2. PENDAHULUAN
1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Keberhasilan pembangunan pertanian
dicapai berkat usaha penyuluhan
pertanian yaitu tercapainya swasembada
ekspor beberapa produk pertanian dan
devisa yang cukup besar. Namun harus
diakui pertanian dan penyuluhan
pertanian sedang menghadapi sejumlah
persoalan serius yang tidak mudah
dipecahkan.
3. 1.1. Perspektif Global Tentang
Penyuluhan di Indonesia
Persoalan tersebut antara lain:
• Terdapat beberapa produk
pertanian yang masih diimpor
(kedelai, tepung tapioka, dll).
• Kuantitas dan kualitas produk
yang masih perlu ditingkatkan.
4. • Sebagian besar dari petani kita
merupakan golongan yang tingkat
kesejahteraannya masih rendah, dengan
demikian penyuluhan terhadap mereka
tetap diperlukan bahkan harus lebih
ditingkatkan.
• Produksi pangan per kapita mengalami
penurunan di sejumlah negara di Afrika
dan banyak dari negara itu yang tidak
memiliki cukup devisa untuk mengimpor
barang-barang lebih banyak lagi.
5. • Sebagian lahan mengalami
penurunan produktivitas akibat erosi.
• Permintaan bahan pangan meningkat
dengan cepat (akibat penduduk
meningkat), sedang hasil panen tidak
lagi meningkat. (India harus
menambah produksi serealnya
hingga 30% atau lebih dari 50 juta
ton/ tahun).
6. • Pertanian menghadapi bahkan
mengakibatkan masalah lingkungan yang
serius.(penggunaan pupuk yang
berlebihan, pestisida, dll).
• Kecenderungan ke arah persaingan yang
semakin ketat di pasar dunia dan hanya
petani2 yang lebih efisien saja yang
mampu bertahan.
7. • Dari beberapa kajian bulan-bulan
terakhir terakhir ini, adanya gejala
yang mengarah kepada krisis pangan
2008 semakin menguat. Krisis global
yang akan terjadi bukan karena harga
minyak bumi yang meroket diatas 100
dolar AS per barrel (111 dolar
AS),melainkan ketersediaan pangan
(Financial Post7/1/2008, Financial
Time 14/2/2008, Time-CNN,
27/2/2008).
8. • Krisis pangan itu akan menjadi krisis
global terbesar abad 21, dimana akan
menimpa 36 negara di dunia, termasuk
Indonesia.
• Akibat stok yang terbatas, harga berbagai
komoditas pangan tahun 2008 akan
menembus level yang mengkhawatirkan.
Harga jagung akan mencapai rekor
tertinggi dalam 11 tahun terakhir, kedelai
dalam 35 tahun terakhir, dan gandum
sepanjang sejarah (Kompas, 24/1/2007).
9. 1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Stok beras dunia akan mencapai titik
terendah yang mendorong harga
mencapai level tertinggi selama 20
tahun terakhir, sedang stok gandum
mencapai titik terendah selama 50
tahun terakhir.
• Harga seluruh pangan meningkat
pada angka fantastis 75% dibanding
dengan tahun 2000, beberapa
komoditas bahkan lebih dari 200%.
10. • Krisis pangan ini pemenangnya bukan
petani negara berkembang, tetapi petani
kaya di negara maju, investor dan pemain
di bursa saham serta perusahaan
multinasional.
• Namun tidak ada dasar yang kuat untuk
menyatakan, lonjakan harga pangan
seperti saat ini akan menguntungkan
petani di negara berkembang, khususnya
Indonesia.
11. 1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Sebagian besar petani kita memiliki lahan
kurang dari 0,25 Ha (rata-rata nasional
0,36 Ha dengan jumlah petani 48% dari
total penduduk) dan proporsi yang cukup
besar diantaranya adalah buruh tani yang
tidak berlahan.
• Kelompok petani berlahan sempit dan
buruh tani itu justru akan menderita
dampak terbesar karena sekitar 60%
pendapatan mereka dibelanjakan untuk
pangan.
12. • Tetapi jangankan melindungi petani,
malah sebaliknya ada upaya untuk
“mengindustrialisasi” pertanian.
• Pemerintah mengimpor benih dari luar
negeri dan mengundang pengusaha
besar, baik nasional maupun
internasional, untuk masuk ke bidang
pertanian pangan yang selama ini menjadi
wilayah “kaum tani”.
13. • Istilah rice estate, hibrida, agrotek,
bioteknologi, dan transgenik
diasumsikan oleh banyak pihak
sebagai jawaban atas krisis pangan.
Pemupukan lebih banyak, mesin
pertanian yang lebih canggih, dan
teknologi (pestisida dan herbisida).
(Kompas, Sabtu 15 Maret 2008).
14. • Persoalan2 di atas dapat
dipecahkan dengan terlebih
dahulu melakukan
perubahan2 mendasar
dalam pertanian dunia.
15. • Sebagian besar perubahan ini
memerlukan petani2 yang kompeten yang
dapat meningkatkan produktivitas mereka,
dapat mempertahankan kelestarian sistem
pertanian mereka dengan memanfaatkan
secara efektif pengetahuan dan informasi
yang tersedia dari beberapa sumber yang
berbeda, seperti lembaga2 penelitian,
petani2 yang berhasil, dan pasar.
16. • Untuk menjadikan petani2 yang
kompeten (maju), maka peranan
penyuluh (agen penyuluhan
pertanian) sangat penting.
• Peranan penyuluh pertanian yaitu
antara lain memperkenalkan
pertanian yang berkelanjutan yang
menuntut ketrampilan2 baru.
17. • Kegiatan penyuluhan pertanian yang
sejak dulu didominasi pemerintah,
telah berkembang menjadi kegiatan
promosi pelaku bisnis pertanian.
• Kegiatan yang awalnya merupakan
kewajiban lembaga publik untuk
pelayanan masyarakat berubah
menjadi bisnis jasa informasi
(Kompas, Jumat 29 Jan 2006).
18. 1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Dalam lokakarya pembahasan
RUU Sistem Penyuluhan
Pertanian di Universitas Sebelas
Maret di Solo, dikatakan bahwa
sejak dasawarsa 1980-an para
pelaku bisnis pertanian mulai dari
pupuk, pestisida, benih, dan
mesin pertanian, memasuki dunia
penyuluhan di Indonesia.
19. • Kegiatan penyuluhan oleh
pemerintah tidak diminati masyarakat,
disebabkan karena: (1) lemahnya
profesionalisme penyuluh, (2) karena
kebijakan pemerintah yang berubah-
ubah, (3) kian beragamnya kegiatan
penyuluhan oleh berbagai pihak.
20. • Perusahaan swasta menyediakan
tenaga penyuluh yang turun langsung
ke lapangan sekaligus menjual
produknya, sedang peran penyuluh
pertanian pemerintah mulai memudar
dan mencapai titik terparah saat
penyuluhan pertanian diserahkan ke
daerah karena desentralisasi.
21. 1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Namun hal ini tidak perlu dirisaukan,
karena kegiatan penyuluhan bukan
lagi berisi kebijakan pemerintah,
tetapi lebih mengarah kepada
kebutuhan petani,
• Maka materi penyuluhan tidak lagi
ditentukan oleh pemerintah tetapi
oleh kebutuhan petani setempat.
22. • Meskipun demikian, harus tetap
ada sinergi antara pemerintah,
swasta, dan kalangan LSM.
Namun yang dikhawatirkan, bila
peran swasta menonjol
kepentingan bisnis akan
diutamakan, demikian pula bila
LSM yang berperan, kepentingan
pemberi dana lebih menonjol.
23. • Peran penyuluhan pertanian harus
dibangkitkan lagi, dimana penyuluhan
yang benar tergantung dari petani.
• Kegiatan penyuluhan pertanian,
memang mati suri, keadaan ini
diperparah saat kegiatan ini diserahkan
kepada PEMDA, ini terlihat dari 340
Balai Informasi Penyuluh Pertanian
(BIPP) kini hanya tinggal sekitar 30
BIPP.
24. • Kondisi BIPP saat ini dimana sebelum ada
kebijakan otonomi daerah, terdapat 340
BIPP, tetapi saat ini hanya tinggal 30
BIPP. Tenaga Penyuluh pertanian juga
merosot dari 37.000 orang menjadi 26.000
orang.
25. • Penyuluhan pertanian juga
terbentur usia petani yang saat ini
rata-rata diatas 50 th. Idealnya
tenaga pp adalah satu penyuluh
untuk satu desa.
• Saat ini satu penyuluh untuk satu
kecamatan atau untuk beberapa
desa.
26. 1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Dalam perkembangan saat ini
diperlukan suatu pertanian yang
mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat, yaitu pertanian yang
bersifat komersial atau suatu
pertanian yang modern, yang
mempunyai ciri2 dinamis, fleksibel,
dan produktivitas tinggi.
27. • Untuk suatu pertanian yang modern,
diperlukan (A.T Mosher) :
1.Manusia yang lebih maju
2.Manajemen dan teknologi yang lebih baik.
3.Bahan, alat, dan biaya produksi yang
selalu tersedia.
4.Prasarana yang berfungsi lancar.
5.Suasana kegiatan yang menguntungkan.
6.Petani yang kompeten yang dapat
meningkatkan produktivitas mereka.
28. 1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Petani yang modern memerlukan
pengetahuan, ketrampilan, dan
teknologi yang selalu berkembang
serta sarana produksi dan biaya yang
tersedia dengan mudah.
• Dengan perkataan lain, usahataninya
harus menguntungkan secara teknis
maupun ekonomis.
29. • Kesemuanya ini akan dapat terpenuhi
oleh petani bila mereka bersedia untuk
berusaha membangun, yaitu:
1.Mereka perlu menerapkan teknologi baru
untuk hasil yang lebih tinggi dan
berkualitas,
2.Mereka perlu mengorganisasikan dan
mengelola usahataninya secara lebih
efisien untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih besar.
30. 1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Menurut Rukmono Markam
(1978), faktor manusia (seperti
organisasi, profesionalitas, skill,
pengetahuan teknis) yang
dianggap faktor non ekonomis,
ternyata yang sering mengambil
peranan yang penting dalam
produksi.
31. • Aukrust (1971) menunjukkan bahwa hasil
yang dapat dicapai dari kebijaksanaan
meningkatkan volume investasi dalam
rangka usaha untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi tidak berhasil
memenuhi harapan semula seperti yang
pernah dialami oleh Swedia dan Norwegia
(1910-1955).
32. • Kenaikan 1% dalam jumlah real
capital tanpa adanya perubahan
tenaga kerja dan organisasi akan
mengakibatkan kenaikan produksi
nasional 0,2%.
33. • Jika tenaga kerja naik 1%,
sedang modal dan organisasi
tetap, produksi nasional naik
0,7%.
34. • Sedang jika modal dan tenaga
kerja tetap, produksi naik 1,8 %
akibat “human factor” yang
berupa teknik dan kualitas
organisasi yang berangsur-angsur
terus diperbaiki.
35. 1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Dalam mengembangkan diri petani
untuk mau berusaha ke arah yang
lebih baik, adalah melalui
“pendidikan”, yang dalam konteks ini
kegiatan pendidikan bagi petani
adalah kegiatan untuk menggugah
keinginan, menimbulkan swadaya,
dan menyebarkan/ mengajarkan
pengetahuan dan ketrampilan.
36. • Schumacher (1972): “small is
beautiful”. Manusialah yang
merupakan sumberdaya utama
(bukan alam) untuk pembangunan
ekonomi, dimana “pendidikan”
merupakan sumberdaya yang
terpenting.
37. • Dengan pendidikan akal budi manusia
terus dipertajam dan dipelihara sehingga
dapat menimbulkan gagasan yang berani,
adanya penemuan2 dan berbagai
kegiatan membangun.
38. 1.1. Perspektif Global Tentang Penyuluhan di
Indonesia
• Sesuai keadaan petani, maka
diperlukan sistem pendidikan
tersendiri yang lengkap dengan
filosofi, prinsip, tujuan, metoda,
dan teknik tertentu, serta
diselenggarakan oleh organisasi
dan personalia yang khusus pula.
39. • Sistem pendidikan inilah yang disebut
“Penyuluhan Pertanian”, yang
merupakan sistem pendidikan di luar
sekolah untuk petani dan keluarganya
agar mereka mampu meningkatkan
kesejahteraan sendiri serta
masyarakat umumnya.
• Berhasilnya pembangunan sangat
dipengaruhi oleh sistem penyuluhan.