SlideShare a Scribd company logo
PERKEMBANGAN
  PSIKOLOGIS
   Perkembangan      manusia    merupakan
    interaksi yang berkesinambungan antara
    hereditas dan lingkungan. Penentu
    genetik mengungkapkan diri melalui
    proses maturasi/pematangan: secara
    alamiah        menentukan        urutan
    perkembangan atau perubahan badaniah
    yang secara relatif tergantung pada
    lingkungan. Perkembangan motorik
    misalnya, sebagian besar merupakan
    suatu proses maturasi karena semua anak
    menguasai       kemampuan        seperti
    merangkak, berdiri, dan berjalan dengan
    urutan yang sama dan secara umum
    pada usia yang sama.
   Perkembangan       berlangsung    dalam
    urutan yang teratur mulai dari perilaku
    sederhana sampai perilaku yang lebih
    beraneka ragam dan rumit. Tetapi
    terdapat pertanyaan yang tidak terjawab,
    yaitu apakah perkembangan sebaiknya
    dipandang     sebagai    suatu    proses
    berkesinambungan dalam memperoleh
    perilaku baru melalui pengalaman atau
    sebagai serangkaian tahapan yang
    berurutan yang secara kualitatif berbeda
    satu sama lainnya.
 Meskipun       perkembangan
 kemampuan fisik sebagian
 besar     tergantung     pada
 maturasi, lingkungan yang
 terbatas dapat memperlambat
 perkembangan motorik, dan
 stimulasi   yang    meningkat
 dapat            mempercepat
 perkembangan tersebut.
   Meskipun deprivasi awal atau
    stimulasi      nampaknya          tidak
    mempunyai         pengaruh       untuk
    selamanya      pada     keterampilan
    motorik, perkembangan pada segi-
    segi lain, seperti bahasa, inteligensi,
    kepribadian,      mungkin        untuk
    selamanya       dipengaruhi        oleh
    pengalaman awal.
   Perkembangan merupakan suatu
    proses yang bersifat kumulatif,
    artinya perkembangan terdahulu
    akan     menjadi     dasar    bagi
    perkembangan selanjutnya. Dengan
    demikian, apabila terjadi hambatan
    pada perkembangan terdahulu maka
    perkembangan     selanjutnya akan
    memperoleh hambatan.
 Piaget               membagi
 perkembangan           kognitif
 kedalam empat fase yaitu
 sensorimotor,              fase
 praoperasional, fase operasi
 konkret, dan fase operasi
 formal (Piaget, 1972: 49-91).
Pada       masa      dua       tahun
kehidupannya,       anak     berinteraksi
dengan dunia di sekitarnya, terutama
melalui aktivitas sensoris (melihat,
meraba,     merasa,    mencium,      dan
mendengar) dan persepsinya terhadap
gerakan fisik, dan aktivitas yang
berkaitan dengan sensoris tersebut.
Koordinasi aktivitas ini disebut dengan
istilah sensorimotor.
   Fase sensorimotor dimulai dengan gerakan-
    gerakan refleks yang dimiliki anak sejak ia
    dilahirkan. Fase ini berakhir pada usia 2
    tahun. Pada masa ini, anak mulai
    membangun        pemahamannya         tentang
    lingkungannya         melalui        kegiatan
    sensonimotor      seperti      menggenggam,
    menghisap, melihat, melempar, dan secara
    perlahan la mulai menyadari bahwa suatu
    benda       tidak      menyatu        dengan
    lingkungannya, atau dapat dipisahkan dari
    lingkungan di mana benda itu berada.
    Selanjutnya, ia mulai belajar bahwa benda-
    benda itu memiliki sifat-sifat khusus
Keadaan ini mengandung arti,
bahwa      anak     telah    mulai
membangun          pemahamannya
terhadap     aspek-aspek      yang
berkaitan    dengan       hubungan
kausalitas, bentuk, dan ukuran,
sebagai    hasil   pemahamannya
terhadap aktivitas sensorimotor
yang dilakukannya.
   Pada akhir usia 2 tahun, anak sudah
    menguasai pola-pola sensorimotor yang
    berisi kompleks, seperti bagaimana cara
    mendapatkan benda yang diinginkannya
    (menarik, menggenggam atau meminta),
    menggunakan satu benda dengan tujuan
    yang berbeda. Dengan benda yang ada di
    tangannya, la melakukan apa yang
    diinginkannya. Kemampuan ini merupakan
    awal kemampuan berpikir secara simbolis,
    yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu
    suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut
    secara empiris.
Pada fase Praoperasional, anak mulai menyadari
bahwa pemahamannya tentang benda-benda di
sekitamya tidak hanya dapat dilakukan melalui
kegiatan sensorimotor, akan tetapi juga dapat
dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis.
Kegiatan simbolis ini dapat terbentuk melalui kegiatan
yang bersifat simbolik . kegiatan simbolik ini dapat
berbentuk melakukan percakapan melalui telepon
mainan atau berpura-pura menjadi bapak atau ibu,
dan kegiatan simbolis lainnya. Fase ini memberikan
andil besar bagi perkembangan kognitif anak. Pada
fase praoperasional, anak tidak berpikir secara
operasional, yaitu suatu proses berpikir yang
dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu
aktifitas yang memungkinkan anak mengaitkannya
dengan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Fase ini merupakan masa permulaan
bagi anak untuk         membangun
kemampuannya dalam menyusun
pikirannya. Oleh sebab itu, cara
berpikir anak pada fase ini belum
stabil ini tidak terorganisasi secara
baik. Fase praoperasional dapat bagi
dalam tiga subfase, yaitu subfase
fungsi simbolis, berpikir secara
egosentris, dan subfase berpikir
secara intuitif.
subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2 - 4
tahun. Pada masa ini, anak telah memiliki
kemampuan untuk mengambarkan suatu
objek     yang secara fisik tidak hadir.
kemampuan ini membuat anak dapat
menggunakan balok-balok kecil ,untuk
membagun         rumah-rumahan, menyusun
puzzle, dan , kegiatan lainya. Pada masa ini,
anak sudah dapat menggambar manusia
secara sederhana.
   subfase berpikir secara egosentris
    terjadi pada usia 2 - 4 tahun.
    Berpikir     secara     egosentris
    ditandai oleh ketidakmampuan
    anak      untuk        memahami
    perspekfif atau cara berpikir
    orang lain. Benar atau tidak
    benar, bagi anak pada fase ini,
    tentukan oleh cara pandangnya
    sendiri yang disebut dengan
    istilah egosentris.
   Subfase berpikir secara intuitif terjadi pada
    usia 4 - 7 tahun Masa ini disebut subfase
    berpikir secara intuitif karena pada saat ini
    anak      kelihatannya      mengerti      dan
    mengetahui sesuai seperti menyusun balok
    menjadi rumah-rumahan, akan tetap pada
    hakikatnya la tidak mengetahui alasan-
    alasan yang menyebabkan balok itu dapat
    disusun menjadi rumah. Dengan kata lain,
    anak belum memiliki kemampuan untuk
    berpikir secara kritis tentang apa yang ada
    di balik suatu kejadian
3. Fase Operasional konkret (Usia 7 - 12 th)
    Pada fase operasi konkret, kemampuan anak
 untuk berpikir secara logis sudah berkembang,
 dengan syarat, objek yang menjadi sumber
 berpikir logis tersebut hadir secara konkret.
 kemampuan berpikir logis ini terwujud dalam
 kemampuan mengklasifikasikan objek sesuai
 dengan klasifikasinya, mengurutkan benda
 sesuai dengan tata urutnya, kemampuan untuk
 memahami cara pandang orang lain, dan
 kemampuan berpikir secara deduktif.
Fase operasi formal ditandai oleh
perpindahan dari cara berpikir konkret ke
cara berpikir abstrak. Kemampuan berpikir
abstrak dapat dilihat dari kemampuan
mengemukakan ide-ide, memprediksikan
kejadian yang akan terjadi, dan melakukan
proses      berpikir      ilmiah,     yaitu
mengemukakan hipotesis dan menentukan
cara   untuk membuktikan          kebenaran
tersebut.
TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

    TAHAPAN                                        KARAKTERISASI

1. Sensorimotor     - Membedakan diri sendiri dengan setiap objek
   (0 – 2 tahun)    - Mengenal diri sendiri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak sesuai
                      tujuan tertentu; misalnya menarik seutas tali untuk menggerakkan sebuah mobil
                      atau menggoncangkan mainan supaya berbunyi.
                    - Menguasai keadaan tetap dari objek (objek permanen); menyadari bahwa
                      benda tetap ada meskipun tidak lagi terjangkau oleh indra.
2. Praoperasional   - Belajar menggunakan bahasa dan menggambarkan objek dengan imajinasi dan
   (2 – 7 tahun)      kata-kata.
                    - Berpikir masih bersifat egosentris; mempunyai kesulitan menerima pandangan
                      orang lain.
                    - Mengklasifikasikan objek menurut tanda, misalnya mengelompokkan semua
                      balok merah tanpa memperhatikan bentuknya atau semua balok persegi tanpa
                      memperhatikan warnanya.
3. Operasinal       - Mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian.
   Konkret          - Mengusai konservasi jumlah (usia 7 tahun), jumlah tak terbatas (usia 7 tahun),
   (7 – 12 tahun)     dan berat (usia 9 tahun)
                    - Mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu menyusunnya
                      dalam suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti ukuran.
4. Operasional      - Mampu berpikir logis mengenai soal abstrak serta menguji hipotesis secara
   Formal             sistematis.
  (12 thn keatas)   - Menaruh perhatian terhadap masalah hipotesis, masa depan, dan masalah
                      ideologis.
   Ikatan sosial awal membentuk dasar
    untuk hubungan akrab antara manusia
    pada masa dewasa. Sikap keibuan yang
    tidak sensitif atau perpisahan yang
    berulang-ulang mungkin melemahkan
    kepercayaan anak dan membentuk
    keterikatan tidak aman. Anak-anak yang
    mempunyai keterikatan aman lebih baik
    dalam menangani pengalaman baru dan
    menghubungkannya        dengan    yang
    lainnya. Interaksi dengan saudara
    kandung dan teman sebaya penting bagi
    perkembangan moral.
   Konsep mengenai benar dan salah bagi anak-
    anak berubah sejalan dengan matangnya
    mereka. Anak yang lebih muda cenderung
    mengevaluasi     tindakan      moral      dalam
    pengertian mengharapkan penghargaan dan
    hukuman. Dengan bertambahnya umur,
    menghindari         ketidaksetujuan         dan
    menyesuaikan dengan norma-norma sosial
    menjadi penting. Pada tahapan paling tinggi
    mengenai berpikiran moral, setiap tindakan
    dinilai dalam pengertian prinsip etis seseorang.
    Perilaku moral tergantung pada sejumlah
    faktor    disamping    kemampuan        berpikir
    mengenai masalah moral.
TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL KOHLBERG


    Tingkatan                  Tahapan                    Gambaran Perilaku

Tingkat I           Orientasi hukuman          Mematuhi peraturan untuk menghindari
Moralitas                                      hukuman
Prakonvensional     Orientasi ganjaran         Memastikan akan mendapat ganjaran,
                                               mendapat balasan budi
Tingkat II          Orientasi anak perempuan   Memastikan penghindaran rasa tidak
Moralitas           baik/anak laki-laki baik   setuju dari orang lain
Konvensional
                    Orientasi otoritas         Memegang teguh undang-undang dan
                                               kaidah sosial untuk menghindari
                                               ketidaksetujuan dari pemegang otoritas
                                               serta perasaan bersalah tidak “melakukan
                                               tugas”
Tingkat III         Orientasi kontrak sosial   Tindakan yang dibimbing oleh asas-asas
Moralitas                                      yang biasa disetujui sebagai hal yang
Pascakonvensional                              penting bagi kesejahteraan umum; asas-
                                               asas yang dijunjung tinggi untuk
                                               mempertahankan penghargaan dari teman
                                               sebaya merupakan penghargaan diri.
                    Orientasi asas etis        Tindakan yang dibimbing oleh asas-asas
                                               etis atas pilihan sendiri (yang biasanya
                                               menilai keadilan, harga diri, dan
                                               persamaan); asas-asas yang dijunjung
                                               tinggi untuk menghindari penyesalan diri.
   Meskipun tidak ada hubungan yang
    konsisten yang ditemukan antara
    teknik perawatan anak tertentu dengan
    ciri kepribadian di kemudian hari,
    kompetensi dan kepercayaan diri
    seorang     anak      paling      baik
    dikembangkan oleh sebuah keluarga
    yang hangat dan mendidik dimana
    para orang tuanya memberikan
    ganjaran    bagi    perilaku     yang
    bertanggung    jawab     tetapi   juga
    mendorong tindakan mandiri dan
    pembuatan keputusan.
   Anak-anak memperoleh sikap dan perilaku yang
    diharapkan masyarakat, yaitu pengendalian diri,
    kesadaran mengenai baik dan buruk, dan
    peranan seks yang sesuai, sebagian besar
    diperoleh melalui proses identifikasi.
    Penggolongan     tipe    seks,   kecenderungan
    memandang kegiatan tertentu yang sesuai bagi
    satu jenis saja, berkembang melalui pengaruh
    orang tua dan kebudayaan.
   Anak-anak lebih condong mengidentifikasi
    dirinya dengan orang dewasa yang hangat,
    mendidik, dan kuat, serta yang mereka anggap
    mempunyai persamaan dalam beberapa hal
    dengan mereka.
   Usia para remaja mencapai pubertas, atau
    maturitas seksual, sangat beraneka ragam,
    meskipun rata-rata anak perempuan matang
    dua tahun lebih awal daripada anak laki-laki.
   Baik laki-laki maupun perempuan, yang
    terlambat kematangan seksnya, cenderung
    mempunyai konsep diri yang lebih buruk
    daripada mereka yang cepat matang.
   Data survei menunjukkan bahwa para remaja
    masa kini mengalami hubungan seks pada
    usia lebih muda daripada orang tua mereka.
   Dalam penelitian tersebut mengenai identitas
    pribadi, para remaja mencoba mensintesiskan
    nilai-nilai dan pandangan dari orang-orang
    yang penting bagi mereka (orang tua, guru,
    dan teman sebaya) ke dalam sebuah
    gambaran diri yang kohesif.
   Jika nilai-nilai tersebut tidak konsisten, para
    remaja mungkin mengalami kebingungan
    peran; mencoba secara bergantian setiap
    peran sosial sebelum menemukan suatu
    kesadaran akan adanya suatu identitas
    individual.
TAHAPAN              KRISIS             HUBUNGAN SOSIAL           HASIL YANG MENGUNTUNGKAN
                       PSIKOSOSIAL            YANG PENTING
1. Tahun Pertama     Percaya vs tidak       Ibu atau pengganti ibu   Kepercayaan dan optomisme
   kehidupan         percaya

2. Tahun Kedua       Otonomi vs             Orang tua                Kesadaran akan pengendalian diri dan
                     keraguan                                        kepuasan akan hal yang
                                                                     berkecukupan
3. Tahun Ketiga      Insiatif vs            Keluarga dasar           Tujuan dan arah, kemampuan
   sampai Kelima     kesalahan                                       berinisiatif keaktifan seseorang


4. Tahun Keenam      Rajin vs rendah diri   Lingkungan tetangga;     Kompetensi dalam kemampuan
   sampai pubertas                          sekolah                  intelektual, sosial dan fisik.
5. Masa Remaja       Identitas vs           Kelompok sebaya dan      Gambaran diri sendiri yang utuh
                     kebingungan            kelompok luar; model     sebagai seorang yang unik.
                                            kepemimpinan
6. Masa Dewasa       Keintiman vs isolasi   Partner dalam hub        Kemampuan membentuk hubungan
   Awal                                     seks;kompetisi,          dekat dan bertahan;membuat
                                            kerjasam                 komitmen karir.
7. Masa dewasa       Generativity vs        Tugas yang berbagi dan   Memikirkan soal keluarga, masyarakat,
   pertengahan       konsentrasi diri       berbagi tanggung jawab   dan generasi mendatang.
                                            rumah tangga
8. Masa tua (usia    Integritas vs          Kemanusiaan              Kesadaran terpenuhinya kehidupan
   lanjut)           keputusasaan                                    seseorang dari perasaan puas; siap
                                                                     menghadapi kenyataan
Perkembangan psikologis

More Related Content

What's hot

Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaSiti Khoirunika
 
Domain kategori perkembangan pelajar
Domain kategori perkembangan pelajarDomain kategori perkembangan pelajar
Domain kategori perkembangan pelajar
girl 11
 
Contoh soal ujian_materi_pedagogik
Contoh soal ujian_materi_pedagogikContoh soal ujian_materi_pedagogik
Contoh soal ujian_materi_pedagogik
Niblonk Nina
 
Kondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahKondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalah
Mut Mu3tiah
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikYuna Van Basthom
 
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan MatematikaRisa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
risa zakiatul
 
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendahLaporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
Fauziah Mahir
 
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Agoeng Siswantara
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013Agoeng Siswantara
 
Sosial inquiry
Sosial inquirySosial inquiry
Sosial inquiry
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
PROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKS
PROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKSPROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKS
PROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKS
Husna Sholihah
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
Rahmat Rimansah
 
Karakteristik anak usia sd
Karakteristik anak usia sdKarakteristik anak usia sd
Karakteristik anak usia sdsukatmaputri
 
Materi 1 karakteristik peserta didik
Materi 1 karakteristik peserta didikMateri 1 karakteristik peserta didik
Materi 1 karakteristik peserta didik
pujaan81
 

What's hot (19)

Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Domain kategori perkembangan pelajar
Domain kategori perkembangan pelajarDomain kategori perkembangan pelajar
Domain kategori perkembangan pelajar
 
Pb 8. konsep belajar. akbid paramata muna
Pb 8. konsep belajar. akbid paramata muna Pb 8. konsep belajar. akbid paramata muna
Pb 8. konsep belajar. akbid paramata muna
 
Contoh soal ujian_materi_pedagogik
Contoh soal ujian_materi_pedagogikContoh soal ujian_materi_pedagogik
Contoh soal ujian_materi_pedagogik
 
Kondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahKondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalah
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik
 
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan MatematikaRisa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
 
Nola ppd
Nola ppdNola ppd
Nola ppd
 
ANAK DIDIK DAN ASPEK-ASPEKNYA (ILMU PENDIDIKAN)
ANAK DIDIK DAN ASPEK-ASPEKNYA (ILMU PENDIDIKAN)ANAK DIDIK DAN ASPEK-ASPEKNYA (ILMU PENDIDIKAN)
ANAK DIDIK DAN ASPEK-ASPEKNYA (ILMU PENDIDIKAN)
 
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendahLaporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
 
Nelli ppd
Nelli ppdNelli ppd
Nelli ppd
 
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
 
Sosial inquiry
Sosial inquirySosial inquiry
Sosial inquiry
 
PROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKS
PROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKSPROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKS
PROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKS
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Karakteristik anak usia sd
Karakteristik anak usia sdKarakteristik anak usia sd
Karakteristik anak usia sd
 
Tugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaranTugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaran
 
Materi 1 karakteristik peserta didik
Materi 1 karakteristik peserta didikMateri 1 karakteristik peserta didik
Materi 1 karakteristik peserta didik
 

Viewers also liked

Pertanyaan umum dalam wawancara
Pertanyaan umum dalam wawancaraPertanyaan umum dalam wawancara
Pertanyaan umum dalam wawancaraukimsukiman
 
Download soal psikotes dan jawabannya
Download soal psikotes dan jawabannyaDownload soal psikotes dan jawabannya
Download soal psikotes dan jawabannya
EbookSoal Psikotes
 
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anakNuzli Muhammad
 
Sesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etikaSesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etika
limhendra
 
Profil Kanreg x BKN Denpasar
Profil Kanreg x BKN DenpasarProfil Kanreg x BKN Denpasar
Profil Kanreg x BKN Denpasar
Herdian Rama
 
Teori Etika
Teori EtikaTeori Etika
Teori Etika
Fair Nurfachrizi
 
Bab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etikaBab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etika
Andrew Yapvito
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Rima Trianingsih
 
Latihan psikotes
Latihan psikotesLatihan psikotes
Latihan psikotesgino tugino
 
Hofstede - Cultural differences in international management
Hofstede - Cultural differences in international managementHofstede - Cultural differences in international management
Hofstede - Cultural differences in international management
Carmen Neghina
 

Viewers also liked (10)

Pertanyaan umum dalam wawancara
Pertanyaan umum dalam wawancaraPertanyaan umum dalam wawancara
Pertanyaan umum dalam wawancara
 
Download soal psikotes dan jawabannya
Download soal psikotes dan jawabannyaDownload soal psikotes dan jawabannya
Download soal psikotes dan jawabannya
 
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
 
Sesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etikaSesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etika
 
Profil Kanreg x BKN Denpasar
Profil Kanreg x BKN DenpasarProfil Kanreg x BKN Denpasar
Profil Kanreg x BKN Denpasar
 
Teori Etika
Teori EtikaTeori Etika
Teori Etika
 
Bab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etikaBab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etika
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Latihan psikotes
Latihan psikotesLatihan psikotes
Latihan psikotes
 
Hofstede - Cultural differences in international management
Hofstede - Cultural differences in international managementHofstede - Cultural differences in international management
Hofstede - Cultural differences in international management
 

Similar to Perkembangan psikologis

Perkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaPerkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu linda
Asih Sukarsih
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
Arif Wicaksono
 
Psikologi Perkembangan Anak
Psikologi Perkembangan AnakPsikologi Perkembangan Anak
Psikologi Perkembangan Anak
Paulus Gerry Pujiwa
 
4.Perkembangan Kognitif.pdf
4.Perkembangan Kognitif.pdf4.Perkembangan Kognitif.pdf
4.Perkembangan Kognitif.pdf
DestriSambaraSitorus1
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
kholid harras
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
martinrusmaja
 
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docxPerkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
ulfayuniarisla2
 
Ppt theory growtg and development
Ppt theory growtg and developmentPpt theory growtg and development
Ppt theory growtg and development
Ya Gustinna
 
Teori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetTeori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piaget
Anton Priyadi
 
penelitian implementasi teori Jean Piaget
penelitian implementasi teori Jean Piagetpenelitian implementasi teori Jean Piaget
penelitian implementasi teori Jean Piaget
Rissa ZH
 
makalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganmakalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganIrwan Fauzi
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
Anne Hanz
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Fitri Yusmaniah
 
psikologi pendidikan
psikologi pendidikanpsikologi pendidikan
psikologi pendidikan
nurulfirdausy1
 
kuliah pgsd....pptx
kuliah pgsd....pptxkuliah pgsd....pptx
kuliah pgsd....pptx
AkaasyahFirmansyah
 
Kognisi
KognisiKognisi

Similar to Perkembangan psikologis (20)

Perkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaPerkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu linda
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Psikologi Perkembangan Anak
Psikologi Perkembangan AnakPsikologi Perkembangan Anak
Psikologi Perkembangan Anak
 
4.Perkembangan Kognitif.pdf
4.Perkembangan Kognitif.pdf4.Perkembangan Kognitif.pdf
4.Perkembangan Kognitif.pdf
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Piaget
PiagetPiaget
Piaget
 
Perkembngan Kognitif Pada Manusia
Perkembngan Kognitif Pada ManusiaPerkembngan Kognitif Pada Manusia
Perkembngan Kognitif Pada Manusia
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docxPerkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
 
Ppt theory growtg and development
Ppt theory growtg and developmentPpt theory growtg and development
Ppt theory growtg and development
 
Teori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetTeori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piaget
 
penelitian implementasi teori Jean Piaget
penelitian implementasi teori Jean Piagetpenelitian implementasi teori Jean Piaget
penelitian implementasi teori Jean Piaget
 
makalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganmakalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembangan
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Kb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitifKb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitif
 
psikologi pendidikan
psikologi pendidikanpsikologi pendidikan
psikologi pendidikan
 
kuliah pgsd....pptx
kuliah pgsd....pptxkuliah pgsd....pptx
kuliah pgsd....pptx
 
Kognisi
KognisiKognisi
Kognisi
 

More from Patta Ula

Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudPatta Ula
 
[6] prota matematika
[6] prota matematika[6] prota matematika
[6] prota matematikaPatta Ula
 
[4] rpp matematika
[4] rpp matematika[4] rpp matematika
[4] rpp matematika
Patta Ula
 
[5] promes matematika
[5] promes matematika[5] promes matematika
[5] promes matematikaPatta Ula
 
[3] silabus matematika
[3] silabus matematika[3] silabus matematika
[3] silabus matematika
Patta Ula
 
[4] rpp matematika
[4] rpp matematika[4] rpp matematika
[4] rpp matematikaPatta Ula
 
[2] pemetaan sk & kd matematika
[2] pemetaan sk & kd matematika[2] pemetaan sk & kd matematika
[2] pemetaan sk & kd matematika
Patta Ula
 
[3] silabus matematika
[3] silabus matematika[3] silabus matematika
[3] silabus matematikaPatta Ula
 
[5] promes matematika
[5] promes matematika[5] promes matematika
[5] promes matematikaPatta Ula
 
[1] sk & kd matematika
[1] sk & kd matematika[1] sk & kd matematika
[1] sk & kd matematikaPatta Ula
 
Sifat bangun ruang
Sifat bangun ruangSifat bangun ruang
Sifat bangun ruangPatta Ula
 
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisiPatta Ula
 

More from Patta Ula (12)

Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
[6] prota matematika
[6] prota matematika[6] prota matematika
[6] prota matematika
 
[4] rpp matematika
[4] rpp matematika[4] rpp matematika
[4] rpp matematika
 
[5] promes matematika
[5] promes matematika[5] promes matematika
[5] promes matematika
 
[3] silabus matematika
[3] silabus matematika[3] silabus matematika
[3] silabus matematika
 
[4] rpp matematika
[4] rpp matematika[4] rpp matematika
[4] rpp matematika
 
[2] pemetaan sk & kd matematika
[2] pemetaan sk & kd matematika[2] pemetaan sk & kd matematika
[2] pemetaan sk & kd matematika
 
[3] silabus matematika
[3] silabus matematika[3] silabus matematika
[3] silabus matematika
 
[5] promes matematika
[5] promes matematika[5] promes matematika
[5] promes matematika
 
[1] sk & kd matematika
[1] sk & kd matematika[1] sk & kd matematika
[1] sk & kd matematika
 
Sifat bangun ruang
Sifat bangun ruangSifat bangun ruang
Sifat bangun ruang
 
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
 

Perkembangan psikologis

  • 2. Perkembangan manusia merupakan interaksi yang berkesinambungan antara hereditas dan lingkungan. Penentu genetik mengungkapkan diri melalui proses maturasi/pematangan: secara alamiah menentukan urutan perkembangan atau perubahan badaniah yang secara relatif tergantung pada lingkungan. Perkembangan motorik misalnya, sebagian besar merupakan suatu proses maturasi karena semua anak menguasai kemampuan seperti merangkak, berdiri, dan berjalan dengan urutan yang sama dan secara umum pada usia yang sama.
  • 3. Perkembangan berlangsung dalam urutan yang teratur mulai dari perilaku sederhana sampai perilaku yang lebih beraneka ragam dan rumit. Tetapi terdapat pertanyaan yang tidak terjawab, yaitu apakah perkembangan sebaiknya dipandang sebagai suatu proses berkesinambungan dalam memperoleh perilaku baru melalui pengalaman atau sebagai serangkaian tahapan yang berurutan yang secara kualitatif berbeda satu sama lainnya.
  • 4.  Meskipun perkembangan kemampuan fisik sebagian besar tergantung pada maturasi, lingkungan yang terbatas dapat memperlambat perkembangan motorik, dan stimulasi yang meningkat dapat mempercepat perkembangan tersebut.
  • 5. Meskipun deprivasi awal atau stimulasi nampaknya tidak mempunyai pengaruh untuk selamanya pada keterampilan motorik, perkembangan pada segi- segi lain, seperti bahasa, inteligensi, kepribadian, mungkin untuk selamanya dipengaruhi oleh pengalaman awal.
  • 6. Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan demikian, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan memperoleh hambatan.
  • 7.  Piaget membagi perkembangan kognitif kedalam empat fase yaitu sensorimotor, fase praoperasional, fase operasi konkret, dan fase operasi formal (Piaget, 1972: 49-91).
  • 8. Pada masa dua tahun kehidupannya, anak berinteraksi dengan dunia di sekitarnya, terutama melalui aktivitas sensoris (melihat, meraba, merasa, mencium, dan mendengar) dan persepsinya terhadap gerakan fisik, dan aktivitas yang berkaitan dengan sensoris tersebut. Koordinasi aktivitas ini disebut dengan istilah sensorimotor.
  • 9. Fase sensorimotor dimulai dengan gerakan- gerakan refleks yang dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Fase ini berakhir pada usia 2 tahun. Pada masa ini, anak mulai membangun pemahamannya tentang lingkungannya melalui kegiatan sensonimotor seperti menggenggam, menghisap, melihat, melempar, dan secara perlahan la mulai menyadari bahwa suatu benda tidak menyatu dengan lingkungannya, atau dapat dipisahkan dari lingkungan di mana benda itu berada. Selanjutnya, ia mulai belajar bahwa benda- benda itu memiliki sifat-sifat khusus
  • 10. Keadaan ini mengandung arti, bahwa anak telah mulai membangun pemahamannya terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan hubungan kausalitas, bentuk, dan ukuran, sebagai hasil pemahamannya terhadap aktivitas sensorimotor yang dilakukannya.
  • 11. Pada akhir usia 2 tahun, anak sudah menguasai pola-pola sensorimotor yang berisi kompleks, seperti bagaimana cara mendapatkan benda yang diinginkannya (menarik, menggenggam atau meminta), menggunakan satu benda dengan tujuan yang berbeda. Dengan benda yang ada di tangannya, la melakukan apa yang diinginkannya. Kemampuan ini merupakan awal kemampuan berpikir secara simbolis, yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara empiris.
  • 12. Pada fase Praoperasional, anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda di sekitamya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan sensorimotor, akan tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan simbolis ini dapat terbentuk melalui kegiatan yang bersifat simbolik . kegiatan simbolik ini dapat berbentuk melakukan percakapan melalui telepon mainan atau berpura-pura menjadi bapak atau ibu, dan kegiatan simbolis lainnya. Fase ini memberikan andil besar bagi perkembangan kognitif anak. Pada fase praoperasional, anak tidak berpikir secara operasional, yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu aktifitas yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.
  • 13. Fase ini merupakan masa permulaan bagi anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada fase ini belum stabil ini tidak terorganisasi secara baik. Fase praoperasional dapat bagi dalam tiga subfase, yaitu subfase fungsi simbolis, berpikir secara egosentris, dan subfase berpikir secara intuitif.
  • 14. subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2 - 4 tahun. Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk mengambarkan suatu objek yang secara fisik tidak hadir. kemampuan ini membuat anak dapat menggunakan balok-balok kecil ,untuk membagun rumah-rumahan, menyusun puzzle, dan , kegiatan lainya. Pada masa ini, anak sudah dapat menggambar manusia secara sederhana.
  • 15. subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2 - 4 tahun. Berpikir secara egosentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami perspekfif atau cara berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagi anak pada fase ini, tentukan oleh cara pandangnya sendiri yang disebut dengan istilah egosentris.
  • 16. Subfase berpikir secara intuitif terjadi pada usia 4 - 7 tahun Masa ini disebut subfase berpikir secara intuitif karena pada saat ini anak kelihatannya mengerti dan mengetahui sesuai seperti menyusun balok menjadi rumah-rumahan, akan tetap pada hakikatnya la tidak mengetahui alasan- alasan yang menyebabkan balok itu dapat disusun menjadi rumah. Dengan kata lain, anak belum memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis tentang apa yang ada di balik suatu kejadian
  • 17. 3. Fase Operasional konkret (Usia 7 - 12 th) Pada fase operasi konkret, kemampuan anak untuk berpikir secara logis sudah berkembang, dengan syarat, objek yang menjadi sumber berpikir logis tersebut hadir secara konkret. kemampuan berpikir logis ini terwujud dalam kemampuan mengklasifikasikan objek sesuai dengan klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai dengan tata urutnya, kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain, dan kemampuan berpikir secara deduktif.
  • 18. Fase operasi formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara berpikir abstrak. Kemampuan berpikir abstrak dapat dilihat dari kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksikan kejadian yang akan terjadi, dan melakukan proses berpikir ilmiah, yaitu mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan kebenaran tersebut.
  • 19. TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET TAHAPAN KARAKTERISASI 1. Sensorimotor - Membedakan diri sendiri dengan setiap objek (0 – 2 tahun) - Mengenal diri sendiri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak sesuai tujuan tertentu; misalnya menarik seutas tali untuk menggerakkan sebuah mobil atau menggoncangkan mainan supaya berbunyi. - Menguasai keadaan tetap dari objek (objek permanen); menyadari bahwa benda tetap ada meskipun tidak lagi terjangkau oleh indra. 2. Praoperasional - Belajar menggunakan bahasa dan menggambarkan objek dengan imajinasi dan (2 – 7 tahun) kata-kata. - Berpikir masih bersifat egosentris; mempunyai kesulitan menerima pandangan orang lain. - Mengklasifikasikan objek menurut tanda, misalnya mengelompokkan semua balok merah tanpa memperhatikan bentuknya atau semua balok persegi tanpa memperhatikan warnanya. 3. Operasinal - Mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian. Konkret - Mengusai konservasi jumlah (usia 7 tahun), jumlah tak terbatas (usia 7 tahun), (7 – 12 tahun) dan berat (usia 9 tahun) - Mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti ukuran. 4. Operasional - Mampu berpikir logis mengenai soal abstrak serta menguji hipotesis secara Formal sistematis. (12 thn keatas) - Menaruh perhatian terhadap masalah hipotesis, masa depan, dan masalah ideologis.
  • 20. Ikatan sosial awal membentuk dasar untuk hubungan akrab antara manusia pada masa dewasa. Sikap keibuan yang tidak sensitif atau perpisahan yang berulang-ulang mungkin melemahkan kepercayaan anak dan membentuk keterikatan tidak aman. Anak-anak yang mempunyai keterikatan aman lebih baik dalam menangani pengalaman baru dan menghubungkannya dengan yang lainnya. Interaksi dengan saudara kandung dan teman sebaya penting bagi perkembangan moral.
  • 21. Konsep mengenai benar dan salah bagi anak- anak berubah sejalan dengan matangnya mereka. Anak yang lebih muda cenderung mengevaluasi tindakan moral dalam pengertian mengharapkan penghargaan dan hukuman. Dengan bertambahnya umur, menghindari ketidaksetujuan dan menyesuaikan dengan norma-norma sosial menjadi penting. Pada tahapan paling tinggi mengenai berpikiran moral, setiap tindakan dinilai dalam pengertian prinsip etis seseorang. Perilaku moral tergantung pada sejumlah faktor disamping kemampuan berpikir mengenai masalah moral.
  • 22. TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL KOHLBERG Tingkatan Tahapan Gambaran Perilaku Tingkat I Orientasi hukuman Mematuhi peraturan untuk menghindari Moralitas hukuman Prakonvensional Orientasi ganjaran Memastikan akan mendapat ganjaran, mendapat balasan budi Tingkat II Orientasi anak perempuan Memastikan penghindaran rasa tidak Moralitas baik/anak laki-laki baik setuju dari orang lain Konvensional Orientasi otoritas Memegang teguh undang-undang dan kaidah sosial untuk menghindari ketidaksetujuan dari pemegang otoritas serta perasaan bersalah tidak “melakukan tugas” Tingkat III Orientasi kontrak sosial Tindakan yang dibimbing oleh asas-asas Moralitas yang biasa disetujui sebagai hal yang Pascakonvensional penting bagi kesejahteraan umum; asas- asas yang dijunjung tinggi untuk mempertahankan penghargaan dari teman sebaya merupakan penghargaan diri. Orientasi asas etis Tindakan yang dibimbing oleh asas-asas etis atas pilihan sendiri (yang biasanya menilai keadilan, harga diri, dan persamaan); asas-asas yang dijunjung tinggi untuk menghindari penyesalan diri.
  • 23. Meskipun tidak ada hubungan yang konsisten yang ditemukan antara teknik perawatan anak tertentu dengan ciri kepribadian di kemudian hari, kompetensi dan kepercayaan diri seorang anak paling baik dikembangkan oleh sebuah keluarga yang hangat dan mendidik dimana para orang tuanya memberikan ganjaran bagi perilaku yang bertanggung jawab tetapi juga mendorong tindakan mandiri dan pembuatan keputusan.
  • 24. Anak-anak memperoleh sikap dan perilaku yang diharapkan masyarakat, yaitu pengendalian diri, kesadaran mengenai baik dan buruk, dan peranan seks yang sesuai, sebagian besar diperoleh melalui proses identifikasi.  Penggolongan tipe seks, kecenderungan memandang kegiatan tertentu yang sesuai bagi satu jenis saja, berkembang melalui pengaruh orang tua dan kebudayaan.  Anak-anak lebih condong mengidentifikasi dirinya dengan orang dewasa yang hangat, mendidik, dan kuat, serta yang mereka anggap mempunyai persamaan dalam beberapa hal dengan mereka.
  • 25. Usia para remaja mencapai pubertas, atau maturitas seksual, sangat beraneka ragam, meskipun rata-rata anak perempuan matang dua tahun lebih awal daripada anak laki-laki.  Baik laki-laki maupun perempuan, yang terlambat kematangan seksnya, cenderung mempunyai konsep diri yang lebih buruk daripada mereka yang cepat matang.  Data survei menunjukkan bahwa para remaja masa kini mengalami hubungan seks pada usia lebih muda daripada orang tua mereka.
  • 26. Dalam penelitian tersebut mengenai identitas pribadi, para remaja mencoba mensintesiskan nilai-nilai dan pandangan dari orang-orang yang penting bagi mereka (orang tua, guru, dan teman sebaya) ke dalam sebuah gambaran diri yang kohesif.  Jika nilai-nilai tersebut tidak konsisten, para remaja mungkin mengalami kebingungan peran; mencoba secara bergantian setiap peran sosial sebelum menemukan suatu kesadaran akan adanya suatu identitas individual.
  • 27. TAHAPAN KRISIS HUBUNGAN SOSIAL HASIL YANG MENGUNTUNGKAN PSIKOSOSIAL YANG PENTING 1. Tahun Pertama Percaya vs tidak Ibu atau pengganti ibu Kepercayaan dan optomisme kehidupan percaya 2. Tahun Kedua Otonomi vs Orang tua Kesadaran akan pengendalian diri dan keraguan kepuasan akan hal yang berkecukupan 3. Tahun Ketiga Insiatif vs Keluarga dasar Tujuan dan arah, kemampuan sampai Kelima kesalahan berinisiatif keaktifan seseorang 4. Tahun Keenam Rajin vs rendah diri Lingkungan tetangga; Kompetensi dalam kemampuan sampai pubertas sekolah intelektual, sosial dan fisik. 5. Masa Remaja Identitas vs Kelompok sebaya dan Gambaran diri sendiri yang utuh kebingungan kelompok luar; model sebagai seorang yang unik. kepemimpinan 6. Masa Dewasa Keintiman vs isolasi Partner dalam hub Kemampuan membentuk hubungan Awal seks;kompetisi, dekat dan bertahan;membuat kerjasam komitmen karir. 7. Masa dewasa Generativity vs Tugas yang berbagi dan Memikirkan soal keluarga, masyarakat, pertengahan konsentrasi diri berbagi tanggung jawab dan generasi mendatang. rumah tangga 8. Masa tua (usia Integritas vs Kemanusiaan Kesadaran terpenuhinya kehidupan lanjut) keputusasaan seseorang dari perasaan puas; siap menghadapi kenyataan