dari prosentase toleransi batas bawah sebagaimana
angka 5.5.1.5.a.2), maka dapat dilakukan perubahan UMK yang dituangkan
dalam Addendum/Amandemen Perjanjian/ Kontrak.
c. Penentuan metode perhitungan yang akan digunakan ditetapkan oleh Value for
Money Committee.
TAMBAHAN
72. 5.5 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain (Alih Daya)
5.5.1.6 Perlindungan tenaga kerja dan kesinambungan pelaksanaan
pekerjaan
a. Bila terjadi pemutusan Perjanjian/Kontrak secara sepihak atau tidak
terlaksananya kontrak, maka untuk perlindungan tenaga kerja dan
kesinambungan pelaksanaan pekerjaan, Pengguna Barang/Jasa dapat
melakukan professional judgement agar tenaga kerja dan pelaksanaan
pekerjaan dapat terus berjalan.
b. Hasil professional judgement antara lain dapat berupa Penunjukan Langsung
kepada Anak Perusahaan PLN atau perusahaan Terafiliasi PLN atau
Penunjukan Langsung kepada Perusahaan lain yang memenuhi persyaratan.
c. Jangka waktu Perjanjian/Kontrak hasil professional judgement paling lama 1
(satu) tahun, sampai proses pengadaan baru selesai dilakukan.
5.5.2 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan
Lain (Alih Daya) dengan sistem Penyediaan Jasa Pekerja (PJP), hanya
dilaksanakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang diijinkan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku
TAMBAHAN
73. 5.5 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain (Alih Daya)
5.5.3 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan yang bersifat proyek
(Project Based) atau sifat pekerjaannya tidak terus-menerus, tidak terikat
kepada kewajiban ketenagakerjaan yang bersifat terus menerus:
5.5.3.1 Jangka waktu kontrak adalah sesuai dengan kebutuhan proyek.
5.5.3.2 Proses pengadaan mengacu kepada ketentuan pengadaan yang
berlaku, dengan tetap mengikuti ketentuan ketenagakerjaan yang ada.
TAMBAHAN
74. 5.7.2 Pengadaan Penyedia Jasa Asuransi
dilakukan dengan Pelelangan Terbatas
(menggunakan DPT/shortlist) atau Pelelangan
Terbuka atau Pengadaan Langsung.
5.7.2 Pengadaan Penyedia
Jasa Asuransi dilakukan dengan
Pelelangan Terbatas atau
Pelelangan Terbuka atau
Pengadaan Langsung.
menjadi
5.7 Pengadaan Asuransi
75. 5.7.3.3 Jenis Asuransi lainnya antara lain sebagai
berikut :
a. Pencurian (Theft Insurance), Kebongkaran
(Burglary Insurance), Jaminan Kejujuran (Fidelity
Guarantee).
b. Money Insurance (Cash In Save, Cash In Transit,
Cash In Cashier Box).
c. Jiwa/Kecelakaan Kerja/Jaminan Hari Tua.
d. Purna Jabatan/Dwiguna Eksekutif (Endowment
Insurance).
e. Director and Officer Liability.
f. Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance).
g. Jenis Asuransi Lainnya (pengeboran panas bumi,
Marine Vessel Power Plant, Infrastruktur Energi
Primer, dan lain-lain).
h. Jaminan (Bonding/Guarantee).
i. Rangka Kapal (Marine Hull Insurance).
j. Pesawat Terbang (Aviation Insurance).
k. Bencana Alam (Act of God).
l. Electronic Equipment Insurance.
5.7.3.3 Jenis Asuransi lainnya.
5.7 Pengadaan Asuransi
76. 5.7.5 Ketentuan
Pelaksanaan Pengadaan Jasa
Asuransi Masa Operasi untuk
aset Pembangkit, Transmisi,
Distribusi dan Gardu Induk dan
peralatan penunjangnya dapat
dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
5.7.5 Ketentuan Pelaksanaan Pengadaan Jasa
Asuransi Masa Operasi dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
5.7.5.2 Pengadaan Jasa
Asuransi dapat dilaksanakan
dalam 2 (dua) tahap, Tahap Satu
yaitu pemilihan Leader
Consortium / Pemimpin
Konsorsium Asuransi Kerugian
dan Member Consortium /
Anggota Konsorsium dan
seterusnu
5.7.5.2 Pengadaan Jasa Asuransi dapat
dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, Tahap Satu yaitu
pemilihan Calon Consortium’s Leader /Pemimpin
Konsorsium Asuransi Kerugian dan Consortium’s
Member /Anggota Konsorsium dan Tahap Dua yaitu
pemilihan International Reinsurance Broker dan
Reinsurance Company yang pelaksanaannya
dilakukan oleh Calon Leader Konsorsium perusahaan
asuransi yang ditunjuk dalam Tahap Satu.
menjadi
menjadi
5.7 Pengadaan Asuransi
77. 5.7 Pengadaan Asuransi
5.7.6 Tata Cara Pengadaan Jasa Asuransi mengikuti ketentuan
dalam Bab IV Edaran ini, kecuali Pengadaan Jasa Asuransi Masa Operasi
dilakukan melalui 2 tahap sebagai berikut :
5.7.7 Pengadaan Jasa Asuransi dapat dibantu oleh Konsultan, baik
internal maupun eksternal.
5.8.6 Pengadaan Reverse Engineering dapat dilakukan melalui
metode Open Book kepada Penyedia Barang/Jasa (Workshop/Pabrikan)
yang telah lulus verifikasi dari Unit PLN yang menangani penelitian dan
pengembangan.
TAMBAHAN
5.8 Pengadaan Part Pembangkit Reversse
Engineering dan Re-engineering
TAMBAHAN
78. 7.1 Pelaksanaan Perjanjian/Kontrak
7.2 Tata Cara Pembayaran
7.3 Mobilisasi
7.4 Pemeriksaan Lapangan dan Pekerjaan Tambah
Kurang
7.5 Manajemen Perjanjian/Kontrak
7.6 Denda Keterlambatan dan Kompensasi Kinerja Tidak
Sesuai Perjanjian/Kontrak
7.7 Serah Terima Pekerjaan dan Penutupan
Perjanjian/Kontrak
7.8 Proses Penutupan Perjanjian/Kontrak
7.9 Garansi
7.10 Klaim
7.11 Manajemen Kinerja Penyedia Barang/Jasa
79. 7.1 Pelaksanaan Perjanjian / Kontrak
7.1.3.4 Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa wajib meminta
rekomendasi atas usulan nama calon penanggung (Perusahaan Asuransi) kepada
Divisi yang membidangi asuransi dengan melampirkan konsep polis asuransi yang
berisi syarat-syarat dan kondisi pertanggungan (asuransi) sesuai ketentuan
Perjanjian/Kontrak, untuk selanjutnya disetujui oleh Pengguna Barang/Jasa. Polis
Asuransi wajib diserahkan kepada Pengguna Barang/Jasa dan Divisi yang
membidangi asuransi selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal
persetujuan.
7.1.3.5 Mekanisme Persetujuan tertulis sebagaimana diatur pada 7.1.3.4
tersebut di atas, khusus untuk bidang Asuransi Pembangunan Proyek
berpedoman kepada alur komunikasi (basic communication) yang ditetapkan
oleh Kepala Divisi yang membidangi administrasi konstruksi.
TAMBAHAN
80. 7.2 Tata Cara Pembayaran
7.2.1.7 Pembayaran kemajuan (progress) fisik
pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, kecuali barang hasil
pabrikasi/manufacture antara lain material utama
(pembangkit, transmisi dan distribusi) dapat
dilakukan pembayaran sesuai dengan progress
yang telah disepakati, tidak termasuk bahan-
bahan dan alat-alat yang ada di lapangan antara
lain material bangunan, alat-alat kerja dan alat-
alat sejenisnya.
7.2.1.7 Pembayaran kemajuan
(progress) fisik pekerjaan hanya dapat
dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan-bahan
dan alat-alat yang ada dilapangan.
7.2.1.10 Untuk Pengadaan Jasa seperti Jasa
Konstruksi, pembayaran terakhir dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dari nilai
Perjanjian/Kontrak setelah Berita Acara
Penyerahan Akhir (FAC) diterbitkan.
Untuk Pengadaan Barang, pembayaran dapat
dilakukan sebesar 100% dari nilai
Perjanjian/Kontrak setelah dilakukan serah terima
barang yang dibuktikan dengan berita acara serah
terima barang.
7.2.1.10 Pembayaran terakhir
sebesar 100% (seratus persen) dari nilai
Perjanjian/Kontraknya hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
persen) dari nilai Perjanjian/Kontrak
setelah Berita Acara Penyerahan Akhir
(FAC) diterbitkan.
menjadi
menjadi
81. 7.4.2.1 Pekerjaan Tambah Kurang dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil
sesuai dengan tujuannya, dan dituangkan di dalam perubahan
(Addendum/Amandemen) Perjanjian/Kontrak.
7.4 Pemeriksaan Lapangan dan Pekerjaan
Tambah Kurang
TAMBAHAN
7.4.2.1 Apabila terdapat perbedaan
antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan pekerjaan dengan spesifikasi
teknis dan gambar yang ditetapkan dalam
dokumen Perjanjian/Kontrak, maka
Penyedia Barang/Jasa dan Pengguna
Barang/Jasa dapat melakukan perubahan
(Addendum/ Amandemen)
Perjanjian/Kontrak yang meliputi antara
lain:
7.4.2.2 Perubahan (Addendum/
Amandemen) Perjanjian/Kontrak dapat
berupa antara lain:
menjadi
82. 7.5.2.4 Pemutusan Perjanjian/Kontrak
yang disebabkan oleh kesalahan Pengguna
Barang/Jasa, dikenakan sanksi berupa
kewajiban mengganti kerugian yang
menimpa Penyedia Barang/Jasa sesuai
yang ditetapkan dalam Perjanjian/Kontrak
dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
7.5.2.5 Pemutusan Perjanjian/Kontrak
yang disebabkan oleh kesalahan Pengguna
Barang/Jasa, Pengguna Barang/Jasa dapat
dikenakan sanksi berupa kewajiban
mengganti kerugian yang menimpa Penyedia
Barang/Jasa sesuai yang ditetapkan dalam
Perjanjian/Kontrak.
menjadi
7.5.2.4 Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian/Kontrak
sebagaimana diatur pada angka 7.5.2.3, Penyedia Barang/Jasa
dikenakan sanksi berupa pencairan Jaminan Pelaksanaan atau
pengenaan maksimum denda keterlambatan.
7.5 Manajemen Perjanjian/Kontrak
TAMBAHAN
83. menjadi
7.7 Serah Terima Pekerjaan dan Penutupan
Perjanjian/Kontrak
7.7.1.1 Setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus persen), Penyedia Barang/Jasa
mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pengguna Barang/jasa untuk
penyerahan pekerjaan.
7.7.1.1 Setelah pekerjaan fisik selesai
100% (seratus persen) untuk pekerjaan
Konstruksi/Barang/Jasa, kecuali untuk bagian
pekerjaan yang tidak mempengaruhi fungsi
hasil pekerjaan misalnya pending item pada
pekerjaan konstruksi yang dapat diterima
oleh Pengguna Barang/Jasa, Penyedia
Barang/Jasa dapat mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Pengguna Barang/jasa
untuk penyerahan pekerjaan.
7.7.1.3 Bilamana terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau
cacat hasil pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa wajib memperbaiki/
menyelesaikannya.
7.7.1.3 Bilamana terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau
cacat hasil pekerjaan dan/atau
barang yang diserahkan cacat,
Penyedia Barang/Jasa wajib
memperbaiki/ mengganti/
menyelesaikannya.
menjadi
84. 7.7.1.5 Pembayaran setelah pekerjaan fisik selesai
100% (seratus persen), dilakukan dengan ketentuan:
a. Untuk Pekerjaan yang memerlukan adanya masa
pemeliharaan (misalnya pekerjaan jasa konstruksi),
pembayaran dilakukan dengan jumlah maksimal
sebesar 95% (sembilan puluh lima persen) dari nilai
Perjanjian/Kontrak, sedangkan yang 5% (lima persen)
merupakan retensi selama masa pemeliharaan.
Jaminan Pelaksanaan berlaku sampai dengan 30 hari
setelah FAC sesuai ketentuan pada angka 4.6.10.2.
huruf b angka 2) huruf a). Dalam hal ini FAC adalah
serah terima pekerjaan setelah selesainya masa
pemeliharaan.
b. Untuk Pekerjaan selain angka 7.7.1.5.a, pembayaran
dapat dilakukan dengan jumlah maksimal sebesar
100% (seratus persen) dari nilai Perjanjian/Kontrak.
Jaminan Pelaksanaan berlaku sampai dengan 30 hari
setelah FAC sesuai ketentuan pada angka 4.6.10.2.
huruf b angka 2) huruf a). Dalam hal ini FAC adalah
serah terima pekerjaan setelah fisik selesai 100%
(seratus persen).
7.7.1.5 Pembayaran dilakukan
sebesar 95% (sembilan puluh lima
persen) dari nilai
Perjanjian/Kontrak, sedangkan yang
5% (lima persen) merupakan retensi
selama masa pemeliharaan.Jaminan
pelaksanaan berlaku sampai dengan
30 hari setelah FAC sesuai ketentuan
pada angka 4.6.10.2. huruf b angka
2) huruf a).
menjadi
7.7 Serah Terima Pekerjaan dan Penutupan
Perjanjian/Kontrak
85. 7.7 Serah Terima Pekerjaan dan Penutupan
Perjanjian/Kontrak
7.7.1.6 Penyedia Barang/Jasa wajib
memelihara hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.
7.7.1.6 Untuk Pekerjaan yang
memerlukan adanya masa pemeliharaan,
Penyedia Barang/Jasa wajib memelihara hasil
pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat
penyerahan pertama pekerjaan.
menjadi
7.9 Garansi
7.9 Garansi Barang /.Produk (selanjutnya disebut
Garansi)
7.9 Garansi
7.9.6 Penyedia Barang/Jasa yang tidak melaksanakan kewajiban terkait
dengan Garansi sebagaimana mestinya, dapat dimasukkan ke dalam Blacklist.
TAMBAHAN
86. 8.1.1 Maksud Pelaksanaan e-Procurement PLN
8.1.2 Ketentuan Umum e-Procurement PLN
8.1.3 Ketentuan Pelaksanaan e-Procurement PLN
8.1.4 Sebelum e-Procurement PLN dilakukan, .........dst
8.1.5 Dalam Pelaksanaan e-Procurement, Pejabat ....dst
8.1.6 Penawaran Harga Yg Dilakukan dng Action , .....dst
8.1.7 Penawaran Harga Yg Dilakukan dng e-Bidding..dst
8.1.8 Pemberlakukan Ketentuan e-Proc .......dst
8.1.9 Pendokumentasian Pengadaan Barang/Jasa ....dst
87. 8.1.1 Maksud Pelaksanaan e-Procurement PLN
8.1.1.2 Sarana pendokumentasian
Pengadaan Barang/jasa yang diproses
secara offline/manual.
8.1.1.2 Sarana pendokumentasian
Pengadaan Barang/Jasa secara digital.
8.1.2.2 Pada prinsipnya pelaksanaan e-
Procurement PLN dilakukan melalui
penawaran harga dengan e-Auction
8.1.2.2 Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa melalui e-Procurement PLN
dilakukan secara e-Bidding atau e-Auction
8.1.2.3 Dalam hal dan kondisi tertentu
yang menurut pertimbangan dan penilaian
Pejabat Pelaksana Pengadaan sulit
dilaksanakan dengan e-Auction. Pejabat
Pelaksana Pengadaan dapat menentukan
pelaksanaan e-Procurement PLN melalui
penawaran harga dengan e-Bidding.
8.1.2.3 Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa melalui sarana e-Procuremet
PLN wajib mengacu pada Edaran Direksi ini
dan ketentuan Direksi lainnya dan/atau
Terms of Condition yang terdapat pada
aplikasi e-Procurement.
menjadi
menjadi
menjadi
8.1.2 Ketentuan Umum e-Procurement PLN
88. 8.1.2.3 Pengguna Barang/Jasa diwajibkan untuk
menggunakan material yang telah dibursakan oleh Unit-unit PLN
dalam hal material yang dibursakan tersebut sesuai dengan
spesifikasi teknis yang dibutuhkan
DIHAPUS
8.1.2 Ketentuan Umum e-Procurement PLN
8.1.2.5 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melaui sarana
e-Procuremet PLN wajib mengacu pada Edaran Direksi ini dan
ketentuan Direksi lainnya dan/atau Terms of Condition yang
terdapat pada aplikasi e-Procurement.
DIHAPUS
89. 8.1.3.1 Tempat pelaksanaan e-
Procurement PLN dilakukan di Bidding
Room yang disediakan oleh PLN dan/atau
dari web-site di luar PLN.
8.1.3.1 Pendaftaran dan proses penilaian
kualifikasi DPT dapat dilakukan melalui e-
Procurement PLN.
8.1.3.2 Waktu pelaksanaan e-
Procurement PLN dilakukan pada tanggal,
hari dan jam yang sama sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan oleh Pejabat
Pelaksana Pengadaan.
8.1.3.2 Waktu pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa melalui e-Procurement PLN
dilakukan pada tanggal, hari dan jam sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh
Pejabat Pelaksana Pengadaan.
8.1.3.3 Pada saat memulai e-
Procurement PLN, Pejabat Pelaksana
Pengadaan wajib menyampaikan jangka
waktu pelaksanaan.
8.1.3.3 Rapat Penjelasan (aanwijzing)
yang dilakukan melalui e-Procurement PLN,
dalam hal diperlukan dapat dilanjutkan
dengan peninjauan lapangan. Berita Acara
Rapat Penjelasan wajib disampaikan oleh
Pejabat Pelaksana Pengadaan setelah
pelaksanaan Rapat Penjelasan.
8.1.3 Ketentuan Pelaksanaan e-Procurement PLN
90. 8.1.3.4 Calon Penyedia Barang/Jasa menyampaikan penawaran melalui
e-Procurement PLN dan secara manual (hard copy).
8.1.3.5 Pembukaan penawaran dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan
untuk diketahui oleh masing-masing Penyedia Barang/Jasa. Berita Acara
Pembukaan Penawaran ditandatangani oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan dan 2
(dua) wakil Calon Penyedia Barang/Jasa. Dalam hal wakil Calon Penyedia
Barang/Jasa tidak hadir maka Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat menunjuk saksi
lain.
8.1.3.6 Sanggahan dilakukan melalui e-Procurement PLN.
8.1.3 Ketentuan Pelaksanaan e-Procurement PLN
TAMBAHAN
91. TAMBAHAN
8.1.4 Sebelum e-Procurement PLN
dilakukan, Calon Penyedia Barang/Jasa
diharuskan menandatangani persyaratan/
ketentuan pelaksanaan e-Procurement PLN.
8.1.4 Penawaran harga yang
dilakukan dengan e-Auction adalah
sebagai berikut:
menjadi
8.1.4 Sebelum e-Procurement PLN dilakukan, .........dst
8.1.4.1 Penawaran harga awal yang dimasukkan adalah harga sebelum PPN.
8.1.4.2 Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan harga awal dapat
melampaui HPS.
8.1.4.3 Penawaran harga akhir adalah harga yang dimasukkan
sebelum batas waktu akhir yang ditentukan.
8.1.4.4 Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan harga akhir
melampaui HPS akan dilakukan negosiasi dan kesepakatan negosiasi maksimal
sama dengan HPS, apabila tidak tercapai kesepakatan dinyatakan gugur.
92. TAMBAHAN
8.1.5 Penawaran harga yang
dilakukan dengan e-Bidding adalah sebagai
berikut:
menjadi
8.1.5 Dalam Pelaksanaan e-Procurement, Pejabat ....dst
8.1.5.1 Penawaran harga akhir adalah harga yang dimasukkan sebelum
batas waktu akhir yang ditentukan.
8.1.5.2 Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan harga akhir
melampaui HPS akan dilakukan negosiasi dan kesepakatan negosiasi maksimal
sama dengan HPS, apabila tidak tercapai kesepakatan dinyatakan gugur.
8.1.5 Dalam pelaksanaan e-Procurement
PLN, Pejabat Pelaksana Pengadaan
bertanggung jawab dalam memandu dan
mengawasi proses pelaksanaan e-
Procurement PLN.
93. TAMBAHAN
8.1.6 Penawaran Harga Yg Dilakukan dng Action , .....dst
8.1.6 Untuk efisiensi dan efektifitas Pengadaan melalui e-Procurement PLN
dapat dilakukan antara lain dengan e-Cataloging dan e-Commerce.
8.1.6.1 Jenis Barang/Jasa yang akan dimasukkan di dalam e-Cataloging dan
e-Commerce sudah melalui evaluasi untuk memperoleh Value for Money yang
terbaik bagi PLN.
8.1.6.2 Tata Cara pelaksanaan e-Cataloging dan e-Commerce berpedoman
pada ketentuan e-Cataloging dan e-Commerce yang ditetapkan oleh Direksi.
8.1.6.1 Nilai total HPS tidak harus disampaikan kepada Calon
Penyedia Barang/Jasa sebelum pemasukan penawaran.
8.1.9 Pendokumentasian Pengadaan Barang/Jasa secara
offline/manual dilakukan sesuai dengan format isian yang terdapat di
dalam e-Procurement PLN.
DIHAPUS
94. PENUTUP
Edaran ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Edaran Direksi PT
PLN (Persero) Nomor 0003.E/DIR/2014 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa PT
PLN (Persero)
Dengan ditetapkannya Edaran ini maka;
1. Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0003.E/DIR/2014 tentang Petunjuk Teknis
Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan Edaran Direksi
PT PLN (Persero) Nomor 0014.E/DIR/2014 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
2. Ketentuan mengenai pembelian tenaga listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara,
PLTG/PLTMG, dan PLTA di atas 10 MW melalui pemilihan langsung dan penunjukan langsung
sebagaimana diatur dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 281.K/DIR/2009
tentang Pelimpahan Wewenang Pembelian Tenaga Listrik Energi Alternatif/Terbarukan dan
Non BBM Kepada PT PLN (Persero) Wilayah/Distribusi, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Proses Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan sebelum berlakunya Edaran ini diselesaikan
dengan berpedoman pada Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0003.E/DIR/2014 tentang
Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan
Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0014.E/DIR/2014.
Proses pembelian tenaga listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara, PLTG/PLTMG, dan
PLTA di atas 10 MW melalui Pemilihan Langsung dan Penunjukan Langsung yang sedang
berjalan dan belum dilakukan penetapan/penunjukan calon Pemegang IUPTL dilaksanakan
mengikuti ketentuan dalam Edaran ini.