SlideShare a Scribd company logo
PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Pengertian Program Kegiatan Pembelajaran Anak Usia Dini
Program pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik/atau sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Acuan menu pembelajaran pada pendidikan anak usia dini adalah rencana dari pengaturan
kegiatan pengembangan dan pendidikan yang dirancang sebagai pedoman dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Selanjutnya disingkat menjadi menu pembelajran. Menu
pembelajaran generik adalah program pendidikan anak usia dini secara holistik yang dapat
dipergunakan dalam memberikan layanan kegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua
jenis program yang ditujukan bagi anak usia dini.
Pengembangan anak usia dini adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat atau pemerintah
untuk membantu anak usia dini dalam mengembangkan potensinya secara holistik baik aspek
pendidikan, gizi maupun kesehatan.
2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan belajar, serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum menjadi bahan baku dalam pembelajaran atau proses
belajar mengajar. Adapun prinsip-prinsip pengembangan:
1. Bersifat komprehensif
Kurikulum harus menyediakan pengalaman belajar yang meningkatkan perkembangan anak
secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan. Ketika kurikulum tidak bersifat
komprehensif, maka proses pembelajaran terancam tidak bisa berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Proses pembelajaran menjadi tanpa arah dan tujuan.
2. Secara bertahap
Kurikulum harus menyediakan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat didasarkan pada usia
dan tahapan perkembangan setiap anak. Oleh karena itu, beberapa pendekatan dan konsep yang
ditawarkan oleh beberapa ilmuan atau pemerhati masalah pendidikan, baik dalam maupun luar
negeri, bisa dijadikan bahan acuan jika itu baik dan bisa memajukan pendidikan.
3. Mengembangakan standar kompetensi anak
Kurikulum yang dikembangkan harus dapat mengembangkan kompetensi anak. Standar
kompetensi sebagai acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak. Apabila sebuah kurikulum
tidak bisa mengembangkan kompetensi anak, maka kurikulum tersebut perlu ditinjau ulang.
3. Program Pembelajaran untuk Kelompok Bermain
1. Tujuan pembelajaran bertujuan mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan untuk masa depannya dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta secara
khusus bertujuan:
a. Anak mampu mengenal dan percaya Tuhan, melakukan ibadah, mengenal ciptaan tuhan dan
mencintai sesama.
b. Anak memiliki nilai moral, sikap dan budi pekerti yang baik.
c. Anak mampu mengelola dan mengelola dan mengontrol keterampilan tubuh termasuk gerakan
halus dan gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik (pancaindera).
d. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi
secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar.
e. Anak mampu berfikir kreatif, logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan
sebab akibat.
f. Anak memiliki keterampilan hidup (life skill) untuk membentuk kemandirian anak.
g. Anak mampu mengenai lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya, serta mampu
mengembangkan konsep diri, rasa memiliki dan sikap positif terhadap belajar.
h. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan serta
menghargai hasil karya yang kreatif.
2. Perencanaan program pembelajaran
Program pembelajaran adalah susunan kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun
pembelajaran. Kegiatan yang harus disusun dan ditetapkan meliputi sesuai dengan sistem
semester, ada tiga macam perencanaan kegiatan bermain di kelompok bermain, yaitu:
a. Perencanaan tahunan dan semester
b. Perencanaan kegiatan bermain mingguan dan harian
Kegiatan bermain mingguan dan harian disusun berdasarkan perencanaan tahunan dan semester.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan meliputi:
1. Tema kegiatan
2. Kelompok yang akan melakukan kegiatan bermain
3. Semester dan tahun ajaran
4. Jumlah waktu
5. Hari dan tanggal pelaksanaan
6. Jam pelaksanaan
7. Tujuan kegiatan bermain
8. Materi yang akan dimainkan sesuai dengan tema
9. Bentuk kegiatan bermain
10. Setiing lingkungan
11. Bahan dan alat yang diperlukan dalam bermain
12. Evaluasi perkembangan anak
c. Perencaan persiapan jenis permainan
Perencanaan persiapan jenis permainan adalah segala sesuatu yang diperlukan sebelum
melaksanakan proses kegiatan bermain.
4. Pengertian dan Penggunaan Metode Bagi Anak TK
Para ahli pendidikan anak berpendapat bahwa pendidikan TK merupakan pendidikan yang
dapat membantu menumbuh kembangkan anak dan pendidikan dapat membantu perkembangan
anak secara wajar. Pada hakikatnya pendidikan TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada
hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Pengertian metode pendidikan taman kanak-kanak
Seorang guru taman kanak-kanak sebelum melaksanakan program kegiatan belajar terlenih dahulu
perlu memperhatikan tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak dan ruang lingkup
program kegiatan belajar anak TK.
Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan
yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan
alat untuk mencapai tujuan kegiatan.
2. Penggunaan metode di taman kanak-kanak
Keterampilan yang hendak dikembangkan melalui berbagai program kegiatan dapat
dibedakan atas pengembangan keterampilan kognitif, bahasa, kreativitas, motorik, dan emosi serta
pengembangan sikap hidup. Untuk mengembangkan berbagai keterampilan itu, dapat kita pilih
metode yang paling cocok untuk masing-masing.
Tema adalah kerangka bahasan untuk mengenalkan berbagai konsep, sehingga anak mampu
mengenal dan membangun konsep secara utuh, mudah dan jelas. Pemilihan tema dapat
berdasarkan pada:
1. kehidupan terdekat anak
2. minat anak atau kecenderungan anak
3. permasalahan yang dihadapi
4. pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki anak
5. ketersediaan sumber yang dapat dipelajari dan diamati anak (orang, tempat yang dapat dikunjungi,
buku-buku tentang tema)
6. ketersediaan berbagai media atau alat yang dapat dimainkan anak secara mandiri atau dengan
sedikit bantuan kader/pendidik
7. mendukung perkembangan kemampuan moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan
kemandirian, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni
8. mengembangkan
9. mengembangkan kosa kata anak, dan
10. nilai, kepercayaan, budaya yang berlaku di masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penentuan tema harus menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi dan tidak dibakukan. Seringkali pendidik PAUD terjebak harus menyelesaikan tema. Tema
pada dasarnya hanya sebuah media yang membungkus konsep. Bungkus ini dapat diganti atau
diubah, yang penting kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan.
Tema yang dipilih hendaknya tema-tema yang menarik, yang menntang dan yang bermakna
bagi anak. Untuk memnuhi kriteria-kriteria tersebut, sebaiknya tema itu berkaitan langsung dengan
diri anak dan lingkungannya (Gardon dan Browne dalam Moeslichton, 2004:13). Sesuai dengan
pandangan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan (1994) sendiri telah melaksanakan program
kegiatan bagi anak TK dan tidak tertutup kemungkinan bagi guru untuk mengembangkan tema
sendiri.
a. Tema Aku
b. Tema Pancaindera
c. Tema Makanan Dan Minuman
d. Tema Pakaian
e. Tema Kebersihan
f. Tema Binatang
g. Tema Tanaman
h. Tema Kendaraan
i. Tema Pekerjaan
j. Tema Rekreasi
k. Tema Air, Udara, Dan Api
l. Tema Negara
m. Tema Alat Komunikasi
n. Tema Gejala Alam
o. Tema Tata Surya
p. Tema Kehidupan Kota, Desa, Pesisir, Dan Pegunungan
DAFTAR PUSTAKA
Rita Kurnia. 2010. Program Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Asef Umar. 2010. Sukses Menjadi Guru TK-PAUD. Yogyakarta: Bening.
Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana.
Moeslichatoen.2004. metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.
Pendahuluan
Perencanaan pembelajaran pada program PAUD merupakan langkah awal yang sangat
penting untuk memberikan arah yang tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, selain itu
rencana pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana
pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang
tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat bagi
pengembangan kemampuan anak, untuk itu disini kami akan membahas Komponen-komponen
dalam rencana pembelajaran yang meliputi tujuan yang ingin dicapai, konsep yang ingin dibangun,
metode, sarana, dan rencana waktu pelaksanaan merupakan acuan bagi pendidik dalam
menjalankan kegiatan pembelajaran yang sistematis.
II. Rumusan Masalah
A) Proses Pembelajaran pada PAUD
B) Tujuan dan fungsi program Pembelajaran pada PAUD
C) Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD
D)Metode Pembelajaran pada PAUD
III. Pembahasan
A) Proses pembelajaran pada PAUD
Pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara
konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain
yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus di
kuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang di miliki oleh anak.1[1]
Adapun proses pembelajaran terdiri atas beberapa hal diantaranya:
1. Merancang suasana pembelajaran
a) Ruangan dan halaman di atur guna menumbuhkan atau membangkitkan minat bereksplorasi anak
dengan cara meletakkan media pembelajaran secara menarik. Pengaturan ruangan dan halaman
dapat disesuaikan dengan tema mingguan
b) Metode pembelajaran yang dipilih hendaknya merangsang anak untuk bereksplorasi (penjajakan),
menemukan, dan memanfaatkan benda-benda di sekitarnya
2. Menjalankan atau melaksanakan pembelajaran
a) Proses pembelajaran tidak perlu diatur dalam tata urutan yang ketat. Anak hendaknya di beri
kesempatan untuk memilih acara kegiatan pembelajarannya
b) Dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya, sebaiknya di mulai dengan kegiatan yang dapat
merangasang minat anak
c) Kegiatan yang dijalankan anak dalam satu hari hendaknya bervariasai anatara kegiatan yang
bersifat ramai dan kegiatan yang melatih konsentrasi anak
3. Pengaturan
Pengaturan proses pembelajaran lebih lanjut di atur dalam pedoman pengelolaan proses
pembelajaran.2[2]
B) Tujuan dan fungsi program pembelajaran
Menurut catron dan allen (1999:23) tujuan program pembelajaran adalah untuk
mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadinya komunikasi interaktif.
Menurut pendapat lain Tujuan program pembelajaran adalah membantu meletakkan dasar
ke arah perkembanganan sikap pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh
anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan pada tahapan berikutnya.
Adapun fungsi program pembelajaran diantaranya:
Untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya
Mengenalkan anak dengan dunia sekitar
Mengembangkan sosialisasi anak
Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmatia masa bermainnya3[3]
C) Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD
Berikut ini prinsip-prinsip pengembangan rencana pembelajaran yang harus dipahami oleh
tenaga pendidik PAUD :
1. Sesuai Dengan Tahap Perkembangan Anak
Rencana pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana
pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang
tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat bagi
pengembangan kemampuan anak.
Sebagai contoh untuk kelompok anak usia 2 tahun yang sudah dapat berjalan dengan
lancar, rencana pembelajaran yang berisi latihan berdiri tentunya tidak menantang anak untuk
berkembang lebih lanjut. Sebaliknya untuk kelompok anak tersebut yang belum mengenal warna,
kegiatan untuk membuat pola warna tidak akan dapat dicapai anak.
Mengetahui tahap perkembangan kelompok usia anak dapat merujuk pada Standar
Perkembangan.
2. Memenuhi Kebutuhan Belajar Anak
Selain memperhatikan tahap perkembangan anak, rencana pembelajaran juga harus dapat
memenuhi kebutuhan belajar anak secara individu karena setiap anak memiliki gaya belajar yang
berbeda. Meskipun pada umumnya anak pada kelompok usia tertentu ada dalam tahap
perkembangan yang sama, tetapi pada kenyataannya setiap anak memiliki kekhasan masing-
masing. Oleh karena itu dalam menyusun rencana pembelajaran perlu juga memperhatikan
kekhasan anak secara individu.
Memahami kekhasan dan kebutuhan pembelajaran masing-masing anak dapat dilakukan
melalui Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) di saat anak baru masuk program, atau dengan
cara mengamati saat anak main. DDTK adalah sekelompok instrumen yang digunakan untuk
mendeteksi tahap perkembangan anak. Apabila perencanaan pembelajaran disusun setelah
dilakukan penilaian, maka hasil penilaian perkembangan anak dapat dijadikan dasar untuk
membuat perencanaan pembelajaran berikutnya.
3. Menyeluruh (meliputi semua aspek perkembangan)
Rencana pembelajaran yang disusun harus mencakup semua aspek perkembangan anak
yang meliputi: moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif,
fisik/motorik dan seni sebagai satu kesatuan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Pada
pendidikan anak usia dini pengembangan setiap aspek perkembangan disampaikan dalam kegiatan
pembelajaran yang terpadu dengan menggunakan tema. Contoh: dengan tema pembelajaran
”Aku”, aspek yang dikembangkan mencakup moral dan nilai-nilai agama (mengenal aku sebagai
ciptaan Tuhan), bahasa (menambah kosa kata tentang aku, menceritakan keluargaku, dll), kognitif
(menghitung jumlah anggota tubuh), sosial emosional (mengenal kesukaan dan ketidaksukaanku),
dan seterusnya.
4. Operasional
a. Tujuan Jelas dan dapat diukur:
Perencanaan yang dibuat harus berisi tujuan yang jelas dan ingin dicapai dalam
pembelajaran. Seperti yang dipaparkan di depan, tujuan yang ingin dicapai mencakup
pengembangan semua kemampuan anak. Penetapan indikator yang ingin dicapai dalam rencana
pembelajaran harus bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari indikator paling sederhana, konkrit
ke yang lebih rumit. Jumlah indikator yang ditetapkan dalam tujuan pun harus dibatasi sesuai
dengan kemampuan.
Tujuan yang dituangkan dalam rencana pembelajaran pun harus dapat terukur, konkrit,
dan dapat diamati.
b. Dapat Dilaksanakan:
Perencanaan disusun sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran, karena itu penyusunan
rencana pembelajaran harus dipastikan dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menyenangkan
bagi anak. Agar perencanaan dapat laksanakan maka harus memperhatikan sumber daya yang ada
(SDM, sarana dan prasarana, lingkungan/muatan lokal), serta sesuai dengan tahapan
perkembangan anak.
5. Mengoptimalkan Potensi Lingkungan
Salah satu tujuan PAUD adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal
lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain anak diharapkan peka terhadap lingkungan tempat
tinggalnya. Anak dapat melihat lingkungan sebagai pusat sumber belajar, sebagai potensi yang
harus dioptimalkan dan sebagai wahana yang harus dijaga kelestariannya. Karena itu
pengembangan rencana belajar untuk PAUD harus berakar pada lingkungan yang ada di sekitar
anak.
Lingkungan yang dimaksud disini meliputi, lingkungan fisik yakni orang-orang yang ada
di sekitar anak (guru, pengelola, orang tua, masyarakat), benda-benda, tumbuhan, binatang, dan
bangunan sekitarnya, cuaca, alam sekitar. Selain lingkungan fisk juga perlu memperhatikan
lingkungan non fisik, yakni adat, budaya, nilai-nilai keagamaan, seni, bahasa, dan lainnya.
Lingkungan fisik maupun non fisik tersebut diatas menjadi sumber belajar yang tidak ada
habisnya untuk diolah menjadi bagian dari perencanaan pembelajaran bagi anak usia dini.
Contoh:
Tema : Tempat Beribadah,
Sub tema : Masjid
Kegiatan yang akan dilaksanakan:
 Mendiskusikan perilaku yang diharapkan selama ada di masjid, kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan di masjid.
 Mengajak anak langsung mengunjungi masjid untuk mengamati seluruh bagian bangunan masjid.
 Memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pengalamannya tentang masjid
kedalam kegiatan-kegiatan seperti: melukis, menggambar, menyusun balok, bermain pasir,
membentuk dengan playdough, menggunting, menyusun puzle, dll.
Mengoptimalkan potensi lingkungan juga dapat diartikan dengan memanfaatkan semua
benda dan alat yang ada di lingkungan sebagai APE yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru
bersama anak sebagai salah satu alternatif mengatasi kekurangan atau keterbatasan APE yang
dimiliki.4[4]
D) Metode Pembelajaran pada PAUD
1. Metode Pembelajaran Bermain
a. Rasional metode pembelajaran melalui bermain
Kegiatan bermain juga dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran. Kegiatan bermain
adalah yang yang paling disukai oleh anak-anak. Ketika bermain anak-anak merasa gembira, tidak
ada beban apa pun dalam pikiran. Suasana hati senantiasa ceria. Dalam keceriaan inilah, guru bisa
dengan mudah menyelipkan ajaran-ajarannya.
Ahli psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa bermain merupakan pekerjaan anak-
anak dan cermin pertumbuhan anak. Melalui bermain, seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki
oleh anak dapat dikembangkan. Ada sebelas pengaruh bermain bagi perkembangan anak, yaitu: 1)
Perkembangan fisik; 2) Dorongan berkomunikasi; 3) Penyaluran bagi energi emosional yang
terpendam; 4) Penyaluran bagi keinginan dan kebutuhan; 5) Sumber belajar; 6) Rangsangan bagi
kreativitas; 7) Perkembangan wawasan diri; 8) Belajar bermasyarakat; 9) Standar moral; 10)
Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin; dan 11) Perkembangan ciri kepribadian yang
diinginkan.
b. Format pembelajaran melalui bermain
Metode pembelajaran melalui bermain terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
(1) Tahap Prabermain
Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan, yaitu kegiatan penyiapan
siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan.
(2) Tahap Bermain
Terdiri dari rangkaian kegiatan berikut:
(a) Semua anak menuju tempat yang sudah disediakan untuk bermain;
(b) Dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing;
(c) Setelah kegiatan selesai, setiap anak menata kembali bahan dan peralatan bermainnya;
(d)Anak-anak mencuci tangan.
(3) Tahap Penutup
(a) Menarik perhatian anak tentang aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu;
(b) Menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman
lain;
(c) Menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok;
(d)Menekankan pentingnya kerja sama.
2. Metode Pembelajaran Melalui bercerita
a. Rasional metode pembelajaran melalui bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di PAUD.
Metode tersebut dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak PAUD dengan membawakan
cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang
perhatian anak serta tidak lepas dari tujuan pembelajaran bagi anak PAUD.
Penggunaan metode bercerita haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Isi cerita harus terikat dengan dunia kehidupan anak TK.
2) Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perrasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan
sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh sukacita.
3) Kegiatan bercerita harus diiusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan
menarik.
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan bercerita atau mendongeng adalah:
1) Mengembangkan imajinasi anak;
2) Menambah pengalaman;
3) Melatih daya konsentrasi;
4) Menambah perbendaharaan kata;
5) Menciptakan suasana yang akrab;
6) Melatih daya tangkap;
7) Mengembangkan perasaan sosial;
8) Mengembangkan emosi anak;
9) Berlatih mendengarkan;
10) Mengenal nilai-nilai yang positif dan negatif;
11) Menambah pengetahuan.
b. Format pembelajaran melalui bercerita
Metode pembelajaran melalui bercerita terdiri dari lima langkah, antara lain yaitu:
1) Menentukan tujuan dan tema cerita
2) Menentukan bentuk bercerita yang dipilih
3) Menentukan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita
4) Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari: a) menyampaikan
tujuan dan tema cerita; b) mengatur tempat duduk; c) melaksanakan kegiatan pembukaan; d)
mengembangkan cerita; e) menetapkan teknik bertutur; f) mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan cerita.
5) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
3. Metode Pembelajaran Melalui bernyanyi
a. Rasional metode pembelajaran melalui bernyanyi
Honing menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik pendidikan
anak dan perkembangan pribadinya secara luas karena: 1) bernyanyi bersifat menyenangkan; 2)
bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan; 3) bernyanyi merupakan media untuk
mengekspresikan perasaan; 4) bernyanyi dapat membangun rasa percaya diri anak; 5) bernyanyi
dapat membantu daya ingat anak; 6) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor; dan 7)
bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berfikir dan kemampuan motorik anak;
serta dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
Kegiatan bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak.
Hampir setiap anak menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika
nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan yang
sederhana. Melalui nyanyian atau lagu, banyak hal yang dapat kita pesankan kepada anak-anak,
terutama pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama.
b. Sintaks pembelajaran melalui bernyanyi
Metode pembelajaran melalui bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tahap perrencanaan, (penetapan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran,
menetapkan metode dan teknik pembelajaran, dan menetapkan evaluasi pembelajaran)
2) Tahap pelaksanaan, yang terdiri dari:
al: guru memperkenalkan lagu
mbahan: anak diajak mendramatisikan lagu.
3) Tahap penilaian dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan yang telah dicapai oleh anak.
4. Metode Pembelajaran Terpadu
a. Rasional metode pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu, pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua bidang
kurikulum atau bidang-bidang pengembangan, berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak
dapat berkembang secara optimal.
b. Manfaat metode pembelajaran terpadu
Ada beberapa manfaat dari metode pembelajaran terpadu, yaitu meningkatkan
perkembangan konsep anak, memungkinkan anak untuk mengeksplorasikan pengetahuan,
membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya, dapat
dilaksanakan pada jenjang yang berbeda.
c. Sintak pembelaajaran terpadu
Prosedur pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari langkah-langkah berikut: 1.
Memilih tema, 2. Penjabaran tema, 3. Perencanaan, 4. Pelaksanaan, 5. Penilaian
5. Metode Pembelajaran Karya Wisata
a. Rasionalisasi metode pembelajaran karya wisata
Karya wisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada anak-anak untuk mengamati, memperoleh informasi, dan mengkaji dunia secara langsung,
seperti binatang, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di sekitar anak.
b. Format metode pembelajaran karya wisata
Secara umum, rancangan kegiatan yang dapat disiapkan oleh pamong PAUS adalah:
1) Menentukan sasaran dan lokasi,
2) Melakukan observasi lokasi dan hubungan dengan pengelola lokasi,
3) Merumuskan program kegiatan,
4) Membentuk panitia pelaksana (bila perlu),
5) Mmenyiapkan bahan dan alat serta perlengkapan yang deperlukan,
6) Merumuskan tata tertib kegiatan,
7) Meminta izin dan partisipasi orang tua
6. Metode Pembelajaran Demonstrasi
a. Rasionalisasi metode pembelajaran demonstrasi
Metode ini menekan pada cara-cara mengerjakan sesuatu dengan penjelasan, petunjuk, dan
peragaan secara langsung. Melalui metode ini, diharapkan anak-anak dapat mengenal langkah-
langkah pelaksanaan dalam melakukan suatu kegiatan, yang pada gilirannnya anak-anak
diharapkan dapat meniru dan melakukan apa yang didemonstrasikan oleh pamong.
b. Format metode pembelajaran demonstrasi
Secara umum, rancangan yang dapat dibuat meliputi:
1) Menetapkan tujuan dan tema kegiatan,
2) Menentukan bentuk demonstrasi yang dipilih,
3) Menyiapkan alat dan bahan,
4) Menetapkan langkah-langkah kegiatan,
5) Menetapkan penilaian kegiatan.
7. Metode Pembelajaran Bercakap-cakap (Berdialog)
Kegiatan bercakap-cakap atau berdialog dapat diartikan saling mengomunikasikan pikiran,
perasaan, dan kebutuhan secara verbal untuk mewujudkan bahasa reseptif yang meliputi
kemampuan mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain dan bahasa ekspresif yang
meliputi kemampuan menyatakan pendapat, gagasan, dan kebutuhan kepada orang lain.
Seorang pamong PAUD hendaknya berupaya untuk menggunakan bahasa yang baik dan
benar dalam berdialog. Upayakan menggunakan kata-kata yang positif, penuh dengan
penghargaan dan pujian, serta kata-kata yang santun dan lembut, misalnya kata trima kasih, pintar,
alhamdulillah, luar biasa, permisi, subhanallah dan lain-lain.
8. Metode Pembelajaran Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ini diberikan kepada anak semata-mata hanya untuk melatih
persepsi pendengaran, meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak, memusatkan perhatian,
dan membangun motivasi anak bukan untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu, sebaiknya dihindari
pemberian tugas yang bersifat memaksa, mendikte, membatasi kreativitas anak, terus-menerus,
dalam bentuk pekerjaan rumah, atau tugas-tugas lain yang membuat anak justru merasa terpaksa,
tertekan, membuat anak bosan, bahkan mungkin sampai pada tingkat frustasi.
9. Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran (Seling)
Metode ini menekan pada pembelajaran sistem sentra, sementara intervensi pamong dalam
pembelajaran lebih diminimalisasi. Pembelajaran dengan metode ini mengacu pada empat pijakan
yang ada, yaitu sebagai berikut:
a. Pijakan lingkaran main
b. Pijakan pengalaman sebelum bermain
c. Pijakan pengalaman main setiap anak
d. Pijakan pengalaman setelah main
Empat pijakan tersebut merupakan pijakan yang bersifat umum yang harus dilakukan oleh
pamong PAUD dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode sentra.
10. Metode Pembelajaran Quantum Teaching
Metode ini tergolong relatif baru dalam PAUD karena pada umumnya metode ini digunakan
untuk pendidikan formal. Metode Quantum Teaching , peran otak kanan dan kiri dapat
dioptimalkan. Metode ini juga mampu mengakomodasi modalitas belajar anak (visual, auditorial,
dan kinestetik). Selain itu, metode ini juga mengoptimalkan potensi kecerdasan majemuk yang
dimiliki anak sehingga dengan menggunakan metode ini suasana belajar akan lebih bergairah,
hidup, menyenangkan, tidak membosankan, dinamis, dan nyaman sehingga anak-anak lebih betah
selama belajar.5[5]
6[1] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta Baratn:PT
Indeks.2011), hlm. 138
7[2] Zainal Aqib, Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD, (Bandung:CV. Nuansa Aulia.
2010), hlm. 45
8[3] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta Barat: PT Indeks,
2011), hlm. 139
9[4] http://blog.tp.ac.id/prinsip-pembelajaran-paud#
10[5] Novan Ardy Wiyani & Barnawi, FORMAT PAUD: Konsep, Karakteristik, &
implementasi Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 122-147
DownloadAlurPerencanaanPembelajaranPAUDKurikulum2013. Mari kitakupas tuntas Alur
PerencanaanPembelajaranpadakurikulum2013 PAUD. RencanapembelajaranPAUDadalahkurikulum
operasional yangdijadikanacuanbagi guruuntukmengelolakegiatanbermainuntukmendukunganak
dalamprosesbelajar.
Rencanapelaksanaanpembelajarandibuatsebelumpelaksanaanpembelajaran.Rencanapembelajaran
harus mengacukepadakarakteristik(usia,sosial budayadankebutuhanindividual) anakyangterlibat
dalampembelajaran.
RencanaPelaksanaanPembelajaransebagai acuangurudalammelaksanakanpembelajaranuntuk:
1. mendukungkeberhasilanpelaksanaanpembelajaran
2. mengarahkanguruuntukmenyiapkanalat danbahanyang diperlukan,
3. mengarahkanguruuntukmembangunsikap, pengetahuandanketerampilanyangdiharapkan
dimilikianak
4. mendukungkeberhasilanpelaksanaanpembelajaran
Menyusun Alur Perencanaan Pembelajaran PAUD
DalammeyusunalurperencanaanpembelajaranPAUDperlumengetahuibeberapahal berikutini :
1. Standar Tingkat PencapaianPerkembangan (STPP)
Standar TingkatPencapaianPerkembanganAnakmerupakankriteriaminimal tentangkualifikasi
perkembangananakyangmencakupaspeknilai agamadan moral,fisikmotorik,kognitif,bahasa,sosial-
emosional,danseni. LebihlanjuttentangSTTPdijelaskanklikdisini.
2. Kompentensi Inti (KI)
KompetensiInti (KI) padaKurikulum2013 PendidikanAnakUsiaDini merupakantingkatkemampuan
untukmencapai STPPyangharus dimilikipesertadidikPAUDpadausia6 tahun.
Jadi Kompetensi Inti merupakanoperasionalisasidari STPP dalambentukkualitasyangharusdimiliki
anak denganberbagai kegiatanpembelajaranmelaluibermainyangdilakukandi satuanPAUD.Kualitas
tersebutberisi gambaranmengenai kompetensiutamayangdikelompokkanke dalamkompetensisikap,
pengetahuan,dan keterampilan.Selengkapnyabahasa KompetensiInti PAUDKlikDisini
SEMUA PENJELASAN LENGKAP YANG DIBAHAS SUDAH DISATUKAN MENJADI
SEBUAH EBOOK. SILAHKAN
DOWNLOAD EBOOK ALUR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PAUD KURIKULUM 2013 KLIK DISINI
3. Kompentensi Dasar (KD)
KompetensiDasarpadaKurikulum2013 PendidikanAnakUsiaDini berisikankemampuandanmuatan
pembelajaranuntuksuatutemapembelajaranpadaPAUDyang mengacupadaKompetensi Inti.
KompetensiDasardikembangkanberdasarkanpadaprinsipakumulatif,saling memperkuatdan
memperkayaantarprogrampengembangan.
DalammerumuskanKompetensi Dasarjugamemperhatikankarakteristikpesertadidik,kemampuan
awal,sertaciri dari suatu programpengembanganyanghendakdikembangkan. KompetensiDasar(KD)
PAUD dibahaslengkapDisini
4. MenurunkanKD menjadi Materi/Muatan Ajar
Pada pembelajaranPAUDhal yangterpentingadalahprosesbelajaryangmenumbuhkananaksenang
belajar,senangmelakukanprosessaintis,BUKAN menekankanpadapenguasaanmateri karena
penilaianatauassessmentpadaprogramanakusia dini merujukpadatahapperkembangan. Contoh
menurunkanKDmenjadi MuatanAjarPAUD BisaDilihatDisini
Inilahkeunikankurikulum2013 PendidikanAnakUsiaDini.Namundemikianprosespembelajaranpada
anak usiadini yangdilakukanmelalui kegiatanbermainjugamemberikanpenambahanpengetahuan,
sikap,danketerampilananakyangsesuai denganKompetensi Dasardenganmemperhatikan
kemampuanyangsesuai tahapperkembangananakpadausiatertentupadaumumnya.Olehkarenaitu
pendidikjugaharusmampumenurunkanmateri yangsesuaidenganKompetensi Dasar.
Dampak Sosial dan Dampak Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Pendidikan yang bermutu mampu memberi kontribusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus
dalammendapatkanlayananpendidikanyanglayaksepertianak-anakpadaumumnya.Melalui peraturan
dan undang-undangtentanghakanak berkebutuhankhususdalammendapatkanpendidikanyangsama
dengan anak-anak seluruh dunia. Keterlibatan keluarga sebagai pusat pelayanan anak, guru, tenaga
kependidikan,danprofesionalsangatpenting.Pertanyaankita,“Apakahkeluargacukupmampuberperan
secaraoptimal dalammemnuhi kebutuhananakberkebutuhankhusus?”.Sedangkitamengetahuibahwa
sebelum masuk ke wilayah treatment di luar keluarga, anak berkebutuhan khusus tentunya mengalami
dampak psiko-sosial dan dampak pendidikan baik dampak negatif maupun positif.
DAMPAKSOSIAL
 Dampak negatif
Kelemahan pada faktor psikologis, beberapa orang tua dari anak berkebutuhan khusus mengalami
ketidaknyamanan secara sosial baik di lingkup keluarga besar maupun dalam masyarakat, antara lain :
1. Ada rasa malu atau tidak percaya diri membawa anak mereka ke lingkungan keluarga besar atau
masyarakat
2. Merasa anak berkebutuhan khusus memiliki kekurangan
3. Orang tua merasa enggan memasukkan ke sekolah karena malu, minimnya biaya untuk sekolah,
minimnya pengetahuan dan pengalaman orang tua, dan kendala operasional sekolah reguler.
4. Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari
5. Sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
6. Kesulitan dalam penyaluran tenaga kerja
7. Masalah gangguan kepribadian dan emosi
 Dampak positif
Anak berkebutuhan khusus sama dengan anak pada umumnya, mereka mendapatkan hak yang
sama dalam layanan pendidikan. Berikut dampak positif adanya anak berkebutuhan khusus, antara
lain :
1. Membelajarkan manusia normal untuk hidup berdampingan dengan anak berkebutuhan khusus.
2. Membelajarkan masyarakat bagaimana memperlakukan anak berkebutuhan khusus
3. Berinteraksi sosial dan mererima anak berkebutuhan khusus dengan baik
4. Menimbulkan kasih sayang, menghargai, menolong, empati, dan berbagi sehingga lingkungan
kondusif dan membantu perkembangan anak berkebutuhan khusus
DAMPAK PENDIDIKAN
 Dampak negatif
Anak berkebutuhan khusus memiliki hak memperoleh pendidikan seperti anak pada umumnya,
hanya saja hingga saat ini masih terdapat kendala, antara lain :
1. Operasional pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan biaya tinggi
2. Kurangnya sosialisasi tentang layanan pendidikan inklusi pada masyarakat
3. Sulit memanfaatkan waktu luang
 Dampak positif
Terlahirnya anak berkebutuhan khusus memberikan dampak positif pada dunia kependidikan,
antara lain :
1. Munculnya sekolah inklusi
2. Munculnya media pembelajaran dengan memberikan treatment yang tepat pada anak
berkebutuhan khusus
Perlakuan dapat berdampak terhadap perkembangan dan kompetensi anak jika pengaruh-
pengaruh pihak lain dalam lingkungan anak secara aktif berpartisipasi dalam upaya memenfaatkan
dan mengembangkan keterampilan tersebut, antara lain :
1. Pemberdayaan ( empowering )
Memberikan bantuan kepada pihak keluarga bagaimana mengenali anak berkebutuhan khusus
melalui kegiatan pembekalan pengetahuan dan identifikasi awal anak melalui tes terpadu dan
kontiniu dengan kerjasama pihak-pihak terkait (medis). Artinya kita benar-benar memberdayakan
keluarga untuk mampu memberikan pelayanan dalam bentuk aktivitas dan rutinitas di lingkungan
rumah.
2. Pemupukan ( enabling )
Menciptakan kesempatan untuk keluarga mendapatkan sumber-sumber kekuatan sendiri,
membangun sumber-sumber tersebut untuk dapat memnuhi kebutuhan anaknya. Hal ini dapat
silakukan dengan membuat organisasi orang tua yang merancang aktifitas sosial. Hal ini
diharapkan mampu memberikan kepercayaan pada masyarakat bahwa keluarga dapat memenuhi
kebutuhan anaknya dengan berbagai cara bermakna dan menghasilkan untuk kelangsungan
layanan pendidik pada anak berkebutuhan khusus
3. Kemitraan ( partisipation )
Program ini bekerjasama dengan bernagai pihak terkait ( pemerintahan, profesional, guru, dan
orang tua untuk membangun sikap positif terhadap kerjasama secara aktif meningkatkan hasil,
bagi anak maupun keluarga, melebihi apa yang dapat dicapai dalam bentuk perlakuan
Berdasarkan uraian di atas, dampak yang muncul dengan lahirnya anak berkebutuhan
khusu, akan semakin membangun motivasi secara psiko-sosial dan pendidikan. Kepada semua
pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama orang tua dan keluarga sebagai pendidik utama
selayaknya berbangga hati, menggali dan menemukan potensi-potensi serta kekayaan intelektual
yang dimiliki anak manapun, terutama anak berkebutuhan khusus (ABK).

More Related Content

What's hot

Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Uwes Chaeruman
 
UbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptxUbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptx
ssusera64c07
 
Topik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar MateriTopik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar Materi
AlvianNovitaDamayant1
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
steffaniemalauhollo
 
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Negeri Jakarta
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...
Egha Rhiyanti Putri
 
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraFilsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Iwan Syahril
 
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptxHasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
AniKartikasari2
 
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptxCP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
sdnpaau
 
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptxMateri 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
FitriImut1
 
Media Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SD
Media Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SDMedia Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SD
Media Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SD
Riska Agni Rahayu
 
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdfAKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
CaLang1
 
Ppt. media pembelajarn aud
Ppt. media pembelajarn audPpt. media pembelajarn aud
Ppt. media pembelajarn audnuruliman133
 
KURIKULUM MERDEKA.pptx
KURIKULUM MERDEKA.pptxKURIKULUM MERDEKA.pptx
KURIKULUM MERDEKA.pptx
BarunaPutu
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
masterkukuh
 
AKSI NYATA TOPIK 3.pptx
AKSI NYATA TOPIK 3.pptxAKSI NYATA TOPIK 3.pptx
AKSI NYATA TOPIK 3.pptx
TriutariF1s
 
RTL BIMTEK IKM
RTL BIMTEK IKMRTL BIMTEK IKM
RTL BIMTEK IKM
ssuser526b9b1
 
PPT Perkembangan Fisik dan Motorik Anak TK
PPT Perkembangan Fisik dan Motorik Anak TK PPT Perkembangan Fisik dan Motorik Anak TK
PPT Perkembangan Fisik dan Motorik Anak TK
Universitas Negeri Jakarta
 

What's hot (20)

Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
 
UbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptxUbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptx
 
Topik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar MateriTopik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar Materi
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
 
Pembelajaran terpadu model connected
Pembelajaran terpadu model connectedPembelajaran terpadu model connected
Pembelajaran terpadu model connected
 
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...
 
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraFilsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
 
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptxHasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
 
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptxCP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
 
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptxMateri 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
 
Media Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SD
Media Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SDMedia Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SD
Media Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah Kelas 5 SD
 
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdfAKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
 
Ppt. media pembelajarn aud
Ppt. media pembelajarn audPpt. media pembelajarn aud
Ppt. media pembelajarn aud
 
KURIKULUM MERDEKA.pptx
KURIKULUM MERDEKA.pptxKURIKULUM MERDEKA.pptx
KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
AKSI NYATA TOPIK 3.pptx
AKSI NYATA TOPIK 3.pptxAKSI NYATA TOPIK 3.pptx
AKSI NYATA TOPIK 3.pptx
 
RTL BIMTEK IKM
RTL BIMTEK IKMRTL BIMTEK IKM
RTL BIMTEK IKM
 
PPT Perkembangan Fisik dan Motorik Anak TK
PPT Perkembangan Fisik dan Motorik Anak TK PPT Perkembangan Fisik dan Motorik Anak TK
PPT Perkembangan Fisik dan Motorik Anak TK
 

Similar to Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini

Pengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paudPengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paudkarinaarisutha
 
Strategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TKStrategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TK
Mohammad Fauziddin
 
Modul 6 dan 7(1) converted
Modul 6 dan 7(1) convertedModul 6 dan 7(1) converted
Modul 6 dan 7(1) converted
CaesarIslamy
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
AmiraWidi
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Andriani Widi Astuti
 
Metodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agamaMetodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agamaAzhar Yufran
 
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku GuruPerkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
Sisilia Herjanti
 
Topik 4. Sejarah Kurikulum PAUD di Indonesia.pptx
Topik 4. Sejarah Kurikulum PAUD di Indonesia.pptxTopik 4. Sejarah Kurikulum PAUD di Indonesia.pptx
Topik 4. Sejarah Kurikulum PAUD di Indonesia.pptx
niakurniasari6
 
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 4 hidup bersih dan sehat guru 2017
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 4 hidup bersih dan sehat guru 2017Buku BSE Kelas 02 sd tematik 4 hidup bersih dan sehat guru 2017
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 4 hidup bersih dan sehat guru 2017
FarahYudian
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
FarahYudian
 
Faktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANA
Faktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANAFaktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANA
Faktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANAAlizar Ali
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranIa Hidarya
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Sariki Sarif
 
29876007
2987600729876007
29876007
qiforrunia
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Erlita Izzatunnisa
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 1 selamatkan makhluk hidup guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 1 selamatkan makhluk hidup guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 1 selamatkan makhluk hidup guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 1 selamatkan makhluk hidup guru
FarahYudian
 
Kelas 2 Tema 5 BG press.pdf
Kelas 2 Tema 5 BG press.pdfKelas 2 Tema 5 BG press.pdf
Kelas 2 Tema 5 BG press.pdf
rudiruspendi1
 
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 5 pengalamanku guru 2017
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 5 pengalamanku guru 2017Buku BSE Kelas 02 sd tematik 5 pengalamanku guru 2017
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 5 pengalamanku guru 2017
FarahYudian
 

Similar to Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini (20)

Pengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paudPengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paud
 
Strategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TKStrategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TK
 
Modul 6 dan 7(1) converted
Modul 6 dan 7(1) convertedModul 6 dan 7(1) converted
Modul 6 dan 7(1) converted
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasan
 
Metodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agamaMetodik pengajaran agama
Metodik pengajaran agama
 
Soal baru
Soal baruSoal baru
Soal baru
 
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku GuruPerkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
 
Topik 4. Sejarah Kurikulum PAUD di Indonesia.pptx
Topik 4. Sejarah Kurikulum PAUD di Indonesia.pptxTopik 4. Sejarah Kurikulum PAUD di Indonesia.pptx
Topik 4. Sejarah Kurikulum PAUD di Indonesia.pptx
 
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 4 hidup bersih dan sehat guru 2017
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 4 hidup bersih dan sehat guru 2017Buku BSE Kelas 02 sd tematik 4 hidup bersih dan sehat guru 2017
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 4 hidup bersih dan sehat guru 2017
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 6 menuju masyarakat sehat guru
 
Kur
KurKur
Kur
 
Faktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANA
Faktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANAFaktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANA
Faktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANA
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
 
29876007
2987600729876007
29876007
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
 
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 1 selamatkan makhluk hidup guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 1 selamatkan makhluk hidup guruBuku BSE Kelas 06 sd tematik 1 selamatkan makhluk hidup guru
Buku BSE Kelas 06 sd tematik 1 selamatkan makhluk hidup guru
 
Kelas 2 Tema 5 BG press.pdf
Kelas 2 Tema 5 BG press.pdfKelas 2 Tema 5 BG press.pdf
Kelas 2 Tema 5 BG press.pdf
 
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 5 pengalamanku guru 2017
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 5 pengalamanku guru 2017Buku BSE Kelas 02 sd tematik 5 pengalamanku guru 2017
Buku BSE Kelas 02 sd tematik 5 pengalamanku guru 2017
 

More from Suraya Atika

Kurikulum pg paud 2015 (new revisi)
Kurikulum pg paud 2015 (new revisi)Kurikulum pg paud 2015 (new revisi)
Kurikulum pg paud 2015 (new revisi)
Suraya Atika
 
Konsep dasar dan ciri ciri profesi
Konsep dasar dan ciri ciri profesiKonsep dasar dan ciri ciri profesi
Konsep dasar dan ciri ciri profesi
Suraya Atika
 
Kode etik profesi guru
Kode etik profesi guruKode etik profesi guru
Kode etik profesi guru
Suraya Atika
 
inovasi kurikulum dan pembelajaran
inovasi kurikulum dan pembelajaraninovasi kurikulum dan pembelajaran
inovasi kurikulum dan pembelajaran
Suraya Atika
 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
Suraya Atika
 
Hakikat perkembangan motorik anak
Hakikat perkembangan motorik anakHakikat perkembangan motorik anak
Hakikat perkembangan motorik anak
Suraya Atika
 
Cetak Penampang
Cetak PenampangCetak Penampang
Cetak Penampang
Suraya Atika
 

More from Suraya Atika (7)

Kurikulum pg paud 2015 (new revisi)
Kurikulum pg paud 2015 (new revisi)Kurikulum pg paud 2015 (new revisi)
Kurikulum pg paud 2015 (new revisi)
 
Konsep dasar dan ciri ciri profesi
Konsep dasar dan ciri ciri profesiKonsep dasar dan ciri ciri profesi
Konsep dasar dan ciri ciri profesi
 
Kode etik profesi guru
Kode etik profesi guruKode etik profesi guru
Kode etik profesi guru
 
inovasi kurikulum dan pembelajaran
inovasi kurikulum dan pembelajaraninovasi kurikulum dan pembelajaran
inovasi kurikulum dan pembelajaran
 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
 
Hakikat perkembangan motorik anak
Hakikat perkembangan motorik anakHakikat perkembangan motorik anak
Hakikat perkembangan motorik anak
 
Cetak Penampang
Cetak PenampangCetak Penampang
Cetak Penampang
 

Recently uploaded

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 

Recently uploaded (20)

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 

Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini

  • 1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1. Pengertian Program Kegiatan Pembelajaran Anak Usia Dini Program pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Acuan menu pembelajaran pada pendidikan anak usia dini adalah rencana dari pengaturan kegiatan pengembangan dan pendidikan yang dirancang sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Selanjutnya disingkat menjadi menu pembelajran. Menu pembelajaran generik adalah program pendidikan anak usia dini secara holistik yang dapat dipergunakan dalam memberikan layanan kegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua jenis program yang ditujukan bagi anak usia dini. Pengembangan anak usia dini adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat atau pemerintah untuk membantu anak usia dini dalam mengembangkan potensinya secara holistik baik aspek pendidikan, gizi maupun kesehatan. 2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum menjadi bahan baku dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar. Adapun prinsip-prinsip pengembangan: 1. Bersifat komprehensif Kurikulum harus menyediakan pengalaman belajar yang meningkatkan perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan. Ketika kurikulum tidak bersifat komprehensif, maka proses pembelajaran terancam tidak bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan. Proses pembelajaran menjadi tanpa arah dan tujuan. 2. Secara bertahap Kurikulum harus menyediakan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat didasarkan pada usia dan tahapan perkembangan setiap anak. Oleh karena itu, beberapa pendekatan dan konsep yang ditawarkan oleh beberapa ilmuan atau pemerhati masalah pendidikan, baik dalam maupun luar negeri, bisa dijadikan bahan acuan jika itu baik dan bisa memajukan pendidikan.
  • 2. 3. Mengembangakan standar kompetensi anak Kurikulum yang dikembangkan harus dapat mengembangkan kompetensi anak. Standar kompetensi sebagai acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak. Apabila sebuah kurikulum tidak bisa mengembangkan kompetensi anak, maka kurikulum tersebut perlu ditinjau ulang. 3. Program Pembelajaran untuk Kelompok Bermain 1. Tujuan pembelajaran bertujuan mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk masa depannya dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta secara khusus bertujuan: a. Anak mampu mengenal dan percaya Tuhan, melakukan ibadah, mengenal ciptaan tuhan dan mencintai sesama. b. Anak memiliki nilai moral, sikap dan budi pekerti yang baik. c. Anak mampu mengelola dan mengelola dan mengontrol keterampilan tubuh termasuk gerakan halus dan gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik (pancaindera). d. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar. e. Anak mampu berfikir kreatif, logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan sebab akibat. f. Anak memiliki keterampilan hidup (life skill) untuk membentuk kemandirian anak. g. Anak mampu mengenai lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya, serta mampu mengembangkan konsep diri, rasa memiliki dan sikap positif terhadap belajar. h. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan serta menghargai hasil karya yang kreatif. 2. Perencanaan program pembelajaran Program pembelajaran adalah susunan kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun pembelajaran. Kegiatan yang harus disusun dan ditetapkan meliputi sesuai dengan sistem semester, ada tiga macam perencanaan kegiatan bermain di kelompok bermain, yaitu: a. Perencanaan tahunan dan semester b. Perencanaan kegiatan bermain mingguan dan harian
  • 3. Kegiatan bermain mingguan dan harian disusun berdasarkan perencanaan tahunan dan semester. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan meliputi: 1. Tema kegiatan 2. Kelompok yang akan melakukan kegiatan bermain 3. Semester dan tahun ajaran 4. Jumlah waktu 5. Hari dan tanggal pelaksanaan 6. Jam pelaksanaan 7. Tujuan kegiatan bermain 8. Materi yang akan dimainkan sesuai dengan tema 9. Bentuk kegiatan bermain 10. Setiing lingkungan 11. Bahan dan alat yang diperlukan dalam bermain 12. Evaluasi perkembangan anak c. Perencaan persiapan jenis permainan Perencanaan persiapan jenis permainan adalah segala sesuatu yang diperlukan sebelum melaksanakan proses kegiatan bermain. 4. Pengertian dan Penggunaan Metode Bagi Anak TK Para ahli pendidikan anak berpendapat bahwa pendidikan TK merupakan pendidikan yang dapat membantu menumbuh kembangkan anak dan pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. Pada hakikatnya pendidikan TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak. 1. Pengertian metode pendidikan taman kanak-kanak Seorang guru taman kanak-kanak sebelum melaksanakan program kegiatan belajar terlenih dahulu perlu memperhatikan tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak dan ruang lingkup program kegiatan belajar anak TK.
  • 4. Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. 2. Penggunaan metode di taman kanak-kanak Keterampilan yang hendak dikembangkan melalui berbagai program kegiatan dapat dibedakan atas pengembangan keterampilan kognitif, bahasa, kreativitas, motorik, dan emosi serta pengembangan sikap hidup. Untuk mengembangkan berbagai keterampilan itu, dapat kita pilih metode yang paling cocok untuk masing-masing. Tema adalah kerangka bahasan untuk mengenalkan berbagai konsep, sehingga anak mampu mengenal dan membangun konsep secara utuh, mudah dan jelas. Pemilihan tema dapat berdasarkan pada: 1. kehidupan terdekat anak 2. minat anak atau kecenderungan anak 3. permasalahan yang dihadapi 4. pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki anak 5. ketersediaan sumber yang dapat dipelajari dan diamati anak (orang, tempat yang dapat dikunjungi, buku-buku tentang tema) 6. ketersediaan berbagai media atau alat yang dapat dimainkan anak secara mandiri atau dengan sedikit bantuan kader/pendidik 7. mendukung perkembangan kemampuan moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni 8. mengembangkan 9. mengembangkan kosa kata anak, dan 10. nilai, kepercayaan, budaya yang berlaku di masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut di atas penentuan tema harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dan tidak dibakukan. Seringkali pendidik PAUD terjebak harus menyelesaikan tema. Tema pada dasarnya hanya sebuah media yang membungkus konsep. Bungkus ini dapat diganti atau diubah, yang penting kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan. Tema yang dipilih hendaknya tema-tema yang menarik, yang menntang dan yang bermakna bagi anak. Untuk memnuhi kriteria-kriteria tersebut, sebaiknya tema itu berkaitan langsung dengan diri anak dan lingkungannya (Gardon dan Browne dalam Moeslichton, 2004:13). Sesuai dengan
  • 5. pandangan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan (1994) sendiri telah melaksanakan program kegiatan bagi anak TK dan tidak tertutup kemungkinan bagi guru untuk mengembangkan tema sendiri. a. Tema Aku b. Tema Pancaindera c. Tema Makanan Dan Minuman d. Tema Pakaian e. Tema Kebersihan f. Tema Binatang g. Tema Tanaman h. Tema Kendaraan i. Tema Pekerjaan j. Tema Rekreasi k. Tema Air, Udara, Dan Api l. Tema Negara m. Tema Alat Komunikasi n. Tema Gejala Alam o. Tema Tata Surya p. Tema Kehidupan Kota, Desa, Pesisir, Dan Pegunungan DAFTAR PUSTAKA Rita Kurnia. 2010. Program Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Pekanbaru: Cendikia Insani. Asef Umar. 2010. Sukses Menjadi Guru TK-PAUD. Yogyakarta: Bening. Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
  • 6. Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana. Moeslichatoen.2004. metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Pendahuluan Perencanaan pembelajaran pada program PAUD merupakan langkah awal yang sangat penting untuk memberikan arah yang tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, selain itu rencana pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat bagi pengembangan kemampuan anak, untuk itu disini kami akan membahas Komponen-komponen dalam rencana pembelajaran yang meliputi tujuan yang ingin dicapai, konsep yang ingin dibangun, metode, sarana, dan rencana waktu pelaksanaan merupakan acuan bagi pendidik dalam menjalankan kegiatan pembelajaran yang sistematis. II. Rumusan Masalah A) Proses Pembelajaran pada PAUD B) Tujuan dan fungsi program Pembelajaran pada PAUD C) Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD D)Metode Pembelajaran pada PAUD III. Pembahasan A) Proses pembelajaran pada PAUD Pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus di kuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang di miliki oleh anak.1[1] Adapun proses pembelajaran terdiri atas beberapa hal diantaranya: 1. Merancang suasana pembelajaran
  • 7. a) Ruangan dan halaman di atur guna menumbuhkan atau membangkitkan minat bereksplorasi anak dengan cara meletakkan media pembelajaran secara menarik. Pengaturan ruangan dan halaman dapat disesuaikan dengan tema mingguan b) Metode pembelajaran yang dipilih hendaknya merangsang anak untuk bereksplorasi (penjajakan), menemukan, dan memanfaatkan benda-benda di sekitarnya 2. Menjalankan atau melaksanakan pembelajaran a) Proses pembelajaran tidak perlu diatur dalam tata urutan yang ketat. Anak hendaknya di beri kesempatan untuk memilih acara kegiatan pembelajarannya b) Dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya, sebaiknya di mulai dengan kegiatan yang dapat merangasang minat anak c) Kegiatan yang dijalankan anak dalam satu hari hendaknya bervariasai anatara kegiatan yang bersifat ramai dan kegiatan yang melatih konsentrasi anak 3. Pengaturan Pengaturan proses pembelajaran lebih lanjut di atur dalam pedoman pengelolaan proses pembelajaran.2[2] B) Tujuan dan fungsi program pembelajaran Menurut catron dan allen (1999:23) tujuan program pembelajaran adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadinya komunikasi interaktif. Menurut pendapat lain Tujuan program pembelajaran adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembanganan sikap pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya. Adapun fungsi program pembelajaran diantaranya: Untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya Mengenalkan anak dengan dunia sekitar Mengembangkan sosialisasi anak Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmatia masa bermainnya3[3]
  • 8. C) Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD Berikut ini prinsip-prinsip pengembangan rencana pembelajaran yang harus dipahami oleh tenaga pendidik PAUD : 1. Sesuai Dengan Tahap Perkembangan Anak Rencana pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat bagi pengembangan kemampuan anak. Sebagai contoh untuk kelompok anak usia 2 tahun yang sudah dapat berjalan dengan lancar, rencana pembelajaran yang berisi latihan berdiri tentunya tidak menantang anak untuk berkembang lebih lanjut. Sebaliknya untuk kelompok anak tersebut yang belum mengenal warna, kegiatan untuk membuat pola warna tidak akan dapat dicapai anak. Mengetahui tahap perkembangan kelompok usia anak dapat merujuk pada Standar Perkembangan. 2. Memenuhi Kebutuhan Belajar Anak Selain memperhatikan tahap perkembangan anak, rencana pembelajaran juga harus dapat memenuhi kebutuhan belajar anak secara individu karena setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Meskipun pada umumnya anak pada kelompok usia tertentu ada dalam tahap perkembangan yang sama, tetapi pada kenyataannya setiap anak memiliki kekhasan masing- masing. Oleh karena itu dalam menyusun rencana pembelajaran perlu juga memperhatikan kekhasan anak secara individu. Memahami kekhasan dan kebutuhan pembelajaran masing-masing anak dapat dilakukan melalui Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) di saat anak baru masuk program, atau dengan cara mengamati saat anak main. DDTK adalah sekelompok instrumen yang digunakan untuk mendeteksi tahap perkembangan anak. Apabila perencanaan pembelajaran disusun setelah dilakukan penilaian, maka hasil penilaian perkembangan anak dapat dijadikan dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran berikutnya. 3. Menyeluruh (meliputi semua aspek perkembangan) Rencana pembelajaran yang disusun harus mencakup semua aspek perkembangan anak yang meliputi: moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif,
  • 9. fisik/motorik dan seni sebagai satu kesatuan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Pada pendidikan anak usia dini pengembangan setiap aspek perkembangan disampaikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu dengan menggunakan tema. Contoh: dengan tema pembelajaran ”Aku”, aspek yang dikembangkan mencakup moral dan nilai-nilai agama (mengenal aku sebagai ciptaan Tuhan), bahasa (menambah kosa kata tentang aku, menceritakan keluargaku, dll), kognitif (menghitung jumlah anggota tubuh), sosial emosional (mengenal kesukaan dan ketidaksukaanku), dan seterusnya. 4. Operasional a. Tujuan Jelas dan dapat diukur: Perencanaan yang dibuat harus berisi tujuan yang jelas dan ingin dicapai dalam pembelajaran. Seperti yang dipaparkan di depan, tujuan yang ingin dicapai mencakup pengembangan semua kemampuan anak. Penetapan indikator yang ingin dicapai dalam rencana pembelajaran harus bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari indikator paling sederhana, konkrit ke yang lebih rumit. Jumlah indikator yang ditetapkan dalam tujuan pun harus dibatasi sesuai dengan kemampuan. Tujuan yang dituangkan dalam rencana pembelajaran pun harus dapat terukur, konkrit, dan dapat diamati. b. Dapat Dilaksanakan: Perencanaan disusun sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran, karena itu penyusunan rencana pembelajaran harus dipastikan dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Agar perencanaan dapat laksanakan maka harus memperhatikan sumber daya yang ada (SDM, sarana dan prasarana, lingkungan/muatan lokal), serta sesuai dengan tahapan perkembangan anak. 5. Mengoptimalkan Potensi Lingkungan Salah satu tujuan PAUD adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain anak diharapkan peka terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Anak dapat melihat lingkungan sebagai pusat sumber belajar, sebagai potensi yang harus dioptimalkan dan sebagai wahana yang harus dijaga kelestariannya. Karena itu pengembangan rencana belajar untuk PAUD harus berakar pada lingkungan yang ada di sekitar anak.
  • 10. Lingkungan yang dimaksud disini meliputi, lingkungan fisik yakni orang-orang yang ada di sekitar anak (guru, pengelola, orang tua, masyarakat), benda-benda, tumbuhan, binatang, dan bangunan sekitarnya, cuaca, alam sekitar. Selain lingkungan fisk juga perlu memperhatikan lingkungan non fisik, yakni adat, budaya, nilai-nilai keagamaan, seni, bahasa, dan lainnya. Lingkungan fisik maupun non fisik tersebut diatas menjadi sumber belajar yang tidak ada habisnya untuk diolah menjadi bagian dari perencanaan pembelajaran bagi anak usia dini. Contoh: Tema : Tempat Beribadah, Sub tema : Masjid Kegiatan yang akan dilaksanakan:  Mendiskusikan perilaku yang diharapkan selama ada di masjid, kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di masjid.  Mengajak anak langsung mengunjungi masjid untuk mengamati seluruh bagian bangunan masjid.  Memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pengalamannya tentang masjid kedalam kegiatan-kegiatan seperti: melukis, menggambar, menyusun balok, bermain pasir, membentuk dengan playdough, menggunting, menyusun puzle, dll. Mengoptimalkan potensi lingkungan juga dapat diartikan dengan memanfaatkan semua benda dan alat yang ada di lingkungan sebagai APE yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru bersama anak sebagai salah satu alternatif mengatasi kekurangan atau keterbatasan APE yang dimiliki.4[4] D) Metode Pembelajaran pada PAUD 1. Metode Pembelajaran Bermain a. Rasional metode pembelajaran melalui bermain Kegiatan bermain juga dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran. Kegiatan bermain adalah yang yang paling disukai oleh anak-anak. Ketika bermain anak-anak merasa gembira, tidak ada beban apa pun dalam pikiran. Suasana hati senantiasa ceria. Dalam keceriaan inilah, guru bisa dengan mudah menyelipkan ajaran-ajarannya.
  • 11. Ahli psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa bermain merupakan pekerjaan anak- anak dan cermin pertumbuhan anak. Melalui bermain, seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki oleh anak dapat dikembangkan. Ada sebelas pengaruh bermain bagi perkembangan anak, yaitu: 1) Perkembangan fisik; 2) Dorongan berkomunikasi; 3) Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam; 4) Penyaluran bagi keinginan dan kebutuhan; 5) Sumber belajar; 6) Rangsangan bagi kreativitas; 7) Perkembangan wawasan diri; 8) Belajar bermasyarakat; 9) Standar moral; 10) Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin; dan 11) Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan. b. Format pembelajaran melalui bermain Metode pembelajaran melalui bermain terdiri dari tiga langkah utama, yaitu: (1) Tahap Prabermain Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan, yaitu kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan. (2) Tahap Bermain Terdiri dari rangkaian kegiatan berikut: (a) Semua anak menuju tempat yang sudah disediakan untuk bermain; (b) Dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing; (c) Setelah kegiatan selesai, setiap anak menata kembali bahan dan peralatan bermainnya; (d)Anak-anak mencuci tangan. (3) Tahap Penutup (a) Menarik perhatian anak tentang aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu; (b) Menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman lain; (c) Menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok; (d)Menekankan pentingnya kerja sama. 2. Metode Pembelajaran Melalui bercerita a. Rasional metode pembelajaran melalui bercerita Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di PAUD. Metode tersebut dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak PAUD dengan membawakan
  • 12. cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak serta tidak lepas dari tujuan pembelajaran bagi anak PAUD. Penggunaan metode bercerita haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Isi cerita harus terikat dengan dunia kehidupan anak TK. 2) Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perrasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh sukacita. 3) Kegiatan bercerita harus diiusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik. Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan bercerita atau mendongeng adalah: 1) Mengembangkan imajinasi anak; 2) Menambah pengalaman; 3) Melatih daya konsentrasi; 4) Menambah perbendaharaan kata; 5) Menciptakan suasana yang akrab; 6) Melatih daya tangkap; 7) Mengembangkan perasaan sosial; 8) Mengembangkan emosi anak; 9) Berlatih mendengarkan; 10) Mengenal nilai-nilai yang positif dan negatif; 11) Menambah pengetahuan. b. Format pembelajaran melalui bercerita Metode pembelajaran melalui bercerita terdiri dari lima langkah, antara lain yaitu: 1) Menentukan tujuan dan tema cerita 2) Menentukan bentuk bercerita yang dipilih 3) Menentukan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita 4) Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari: a) menyampaikan tujuan dan tema cerita; b) mengatur tempat duduk; c) melaksanakan kegiatan pembukaan; d) mengembangkan cerita; e) menetapkan teknik bertutur; f) mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan cerita. 5) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita. 3. Metode Pembelajaran Melalui bernyanyi
  • 13. a. Rasional metode pembelajaran melalui bernyanyi Honing menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik pendidikan anak dan perkembangan pribadinya secara luas karena: 1) bernyanyi bersifat menyenangkan; 2) bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan; 3) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan; 4) bernyanyi dapat membangun rasa percaya diri anak; 5) bernyanyi dapat membantu daya ingat anak; 6) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor; dan 7) bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berfikir dan kemampuan motorik anak; serta dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok. Kegiatan bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. Hampir setiap anak menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan yang sederhana. Melalui nyanyian atau lagu, banyak hal yang dapat kita pesankan kepada anak-anak, terutama pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama. b. Sintaks pembelajaran melalui bernyanyi Metode pembelajaran melalui bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 1) Tahap perrencanaan, (penetapan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran, menetapkan metode dan teknik pembelajaran, dan menetapkan evaluasi pembelajaran) 2) Tahap pelaksanaan, yang terdiri dari: al: guru memperkenalkan lagu mbahan: anak diajak mendramatisikan lagu. 3) Tahap penilaian dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai oleh anak. 4. Metode Pembelajaran Terpadu a. Rasional metode pembelajaran terpadu Pembelajaran terpadu, pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan, berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat berkembang secara optimal. b. Manfaat metode pembelajaran terpadu Ada beberapa manfaat dari metode pembelajaran terpadu, yaitu meningkatkan perkembangan konsep anak, memungkinkan anak untuk mengeksplorasikan pengetahuan,
  • 14. membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya, dapat dilaksanakan pada jenjang yang berbeda. c. Sintak pembelaajaran terpadu Prosedur pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari langkah-langkah berikut: 1. Memilih tema, 2. Penjabaran tema, 3. Perencanaan, 4. Pelaksanaan, 5. Penilaian 5. Metode Pembelajaran Karya Wisata a. Rasionalisasi metode pembelajaran karya wisata Karya wisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengamati, memperoleh informasi, dan mengkaji dunia secara langsung, seperti binatang, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di sekitar anak. b. Format metode pembelajaran karya wisata Secara umum, rancangan kegiatan yang dapat disiapkan oleh pamong PAUS adalah: 1) Menentukan sasaran dan lokasi, 2) Melakukan observasi lokasi dan hubungan dengan pengelola lokasi, 3) Merumuskan program kegiatan, 4) Membentuk panitia pelaksana (bila perlu), 5) Mmenyiapkan bahan dan alat serta perlengkapan yang deperlukan, 6) Merumuskan tata tertib kegiatan, 7) Meminta izin dan partisipasi orang tua 6. Metode Pembelajaran Demonstrasi a. Rasionalisasi metode pembelajaran demonstrasi Metode ini menekan pada cara-cara mengerjakan sesuatu dengan penjelasan, petunjuk, dan peragaan secara langsung. Melalui metode ini, diharapkan anak-anak dapat mengenal langkah- langkah pelaksanaan dalam melakukan suatu kegiatan, yang pada gilirannnya anak-anak diharapkan dapat meniru dan melakukan apa yang didemonstrasikan oleh pamong. b. Format metode pembelajaran demonstrasi Secara umum, rancangan yang dapat dibuat meliputi: 1) Menetapkan tujuan dan tema kegiatan, 2) Menentukan bentuk demonstrasi yang dipilih, 3) Menyiapkan alat dan bahan, 4) Menetapkan langkah-langkah kegiatan,
  • 15. 5) Menetapkan penilaian kegiatan. 7. Metode Pembelajaran Bercakap-cakap (Berdialog) Kegiatan bercakap-cakap atau berdialog dapat diartikan saling mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara verbal untuk mewujudkan bahasa reseptif yang meliputi kemampuan mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain dan bahasa ekspresif yang meliputi kemampuan menyatakan pendapat, gagasan, dan kebutuhan kepada orang lain. Seorang pamong PAUD hendaknya berupaya untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam berdialog. Upayakan menggunakan kata-kata yang positif, penuh dengan penghargaan dan pujian, serta kata-kata yang santun dan lembut, misalnya kata trima kasih, pintar, alhamdulillah, luar biasa, permisi, subhanallah dan lain-lain. 8. Metode Pembelajaran Pemberian Tugas Metode pemberian tugas ini diberikan kepada anak semata-mata hanya untuk melatih persepsi pendengaran, meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak, memusatkan perhatian, dan membangun motivasi anak bukan untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu, sebaiknya dihindari pemberian tugas yang bersifat memaksa, mendikte, membatasi kreativitas anak, terus-menerus, dalam bentuk pekerjaan rumah, atau tugas-tugas lain yang membuat anak justru merasa terpaksa, tertekan, membuat anak bosan, bahkan mungkin sampai pada tingkat frustasi. 9. Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran (Seling) Metode ini menekan pada pembelajaran sistem sentra, sementara intervensi pamong dalam pembelajaran lebih diminimalisasi. Pembelajaran dengan metode ini mengacu pada empat pijakan yang ada, yaitu sebagai berikut: a. Pijakan lingkaran main b. Pijakan pengalaman sebelum bermain c. Pijakan pengalaman main setiap anak d. Pijakan pengalaman setelah main Empat pijakan tersebut merupakan pijakan yang bersifat umum yang harus dilakukan oleh pamong PAUD dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode sentra. 10. Metode Pembelajaran Quantum Teaching Metode ini tergolong relatif baru dalam PAUD karena pada umumnya metode ini digunakan untuk pendidikan formal. Metode Quantum Teaching , peran otak kanan dan kiri dapat dioptimalkan. Metode ini juga mampu mengakomodasi modalitas belajar anak (visual, auditorial,
  • 16. dan kinestetik). Selain itu, metode ini juga mengoptimalkan potensi kecerdasan majemuk yang dimiliki anak sehingga dengan menggunakan metode ini suasana belajar akan lebih bergairah, hidup, menyenangkan, tidak membosankan, dinamis, dan nyaman sehingga anak-anak lebih betah selama belajar.5[5] 6[1] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta Baratn:PT Indeks.2011), hlm. 138 7[2] Zainal Aqib, Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD, (Bandung:CV. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 45 8[3] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2011), hlm. 139 9[4] http://blog.tp.ac.id/prinsip-pembelajaran-paud# 10[5] Novan Ardy Wiyani & Barnawi, FORMAT PAUD: Konsep, Karakteristik, & implementasi Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 122-147 DownloadAlurPerencanaanPembelajaranPAUDKurikulum2013. Mari kitakupas tuntas Alur PerencanaanPembelajaranpadakurikulum2013 PAUD. RencanapembelajaranPAUDadalahkurikulum operasional yangdijadikanacuanbagi guruuntukmengelolakegiatanbermainuntukmendukunganak dalamprosesbelajar. Rencanapelaksanaanpembelajarandibuatsebelumpelaksanaanpembelajaran.Rencanapembelajaran harus mengacukepadakarakteristik(usia,sosial budayadankebutuhanindividual) anakyangterlibat dalampembelajaran. RencanaPelaksanaanPembelajaransebagai acuangurudalammelaksanakanpembelajaranuntuk: 1. mendukungkeberhasilanpelaksanaanpembelajaran 2. mengarahkanguruuntukmenyiapkanalat danbahanyang diperlukan, 3. mengarahkanguruuntukmembangunsikap, pengetahuandanketerampilanyangdiharapkan dimilikianak
  • 17. 4. mendukungkeberhasilanpelaksanaanpembelajaran Menyusun Alur Perencanaan Pembelajaran PAUD DalammeyusunalurperencanaanpembelajaranPAUDperlumengetahuibeberapahal berikutini : 1. Standar Tingkat PencapaianPerkembangan (STPP) Standar TingkatPencapaianPerkembanganAnakmerupakankriteriaminimal tentangkualifikasi perkembangananakyangmencakupaspeknilai agamadan moral,fisikmotorik,kognitif,bahasa,sosial- emosional,danseni. LebihlanjuttentangSTTPdijelaskanklikdisini. 2. Kompentensi Inti (KI) KompetensiInti (KI) padaKurikulum2013 PendidikanAnakUsiaDini merupakantingkatkemampuan untukmencapai STPPyangharus dimilikipesertadidikPAUDpadausia6 tahun. Jadi Kompetensi Inti merupakanoperasionalisasidari STPP dalambentukkualitasyangharusdimiliki anak denganberbagai kegiatanpembelajaranmelaluibermainyangdilakukandi satuanPAUD.Kualitas tersebutberisi gambaranmengenai kompetensiutamayangdikelompokkanke dalamkompetensisikap, pengetahuan,dan keterampilan.Selengkapnyabahasa KompetensiInti PAUDKlikDisini SEMUA PENJELASAN LENGKAP YANG DIBAHAS SUDAH DISATUKAN MENJADI SEBUAH EBOOK. SILAHKAN DOWNLOAD EBOOK ALUR PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAUD KURIKULUM 2013 KLIK DISINI 3. Kompentensi Dasar (KD) KompetensiDasarpadaKurikulum2013 PendidikanAnakUsiaDini berisikankemampuandanmuatan
  • 18. pembelajaranuntuksuatutemapembelajaranpadaPAUDyang mengacupadaKompetensi Inti. KompetensiDasardikembangkanberdasarkanpadaprinsipakumulatif,saling memperkuatdan memperkayaantarprogrampengembangan. DalammerumuskanKompetensi Dasarjugamemperhatikankarakteristikpesertadidik,kemampuan awal,sertaciri dari suatu programpengembanganyanghendakdikembangkan. KompetensiDasar(KD) PAUD dibahaslengkapDisini 4. MenurunkanKD menjadi Materi/Muatan Ajar Pada pembelajaranPAUDhal yangterpentingadalahprosesbelajaryangmenumbuhkananaksenang belajar,senangmelakukanprosessaintis,BUKAN menekankanpadapenguasaanmateri karena penilaianatauassessmentpadaprogramanakusia dini merujukpadatahapperkembangan. Contoh menurunkanKDmenjadi MuatanAjarPAUD BisaDilihatDisini Inilahkeunikankurikulum2013 PendidikanAnakUsiaDini.Namundemikianprosespembelajaranpada anak usiadini yangdilakukanmelalui kegiatanbermainjugamemberikanpenambahanpengetahuan, sikap,danketerampilananakyangsesuai denganKompetensi Dasardenganmemperhatikan kemampuanyangsesuai tahapperkembangananakpadausiatertentupadaumumnya.Olehkarenaitu pendidikjugaharusmampumenurunkanmateri yangsesuaidenganKompetensi Dasar. Dampak Sosial dan Dampak Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Pendidikan yang bermutu mampu memberi kontribusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus dalammendapatkanlayananpendidikanyanglayaksepertianak-anakpadaumumnya.Melalui peraturan dan undang-undangtentanghakanak berkebutuhankhususdalammendapatkanpendidikanyangsama dengan anak-anak seluruh dunia. Keterlibatan keluarga sebagai pusat pelayanan anak, guru, tenaga kependidikan,danprofesionalsangatpenting.Pertanyaankita,“Apakahkeluargacukupmampuberperan secaraoptimal dalammemnuhi kebutuhananakberkebutuhankhusus?”.Sedangkitamengetahuibahwa sebelum masuk ke wilayah treatment di luar keluarga, anak berkebutuhan khusus tentunya mengalami dampak psiko-sosial dan dampak pendidikan baik dampak negatif maupun positif. DAMPAKSOSIAL  Dampak negatif Kelemahan pada faktor psikologis, beberapa orang tua dari anak berkebutuhan khusus mengalami ketidaknyamanan secara sosial baik di lingkup keluarga besar maupun dalam masyarakat, antara lain : 1. Ada rasa malu atau tidak percaya diri membawa anak mereka ke lingkungan keluarga besar atau masyarakat 2. Merasa anak berkebutuhan khusus memiliki kekurangan
  • 19. 3. Orang tua merasa enggan memasukkan ke sekolah karena malu, minimnya biaya untuk sekolah, minimnya pengetahuan dan pengalaman orang tua, dan kendala operasional sekolah reguler. 4. Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari 5. Sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar 6. Kesulitan dalam penyaluran tenaga kerja 7. Masalah gangguan kepribadian dan emosi  Dampak positif Anak berkebutuhan khusus sama dengan anak pada umumnya, mereka mendapatkan hak yang sama dalam layanan pendidikan. Berikut dampak positif adanya anak berkebutuhan khusus, antara lain : 1. Membelajarkan manusia normal untuk hidup berdampingan dengan anak berkebutuhan khusus. 2. Membelajarkan masyarakat bagaimana memperlakukan anak berkebutuhan khusus 3. Berinteraksi sosial dan mererima anak berkebutuhan khusus dengan baik 4. Menimbulkan kasih sayang, menghargai, menolong, empati, dan berbagi sehingga lingkungan kondusif dan membantu perkembangan anak berkebutuhan khusus DAMPAK PENDIDIKAN  Dampak negatif Anak berkebutuhan khusus memiliki hak memperoleh pendidikan seperti anak pada umumnya, hanya saja hingga saat ini masih terdapat kendala, antara lain : 1. Operasional pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan biaya tinggi 2. Kurangnya sosialisasi tentang layanan pendidikan inklusi pada masyarakat 3. Sulit memanfaatkan waktu luang  Dampak positif Terlahirnya anak berkebutuhan khusus memberikan dampak positif pada dunia kependidikan, antara lain : 1. Munculnya sekolah inklusi 2. Munculnya media pembelajaran dengan memberikan treatment yang tepat pada anak berkebutuhan khusus Perlakuan dapat berdampak terhadap perkembangan dan kompetensi anak jika pengaruh- pengaruh pihak lain dalam lingkungan anak secara aktif berpartisipasi dalam upaya memenfaatkan dan mengembangkan keterampilan tersebut, antara lain : 1. Pemberdayaan ( empowering ) Memberikan bantuan kepada pihak keluarga bagaimana mengenali anak berkebutuhan khusus melalui kegiatan pembekalan pengetahuan dan identifikasi awal anak melalui tes terpadu dan kontiniu dengan kerjasama pihak-pihak terkait (medis). Artinya kita benar-benar memberdayakan keluarga untuk mampu memberikan pelayanan dalam bentuk aktivitas dan rutinitas di lingkungan rumah. 2. Pemupukan ( enabling ) Menciptakan kesempatan untuk keluarga mendapatkan sumber-sumber kekuatan sendiri, membangun sumber-sumber tersebut untuk dapat memnuhi kebutuhan anaknya. Hal ini dapat silakukan dengan membuat organisasi orang tua yang merancang aktifitas sosial. Hal ini diharapkan mampu memberikan kepercayaan pada masyarakat bahwa keluarga dapat memenuhi
  • 20. kebutuhan anaknya dengan berbagai cara bermakna dan menghasilkan untuk kelangsungan layanan pendidik pada anak berkebutuhan khusus 3. Kemitraan ( partisipation ) Program ini bekerjasama dengan bernagai pihak terkait ( pemerintahan, profesional, guru, dan orang tua untuk membangun sikap positif terhadap kerjasama secara aktif meningkatkan hasil, bagi anak maupun keluarga, melebihi apa yang dapat dicapai dalam bentuk perlakuan Berdasarkan uraian di atas, dampak yang muncul dengan lahirnya anak berkebutuhan khusu, akan semakin membangun motivasi secara psiko-sosial dan pendidikan. Kepada semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama orang tua dan keluarga sebagai pendidik utama selayaknya berbangga hati, menggali dan menemukan potensi-potensi serta kekayaan intelektual yang dimiliki anak manapun, terutama anak berkebutuhan khusus (ABK).