Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. ABSTRAK
Pembangunan pertanian Indonesia telah menempuh sejarah yang
panjang sejalan dengan perjalanan bangsa ini, dan merupakan suatu
kenyataan bahwa sektor pertanian memberi perm strategis dalam
pembangunan nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia masih
bergelut dan menggantungkan hidupnya di sektor ini. Namun ditengah
percaturan globalisasi dunia dewasa ini sektor pertanian belum
menampakkan perubahan yang signifikan terhadap indikator investasi dan
pendapatan per kapita di sektor pertanian dalam pembangunan nasional.
Dari data-data yang terkumpul dapat disimpulkan bahawa
banyaknya masalah pertanian yang terjadi saat ini dan belum dapat
diselesaikan oleh pemerintah secara maksimal. Hal itu disebabkan karena
pemerintah masih menggunakan metode-metode zaman dulu yang saat ini
tidak sesuai lagi digunakan pada sektor pertanian.
Pembuatan tugas ini bertujuan untuk menambah informasi dan
pengetahuan serta memenuhi syarat mata kuliah Teknologi Infofmasi.
pengumpulan informasi dan data-data berasal dari departemen pertanian,
buku panduan, dan media internet.
5. Konsep dasar pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan
pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya.
6. PENGERTIAN EKONOMI
PERTANIAN menurut ahli
Mosher (1966) memberi definisi
pertanian sebagai sejenis proses
produksi yang khas yang didasarkan
proses pertumbuhan tanaman dan
hewan yang dilakukan oleh petani
dalam suatu usahatani sebagai suatu
perusahaan. Dengan demikian unsur
pertanian terdiri dari proses produksi,
petani, usahatani, dan usahatani
sebagai perusahaan.
7. PENGERTIAN PEMBANGUNAN
PERTANIAN
pembangunan pertanian adalah suatu
bagian integral dari pada pembangunan
ekonomi dan masyarakat secara umum.[2]
Secara luas pembangunan pertanian bukan
hanya proses atau kegiatan menambah
produksi pertanian melainkan sebuah proses
yang menghasilkan perubahan sosial baik
nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan
sebagainya demi mencapai pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
petani dan masyarakat yang lebih baik
8. Pertanian merupakan sektor utama
penghasil bahan-bahan makanan dan
bahan-bahan industri yang dapat diolah
menjadi bahan sandang, pangan, dan
papan yang dapat dikonsumsi maupun
diperdagangkan, maka dari itu
pembangunan pertanian merupakan
bagian dari pembangunan ekonomi.
9. Tujuan pembangunan
pertanian
Meningkatkan Produksi pangan menuju swasembada karbohidrat
non terigu, sekaligus meningkatkan gizi masyarakat melalui
penyediaan protein, lemak, vitamin, dan mineral.[3]
Meningkatkan tingkat hidup petani melalui peningkatan
penghasilan petani.[3]
Memperluas lapangan kerja disektor pertanian dalam rangka
perataan pendapatan.[3]
Meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor hasil pertanian.[3]
Meningkatkan dukungan yang kuat terhadap pembangunan
industri untuk menghasilkan barang jadi atau setengah jadi.[3]
Memanfaatkan dan memelihara kelestarian sumber alam, serta
memilihara dan memperbaiki lingkungan hidup.[3]
Meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara
terpadu dan serasi dalam kerangka pembangunan daerah.[3].
Tujuan akhir dari pembangunan semesta ini adalah terciptanya
masyarakat yang adil, makmur, baik material maupun spiritual
yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka dari itu
pembangunan pertanian yang merupakan bagian dari
pembangunan ekonomi harus selau diarahkan agar dapat
tercapainya tujuan akhir tersebut
10. TEORI-TEORI TENTANG PEMBANGUNAN
DAN PERTANIAN
Dalam ilmu ekonomi terdapat 3 kelompok besar teori pembangunan yaitu:
1. Teori pembangunan klasik (didukung oleh Adam Smith (1723-1790)). Teori
klasik menyatakan perekonomian tidak perlu diatur karena ada yang
mengaturnya yaitu mekanisme pasar (demand dan supply). Harga ditentukan
oleh hukum permintaan dan penawaran. Pembangunan ekonomi akan
didorong oleh suasana persaingan pasar.
2. Teori pembangunan Marxis (didukung oleh Karl Marx); teori ini tidak
mempercayai adanya mekanisme pasar. Perekonomian akan terbagi menjadi 2
kelompok yaitu pekerja dan pemilik faktor produksi. Teori Marxisme
menyatakan bahwa dalam perekonomian negara harus memainkan peranan
dominan, faktor-faktor produksi dikuasai oleh negara, sebaliknya hak-hak
pribadi harus dibatasi dan pembagian pendapatan diatur sedemikian rupa
oleh negara.
3. Teori pembangunan Keynes (didukung oleh John Maynard Keyness); teori ini
merupakan perpaduan antara teori klasik dan marxisme . Teori ini menyatakan
bahwa pembangunan ekonomi tidak dapat sepenuhnya dilakukan melalui
mekanisme pasar, perlu campur tangan pemerintah terutama dalam hal
investasi.
11. Teori ilmu sosial tentang pembangunan
1. Teori modernisasi (Harrod Domar, Max Webber, Mc Lelland,
Rostow, Inkeles dan Smith). Teori ini menyatakan bahwa
pembangunan adalah hasil dari transformasi masyarakat
dari bentuk tradisional menjadi bentuk modern. Adanya
proses perubahan nilai budaya tradisional ke budaya
modern.
2. Teori Struktural (Prebisch, Baran, Frank, Santos, dan
Westerstein). Teori ini menyatakan bahwa keterbelakangan
di dunia ketiga bukan disebabkan oleh faktor psikologi atau
budaya melainkan oleh lingkungan material manusia yaitu
organisasi kemasyarakatan beserta sistem imbalan-imbalan
material yang diberikannya.
12. TEORI TENTANG PERTANIAN DI INDONESIA
Teori Dualisme
1. Teori dualisme sosial oleh JH. Booke; bahwa pertanian di
Indonesia terdiri dari perkebunan besar dan perkebunan rakyat.
Terdapat perbedaan tujuan berusaha antara masyarakat barat
dan timur yaitu antara tujuan ekonomi dan kebutuhan-
kebutuhan sosial. Orang Timur itu mempunyai tujuan hidup yang
berbeda dengan orang Eropa. Mereka hanya hidup untuk
bersenang-senang. Apabila kebutuhan pokoknya sudah
terpenuhi maka dia tidak perlu susah payah lagi untuk bekerja.
2. Dualisme teknologi oleh Higgins, B (1960); dualisme terjadi
karena adanya perbedaan penggunaan teknologi modern dan
sektor tradisional. Sektor modern lebih banyak mengimpor
teknologi dari luar negeri yang bersifat labor saving sehingga
modal relatif lebih banyak digunakan, sedangkan sektor
tradisional yang ditandai oleh besarnya kemungkinan untuk
mengganti modal dengan tenaga kerja (modal saving).
3. Dualisme regional; adanya perbedaan atau
ketidakseimbangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan
dan wilayah antar negara yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan investasi antara wilayah-wilayah tersebut.
13. Teori Involusi Pertanian; dikemukakan oleh Clifford Geertz (1976)
yang menyatakan bahwa terhambatnya pembangunan
ekonomi di Indonesia disebabkan oleh involusi pertanian.
Peningkatan produksi disebabkan oleh peningkatan tenaga
kerja dan bukan oleh perkembangan teknologi dan mengakar
kepada share poverty yaitu budaya untuk berbagi kemiskinan.
Teori ini menyatakan bahwa budaya yang lebih mementingkan
solidaritas bersama daripada peningkatan penghasilan
menyebabkan sektor pertanian tidak dapat berkembang.
Teori Evolusi Pertanian; dikemukakan oleh William Collier (1996)
yang menyatakan bahwa keterlambatan dalam pembangunan
pertanian disebabkan oleh hambatan faktor-faktor ekonomi
seperti terbatasnya luas lahan, modal, dan kesalahan kebijakan
pemerintah yang menganggap bahwa petani di Indonesia
masih terbelakang.
Teori Moral Ekonomi Petani; dikemukakan oleh James Scott
(1986) yang menyatakan bahwa petani Indonesia adalah
sangat rasional, tanggap terhadap teknologi dan ingin maju.
Namun ada faktor yang membatasi tindakan petani yaitu
penghasilan yang pas-pasan karena luas usaha yang relatif kecil
14. Teori Mosher; tentang syarat pokok dan syarat pelancar
pembangunan pertanian. Syarat pokok adalah faktor yang
harus ada dalam kegiatan pembangunan pertanian,
sedangkan syarat pelancar adalah faktor yang berfungsi
mempercepat proses pembangunan pertanian
1. Syarat pokok: pasar untuk hasil produksi, teknologi yang
selalu berubah, tersedianya sarana produksi secara lokal,
perangsang produksi bagi petani, dan pengangkutan.
2. Syarat pelancar: pendidikan pembangunan, kredit produksi,
kerjasama kelompok tani, memperbaiki dan memperluas
tanah pertanian, perencanaan nasional untuk
pembangunan pertanian.
15. Coen Reintjes (1999) tentang Pembangunan Pertanian
dengan input rendah
Coen Reintjes melihat kerusakan lingkungan yang terjadi dan
kemunduran-kemunduran yang terjadi di sektor pertanian
seperti:
1. Telah terjadi kerusakan tanah akibat pemakaian pupuk
anorganik secara berlebihan selama bertahun-tahun.
2. Telah terjadi perkembangan hama dan penyakit yang
semakin sulit diatasi.
3. Hilangnya beberapa plasma nutfah seperti bibit unggul lokal
yang menjadi kebanggaan petani di masa lampau
4. Semakin tingginya ketergantungan petani terhadap pihak
luar dam semakin berkembangknya komersialisasi
pembuatan input-input luar
Coen Reintjes menganjurkan agar pembangunan pertanian
beralih kepada teknologi yang menggunakan input luar
rendah dengan mengembangkan teknologi yang ada di
sekitar lingkungan petani
16. Hayami dan Kikuchi (1987) tentang Teori
Kelembagaan Pertanian
Telah terjadi perubahan kelembagaan di
beberapa desa di Pulau Jawa yaitu dari sistem
bawon ke sistem caplokan sementara di beberapa
desa lainnya tidak terjadi.
Sistem bawon adalah sistem pekerjaan panen padi
sawah dengan pola tolong menolong di antara
petani, sedangkan sistem caplokan adalah sistem
pekerjaan panen dengan jalan upah/ borongan.
Teori ini menyimpulkan terbentuknya dan
bertahannya suatu sistem kelembagaan dalam
pekerjaan pertanian dapat dipahami dari aspek
ekonomi dan bukan disebabkan oleh aspek sosial
seperti yang dikemukakan oleh Booke dan Geertz.