Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
PPT ini berisi pengantar untuk mengenal tentang siapa anak usia dini, batasan anak dalam UU Perlindungan Anak, masa penting dalam rentangan usia dini, satuan lembaga PAUD, pentingnya PAUD, tujuan PAUD, dan prinsip PAUD
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...Egha Rhiyanti Putri
Dalam perangkat pembelajaran ini, terdapat beberapa lampiran berupa:
1. Peta Konsep Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1
2. Silabus Tematik Kelas V SD Kurikulum 2013 Revisi 2017
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Bahan Ajar Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1 (Bahasa Indonesia dan IPA)
5. Lembar Kerja Peserta DIdik (LKPD)
6. Evaluasi Pembelajaran
7. Rubrik Penilaian
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
Media Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SDRiska Agni Rahayu
Berikut ini adalah hasil pembuatan media pembelajaran dari Microsoft Power Point yang digunakan untuk materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SD. Semoga bisa membantu untuk kawan-kawan atau rekan-rekan yang sedang memahami pembelajaran materi ini. Kebetulan saya suka warna pastel dan senang gambar berwarna kemudia bergerak. Sejak SD saya suka kebingungan dengan buku yang hitam putih apalagi jika di soal ulangan pun hitam jadi visual saya terganggu tidak bisa memahami materi ini. Dengan adanya teknologi ini semoga membantu. Terima Kasih
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
PPT ini berisi pengantar untuk mengenal tentang siapa anak usia dini, batasan anak dalam UU Perlindungan Anak, masa penting dalam rentangan usia dini, satuan lembaga PAUD, pentingnya PAUD, tujuan PAUD, dan prinsip PAUD
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...Egha Rhiyanti Putri
Dalam perangkat pembelajaran ini, terdapat beberapa lampiran berupa:
1. Peta Konsep Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1
2. Silabus Tematik Kelas V SD Kurikulum 2013 Revisi 2017
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Bahan Ajar Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1 (Bahasa Indonesia dan IPA)
5. Lembar Kerja Peserta DIdik (LKPD)
6. Evaluasi Pembelajaran
7. Rubrik Penilaian
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
Media Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SDRiska Agni Rahayu
Berikut ini adalah hasil pembuatan media pembelajaran dari Microsoft Power Point yang digunakan untuk materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SD. Semoga bisa membantu untuk kawan-kawan atau rekan-rekan yang sedang memahami pembelajaran materi ini. Kebetulan saya suka warna pastel dan senang gambar berwarna kemudia bergerak. Sejak SD saya suka kebingungan dengan buku yang hitam putih apalagi jika di soal ulangan pun hitam jadi visual saya terganggu tidak bisa memahami materi ini. Dengan adanya teknologi ini semoga membantu. Terima Kasih
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Pengertian Program Kegiatan Pembelajaran Anak Usia Dini
Program pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik/atau sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Acuan menu pembelajaran pada pendidikan anak usia dini adalah rencana dari pengaturan
kegiatan pengembangan dan pendidikan yang dirancang sebagai pedoman dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Selanjutnya disingkat menjadi menu pembelajran. Menu
pembelajaran generik adalah program pendidikan anak usia dini secara holistik yang dapat
dipergunakan dalam memberikan layanan kegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua
jenis program yang ditujukan bagi anak usia dini.
Pengembangan anak usia dini adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat atau pemerintah
untuk membantu anak usia dini dalam mengembangkan potensinya secara holistik baik aspek
pendidikan, gizi maupun kesehatan.
2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan belajar, serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum menjadi bahan baku dalam pembelajaran atau proses
belajar mengajar. Adapun prinsip-prinsip pengembangan:
1. Bersifat komprehensif
Kurikulum harus menyediakan pengalaman belajar yang meningkatkan perkembangan anak
secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan. Ketika kurikulum tidak bersifat
komprehensif, maka proses pembelajaran terancam tidak bisa berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Proses pembelajaran menjadi tanpa arah dan tujuan.
2. Secara bertahap
Kurikulum harus menyediakan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat didasarkan pada usia
dan tahapan perkembangan setiap anak. Oleh karena itu, beberapa pendekatan dan konsep yang
ditawarkan oleh beberapa ilmuan atau pemerhati masalah pendidikan, baik dalam maupun luar
negeri, bisa dijadikan bahan acuan jika itu baik dan bisa memajukan pendidikan.
2. 3. Mengembangakan standar kompetensi anak
Kurikulum yang dikembangkan harus dapat mengembangkan kompetensi anak. Standar
kompetensi sebagai acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak. Apabila sebuah kurikulum
tidak bisa mengembangkan kompetensi anak, maka kurikulum tersebut perlu ditinjau ulang.
3. Program Pembelajaran untuk Kelompok Bermain
1. Tujuan pembelajaran bertujuan mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan untuk masa depannya dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta secara
khusus bertujuan:
a. Anak mampu mengenal dan percaya Tuhan, melakukan ibadah, mengenal ciptaan tuhan dan
mencintai sesama.
b. Anak memiliki nilai moral, sikap dan budi pekerti yang baik.
c. Anak mampu mengelola dan mengelola dan mengontrol keterampilan tubuh termasuk gerakan
halus dan gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik (pancaindera).
d. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi
secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar.
e. Anak mampu berfikir kreatif, logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan
sebab akibat.
f. Anak memiliki keterampilan hidup (life skill) untuk membentuk kemandirian anak.
g. Anak mampu mengenai lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya, serta mampu
mengembangkan konsep diri, rasa memiliki dan sikap positif terhadap belajar.
h. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan serta
menghargai hasil karya yang kreatif.
2. Perencanaan program pembelajaran
Program pembelajaran adalah susunan kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun
pembelajaran. Kegiatan yang harus disusun dan ditetapkan meliputi sesuai dengan sistem
semester, ada tiga macam perencanaan kegiatan bermain di kelompok bermain, yaitu:
a. Perencanaan tahunan dan semester
b. Perencanaan kegiatan bermain mingguan dan harian
3. Kegiatan bermain mingguan dan harian disusun berdasarkan perencanaan tahunan dan semester.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan meliputi:
1. Tema kegiatan
2. Kelompok yang akan melakukan kegiatan bermain
3. Semester dan tahun ajaran
4. Jumlah waktu
5. Hari dan tanggal pelaksanaan
6. Jam pelaksanaan
7. Tujuan kegiatan bermain
8. Materi yang akan dimainkan sesuai dengan tema
9. Bentuk kegiatan bermain
10. Setiing lingkungan
11. Bahan dan alat yang diperlukan dalam bermain
12. Evaluasi perkembangan anak
c. Perencaan persiapan jenis permainan
Perencanaan persiapan jenis permainan adalah segala sesuatu yang diperlukan sebelum
melaksanakan proses kegiatan bermain.
4. Pengertian dan Penggunaan Metode Bagi Anak TK
Para ahli pendidikan anak berpendapat bahwa pendidikan TK merupakan pendidikan yang
dapat membantu menumbuh kembangkan anak dan pendidikan dapat membantu perkembangan
anak secara wajar. Pada hakikatnya pendidikan TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada
hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Pengertian metode pendidikan taman kanak-kanak
Seorang guru taman kanak-kanak sebelum melaksanakan program kegiatan belajar terlenih dahulu
perlu memperhatikan tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak dan ruang lingkup
program kegiatan belajar anak TK.
4. Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan
yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan
alat untuk mencapai tujuan kegiatan.
2. Penggunaan metode di taman kanak-kanak
Keterampilan yang hendak dikembangkan melalui berbagai program kegiatan dapat
dibedakan atas pengembangan keterampilan kognitif, bahasa, kreativitas, motorik, dan emosi serta
pengembangan sikap hidup. Untuk mengembangkan berbagai keterampilan itu, dapat kita pilih
metode yang paling cocok untuk masing-masing.
Tema adalah kerangka bahasan untuk mengenalkan berbagai konsep, sehingga anak mampu
mengenal dan membangun konsep secara utuh, mudah dan jelas. Pemilihan tema dapat
berdasarkan pada:
1. kehidupan terdekat anak
2. minat anak atau kecenderungan anak
3. permasalahan yang dihadapi
4. pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki anak
5. ketersediaan sumber yang dapat dipelajari dan diamati anak (orang, tempat yang dapat dikunjungi,
buku-buku tentang tema)
6. ketersediaan berbagai media atau alat yang dapat dimainkan anak secara mandiri atau dengan
sedikit bantuan kader/pendidik
7. mendukung perkembangan kemampuan moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan
kemandirian, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni
8. mengembangkan
9. mengembangkan kosa kata anak, dan
10. nilai, kepercayaan, budaya yang berlaku di masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penentuan tema harus menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi dan tidak dibakukan. Seringkali pendidik PAUD terjebak harus menyelesaikan tema. Tema
pada dasarnya hanya sebuah media yang membungkus konsep. Bungkus ini dapat diganti atau
diubah, yang penting kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan.
Tema yang dipilih hendaknya tema-tema yang menarik, yang menntang dan yang bermakna
bagi anak. Untuk memnuhi kriteria-kriteria tersebut, sebaiknya tema itu berkaitan langsung dengan
diri anak dan lingkungannya (Gardon dan Browne dalam Moeslichton, 2004:13). Sesuai dengan
5. pandangan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan (1994) sendiri telah melaksanakan program
kegiatan bagi anak TK dan tidak tertutup kemungkinan bagi guru untuk mengembangkan tema
sendiri.
a. Tema Aku
b. Tema Pancaindera
c. Tema Makanan Dan Minuman
d. Tema Pakaian
e. Tema Kebersihan
f. Tema Binatang
g. Tema Tanaman
h. Tema Kendaraan
i. Tema Pekerjaan
j. Tema Rekreasi
k. Tema Air, Udara, Dan Api
l. Tema Negara
m. Tema Alat Komunikasi
n. Tema Gejala Alam
o. Tema Tata Surya
p. Tema Kehidupan Kota, Desa, Pesisir, Dan Pegunungan
DAFTAR PUSTAKA
Rita Kurnia. 2010. Program Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Asef Umar. 2010. Sukses Menjadi Guru TK-PAUD. Yogyakarta: Bening.
Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
6. Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana.
Moeslichatoen.2004. metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.
Pendahuluan
Perencanaan pembelajaran pada program PAUD merupakan langkah awal yang sangat
penting untuk memberikan arah yang tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, selain itu
rencana pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana
pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang
tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat bagi
pengembangan kemampuan anak, untuk itu disini kami akan membahas Komponen-komponen
dalam rencana pembelajaran yang meliputi tujuan yang ingin dicapai, konsep yang ingin dibangun,
metode, sarana, dan rencana waktu pelaksanaan merupakan acuan bagi pendidik dalam
menjalankan kegiatan pembelajaran yang sistematis.
II. Rumusan Masalah
A) Proses Pembelajaran pada PAUD
B) Tujuan dan fungsi program Pembelajaran pada PAUD
C) Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD
D)Metode Pembelajaran pada PAUD
III. Pembahasan
A) Proses pembelajaran pada PAUD
Pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara
konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain
yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus di
kuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang di miliki oleh anak.1[1]
Adapun proses pembelajaran terdiri atas beberapa hal diantaranya:
1. Merancang suasana pembelajaran
7. a) Ruangan dan halaman di atur guna menumbuhkan atau membangkitkan minat bereksplorasi anak
dengan cara meletakkan media pembelajaran secara menarik. Pengaturan ruangan dan halaman
dapat disesuaikan dengan tema mingguan
b) Metode pembelajaran yang dipilih hendaknya merangsang anak untuk bereksplorasi (penjajakan),
menemukan, dan memanfaatkan benda-benda di sekitarnya
2. Menjalankan atau melaksanakan pembelajaran
a) Proses pembelajaran tidak perlu diatur dalam tata urutan yang ketat. Anak hendaknya di beri
kesempatan untuk memilih acara kegiatan pembelajarannya
b) Dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya, sebaiknya di mulai dengan kegiatan yang dapat
merangasang minat anak
c) Kegiatan yang dijalankan anak dalam satu hari hendaknya bervariasai anatara kegiatan yang
bersifat ramai dan kegiatan yang melatih konsentrasi anak
3. Pengaturan
Pengaturan proses pembelajaran lebih lanjut di atur dalam pedoman pengelolaan proses
pembelajaran.2[2]
B) Tujuan dan fungsi program pembelajaran
Menurut catron dan allen (1999:23) tujuan program pembelajaran adalah untuk
mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadinya komunikasi interaktif.
Menurut pendapat lain Tujuan program pembelajaran adalah membantu meletakkan dasar
ke arah perkembanganan sikap pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh
anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan pada tahapan berikutnya.
Adapun fungsi program pembelajaran diantaranya:
Untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya
Mengenalkan anak dengan dunia sekitar
Mengembangkan sosialisasi anak
Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmatia masa bermainnya3[3]
8. C) Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD
Berikut ini prinsip-prinsip pengembangan rencana pembelajaran yang harus dipahami oleh
tenaga pendidik PAUD :
1. Sesuai Dengan Tahap Perkembangan Anak
Rencana pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana
pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang
tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat bagi
pengembangan kemampuan anak.
Sebagai contoh untuk kelompok anak usia 2 tahun yang sudah dapat berjalan dengan
lancar, rencana pembelajaran yang berisi latihan berdiri tentunya tidak menantang anak untuk
berkembang lebih lanjut. Sebaliknya untuk kelompok anak tersebut yang belum mengenal warna,
kegiatan untuk membuat pola warna tidak akan dapat dicapai anak.
Mengetahui tahap perkembangan kelompok usia anak dapat merujuk pada Standar
Perkembangan.
2. Memenuhi Kebutuhan Belajar Anak
Selain memperhatikan tahap perkembangan anak, rencana pembelajaran juga harus dapat
memenuhi kebutuhan belajar anak secara individu karena setiap anak memiliki gaya belajar yang
berbeda. Meskipun pada umumnya anak pada kelompok usia tertentu ada dalam tahap
perkembangan yang sama, tetapi pada kenyataannya setiap anak memiliki kekhasan masing-
masing. Oleh karena itu dalam menyusun rencana pembelajaran perlu juga memperhatikan
kekhasan anak secara individu.
Memahami kekhasan dan kebutuhan pembelajaran masing-masing anak dapat dilakukan
melalui Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) di saat anak baru masuk program, atau dengan
cara mengamati saat anak main. DDTK adalah sekelompok instrumen yang digunakan untuk
mendeteksi tahap perkembangan anak. Apabila perencanaan pembelajaran disusun setelah
dilakukan penilaian, maka hasil penilaian perkembangan anak dapat dijadikan dasar untuk
membuat perencanaan pembelajaran berikutnya.
3. Menyeluruh (meliputi semua aspek perkembangan)
Rencana pembelajaran yang disusun harus mencakup semua aspek perkembangan anak
yang meliputi: moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif,
9. fisik/motorik dan seni sebagai satu kesatuan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Pada
pendidikan anak usia dini pengembangan setiap aspek perkembangan disampaikan dalam kegiatan
pembelajaran yang terpadu dengan menggunakan tema. Contoh: dengan tema pembelajaran
”Aku”, aspek yang dikembangkan mencakup moral dan nilai-nilai agama (mengenal aku sebagai
ciptaan Tuhan), bahasa (menambah kosa kata tentang aku, menceritakan keluargaku, dll), kognitif
(menghitung jumlah anggota tubuh), sosial emosional (mengenal kesukaan dan ketidaksukaanku),
dan seterusnya.
4. Operasional
a. Tujuan Jelas dan dapat diukur:
Perencanaan yang dibuat harus berisi tujuan yang jelas dan ingin dicapai dalam
pembelajaran. Seperti yang dipaparkan di depan, tujuan yang ingin dicapai mencakup
pengembangan semua kemampuan anak. Penetapan indikator yang ingin dicapai dalam rencana
pembelajaran harus bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari indikator paling sederhana, konkrit
ke yang lebih rumit. Jumlah indikator yang ditetapkan dalam tujuan pun harus dibatasi sesuai
dengan kemampuan.
Tujuan yang dituangkan dalam rencana pembelajaran pun harus dapat terukur, konkrit,
dan dapat diamati.
b. Dapat Dilaksanakan:
Perencanaan disusun sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran, karena itu penyusunan
rencana pembelajaran harus dipastikan dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menyenangkan
bagi anak. Agar perencanaan dapat laksanakan maka harus memperhatikan sumber daya yang ada
(SDM, sarana dan prasarana, lingkungan/muatan lokal), serta sesuai dengan tahapan
perkembangan anak.
5. Mengoptimalkan Potensi Lingkungan
Salah satu tujuan PAUD adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal
lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain anak diharapkan peka terhadap lingkungan tempat
tinggalnya. Anak dapat melihat lingkungan sebagai pusat sumber belajar, sebagai potensi yang
harus dioptimalkan dan sebagai wahana yang harus dijaga kelestariannya. Karena itu
pengembangan rencana belajar untuk PAUD harus berakar pada lingkungan yang ada di sekitar
anak.
10. Lingkungan yang dimaksud disini meliputi, lingkungan fisik yakni orang-orang yang ada
di sekitar anak (guru, pengelola, orang tua, masyarakat), benda-benda, tumbuhan, binatang, dan
bangunan sekitarnya, cuaca, alam sekitar. Selain lingkungan fisk juga perlu memperhatikan
lingkungan non fisik, yakni adat, budaya, nilai-nilai keagamaan, seni, bahasa, dan lainnya.
Lingkungan fisik maupun non fisik tersebut diatas menjadi sumber belajar yang tidak ada
habisnya untuk diolah menjadi bagian dari perencanaan pembelajaran bagi anak usia dini.
Contoh:
Tema : Tempat Beribadah,
Sub tema : Masjid
Kegiatan yang akan dilaksanakan:
Mendiskusikan perilaku yang diharapkan selama ada di masjid, kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan di masjid.
Mengajak anak langsung mengunjungi masjid untuk mengamati seluruh bagian bangunan masjid.
Memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pengalamannya tentang masjid
kedalam kegiatan-kegiatan seperti: melukis, menggambar, menyusun balok, bermain pasir,
membentuk dengan playdough, menggunting, menyusun puzle, dll.
Mengoptimalkan potensi lingkungan juga dapat diartikan dengan memanfaatkan semua
benda dan alat yang ada di lingkungan sebagai APE yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru
bersama anak sebagai salah satu alternatif mengatasi kekurangan atau keterbatasan APE yang
dimiliki.4[4]
D) Metode Pembelajaran pada PAUD
1. Metode Pembelajaran Bermain
a. Rasional metode pembelajaran melalui bermain
Kegiatan bermain juga dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran. Kegiatan bermain
adalah yang yang paling disukai oleh anak-anak. Ketika bermain anak-anak merasa gembira, tidak
ada beban apa pun dalam pikiran. Suasana hati senantiasa ceria. Dalam keceriaan inilah, guru bisa
dengan mudah menyelipkan ajaran-ajarannya.
11. Ahli psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa bermain merupakan pekerjaan anak-
anak dan cermin pertumbuhan anak. Melalui bermain, seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki
oleh anak dapat dikembangkan. Ada sebelas pengaruh bermain bagi perkembangan anak, yaitu: 1)
Perkembangan fisik; 2) Dorongan berkomunikasi; 3) Penyaluran bagi energi emosional yang
terpendam; 4) Penyaluran bagi keinginan dan kebutuhan; 5) Sumber belajar; 6) Rangsangan bagi
kreativitas; 7) Perkembangan wawasan diri; 8) Belajar bermasyarakat; 9) Standar moral; 10)
Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin; dan 11) Perkembangan ciri kepribadian yang
diinginkan.
b. Format pembelajaran melalui bermain
Metode pembelajaran melalui bermain terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
(1) Tahap Prabermain
Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan, yaitu kegiatan penyiapan
siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan.
(2) Tahap Bermain
Terdiri dari rangkaian kegiatan berikut:
(a) Semua anak menuju tempat yang sudah disediakan untuk bermain;
(b) Dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing;
(c) Setelah kegiatan selesai, setiap anak menata kembali bahan dan peralatan bermainnya;
(d)Anak-anak mencuci tangan.
(3) Tahap Penutup
(a) Menarik perhatian anak tentang aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu;
(b) Menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman
lain;
(c) Menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok;
(d)Menekankan pentingnya kerja sama.
2. Metode Pembelajaran Melalui bercerita
a. Rasional metode pembelajaran melalui bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di PAUD.
Metode tersebut dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak PAUD dengan membawakan
12. cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang
perhatian anak serta tidak lepas dari tujuan pembelajaran bagi anak PAUD.
Penggunaan metode bercerita haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Isi cerita harus terikat dengan dunia kehidupan anak TK.
2) Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perrasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan
sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh sukacita.
3) Kegiatan bercerita harus diiusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan
menarik.
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan bercerita atau mendongeng adalah:
1) Mengembangkan imajinasi anak;
2) Menambah pengalaman;
3) Melatih daya konsentrasi;
4) Menambah perbendaharaan kata;
5) Menciptakan suasana yang akrab;
6) Melatih daya tangkap;
7) Mengembangkan perasaan sosial;
8) Mengembangkan emosi anak;
9) Berlatih mendengarkan;
10) Mengenal nilai-nilai yang positif dan negatif;
11) Menambah pengetahuan.
b. Format pembelajaran melalui bercerita
Metode pembelajaran melalui bercerita terdiri dari lima langkah, antara lain yaitu:
1) Menentukan tujuan dan tema cerita
2) Menentukan bentuk bercerita yang dipilih
3) Menentukan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita
4) Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari: a) menyampaikan
tujuan dan tema cerita; b) mengatur tempat duduk; c) melaksanakan kegiatan pembukaan; d)
mengembangkan cerita; e) menetapkan teknik bertutur; f) mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan cerita.
5) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
3. Metode Pembelajaran Melalui bernyanyi
13. a. Rasional metode pembelajaran melalui bernyanyi
Honing menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik pendidikan
anak dan perkembangan pribadinya secara luas karena: 1) bernyanyi bersifat menyenangkan; 2)
bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan; 3) bernyanyi merupakan media untuk
mengekspresikan perasaan; 4) bernyanyi dapat membangun rasa percaya diri anak; 5) bernyanyi
dapat membantu daya ingat anak; 6) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor; dan 7)
bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berfikir dan kemampuan motorik anak;
serta dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
Kegiatan bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak.
Hampir setiap anak menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika
nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan yang
sederhana. Melalui nyanyian atau lagu, banyak hal yang dapat kita pesankan kepada anak-anak,
terutama pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama.
b. Sintaks pembelajaran melalui bernyanyi
Metode pembelajaran melalui bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tahap perrencanaan, (penetapan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran,
menetapkan metode dan teknik pembelajaran, dan menetapkan evaluasi pembelajaran)
2) Tahap pelaksanaan, yang terdiri dari:
al: guru memperkenalkan lagu
mbahan: anak diajak mendramatisikan lagu.
3) Tahap penilaian dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan yang telah dicapai oleh anak.
4. Metode Pembelajaran Terpadu
a. Rasional metode pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu, pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua bidang
kurikulum atau bidang-bidang pengembangan, berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak
dapat berkembang secara optimal.
b. Manfaat metode pembelajaran terpadu
Ada beberapa manfaat dari metode pembelajaran terpadu, yaitu meningkatkan
perkembangan konsep anak, memungkinkan anak untuk mengeksplorasikan pengetahuan,
14. membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya, dapat
dilaksanakan pada jenjang yang berbeda.
c. Sintak pembelaajaran terpadu
Prosedur pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari langkah-langkah berikut: 1.
Memilih tema, 2. Penjabaran tema, 3. Perencanaan, 4. Pelaksanaan, 5. Penilaian
5. Metode Pembelajaran Karya Wisata
a. Rasionalisasi metode pembelajaran karya wisata
Karya wisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada anak-anak untuk mengamati, memperoleh informasi, dan mengkaji dunia secara langsung,
seperti binatang, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di sekitar anak.
b. Format metode pembelajaran karya wisata
Secara umum, rancangan kegiatan yang dapat disiapkan oleh pamong PAUS adalah:
1) Menentukan sasaran dan lokasi,
2) Melakukan observasi lokasi dan hubungan dengan pengelola lokasi,
3) Merumuskan program kegiatan,
4) Membentuk panitia pelaksana (bila perlu),
5) Mmenyiapkan bahan dan alat serta perlengkapan yang deperlukan,
6) Merumuskan tata tertib kegiatan,
7) Meminta izin dan partisipasi orang tua
6. Metode Pembelajaran Demonstrasi
a. Rasionalisasi metode pembelajaran demonstrasi
Metode ini menekan pada cara-cara mengerjakan sesuatu dengan penjelasan, petunjuk, dan
peragaan secara langsung. Melalui metode ini, diharapkan anak-anak dapat mengenal langkah-
langkah pelaksanaan dalam melakukan suatu kegiatan, yang pada gilirannnya anak-anak
diharapkan dapat meniru dan melakukan apa yang didemonstrasikan oleh pamong.
b. Format metode pembelajaran demonstrasi
Secara umum, rancangan yang dapat dibuat meliputi:
1) Menetapkan tujuan dan tema kegiatan,
2) Menentukan bentuk demonstrasi yang dipilih,
3) Menyiapkan alat dan bahan,
4) Menetapkan langkah-langkah kegiatan,
15. 5) Menetapkan penilaian kegiatan.
7. Metode Pembelajaran Bercakap-cakap (Berdialog)
Kegiatan bercakap-cakap atau berdialog dapat diartikan saling mengomunikasikan pikiran,
perasaan, dan kebutuhan secara verbal untuk mewujudkan bahasa reseptif yang meliputi
kemampuan mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain dan bahasa ekspresif yang
meliputi kemampuan menyatakan pendapat, gagasan, dan kebutuhan kepada orang lain.
Seorang pamong PAUD hendaknya berupaya untuk menggunakan bahasa yang baik dan
benar dalam berdialog. Upayakan menggunakan kata-kata yang positif, penuh dengan
penghargaan dan pujian, serta kata-kata yang santun dan lembut, misalnya kata trima kasih, pintar,
alhamdulillah, luar biasa, permisi, subhanallah dan lain-lain.
8. Metode Pembelajaran Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ini diberikan kepada anak semata-mata hanya untuk melatih
persepsi pendengaran, meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak, memusatkan perhatian,
dan membangun motivasi anak bukan untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu, sebaiknya dihindari
pemberian tugas yang bersifat memaksa, mendikte, membatasi kreativitas anak, terus-menerus,
dalam bentuk pekerjaan rumah, atau tugas-tugas lain yang membuat anak justru merasa terpaksa,
tertekan, membuat anak bosan, bahkan mungkin sampai pada tingkat frustasi.
9. Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran (Seling)
Metode ini menekan pada pembelajaran sistem sentra, sementara intervensi pamong dalam
pembelajaran lebih diminimalisasi. Pembelajaran dengan metode ini mengacu pada empat pijakan
yang ada, yaitu sebagai berikut:
a. Pijakan lingkaran main
b. Pijakan pengalaman sebelum bermain
c. Pijakan pengalaman main setiap anak
d. Pijakan pengalaman setelah main
Empat pijakan tersebut merupakan pijakan yang bersifat umum yang harus dilakukan oleh
pamong PAUD dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode sentra.
10. Metode Pembelajaran Quantum Teaching
Metode ini tergolong relatif baru dalam PAUD karena pada umumnya metode ini digunakan
untuk pendidikan formal. Metode Quantum Teaching , peran otak kanan dan kiri dapat
dioptimalkan. Metode ini juga mampu mengakomodasi modalitas belajar anak (visual, auditorial,
16. dan kinestetik). Selain itu, metode ini juga mengoptimalkan potensi kecerdasan majemuk yang
dimiliki anak sehingga dengan menggunakan metode ini suasana belajar akan lebih bergairah,
hidup, menyenangkan, tidak membosankan, dinamis, dan nyaman sehingga anak-anak lebih betah
selama belajar.5[5]
6[1] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta Baratn:PT
Indeks.2011), hlm. 138
7[2] Zainal Aqib, Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD, (Bandung:CV. Nuansa Aulia.
2010), hlm. 45
8[3] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta Barat: PT Indeks,
2011), hlm. 139
9[4] http://blog.tp.ac.id/prinsip-pembelajaran-paud#
10[5] Novan Ardy Wiyani & Barnawi, FORMAT PAUD: Konsep, Karakteristik, &
implementasi Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 122-147
DownloadAlurPerencanaanPembelajaranPAUDKurikulum2013. Mari kitakupas tuntas Alur
PerencanaanPembelajaranpadakurikulum2013 PAUD. RencanapembelajaranPAUDadalahkurikulum
operasional yangdijadikanacuanbagi guruuntukmengelolakegiatanbermainuntukmendukunganak
dalamprosesbelajar.
Rencanapelaksanaanpembelajarandibuatsebelumpelaksanaanpembelajaran.Rencanapembelajaran
harus mengacukepadakarakteristik(usia,sosial budayadankebutuhanindividual) anakyangterlibat
dalampembelajaran.
RencanaPelaksanaanPembelajaransebagai acuangurudalammelaksanakanpembelajaranuntuk:
1. mendukungkeberhasilanpelaksanaanpembelajaran
2. mengarahkanguruuntukmenyiapkanalat danbahanyang diperlukan,
3. mengarahkanguruuntukmembangunsikap, pengetahuandanketerampilanyangdiharapkan
dimilikianak
17. 4. mendukungkeberhasilanpelaksanaanpembelajaran
Menyusun Alur Perencanaan Pembelajaran PAUD
DalammeyusunalurperencanaanpembelajaranPAUDperlumengetahuibeberapahal berikutini :
1. Standar Tingkat PencapaianPerkembangan (STPP)
Standar TingkatPencapaianPerkembanganAnakmerupakankriteriaminimal tentangkualifikasi
perkembangananakyangmencakupaspeknilai agamadan moral,fisikmotorik,kognitif,bahasa,sosial-
emosional,danseni. LebihlanjuttentangSTTPdijelaskanklikdisini.
2. Kompentensi Inti (KI)
KompetensiInti (KI) padaKurikulum2013 PendidikanAnakUsiaDini merupakantingkatkemampuan
untukmencapai STPPyangharus dimilikipesertadidikPAUDpadausia6 tahun.
Jadi Kompetensi Inti merupakanoperasionalisasidari STPP dalambentukkualitasyangharusdimiliki
anak denganberbagai kegiatanpembelajaranmelaluibermainyangdilakukandi satuanPAUD.Kualitas
tersebutberisi gambaranmengenai kompetensiutamayangdikelompokkanke dalamkompetensisikap,
pengetahuan,dan keterampilan.Selengkapnyabahasa KompetensiInti PAUDKlikDisini
SEMUA PENJELASAN LENGKAP YANG DIBAHAS SUDAH DISATUKAN MENJADI
SEBUAH EBOOK. SILAHKAN
DOWNLOAD EBOOK ALUR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PAUD KURIKULUM 2013 KLIK DISINI
3. Kompentensi Dasar (KD)
KompetensiDasarpadaKurikulum2013 PendidikanAnakUsiaDini berisikankemampuandanmuatan
18. pembelajaranuntuksuatutemapembelajaranpadaPAUDyang mengacupadaKompetensi Inti.
KompetensiDasardikembangkanberdasarkanpadaprinsipakumulatif,saling memperkuatdan
memperkayaantarprogrampengembangan.
DalammerumuskanKompetensi Dasarjugamemperhatikankarakteristikpesertadidik,kemampuan
awal,sertaciri dari suatu programpengembanganyanghendakdikembangkan. KompetensiDasar(KD)
PAUD dibahaslengkapDisini
4. MenurunkanKD menjadi Materi/Muatan Ajar
Pada pembelajaranPAUDhal yangterpentingadalahprosesbelajaryangmenumbuhkananaksenang
belajar,senangmelakukanprosessaintis,BUKAN menekankanpadapenguasaanmateri karena
penilaianatauassessmentpadaprogramanakusia dini merujukpadatahapperkembangan. Contoh
menurunkanKDmenjadi MuatanAjarPAUD BisaDilihatDisini
Inilahkeunikankurikulum2013 PendidikanAnakUsiaDini.Namundemikianprosespembelajaranpada
anak usiadini yangdilakukanmelalui kegiatanbermainjugamemberikanpenambahanpengetahuan,
sikap,danketerampilananakyangsesuai denganKompetensi Dasardenganmemperhatikan
kemampuanyangsesuai tahapperkembangananakpadausiatertentupadaumumnya.Olehkarenaitu
pendidikjugaharusmampumenurunkanmateri yangsesuaidenganKompetensi Dasar.
Dampak Sosial dan Dampak Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Pendidikan yang bermutu mampu memberi kontribusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus
dalammendapatkanlayananpendidikanyanglayaksepertianak-anakpadaumumnya.Melalui peraturan
dan undang-undangtentanghakanak berkebutuhankhususdalammendapatkanpendidikanyangsama
dengan anak-anak seluruh dunia. Keterlibatan keluarga sebagai pusat pelayanan anak, guru, tenaga
kependidikan,danprofesionalsangatpenting.Pertanyaankita,“Apakahkeluargacukupmampuberperan
secaraoptimal dalammemnuhi kebutuhananakberkebutuhankhusus?”.Sedangkitamengetahuibahwa
sebelum masuk ke wilayah treatment di luar keluarga, anak berkebutuhan khusus tentunya mengalami
dampak psiko-sosial dan dampak pendidikan baik dampak negatif maupun positif.
DAMPAKSOSIAL
Dampak negatif
Kelemahan pada faktor psikologis, beberapa orang tua dari anak berkebutuhan khusus mengalami
ketidaknyamanan secara sosial baik di lingkup keluarga besar maupun dalam masyarakat, antara lain :
1. Ada rasa malu atau tidak percaya diri membawa anak mereka ke lingkungan keluarga besar atau
masyarakat
2. Merasa anak berkebutuhan khusus memiliki kekurangan
19. 3. Orang tua merasa enggan memasukkan ke sekolah karena malu, minimnya biaya untuk sekolah,
minimnya pengetahuan dan pengalaman orang tua, dan kendala operasional sekolah reguler.
4. Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari
5. Sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
6. Kesulitan dalam penyaluran tenaga kerja
7. Masalah gangguan kepribadian dan emosi
Dampak positif
Anak berkebutuhan khusus sama dengan anak pada umumnya, mereka mendapatkan hak yang
sama dalam layanan pendidikan. Berikut dampak positif adanya anak berkebutuhan khusus, antara
lain :
1. Membelajarkan manusia normal untuk hidup berdampingan dengan anak berkebutuhan khusus.
2. Membelajarkan masyarakat bagaimana memperlakukan anak berkebutuhan khusus
3. Berinteraksi sosial dan mererima anak berkebutuhan khusus dengan baik
4. Menimbulkan kasih sayang, menghargai, menolong, empati, dan berbagi sehingga lingkungan
kondusif dan membantu perkembangan anak berkebutuhan khusus
DAMPAK PENDIDIKAN
Dampak negatif
Anak berkebutuhan khusus memiliki hak memperoleh pendidikan seperti anak pada umumnya,
hanya saja hingga saat ini masih terdapat kendala, antara lain :
1. Operasional pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan biaya tinggi
2. Kurangnya sosialisasi tentang layanan pendidikan inklusi pada masyarakat
3. Sulit memanfaatkan waktu luang
Dampak positif
Terlahirnya anak berkebutuhan khusus memberikan dampak positif pada dunia kependidikan,
antara lain :
1. Munculnya sekolah inklusi
2. Munculnya media pembelajaran dengan memberikan treatment yang tepat pada anak
berkebutuhan khusus
Perlakuan dapat berdampak terhadap perkembangan dan kompetensi anak jika pengaruh-
pengaruh pihak lain dalam lingkungan anak secara aktif berpartisipasi dalam upaya memenfaatkan
dan mengembangkan keterampilan tersebut, antara lain :
1. Pemberdayaan ( empowering )
Memberikan bantuan kepada pihak keluarga bagaimana mengenali anak berkebutuhan khusus
melalui kegiatan pembekalan pengetahuan dan identifikasi awal anak melalui tes terpadu dan
kontiniu dengan kerjasama pihak-pihak terkait (medis). Artinya kita benar-benar memberdayakan
keluarga untuk mampu memberikan pelayanan dalam bentuk aktivitas dan rutinitas di lingkungan
rumah.
2. Pemupukan ( enabling )
Menciptakan kesempatan untuk keluarga mendapatkan sumber-sumber kekuatan sendiri,
membangun sumber-sumber tersebut untuk dapat memnuhi kebutuhan anaknya. Hal ini dapat
silakukan dengan membuat organisasi orang tua yang merancang aktifitas sosial. Hal ini
diharapkan mampu memberikan kepercayaan pada masyarakat bahwa keluarga dapat memenuhi
20. kebutuhan anaknya dengan berbagai cara bermakna dan menghasilkan untuk kelangsungan
layanan pendidik pada anak berkebutuhan khusus
3. Kemitraan ( partisipation )
Program ini bekerjasama dengan bernagai pihak terkait ( pemerintahan, profesional, guru, dan
orang tua untuk membangun sikap positif terhadap kerjasama secara aktif meningkatkan hasil,
bagi anak maupun keluarga, melebihi apa yang dapat dicapai dalam bentuk perlakuan
Berdasarkan uraian di atas, dampak yang muncul dengan lahirnya anak berkebutuhan
khusu, akan semakin membangun motivasi secara psiko-sosial dan pendidikan. Kepada semua
pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama orang tua dan keluarga sebagai pendidik utama
selayaknya berbangga hati, menggali dan menemukan potensi-potensi serta kekayaan intelektual
yang dimiliki anak manapun, terutama anak berkebutuhan khusus (ABK).