Dokumen tersebut membahas tentang pengertian belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan cara-cara belajar yang efektif dalam 3 kalimat atau kurang. Belajar didefinisikan sebagai proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Faktor-faktor seperti lingkungan, sarana belajar, dan kondisi psikologis mempengaruhi proses belajar. Metode-metode seperti Q3R dan survey 5W+1H
Menjelaskan tentang Pertumbuhan, Perkembangan, dan Kematangan Psikomotorik. Dibuat oleh A. Julvian R. (Vhian) - Mahasiswa Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
proses belajar terdiri dari perhatian, memori, elaboration, berpikir dan problem solving. proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus.
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan pengambilan (retrieval).
Ada enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori.
c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
e. Mengkontruksi citra (imaji),
f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;
3. Meningatkan kompetisi pra syarat;
4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);
5. Memberikan petunjuk belajar;
6. Menentukan penampilan peserta didik;
7. Memberi umpan baik;
8. Menilai penampilan;
9. Menyimpulkan.
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Menjelaskan tentang Pertumbuhan, Perkembangan, dan Kematangan Psikomotorik. Dibuat oleh A. Julvian R. (Vhian) - Mahasiswa Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
proses belajar terdiri dari perhatian, memori, elaboration, berpikir dan problem solving. proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus.
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan pengambilan (retrieval).
Ada enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori.
c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
e. Mengkontruksi citra (imaji),
f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;
3. Meningatkan kompetisi pra syarat;
4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);
5. Memberikan petunjuk belajar;
6. Menentukan penampilan peserta didik;
7. Memberi umpan baik;
8. Menilai penampilan;
9. Menyimpulkan.
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Its unique planning and attention to design details, Vipul Plaza is perfectly positioned to take advantage of upcoming development in Bhubaneswar. It is a part of Vipul Greens- A Premium Apartment Complex, which is a Public Private Partnership Project with Orissa State Housing Board and has the State Police Academy and AIIMS medical campus as its neighbours.
Vipul Plaza will provide a dynamic tenant mix from daily needs, pharmacies, boutiques, stylish restaurant and cafes. It's large parking space both surface and underground, provides direct access to the retail area.
Its unique planning and attention to design details, Vipul Plaza is perfectly positioned to take advantage of upcoming development in Bhubaneswar. It is a part of Vipul Greens- A Premium Apartment Complex, which is a Public Private Partnership Project with Orissa State Housing Board and has the State Police Academy and AIIMS medical campus as its neighbours.
Vipul Plaza will provide a dynamic tenant mix from daily needs, pharmacies, boutiques, stylish restaurant and cafes. It's large parking space both surface and underground, provides direct access to the retail area.
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikM. Ifaldi Sidik
Teori Belajar dan Pembelajaran.
Grand Teori Belajar: 1) Behavioristik, 2) Kognitif, 3) Humanistik, 4) Konstruktivis.
Tokoh-tokoh teori belajar behavioristik: 1) Thorndike, Albert Bandura
2. A. Pengertian Belajar.
1. James O. Wittaker.
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2 Cronbach.
Belajar sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
3. Howald Kingskey.
Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan.
3. 4. Slamento, Drs.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.
5. R.S. Wood Wris.
Belajar adalah melakukan sesuatu yang baru dan
ditampilkan dalam kegiatan kemudian.
6. C.T. Morgani.
Ada 3 perubahan yang dialami seseorang dalam belajar
yaitu perubahan karena proses psikologi, perubahan
karena proses kematangan, perubahan karena proses
belajar.
4. Kesimpulan :
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
5. B. Faktor yang mempengaruhi “ Proses Belajar “
1. Faktor Lingkungan (alam dan sosial budaya).
2. Faktor Instrumental (Kurikulum, program, sarana
dan fasilitas, tenaga pendidik).
3. Faktor Kondisi Fisiologis (Kesegaran jasmani,
Kondisi panca indra, postur tubuh).
4. Kondisi Psikologis (Minat, Kecerdasan, Bakat,
Motivasi, Kemampuan Kognitif).
6. B.1. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan Alami.
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tingkal
anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Belajar pada
keadaan udara yang segar akan lebih baik hasil belajarnya
dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas.
2. Lingkungan Sosial Budaya.
Manusia adalah mahluk Homo Socius yakni mahluk yang
berkecenderungan untuk hidup bersama. Hidup dalam
kebersamaan dan saling membutuhkan akan melahirkan
interaksi sosial.
Saling memberi (mengajar) dan saling menerima
(belajar) merupakan kegiatan yang selalau ada dalam
kehidupan sosial.
7. B.2. Faktor Instrumental.
1. Kurikulum.
Kurikulum merupakan rencana pelajaran. Pendidik
menjabarkan isi kurikulum kedalam program yang
lebih rinci dan jelas sasarannya sehingga dapat
diketahui tingkat keberhasilannya.
2. Program.
Program disusun berdasarkan potensi lembaga,
karena keberhasilan pendidikan tergantung dari
baik tidaknya program yang dirancang.
8. 3. Sarana dan Fasilitas.
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan.
Gedung misalnya sebagai tempat strategis bagi
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sarana dan
fasilitas diperlukan untuk memberikan kemudahan
dalam pelayanan proses pembelajaran.
3. Tenaga Pendidik.
Tenaga pendidik yang profesional terpulang pada sikap
mental yang lebih mengedepankan kualitas.
Solaeman (1985) : untuk menjadi tenaga pendidik yang
baik tidak dapat mengandalkan bakat, hasrat,
lingkungan; namun harus disertai dengan kegiatan studi
dan latihan yang memadai sehingga melahirkan gairah
kerja yang menyenangkan.
9. B. 3. Faktor Kondisi Fisiologis.
1. Kesegaran Jasmani.
Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainnan
dengan orang yang dalam keadaan kelelahan.
Noehi Nasution, 1993 : kemampuan belajar anak yang
kekurangan gizi berada dibawah anak yang tidak kekurangan
gizi, mereka lelah, mudah mengantuk dan sukar menerima
pelajaran.
2. Kondisi Panca indra.
Penting karena sebagian besar yang dipelajari manusia
berlangsung dengan menggunakan panca indra seperti
membaca, melihat contoh, melakukan observasi.
3. Postur tubuh.
Pengajaran dengan pola klasikan memperhatikan postur
tubuh agar mereka yang berpostur tubuh tinggi tidak
menghalangi pandangan yang berpostur tubuh pendek.
10. B.4. Faktor Kondisi Psikologis.
1. Minat.
Slameto, 1991 : Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh.
Dalyono, 1997 : Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, dan sebaliknya.
2. Bakat.
Sunarto dan Hartono, 1999 : Bakat merupakan kemampuan
bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau latihan.
Vernon, 1977 : Sejauh mana bakat-bakat dapat diwujudkan
tergantung dari kondisi dan kesempatan yang diberikan oleh
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
11. 3. Kecerdasan.
Noehi, 1993 : Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih
mampu belajar dari pada orang yang kurang cerdas.
Tabel Taraf Kecerdasan Hasil Penelitian :
IQ Rata - rata Tafsiran
165 – 200 Genius
125 – 165 Sangat Cerdas
100 – 125 Mampu belajar di Perguruan Tinggi
90 – 100 Mampu menyelesaikan SD tanpa banyak kesulitan
70 – 90 Butuh bantuan khusus untuk menyelesaikan SD
50 – 70 Debil 9cacat moral), tumpul
25 – 49 Embencil
0 – 25 Ideoci (tidak bisa berbuat apa-apa
12. Binnet : Alat ukur intelegensi dengan rumus :
IQ = MA : CA x 100, dengan skala sbb :
IQ Rata - rata Tafsiran
0 – 20 Idiot
20 – 50 Imbesil
50 – 70 Moron/Cacat moral
70 – 90 Normal yang tumpul
90 – 110 Normal rata-rata
110 – 120 Superior
120 – 140 Sangat Superior
140 ‹ Berbakat
13. 4. Motivasi.
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi
untuk belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong sesorang untuk belajar (Noehi, 1993).
Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat maka
lepaslah tenaga yang luar biasa sehingga tercapai
hasil-hasil yang tak terduga.
Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan
terutama yang yang berasal dari dalam diri/intrinsik.
Slamento, 1991 : sering kali anak didik tergolong
cerdas tampak bodoh karena tidak memiliki
motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin.
14. Bentuk Motivasi :
Hadiah, kompetisi, pujian, hukuman, minat, tujuan
yang diakui, memberi ulangan, mengetahui hasil.
Cara Meningkatkan Motivasi :
1. Menggairahkan anak didik.
2. Memberi harapan yang realistis.
3. Memberikan insetif.
4. Mengarahkan prilaku kearah yang positif.
15. B.5. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan dasar bagi
penguasaan ilmu pengetahuan.
Ada 3 kemampuan yang harus dikuasai sebagai
jembatan untuk sampai pada kemampuan kognitif :
1. Persepsi.
2. Mengingat.
3. Berpikir.
16. 1. Persepsi.
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya
pesan/informasi kedalam otak manusia.
Slameto, 1991 : Melalui persepsi manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya melalui
pancaindranya.
Seorang anak yang memiliki kemampuan persepsi
berarti telah mampu menggunakan bentuk-bentuk
representasi yang mewakili obyek-obyek yang dihadapi.
Obyek-obyak itu dipresentasekan melalui tanggapan,
gagasan, atau lambang.
Semakin banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki maka
akan semakin kaya dan luaslah alam pikiran kognitifnya.
17. 2. Mengingat.
Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif dimana
orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal
dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan
yang diperoleh pada masa yang lampau.
Terdapat 2 bentuk mengingat yaitu Rekognisi
(mengenal kembali) dan Reproduksi (mengingat
kembali).
Rekognisi : orang berhadapan dengan suatu obyek
yang pernah dijumpai dimasa yang lampau.
Reproduksi : pada waktu mengingat kembali, orang
mereproduksikan apa yang pernah dijumpai tanpa
kontak dan hal yang dijumpai itu.
18. 3. Berpikir.
Berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan
yang disertai sikap pasif dari subyek yang berpikir.
Menurut Forn bahwa tingkatan berpikir ada 3 :
1. Berpikir Kognitif.
2. Berpikir Skematis.
3. Berpikir Abstrak.
19. C. Cara Belajar Efektif.
1. Metode :
1. Metode Q3R.
2. Metode 5w + 1 H.
3. Metode PQRST.
4. Metode RTP.
5. Metode PERU.
20. 2. Teknik :
1. Teknik Belajar yang baik dan efisien.
2. Teknik Membaca Buku.
3. Teknik Menandai Buku.
4. Teknik Menggunakan Perpustakaan.
5. Teknik Mengatasi Bosan/Malas dalam Belajar.
6. Teknik-teknik Belajar dalam Kelompok.
21. C.1.1. Metode Q3R.
Cara Belajar dengan menggunakan metode Q3R
artinya mahasiswa dituntut untuk :
1. Bertanya (Questions).
2. Membaca (Read).
3. Mengucapkan kembali (Recite).
4. Mengulangi (Review).
22. C.1.2. Metode Survey 5 W + 1 H
Bila metode ini dijadikan arah belajar tentu kita harus
mengetahui latar belakang :
1. What (Apa) → apa sebenarnya yang baru kita pelajari.
2. Why (Kapan)
3. Where (Dimana)
4. When (Bilamana)
5. Who (Oleh siapa)
6. How (Bagaimana) → arti teorinya, aplikasinya, dsb.
23. C.1.3. Metode PQRST
Yaitu belajar dengan cara :
1. Menyelidiki (Preview)
2. Bertanya (Question)
3. Membaca (Read)
4. Menyatakan (State)
5. Evaluasi / tes (Test)
24. C.1.4. Metode RTP
Biasa digunakan oleh TNI / POLRI :
1. Read (Baca)
2. The
3. Problem (Masalah)
Tetapi sering pula menggunakan metode PERU :
1. Menyelidiki (Preview)
2. Menanyakan (Enquire)
3. Membaca (Read)
4. Menggunakan (Use)