SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Perilaku Konsumsen
Consumption is the sole end and
purpose of all production.
—Adam Smith
Pentingnya memahami perilaku konsumen
• Keputusan konsumsi rumah tangga memengaruhi perilaku ekonomi
secara keseluruhan baik dalam jangka panjang maupun jangka
pendek.
• Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis jangka panjang
karena perannya dalam pertumbuhan ekonomi.
• Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis jangka pendek
karena perannya dalam menentukan permintaan agregat.
• Konsumsi mencakup dua per tiga dari PDB, sehingga fluktuasi dalam
konsumsi merupakan elemen kunci dari periode booming dan resesi.
Konsumsi RT,
52.60%
LNPRT, 1.20%
Konsumsi Pemt,
7.20%
PMTB, 29.70%
Ekspor, 21.30%
Impor, 19.60%
Distribusi Komponen Pengeluaran PDB
Keynes’s Conjectures
• Pertama dan yang paling penting, Keynes menyatakan bahwa
kecenderungan marginal untuk mengonsumsi—jumlah yang
dikonsumsi dari setiap tambahan dolar pendapatan—berada di antara
nol dan satu.
• Kedua, Keynes berpendapat bahwa rasio konsumsi terhadap
pendapatan, yang disebut kecenderungan rata-rata untuk
mengonsumsi, turun seiring dengan naiknya pendapatan.
• Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan adalah penentu
utama konsumsi dan bahwa tingkat bunga tidak memainkan peran
penting dalam hal ini.
Persamaan Fungsi Konsumsi Keynessian:
C =consumption,
Y = disposable income,
= a constant, and c is the marginal propensity
to consume.
c
c
kecenderungan marginal untuk
mengonsumsi (c) berada antara nol dan
satu, menunjukkan bahwa pendapatan
yang lebih tinggi menghasilkan konsumsi
yang lebih tinggi dan juga tabungan yang
lebih tinggi. Fungsi konsumsi ini memenuhi
sifat kedua Keynes karena kecenderungan
rata-rata untuk mengonsumsi (APC).
Bukti Empiris atas Teori Keyness
• Beberapa studi menemukan bahwa rumah tangga dengan pendapatan tinggi cenderung mengonsumsi lebih banyak,
menegaskan bahwa kecenderungan marginal untuk mengonsumsi lebih besar dari nol. Mereka juga menemukan bahwa
rumah tangga tersebut menabung lebih banyak, mengonfirmasi bahwa kecenderungan marginal untuk mengonsumsi
kurang dari satu. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa rumah tangga dengan pendapatan tinggi menabung
sebagian besar pendapatannya, memverifikasi bahwa kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi menurun seiring
dengan kenaikan pendapatan.
• Studi lain menggunakan data agregat pada periode antara dua perang dunia, mendukung fungsi konsumsi Keynesian. Pada
tahun-tahun pendapatan rendah, seperti masa Depresi Hebat, konsumsi dan tabungan rendah, menunjukkan bahwa
kecenderungan marginal untuk mengonsumsi berada antara nol dan satu. Korelasi yang kuat antara pendapatan dan
konsumsi mengonfirmasi Teori Keynes bahwa pendapatan adalah penentu utama dalam keputusan konsumsi.
Simplifikasi
• Rumah tangga dengan pendapatan yang lebih tinggi:
• Konsumsi lebih tinggi ⇒ MPC > 0
• Menabung lebih banyak⇒ MPC < 1
• Menabung menjadi bagian terbesar dari bagian pendapatn, ⇒ APC ↓ as Y ↑
• Korelasi sangat kuat antara Pendapatan dan Konsumsi:
⇒ Pendapatan menjadi faktor penentu utama dalam konsumsi
Problems for the Keynesian consumption
function
• Berdasarkan fungsi konsumsi Keynesian, para ekonom memprediksi
bahwa C akan tumbuh lebih lambat daripada Y dari waktu ke waktu.
• Namun, prediksi ini tidak terbukti benar:
• Saat pendapatan meningkat, APC tidak turun, dan C tumbuh pada tingkat
yang sama dengan pendapatan.
• Simon Kuznets menunjukkan bahwa C/Y sangat stabil dalam data deret waktu
yang panjang.
Irving Fisher and Intertemporal Choice
• Mengasumsikan konsumen memiliki pandangan ke depan dan memilih konsumsi untuk saat ini dan masa
depan untuk memaksimalkan kepuasan seumur hidup.
• Pilihan konsumen tunduk pada batasan anggaran antartemporal, sebuah ukuran dari total sumber daya yang
tersedia untuk konsumsi saat ini dan di masa depan.
The Intertemporal Budget Constraint:
• konsumen menghadapi batasan pada seberapa banyak mereka bisa belanja, yang disebut sebagai batasan
anggaran.
• Ketika mereka memutuskan berapa banyak yang akan dikonsumsi hari ini dibandingkan berapa banyak yang
akan disimpan untuk masa depan, mereka menghadapi batasan anggaran antartemporal, yang mengukur
total sumber daya yang tersedia untuk konsumsi hari ini dan di masa depan.
• Seorang konsumen yang hidup selama dua periode. Periode satu mewakili masa muda konsumen, dan
periode dua mewakili masa tua konsumen. Konsumen menghasilkan pendapatan Y1 dan mengonsumsi C1
pada periode satu, dan menghasilkan pendapatan Y2 dan mengonsumsi C21 pada periode dua. Semua
variabel adalah nilai riil, disesuaikan untuk inflasi. Karena konsumen memiliki kesempatan untuk meminjam
dan menyimpan, konsumsi dalam setiap periode dapat lebih atau kurang dari pendapatan pada periode
tersebut.
The basic two-period model
Period 1: the present
Period 2: the future
The intertemporal budget constraint
The intertemporal budget constraint
Consumer preferences
• An indifference curve shows all combinations of
C1 and C2 that make the consumer equally happy
• Marginal rate of substitution (MRS ): the amount of
C2 the consumer would be willing to substitute for
one unit of C1
The optimal (C1 ,C2 ) is where the budget line
just touches the highest indifference curve.
How C responds to changes in Y
How C responds to changes in r
As depicted here, C1 falls and C2 rises. However, it could turn
out differently… • income effect: If consumer is a saver,
the rise in r makes him better off,
which tends to increase
consumption in both periods.
• substitution effect: The rise in r
increases the opportunity cost of
current consumption, which tends
to reduce C1 and increase C2 .
• Both effects ⇒ ↑C2 . Whether C1
rises or falls depends on the relative
size of the income & substitution
effects.
Summary
Keynes: Current consumption depends only on current income.
Fisher: Current consumption depends only on the present value of
lifetime income. The timing of income is irrelevant because the
consumer can borrow or lend between periods.
Borrowing constraints
• if consumer faces borrowing constraints (aka “liquidity constraints”),
then she may not be able to increase current consumption.
The borrowing constraint
takes the form: C1 ≤ Y1
Borrowing constraints
Consumer optimization when the
borrowing constraint is not binding
The borrowing constraint is not binding
if the consumer’s optimal C1 is less than Y1 .
Consumer optimization when
the borrowing constraint is binding
The optimal choice is at point D. But since the consumer
cannot borrow, the best he can do is point E.
The Life-Cycle Hypothesis
• due to Franco Modigliani (1950s)
• Fisher’s model says that consumption depends on lifetime income,
and people try to achieve smooth consumption.
• The LCH says that income varies systematically over the phases of the
consumer’s “life cycle,” and saving allows the consumer to achieve
smooth consumption.
The Life-Cycle Hypothesis
• The basic model:
W = initial wealth
Y = annual income until retirement (assumed constant)
R = number of years until retirement
T = lifetime in years
• Assumptions:
• zero real interest rate (for simplicity)
• consumption-smoothing is optimal
• Lifetime resources = W + RY
• To achieve smooth consumption, consumer divides her resources
equally over time:
C = (W + RY )/T ,
or C = αW + βY
• where α = (1/T ) is the marginal propensity to consume out of wealth
β = (R/T ) is the marginal propensity to consume out of income
Implications of the Life-Cycle Hypothesis
• The LCH can solve the consumption puzzle:
• The life-cycle consumption function implies APC = C/Y = α(W/Y ) + β
• Across households, income varies more than wealth, so high-income
households should have a lower APC than low-income households.
• Over time, aggregate wealth and income grow together, causing APC to
remain stable.
The LCH implies that saving varies systematically over a person’s lifetime
The Permanent Income Hypothesis
• due to Milton Friedman (1957)
• Y = YP + YT
where Y = current income
YP = permanent income average income, which people expect to
persist into the future
YT = transitory income temporary deviations from average income
• Consumers use saving & borrowing to smooth consumption in
response to transitory changes in income.
• The PIH consumption function: C = α YP where α is the fraction of
permanent income that people consume per year
• The PIH can solve the consumption puzzle:
• The PIH implies APC = C/Y = α YP /Y
• If high-income households have higher transitory income than low-
income households, APC is lower in high-income households.
• Over the long run, income variation is due mainly (if not solely) to
variation in permanent income, which implies a stable APC.
PIH vs LCH
• Both: people try to smooth their consumption in the face of changing
current income.
• LCH: current income changes systematically as people move through
their life cycle.
• PIH: current income is subject to random, transitory fluctuations.
• Both can explain the consumption puzzle.
The Random-Walk Hypothesis
• due to Robert Hall (1978)
• based on Fisher’s model & PIH, in which forward-looking consumers
base consumption on expected future income
• Hall adds the assumption of rational expectations, that people use all
available information to forecast future variables like income.
The Random-Walk Hypothesis
• If PIH is correct and consumers have rational expectations, then
consumption should follow a random walk: changes in consumption
should be unpredictable.
• A change in income or wealth that was anticipated has already been
factored into expected permanent income, so it will not change
consumption.
• Only unanticipated changes in income or wealth that alter expected
permanent income will change consumption.
Implication of the R-W Hypothesis
If consumers obey the PIH and have
rational expectations, then policy changes
will affect consumption only if they are
unanticipated
The Psychology of Instant Gratification
• Theories from Fisher to Hall assume that consumers are rational and
act to maximize lifetime utility.
• Recent studies by David Laibson and others consider the psychology
of consumers.
• Laibson: The “pull of instant gratification” explains why people don’t
save as much as a perfectly rational lifetime utility maximizer would
save.
SUMMARY
Keynesian
consumption theory
Fisher’s theory of
intertemporal choice
Modigliani’s life-cycle
hypothesis
Friedman’s
permanent-income
hypothesis
Hall’s random-walk
hypothesis
Laibson and the pull of
instant gratification
current income is the
main determinant of
current consumption
Consumer chooses
current & future
consumption to
maximize lifetime
satisfaction of subject
to an intertemporal
budget constraint.
Income varies
systematically over a
lifetime.
Consumption depends
mainly on permanent
income
Combines PIH with
rational expectations.
Uses psychology to
understand consumer
behavior.
Current consumption
depends on lifetime
income, not current
income, provided
consumer can borrow
& save.
Consumers use saving
& borrowing to smooth
consumption.
Consumers use saving
& borrowing to smooth
consumption in the
face of transitory
fluctuations in income.
Main result: changes in
consumption are
unpredictable, occur
only in response to
unanticipated changes
in expected permanent
income.
The desire for instant
gratification causes
people to save less
than they rationally
know they should.
Consumption depends
on income & wealth.
Secular Stagnation, Simon Kuznets, and the
Consumption Puzzle
Anomali pada Keynes’s Conjectures:
Selama Perang Dunia II, berdasarkan fungsi konsumsi Keynesian, para ekonom berpikir
bahwa seiring pertumbuhan pendapatan dalam ekonomi dari waktu ke waktu, rumah
tangga akan mengonsumsi sebagian kecil dari pendapatan mereka yang semakin mengecil.
Mereka khawatir bahwa mungkin tidak akan ada proyek investasi yang cukup
menguntungkan untuk menyerap semua tabungan ini. Jika hal ini terjadi, konsumsi rendah
akan menyebabkan permintaan barang dan jasa yang tidak memadai, mengakibatkan
depresi setelah permintaan dari pemerintah selama perang berakhir. Dengan kata lain,
berdasarkan fungsi konsumsi Keynesian, para ekonom memprediksi bahwa ekonomi akan
mengalami apa yang mereka sebut sebagai stagnasi sekuler—depresi panjang yang tidak
tentu durasinya—kecuali pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk memperluas
permintaan agregat. Nyatanya akhir Perang Dunia II tidak terjadi depresi lain. Meskipun
pendapatan setelah perang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya, pendapatan yang lebih
tinggi tersebut tidak mengakibatkan peningkatan besar dalam tingkat tabungan. Keynes’s
conjecture yang menyataka bahwa kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi akan
turun seiring dengan kenaikan pendapatan, ternyata tidak berlaku.
Secular Stagnation, Simon Kuznets, and the
Consumption Puzzle
• Anomali kedua muncul ketika ekonom Simon Kuznets menyusun data
agregat baru tentang konsumsi dan pendapatan yang berasal dari tahun
1869. Ia menemukan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan tetap
stabil dari dekade ke dekade, meskipun terdapat peningkatan besar
dalam pendapatan selama periode yang dia teliti. Keynes’s conjecture
bahwa kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi akan turun seiring
dengan kenaikan pendapatan, tampaknya tidak berlaku.
• Kegagalan hipotesis stagnasi sekuler dan temuan Kuznets keduanya
menunjukkan bahwa kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi relatif
konstan dalam jangka waktu yang panjang. mengapa hipotesis Keynes
cukup baik dalam studi data rumah tangga dan dalam studi deret waktu
singkat tetapi gagal ketika deret waktu yang panjang diperiksa?

More Related Content

Similar to Perilaku Konsumsi.pptx

Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasiPart 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasimahasiswaunida
 
PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER _DAMAR PAMUNGKAS.pptx
PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER _DAMAR PAMUNGKAS.pptxPENGANTAR APLIKASI KOMPUTER _DAMAR PAMUNGKAS.pptx
PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER _DAMAR PAMUNGKAS.pptxDamarPamungkas6
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatHaidar Bashofi
 
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiFaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiBraja Mas
 
Teori konsumsi investasi
Teori konsumsi investasiTeori konsumsi investasi
Teori konsumsi investasiFathur Marah
 
persentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxpersentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxTangkasBudi
 
teori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.pptteori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.pptAruel Gtl
 
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.docBAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.docErickKck
 
tugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptxtugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptxRiskaintan3
 
Tugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdfTugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdfRiskaintan3
 
Indeks harga konsumen dan inflasi
Indeks harga konsumen dan inflasiIndeks harga konsumen dan inflasi
Indeks harga konsumen dan inflasiricohedyansyah
 
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro IslamFungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islamade orreo
 
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.pptP 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.pptMedina117852
 
Microeconomy compilation
Microeconomy compilationMicroeconomy compilation
Microeconomy compilationThalia Frederik
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneterSiti Sahati
 

Similar to Perilaku Konsumsi.pptx (20)

Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasiPart 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER _DAMAR PAMUNGKAS.pptx
PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER _DAMAR PAMUNGKAS.pptxPENGANTAR APLIKASI KOMPUTER _DAMAR PAMUNGKAS.pptx
PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER _DAMAR PAMUNGKAS.pptx
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiFaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
 
Teori konsumsi investasi
Teori konsumsi investasiTeori konsumsi investasi
Teori konsumsi investasi
 
persentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxpersentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptx
 
teori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.pptteori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
 
MAKRO 5.pptx
MAKRO 5.pptxMAKRO 5.pptx
MAKRO 5.pptx
 
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.docBAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
 
Pertemuan ke 3 konsumsi, tabungan dan investasi
Pertemuan ke 3 konsumsi, tabungan dan investasiPertemuan ke 3 konsumsi, tabungan dan investasi
Pertemuan ke 3 konsumsi, tabungan dan investasi
 
tugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptxtugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptx
 
Tugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdfTugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdf
 
Indeks harga konsumen dan inflasi
Indeks harga konsumen dan inflasiIndeks harga konsumen dan inflasi
Indeks harga konsumen dan inflasi
 
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro IslamFungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
 
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.pptP 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
P 7 - KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI.ppt
 
Microeconomy compilation
Microeconomy compilationMicroeconomy compilation
Microeconomy compilation
 
Marwiyah 21313 167_a
Marwiyah 21313 167_aMarwiyah 21313 167_a
Marwiyah 21313 167_a
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
 

Recently uploaded

matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 

Recently uploaded (20)

matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 

Perilaku Konsumsi.pptx

  • 2. Consumption is the sole end and purpose of all production. —Adam Smith
  • 3. Pentingnya memahami perilaku konsumen • Keputusan konsumsi rumah tangga memengaruhi perilaku ekonomi secara keseluruhan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. • Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis jangka panjang karena perannya dalam pertumbuhan ekonomi. • Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis jangka pendek karena perannya dalam menentukan permintaan agregat. • Konsumsi mencakup dua per tiga dari PDB, sehingga fluktuasi dalam konsumsi merupakan elemen kunci dari periode booming dan resesi.
  • 4. Konsumsi RT, 52.60% LNPRT, 1.20% Konsumsi Pemt, 7.20% PMTB, 29.70% Ekspor, 21.30% Impor, 19.60% Distribusi Komponen Pengeluaran PDB
  • 5. Keynes’s Conjectures • Pertama dan yang paling penting, Keynes menyatakan bahwa kecenderungan marginal untuk mengonsumsi—jumlah yang dikonsumsi dari setiap tambahan dolar pendapatan—berada di antara nol dan satu. • Kedua, Keynes berpendapat bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi, turun seiring dengan naiknya pendapatan. • Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan adalah penentu utama konsumsi dan bahwa tingkat bunga tidak memainkan peran penting dalam hal ini.
  • 6. Persamaan Fungsi Konsumsi Keynessian: C =consumption, Y = disposable income, = a constant, and c is the marginal propensity to consume. c c
  • 7. kecenderungan marginal untuk mengonsumsi (c) berada antara nol dan satu, menunjukkan bahwa pendapatan yang lebih tinggi menghasilkan konsumsi yang lebih tinggi dan juga tabungan yang lebih tinggi. Fungsi konsumsi ini memenuhi sifat kedua Keynes karena kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi (APC).
  • 8. Bukti Empiris atas Teori Keyness • Beberapa studi menemukan bahwa rumah tangga dengan pendapatan tinggi cenderung mengonsumsi lebih banyak, menegaskan bahwa kecenderungan marginal untuk mengonsumsi lebih besar dari nol. Mereka juga menemukan bahwa rumah tangga tersebut menabung lebih banyak, mengonfirmasi bahwa kecenderungan marginal untuk mengonsumsi kurang dari satu. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa rumah tangga dengan pendapatan tinggi menabung sebagian besar pendapatannya, memverifikasi bahwa kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi menurun seiring dengan kenaikan pendapatan. • Studi lain menggunakan data agregat pada periode antara dua perang dunia, mendukung fungsi konsumsi Keynesian. Pada tahun-tahun pendapatan rendah, seperti masa Depresi Hebat, konsumsi dan tabungan rendah, menunjukkan bahwa kecenderungan marginal untuk mengonsumsi berada antara nol dan satu. Korelasi yang kuat antara pendapatan dan konsumsi mengonfirmasi Teori Keynes bahwa pendapatan adalah penentu utama dalam keputusan konsumsi.
  • 9. Simplifikasi • Rumah tangga dengan pendapatan yang lebih tinggi: • Konsumsi lebih tinggi ⇒ MPC > 0 • Menabung lebih banyak⇒ MPC < 1 • Menabung menjadi bagian terbesar dari bagian pendapatn, ⇒ APC ↓ as Y ↑ • Korelasi sangat kuat antara Pendapatan dan Konsumsi: ⇒ Pendapatan menjadi faktor penentu utama dalam konsumsi
  • 10. Problems for the Keynesian consumption function • Berdasarkan fungsi konsumsi Keynesian, para ekonom memprediksi bahwa C akan tumbuh lebih lambat daripada Y dari waktu ke waktu. • Namun, prediksi ini tidak terbukti benar: • Saat pendapatan meningkat, APC tidak turun, dan C tumbuh pada tingkat yang sama dengan pendapatan. • Simon Kuznets menunjukkan bahwa C/Y sangat stabil dalam data deret waktu yang panjang.
  • 11. Irving Fisher and Intertemporal Choice • Mengasumsikan konsumen memiliki pandangan ke depan dan memilih konsumsi untuk saat ini dan masa depan untuk memaksimalkan kepuasan seumur hidup. • Pilihan konsumen tunduk pada batasan anggaran antartemporal, sebuah ukuran dari total sumber daya yang tersedia untuk konsumsi saat ini dan di masa depan. The Intertemporal Budget Constraint: • konsumen menghadapi batasan pada seberapa banyak mereka bisa belanja, yang disebut sebagai batasan anggaran. • Ketika mereka memutuskan berapa banyak yang akan dikonsumsi hari ini dibandingkan berapa banyak yang akan disimpan untuk masa depan, mereka menghadapi batasan anggaran antartemporal, yang mengukur total sumber daya yang tersedia untuk konsumsi hari ini dan di masa depan. • Seorang konsumen yang hidup selama dua periode. Periode satu mewakili masa muda konsumen, dan periode dua mewakili masa tua konsumen. Konsumen menghasilkan pendapatan Y1 dan mengonsumsi C1 pada periode satu, dan menghasilkan pendapatan Y2 dan mengonsumsi C21 pada periode dua. Semua variabel adalah nilai riil, disesuaikan untuk inflasi. Karena konsumen memiliki kesempatan untuk meminjam dan menyimpan, konsumsi dalam setiap periode dapat lebih atau kurang dari pendapatan pada periode tersebut.
  • 12. The basic two-period model Period 1: the present Period 2: the future
  • 15. Consumer preferences • An indifference curve shows all combinations of C1 and C2 that make the consumer equally happy • Marginal rate of substitution (MRS ): the amount of C2 the consumer would be willing to substitute for one unit of C1
  • 16. The optimal (C1 ,C2 ) is where the budget line just touches the highest indifference curve. How C responds to changes in Y
  • 17. How C responds to changes in r As depicted here, C1 falls and C2 rises. However, it could turn out differently… • income effect: If consumer is a saver, the rise in r makes him better off, which tends to increase consumption in both periods. • substitution effect: The rise in r increases the opportunity cost of current consumption, which tends to reduce C1 and increase C2 . • Both effects ⇒ ↑C2 . Whether C1 rises or falls depends on the relative size of the income & substitution effects.
  • 18. Summary Keynes: Current consumption depends only on current income. Fisher: Current consumption depends only on the present value of lifetime income. The timing of income is irrelevant because the consumer can borrow or lend between periods.
  • 19. Borrowing constraints • if consumer faces borrowing constraints (aka “liquidity constraints”), then she may not be able to increase current consumption. The borrowing constraint takes the form: C1 ≤ Y1
  • 20. Borrowing constraints Consumer optimization when the borrowing constraint is not binding The borrowing constraint is not binding if the consumer’s optimal C1 is less than Y1 . Consumer optimization when the borrowing constraint is binding The optimal choice is at point D. But since the consumer cannot borrow, the best he can do is point E.
  • 21. The Life-Cycle Hypothesis • due to Franco Modigliani (1950s) • Fisher’s model says that consumption depends on lifetime income, and people try to achieve smooth consumption. • The LCH says that income varies systematically over the phases of the consumer’s “life cycle,” and saving allows the consumer to achieve smooth consumption.
  • 22. The Life-Cycle Hypothesis • The basic model: W = initial wealth Y = annual income until retirement (assumed constant) R = number of years until retirement T = lifetime in years • Assumptions: • zero real interest rate (for simplicity) • consumption-smoothing is optimal
  • 23. • Lifetime resources = W + RY • To achieve smooth consumption, consumer divides her resources equally over time: C = (W + RY )/T , or C = αW + βY • where α = (1/T ) is the marginal propensity to consume out of wealth β = (R/T ) is the marginal propensity to consume out of income
  • 24. Implications of the Life-Cycle Hypothesis • The LCH can solve the consumption puzzle: • The life-cycle consumption function implies APC = C/Y = α(W/Y ) + β • Across households, income varies more than wealth, so high-income households should have a lower APC than low-income households. • Over time, aggregate wealth and income grow together, causing APC to remain stable.
  • 25. The LCH implies that saving varies systematically over a person’s lifetime
  • 26. The Permanent Income Hypothesis • due to Milton Friedman (1957) • Y = YP + YT where Y = current income YP = permanent income average income, which people expect to persist into the future YT = transitory income temporary deviations from average income • Consumers use saving & borrowing to smooth consumption in response to transitory changes in income. • The PIH consumption function: C = α YP where α is the fraction of permanent income that people consume per year
  • 27. • The PIH can solve the consumption puzzle: • The PIH implies APC = C/Y = α YP /Y • If high-income households have higher transitory income than low- income households, APC is lower in high-income households. • Over the long run, income variation is due mainly (if not solely) to variation in permanent income, which implies a stable APC.
  • 28. PIH vs LCH • Both: people try to smooth their consumption in the face of changing current income. • LCH: current income changes systematically as people move through their life cycle. • PIH: current income is subject to random, transitory fluctuations. • Both can explain the consumption puzzle.
  • 29. The Random-Walk Hypothesis • due to Robert Hall (1978) • based on Fisher’s model & PIH, in which forward-looking consumers base consumption on expected future income • Hall adds the assumption of rational expectations, that people use all available information to forecast future variables like income.
  • 30. The Random-Walk Hypothesis • If PIH is correct and consumers have rational expectations, then consumption should follow a random walk: changes in consumption should be unpredictable. • A change in income or wealth that was anticipated has already been factored into expected permanent income, so it will not change consumption. • Only unanticipated changes in income or wealth that alter expected permanent income will change consumption.
  • 31. Implication of the R-W Hypothesis If consumers obey the PIH and have rational expectations, then policy changes will affect consumption only if they are unanticipated
  • 32. The Psychology of Instant Gratification • Theories from Fisher to Hall assume that consumers are rational and act to maximize lifetime utility. • Recent studies by David Laibson and others consider the psychology of consumers. • Laibson: The “pull of instant gratification” explains why people don’t save as much as a perfectly rational lifetime utility maximizer would save.
  • 33. SUMMARY Keynesian consumption theory Fisher’s theory of intertemporal choice Modigliani’s life-cycle hypothesis Friedman’s permanent-income hypothesis Hall’s random-walk hypothesis Laibson and the pull of instant gratification current income is the main determinant of current consumption Consumer chooses current & future consumption to maximize lifetime satisfaction of subject to an intertemporal budget constraint. Income varies systematically over a lifetime. Consumption depends mainly on permanent income Combines PIH with rational expectations. Uses psychology to understand consumer behavior. Current consumption depends on lifetime income, not current income, provided consumer can borrow & save. Consumers use saving & borrowing to smooth consumption. Consumers use saving & borrowing to smooth consumption in the face of transitory fluctuations in income. Main result: changes in consumption are unpredictable, occur only in response to unanticipated changes in expected permanent income. The desire for instant gratification causes people to save less than they rationally know they should. Consumption depends on income & wealth.
  • 34. Secular Stagnation, Simon Kuznets, and the Consumption Puzzle Anomali pada Keynes’s Conjectures: Selama Perang Dunia II, berdasarkan fungsi konsumsi Keynesian, para ekonom berpikir bahwa seiring pertumbuhan pendapatan dalam ekonomi dari waktu ke waktu, rumah tangga akan mengonsumsi sebagian kecil dari pendapatan mereka yang semakin mengecil. Mereka khawatir bahwa mungkin tidak akan ada proyek investasi yang cukup menguntungkan untuk menyerap semua tabungan ini. Jika hal ini terjadi, konsumsi rendah akan menyebabkan permintaan barang dan jasa yang tidak memadai, mengakibatkan depresi setelah permintaan dari pemerintah selama perang berakhir. Dengan kata lain, berdasarkan fungsi konsumsi Keynesian, para ekonom memprediksi bahwa ekonomi akan mengalami apa yang mereka sebut sebagai stagnasi sekuler—depresi panjang yang tidak tentu durasinya—kecuali pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk memperluas permintaan agregat. Nyatanya akhir Perang Dunia II tidak terjadi depresi lain. Meskipun pendapatan setelah perang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya, pendapatan yang lebih tinggi tersebut tidak mengakibatkan peningkatan besar dalam tingkat tabungan. Keynes’s conjecture yang menyataka bahwa kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi akan turun seiring dengan kenaikan pendapatan, ternyata tidak berlaku.
  • 35. Secular Stagnation, Simon Kuznets, and the Consumption Puzzle • Anomali kedua muncul ketika ekonom Simon Kuznets menyusun data agregat baru tentang konsumsi dan pendapatan yang berasal dari tahun 1869. Ia menemukan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan tetap stabil dari dekade ke dekade, meskipun terdapat peningkatan besar dalam pendapatan selama periode yang dia teliti. Keynes’s conjecture bahwa kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi akan turun seiring dengan kenaikan pendapatan, tampaknya tidak berlaku. • Kegagalan hipotesis stagnasi sekuler dan temuan Kuznets keduanya menunjukkan bahwa kecenderungan rata-rata untuk mengonsumsi relatif konstan dalam jangka waktu yang panjang. mengapa hipotesis Keynes cukup baik dalam studi data rumah tangga dan dalam studi deret waktu singkat tetapi gagal ketika deret waktu yang panjang diperiksa?