SlideShare a Scribd company logo
KEGIATAN BELAJAR 1
KARAKTERISTIK UMUM PESERTA DIDIK
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca kegitan belajar ini ibu-bapak dapat menguasai secara mendalam
karakteristik umum peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran.
Secara khusus dapat (1) mengidentifikasi karakteristik gender peserta didik dan
mengaplikasikan dalam pembelajaran, (2) mengidentifikasi karakteristik etnik
peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran, (3) mengidentifikasi
karakteristik usia peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran, (4)
mengidentifikasi karakteristik kultural peserta didik dan mengaplikasikan dalam
pembelajaran, (5) mengidentifikasi karakteristik status social peserta didik dan
mengaplikasikan dalam pembelajaran, (6) mengidentifikasi karakteristik minat
peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran.
POKOK POKOK MATERI
A. Karateristik gender peserta didik
B. Karakteristik etnik peserta didik
C. Karakteristik usia peserta didik
D. Karakteristik kultural peserta didik
E. Karakteristik status social peserta didik
F. Karakteristik minat peserta didik.
URAIAN MATERI
Tahukah Anda mengapa pendidik perlu memahami karakteristik peserta
didik? Uraian ini berusaha memaparkan pentingnya dan klasifikasi karakteristik
peserta didik khususnya karakteristik umum peserta didik. Suatu proses
pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan
oleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik tentang karakteristik yang
dimiliki peserta didiknya. Pemahaman karakteristik peserta didik sangat
menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan
assesmen yang tepat bagi peserta didik. Atas dasar ini sebenarnya karakteristik
peserta didik harus menjadi perhatian dan pijakan pendidik dalam melakukan
seluruh aktivitas pembelajaran. Karakteristik peserta didik menurut Smaldino
(2015: 40) secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu karakteristik
umum, kemampuan awal dan gaya belajar..
Melalui kegiatan belajar ini akan diuraikan karakteristik umum peserta
didik (Smaldino 2015: 40; Muhammad Yaumi (2013: 118) yang meliputi: gender,
etnik, usia, kultural, status sosial, dan minat. Agar Anda memperoleh gambaran
yang lebih jelas tentang karakteristik umum peserta didik tersebut, maka akan
dijelaskan dalam paparan berikut.
A. Gender dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Peserta didik dalam suatu kelas dilihat dari segi gender pada umumnya
tidak homogen, bagaimana dengan kelas yang Anda beri pembelajaran? Jika kelas
Anda heterogen atau terdiri dari peserta didik laki-laki dan peserta didik
perempuan, tentunya memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan karakter laki-
laki dan perempuan menurut Barreca, Gina. 21 September 2014. Psychology
Today.Com. antara lain: 1) Laki-laki sedikit peduli dengan apa yang perempuan
katakan, sedangkan perempuan lebih memperhatikan apa yang dikatakan laki-laki.
2) Laki-laki lebih peduli dengan apa yang dilihat, sedangkan perempuan mencoba
untuk peduli dengan apa yang laki-laki lihat. 3) Perempuan akan tersenyum
walaupun tidak bahagia, tapi laki-laki tergantung sifat dasarnya. 4). Laki-laki
tertawa ketika menemukan sesuatu yang lucu, tapi perempuan tergantung situasi
yang tepat. …..”
Lebih lanjut Suprayekti dan Agustyarini (2015: 24) menjelaskan bahwa
anak laki-laki dan perempuan pada dasarnya memiliki pesamaan dan perbedaan.
Perbedaannya pada fisiologis dan biologis, peran, perilaku, kegiatan dan atribut di
masyarakat. Sedangkan kesamaan peran dalam hak dan kewajiban sesuai dengan
adat istiadat, budaya masyarakat. Seperti kesetaraan dalam memperoleh pekerjaan,
peningkatan ilmu dan takwa, mencapai cita-cita menjadi guru, dokter, dan lain-
lain.
Atas dasar karakteristik yang demikian tentunya akan berimplikasi
terhadap pengelolaan kelas, pengelompokan peserta didik, dan pemberian tugas
yang dilakukan pendidik. Kelas yang peserta didiknya homogen tentunya tidak
sesulit kelas yang peserta didiknya heterogen. Contoh, Pak Irwan seorang guru
yang memiliki kelas dengan peserta didik laki-laki dan perempuan dalam
pembentukan kelompok diskusi atau eksperimen terdiri dari peserta didik
heterogen dari aspek gender, dipandang efektif untuk peserta didik yang tergolong
kanak-kanak, tetapi belum tentu efektif untuk peserta didik yang berada pada fase
remaja karena remaja sudah memiliki rasa ketertarikan pada lawan jenis, dan juga
kebiasaan kerja laki-laki dan perempuan berbeda. Pak Irwan ketika memberi tugas
tidak semuanya untuk dikerjakan di sekolah tetapi terkadang harus diselesaikan di
luar sekolah/kelas. Kelompok yang peserta didik heterogin juga kadang terdapat
kendala, karena laki-laki biasa mengerjakan tugasnya sampai larut malam, tetapi
bagi perempuan belum tentu cocok, dan juga aturan keluarga anak wanita pergi
sampai malam tidak semuanya mengizinkan dan memahaminya, berbeda dengan
peserta didik laki-laki yang pada umumnya orang tuanya mengizinkan putranya
belajar di luar rumah sampai malam.
Hal-hal tersebut tentunya perlu dipahami oleh seorang pendidik dalam
melakukan proses pembelajaran agar pembelajaran yang dilakukannya dapat
berjalan efektif. Berikut foto berikut merupakan gambaran situasi kelas dengan
peserta didik laki-laki dan perempuan sedang malakukan eksperimen secara
kelompok yang anggota terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Gambar 1. Peserta Didik Terdiri dari Laki-laki dan Perempuan
B. Etnik dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Negara Indonesia merupakan Negara yang luas wilayahnya dan kaya akan
etniknya. Namun berkat perkembangan alat transpotasi yang semakin modern,
maka seolah tidak ada batas antar daerah/suku dan juga tidak ada kesulitan menuju
daerah lain untuk bersekolah, sehingga dalam sekolah dan kelas tertentu terdapat
multi etnik/suku bangsa, seperti dalam satu kelas kadang terdiri dari peserta didik
etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik lainnya. Seorang
pendidik tentunya dalam melakukan proses pembelajaran perlu memperhatikan
kondisi etnik dalam kelasnya. Seorang pendidik yang menghadapi peserta didik
hanya satu etnik di kelasnya. Contoh Pak Ardi seorang pendidik di kelas 6 Sekolah
Dasar yang peserta didiknya terdiri dari etnik Jawa semua atau Sunda semua,
tentunya tidak sesulit ketika menghadapi peserta didik dalam satu kelas yang multi
etnik. Jika Pak Ardi melakukan proses pembelajaran dengan peserta didik yang
multi etnik maka dalam melakukan interaksi dengan peserta didik di kelas tersebut
perlu menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua peserta didiknya.
Kemudian ketika Pak Ardi memberikan contoh-contoh untuk memperjelas tema
yang sedang dibahasnya juga contoh yang dapat dimengerti dan dipahami oleh
semuanya. Berikut ini merupakan foto salah satu kelas yang multi etnik.
Foto diambil dari https://cdni.a.production.image.static6.com
Gambar 2: Peserta Didik Terdiri dari Berbagai Etnik.
C. Usia dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Usia yang dimiliki peserta didik akan berkonsekuensi terhadap pendekatan
pembelajaran, motode, media, dan jenis evaluasi yang digunakan pendidik. Ketika
pendidki menghadapi peserta didik Taman Kanak-kanak pada umumnya berusia
5-6 tahun, sudah tentu akan berbeda pendekatan, metode, dan media yang
digunakan ketika menghadapi peserta didik Sekolah Dasar yang umumnya berusia
7-11 tahun, dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama yang usianya berkisar
12-14 tahun dan juga peserta didik Sekolah Menengah Atas atau Sekolah
Menengah Kejuruan , yang umumnya berusia 15-17 tahun, karena dilihat dari
perkembangan intelektualnya saja jelas berbeda. Menurut Piaget, Jean
perkembangan intelektual anak usia Taman Kanak-Kanak pada taraf pra
operasional konkrit sedangkan peserta didik Sekolah Dasar berada pada tahap
operasional konkrit, dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Atas serta Sekolah Menengah Kejuruan pada tahap operasional formal.
Untuk selanjutnya fase-fase perkembangan intelektual peserta didik menurut
pendapat Piaget, Jean dalam Dwi Siswoyo, dkk. (2013: 100) dapat dicermati
sebagai berikut:
Umur
(Tahun)
Fase
Perkembangan
Perubahan Perilaku
0,0 - 2,0 Tahap Sensori
motor
Kemampuan berfikir peserta didik baru melalui
gerakan atau perbuatan. Perkembangan panca indera
sangat berpengaruh dalam diri mereka. Keinginan
terbesarnya adalah keinginan untuk
menyentuh/memegang, karena didorong oleh
keinginan untuk mengetahui reaksi dari
perbuatannya. Pada usia ini mereka belum mengerti
akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah
“menangis”. Memberi pengetahuan pada mereka
usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan
menggunakan gambar sebagai alat peraga,
melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak.
0,2 – 7,0 Tahap Pra-
operasional
Kemampuan skema kognitif masih terbatas, suka
meniru perilaku orang lain, terutama meniru perilaku
orang tua dan guriu yang pernah ia lihat ketika orang
itu merespon terhadap perilaku orang, keadaan dan
kejadian, yang dihadapi pada masa lampau. Mulai
mampu menggunakan kata-kata yang benar dan
mampu pula mengekspresikan kalimat pendek
secara efektif.
7,0 – 11,0 Tahap
Operasional
Konkrit
Peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek
kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah;
mempunyai kemampuan memahami cara
mengkombinasikan beberapa golongan benda yang
tingkatannya bervariasi. Sudah mampu berfikir
sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-
peristiwa konkrit.
11,0 –
14,0
Tahap
operasional
Formal
Telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan
dua ragam kemampuan kognitif secara serentak
maupun berurutan. Misalnya kapasitas merumuskan
hipotesis dan menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Dengan kapasitas merumuskan hipotesis peserta
didik mampu berfikir memecahkan masalah dengan
menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan
lingkungan. Sedang dengan kapasitas menggunakan
prinsip-prinsip abstrak , peserta didik akan mampu
mempelajari materi pelajaran yang abstrak, seperti
agama, matematika, dan lainnya.
Berdasarkan teori perkembangan dari Piaget tersebut, selanjutnya dapat
diketahui tiga dalil pokok Piaget dalam kaintannya dengan tahap perkembangan
intelektual. Ruseffendi dalam Dwi Siswoyo, dkk. (2013: 101) menyebutkan
sebagai berikut: 1). Bahwa perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap
beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya setiap manusia
akan mengalami urutan tersebut dan dengan urutan yang sama; 2). Bahwa tahap-
tahap perkembangan didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental
(pengurutan, pengekalan, pengelompokkan, pembuatan hipotesis dan penarikan
kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual. 3) Bahwa gerak
melalui melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan
(equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara
pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi).
Gambar 3: Peserta Didik Usia
Taman Kanak-Kanak
Gambar 4: Peserta Didik Usia
SMA
D. Kultural dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan tentunya menjadi
pendukung kebudayaan tertentu. Begitu juga peserta didik kita sebagai anggota
suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah barang tentu menjadi
pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah
beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Hal
ini sangat dimungkinkan karena Indonesia merupakan Negara kepulauan yang
masing-masing memiliki budaya, bahasa, dan etnis masing-masing. Peserta didik
yang kita hadapi mungkin berasal dari berbagai daerah yang tentunya memiliki
budaya yang berbeda-beda sehingga kelas yang kita hadapi kelas yang
multikultural.
Pendidikan multikultural sebagaimana diungkapkan Muhaemin el
Ma’hady (dalam Choirul Mahfud, 2016: 176) didefinisikan sebagai pendidikan
tentang keberagaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan
kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan
(global). Pendidikan multikultural menurut Choirul Mahfud (2016: 187) memiliki
ciri-ciri: 1) Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan menciptakan manusia
berbudaya (berperadaban). 2). Materinya mangajarkan nilai-nilai luhur
kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai kelompok etnis (kultural). 3)
metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan
keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalisme). 4).
Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang
meliputi aspek persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.
Atas dasar definisi dan ciri-ciri pendidikan multicultural tersebut di atas,
seorang pendidik dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu mensikapi
keberagaman budaya yang ada di sekolahnya/kelasnya. Misalnya Pak Irwan
seorang pendidik disalah satu SMA ketika menjelaskan materi pelajaran dan dalam
memberikan contoh-contoh perlu mempertimbangkan keberagaman budaya
tersebut, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima oleh semua peserta didik,
atau tidak hanya berlaku untuk budaya tertentu saja.
Gambar 5: Anggota masyarakat dengan kemajemukannya
E. Status Sosial dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Manusia diciptakan Tuhan dengan diberi rizki seperti berupa pekerjaan,
kesehatan, kekayaan, kedudukan, dan penghasilan yang berbeda-beda. Kondisi
seperti ini juga melatar belakangi peserta didik yang ada pada suatu kelas atau
sekolah kita. Peserta didik pada suatu kelas biasanya berasal dari berbagai status
sosial-ekonomi masyarakat, Dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tua, di
kelas kita terdapat peserta didik yang orang tuanya wira usahawan, pegawai negeri,
pedagang, petani, dan buruh. Dilihat dari sisi jabatan orang tua, ada peserta didik
yang orang tuanya menjadi pejabat seperti presiden, menteri, gubernur, bupati,
camat, kepala desa, kepala kantor atau kepala perusahaan, Disamping itu ada
peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi mampu, ada yang berasal dari
keluarga yang cukup mampu, dan ada juga peserta didik yang berasal dari keluarga
yang kurang mampu.
Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu
untuk saling berinteraksi dan saling melakukan proses pembelajaran. Perbedaan ini
hendaknya tidak menjadi penghambat dalam melakukan proses pembelajaran.
Namun tidak dipungkiri kadang dijumpai status sosial ekonomi ini menjadi
penghambat dalam belajar secara kelompok. Oleh karena itu pendidik dituntut
untuk mampu mengakomodasi hal-hal seperti ini. Misal dalam proses
pembelajaran pendidik jangan sampai membeda-bedakan atau diskriminatif dalam
memberikan pelayanan kepada peserta didiknya. Dan juga dalam memberikan
tugas-tugas juga yang sekiranya mampu diselesaikan oleh semua peserta didik
dengan latar belakang ekonomi sosial yang sangat beragam.
Gambar 6: Keluarga Sederhana Gambar 7: Profesi Petani
F. Minat dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas. Hurlock, E. (1990: 114) menyatakan bahwa minat merupakan suatu
sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang
dipilihnya. Apabila seseorang melihat sesuatu yang memberikan manfaat, maka
dirinya akan memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal tersebut. Lebih
lanjut Sardiman, (2011: 76) menjelaskan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan
minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan
orang tersebut.
Atas dasar hal tersebut sebenarnya minat seseorang khususnya minat
belajar peserta didik memegang peran yang sangat penting. Oleh karena itu
hendaknya terus ditumbuh kembangkan agar selalu tinggi. Namun sebagaimana
kita ketahui bahwa minat belajar peserta didik tidaklah sama, ada peserta didik
yang memiliki minat belajarnya tinggi, ada yang sedang, dan bahkan rendah.
Untuk melihat peserta didik memiliki minat belajarnya tinggi atau tidak
sebenarnya dapat dilihat dari indikator minat itu sendiri. Indikator yang dimaksud
meliputi: perasaan senang, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam belajar,
keterlibatan siswa, manfaat dan fungsi mata pelajaran. Agar diperoleh gambaran
yang lebih jelas maka akan diuraikan lebih lanjut. Perasaan senang, seseorang
peserta didik yang memiliki perasaan senang ata suka terhadap mata pelajaran
tertentu, misal mata pelajaran matematika, maka siswa tersebut akan terus belajar
ilmu yang berkaiatan dengan matematika, tanpa ada perasaan terpaksa dalam
belajar matematika tersebut. Ketertarikan peserta didik, ini berkaitan dengan daya
gerak yang mendorong peserta didik untuk cenderung mersa tertarik pada orang,
benda, kegiatan, dapat berupa pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri, Perhatian dalam belajar, perhatian atau konsentrasi dapat diartikan
terpusatnya mental seseorang terhadap suatu objek. Peserta didik yang memiliki
minat terhadap objek tertentu, maka peserta didik tersebut dengan sendirinya
peserta didik tersebut akan memperhatikan objek tersebut. Misal peserta didik
memiliki minat pada seni musik maka peserta didik tersebut akan memperhatikan
ketika terdengar bunyi musik, bahkan mendatangi konser-konser musik,
Keterlibatan belajar, keterlibatan atau partisipasi peserta didik dalam belajar
sangat penting, karena apabila peserta didik terlibat aktif dalam belajar maka
hasilnya tentunya akan baik. Ketelibatan belajar akan muncul manakala tertarik
pada objek yang dipelajari yang kemudian merasa senang dan tertarik untuk
melakukan kegiatan dari objek tersebut. Manfaat dan fungsi mata pelajaran, jika
manfaat dari apa yang dipelajari peserta didik dapat diketahui dan dipahami secara
jelas, maka akan menumbuhkan motivasi peserta didik. Manfaat dari mata
pelajaran tertentu sebenarnya tidak hanya untuk sekarang tapi bisa manfaat untuk
masa mendatang, atau manfaat bukan hanya saat di sekolah tetapi bisa manfaat
ketika sudah bekerja atau dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, minat belajar merupakan faktor penting dalam
proses pembelajaran, dan perlu untuk selalu ditingkatkan. Berbagai upaya perlu
dilakukan pendidik untuk menumbuhkan minat belajar peserta didiknya
diantaranya pendidik menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata
pelajaran, menggunakan media pembelajaran, dan menggunakan model
pembelajaran inovatif.
Contoh aplikasi dalam pembelajaran, Pak Ardi seorang pendidik dari salah
satu sekolah A, hari itu sudah disepakti membahas tema H, Pada saat melakukan
proses pembelajaran, di awal pembelajaran terlebih dahulu mengemukakan tema
yang akan dipelajrinya, menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan
dimiliki, dan manfaat yang peserta didik setelah mempelajari tema H. Kemudian
untuk melihat kemampuan awal peserta didiknya dilakukan pre tes terlebih dahulu.
Setelah tahap-tahap tersebut dilakukan kemudian Pak Ardi melakukan tahap inti
yaitu membahas tema H melalui media permainan ular tangga yang menjadi
kesukaannya tentang materi H yang telah disiapkan (Belajar melalui media
permainan Ular Tangga). Suasana kelas tampak antusias, aktif, dan
menyenangkan. Setelah materi dipahami dan waktunya cukup maka Pak Ardi
mengakhiri pelajaran dengan kegiatan penutup.
Berdasarkan ilustrasi apa yang dilakukan Pak Ardi tersebut peserta didik
tumbuh minatnya untuk belajar. Dengan dimilikinya minat belajar yang tinggi oleh
peserta didik maka hasilnya tentunya akan baik.
Gambar 8: Peserta Didik dengan Minat Belajar Tinggi

More Related Content

What's hot

Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxBab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
zhenkekamahendra
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
Tjoetnyak Izzatie
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
antiantika
 
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
fitriasolihah1
 
Laporan observasi ppl
Laporan observasi pplLaporan observasi ppl
Laporan observasi ppl
Mut Mu3tiah
 
MODUL BANGUNLAH JIWA RAGANYA EDIT FIX.pptx
MODUL BANGUNLAH JIWA RAGANYA EDIT FIX.pptxMODUL BANGUNLAH JIWA RAGANYA EDIT FIX.pptx
MODUL BANGUNLAH JIWA RAGANYA EDIT FIX.pptx
venantianarareggi
 
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan AnatesUji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
Nur Laili
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswa
Ana Fitriana
 
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloom
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloomKata kerja operasional revisi taksonomi bloom
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloomRiyani Widyaningsih
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Ambar Fidianingsih
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Akang Juve
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka BelajarAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Muhamad Yogi
 
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
Yoshiie Srinita
 
Buku pegangan penilaian HOTS
Buku pegangan penilaian HOTSBuku pegangan penilaian HOTS
Buku pegangan penilaian HOTS
Mushlihatun Syarifah
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
ZainulHasan13
 
Angket
AngketAngket
Rencana pengembangan madrasah
Rencana pengembangan madrasahRencana pengembangan madrasah
Rencana pengembangan madrasah
MediaArtisia
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
restya21
 
BUKTI FISIK AKREDITASI 2023.docx
BUKTI FISIK AKREDITASI 2023.docxBUKTI FISIK AKREDITASI 2023.docx
BUKTI FISIK AKREDITASI 2023.docx
AtangIsmail1
 

What's hot (20)

Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxBab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
 
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
 
Laporan observasi ppl
Laporan observasi pplLaporan observasi ppl
Laporan observasi ppl
 
MODUL BANGUNLAH JIWA RAGANYA EDIT FIX.pptx
MODUL BANGUNLAH JIWA RAGANYA EDIT FIX.pptxMODUL BANGUNLAH JIWA RAGANYA EDIT FIX.pptx
MODUL BANGUNLAH JIWA RAGANYA EDIT FIX.pptx
 
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan AnatesUji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan Anates
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswa
 
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKAPENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
 
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloom
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloomKata kerja operasional revisi taksonomi bloom
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloom
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka BelajarAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
 
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
 
Buku pegangan penilaian HOTS
Buku pegangan penilaian HOTSBuku pegangan penilaian HOTS
Buku pegangan penilaian HOTS
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
 
Angket
AngketAngket
Angket
 
Rencana pengembangan madrasah
Rencana pengembangan madrasahRencana pengembangan madrasah
Rencana pengembangan madrasah
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
BUKTI FISIK AKREDITASI 2023.docx
BUKTI FISIK AKREDITASI 2023.docxBUKTI FISIK AKREDITASI 2023.docx
BUKTI FISIK AKREDITASI 2023.docx
 

Similar to Karakteristik Umum Peserta Didik

Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik Peserta DidikKarakteristik Peserta Didik
Karakteristik Peserta Didik
Erni Susanti
 
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptxPPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
RezaPrasetyoBidjuni
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differencesAlfonsus Sam
 
makalah kelompok 8
makalah kelompok 8makalah kelompok 8
makalah kelompok 8
EfelineNuzula
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran
Iyens Syeikhbu
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranIyens Syeikhbu
 
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritaKajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
fatimah Baharin
 
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptxB2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
JamilHusain5
 
Induksi PPG.pptx
Induksi PPG.pptxInduksi PPG.pptx
Induksi PPG.pptx
AhmadAvicena2
 
Modul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docxModul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docx
ilhamronaldi
 
SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6
sutarso
 
KERJA KURSUS PENDEK EDU03
KERJA KURSUS PENDEK EDU03KERJA KURSUS PENDEK EDU03
KERJA KURSUS PENDEK EDU03
Rafiza Diy
 
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Nur Alfiyatur Rochmah
 
[1] sk & kd tematik 1
[1] sk & kd tematik 1[1] sk & kd tematik 1
[1] sk & kd tematik 1
Nova W
 
1. Format RAT-SAT Mata KUliah PDGK4403-ikin.docx
1. Format RAT-SAT Mata KUliah PDGK4403-ikin.docx1. Format RAT-SAT Mata KUliah PDGK4403-ikin.docx
1. Format RAT-SAT Mata KUliah PDGK4403-ikin.docx
yusalvar2
 
Model tematik-kelas
Model tematik-kelas Model tematik-kelas
Model tematik-kelas
arifin
 
Modul Ajar IPS Kelas 7.docx
Modul Ajar IPS Kelas 7.docxModul Ajar IPS Kelas 7.docx
Modul Ajar IPS Kelas 7.docx
AbdulMuis10967
 
Makalah
MakalahMakalah

Similar to Karakteristik Umum Peserta Didik (20)

Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik Peserta DidikKarakteristik Peserta Didik
Karakteristik Peserta Didik
 
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptxPPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
PPT Panduan Lokakarya Perencanaan Pembelajaran 1_.pptx
 
5 Yuliani
5 Yuliani5 Yuliani
5 Yuliani
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differences
 
makalah kelompok 8
makalah kelompok 8makalah kelompok 8
makalah kelompok 8
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritaKajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
 
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptxB2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
 
Induksi PPG.pptx
Induksi PPG.pptxInduksi PPG.pptx
Induksi PPG.pptx
 
Modul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docxModul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docx
 
SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6SILABUS IPA KELAS 6
SILABUS IPA KELAS 6
 
KERJA KURSUS PENDEK EDU03
KERJA KURSUS PENDEK EDU03KERJA KURSUS PENDEK EDU03
KERJA KURSUS PENDEK EDU03
 
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
 
[1] sk & kd tematik 1
[1] sk & kd tematik 1[1] sk & kd tematik 1
[1] sk & kd tematik 1
 
1. Format RAT-SAT Mata KUliah PDGK4403-ikin.docx
1. Format RAT-SAT Mata KUliah PDGK4403-ikin.docx1. Format RAT-SAT Mata KUliah PDGK4403-ikin.docx
1. Format RAT-SAT Mata KUliah PDGK4403-ikin.docx
 
Model tematik-kelas
Model tematik-kelas Model tematik-kelas
Model tematik-kelas
 
Modul Ajar IPS Kelas 7.docx
Modul Ajar IPS Kelas 7.docxModul Ajar IPS Kelas 7.docx
Modul Ajar IPS Kelas 7.docx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 

More from Fitri Yusmaniah

LKS PhET dikonversi
LKS PhET dikonversiLKS PhET dikonversi
LKS PhET dikonversi
Fitri Yusmaniah
 
Pembekalan latsar cpns 2020 (disampaikan di technopark pada 19 mei 2021)
Pembekalan latsar cpns 2020 (disampaikan di technopark pada 19 mei 2021)Pembekalan latsar cpns 2020 (disampaikan di technopark pada 19 mei 2021)
Pembekalan latsar cpns 2020 (disampaikan di technopark pada 19 mei 2021)
Fitri Yusmaniah
 
Modul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaanModul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaan
Fitri Yusmaniah
 
BUKU MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)
BUKU MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)BUKU MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)
BUKU MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)
Fitri Yusmaniah
 
Sosialisasi pengusulan PAK (Penilaian Angka Kredit)
Sosialisasi pengusulan PAK (Penilaian Angka Kredit)Sosialisasi pengusulan PAK (Penilaian Angka Kredit)
Sosialisasi pengusulan PAK (Penilaian Angka Kredit)
Fitri Yusmaniah
 
Persiapan pelaksanan ptm
Persiapan pelaksanan ptmPersiapan pelaksanan ptm
Persiapan pelaksanan ptm
Fitri Yusmaniah
 
Lesson study
Lesson studyLesson study
Lesson study
Fitri Yusmaniah
 
Modul pigp bagi kepala sekolah madrasah
Modul pigp bagi kepala sekolah madrasahModul pigp bagi kepala sekolah madrasah
Modul pigp bagi kepala sekolah madrasah
Fitri Yusmaniah
 
Modul pigp bagi guru pembimbing
Modul pigp bagi guru pembimbingModul pigp bagi guru pembimbing
Modul pigp bagi guru pembimbing
Fitri Yusmaniah
 
`Kisi kisi us 2021
`Kisi kisi us 2021`Kisi kisi us 2021
`Kisi kisi us 2021
Fitri Yusmaniah
 
Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula (PIGP) CPNS cimahi 2020
Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula (PIGP) CPNS cimahi 2020Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula (PIGP) CPNS cimahi 2020
Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula (PIGP) CPNS cimahi 2020
Fitri Yusmaniah
 
karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik
 karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik
karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik
Fitri Yusmaniah
 
hakikat pendidikan dan peserta didik sd
hakikat pendidikan dan peserta didik sdhakikat pendidikan dan peserta didik sd
hakikat pendidikan dan peserta didik sd
Fitri Yusmaniah
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Fitri Yusmaniah
 
Program Induksi Guru Pemula
Program Induksi Guru PemulaProgram Induksi Guru Pemula
Program Induksi Guru Pemula
Fitri Yusmaniah
 
UJI KINERJA PPG
UJI KINERJA PPGUJI KINERJA PPG
UJI KINERJA PPG
Fitri Yusmaniah
 
Transformasi
Transformasi Transformasi
Transformasi
Fitri Yusmaniah
 
penyusunan hots
 penyusunan hots penyusunan hots
penyusunan hots
Fitri Yusmaniah
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil Belajar
Fitri Yusmaniah
 
Menulis Tes Hasil Belajar
Menulis Tes Hasil BelajarMenulis Tes Hasil Belajar
Menulis Tes Hasil Belajar
Fitri Yusmaniah
 

More from Fitri Yusmaniah (20)

LKS PhET dikonversi
LKS PhET dikonversiLKS PhET dikonversi
LKS PhET dikonversi
 
Pembekalan latsar cpns 2020 (disampaikan di technopark pada 19 mei 2021)
Pembekalan latsar cpns 2020 (disampaikan di technopark pada 19 mei 2021)Pembekalan latsar cpns 2020 (disampaikan di technopark pada 19 mei 2021)
Pembekalan latsar cpns 2020 (disampaikan di technopark pada 19 mei 2021)
 
Modul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaanModul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaan
 
BUKU MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)
BUKU MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)BUKU MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)
BUKU MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)
 
Sosialisasi pengusulan PAK (Penilaian Angka Kredit)
Sosialisasi pengusulan PAK (Penilaian Angka Kredit)Sosialisasi pengusulan PAK (Penilaian Angka Kredit)
Sosialisasi pengusulan PAK (Penilaian Angka Kredit)
 
Persiapan pelaksanan ptm
Persiapan pelaksanan ptmPersiapan pelaksanan ptm
Persiapan pelaksanan ptm
 
Lesson study
Lesson studyLesson study
Lesson study
 
Modul pigp bagi kepala sekolah madrasah
Modul pigp bagi kepala sekolah madrasahModul pigp bagi kepala sekolah madrasah
Modul pigp bagi kepala sekolah madrasah
 
Modul pigp bagi guru pembimbing
Modul pigp bagi guru pembimbingModul pigp bagi guru pembimbing
Modul pigp bagi guru pembimbing
 
`Kisi kisi us 2021
`Kisi kisi us 2021`Kisi kisi us 2021
`Kisi kisi us 2021
 
Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula (PIGP) CPNS cimahi 2020
Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula (PIGP) CPNS cimahi 2020Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula (PIGP) CPNS cimahi 2020
Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula (PIGP) CPNS cimahi 2020
 
karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik
 karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik
karakteristik peserta didik sd dan prinsip pembelajaran mendidik
 
hakikat pendidikan dan peserta didik sd
hakikat pendidikan dan peserta didik sdhakikat pendidikan dan peserta didik sd
hakikat pendidikan dan peserta didik sd
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
 
Program Induksi Guru Pemula
Program Induksi Guru PemulaProgram Induksi Guru Pemula
Program Induksi Guru Pemula
 
UJI KINERJA PPG
UJI KINERJA PPGUJI KINERJA PPG
UJI KINERJA PPG
 
Transformasi
Transformasi Transformasi
Transformasi
 
penyusunan hots
 penyusunan hots penyusunan hots
penyusunan hots
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil Belajar
 
Menulis Tes Hasil Belajar
Menulis Tes Hasil BelajarMenulis Tes Hasil Belajar
Menulis Tes Hasil Belajar
 

Recently uploaded

Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 

Karakteristik Umum Peserta Didik

  • 1. KEGIATAN BELAJAR 1 KARAKTERISTIK UMUM PESERTA DIDIK CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah membaca kegitan belajar ini ibu-bapak dapat menguasai secara mendalam karakteristik umum peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran. Secara khusus dapat (1) mengidentifikasi karakteristik gender peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran, (2) mengidentifikasi karakteristik etnik peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran, (3) mengidentifikasi karakteristik usia peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran, (4) mengidentifikasi karakteristik kultural peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran, (5) mengidentifikasi karakteristik status social peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran, (6) mengidentifikasi karakteristik minat peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran. POKOK POKOK MATERI A. Karateristik gender peserta didik B. Karakteristik etnik peserta didik C. Karakteristik usia peserta didik D. Karakteristik kultural peserta didik E. Karakteristik status social peserta didik F. Karakteristik minat peserta didik. URAIAN MATERI Tahukah Anda mengapa pendidik perlu memahami karakteristik peserta didik? Uraian ini berusaha memaparkan pentingnya dan klasifikasi karakteristik peserta didik khususnya karakteristik umum peserta didik. Suatu proses
  • 2. pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik tentang karakteristik yang dimiliki peserta didiknya. Pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan assesmen yang tepat bagi peserta didik. Atas dasar ini sebenarnya karakteristik peserta didik harus menjadi perhatian dan pijakan pendidik dalam melakukan seluruh aktivitas pembelajaran. Karakteristik peserta didik menurut Smaldino (2015: 40) secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu karakteristik umum, kemampuan awal dan gaya belajar.. Melalui kegiatan belajar ini akan diuraikan karakteristik umum peserta didik (Smaldino 2015: 40; Muhammad Yaumi (2013: 118) yang meliputi: gender, etnik, usia, kultural, status sosial, dan minat. Agar Anda memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik umum peserta didik tersebut, maka akan dijelaskan dalam paparan berikut. A. Gender dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Peserta didik dalam suatu kelas dilihat dari segi gender pada umumnya tidak homogen, bagaimana dengan kelas yang Anda beri pembelajaran? Jika kelas Anda heterogen atau terdiri dari peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan, tentunya memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan karakter laki- laki dan perempuan menurut Barreca, Gina. 21 September 2014. Psychology Today.Com. antara lain: 1) Laki-laki sedikit peduli dengan apa yang perempuan katakan, sedangkan perempuan lebih memperhatikan apa yang dikatakan laki-laki. 2) Laki-laki lebih peduli dengan apa yang dilihat, sedangkan perempuan mencoba untuk peduli dengan apa yang laki-laki lihat. 3) Perempuan akan tersenyum walaupun tidak bahagia, tapi laki-laki tergantung sifat dasarnya. 4). Laki-laki tertawa ketika menemukan sesuatu yang lucu, tapi perempuan tergantung situasi yang tepat. …..” Lebih lanjut Suprayekti dan Agustyarini (2015: 24) menjelaskan bahwa anak laki-laki dan perempuan pada dasarnya memiliki pesamaan dan perbedaan. Perbedaannya pada fisiologis dan biologis, peran, perilaku, kegiatan dan atribut di
  • 3. masyarakat. Sedangkan kesamaan peran dalam hak dan kewajiban sesuai dengan adat istiadat, budaya masyarakat. Seperti kesetaraan dalam memperoleh pekerjaan, peningkatan ilmu dan takwa, mencapai cita-cita menjadi guru, dokter, dan lain- lain. Atas dasar karakteristik yang demikian tentunya akan berimplikasi terhadap pengelolaan kelas, pengelompokan peserta didik, dan pemberian tugas yang dilakukan pendidik. Kelas yang peserta didiknya homogen tentunya tidak sesulit kelas yang peserta didiknya heterogen. Contoh, Pak Irwan seorang guru yang memiliki kelas dengan peserta didik laki-laki dan perempuan dalam pembentukan kelompok diskusi atau eksperimen terdiri dari peserta didik heterogen dari aspek gender, dipandang efektif untuk peserta didik yang tergolong kanak-kanak, tetapi belum tentu efektif untuk peserta didik yang berada pada fase remaja karena remaja sudah memiliki rasa ketertarikan pada lawan jenis, dan juga kebiasaan kerja laki-laki dan perempuan berbeda. Pak Irwan ketika memberi tugas tidak semuanya untuk dikerjakan di sekolah tetapi terkadang harus diselesaikan di luar sekolah/kelas. Kelompok yang peserta didik heterogin juga kadang terdapat kendala, karena laki-laki biasa mengerjakan tugasnya sampai larut malam, tetapi bagi perempuan belum tentu cocok, dan juga aturan keluarga anak wanita pergi sampai malam tidak semuanya mengizinkan dan memahaminya, berbeda dengan peserta didik laki-laki yang pada umumnya orang tuanya mengizinkan putranya belajar di luar rumah sampai malam. Hal-hal tersebut tentunya perlu dipahami oleh seorang pendidik dalam melakukan proses pembelajaran agar pembelajaran yang dilakukannya dapat berjalan efektif. Berikut foto berikut merupakan gambaran situasi kelas dengan peserta didik laki-laki dan perempuan sedang malakukan eksperimen secara kelompok yang anggota terdiri dari laki-laki dan perempuan.
  • 4. Gambar 1. Peserta Didik Terdiri dari Laki-laki dan Perempuan B. Etnik dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Negara Indonesia merupakan Negara yang luas wilayahnya dan kaya akan etniknya. Namun berkat perkembangan alat transpotasi yang semakin modern, maka seolah tidak ada batas antar daerah/suku dan juga tidak ada kesulitan menuju daerah lain untuk bersekolah, sehingga dalam sekolah dan kelas tertentu terdapat multi etnik/suku bangsa, seperti dalam satu kelas kadang terdiri dari peserta didik etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik lainnya. Seorang pendidik tentunya dalam melakukan proses pembelajaran perlu memperhatikan kondisi etnik dalam kelasnya. Seorang pendidik yang menghadapi peserta didik hanya satu etnik di kelasnya. Contoh Pak Ardi seorang pendidik di kelas 6 Sekolah Dasar yang peserta didiknya terdiri dari etnik Jawa semua atau Sunda semua, tentunya tidak sesulit ketika menghadapi peserta didik dalam satu kelas yang multi etnik. Jika Pak Ardi melakukan proses pembelajaran dengan peserta didik yang multi etnik maka dalam melakukan interaksi dengan peserta didik di kelas tersebut perlu menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua peserta didiknya. Kemudian ketika Pak Ardi memberikan contoh-contoh untuk memperjelas tema
  • 5. yang sedang dibahasnya juga contoh yang dapat dimengerti dan dipahami oleh semuanya. Berikut ini merupakan foto salah satu kelas yang multi etnik. Foto diambil dari https://cdni.a.production.image.static6.com Gambar 2: Peserta Didik Terdiri dari Berbagai Etnik. C. Usia dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Usia yang dimiliki peserta didik akan berkonsekuensi terhadap pendekatan pembelajaran, motode, media, dan jenis evaluasi yang digunakan pendidik. Ketika pendidki menghadapi peserta didik Taman Kanak-kanak pada umumnya berusia 5-6 tahun, sudah tentu akan berbeda pendekatan, metode, dan media yang digunakan ketika menghadapi peserta didik Sekolah Dasar yang umumnya berusia 7-11 tahun, dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama yang usianya berkisar 12-14 tahun dan juga peserta didik Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan , yang umumnya berusia 15-17 tahun, karena dilihat dari perkembangan intelektualnya saja jelas berbeda. Menurut Piaget, Jean perkembangan intelektual anak usia Taman Kanak-Kanak pada taraf pra operasional konkrit sedangkan peserta didik Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkrit, dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas serta Sekolah Menengah Kejuruan pada tahap operasional formal. Untuk selanjutnya fase-fase perkembangan intelektual peserta didik menurut
  • 6. pendapat Piaget, Jean dalam Dwi Siswoyo, dkk. (2013: 100) dapat dicermati sebagai berikut: Umur (Tahun) Fase Perkembangan Perubahan Perilaku 0,0 - 2,0 Tahap Sensori motor Kemampuan berfikir peserta didik baru melalui gerakan atau perbuatan. Perkembangan panca indera sangat berpengaruh dalam diri mereka. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. Pada usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah “menangis”. Memberi pengetahuan pada mereka usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak. 0,2 – 7,0 Tahap Pra- operasional Kemampuan skema kognitif masih terbatas, suka meniru perilaku orang lain, terutama meniru perilaku orang tua dan guriu yang pernah ia lihat ketika orang itu merespon terhadap perilaku orang, keadaan dan kejadian, yang dihadapi pada masa lampau. Mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu pula mengekspresikan kalimat pendek secara efektif. 7,0 – 11,0 Tahap Operasional Konkrit Peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah; mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang tingkatannya bervariasi. Sudah mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa- peristiwa konkrit. 11,0 – 14,0 Tahap operasional Formal Telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun berurutan. Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Dengan kapasitas merumuskan hipotesis peserta didik mampu berfikir memecahkan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan. Sedang dengan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak , peserta didik akan mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak, seperti agama, matematika, dan lainnya. Berdasarkan teori perkembangan dari Piaget tersebut, selanjutnya dapat diketahui tiga dalil pokok Piaget dalam kaintannya dengan tahap perkembangan intelektual. Ruseffendi dalam Dwi Siswoyo, dkk. (2013: 101) menyebutkan
  • 7. sebagai berikut: 1). Bahwa perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya setiap manusia akan mengalami urutan tersebut dan dengan urutan yang sama; 2). Bahwa tahap- tahap perkembangan didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokkan, pembuatan hipotesis dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual. 3) Bahwa gerak melalui melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi). Gambar 3: Peserta Didik Usia Taman Kanak-Kanak Gambar 4: Peserta Didik Usia SMA D. Kultural dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan tentunya menjadi pendukung kebudayaan tertentu. Begitu juga peserta didik kita sebagai anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah barang tentu menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Hal ini sangat dimungkinkan karena Indonesia merupakan Negara kepulauan yang masing-masing memiliki budaya, bahasa, dan etnis masing-masing. Peserta didik yang kita hadapi mungkin berasal dari berbagai daerah yang tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga kelas yang kita hadapi kelas yang multikultural.
  • 8. Pendidikan multikultural sebagaimana diungkapkan Muhaemin el Ma’hady (dalam Choirul Mahfud, 2016: 176) didefinisikan sebagai pendidikan tentang keberagaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan (global). Pendidikan multikultural menurut Choirul Mahfud (2016: 187) memiliki ciri-ciri: 1) Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan menciptakan manusia berbudaya (berperadaban). 2). Materinya mangajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai kelompok etnis (kultural). 3) metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalisme). 4). Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi aspek persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya. Atas dasar definisi dan ciri-ciri pendidikan multicultural tersebut di atas, seorang pendidik dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu mensikapi keberagaman budaya yang ada di sekolahnya/kelasnya. Misalnya Pak Irwan seorang pendidik disalah satu SMA ketika menjelaskan materi pelajaran dan dalam memberikan contoh-contoh perlu mempertimbangkan keberagaman budaya tersebut, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima oleh semua peserta didik, atau tidak hanya berlaku untuk budaya tertentu saja. Gambar 5: Anggota masyarakat dengan kemajemukannya
  • 9. E. Status Sosial dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Manusia diciptakan Tuhan dengan diberi rizki seperti berupa pekerjaan, kesehatan, kekayaan, kedudukan, dan penghasilan yang berbeda-beda. Kondisi seperti ini juga melatar belakangi peserta didik yang ada pada suatu kelas atau sekolah kita. Peserta didik pada suatu kelas biasanya berasal dari berbagai status sosial-ekonomi masyarakat, Dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tua, di kelas kita terdapat peserta didik yang orang tuanya wira usahawan, pegawai negeri, pedagang, petani, dan buruh. Dilihat dari sisi jabatan orang tua, ada peserta didik yang orang tuanya menjadi pejabat seperti presiden, menteri, gubernur, bupati, camat, kepala desa, kepala kantor atau kepala perusahaan, Disamping itu ada peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi mampu, ada yang berasal dari keluarga yang cukup mampu, dan ada juga peserta didik yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu untuk saling berinteraksi dan saling melakukan proses pembelajaran. Perbedaan ini hendaknya tidak menjadi penghambat dalam melakukan proses pembelajaran. Namun tidak dipungkiri kadang dijumpai status sosial ekonomi ini menjadi penghambat dalam belajar secara kelompok. Oleh karena itu pendidik dituntut untuk mampu mengakomodasi hal-hal seperti ini. Misal dalam proses pembelajaran pendidik jangan sampai membeda-bedakan atau diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada peserta didiknya. Dan juga dalam memberikan tugas-tugas juga yang sekiranya mampu diselesaikan oleh semua peserta didik dengan latar belakang ekonomi sosial yang sangat beragam.
  • 10. Gambar 6: Keluarga Sederhana Gambar 7: Profesi Petani F. Minat dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Hurlock, E. (1990: 114) menyatakan bahwa minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. Apabila seseorang melihat sesuatu yang memberikan manfaat, maka dirinya akan memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal tersebut. Lebih lanjut Sardiman, (2011: 76) menjelaskan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan orang tersebut. Atas dasar hal tersebut sebenarnya minat seseorang khususnya minat belajar peserta didik memegang peran yang sangat penting. Oleh karena itu hendaknya terus ditumbuh kembangkan agar selalu tinggi. Namun sebagaimana kita ketahui bahwa minat belajar peserta didik tidaklah sama, ada peserta didik yang memiliki minat belajarnya tinggi, ada yang sedang, dan bahkan rendah. Untuk melihat peserta didik memiliki minat belajarnya tinggi atau tidak sebenarnya dapat dilihat dari indikator minat itu sendiri. Indikator yang dimaksud meliputi: perasaan senang, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam belajar, keterlibatan siswa, manfaat dan fungsi mata pelajaran. Agar diperoleh gambaran
  • 11. yang lebih jelas maka akan diuraikan lebih lanjut. Perasaan senang, seseorang peserta didik yang memiliki perasaan senang ata suka terhadap mata pelajaran tertentu, misal mata pelajaran matematika, maka siswa tersebut akan terus belajar ilmu yang berkaiatan dengan matematika, tanpa ada perasaan terpaksa dalam belajar matematika tersebut. Ketertarikan peserta didik, ini berkaitan dengan daya gerak yang mendorong peserta didik untuk cenderung mersa tertarik pada orang, benda, kegiatan, dapat berupa pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri, Perhatian dalam belajar, perhatian atau konsentrasi dapat diartikan terpusatnya mental seseorang terhadap suatu objek. Peserta didik yang memiliki minat terhadap objek tertentu, maka peserta didik tersebut dengan sendirinya peserta didik tersebut akan memperhatikan objek tersebut. Misal peserta didik memiliki minat pada seni musik maka peserta didik tersebut akan memperhatikan ketika terdengar bunyi musik, bahkan mendatangi konser-konser musik, Keterlibatan belajar, keterlibatan atau partisipasi peserta didik dalam belajar sangat penting, karena apabila peserta didik terlibat aktif dalam belajar maka hasilnya tentunya akan baik. Ketelibatan belajar akan muncul manakala tertarik pada objek yang dipelajari yang kemudian merasa senang dan tertarik untuk melakukan kegiatan dari objek tersebut. Manfaat dan fungsi mata pelajaran, jika manfaat dari apa yang dipelajari peserta didik dapat diketahui dan dipahami secara jelas, maka akan menumbuhkan motivasi peserta didik. Manfaat dari mata pelajaran tertentu sebenarnya tidak hanya untuk sekarang tapi bisa manfaat untuk masa mendatang, atau manfaat bukan hanya saat di sekolah tetapi bisa manfaat ketika sudah bekerja atau dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, minat belajar merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, dan perlu untuk selalu ditingkatkan. Berbagai upaya perlu dilakukan pendidik untuk menumbuhkan minat belajar peserta didiknya diantaranya pendidik menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata pelajaran, menggunakan media pembelajaran, dan menggunakan model pembelajaran inovatif. Contoh aplikasi dalam pembelajaran, Pak Ardi seorang pendidik dari salah satu sekolah A, hari itu sudah disepakti membahas tema H, Pada saat melakukan
  • 12. proses pembelajaran, di awal pembelajaran terlebih dahulu mengemukakan tema yang akan dipelajrinya, menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan dimiliki, dan manfaat yang peserta didik setelah mempelajari tema H. Kemudian untuk melihat kemampuan awal peserta didiknya dilakukan pre tes terlebih dahulu. Setelah tahap-tahap tersebut dilakukan kemudian Pak Ardi melakukan tahap inti yaitu membahas tema H melalui media permainan ular tangga yang menjadi kesukaannya tentang materi H yang telah disiapkan (Belajar melalui media permainan Ular Tangga). Suasana kelas tampak antusias, aktif, dan menyenangkan. Setelah materi dipahami dan waktunya cukup maka Pak Ardi mengakhiri pelajaran dengan kegiatan penutup. Berdasarkan ilustrasi apa yang dilakukan Pak Ardi tersebut peserta didik tumbuh minatnya untuk belajar. Dengan dimilikinya minat belajar yang tinggi oleh peserta didik maka hasilnya tentunya akan baik. Gambar 8: Peserta Didik dengan Minat Belajar Tinggi