Kimia Farma Bandar Lampung jual obat penggugur kandungan
PERSALINAN POSTTERM kehamilan dari udayana
1. Oleh :
I Ketut Agus Suanjaya
(0902005157)
Pembimbing :
Dr. I Gede Parwata Yasa, Sp.OG
LAPORAN KASUS
2. BAB 1
PENDAHULUAN
Bagi calon ibu, tidak melahirkan sesuai waktu yang
ditentukan dapat menimbulkan kecemasan, karena mereka
berpikir setelah tanggal perkiraan tersebut adalah sama
dengan kehamilan lewat waktu/postterm dan mereka juga
sering mendengar bahwa kehamilan postterm tersebut
membawa resiko pada janin mereka
Kehamilan aterm jika kehamilan berlangsung
antara 37-42 minggu, sedangkan kehamilan
postterm adalah kehamilan yang berakhir lebih
dari 42 minggu atau 294 hari dari hari pertama
haid terakhir (HPHT).
2
3. BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Menurut Federation of Gynecologist and
Obstetricians (FIGO), postterm adalah
kehamilan yang berlangsung lebih dari 42
minggu terhitung dari HPHT dan siklus
menstruasi 28 hari.
American College of Obstetricians and
Gynecologist (1997), postterm adalah
kehamilan 42 minggu penuh (294 hari) atau
lebih dihitung dari HPHT, dengan asumsi
ovulasi terjadi 2 minggu setelah haid terakhir
3
4. 2.2 INSIDEN
Frekuensi terjadinya kehamilan postterm berkisar antara 4-
14% dengan mereka yang berakhir dalam 43 minggu
mencapai 2-7%. Kemungkinan persalinan terjadi pada hari
ke 280 setelah HPHT hanya sekitar 5%.
4
5. 2.3 ETIOLOGI
Kehamilan bisa lebih lama/memanjang,
karena:
1. kehamilan itu sendiri,
2. faktor serviks, atau
3. karena gangguan pada keduanya yang akan mengarah tidak
hanya pada persalinan dan pematangan serviks yang lama
tapi juga efisiensi persalinan yang terganggu
5
6. 2.4 DIAGNOSIS
Ada beberapa cara menegakkan diagnosis kehamilan
postterm yaitu:
1. HPHT berdasarkan neagle
2. USG
3. Ukuran Uterus
4. DJJ
5. Pemeriksaan cairan amnion. (AFI)
6
7. 2.5 EFEK KEHAMILAN POSTTERM PADA JANIN DAN IBU
2.5.1 Efek pada janin
1. Gangguan pertumbuhan janin
- Postmatur/dismatur: kering, rapuh,
mekonium stain, kuku panjang, kulit
yang tipis dan kurangnya jaringan
lemak subkutan.
2. Mekonium stain dan aspirasi paru-paru.
- Trjd 25-30% postterm.
- ↓ Vol. cairan amnionmenumpuk di
orofaring dan sal. Napassindrom aspirasi
mekonium
3. Makrosomia
7
8. 2.5.2 Efek pada ibu
Kemungkinan terjadinya laserasi pada dinding
vagina, serviks dan perineum meningkat pada
pembedahan saat persalinan.
Sementara persalinan dengan seksio caesar pada
kehamilan postterm beresiko tinggi terhadap
infeksi post partum, perdarahan, komplikasi luka,
emboli paru, lebih lama tinggal di rumah sakit,
dan kematian ibu.
8
9. 2.6 GAMBARAN KLINIS BAYI POSTTERM
Stadium I
Kulit menunjukkan gambaran akibat kehilangan
verniks keseosa sehingga menjadi kering, rapuh,
keriput dan mudah mengelupas. Tidak ada
pewarnaan mekonium.
Stadium II
Semua gejala stadium I ditambah mekonium pada
kulit. Selaput ketuban dan tali pusat berwarna
kehijauan.
Stadium III
Semua gejala stadium I dan II disertai pewarnaan
mekonium yang kuning terang pada kuku dan
kulit, serta kuning kehijauan pada tali pusat
9
10. 2.7 PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya penatalaksanaan kehamilan postterm
adalah merencanakan pengakhiran kehamilan.
Cara mengakhiri kehamilan:
Tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin
dan penilaian pelvic skore.
1. Bila kesejahteraan janin baik (NST baik)
a) PS lebih atau sama dengan 5, dilakukan drips
oksitosin.
b) PS kurang dari 5, dilakukan pemantauan serial
NST dan USG setiap 1 minggu, sampai umur
kehamilan 44 minggu atau sampai PS lebih atau
sama dengan 5.
10
11. 2. Bila kesejahteraan janin mencurigakan:
a) PS lebih atau sama dengan 5:
- Dilakukan oksitosin drip dengan
pemantauan Kardio tokografi (KTG)
- Bila terdapat tanda-tanda insufisiensi
plasenta, persalinan diakhiri dengan seksio
sesaria (SC)
11
12. b) PS kurang dari 5 pemeriksaan ulangan keesokan
harinya:
- Bila hasilnya mencurigakan, dilakukan oxytocin
challenge test (OCT):
► Bila hasil pemeriksaan OCT (+) dilakukan SC
► Bila hasil pemeriksaan OCT (-) dilakukan
pemeriksaan serial sampai 44 minggu/ PS lebih
dari 5.
► Bila hasil pemeriksaan OCT meragukan/
tidak memuaskan, dilakukan pemeriksaan OCT
keesokan harinya.
- Bila hasilnya baik, dilakukan pemeriksaan serial
sampai 44 minggu/ PS lebih dari 5.
12
13. 3. Bila kesejahteraan janin jelek (terdapat
tanda-tanda insufisiensi plasenta dari NST/
OST) dilakukan SC.
4. Kehamilan dengan preeklampsia, PJT dan
Diabetes mellitus gestasi tidak boleh
dibiarkan sampai melebihi 40 minggu.
13
14. BAB 3
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : ANG
Usia : 19 tahun
Alamat : Sidemen
Pendidikan : Lulus SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Hindu
Suku : Bali
MRS : 23 Juni 2013 (11.00)
14
15. II. KELUHAN UTAMA
Hamil lewat waktu
III.ANAMNESA :
Pasien mengeluhkan kehamilannya telah lewat waktu dari
tanggal perkiraan persalinan yaitu pada tanggal 9 Juni 2013.
Tanggal tersebut diperoleh pasien dari pemeriksaan
kehamilannya di bidan.
sakit perut hilang timbul (-)
keluar air (-)
keluar lendir bercampur darah (-)
gerak anak (+) baik
15
16. 2.Riwayat Menstruasi
Menarche umur ± 13 tahun, siklus teratur 28 hari, lamanya 3-4
hari tiap kali mentruasi dan 3 bulan terakhir sebelum
amenorhoe haid pasien di katakan teratur.
Hari pertama haid terakhir : 2 September 2012
Taksiran persalinan : 9 Juni 2013
3.Riwayat Perkawinan
Penderita menikah satu kali dengan suami sekarang
selama 8 bulan.
4.Riwayat Kehamilan
1) Ini.
16
17. 5.Riwayat Antenatal Care (ANC)
Bidan secara teratur
peningkatan berat badan selama kehamilan 12 kg
tekanan darah selama kehamilan normal (110-120/80
mmHg)
Imunisasi Tetanus Toxoid 2x
tablet SF 1 kali setiap hari sejak trimester kedua
Gerak anak mulai di rasakan sejak bulan Februari 2013.
Penderita pernah melakukan USG 1 kali.
17
18. 6.Riwayat Pemakaian KB
Tidak menanyakan riwayat KB penderita.
7.Riwayat Penyakit Terdahulu
Penderita menyangkal memiliki riwayat penyakit yang
berhubungan dengan kehamilannya seperti, HIV,asma,
jantung, DM, dan HT.
8.Riwayat Penyakit Keluarga
Penderita menyangkal memiliki riwayat penyakit
keluarga yang berhubungan dengan kehamilannya
seperti pendarahan, gangguan pembekuan darah, asma,
jantung, DM, dan HTHT.
18
19. IV. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 160 cm
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80mmhg
Nadi : 84 x/mnt
Respirasi : 28 x/mnt
Temperatur ax : 36,5 ºC
19
20. STATUS GENERAL
Mata : anemia -/-, ikt -/-
THT : kesan normal
Cor : S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Pulmo : ves +/+, Rh -/-, wh -/-
Mammae : hiperpigmentasi areola mammae,
penonjolan kel. Montgomery,mammae tampak tegang
Abdomen : sesuai status obstetri.
Extremitas: edema -/- pada tungkai bawah
20
21. STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan luar
Inspeksi
Tampak perut membesar dengan striae gravidarum (
striae livide)
Palpasi
Pemeriksaan Leopold
I. Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah procesus Xiphoideus (31 cm)
Teraba bagian bulat dan lunak (kesan bokong)
II.Teraba tahanan keras di kiri (kesan punggung)
III.Teraba bagian bulat, keras (kesan kepala)
IV.Bagian bawah sudah masuk 4/5 bagian dari pintu atas panggul
His (-)
21
22. Auskultasi
DJJ +, punctum maksimum pada abdomen bawah bagian
kiri, frekuensi 140x/menit
Pemeriksaan dalam
VT : Pembukaan servik 1 cm, eff 25%, lunak, medial,
ketuban (+) Teraba kepala, denominator belum jelas,
penurunan Hodge I
Tidak teraba bagian kecil atau tali pusat.
22
24. VII.PENATALAKSANAAN
Pdx : AT, BT, CT
Tx : Exp. pervaginam
Induksi serial dengan oksitosin drip sesuai protap
Amoxicilin 3x1gr
Mx : tanda-tanda impartu, vital sign, DJJ.
KIE : Pasien dan keluarga tentang keadaan janin dan
rencana tindakan
24
25. VIII PERJALANAN PENYAKIT
Tgl 23 Juni 2013
Di lakukan induksi dengan oksitosin drip seri I, berupa
2,5 IU oksitosin dalam 500 ml Dextrose 5% di mulai 10
tetes/mnt maksimal 60 tetes/mnt.
11.30 10tetes/mnt, DJJ (+) 145x/menit HIS (-)
12.00 20tetes/mnt DJJ (+) 140 x/menit HIS (-)
12.30 30tetes/mnt DJJ (+) 143 x/menit HIS (-)
13.00 40tetes/mnt DJJ (+) 140 x/menit HIS (-)
13.30 50tetes/mnt DJJ (+) 137 x/menit HIS (-)
14.00 60tetes/mnt DJJ (+) 141 x/menit HIS (-)
25
26. 14.00
VT : P Ø 1 cm, sedang, medial, ketuban (+), teraba
kepala, denominator belum jelas, penurunan Hodge I +,
tidak teraba bagian kecil dan tali pusat.
Ass : G1P0000 42 T/H
Tx : Induksi serial oksitosin di lanjutkan.
Mx : Tanda-tanda impartu, vital sign, DJJ.
26
27. Dilanjutkan induksi oksitosin drip seri I, berupa 5 IU
oksitosin dalam 500 ml Dextrose 5% di mulai 30 tetes/mnt
maksimal 60 tetes/mnt.
14.30 30tetes/mnt, DJJ (+) 145 x/menit HIS (-)
15.00 40tetes/mnt DJJ (+) 139 x/menit HIS (-)
15.30 50tetes/mnt DJJ (+) 140 x/menit HIS (+) 1x/10’
selama 10-15”
16.00 60tetes/mnt DJJ (+) 133 x/menit HIS (+) 1x/10’
selama 10-15”
27
28. 16.00
Abdomen: HIS (+) 2-3x/10’ selama 15-20” DJJ (+) 140
x/menit
VT : P Ø 4 cm, eff 50 %, ketuban (+), teraba kepala UUK
kiri depan, pe H II, tak teraba bagian kecil atau tali pusat
Ass : G1P0000 42 mg T/H PK I (fase aktif)
Tx : Induksi serial oksitosin di lanjutkan.
Mx : Pantau sesuai partograf WHO.
28
29. Dilanjutkan induksi oksitosin drip seri I, berupa 10 IU
oksitosin dalam 500 ml Dextrose 5% di mulai 30 tetes/mnt
maksimal 60 tetes/mnt.
16.30 30tetes/mnt, DJJ (+) 145 x/menit HIS (+) 2-
3x/10’ selama 15-20”
17.00 40tetes/mnt DJJ (+) 139 x/menit HIS (+) 3-
4x/10’ selama 30-35”
17.30 50tetes/mnt DJJ (+) 140 x/menit HIS (+) 4-
5x/10’ selama 35-40”
29
30. 17.35
Pasien ingin mengedan
HIS (+) 4-5x/10’ selama 35-40”
DJJ (+) 144 x/menit
VT : P Ø lengkap, ketuban (-), teraba kepala, UUK kiri
depan, pe H III (+), tak teraba bagian kecil atau tali pusat
Ass: G1P0000 42mg T/H + PK II
Tx : Pimpin persalinan
Mx : Vital sign Ibu
KIE: cara meneran
30
31. 17.50 Lahir bayi perempuan segera menangis, BB= 2800gr,
PB=50cm, AS=7-8, anus (+), kelainan tidak ada, tidak di
dapat kan tanda-tanda posmatur. Manajemen aktif kala
III
18.00 Lahir plasenta, kesan lengkap, dengan berat +
200gr, kalsifikasi -.
evaluasi : kontraksi uterus baik
perdarahan + 150 cc
Laserasi perineum grade II hecting
31
32. Ass : P1001 P spt B hari 0
Tx : Amoxycilin 3x500mg
Meloxicam 1x15 mg
Metergin 3x0,125 mg
Sulfas Ferrous 1x200mg
Mx :observasi 2jam PP
KIE: mobilisasi dini, ASI eksklusif, KB Postpartum
32
34. Follow Up
Tgl 24 Juni 2013
S: keluhan nyeri luka jahit (+), ASI (+), BAK (+), BAB (+)
O: Status Present: T: 120/80 mmHg RR : 20 X/menit
Nadi : 80 x/menit Temperatur : 37,1 0 C
Status general:
Mata: an-/-
Thorax: Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler (+)/(+), rhonki (-)/(-), wheezing (-)/(-)
Abdomen: tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi
baik.
Vagina : lochia (+), perdarahan aktif (-)
Ass : P1001 Pspt B pp hr 1
34
35. Terapi : - Amoxycilin 3x500 mg
- meloxicam 1x15mg
- Methyl ergometrin 3x0,125mg
- SF 1 x 200mg
Mx : keluhan, vital sign, perdarahan, tinggi fundus
uteri, kontraksi uterus
KIE : Mobilisasi dini
ASI Eksklusif
KB Post partum
35
36. BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Diagnosis
Ada beberapa cara menegakkan diagnosis kehamilan
postterm yaitu:
1. HPHT berdasarkan neagle
2. USG
3. Ukuran Uterus
4. DJJ
36
37. Dari kasus
anamnesa :HPHT 2 September 2012, dengan
siklus menstruasi teratur setiap bulannya
(setiap 28 hari, selama 3-4 hari).
Menurut rumus Naegle : taksiran partus
(TP)-nya adalah tanggal 9 Juni 2013
Penderita datang pd tanggal 9 Juni 2013.
37
38. pemeriksaan fisik :
hiperpigmentasi areola mamma dan striae
gravidarum
tinggi fundus uteri adalah 3 jari dibawah procesus
xiphoideus ( 31 cm )dan tidak dirasakan adanya his,
sedangkan berdasarkan auskultasi didapatkan denyut
jantung janin (DJJ) + 140x/menit
Pemeriksaan dalam
VT : Pembukaan servik 1 cm, eff 25%, lunak, medial,
ketuban (+) Teraba kepala, denominator belum jelas,
penurunan Hodge I
Tidak teraba bagian kecil atau tali pusat.
38
41. 4.2 PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya penatalaksanaan kehamilan postterm
adalah merencanakan pengakhiran kehamilan.
Cara mengakhiri kehamilan:
Tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin
dan penilaian pelvic skore.
1. Bila kesejahteraan janin baik (NST baik)
a) PS lebih atau sama dengan 5, dilakukan drips
oksitosin.
b) PS kurang dari 5, dilakukan pemantauan serial
NST dan USG setiap 1 minggu, sampai umur
kehamilan 44 minggu atau sampai PS lebih atau
sama dengan 5.
41
42. 2. Bila kesejahteraan janin mencurigakan:
a) PS lebih atau sama dengan 5:
- Dilakukan oksitosin drip dengan
pemantauan Kardio tokografi (KTG)
- Bila terdapat tanda-tanda insufisiensi
plasenta, persalinan diakhiri dengan seksio
sesaria (SC)
42
43. b) PS kurang dari 5 pemeriksaan ulangan keesokan
harinya:
- Bila hasilnya mencurigakan, dilakukan oxytocin
challenge test (OCT):
► Bila hasil pemeriksaan OCT (+) dilakukan SC
► Bila hasil pemeriksaan OCT (-) dilakukan
pemeriksaan serial sampai 44 minggu/ PS lebih
dari 5.
► Bila hasil pemeriksaan OCT meragukan/
tidak memuaskan, dilakukan pemeriksaan OCT
keesokan harinya.
- Bila hasilnya baik, dilakukan pemeriksaan serial
sampai 44 minggu/ PS lebih dari 5.
43
44. 3. Bila kesejahteraan janin jelek (terdapat
tanda-tanda insufisiensi plasenta dari NST/
OST) dilakukan SC.
4. Kehamilan dengan preeklampsia, PJT dan
Diabetes mellitus gestasi tidak boleh
dibiarkan sampai melebihi 40 minggu.
44
45. Dari kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam (VT),
ditemukan pembukaan 1 jari=1, effesement
25%=0, konsistensi lunak=2, posisi uterus
medial=1, ↓ H I=1 , yaitu sesuai dengan PS (pelvic
scorer) =5.
Maka dilakukan induksi dengan oksitosin drip
seri I, berupa 2,5 IU oksitosin dalam 500 ml
Dextrose 5% di mulai 10 tetes/mnt setiap 30 menit
tetesan di naikkan 10 tetes/mnt maksimal 60
tetes/mnt.
45
46. dilanjutkan dengan induksi oksitosin 5 IU dalam 500ml
Dextrose 5% diawali 30tetes/menit dan maksimal
60tetes/menit.
dilanjutkan dengan induksi oksitosin 10 IU dalam 500ml
Dextrose 5% diawali 30tetes/menit dan maksimal
60tetes/menit.
Pada pukul 17.50 lahir bayi perempuan, segera
menangis, BB=2800gr, PB=50cm, AS=7-8, anus +,
kelainan tidak ada, tidak didapatkan tanda-tanda
postmatur. Pukul 18.00 lahir plasenta berat + 200gr,
kesan komplit, kalsifikasi -.
46
47. Tanda-tanda postmatur adalah tidak adanya lanugo,
rambut lebat, kuku panjang, kulit keriput dan kering,
pewarnaan mekonium pada kulit, verniks kaseosa tidak ada
atau sedikit, wajah tampak tua,tubuh kurus dan tungkai
panjang
Pada bayi penderita tidak didapatkan tanda-tanda
postmatur. Hal ini bisa terjadi karena hanya 10-20% yang
menunjukan tanda-tanda tersebut. Dan tanda-tanda
tersebut juga bisa didapatkan pada janin yang umur
kehamilannya 38-41 minggu.
47
48. Kehamilan postterm adalah kehamilan yang berakhir lebih
dari 42 minggu atau 294 hari dari hari pertama haid
terakhir (HPHT).
Etiologi terjadinya kehamilan postterm diperkirakan karena
menurunnya produksi prostaglandin E2 (PGE2) dan PGF2α
di amnion dan desidua, yang masing-masing menunjukkan
jalur akhir yang umum yang dapat memicu kontraksi
miometrium.
48
BAB 5
KESIMPULAN
49. Menegakkan diagnosis kehamilan postterm
bukan merupakan hal yang mudah
Penatalaksanaan kehamilan postterm pada
prinsip nya untuk merencanakan pengakhiran
kehamilan berdasarkan kesejahteraan janin dan
pelvik skore
Jika pemeriksaan kesejahteraan janin didapatkan
hasil buruk, maka kehamilan harus segera
diterminasi.
49